Lp Hipertensi Gerontik

34
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK KELUARGA “HIPERTENSI” DI PUSKESMAS RATU AGUNG KEL.BENTIRING PERMAI KEC.BANGKAHULU PROVINSI BENGKULU OLEH : BOBI SUSANTO , S.Kep NPM : 1526050030 PERSEPTOR CO. PERSEPTOR 1. (Ns.Ida Rahmawati, S.Kep) (Iid yulfitri,S.kep) 2. (Ns. Fatimah Nuraini S, S.Kep)

description

lp

Transcript of Lp Hipertensi Gerontik

Page 1: Lp Hipertensi Gerontik

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK KELUARGA “HIPERTENSI”

DI PUSKESMAS RATU AGUNG KEL.BENTIRING PERMAI

KEC.BANGKAHULU PROVINSI BENGKULU

OLEH :

BOBI SUSANTO , S.Kep

NPM : 1526050030

PERSEPTOR CO. PERSEPTOR

1. (Ns.Ida Rahmawati, S.Kep) (Iid yulfitri,S.kep)

2. (Ns. Fatimah Nuraini S, S.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2015

Page 2: Lp Hipertensi Gerontik

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya

tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi

dalam batas-batas tertentu tergantung posisi tubuh, umur, tingkat stres

yang dialami. (Jan tambayong, 2000)

Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih

dari 120mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. ( Arif

mutaqin, 2009)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan konsisten diatas 140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak

berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali, tekanan

darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring. (marry

baradero,dkk. 2005)

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg.( Brunner & Suddarth, 2002)

Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan

tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti

hipertensi (Arif Mansjoer, 2001).

Hipertensi didefinisikan oleh joint national committee on

detection, evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) sebagai

tekanan yang lebih tinggi dari 140/90mmHg dan diklasifikasikan sesuai

derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD)

normal tinggi sampai hipertensi maligna. (Marilynn E.Doenges, 2000)

Page 3: Lp Hipertensi Gerontik

2. Klasifikasi

Kelompok usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)Bayi 80/40 90/60Anak (7-11 th) 100/60 120/80

Remaja (12-17 th) 115/70 130/80

Dewasa 20-45 th 45-65th

>65 th

120-125/75-80 135-140/85 150/85

135/90 140/90-160/95 160/95

(Jan tambayong, 2000)

Ada dua macam hipertensi yaitu

a. Hipertensi esensial (primer)

Hipertensi meliputi umur (lebih lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat

keluarga mengalami hipertensi, obesitas yang dikaitkan dengan

peningkatan volume intravaskuler, arterosklerosis(penyempitan arteri-

arteri dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah), merokok

(nikotin dapat membuat pembuluh darah meningkat), kadar garam

tinggi (natrium membuat retensi air yang dapat menyebabkan volume

darah meningkat), konsumsi alkohol dapat meningkatkan plasma

katekolamin dan stres emosi yang merangsang sistem saraf simpatis)

b. Hipertensi sekunder

Terjadi akibat dari penyakit atau gangguan tertentu seperti

Penyakit parenkim ginjal (glomerulonefritis, gagal ginjal), penyakit

renovaskular, sindrom chusing, aldosteronisme primer. (marry

baradero,dkk. 2005)

3. Etiologi

a. Usia

Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.

Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas

menaikkan insidens penyakit arteri koroner dan kematian prematur.

b. Kelamin

Page 4: Lp Hipertensi Gerontik

Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita, namun

pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai

meningkat, sehingga pada usia diatas 65 th, insidens pada wanita lebih

tinggi.

c. Pola hidup

Kehidupan atau pekerjaan yang penug stress, obesitas, merokok, dapat

meningkatkan risiko terjadinya hipertensi

d. penyakit atau gangguan tertentu seperti Penyakit parenkim ginjal

(glomerulonefritis, gagal ginjal), penyakit renovaskular, sindrom

chusing, aldosteronisme primer. (Jan tambayong, 2000)

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

Page 5: Lp Hipertensi Gerontik

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan

rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan

structural dan fungsional pada system pembuluh perifer

bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia

lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh

jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung

dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, (2002).

5. Manifestasi klinis

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun

selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan

pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah dan

pada kasus berat edema pupil. (Brunner & Suddarth, (2002)

Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing dan tinitus yang

diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, Hipertensi yang

mendadak terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya

hipertensi sekunder khususnya hipertensi renovaskuler.(Jan tambayong,

2000)

Page 6: Lp Hipertensi Gerontik

6. WOC

Page 7: Lp Hipertensi Gerontik

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan

( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti

hiperkoagulabilitas, anemia.

b. BUN

Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi

(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)

c. Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

d. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

e. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya

pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).

f. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

g. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

h. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau

adanya diabetes.

i. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

j. Steroid urin

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

k. EKG

Page 8: Lp Hipertensi Gerontik

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini

penyakit jantung hipertensi. (marilynn E. Doenges, 2000)

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

Tujuan penatalaksanaan medis pada pasien hipertensi adalah

mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan

mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90mmHg

b. Modifikasi gaya hidup

Beberapa penelitian menunjukan pendekatan nonfarmakologi yang

dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut

1) Teknik-teknik mengurangi stres

2) Penurunan berat badan

3) Pembatasan alkhohol, natrium, dan tembakau

4) Olahraga/latihan

5) Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada

setiap terapi antihipertensi

c. Terapi farmakologi

Obat-obat antihipertensi dapat di pakai sebagai obat tunggal atau

dicampur dengan obat lain, obat-obat ini diklasifikasikan kedalam 5

kategori yaitu

1) Diuretik

Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering di resepkan

untuk mengobati hipertensi ringan

2) Menekan simpatetik (simpatolitik)

Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat

vasomotor otak seperti pada pemerian metildopa dan klonidin

atau pada ujung saraf perifer seperti reserpin dan guanetidine.

3) Vasodilatator arteriol yang bekerja langsung

Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping

dari vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan

Page 9: Lp Hipertensi Gerontik

menyebabkan pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk

golongan ini adalah doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil,

diazosid dan sodium nitroprusid.

4) Antagonis angiotensin (ACE inhibitor)

ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, 

yang bertugas menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi

penurunan tekanan darah yang drastis, gangguan pengecap dan

batuk yang menggelitik. contoh losartan, valsartan dan irbesartan.

5) Penghambat saluran kalsium

Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah

kalsium yang masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan

jantung serta mengurangi ketegangan otot. Berkurangnya

tegangan otot ini mengakibatkan tekanan darah turun. Efek

samping adalah sakit kepala, muka merah dan pembengkakan

pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine, diltiazim,

verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin. ( Arif mutaqin,

2009)

9. Komplikasi

a. Serangan jantung atau stroke

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan

arteri (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung

(penyakit jantung), stroke atau komplikasi lain. Serangan jantung dan

stroke merupakan komplikasi hipertensi yang sangat umum

ditemukan.

b. Aneurisma atau Aneurysm.

Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh darah

melemah, membentuk suatu aneurisma. Jika aneurisma pecah, dapat

mengancam jiwa. Komplikasi darah tinggi/hipertensi akibat aneurisma

memerlukan perhatian gawat darurat yang khusus.

Page 10: Lp Hipertensi Gerontik

c. Gagal jantung.

Untuk memompa darah terhadap tekanan tinggi dalam pembuluh, otot

jantung perlu berkontraksi lebih sehingga otot akan menjadi kental.

Otot kental memiliki kesulitan memompa darah yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan tubuh, hal ini dapat menyebabkan komplikasi

hipertensi yang berupa gagal jantung.

d. Gagal ginjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal

tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya

fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis

kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan

nefrosklerosis maligna. (Jan tambayong, 2000)

B. ASKEP TEORITIS

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status

Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.

b. Keluhan utama

Biasanya klien mengeluh sakit kepala terutama pada bagian tengkuk

dan mata berkunang-kunang.

c. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien mengeluh sakit kepala terutama pada bagian

tengkuk, mata berkunang-kunang, susah tidur serta pemeriksaan

fisik di peroleh tekanan darah lebih dari normal.

2) Riwayat kesehatan dahulu

Kaji lamanya menderita hipertensi dan penyakit penyerta yang

dapat menyebabkan hipertensi

3) Riwayat kesehatan keluarga

Page 11: Lp Hipertensi Gerontik

Kaji Riwayat garis keluarga tentang hipertensi dan penggunaan

obat yang memicu hipertensi.

d. Aktivitas sehari-hari

1. Aktivitas / istirahat

a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.

b. Frekuensi jantung meningkat

c. Perubahan irama jantung

d. Takipnea

2. integritas ego

Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau

marah kronik dan Faktor faktor stress multiple (hubungan,

keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan).

3. Makanan dan cairan

Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi

garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang

digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan

tinggi kalori.

a.       Mual, muntah.

b.      Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau

menurun).

4. Nyeri atau ketidak nyamanan :

a.   Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung

b.  Nyeri hilang timbul pada tungkai.

c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi

sebelumnya.

d. Nyeri abdomen.

e. Pengkajian Persistem :

1.      Sirkulasi

a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner

atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.

b. Episode palpitasi,perspirasi.

Page 12: Lp Hipertensi Gerontik

2.      Eleminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau

obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.

3.      Neurosensori

a. Keluhan pusing.

b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan

menghilang secara spontan setelah beberapa jam).

4.      Pernapasan

a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja

b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.

c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.

d. Riwayat merokok

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a. Nyeri(akut) : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral pada region sub oksipital

b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

afterload, vasokonstriksi, hipertrofi, dan iskemia miokardia.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolic pola

hidup monoton.

e. Ketidakefektifan koping individual berhubungan dengan krisis

maturasional

f. Kurang pengetahuan(kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan

rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya

ingat.

Page 13: Lp Hipertensi Gerontik

3. Intervensi

Diagnosa keperawatan

Tujuan kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan vascular

Cerebral

Setelah di lakukan

intervensi

keperawatan 1x24

jam diharapkan

nyeri berkurang

dan terkontrol.

Skala nyeri

normal

Klien tampak

tenang

TTV normal

-    TD : 120-140/80-90

-    S : 36,5 -37,5C

-   RR : 16-24 x/menit

-    N : 60-100x/menit

Mandiri :

- Mempertahankan tirah

baring selama fase

akut.

- Berikan tindakan

nonfarmakologi untuk

menghilangkan sakit

kepala, mis : kompres

dingin pada dahi, pijat

punggung dan leher,

tenang, redupkan

lampu kamar.

- Minimalkan aktivitas

vasokonstriksi yang

dapat meningkatkan

sakit kepala, mis :

mengejan saat bab,

- Meminimalkan

stimulasi/meningkatkan relaksasi

- Tindakan yang menurunkan tekanan

vaskuler serebral dan yang

memperlambat/memblok respons

simpatis efektif dalam

menghilangkan sakit kepala dan

komplikasinya.

- Aktivitas yang meningkatkan

vasokonstriksi menyebabkan sakit

kepala karena adanya peningkatan

tekanan vaskular serebral

Page 14: Lp Hipertensi Gerontik

batuk panjang,

membungkuk.

- Bantu pasien dalam

ambulasi sesuai

kebutuhan.

Kolaborasi:

- Berikan obat sesuai

indikasi

Analgesik

Antiansietas,mis

lorazepam, diazepam

- Pusing dan penglihatan kabur sering

berhubungan dengan sakit kepala.

- Menurukan/mengontrol nyeri dan

menurunkan rangsang sistem saraf

simpatis.

- Dapat mengurangi tegangan dan

ketidaknyamanan yang diperberat

oleh stres.

2. Penurunan

curah jantung

Setelah di lakukan

intervensi

- Irama dan

frekuensi jantung

Mandiri :

- Pantau tekanan darah, - Perbandingan dari tekanan

Page 15: Lp Hipertensi Gerontik

berhubungan

dengan

peningkatan

afterload

keperawatan 1x24

jam diharapakan

penurunan curah

jantung teratasi

stabil

- Berpartisipasi

dalam aktivitas

yang menurunkan

tekanan darah

TTV normal

-    TD : 120-140/80-90

-    S : 36,5 -37,5C

-   RR : 16-24 x/menit

-    N : 60-100x/menit

-

ukur pada kedua

tangan untuk evaluasi

awal.

- Catat keberadaan,

kualitas denyutan

sentral dan perifer.

- Amati warna kulit,

kelembaban,suhu,

masa pengisian

kapiler.

- Berikan lingkungan

tenang, nyaman,

kurangi

memberikan gambaran yang lebih

lengkat tentang penyakit vaskuler.

- Denyutan karotis,jugularis, radialis,

dan femoralis mungkin

teramati/terpalpasi. Denyut pada

tungkai mungkin menurun,

mencerminkan efek dari

vasokontriksi dan kongesti vena.

- Adanya pucat, dingin kulit lembab

dan masa pengisian kapiler lambat

mungkin berkaitan dengan

vasokontriksi atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah

jantung.

- Membantu untuk menurunkan

rangsang simpatis, meningkatkan

Page 16: Lp Hipertensi Gerontik

aktivitas/keributan

lingkungan.

- Anjurkan teknik

relaksasi

Kolaborasi

- Pantau renspons

terhadap obat untuk

mengontrol tekanan

darah

relaksasi.

- Dapat menurukan rangsangan yang

menimbulkan stres, membuat efek

tenang, sehingga dapat menurukan

tekanan darah

- Respons terhadap terapi obat

tergantung pada individu dan efek

sinergis obat.

3. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

Setelah di lakukan

intervensi

keperawatan 1x24

- Kelemahan teratasi

- Suplai dan

kebutuhan oksigen

Mandiri :

- Kaji respons pasien

terhadap aktivitas,

- Menyebutkan parameter membantu

dalam mengkaji respons fisiologis

Page 17: Lp Hipertensi Gerontik

dengan

kelemahan

umum

jam diharapakan

intoleransi

aktivitas teratasi

adekuat

- Gambaran ekg

normal

- Hb normal

TTV normal

-    TD : 120-140/80-90

-    S : 36,5 -37,5C

-   RR : 16-24 x/menit

-    N : 60-100x/menit

perhatikan frekuensi

nadi lebih dari 20 kali

permenit di atas

frekuensi istirahat, kaji

dispnea, nyeri dada,

keletihan dan

kelemahan yang

berlebihan.

- Instruksikan pasien

tentang teknik

penghematan energi,

mis menggunakan

kursi saat mandi,

duduk saat menyisir

rambut atau menyikat

gigi, melakukan

aktivitas dengan

perlahan.

- Berikan dorongan

untuk melakukan

terhadap stres aktivitas

- Teknik menghemat energi

mengurangi penggunaan energi.

Juga membantu keseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen.

- Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja jantung

Page 18: Lp Hipertensi Gerontik

aktivitas/perawatan

diri bertahap jika dapat

ditoleransi. Berikan

bantuan sesuai

kebutuhan.

tiba-tiba. Memberikan bantuan

hanya sebatas kebutuhan mendorong

kemandirian dalam melakukan

aktivitas.

- Berbagai tingkat bantuan mungkin

perlu direnacanakan yang di

dasarkan atas kebutuhan yang

bersifat individual.

Page 19: Lp Hipertensi Gerontik

4. Resiko jatuh b.d Kerusakan keseimbangan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x24 jam

masalah risiko

jatuh dapat teratasi.

1. Klien dapat

mempertahankan

keseimbangan

tubuhnya

2. Klien dapat

mengantisipasi

resiko terjadinya

jatuh

1. Kaji tingkat energi yang

dimiliki klien

2. Berikan terapi ringan

untuk mempertahankan

kesimbangan

3. Ajarkan penggunaan

alat-alat alternatif dan

atau alat-alat bantu untuk

aktivitas klien.

Kolaborasi

1. Berikan pengobatan

nyeri (pusing) sebelum

aktivitas

1. Energi yang besar dapat

memberikan keseimbangan pada

tubuh saat istirahat

2. Salah satu terapi ringan adalah

menggerakan bola mata, jika

sudah terbiasa dilakukan, pusing

akan berkurang.

3. Mengantisipasi dan

meminimalkan resiko jatuh

1. Nyeri yang berkurang dapat

meminimalisasi terjadinya jatuh.

Page 20: Lp Hipertensi Gerontik

5.Kurang

pengetahuan

mengenai

kondisi dan

kebutuhan

pengobatan

berhubungan

dengan

keterbatasan

kognitif, tidak

mengenal

informasi dan

kurang

mengingat

ditandai oleh

memintanya

informasi,

ketidak-

adekuatannya

mengikuti

Setelah dilakukan

intervensi

keperawatan selama

3 x 24 jam

diharapkan pasien

mengutarakan

pemahaman tentang

kondisi, efek

prosedur dan proses

pengobatan.

Melakukan

prosedur yang

diperlukan dan

menjelaskan

alasan dari suatu

tindakan.

Memulai

perubahan gaya

hidup yang

diperlukan dan

ikut serta dalam

regimen

perawatan.

a. Kaji tingkat

pengetahuan klien dan

keluarga tentang

penyakitnya.

b. Berikan penjelasan pada

klien tentang

penyakitnya dan

kondisinya sekarang

c. Diskusikan penyebab

individual dari sakit

kepala bila diketahui.

d. Minta klien dan

keluarga mengulangi

kembali tentang materi

yang telah diberikan.

e. Diskusikan mengenai

pentingnya posisi atau

letak tubuh yang normal

f. Anjurkan pasien untuk

selalu memperhatikan

a. megetahui seberapa jauh

pengalaman dan pengetahuan

klien dan keluarga tentang

penyakitnya.

b. Dengan mengetahui penyakit dan

kondisinya sekarang, klien dan

keluarganya akan merasa tenang

dan mengurangi rasa cemas.

c. untuk mengurangi kecemasan

klien serta menambah

pengetahuan klien tetang

penyakitnya.

d. mengetahui seberapa jauh

pemahaman klien dan keluarga

serta menilai keberhasilan dari

tindakan yang dilakukan.

e. agar klien mampu melakukan dan

merubah posisi/letak tubuh yang

kurang baik.

Page 21: Lp Hipertensi Gerontik

instruksi. sakit kepala yang

dialaminya dan faktor-

faktor yang

berhubungan.

f. dengan memperhatikan faktor

yang berhubungan klien dapat

mengurangi sakit kepala sendiri

dengan tindakan sederhana, seperti

berbaring, beristirahat pada saat

serangan.

Page 22: Lp Hipertensi Gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Franklin, A. 2015. Laporan Keperawatan Gerontik Profesi Ners Angkatan V

STIKES TMS. Bengkulu

Baradero, Marry. 2005. Seri asuhan keperawatan klien gangguan

kardiovaskuler. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC.

Muttaqin,arif .2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

kardiovaskuler. Jakarta : Salemba medika.

Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :

EGC

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama.

Jakarta : Media Aesculapius.

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC