Hipertensi Lp

download Hipertensi Lp

of 27

Transcript of Hipertensi Lp

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    1/27

    LAPORAN PENDAHULUAN

    HIPERTENSI

    I. PENGERTIAN

    Menurut WHO (1999), tekanan darah yang berada di atas 160/95

    mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. (Rahardjo,2001)

    The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention,

    Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (1997)

    mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau

    lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam

    pengobatan antihipertensi. (Susalit, 2001)

    Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

    tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.

    (Smeltzer,2001)

    I. KLASIFIKASI

    Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : hipertensi dimana tekanansistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik

    sama atau lebih besar dari 90 mmHg dan hipertensi sistolik terisolasi lebih

    besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

    (Darmojo, 1999).

    Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan

    rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee,

    Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI)

    sebagai berikut : (Rahardjo, 2000)

    No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

    1. Optimal 120

    II. ETIOLOGI

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    2/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    3/27

    mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons

    vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan

    penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang

    pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

    suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron

    oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh

    tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor

    ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

    Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan

    structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab

    pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut

    meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam

    relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan

    kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta

    dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume

    darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan

    penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu

    disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

    sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

    III. TANDA DAN GEJALA

    Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain

    tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina

    seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluhdarah dan pada kasus berat

    edema pupil. (Smeltzer, 2001).

    Tetapi pada penderita hipertensi pada umumnya memang tidak

    mempunyai tanda gejala spesifik. Sedangkan gejala yang lazim dirasakan

    adalah pusing serta kelelahan (Edward,1995). Hipertensi yang mendadak

    terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya hipertensi

    sekunder khususnya hipertensi renovaskuler (Darmojo, 1999).

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    4/27

    1. BUN : memebrikan informasi tentang perfusi ginjal

    2. Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh peningkatan

    katekolamin

    3. Kalium serum : hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron

    utama

    4. Kalsium serum : peningkatan dapat menyebabkan hipertensi

    5. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan dapat membentuk

    adanya plak ateromatosa

    6. pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan

    vasokonstriksi dan hipertensi

    7. kadar aldosteron urin/serum : mengkaji aldosteronisme primer

    8. urinalisa :mengisyaratkan disfungsi ginjal

    9. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko

    hipertensi

    10. steroid urin : mengindikasikan hiperadrenalisme

    11. IVP : mengetahui penyebab hieprtensi

    12. Foto dada : menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,perbesaran jantung

    13. CT skan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati

    14. EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi (Smeltzer, 2001)

    V. PENATALAKSANAAN

    a). Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup

    Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan

    merupakan langkah awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam

    sampai 60 mmol/hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan.

    Akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat

    dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien secara drastis. Pada

    beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh dapat

    mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas

    fisik yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat

    menurunkan tekanan darah.

    Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti

    merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat

    meningkatkan tekanan darah, alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    5/27

    darah sehingga menghindari alkohol berarti menghindari kemungkinan

    mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

    mengontrol sistem saraf autonom dengan kemungkinan dapat pula

    menurunkan tekanan darah.

    b). Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi

    Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan

    beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya

    kerusakan organ target dan terdapatnya manifetasi klinis penyakit

    kardiovaskuler atau faktor resiko lain. Apabila penderita hipertensi ringan

    berada dalam risiko tinggi(pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya

    menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139

    mmHg maka perlu dimulai terapi obat-obatan. (Smeltzer,2001)

    Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :

    i). Diuretik

    Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan

    pengeluaran Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan

    diuretik yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakitgout dan kadar gula pada DM sedikit meningkat.

    ii). Beta Bloker

    Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap

    jantung dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah

    dan tangan (kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol,

    propanolol, timolol, pindolol,dll.

    iii). Antagonis Kalsium

    Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang

    masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi

    ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan

    darah turun. Efek samping adalah sakit kepala, muka merah dan

    pembengkakan pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine,

    diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin.

    iv). Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin

    Converting Enzyme InhibitoratauACE Inhibitor)

    ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas

    menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan darah

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    6/27

    yang drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh

    losartan, valsartan dan irbesartan.

    v). Vasodilator

    Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari

    vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan

    pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah

    doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium

    nitroprusid.

    vi). Golongan penghambat simpatetik

    Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak

    seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer

    seperti reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)

    VI. PENGKAJIAN

    1. Aktivitas / istirahat

    Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

    Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea

    2. Sirkulasi

    Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,

    penyakit serebrovaskuler

    Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan

    warna kulit, suhu dingin

    3. Integritas Ego

    Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,

    faktor stress multipel

    Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue

    perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang,

    pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

    4. Eliminasi

    Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

    5. Makanan / Cairan

    Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi

    garam, lemak dan kolesterol

    Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    7/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    8/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    9/27

    e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan

    f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti

    kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,

    hindari konstipasi

    13. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung

    berhubungan dengan gangguan sirkulasi

    Tujuan :

    Sirkulasi tubuh tidak terganggu

    Hasil yang diharapkan :

    - Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti

    ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada

    keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas

    normal.

    - Haluaran urin 30 ml/ menit

    - Tanda-tanda vital stabil

    Intervensi :a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur

    b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur,

    duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia

    c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan

    d. Amati adanya hipotensi mendadak

    e. Ukur masukan dan pengeluaran

    f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan

    g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

    14. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

    tentang proses penyakit dan perawatan diri

    Tujuan :

    Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

    Hasil yang diharapkan :

    - Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan

    perawatan dini

    - Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan

    Intervensi :

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    10/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    11/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,

    diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995

    Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

    Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry

    Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

    Darmojo, R. Boedhi. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ), Balai

    penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jakarta, 1999.

    Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

    Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku

    Kedokteran, EGC, 2000Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit

    Kanisius, 2001

    Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,

    2003

    Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimanamengatasinya ?,

    Jakarta, Penerbit Arcan, 1995

    Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,

    Penerbit Arcan, 1996

    Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

    Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,

    Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    12/27

    Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis

    dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    13/27

    Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Program Pendidikan Profesi Ners

    Keperawatan Gerontik

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M

    DENGAN HIPERTENSI

    DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO SEMARANG

    I. IDENTITAS

    Nama : Ny. M

    Umur : 72 th

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : Panti werdha Wening Wardhoyo Ungaran

    Orang terdekat : Suami

    Alamat orang terdekat : -Tanggal pengkajian : 9 Agustus 2004

    II. RIWAYAT KELUARGA

    Kelayan dalam kehidupan berkeluarga menikah tiga kali, suami yang pertama

    meninggal setelah 1 tahun menikah dan memiliki satu anak tetapi anaknya

    juga meninggal saat masih bayi. Selang 1 tahun kemudian menikah lagi dan

    bercerai, diakruniai 1 orang anak namun meninggal. Kemudian kelayan

    menikah lagi dengan suami yang sekarang dan tidak mempunyai anak.

    Kelayan tinggal di Panti Werdha sekitar 3 tahun yang lalu bersama dengan

    suaminya. Kelayan mengatakan kecewa dengan anak angkat yang tidak

    mempedulikannya, kelayan mengeluh ingin sekali pulang ke lampun tetapi

    dana untuk kesana tidak ada, kelayan dulu datang ke semarang tujuannya

    adalah menenggok anak angkatnya tetapi kelamaan di semarang dana untuk

    pulang ke lampung habis sedangkan anak angkatnya tidak mempedulikan

    masalah kelayan, sedangkan dari keluarga yang lain, kelayan dijanjikan akan

    dijemput namun sampai 3 tahun dipanti tidak juga dijemput

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    14/27

    III. RIWAYAT PEKERJAAN

    Status pekerjaan saat ini adalah tidak bekerja dan merupakan salah satu

    penghuni Panti Werdha Wening Werdhoyo. Untuk aktivitas sehari-hari

    mengikuti kegiatan yang ada di panti. Pekerjaan kelayan sebelumnya sebagai

    ibu rumah tangga biasa dan sumber pendapatan dari suami yang bekerja

    sebagai sopir namun setelah tua dan tidak lagi mampu bekerja mereka

    mendaftarkan diri untuk tinggal di panti

    IV. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP

    Kelayan tinggal di Panti Werdha Wening Wardoyo di wisma Puntodewo

    yang berpenghuni 5 orang dimana Ny S tinggal bersama suaminya Tn. M.

    untuk jumlah kamar yang ada 4 buah, tetangga terdekat yaitu Ny.P . Suasana

    di wisma seperti layaknya disebuah masyarakat dimana kamar merupakan

    rumah dan harus dijaga untuk privasi dan keamanannya. Setiap penghuni

    kamar yang meninggalkan tempat selalu menutup kamar masing-masing

    V. RIWAYAT REKREASIKelayan mengatakan hanya tiduran saja untuk mengisi waktu luang. Saat ini

    kelayan merupakan anggota penghuni panti wisma Puntodewo dimana

    didalamnya merupakan suatu kumpulan sesama manula. Pada waktu rekreasi

    kelayan mengikuti jadwal dari Panti.

    VI. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN

    Untuk pemantauan kesehatan penderita dipantau di poliklinik Panti dimana

    dalam 1 minggu mengadakan 2 kali pelayanan pada hari Selasa dan Jumat

    dimana terdapat dokter geriatric dari RS Dr. Kariadi Semarang. Dan apabila

    diluar jam pelayanan penderita mengalami sakit maka diperiksakan ke

    puskesmas terdekat atau jika memerlukan pengobatan lanjut biasanya dirujuk

    ke RS

    VII. DESKRIPSI HARI KHUSUS KEBIASAAN RITUAL WAKTU TIDUR

    Kelayan mengalami kesulitan tidur baik pada siang hari atau malam hari.

    Biasanya kelayan jika istirahat siang hanya tidur-tiduran saja. Malampun

    klien terganggu tidurnya, hal ini disebabkan karena kelayan sering bangun

    untuk BAK setiap 1 jam sekali setiap malamnya, klien sering menguap

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    15/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    16/27

    Duduk : 160/90 mmHg

    Berdiri : 150/90 mmHg

    Nadi : 80 x / menit

    Suhu : 37,50C

    BB : 49 kg

    TB : 156 cm

    2. Integumen

    Pada tubuh kelayan tidak ada lesi dan luka. Untuk rambut sudah

    mengalami perubahan yaitu memutih dan sedikit. Kuku-kuku pasien

    bersih dan terpotong rapi.

    3. Hemopoetik

    Kelayan tampak mengalami anemia, konjungtiva putih pucat, belum

    dilakukan pemeriksaan laborat.

    4. KepalaKelayan mengatakan kepalanya pusing

    Pemeriksaan kepala kelayan : bentuk kepala mesocephal, rambut

    memutih tapi belum semua, tipis dan sedikit, tidak ada luka, bersih, tidak

    berkutu.

    5. Mata

    Kondisi mata kelayan sudah mengalami perubahan dalam penglihatan

    agak sedikit kabur Mata kelayan berwarna putih kemerahan dan terlihat

    keruh.

    6. Telinga

    Pendengaran kelayan belum berkurang. Pada saat wawancara kelayan

    masih bisa mendengar dengan suara biasa . Kelayan mengatakan belum

    pernah sakit telinga . Untuk kebersihan telinga kelayan cukup terjaga.

    7. Hidung dan Sinus

    Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap udara dingin,

    sekarang hidung keluar air karena sedang pilek

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    17/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    18/27

    13. Gastro Intestinal

    Kelayan mengatakan mempunyai penyakit maag, jika makannya telat

    kelayan merasa nyeri pada perutnya, kelayan juga mengatakan nafsu

    makannya berkurang tidak seperti dulu, makan habis piring, 3 kali

    sehari, minum 4 gelas perhari jenis air putih, teh. LILA : 12cm

    14. Perkemihan

    Kelayan mengatakan sering BAK, hampir setiap jam BAK diwaktu

    malam hari dan sekitar 4 6 kali disiang hari. Kelayan tidak

    mengeluhkan tentang nyeri saat berkemih. Kelayan mengeluh capek

    untuk bolak-balik kekamar mandi. Pengasuh pun mengatakan kalau Ny S

    sering bolak balik kamar mandi dan urinenya tercecer saat mau ke

    kamar mandi. Kelayan mengatakan kalau malam sering minum teh anget.

    15. Genito Reproduksi

    Kelayan mengatakan tidak ada masalah, kelayan sudah menopouse danuntuk kebutuhan seksual sudah berbulan bulan kelayan tidak

    melakukannya lagi karena suami tidak berhasrat lagi demikian pula

    dengan kelayan

    16. Muskuloskleletal

    Kelayan mengatakan kalau kakinya terasa pegel-pegel .Sekarang jika

    berjalan harus pelan-pelan dan jika berdiri dari duduk atau tidur harus

    berpegangan terlebih dahulu. Jalan kelayan pelan dan sedikit

    membungkuk.

    17. Sistem syaraf pusat

    Kelayan mengatakan pernah merasakan sakit kepala dan tengkuk terasa

    berat.

    18. Sistem Endokrin

    Kelayan mengatakan masih bisa membedakan antara panas dan dingin,

    serta masih bisa merasakan. Kelayan tidak mengalami kebiasaan makan

    yang berlebihan atau minum yang berlebihan

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    19/27

    I. ANALISA DATA

    NO DATA MSL KEPERAWATAN

    1 DS ;

    Status

    kesehatan umum selama setahun

    terakhir yaitu kelayan sering

    mengeluhkan pusing di kepala dan leher

    terasa kaku

    Kelayan

    mengatakan pernah merasakan sakit

    kepala dan tengkuk terasa berat

    DO :

    TD

    :

    Tidur

    :

    160/90 mmHg

    Duduk : 160/90 mmHg

    Berdiri : 150/90 mmHg

    Nadi : 80 x

    / menit

    Nyeri ( sakit kepala )

    berhubungan dengan

    peningkatan tekanan

    vaskuler serebral

    2 DS :

    Kelayan mengatakan pilek dan sering

    batuk

    DO :

    Keluar sekret dari hidung

    Batuk ( + )

    Ronkhi (-), hantaran (+)

    Suara serak

    Suhu : 37,50C

    Gangguan kebersihan

    jalan nafas berhubungan

    dengan akumulasi sekret

    pada trakhea

    3 DO :

    Kelayan mengatakan tidurnyaterganggu akibat BAK setiap 1 jam

    setiap malam

    Pengasuh mengatakan kelayan sering

    bolak balik kamar mandi dan

    Gangguan pemenuhan

    istirahat tidur ( kurangdari kebutuhan )

    berhubungan dengan

    seringnya terbangun

    malam sekunder

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    20/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    21/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    22/27

    LAPORAN KELOLAAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M

    DENGAN HIPERTENSI

    DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO

    SEMARANG

    DISUSUN OLEH :

    ANA WIDYASTUTI

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    23/27

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

    2004

    LAPORAN RESUME

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M

    DENGAN REMATIK

    DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO

    SEMARANG

    DISUSUN OLEH :

    ANA WIDYASTUTI

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    24/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    25/27

    UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

    2004

    PRE PLANNING IMPLEMENTASI

    KOMPRES HANGAT PADA Ny. M

    DI WISMA BROTOJOYO

    PANTI WREDHA WENING WARDOYO

    UNGARAN

    DISUSUN OLEH :

    ANA WIDYASTUTI

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    26/27

  • 7/30/2019 Hipertensi Lp

    27/27

    PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG2004