Hipertensi Lp
-
Upload
attik-dwihardjo-soedarmo -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of Hipertensi Lp
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
1/27
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
I. PENGERTIAN
Menurut WHO (1999), tekanan darah yang berada di atas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. (Rahardjo,2001)
The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (1997)
mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam
pengobatan antihipertensi. (Susalit, 2001)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
(Smeltzer,2001)
I. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : hipertensi dimana tekanansistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik
sama atau lebih besar dari 90 mmHg dan hipertensi sistolik terisolasi lebih
besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
(Darmojo, 1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI)
sebagai berikut : (Rahardjo, 2000)
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal 120
II. ETIOLOGI
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
2/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
3/27
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan
penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
III. TANDA DAN GEJALA
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina
seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluhdarah dan pada kasus berat
edema pupil. (Smeltzer, 2001).
Tetapi pada penderita hipertensi pada umumnya memang tidak
mempunyai tanda gejala spesifik. Sedangkan gejala yang lazim dirasakan
adalah pusing serta kelelahan (Edward,1995). Hipertensi yang mendadak
terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya hipertensi
sekunder khususnya hipertensi renovaskuler (Darmojo, 1999).
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
4/27
1. BUN : memebrikan informasi tentang perfusi ginjal
2. Glukosa : hiperglikemi dapat diakibatkan oleh peningkatan
katekolamin
3. Kalium serum : hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama
4. Kalsium serum : peningkatan dapat menyebabkan hipertensi
5. Kolesterol dan trigliserid serum : peningkatan dapat membentuk
adanya plak ateromatosa
6. pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
7. kadar aldosteron urin/serum : mengkaji aldosteronisme primer
8. urinalisa :mengisyaratkan disfungsi ginjal
9. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
10. steroid urin : mengindikasikan hiperadrenalisme
11. IVP : mengetahui penyebab hieprtensi
12. Foto dada : menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,perbesaran jantung
13. CT skan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati
14. EKG : perbesaran jantung gangguan konduksi (Smeltzer, 2001)
V. PENATALAKSANAAN
a). Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup
Pengurangan asupan garam serta upaya penurunan berat badan
merupakan langkah awal pengobatan hipertensi. Pembatasan asupan garam
sampai 60 mmol/hari, berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan.
Akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat
dan akan mempengaruhi kebiasaan makan pasien secara drastis. Pada
beberapa penyelidikan didapatkan bahwa diet rendah lemak jenuh dapat
mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. Dengan melakukan aktivitas
fisik yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.
Perubahan gaya hidup lain ialah menghindari faktor resiko seperti
merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, stres. Merokok dapat
meningkatkan tekanan darah, alkohol diketahui dapat meningkatkan tekanan
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
5/27
darah sehingga menghindari alkohol berarti menghindari kemungkinan
mendapat hipertensi. Relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf autonom dengan kemungkinan dapat pula
menurunkan tekanan darah.
b). Penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan hipertensi
Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan
beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya
kerusakan organ target dan terdapatnya manifetasi klinis penyakit
kardiovaskuler atau faktor resiko lain. Apabila penderita hipertensi ringan
berada dalam risiko tinggi(pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya
menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan sistoliknya diatas 130 sampai 139
mmHg maka perlu dimulai terapi obat-obatan. (Smeltzer,2001)
Jenis-jenis obat hipertensi yaitu sebagai berikut :
i). Diuretik
Cara kerja obat ini yaitu dengan meningkatkan volume air seni dan
pengeluaran Natrium (garam) melalui air seni tersebut. Obat golongan
diuretik yang lazim diberikan adalah tiazid. Efek samping terjadinya penyakitgout dan kadar gula pada DM sedikit meningkat.
ii). Beta Bloker
Bekerja dengan menghambat kerja hormon stres yaitu adrenalin terhadap
jantung dan pembuluh darah. Efek samping rasa lelah dan lesu, kaki lemah
dan tangan (kaki) terasa dingin. Yang termasuk yaitu asebutolol, alprenolol,
propanolol, timolol, pindolol,dll.
iii). Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium bekerja dngan cara mengurangi jumlah kalsium yang
masuk ke sel otot dinding pembuluh darah dan jantung serta mengurangi
ketegangan otot. Berkurangnya tegangan otot ini mengakibatkan tekanan
darah turun. Efek samping adalah sakit kepala, muka merah dan
pembengkakan pergelangan kaki. Golongan obat ini seperti nifedipine,
diltiazim, verapamil, amlodipin, felodipin dan nikardipin.
iv). Penghambat enzim konversi Angiotensin (Angiotensin
Converting Enzyme InhibitoratauACE Inhibitor)
ACE inhibitor menghambat substansi yang dihasilkan ginjal, yang bertugas
menyempitkan arteri kecil. Efek samping : terjadi penurunan tekanan darah
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
6/27
yang drastis, gangguan pengecap dan batuk yang menggelitik. contoh
losartan, valsartan dan irbesartan.
v). Vasodilator
Bekerja dengan melebarkan arteri secara langsung. Efek samping dari
vasodilator sedikit meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan
pembengkakan pergelangan kaki. Yang temasuk golongan ini adalah
doksazosin, prazosin, hidralazin, minoksidil, diazosid dan sodium
nitroprusid.
vi). Golongan penghambat simpatetik
Penghambatan aktivitas simpatik dapat terjadi pada pusat vasomotor otak
seperti pada pemerian metildopa dan klonidin atau pada ujung saraf perifer
seperti reserpin dan guanetidine.(Susalit, 2001)
VI. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
faktor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang,
pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
7/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
8/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
9/27
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti
kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,
hindari konstipasi
13. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan :
Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada
keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas
normal.
- Haluaran urin 30 ml/ menit
- Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur,
duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
14. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan :
Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan
perawatan dini
- Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
Intervensi :
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
10/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
11/27
DAFTAR PUSTAKA
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Darmojo, R. Boedhi. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ), Balai
penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jakarta, 1999.
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, 2000Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 2001
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com,
2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimanamengatasinya ?,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 1996
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
12/27
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis
dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
13/27
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Pendidikan Profesi Ners
Keperawatan Gerontik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M
DENGAN HIPERTENSI
DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO SEMARANG
I. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 72 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Panti werdha Wening Wardhoyo Ungaran
Orang terdekat : Suami
Alamat orang terdekat : -Tanggal pengkajian : 9 Agustus 2004
II. RIWAYAT KELUARGA
Kelayan dalam kehidupan berkeluarga menikah tiga kali, suami yang pertama
meninggal setelah 1 tahun menikah dan memiliki satu anak tetapi anaknya
juga meninggal saat masih bayi. Selang 1 tahun kemudian menikah lagi dan
bercerai, diakruniai 1 orang anak namun meninggal. Kemudian kelayan
menikah lagi dengan suami yang sekarang dan tidak mempunyai anak.
Kelayan tinggal di Panti Werdha sekitar 3 tahun yang lalu bersama dengan
suaminya. Kelayan mengatakan kecewa dengan anak angkat yang tidak
mempedulikannya, kelayan mengeluh ingin sekali pulang ke lampun tetapi
dana untuk kesana tidak ada, kelayan dulu datang ke semarang tujuannya
adalah menenggok anak angkatnya tetapi kelamaan di semarang dana untuk
pulang ke lampung habis sedangkan anak angkatnya tidak mempedulikan
masalah kelayan, sedangkan dari keluarga yang lain, kelayan dijanjikan akan
dijemput namun sampai 3 tahun dipanti tidak juga dijemput
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
14/27
III. RIWAYAT PEKERJAAN
Status pekerjaan saat ini adalah tidak bekerja dan merupakan salah satu
penghuni Panti Werdha Wening Werdhoyo. Untuk aktivitas sehari-hari
mengikuti kegiatan yang ada di panti. Pekerjaan kelayan sebelumnya sebagai
ibu rumah tangga biasa dan sumber pendapatan dari suami yang bekerja
sebagai sopir namun setelah tua dan tidak lagi mampu bekerja mereka
mendaftarkan diri untuk tinggal di panti
IV. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Kelayan tinggal di Panti Werdha Wening Wardoyo di wisma Puntodewo
yang berpenghuni 5 orang dimana Ny S tinggal bersama suaminya Tn. M.
untuk jumlah kamar yang ada 4 buah, tetangga terdekat yaitu Ny.P . Suasana
di wisma seperti layaknya disebuah masyarakat dimana kamar merupakan
rumah dan harus dijaga untuk privasi dan keamanannya. Setiap penghuni
kamar yang meninggalkan tempat selalu menutup kamar masing-masing
V. RIWAYAT REKREASIKelayan mengatakan hanya tiduran saja untuk mengisi waktu luang. Saat ini
kelayan merupakan anggota penghuni panti wisma Puntodewo dimana
didalamnya merupakan suatu kumpulan sesama manula. Pada waktu rekreasi
kelayan mengikuti jadwal dari Panti.
VI. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Untuk pemantauan kesehatan penderita dipantau di poliklinik Panti dimana
dalam 1 minggu mengadakan 2 kali pelayanan pada hari Selasa dan Jumat
dimana terdapat dokter geriatric dari RS Dr. Kariadi Semarang. Dan apabila
diluar jam pelayanan penderita mengalami sakit maka diperiksakan ke
puskesmas terdekat atau jika memerlukan pengobatan lanjut biasanya dirujuk
ke RS
VII. DESKRIPSI HARI KHUSUS KEBIASAAN RITUAL WAKTU TIDUR
Kelayan mengalami kesulitan tidur baik pada siang hari atau malam hari.
Biasanya kelayan jika istirahat siang hanya tidur-tiduran saja. Malampun
klien terganggu tidurnya, hal ini disebabkan karena kelayan sering bangun
untuk BAK setiap 1 jam sekali setiap malamnya, klien sering menguap
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
15/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
16/27
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 37,50C
BB : 49 kg
TB : 156 cm
2. Integumen
Pada tubuh kelayan tidak ada lesi dan luka. Untuk rambut sudah
mengalami perubahan yaitu memutih dan sedikit. Kuku-kuku pasien
bersih dan terpotong rapi.
3. Hemopoetik
Kelayan tampak mengalami anemia, konjungtiva putih pucat, belum
dilakukan pemeriksaan laborat.
4. KepalaKelayan mengatakan kepalanya pusing
Pemeriksaan kepala kelayan : bentuk kepala mesocephal, rambut
memutih tapi belum semua, tipis dan sedikit, tidak ada luka, bersih, tidak
berkutu.
5. Mata
Kondisi mata kelayan sudah mengalami perubahan dalam penglihatan
agak sedikit kabur Mata kelayan berwarna putih kemerahan dan terlihat
keruh.
6. Telinga
Pendengaran kelayan belum berkurang. Pada saat wawancara kelayan
masih bisa mendengar dengan suara biasa . Kelayan mengatakan belum
pernah sakit telinga . Untuk kebersihan telinga kelayan cukup terjaga.
7. Hidung dan Sinus
Kelayan mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap udara dingin,
sekarang hidung keluar air karena sedang pilek
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
17/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
18/27
13. Gastro Intestinal
Kelayan mengatakan mempunyai penyakit maag, jika makannya telat
kelayan merasa nyeri pada perutnya, kelayan juga mengatakan nafsu
makannya berkurang tidak seperti dulu, makan habis piring, 3 kali
sehari, minum 4 gelas perhari jenis air putih, teh. LILA : 12cm
14. Perkemihan
Kelayan mengatakan sering BAK, hampir setiap jam BAK diwaktu
malam hari dan sekitar 4 6 kali disiang hari. Kelayan tidak
mengeluhkan tentang nyeri saat berkemih. Kelayan mengeluh capek
untuk bolak-balik kekamar mandi. Pengasuh pun mengatakan kalau Ny S
sering bolak balik kamar mandi dan urinenya tercecer saat mau ke
kamar mandi. Kelayan mengatakan kalau malam sering minum teh anget.
15. Genito Reproduksi
Kelayan mengatakan tidak ada masalah, kelayan sudah menopouse danuntuk kebutuhan seksual sudah berbulan bulan kelayan tidak
melakukannya lagi karena suami tidak berhasrat lagi demikian pula
dengan kelayan
16. Muskuloskleletal
Kelayan mengatakan kalau kakinya terasa pegel-pegel .Sekarang jika
berjalan harus pelan-pelan dan jika berdiri dari duduk atau tidur harus
berpegangan terlebih dahulu. Jalan kelayan pelan dan sedikit
membungkuk.
17. Sistem syaraf pusat
Kelayan mengatakan pernah merasakan sakit kepala dan tengkuk terasa
berat.
18. Sistem Endokrin
Kelayan mengatakan masih bisa membedakan antara panas dan dingin,
serta masih bisa merasakan. Kelayan tidak mengalami kebiasaan makan
yang berlebihan atau minum yang berlebihan
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
19/27
I. ANALISA DATA
NO DATA MSL KEPERAWATAN
1 DS ;
Status
kesehatan umum selama setahun
terakhir yaitu kelayan sering
mengeluhkan pusing di kepala dan leher
terasa kaku
Kelayan
mengatakan pernah merasakan sakit
kepala dan tengkuk terasa berat
DO :
TD
:
Tidur
:
160/90 mmHg
Duduk : 160/90 mmHg
Berdiri : 150/90 mmHg
Nadi : 80 x
/ menit
Nyeri ( sakit kepala )
berhubungan dengan
peningkatan tekanan
vaskuler serebral
2 DS :
Kelayan mengatakan pilek dan sering
batuk
DO :
Keluar sekret dari hidung
Batuk ( + )
Ronkhi (-), hantaran (+)
Suara serak
Suhu : 37,50C
Gangguan kebersihan
jalan nafas berhubungan
dengan akumulasi sekret
pada trakhea
3 DO :
Kelayan mengatakan tidurnyaterganggu akibat BAK setiap 1 jam
setiap malam
Pengasuh mengatakan kelayan sering
bolak balik kamar mandi dan
Gangguan pemenuhan
istirahat tidur ( kurangdari kebutuhan )
berhubungan dengan
seringnya terbangun
malam sekunder
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
20/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
21/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
22/27
LAPORAN KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M
DENGAN HIPERTENSI
DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO
SEMARANG
DISUSUN OLEH :
ANA WIDYASTUTI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
23/27
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2004
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M
DENGAN REMATIK
DI PANTI WERDHA WENING WARDHOYO
SEMARANG
DISUSUN OLEH :
ANA WIDYASTUTI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
24/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
25/27
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG
2004
PRE PLANNING IMPLEMENTASI
KOMPRES HANGAT PADA Ny. M
DI WISMA BROTOJOYO
PANTI WREDHA WENING WARDOYO
UNGARAN
DISUSUN OLEH :
ANA WIDYASTUTI
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
26/27
-
7/30/2019 Hipertensi Lp
27/27
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2004