Penyakit Kongenital Saluran Cerna

84
RESUME SKENARIO 1 BLOK 10 Kelompok B 1 Imama Rasyada (132010101006) 2 Revin Fiona Cinintya (132010101003) 3 Asis Fitriana (132010101005) 4 Wydi Ulfa radini (13201010100!) 5 "#$e A#lia %ovianti (132010101021) 6 #tri &a#ra W (132010101022) ' Annafira "#niar (132010101026) ! mma n ar *+ (13201010104') , "osalfa Ad-ista . (13201010105') 10 Anisa /anif Ri $i A (132010101063) 11 Fiana Ri al /afid I (1320101010'2) 12 &#-ammad Fa$-ri Ali (1320101010'6) 13 o y #na an (1320101010'!) 14 Fai a- iftari Fitriana (1320101010!,) 15 Riani Adel-eid + %#m eri (1320101010,!) 16 Cynt-ia amayanti (112010101062) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

gastrointestinal track

Transcript of Penyakit Kongenital Saluran Cerna

RESUME SKENARIO 1BLOK 10Kelompok B

1. Imama Rasyada(132010101006)1. Revin Fiona Cinintya(132010101003)1. Asis Fitriana (132010101005)1. Wydi Ulfa Pradini(132010101008)1. Yuke Aulia Novianti (132010101021)1. Putri Maura W(132010101022)1. Annafira Yuniar(132010101026)1. Emma Enggar S. (132010101047)1. Yosalfa Adhista K (132010101057)1. Anisa Hanif Rizki A (132010101063)1. Fiana Rijal Hafid I(132010101072)1. Muhammad Fakhri Ali(132010101076)1. Boby Gunawan (132010101078)1. Faizah Giftari Fitriana(132010101089)1. Riani Adelheid B. Numberi(132010101098)1. Cynthia Damayanti(112010101062)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2015

Learning Object1. Embriologi2. Anatomi3. Histologi4. Fisiologi5. Kelainan kongenitala. Labiopalatoschizisb. Makrognatia dan mikrognatiac. Atresia esofagusd. Atresia intestinale. Malrotasif. Omfalokelg. Atresia anih. Hernia diafragmaticai. Stenosis pilorikj. Megacolon congenital6. Biokimia

I. Embriologi Referensi: Embriologi Langman ed 10Embriologi saluran pencernaan mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus sederhana.Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing-masing : Usus sederhana depan (fore gut) Usus sederhana belakang (hind gut) Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning telur.Pelipatan mudigah kea rah sefalokaudal dan lateral membentuk usus primitive(primitive gut). Perkembangan Usus primitive dan turunannya dibagi dalam 4 bagian :a. Usus faring yang berjalan dari membrane bukofaringealis hingga diverticulum trakeobronkus (penting untuk membentuk kepala dan leher)b. Usus depan terletak kaudal dari tabung faring dan berjalan kekaudal sejauh tunas hati. Usus depan membentuk esophagus, trakea, dan tunas paru, lambung, dan duodenum proksimal dari muara duktus biliaris. Selain itu, terbentuk hati, pancreas, dan perangkat saluran empedu.c. Usus tengah dimulai dari sebelah kaudal tunas hati dan meluas kepertemuan 2/3 kanan dan 1/3 kiri kolon transversum pada orang dewasa. Usus tengah membentuk duodenum dari muara duktus biliaris dan berlanjut hingga ke taut antara 2/3 proksimal kolon transversum.selama minggu ke-10 lengkung usus tengah berputar 270 berlawanan arah jarum jam. Kegagalan usus tengah untuk kembali kerongga abdomen dinamakan malrotasi stenosis.d. Usus belakang dan 1/3 kolon transversum hingga membrane kloakalis. Usus belakang memebentuk 1/3 distal kolon transversum hingga kebagian atas kanalis analis.

a. Pembentukan Cavum OrisEmbriologi cavitas oris saling berhubungan dengan embriologi wjahh. Pada akhir minggu ke 4 perkembangan mudigah, muncul tonjolan wajah (prominensia fasialis) sebagai cikal bakal terbentuknya wajah. Di sebelah lateral stomodeum dibedakan prominensia maksilaris dan prominensia mandibularis. Prominensia frontonasalis yang dibentuk oleh proliferasi mesenkim yang terletak ventral dari vesikel otak, membentuk batas atas stomodeum. Di kedua sisi prominensia frontonasalis muncul penebalan lokal ektoderm permukaan plakoda nasalis. Selama minggu ke 5, plakoda nasalis (lemen hidung) mengalami invaginasi membentuk fovea nasalis (lekukan hidung) yang dikelilingi oleh prominensia nasalis mediana dan lateralis.Selama 2 minggu berikutnya, prominensia maksilaris terus bertambah besar mendesak prominensia nasalis mediana ke arah garis tengah sehingga keduanya akan menyatu. Karena itu, bibir atas dibentuk oleh dua prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris. Bibir bawah dan rahang bawah dibentuk oleh prominensia mandibularis.Akibat pertumbuhan prominensia maksilaris ke medial, kedua prominensia nasalis mediana menayatu tidak saja di luar namun juga didalam yang membentuk struktur intermaksila. Struktur ini terdiri dari : Komponen bibir yang membentuk filtrum bibir tas Komponen rahang atas Komponen langit-langit yang berbentuk segitiga yaitu palatum primerBagian utama dari palatum definitif dibentuk oleh pertumbuhan dua prominensia maksilaris yang membentuk palatine shelves (bilah-bilah palatum). Pada minggu ke 6, bilah palatum awalnya menagarah oblik ke bawah di kedua sisi lidah. Minggu ke 7, bilah palatum bergerak horizontal di atas lidah dan menyatu membentuk palatum sekunder.Foramen insisivum adalah tanda utama di garis tengah antara palatum primer dan platum sekunder. Pada saat yang bersamaan dengan menyatunya bilah palatum, sptum nasi tumbuh ke bawah dan menyatu dengan bagian sefalik palatumb. Pembentukan EsofagusKetika mudigah berumur 4 minggu, muncul diverticulum pada dinding ventral usus sederhana depan yang disebut (diverticulum tracheo bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum oesopago tracheale. Dengan cara ini usus sederhana depan terbagi atas : Bagian ventral : primordium pernafasan Bagian dorsal : oesopagus

Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan tetapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru ia memanjang dengan cepat.2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi oleh N.X dan 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan disarafi plexus splanchnicus.

c. Pembentukan LambungPertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.Perubahan kedudukan lambung terjadi karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putaran 90o searah jarum jam akibatnya sisi kiri menghadap ke depan ; sisi kanan menghadap ke belakang dan N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan serta N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang.

Selama perputaran ini bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya.Hal ini mengakibatkan pembentukan curvatura mayor dan curvatura minor.Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan dan keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.Dengan ini sumbu panjang lambung berjalan dari kiri dan kanan bawah Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium dibelakang lambung

d. Pembentukan Hati dan Kantung EmpeduHati dan kantung empedu terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel entoderm pada ujung distal fore gut.Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas hati).Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu lempeng mesoderm.Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini terbentuk saluran empedu.Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.Selama perkembangan sel epitel hati bercampur baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk membentuk sinusoid hati.Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim hati dan jaringan yang melapisi ductus biliaris .Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm septum transfersum.

Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.Mesoderm septum transversum antara dinding ventral perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan membentuk ligamentum falciforme hepatis.Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut akan meregang dan membentuk selaput omentum minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepatoduodenale). Pada tepi bebas omentum minus terdapat : Saluran empedu Vena prota Arteri hepaticaDiantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah dan putih.Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan terakhir kehidupan dalam rahim.Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah yang tertinggal.Pada saat ini berat hati 5% dari berat badan seluruhnya.Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysticus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu dengan ductus hepaticus membentuk ductus choledochus.Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwarna hijau gelap.Karena perubahan kedudukan duedenum, muara ductus choledochus berangsur-angsur bergeser dari depan ke belakang.Akibatnya ductus choledochus menghilang dibelakang duodenum.

e. Pembentukan PancreasPankreas dibentuk oleh tunas pancreas dorsal dan tunas pancreas ventral yang berasal dari epitel entoderm duodenum. Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan erat dengan ductus choledochus.Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal. Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancreas dorsal dan ventral bersatu.Tunas ventral membentuk processus uncinatus dan bagian bawah caput pancreas.Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan seluruh saluran pancreas ventral.Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup atau sebagai saluran kecil yaitu ductus pancreaticus accesorius (santorini).Ductus pancreaticus mayor bersama-sama dengan ductus choledochus bermuara di papila duodeni mayor.Ductus pancreaticus accesorius bermuara pada papila duodeni minor.10 % dari kasus kedua saluran gagal bersatu dan susunan ganda tetap dipertahankan.Pulau-pulau Langerhans berkembang dari jaringan parenchim pancreas pada ketiga kehidupan janin dan tersebar diseluruh kelenjar.Sekresi insulin dimulai bulan ke-5.Kadar insulin janin tidak tergantung pada kadar insulin ibunya.f. Pembentukan UsusPerkembangan usus tengah ditandai oleh cepat memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk jerat usus primer.Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan dengan kandung telur melalui ductus vitellinus yang sempit.Bagian cranial jerat usus akan membentuk bagian distal duodenum , yeyenum dan ileum (sebahagian). Bagian caudal jerat usus akan membentuk bagian bawah ileum, caecum, appendix, colon ascenden, 2/3 proximal colon transfersum. Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang dewasa yang dikenal sebagai Diferticulum meckel dan diverticulum illeal. Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya.Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar disekitar poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior.Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas: 90% selama herniasi 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut. Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

Pada akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga perut.Hal ini mungkin disebabkan menghilangnya mesonephros, berkurangnya pertumbuhan hati dan bertambah luasnya rongga perut.Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi kanan.Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan hati.Dari sini gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk colon ascenden dan flexura hepatica.Selama proses ini ujung distal gelembung caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit yaitu appendix sederhana. Appendix berkembang selama penurunan colon, sehingga kedudukan terakhir terdapat dibelakang caecum dan dibelakang colon.Usus sederhana belakang membentuk: 1/3 distal colon transversum Colon ascendens Sigmoid Rectum Bagian atas canalis analisBagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan langsung dengan entoderm permukaan).Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk membrana cloacalis.Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada sudut antara alantois dan usus belakang.Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka menjadi : Sinus urogenitalis sederhana (depan) Canalis anorectalis (belakang)

Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi : Membran analis (dibelakang) Membran urogentalis (didepan)Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktodium.Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh A.mesenterica inferior Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh A.pudenda interna.Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.

II. AnatomiReferensi:a. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 23b. Anatomi Tubuh Manusia, Elsevier

Abdomen adalah bagian trunkus yang terletak di antara thorax dan pelvis. Dinding atas cavum abdomen dibatasi oleh diafragma. Dinding bawah dibatasi oleh bidang datar yang meliputi apertura pelvis superior dan pelvis sendiri.

Traktus GI dapat dibagi dengan dua metode. Kesatuan umum adalah berdasarkan organ yang berbeda secara morfologik, yakni, esofagus, gaster, intestinum tenue, intestinum crasum dan kelenjar tambahan. Kesatuan fungsional bagian abdominopelvis traktus GI mengelompokkan organ berdasarkan persamaan umum pada pendarahan, persarafan dan fungsi utama embrional, yakni intestinum bagian depan, intestinum bagian tengah dan intestinum bagian belakang. Intestinum bagian depan terdiri atas esofagus, gaster dan duodenum dengan hepar dan pankreas yang terkait. Sebagian besar intestinum bagian depan diperdarahi oleh A . seliaka. Intestinum bagian depan menerima persarafan parasimpatis dari N. vagus (N. X) dan persarafan simpatis dari N. splanknikus mayor (T5-T9). Intestinum bagian depan berfungsi sebagai pipa penyalur (esofagus), sebagai sebuah tandon (gaster), dan pencernaan (gaster, duodenum, hepar dan pankreas). Intestinum bagian tengah terdiri atas yeyunum, ileum, kolon asenden (termasuk sekum dan apendiks), dan kolon transversum. Pada dasarnya intestinum bagian tengah diperdarahi oleh A. mesenterika superior. Intestinum bagian tengah menerima persarafan parasimpatis dari N . vagus (N. X) dan persarafan simpatis dari N . splanknikus minor (T10-T11). Pada dasarnya intestinum bagian tengah berfungsi penyerapan nutrien (yeyunum dan ileum) dan air (kolon asenden dan kolon transversum). Intestinum bagian belakang terdiri atas kolon desenden, kolon sigmoideum dan rektum. Pada dasarnya intestinum bagian belakang diperdarahi oleh A. mesenterika inferior. Intestinum bagian belakang menerima persarafan parasimpatis dari saraf splanknikus pelvikus (Sa2-Sa4) dan persarafan simpatis dari saraf splanknikus lumbalis (L1-L2). Pada dasarnya intestinum bagian belakang berfungsi transportasi tinja (kolon desenden), gudang (kolon sigmoideum) dan evakuasi (rektum).

Pembagian anatomi GIT berdasar vaskularisasinya

Anatomi sistem Gastrointestinala. MulutCavitas oris ada dua bagian : Vestibulum: ruang antara labia oris dan bucca serta antara ginggiva dan dens. Cavum Oris Proprium: rongga yang dibatasi tulang maksila, manndibula, palatum dan orofaring.Bagian yang perlu diketahui :a) Lidah, terdiri dari : Radiks: pangkal lidah Dorsum: punggung lidah Apex: ujung lidah Sublingual: bawah lidah Frenulum: membran mukosa terletak di fascies inferior menghubungkan lidah ke dasar mulut. Caruncula sublingual: muara dari kelenjar submandibula di sebelah kiri kanan ujung inferior frenulum lingua.Otot-otot lidah Otot ekstrinsik: m. Genyoglosus, m. Hypoglosus, m. Styloglosus, m. Palatoglosus Otot intrinsik: M. Longitudinalis lingua superior, M. Transversus lingua, M. Vertikalis lingua, M. Longitdinais lingua inferiorInervasi Nervus : N. Lingualis, Chorda Tympani, N. Glossopharyngeus, N. Hypoglosus Arteri : A. Carotis Eksterna A. Lingualis A. Sublingual, A. Profunda Lingua, rami dorsalis lingua, rami suprahyoid Vena : V. Profunda lingua V. Sublingualis V. Lingualis V. Jugularis Internab) Palatum Palatum Durum : Di depanPalaum Mole : Di belakangOtot-otot Palatum: M. Palatoglosus, M. Palatofaringeus, M. Uvulae, M. Levator Veli Palatini, M. Tensor Veli PalatiniMerupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.Gigi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu mahkota gigi ( crown ), leher gigi ( neck ), akar gigi ( root ). Mahkota gigi merupakan bagian dari gigi yang terlihat. Leher gigi merupakan bagian dari gigi yang diselubungi oleh ginggiva. Akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam ke prosesus alveolar tulang rahang.Menurut fase pertumbuhannya, pembagian gigi sebagai berikut: Pada anak-anak terdapat 20 buah dentes desidua, yang terdiri dari 1 incisivus, 1 canninus dan 2 molar pada tiap kuadran. Pada dewasa terdapat 32 buah dentes permanents, terdiri dari 2 incisivus, canninus, 2 premolar, dan 3 molar pada tiap kuadran.

Lidah berfungsi sebagai organ muskuler, membantu menelan, membantu berbicara, dan merasakan makanan. Otot lidah terbagi atas otot ekstrinsik dan otot intrinsik. Otot ekstrinsik berfungsi melekatkan lingua dengan mandibula, os hyoid, musculus palatoglossus, musculus hyoglossus, musculus genioglossus, musculus, styloglossus, dan epiglotis. Sedangkan otot intrinsik berfungsi untuk mengubah bentuk lidah. Lidah terbagi menjadi dua bagian, yaitu corpus (2/3 anterior) dan radix (1/3 posterior). Di bagian corpus terdapat papila lingualis (valata, fungiformis, filiformis, dan sircumfalata), dan frenulum linguae, serta muara dari glandula submandibularis. Sedangkan di bagian radix terdapat tonsila lingualis.

Terdapat tiga macam kelenjar saliva: kelenjar parotid, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibula. Kelenjar parotid terletak di depan agak bawah dari auricula, bermuara ke gigi molar kedua pada kanan dan kiri, dan bermuara melalui duktus parotid. Kelenjar sublingualis terletak di dasar mulut, bermuara di dasar lingua, dan bermuara melalui duktus sublingua kecil sepanjang sulkus lingualis. Kelenjar sumandibularis terletak di permukaan dalam mandibula, bermuara ke dasar lingua di kanan dan kiri dari frenulun, dan bermuara melalui duktus wharton.Fungsi saliva antara lain melarutkan makanan secara kimia, melumatkan dan melumasi makanan, mengurai zat tepung jadi polisakarida dan maltosa, zat anti bakteri, dll. Terdapat bentukan ring of waldeyer, yaitu tonsilla lingualis pada radix lingual pada permukaan dorsalnya, tonsilla pharyngica pada nasopharyng, dan tonsilla palatina yang terletak pada fossa tonsilla palatine yang diapit oleh arcus palatoglosus dan arcus palatopharyngeus.

b. Faring (orofaring)Orofaring adalah salah satu bagian dari faring yang letaknya dorsal dari cavum oris dan terdapat diantara radix linguae dan epiglottis. Tonsilla palatina adalah bangunan penting yang terdapat pada bagian ini. Tonsilla palatina berada diantara/dibatasi oleh Arcus palatoglossus dan/atau Arkus palatofaring.

Terdapat tiga tunika muskularis faring, yaitu:1. Muskulusconstriktorpharyng superior,2. Muskulusconstriktorpharyngmedius,3. Muskulusconstriktorpharyng inferior.Innervasi faring berasal dari nervus Vagus (N.X) melalui plexus faringeus.

c. EsofagusMerupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding dari dalam ke luar, lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan oto memanjang longitudinal.Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggun setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.Esofagus dibagi mejadi tiga bagian; Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) Bagian medial (campuran otot rangka dan otot halus) Bagaian inferior (terutama terdiri dari otot halus)Vaskularis oesophagus:a. Suplai arteri oesophagus pars abdominalis dipercabangkan dari a.gastrica sinistra, sedangkan oesophagus pars cervical dari a.thiroidea inferior dan oesophagus pars thoracalis dari aa.bronchiales.b. System vena sesuai dengan suplai arterinya kecuali pada pars thoracalis mengalir ke dalam v.azygos dan v.hemiazygos, pada oesophagus pars abdominalis venanya mengalir ke dalam system portal melalui v.gastrica sinistra. Plexus venosus oesophageal adalah tempat anastomosis antara system azygos dan gastrica sinistra.Inervasi oesophagus:a. Para simpatis dari N.vagus yang membentuk plexus oesophageal yang di distal menyatu membentuk truncus vagalis anterior dan posterior.b. Simpatis berasal dari N.splanchnicus thoracalis dan N.splanchnicus major. Saraf sympathies ini membawa rangsang nyeri dari oesophagus yang sakit akhirnya dirasakan di daerah thoracal bawah dari regio epigastrica.

d. Lambung Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diapragma didepan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.Bagian lambung terdiri dari;a. Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.b. Korpus venrtikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.c. Antrum pilorus, bagian lambung membentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.d. Kurvantura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari ostium kardiak sampai ke pilorus.e. Kurvantura mayor, lebih panjang dari kurvantura minorterbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvantura mayor sampai ke limpa.f. Osteum kardiakum, meruapakan tempat dimana esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.Vaskularisasi gaster:a. Suplai arteri, pada curvatura minor di dalam omentum minus terdapat a.gastrica sinistra yang merupakan cabang terkecil dari a.coeliaca dan a.gastrica dextra cabang dari a.hepatica communis. Kedua arteriae ini beranastomose kira-kira pertengahan curvatura minor , sedangkan pada curvatura major mempunyai suplai aa.gastrica breves yang endarahi fudus dan pars cardiac gaster, a. Gastroomentalis sinistra yang mendapat suplai dari a.gastrica dextra cabang dari a.gastroduodenalis.b. System vena anlog dengan arterinya di mana vv.gastricae breves dan plexus esophageal mengalir ke dalam v.lienalis. v.gastrica sinistra dan plexus esophageal mengalir ke dalam v.porta. sedangkan v.gastrica dextra setelah menerima v.prepylorica selanjutnya mengalir ke dalam v.porta setinggi pars superior duodeni. Aliran v.gastroomentalis dextra mengalir ke dalam v.gastroduodenalis.Inervasi gaster:a. Para sympathies berfungsi untuk gerak motilitas (pengosongan gaster dan sekretomotor kelenjar). Gaster mendapat suplai dari n.vagus sinistra (anterior) dan n.vagus dextra (posterior) masing-masing melalui truncus vagalisnya. N.vagus sinistra memberi percabangan untuk hepar yang bersama a.hepatica dan v.porta untuk mencapai plexus hepaticu. Cabang untuk gaster sendiri berupa cabang-cabang pada fundus dan corpus pada paries anterior,cabang yang paling panjang disebut n.latarget anterior yang mencapai antrum dan pylorus. N.vagus dextra seperti yang sebelah sinistra selain memberi suplai ke gaster akan memberikan cabang ke plexus coeliacus. Cabang-cabang ke gaster terdapat diparies posterior pada fundus dan corpus, bedanya n.latarget posterior hanya mencapai antrum pyloricum.b. Sympathies serabut afferensnya membawa impuls nyeri sedangkanefferensnya mempunyai inhibisi terhadap motilitas dan sekrei kelenjar tetapi menyebabkan kontraksi terhadap m.sphincter pyloricus. Selain itu juga memberikan pengaruh terhadap vasokontriksi arteri. Nervus sympathies ini berasal dari nn.spinales thoracal 5-12 mencapai gaster melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus minor dan selanjutnya ke plexus coeliacus.

e. Intestinum TenueOrgan ini terdiri dari duodenum,jejunum, dan ileum mempunyai panjang 4-6 meter, sebagai bagian dari tractus gastrointestinalis berfungsi untuk proses kimiawi (duodenum) dan absorbsi (jejunum dan ileum). Intestinum tenue terbentang dari pylorus sampai valvula ilecaecalis.Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.Vaskularisasi duodenum:a. Suplai arteri duodenum pars superior dari a.gastroduodenalis yang dicabangkan oleh a.hepatica communis. Selain itu terdapat arteri yang mendarahi sisi posterior dari duodenum pars superior yaitu a.retroduodenalis cabang a.gastroduodenalis. sedangkan bagian duodenum yang lain mendapat suplai dari a.pancreaticoduodenalis inferior cabang dari a.mesenterica superior.b. System vena, pars superior duodenum melalui gastroduodenalis bermuara kedalam v.porta. Bagian duodenum yang lain mengalir ke dalam v.mesenterica superior melalui v.pancreaticoduodenalis inferior. Oleh karena bagian ini terletak retroperitoneal sekunder, venae ini beranastomose dengan vena sistemik melalui anastomosis transperitoneal (v.retzius).Inervasi duodenum:a. Parasympathies, dari n.vagus melalui plexus coeliacus yang mempengaruhi peristaltic dan sekresi kelenjar duodenum.b. Sympathies, dari n.splanchnicus major, ganglion coeliacus dan plexus coeliacus afferens sympathies membawa rangsang nyeri melalui n.splanchnicus ke rangkaian ganglion sympathicus melalui ramus communicans albus menuju n.spinalis T 7-9.Jejunum terletak intraperitoneal. Diameternya lebih besar dan dindingnya lebih tebal dibanding ileum (diameter luar 4cm, diameter dalam 2,5cm). Hal yang lain dibanding ileum adalah warnanya lebih merah dan vaskularisasi lebih banyak, tetapi arcadenya lebih sedikit. Sedangkan jaringan lymphoid berbentuk soliter. Di dalam cavum abdomen jejunum pada posisi berdiri terletak di regio umbilicalis da sebagian besar ditutupi omentum majus di ventralnya. Sedangkan pada posisi supine terletak agak kearah cranial sebagian ditutupi colon transversum di ventralnya. Pada gambaran radiologis jejunum terletak di craniosinister dan ileum di caudodexter. Seperti jejunum, ileum juga terletak intraperitoneal dan mempunyai penggantung mesenterium pada jejunum. Berbeda dengan jejunum organ ini mempunyai diameter kecil dan dindingnya lebih tipis dibanding jejunum (diameter luar 3cm, diameter dalam 2,5cm). Warna lebih pucat, vaskularisasi lebih sedikit tetapi arcadenya lebih banyak. Tunica mucosa pada ileum mempunyai vili choriales dan plica circularis lebih pendek dibanding pada jejunum bahkan pada ileum distal vili dan plica circularis ini menghilang.Berikut adalah perbedaan jejunum dan ileum Vaskularisasi jejunum dan ileum:a. Jejunum divaskularisasi oleha. Jejunales dan ileum divaskularisasi a. Ileales. Dimana arteri ini merupakan cabang dari a. Mesenterica superior.b. V. Jejunales dan v.ileales juga sama-sama bermuara ke v.mesenterica superior.Inervasi jejunum dan ileum:a. Parasympathies,serabut-serabutnya berasal dari n.vagus dextra melalui plexus coeliacus selanjutnya serabut postganglioner ini ke plexus mesentericus superior dan akhirnya menuju jejunum dan ileum.b. Sympathies berasal dari medulla spinalis thoracal 9-10, serabut-serabut preganglioner menuju plexus coeliacus yang selanjutnya ke plexus mesentericus superior untuk berganti neuron.Jejunum dan IleumMemilikipanjang total 6 meter, dua per limaatasmerupakan jejunum. PerbedaanJejunumIleum

LebihbesarLebihkecil

DindinglebihtebalDindinglebih tipis

VaskularisasilebihbanyakVaskularisasilebihsedikit

PlikaberkeringilebihbanyakPlikalebihsedikit

Tidakada Payer patchAda Payer patch

Vaskularisasi ArteriCabang-cabang a. mesenterica sup Vena Semua vena bermuarakedalam v. mesenterica supInnervasi N. Vagus (simpatis) Plexus mesentericus sup (parasimpatis) f. Intestinum CrassumUsus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.Bagian-bagian usus besar atau kolon;a. Kolon asendens. Panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika.b. Kolon transversum. Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.c. Kolon desendens. Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.d. Kolon sigmoid. Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.e. Rektum. Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.f. Sekum, suatu kantong yang melebar bergelantung di sebelah inferior terhadap batas ileosekal, merupakan bagian pertama kolon asenden . a. Batas ileosekal. Ileum bermuara pada sisi posteromedialsekum dengan beberapa variasi. 1) Papil ilei merupakan proyeksi berbentuk kerucut pada tempat masuknya. 2) Katup ileosekal dibentuk oleh dua lipatan yang membatasi lubang ileosekal. a) Meskipun katup ileosekal menghalangi aliran balik isi sekum ke dalam ileum, namun katup ini tidak mampu banyak dan mempunyai kepentingan mekanik yang kecil. Pada dasarnya, aliran balik kimus dicegah dengan arah peristalsis. b) Dengan sempurna barium enema yang mengisi kolon juga menembus bagian terminal ileum sampai kejauhan yang beragam. Mesenterium penyangga sekum 1. Plika ileosekal superior (vaskular), sebuah perluasan mesenterium sebenarnya, menyangga posisi sekum yang bergelantung, dengan demikian membuat sekum sebuah struktur peritoneal . Luasnya mesenterium ini sangat beragam, tetapi selalu berisi A. sekal anterior. 2. Fosa sekal. Bagian sekum yang lebih superior, bersama dengan kolon asenden selebihnya, terletak retroperitoneal. Pada garis penyatuan antara mesokolon asenden sederhana dengan peritoneum parietal, lipat peritoneum membatasi tiga fosa sekal. a) Fosa ileosekal superior terletak antara meseterium sebenarnya dan plika ileosekal superior . b) Fosa ileosekal inferior terletak antara mesoapendiks dan plika ileosekal inferior c) Fosa retrosekal dibentuk oleh penyatuan yang tidak sempurna peritoneum viseral sekum dan peritoneum parietal dinding posterior abdomen. Seringkali apendiks ditemukan terbelit di dalam fosa ini. 3. Taenia koli sekum berkumpul ke arah apendiks dan memberikan petanda yang berguna untuk mencari lokasi apendiks selama pembedahan, yang terkadang dapat menjadi sangat mempersulit.

Muara ileum pada caecum sesuai dengan titik McBurney yaitu titik potong pinggir lateral musculus rectus abdominis dengan garis dari Spina Iliaca Anterior Superior (SIAS) sampai umbilicus (garis Monroe), atau antara sepertiga kanan dan sepertiga tengah garis tadi. Di dalam klinik, titik McBurney dipakai sebagai tanda dari letak appendix vermiformis. Sebenarnya muara appendix vermiformis pada caecum terdapat pada titik Lanz, yaitu pada batas antara sepertiga kanan dan sepertiga tengah dari garis antara SIAS kanan dan kiri (garis Lanz).

III. HistologiReferensi: Altas Praktikum Histologi oleh Johanes Halim1. MulutMulut terdiri dari:a) Bibir yang terdiri dari 3 lapisan yakni epitel berlapis pipih, jaringan ikat fibroelastis, dan jaringan otot bergaris. Selain itu juga memiliki 3 bagian yakni pars kutanea, pars intermedia dan pars mukosa. b) Lidah sebagian besar terdiri dari otot bergaris saling tegak lurus dalam 3 bidang yakni transversal, longitudinal, dan vertikal. Bagian ventral memiliki epitel berlapis pipih. Bagian dorsal memiliki papila lingualis pada 2/3 anterior dantonsila lingualis pada 1/3 posterior. Terdapat papil pada lidah yakni papila filiformis dengan epitel stratified squamous keratinizing, papila fungiformis berepitel stratified squamous nonkeratinizing dengan taste bud, dan papila circumvalata berepitel stratified squamous nonkeratinizing dengan taste bud. c) Gingiva yang dilapisi epitel berlapis pipih bertanduk, merekat erat periost dan periodontal.d) Palatum durum dilapisi epitel berlapis pipih bertanduk. Pada 1/3 anterior berupa fatty zone dan 2/3 posterior berupa glandular zone. e) Palatum mole dilapisi epitel berlapis pipih tak bertanduk kemudian di dekat nasofaring berupa epitel berderet silindris bersilia dan sel goblet. Pada sisi oral terdapat kelanjar mucous.

1) Bibir

Pars kutaneaPars intermediaPars mukosa

Rambut, kel. Lemak, kel. Keringat (+) Epitel berlapis pipih bertanduk Rambut, kel. Lemak, kel. Keringat (-) Epitel berlapis pipih tak bertanduk Bagian merah bibir Stratum lucidum tebal Rambut, kel. Lemak, kel. Keringat (-) Epitel berlapis pipih tak bertanduk Kel. Labialis (+)

Terdiri atas : epitel berlapis pipih, jaringan ikat fibroelastis, dan jaringan otot garis. Terbagi menjadi 3 bagian : Pars kutanea : Struktur kulit berambut. Pars intermedia : Peralihan kulit dan mukosa, stratum lucidum tebal dan transparan, dermal papil tinggi, banyak plexus pembuluh darah, banyak akhiran syaraf sensoris, tidak terdapat folikel rambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat. Pars mukosa : Epitel berlapis pipih tanpa tanduk, dermal papil tinggi, dan terdapat kelenjar labialis.2) Mukosa Pipi

Epitel berlapis pipih tanpa tanduk. Lamina propria dan tunika submukosa terdiri atas berkas sabut elastis. Mukosa pipi terikat pada otot pipi. Terdapat kelenjar buccalis.3) Lidah Sebagian besar terdiri atas otot garis saling tegak lurus dalam 3 bidang : vertikal, transversal, llongitudinal. Mempunyai 2 permukaan : Ventral (bawah) licin, epitel berlapis pipih. Dorsal (atas) terdapat sulkus terminalis2/3 anterior : papila lingualis1/3 posterior : tonsila lingualis

4) Papila Lingualis Papila filiform Stratified squamos epithelium (keratinized) Lapisan keratin epitelium Lamina propria Otot lidah Papila fungiform Stratified squamos epithelium (non-keratinized) Lamina propria Taste buds Papila curcumvalata Stratified squamos Epithelium (nonkeratinized) Lamina propria Taste buds Von Ebners Gland (serous)5) Taste BudB : Basal cellN : Nucleus of sustantacular cellSel Penyangga, pucat seperti sekociS : Nucleus of neuro epithelial cellGelap mempunyai taste hair6) GingivaE : epitel berlapis pipih bertandukCT : connective tissue (lamina propria)D : dentinTerdiri atas :1. Free gingiva : tepi bebas gingiva, terdapat propia papil.2. Attached gingiva : gingiva yang menempel pada tulang alveolar.7) Palatum Palatum durum Epitel berlapis pipih bertanduk Memiliki sub mukosa kecuali di dekat gingiva Terdapat banyak vasa dan propia papil tinggi. Terdiri atas fatty zone (1/3 anterior) dan glandular zone (2/3 posterior) berupa kelenjar mukus dalam sub mukosa

Palatum molle Epitel berlapis pipih tak bertanduk semakin dekat nasopharynx menjadi epitel berderet silindris bersilia dan sel goblet. Pada sisi oral terdapat kelenjar mukus, sisi pharyngeal terdapat kelenjar seromucous.

2. Faring (orofaring)Terdapat peralihan bentuk epitel dari atas ke bawah. Dari bagian atas berupa epitel berlapis pipih tak bertanduk kemudian ke bawah menjadi epitel berlapis silindris dan terakhir epitel berderet silindris. Selain itu juga terdapat jaringan ikat padat fibroelastis dan otot bergaris.Faring terdiri dari lapisan: Epitel berlapis pipih tak bertanduk menjadi epitel berlapis silindris menjadi epitelberderet silindris Jaringan ikat padat fibroelastis mengandung sabut2 elastis arah longitudinal Otot bergaris Jaringan fibro-elastis berisi tonsila pharyngea. Pada nasopharynx: kelenjar campur (+)Oesofagus

Tunika mukosa Epitel: berlapis pipih tak bertanduk Lamina propria: jaringan ikat kendor dengan sabut kolagen dan anyaman sabut elastis, sel fibroblast, lymphocyte >>, lymphonoduli disekel. Saluran keluar kelenjar mucous. Pada esophagus proximal dan distal dekat cardia terdapat oesophageal cardiac gland. Muskularis mukosa: 1 lapis, tebal, arah longitudinal, sabut elastis Tunika submukosa Jaringan ikat yang agak padat dengan anyaman sabut kolagen dan elastic, sedikit infiltrasi lymphocyte sekitar kelenjar. Terdapat juga oesophageal gland proper. Tunika muskularis externa (luar longitudinal dan dalam sirkuler) Oesophagus 1/3 atas: terdiri dari otot bergaris Oesophagus 1/3 tengah: terdiri dari otot bergaris & otot polos Oesophagus 1/3 bawah: terdiri dari otot polos Tunika adventia Jaringan ikat kendor yang merupakan penghubung dengan jaringan sekitarny. Pada penampang potongan melintang, lumen oesophagus seperti bintang karena lipatan mukosa & submukosa.

3. GasterMerupakan pelebaran traktus digestivus dimana makanan dicerna secara kimiawi & mekanis. Makroskopis: tampak lipatan2 longitudinal (rugae) dan cekungan-cekungan (foveolae gastricae atau gastric pits).Lapisan-lapisan lambungTunika mukosa o Epitel selapis silindris pucat (surface epithelium/mucous cap cells), sel goblet (-). o Lamina propria: kelenjar., bermuara di dasar gastric pits. o Muskularis mukosa: 3 lapis otot polos : circular-longitudinal-circularTunika submukosa: kelenjar (-)Tunika muskular eksterna: 3 lapis otot polos : obliq-circular-longitudinalTunika adventitia: terdiri dari serosa

Pada bagian fundus/corpus terdapat beberapa jenis sel, yaitu:1. chief cells /zymogenic cells o merupakan sel utama. o banyak terdapat pada bagian bawah kelenjar. o butir zymogen (+)H.E larutvakuola (+).2. mucous neck cells o banyak terdapat pada bagian tengah kelenjar. o memproduksi mukous. o sulit dibedakan dengan chief cell, PAS (+).3. sel parietal o tersebar antara chief cell dan mucous neck cells. o besar, menonjol pada lumen, sitoplasma granuler, Eosin (+). o memproduksi HCL bebas.4. sel argentafin/sel entero-endokrin o pada bawah kelenjar Chromat/Ag impregnasi (+). sel endokrin, menghasilkan: hormone serotonin, histamin, gastrin, enteroglukagon.

4. DuodenumFungsi dari usus halus adalah mencerna dan absorbsi. Struktur yang diperlukan untuk memperluas permukaan supaya absorbsi optimal adalah : Plicae semicircularis dari kerkringi: merupakan lipatan sirkuler atau spiral yang tingginya 1/3 sampai 2/3 lumen dan bercabang cabang terdiri atas mokosa dan submukosa. Merupakan plika yang permanent. Plica kerkringi di duodenum banyak dan bercabang cabang. Villi intestinalis: merupakan tonjolan propria dipermukaan dan diantara plika kerkringi. Ditengah villi terdapat pembuluh lymphe yang disebut central lacteal. Microvilli: tonjolan halus seperti silinder yang hanya tampak pada E. M terletak dipermukaan sel absorbtif. Mempunyai nama khusus striated border. Lapisan lapisan duodenum:1) Tunika mukosa Lapisan epitel Sel absortif: berbentuk silindris tinggi, permukaanya mempunyai microvilli yang disebut striated border. Sel goblet: berbentuk sepert ipiala, menghasilkan mucous, dan tersebar diantara sel absorbtif. Sel paneth: berbentuk silindris, puncak kecil dan terdapat di dasar kripta. Dipuncak sel terdapat granula eosinifilik. Sel silindris rendah: terdapat diatas kripta, banyak mitosis, menggantikan sel absortif dan sel goblet. Sel argentafin: tersebar diantara sel sel yang menutupi villi dan cripta. Jarang sekali terdapat di jejunum dan ileum, lebih sering terdapat di duodenum. Lamina propria: terdiri dari jaringan ikat kendor yang mempunyai banyak sabut sabut retikuler dan tampak infiltrasi sel sel limfosit. Kaya akan anyaman kapiler. Ikut membentuk villi dan plica kerkringi. Terdapat kelenjar yaitu kripte liberkuhn. Muskularia serosa: terdiri atas dua lapisan otot polos, lapisan dalam sirkuler dan lapisan luar longitudinal. Ikut membentuk plika kerkringi. Berfungsi mendekatkan mukosa dengan makanan sehingga absorbsi lebih sempurna.2) Tunika sub mukosaTerdiri atas jaringan ikat kendor yang mempunyai banyaksabut sabut elastis dan juga terdapat jaringanlemak. Di dalamnya terdapat : Kelenjar brunner, khas pada duodenum Pleksus submukosus dari meissner, berupa ganglion otonom. Pleksus dari heller, berupa pleksus pembuluh darah.3) Tunika muskularis eksternaTerdiri atas dua lapisan otot polos ialah muskularis sirkularis yang merupakan lapisan dalam dan muskularis longitudinalis yang merupakan lapisan luar. Diantara keduanya terdapat ganglion otonom yang bernama pleksus dariAuerbach.4) Tunika adventitiaTerdiri atas jaringan ikatkendor yang tertutup oleh mesotelium (serosa)Terdapat peningkatan jumlah plika kerkringi, kripta lieberkuhn, kelenjar brunner dan terdapat duktus choledochus dan pankreatikus.

Plica kerkringi banyak dan panjang-panjangJejunum bagian atas, villi seperti lidah dan pada jejunum bagian bawah villi seperti jariKripta lieberkuhn dan sel goblet lebih banyak dari duodenum5. JejunumLapisan di jejunum ada 4 yaitu :1. Lapisan mukosa Ada plika sirkularis : meluas kedalam lumenyeyenum. Jaringan epitel berseret silindris dengan striated border dan sel goblet Plika sirkularis dilapisi oleh vili (tonjolan mirip jari) dan ruang diantara vili-vili tersebut adalah ruang intervilus. Dilapisan propria terkadang ada nodulus limfonodi dengan pusat germinal Didasar vili, tepatnya di lapisan lamina propria pada mukosa terdapat kalenjar intestinalis. Di dalam kalenjar ini terdapat sel paneth yang terlihat seperti bentuk piramid dengan granula asidofilik besar yang kebanyakan mengisi sitoplasma dan mendesak inti di dasar sel. Sel paneth adalah sel eksokrin yang menghasilkan lisozim (suatu enzim antibakterial yang mencerna dinding sel bakteri dan menghancurkannya) serta bersifat fagositik. Kemudian ada sel enteroendokrin di usus halus yang menghasilkan banyak hormon regulator seperti gastric inhibitory peptide, sekretin, kolesistokinin. Hormon regulator ini akan masuk ke dalam sirkulasi darah melalui kapiler granula sekretoris untuk mengendalikan pengeluaran sekresi lambung dan pankreas, merangsang kontraksi kantong empedu untuk mengeluarkan cairan empedu. 2. Lapisan submukosa Di bentuk dari jaringan ikat padat tidak teratur. Mengandung arteri dan vena3. Lapisan muskulus eksterna Mengandung lapisan otot polos sirkular bagian dalam dan lapisan otot longitudinal bagian luar Lapisan ini juga terdapat pleksus mienterikus yang merupakan sel gangglion parasimpatis.4. Lapisan serosa

3. Ileum

Plika kerkringi atau plika sirkularis semakin jarang dan pendek, lalu menghilang di akhir ileum. Terdapat kripta lieberkuhn dan sel goblet namun tertutup infiltrasi limfosit Pada lamina propria, tepai di bawah vili, terdapat Payer Patch yang merupakan ciri khas dari ileum.6. AnusMemiliki epitel berlapis pipih tak bertanduk. Pada sphyngter ani internus terdiri dari otot polos tebal. Pada sphyngter ani externus berupa otot bergaris dan struktur kulit berambut.

IV. FisiologiReferensi: Fisiologi GuytonFungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi .1.MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.V.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

2. DIGESTI

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.

3.ABSORPSISetelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus

4.SEKRESI

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.Aktivitas Elektrik Otot PolosDua tipe dasar gelombang elektrik:1. Slow waves Basic Electrical Rhythm (BER): akibat aktivitas siklik pompa Natrium/Kalium pada membran sel yang berlangsung secara ritmik (5-15 milivolt).2. Spike potential (potensial paku): akibat kanal Kalsium/Natrium yang berpengaruh pada kontraksi otot lurik. Potensial membran istirahat pada keadaan normal -50 sampai -65 milivolt. Bila potensial membran semakin positif (depolarisasi) serabut otot menjadi lebih mudah dirangsang. Bila potensial membran semakin negatif (hiperpolarisasi) serabut otot menjadi kurang mudah dirangsang.

VI. Kelainan kongenitalReferensi: Patofisiologi Silvy , Price and WilsonPedoman Diagnosis dan Terapi Pediatri FK UnairIlmu Kedokteran Anak IDAIEmbriologi Langman ed 10

1. LABIOPALATOSCHISISLabioskisis dan palatoskisis adalah kelainan kongenital berupa celah pada area mulut. Labioskisis berupa celah akibat kegagalan penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial diikuti disrupsi dari bibir. Palatoskisis berupa celah akibat kegagalan penyatuan palatum pada garis tengah dan septum nasi. Kasus terjadinya palatoskisis dan labioskisis adalah 1 kasus dari 1000 kelahiran.

Bibir Sumbing dan palatum

Menurut Wong (2001:911) bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya prosesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embrionik.a. Jenis Bibir Sumbing.Sudiono (2003:176) membagi bibir sumbing dalam tiga jenis, yaitu: unilateral incomplete, unilateral complete dan bilateral complete. Unilateral Incomplete: Apabila celah sumbing terjadi di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung. Unilateral Complete: Apabila celah sumbing terjadi di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung. Bilateral Complete: Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

Etiologi1. Faktor mutasi gen/ kelainan kromosomTerjadi trisomi 13 atau sindrom patau yakni ada 3 untai kromosom 13 sehingga jumlah kromosom kelebihan satu dan dapat mengubah perkembangan mesoderm2. Devisiensi B6 dan asam folat dalam masa kehamilan 3. Konsumsi alkohol dalam masa kehamilan.Pilitteri (2000:603) menjelaskan bahwa bibir sumbing disebabkan oleh faktor herediter dan faktor lingkungan. Pada faktor herediter bibir sumbing disebabkan oleh mutasi gen dan kelainan kromosom, dimana material genetik dalam kromosom mempengaruhi dalam perkembangan embrio. Sedangkan pada faktor lingkungan disebabkan oleh: Obat-obatan. Seperti Asetosal, Aspirin, Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Asam Flufetamat, Ibuprofen, dan Kortikosteroid. Kurang nutrisi. Contohnya defisiensi seng dan B6, vitamin C pada waktu hamil, dan kekurangan asam folat. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin, seperti infeksi sifilis, infeksi virus rubella, infeksi virus sitomegalovirus dan infeksi toksoplasmosis. Radiasi. Radiasi pada permulaan kehamiIan mungkin sekali akan dapat menimbulkan bibir sumbing pada janin. Trauma pada trimester pertama. Ibu hamil yang merokok juga menjadi faktor penyebab bibir sumbing.

PatofisologiTerjadi hipoplasi dari mesoderm sehingga tidak ada perkembangan yang baik dalam perlekatan pada promina maksilaris atau palatum durum.Celah bibir dan palatum berhubungan dengan embriologis, fungsional, dan genetk. Celah bibir terjadi akibat adanya hipoplasi lapisan mesenkim, menyebabkan kegagalan penyatuan prosesus nasalis media dan prosesus nasalis media dan poc. Maxilaris. Celah palatum muncul akibat terjadinya kegagalan dalam mendekatkan atau mmemfusikan lempeng palatum.Foramen incisium dianggap sebagai petunjuk pembagian antara cacatsumbing depan dan belakang. Sumbing di depan foramen icisium meliputi sumbing bibir lateral, celah rahang atas, dan celah antara palatum primer dan sekunder. Sumbing ini disebabkan karena tidak menyatunya sebagian atau seluruh tonjolan maxilla dengan tonjol tonjol hidung medial paada satu atau kedua sisi. Sedangkan sumbing yang di belakang foramen incisium antara lain celah palatum (sekunder) dan celah uvula. Celah ini disebabkan oleh tidak menyatunya lempeng-lempeng palatine, yang memungkinkan disebabkan oleh kecilnya ukuran lempeng tersebut, kegagalan lempeng untuk terangkat, hambatan proses untuk penyatuan sendiri, atau gagalnya lidah untuk turun dari antara kedua lempeng tersebutakibat mikrognatia.Manifestasi klinisCelah bibir dan langit-langit menyebabkan kelainan penampakan wajah dan gangguan bicara. Celah bibir dapat terjadi dalam berbagai variasi, dari cacat yang hampir tidak terlihat hingga perluasan ke hidung atau pemisahan sempurna yang melibatkan kulit, otot, mukosa, gigi, dan tulang. Celah ini mungkin unilateral (lebih sering pada sisi kiri) atau bilateral dan dapat melibatkan prosesus alveolaris. Celah palatum dapat terjadi pada linea mediana dan dapat hanya melibatkan hanya uvula saja, atau dapat meluas ke atau melalui palatum mole dan palatum durum ke foramen insisivum. Celah bibir dapat terjadi bersamaan dengan celah palatum.

Diagnosis klinisKeluhan sulit minum atau makan. Mudah tersedak atau keluar makanan atau minuman pada hidung.1. Kesulitan dalam pengucapan huruf konsonan.2. Terlihat adanya celah di bibir, palatum durum, atau palatum mole pada inspeksi 3. Dugaan mengenai hal ini ditunjang kenyataan, 4. Kelainan yang segera terlihat :1. Alveolus dengan kolaps lengkung yang nyata, akibat pertumbuhan yang tidak terkoordinasicdengan premaksila.2. Deformitas hidung, melibatkan jaringan lunak ( khususnya kolumela Celah bibir yang memisahkan kedua sisi lateral dengan prolabia, dengan defisiensi dan abnormalitas konfigurasi otot.3. Prolabia yang miskin jaringan ( kecil, pendek ) disertai disparitas warna, khususnya di daerah vermilion, filtrum dan komponen otot.4. Premaksila yang menonjol / mencuat ke anterior, akibat pertumbuhan yang tidak terkontrol.5. Celah langitan, memisahkan kedua sisi lateral palatum durum dengan os vomer. pendek ) dan rangka ( kartilago alae yang flare, bahkan os nasal ).5. Kelainan yang terlihat setelah anak tumbuh:6. Hiperplasi / hipertrofi mukosa nasal termasuk choana, akibat iritasi kronik karena adanya hubungan antara rongga nasal dengan rongga mulut.7. Gigi insisivus 1-2 dan kaninus hipoplastik8. Otot palatum molle hipoplastik9. Palatum durum pendek10. Hipoplasi maksila, disertai anomali hidung ( long nose, relatif ) dan anomali orbita ( telekantus, bahkan sampai hipertelorism ).

PenatalaksanaanSebelum dilakukan operasi, bayi harus diperiksa ada tidaknya aspirasi makanan atau minuman dan dilakukan pelindungan dengan menutup celah palatum menggunakan balon mulut. Syarat bayi yang bisa dilakukan tindakan operasi yakni berat badan minimal 5 kg, kadar Hb 10 gr%, usia minimal 10 minggu, kadar leukosit 10.000/UI sehingga memiliki daya tahan terhadap infeksi. Prognosis apabila didiagnosis dan dilakukan penanganan cepat maka 90% kondisi akan membaik.2. MAKROGNATIA DAN MIKROGNATIA

MICROGNATIA DefinisiUkuran rahang yang lebih kecil dari normal. Biasa disebut mandibular hypoplasi.Micronagthia adalah malformasi wajah yang ditunjukkan oleh hipoplasia mandibular dan dagu yang kecil. Macronagthia berhubungan dengan berbagai jenis abnormalitas meski secara kromosomally merupakan fetus yang normal. EtiologiMicrognathia biasanya berhubungan dengan sindrom genetik (seperti Treacher-Collins,Robindan sindrom Robert), kelainan kromosom (terutama trisomi 18 dan triploidy) dan obat-obatanteratogenik (seperti methotrexate).Ada beberapa penyebab terjadinya Micronagthia, yaitu: Mikronagthia dipercaya disebabkan oleh kelainan/hipoplasia populasi sel dari neural crest. Hal ini disebabkan karena elemen tulang dari rahang bawah berasal dari neural crest. Gangguan/pengaruh mekanik saat pertumbuhan dan perkrmbangan. Salah satu contohnya bahwa micronagthia banyak ditemukan pada pasien yang mengalami oligoamnion. Cairan ini dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan normal dari mandibula. Teratogenik, salah satu contohnya karena Ibu yang menjalani terapi radioghrapy pada saat kehamilan. Hal ini akan meningkatkan insiden terjadinya micronagthia.

Diagnosis dan PemeriksaanMicrognathia merupakan temuan subjektif dalam tampilan midsagittal wajah danditandai dengan bibir atas menonjol dan dagu surut. Diagnosis dapat dikonfirmasikanoleh demonstrasi dari mandibula pendek. Parah micrognathia dikaitkan denganpolihidramnion mungkin karenaglossoptosis mencegah menelan. Pemeriksaan penunjang : X-RayA. Prognosis, Treatment, PreventionPrognosis penyakit ini berhubungan dengan kelainan lain yang menyertainya. Jika hanya micronagthia biasanya pasien masih memiliki prognosis yang baik. Namun saat micronagthia disertai dengan obstruksi saluran nafas, maka harus dilakukan trakeostomi pada pasien dna pemberian makanan melalui gastrotomi.Operasi mandibular advancement dulu tidak dianjurkan saat baru lahir, namun sekarang sudah diizinka karena adanya peningkatan kemampuan dari distraction osteogenesis.Penegakan diagnosis dilakukan menggunakan USG. Terutama masa gestasional janin berumur 16-18 minggu.

MACRONAGTIA DefinisiKondisi rahang yang lebih besar dari normal. Disebut juga megagnatia Etiologi- Keturunan- Hipofisis gigantisme- Penyakit Paget- Acromegaly- Leontiasis ossea TatalaksanaPengobatan bedah. Osteotomies mungkin dilakukan dalam kasus macrognathia rahang atas. Macrognathia mandibula umumnya dikelola oleh reseksi sebagianmandibula diikuti dengan perawatan ortodonti

3. ATRESIA ESOFAGUSDefinisiAtresia Esofagus meliputi kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan kontinuitas esofagus dengan atau tanpa hubungan dengan trakhea. Pada 86% kasus terdapat fistula trakhea oesophageal di distal, pada 7% kasus tanpa fistula Sementara pada 4% kasus terdapat fistula tracheooesophageal tanpa atresia, terjadi 1 dari 2500 kelahiran hidup. Bayi dengan Atresia Esofagus tidak mampu untuk menelan saliva dan ditandai sengan jumlah saliva yang sangat banyak dan membutuhkan suction berulangkali.Kemungkinan atresia semakin meningkat dengan ditemukannya polihidramnion. Selang nasogastrik masih bisa dilewatkan pada saat kelahiran semua bayi baru lahir dengan ibu polihidramnion sebagaimana juga bayi dengan mukus berlebihan, segara setelah kelahiran untuk membuktikan atau menyangkal diagnosa. Pada atresia esofagus selang tersebut tidak akan lewat lebih dari 10 cm dari mulut ( konfirmasi dengan Rongent dada dan perut).EmbriologiSebagai hasil dari pelipatan mudigah ke arah sefalokaudal dan lateral, sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung kedalam mudigah membentuk usus primitif. Perkembangan usus primitif dan turunannya biasanya dibagi menjadi empat bagian,yaitu;0. usus faringeal0. usus depan - cikal bakal esofagus0. usus tengah0. usus belakangKetika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorius (tunas paru) nampak di dinding ventral usus depan, diperbatasan dengan faring. Divertikulum ini atau berangsur-angsur terpisah dari bagian dorsal usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal sebagai septum esofagotrakealis. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernapasan,dan bagian dorsal, yaitu esofagus.Pada mulanya esofagus itu pendek, tetapi karena jantung dan paru-paru bergerak turun, bagian ini memenjang dengan cepat.Atresia esofagus (AE) atau fistula esofagotrakealis bisa disebabkan oleh penyimpangan spontan septum esofagotrakealis ke arah posterior atau oleh faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan ke anterior.Pada bentuk yang paling sering ditemukan, bagian proksimal esofagus mempunyai ujung berupa kantong buntu, sementara bagian distal berhubungan dengan trakea melalui sebuah saluran sempit pada titik tepat di atas percabangan. Jenis cacat yang lain di daerah ini jauh lebi jarang terjadi. Atresia esofagus menahan jalannya cairan amnion yang normal menuju saluran usus, sehingga mengakibatkan penumpukan cairan yang banyak sekali di kantong amnion (polihidroamnion).Di samping atresia, Lumen esofagus bisa menjadi sempit, sehingga menimbulkan stenosis esofagus. Stenosis biasanya terjadi di sepertiga bagian bawah dan mungkin disebabkan oleh oleh rekanalisasi yang tidak sempurna atau kelainan vaskuler atau kecelakaan yang menggangu aliran darah.Kadang-kadang esofagus gagal memanjang dan akibatnya lambung tertarik ke atas ke hiatus esofagus melalui diafragma. Akibatnya terjadi hernia hiatus kongenital.EtiologiSampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan Atresia Esofagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang terkena. Atresia Esofagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik. Namun saat ini, teori tentang tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik Perdebatan tetang proses embriopatologi masih terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui. PatologiAtresia esofagus dicirikan dengan formasi esofagus yang tidak lengkap. Ini sering dihubungkan dengan fistula diantara trakea dan esofagus. Banyak variasi anatomi atresia esofagus dengan atau tanpa fistel trakeo esofagus telah digambarkan.Tabel ini menyajikan kesimpulan insiden dari variasi-variasi ini pada berbagai senter bedah di dunia. Varian yang paling sering dari anomali ini ialah dengan fistel diantara trakea dan esofagus distal, yang diestimasi terjadi 89 % pada waktu itu. Fistel sering terjadi pada trakea yang dekat dengan carina.Kantong esofagus proksimal sering hipertropi dan dilatasi akibat usaha janin menelan cairan amnion, otot pada kantong esofagus juga bisa me3nekan trakhea, dan penekanan ini berperan terhadap terjadinya trakheomalasia.Kelainan bentuk kedua (8%) yang sering ditemukan adalah atresia tanpa fistula trakheoesofagus, keadaan ini dikaitkan dengan gangguan perkembangan distal esofagus sehingga proses pembedahan akan lebih sulit.Kelainan ketiga (4%) yaitu fistula tipe H dimana terdapatnya fistula trakheoesofagus tanpa adanya atresia esofagus. Keadaan ini sulit terdiagnosa secara klinis, jika fistulanya panjang dan oblik maka gejalanya lebih minimal dan bisa tidak diketahui secara cepat. Diferensiasi foregut yg tidak sempurna (antara premordial respirasi dan esofagus) Perkembangan sel entoderma yang tidak lengkap sehingga terjadi atresia Perlekatan dinding usus depan yang tidak sempurna sehingga terjadi TEF (tracheoesophageal fistula)Atresia esofagus merupakan suatu kelainan bawaan pada saluran pencernaan. Terdapat beberapa jenis atresia, tetapi yang paling sering ditemukan adalah kerongkongan yang buntu dan tidak tersambung dengan kerongkongan bagian bawah serta lambung. Atresia esofagus dan fistula ditemuka pada 2-3 dari 10.000 bayi. KlasifikasiTipe A : AE murni tanpa fistula (10%) Tipe B : AE dengan TEF proximal (