Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

47
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN DENGAN SISTEM KARDIOVASKULER (HIPERTENSI) DISUSUN OLEH: 1. Obi Sobirin 4201.0112.A.072 2. Sutan Muda Harahap 4201.0112.A.055 3. Taufik 4201.0112.A.053 PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

description

hipertensi

Transcript of Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Page 1: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA KLIEN DENGAN SISTEM KARDIOVASKULER

(HIPERTENSI)

DISUSUN OLEH:

1. Obi Sobirin 4201.0112.A.072

2. Sutan Muda Harahap 4201.0112.A.055

3. Taufik 4201.0112.A.053

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2014

Page 2: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup

seseorang. Menuanya organ tubuh tak lebih dari sebuah proses alamiah. Namun,

sangat sulit membedakan antara penuaan normal yang tidak bisa dicegah dengan

kerusakan organ akibat penuaan yang sebenarnya dapat dicegah, Dari seluruh

penyakit yang mendera manusia, penyakit kardiovaskular menempati urutan

paling atas. Kerusakan akibat penuaan biasanya akan mengalami dua macam

interaksi, yang berasal dari penuaan itu sendiri atau proses patologis yang

mengikuti penyakit jantung tersebut. Kelompok ini pun sering mengalami

kelainan klinis akibat komorbiditas serta polifarmasi.

Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia,

jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Penyakit ini tidak lepas dari gaya

hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan berubahnya pola

hidup. Angka harapan hidup yang semakin meningkat ditambah peningkatan

golongan usia tua semakin memperbesar jumlah penderita penyakit jantung yang

sebagian besar diderita oleh orang tua. (Wikipedia, 2008).

Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu

diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena

angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya

(Slamet Suyono, 2001).

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi

sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Slamet Suyono,

2001).

Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi

dan 10% lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan

hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya

beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya

penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian

dilakukan terhadap hipertensi primer, baik mengenai patogenesis maupun tentang

pengobatannya.

Page 3: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95

dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi

disebut borderline hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan jenis

kelamin dan usia, sedangkan batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan

usia dan jenis kelamin diajukan oleh Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang

berusia < 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring

130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia >45 tahun dinyatakan

hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang

mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi

(Slamet Suyono, 2001).

Berdasarkan latar belakang di atas, dengan tinggi persentase penyakit

hipertensi pada lansia, maka kelompok kami tertarik mengangkat masalah dengan

judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien Hipertensi”.

1.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerotik.

b. Tujuan Khusus

1. Sebagai bahan acuan untuk presentasi tugas Keperawatan Gerontik system

Kardiovaskular

2. Agar mahasiswa mengerti tentang Keperawatan Gerontik khususnya teori

hipertensi dan asuhan keperawatan klien dengan hipertensi

Page 4: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Defenisi

Menurut beberapa sumber, definisi dari hipertensi adalah:

1. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg

(Smeltzer & Bare,2001)

2. Hipertensi adalah peningkatan teknan darah yang menetap diatas batas normal

yang disepakati yaitu : diastolic 90 mmHg / sistolik 140 mmHg (Kee & Hayes,

2001)

3. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap diatas bataas

normal yang disepakati yaitu: distolic 90 mmHg / 140 mmHg (Price &

Wilson,2005)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi hipertensi pada lansia adalah

sebagai tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih tinggi atau tekanan darah yang

membutuhkan pengobatan dengan obat anti hipertensi. Hipertensi adlah penyakit

sistem kardiovaskuler dan pada lansia juga merupakan faktor resiko untuk penyakit

kardiovaskular termasuk penyakit stroke iskemik,penyakit koroner,dan gagal

jantung. (Arronow, 2009)

2.2. Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999):

1.      Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg

dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

2.      Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160

mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu:

1.      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya

2.      Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit

lain(Darmojo, 1999)

Page 5: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Klasifikasi hipertensi

Kategori Sistolik, Mmhg Diastolik, Mmhg

Normal

Normal tinggi

Hipertensi I

Stadium I (ringan)

Stadium II (sedang)

Stadium III (berat)

Stadium IV (sangat berat)

<130

130-139

140-159

160-179

180-209

>210

<85

85-89

99-99

100-109

110-119

>120

2.3. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik

(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau

peningkatan tekanan perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi:

1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport

Na.

2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan

darah meningkat.

3. Stress Lingkungan.

4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran

pembuluh darah.

Menurut (Ignatificius, 2010) berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi

menjadi 2 golongan yaitu:

1. Hipertensi Esensial (Primer) : Penyebab tidak diketahui namun banyak factor

yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf

simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan

stress.

Page 6: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

2. Hipertensi Sekunder : Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler

renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

1.      Elastisitas dinding aorta menurun

2.      Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3.      Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya.

4.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5.      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-

datapenelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

a.       Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)

b.      Kegemukan atau makan berlebihan

c.       Stress

d.      Merokok

e.       Minum alcohol

f.       Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

g. Aktivitas fisik

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti

ginjal, glomerulonefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor, vascular,

aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli kolestrol, vaskulitis,

kelainan endokrin, dm, hipertiroidisme, hipotiroidisme, saraf, stroke, ensepalitis.

selain itu dapat juga diakibatkan karena obat–obatan kontrasepsi oral, kortikosteroid.

Hipertensi dapat diakibatkan oleh perilaku/pola hidup yang tidak baik.

Faktorfaktor dan perilaku yang dapat menjadipenyebab hipertensi yaitu:

Page 7: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

a. Asupan Sodium yang melebihi normal: asupan sodium terhadap

kenaikan tekanan darah sekarang ini banyak sekali diteliti. Hal ini

berkaitan dengan sifat sodium yang menyebabkan retensi cairan di

dalam tubuh. Hipertensi jarang terjadipada intake sodium yang rendah

yaitu sekitar <60 mmol/hari.

b. Kurangnya diit vegetarian (sayur dan buah): Cereal, buah, dan sayuran

mengandung banyak kandungan kalium dan rendah sodium. Adanya

banyakkandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah.

c. Intake lemak berlebih: Intake lemak berisiko meningkatkan

pembentukanatherosklerosis yang akan menyebabkan dinding

pembuluh darah mengeras danmenyebabkan tekanan darah dapat

meningkat.

d. Intake alkohol: Beberapa studi menunjukkan hubungan linier yang

positifantara tekanan sistolik dan diastolik dengan pengkonsumsian

alkohol.

e. Merokok: Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merokok

berisikolebih besar menderita penyakit hipertensi dibandingkan yang

tidak merokok.

f. Stress: Nyeri, marah, keingintahuan berlebih, ketakutan, kegembiraan

danrasa malu menyebabkan tekanan darah akan meningkat (National

Heart Lung &Blood Insitute, 2003)

Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, meningkatkan

risiko sakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dapat mengakibatkan gagal

jantung,penurunan efisiensi fungsi ginjal, dll. (Mansjoer et al, 2001). Hipertensi

dapatdicegah dengan pola hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko

hipertensiseperti: mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok, tidak minum

kopi, tidakmengkonsumsi alkohol, latihan aerobik, modifikasi tingkah laku, dan

penghentianobat yang meningkatkan tekanan darah (obat pengatur kelahiran,

kortikosteroid mineralokortikoid, dan lain-lain) (National Heart Lung & Blood

Insitute, 2003).

2.4. Manifestasi Klinis

Page 8: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Tidak ada tanda dan gejala sampai penyakit ditemukan selama evaluasi masalah

yang lainnya. Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital yang berkurang

secara spontan setelah beberapa jam gejala biasanya terkait dengan hipertensi berat.

Biasanya terdapat gejala pusing, kehilangan ingatan, palpitasi, keletihan, dan impotensi.

Dengan keterlibatan vaskuler:

1. Perdarahan hidung

2. Urine berdarah

3. Kelemahan

4. Penglihatan kabur

5. Nyeri dada dan dispnea yang dapat menandakan keterlibatan jantung

6. Tremor lambat

7. Mual dan muntah

8. Peningkatan tekanan diastolik ketika orang tersebut mengubah posisi dari duduk

menjadi berdiri(yang menandakan hipertensi esensial)

9. Penurunan tekanan darah dengan perubahan dari posisi duduk keberdiri

(menandakan hipertensi sekunder)

10. Endema perifer ketika terjadi gagal jantung

11. Hemarogi eksudat dan endema papil menunjukan evaluasi oftalmoskopik pada

tahap lanjut(jika retinopati ipertensif terjadi) (Jaime Stockslager,2007)

2.5. Patofisiologis

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi.

Page 9: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,

yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi

yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air

oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor

ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan

darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,

hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh

darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)

mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,

2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”

disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi:

Perubahan sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa daah menurun 1% setiap tahun sesudah 20

tahun,hal ini menyebabkan menurunnya kontrkasi dan volumenya

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah

perifer untuk oksigenasi,perubahan psisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri)

Page 10: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan

pusing mendadak).

Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resitensi dari

pembuluh darah perifer, sistolis normal kurang lebih 170 mmHg dan distolis normal

kurang lebih 90 mmHg. Dengann adanya penurunan suplai O2 ke otak maka

kebutuhan otak akan O2 berkurang. Hal tersebut akan menyebabkan pingsan pada

akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Smeltzser & Bare,2001)

2.6. Pemeriksaan Penunjang

1. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan

dapat mengindikasikan  factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

2. BUN/Keratinin: memberikan informasi tentang perfusi ginjal

3. Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan

oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi ) 

4. Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau

menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

6. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan

plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

7. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

8. Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

9. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

11. Steroid urin

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

Page 11: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

12. IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal / ureter

13. Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

14. CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

15. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi

(Prize,Sylvia,2005)

2.7. Penatalaksanaan Medik

Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non

farmakologis dan farmakologis.

Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari:

1. Penurunan berat badan

2. Pembatasan alkohol

3. Pembatasan konsumsi natrium

4. Pembatasan penggunaan tembakau

5. Latihan dan relaksasi

Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari:

1. Diuretik (chlorthalidone chygraton)

2. Diuretika pengganti kalium

3. Inhibitor asenergik (propanolog iinderal)

4. Vaskodilaton (hydrolazine hydrocloride apresoline)

5. Penghambat enzim pengubah angiotensin (captropil capoten)

6. Antagonis kalium (diltiazem hydrocloride cardizem)(Prize,Sylvia, 2005)

7. Menurut JNC VI pilihan pertama untuk pengobatan hipertensi lanjut usia

adalah diuretic atau penyekat beta dan ini sangat bermanfaat namn demikian

terbatas penggunaannya pada keadaan seperti penyakit arteri tepi, gagal

jantung.

Page 12: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan

pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:

Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai

tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

1. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

a. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

c. Penurunan berat badan

d. Penurunan asupan etanol

2. Menghentikan merokok

3. Latihan Fisik (Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai

empat prinsip yaitu macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain)

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik

atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya

latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi

latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1. Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada

subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek

dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk

Page 13: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk

gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

2. Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar

membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan

adalah sebagai berikut :

1. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran

tekanan darahnya

2. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya

3. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun

bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

4. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya

tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya

dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

5. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau

keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

6. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x

sehari atau 2 x sehari

7. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek

samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

Page 14: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

8. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau

mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas

maksimal

9. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

10. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

11. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang

ditentukan.

12. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat

diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan

pelaksanaan pengobatan hipertensi.

I. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Pengkajian secara Umum:

1.      Identitas Pasien

Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis

Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang

terdekat, alamat, nomor registrasi.

2.      Riwayat atau adanya faktor resiko

a.       Riwayat garis keluarga tentang hipertensi

b.      Penggunaan obat yang memicu hipertensi

3.      Aktivitas / istirahat

a.       Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.

b.      Frekuensi jantung meningkat

c.       Perubahan irama jantung

d.      Takipnea

4.      Integritas ego

Page 15: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

a.       Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.

b.      Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan

pekerjaan).

5.      Makanan dan cairan

Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula

yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.

a.       Mual, muntah.

b.      Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).

6.      Nyeri atau ketidak nyamanan :

a.       Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung

b.        Nyeri hilang timbul pada tungkai.

c.       Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

d.      Nyeri abdomen.

Pengkajian Persistem :

a) Perubahan – perubahan fisik pada lansia :

1. Sel

Lebih sedikit jumlahnya

Lebih besar ukurannya

Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan intraseluler

Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal , darah dan hati

Jumlah sel otak menurun

Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem persarafan

Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya

dalam setiap harinya)

Cepatnya menurun hubungan persarafan

Kurang sensitif terhadap sentuhan

Page 16: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Mengecilnya saraf indera

3. Sistem pendengaran

Presbiakusis atau hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam

terutama terhadap bunyi suara atau nada nada yang tinggi

Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis

Terjadiya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya

keratin

4. Sistem penglihatan

Sfinger pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar

Kornea lebih berbentuk sferis (bola)

Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menyebabkan gangguan

penglihatan

Hilangnya daya akomodasi

Menurunnya lapang pandang

Menurunnya daya membedakan warna biru aau hijau

5. Sistem kardiovaskuler

Elastisitas , dinding aorta menurun

Katub jantung menebal dan menjadi kaku

Kemampuan jantung menurun memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah brumur 20 tahun , hal ini yang menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya

Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk , bisa

menyebabkan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing

mendadak)

Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meninkatnya resisten dari

pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg, diastolic normal 90

mmHg

6. Sistem repirasi

Otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

Menurunnya aktivitas dari silia

Paru paru kehilangan elastisitas , kapasitas esidu meningkat , menarik napas

lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalamn

bernapas menurun

Page 17: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang

O2 pada arteri menurun menjadi 75mmHg

Co2 pada arteri tidak berganti

7. Sistem gastorintestinal

Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodontal disease yang bisa

terjadi setelah umur 30 tahun

Indera pengecap menurun

esofagus melebar

lambung : rasa lapar menurun , asam lambung menurun

peristaltik melemah biasanya imbul konstipasi

liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan , berkurangnya

aliran darah

8. Sistem genitourinaria

Ginjal : nefron mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun

sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan

mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria

Vesika urinaria: otot otot menjadi lemah, kapastas menurun s. ampai 200ml

menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinaria susah di

kosongkan pada pria lanjut usia sehinnga meningkat retensi urin.

9. Sistem endokrin

Produksi dari semua hromon menurun

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

Menurunnya aktifitas tiroid dan daya pertukaran zat

Menurun sekresi hormon kelamin : progesteron, estrogen dan testosteron.

10. Sistem kulit

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak

Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses keratinasi

serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis

Pertumbuhan kuku lebih lebar, keras dan rapuh

Kelenjar kringat berkurang jumlah dan fungsinya

11. Sistem muskuloskleletal

Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh

Kifosis

Pinggang, lutut dan jari pergelangan terbatas

Page 18: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Discus intervertabralis menipis dan enjadi pendek

Persendian membesar dan menjadi kaku

Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

Atrofi serabut, sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot - otot

kram dan menjadi tremor

b) Perubahn- perubahan mental :

1. Memory

Kenangan jangka panjang : berjam – jam sampai berhari hari yang lalu

Jangka pendek : 0-10 menit

2. I.Q (Intelegentia Quantion)

Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal

Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan

c) Perubahan – perubahan psikososial

Pensiun : kehilangan finansial, kehilangan status , kehilangan teman/

relasi, kehilangan kegiatan.

Marasakan atau sadar akan kematian

Perubahan dalam cara hidup yaitu memasuki rumah perawatan bergerak

lebih sempit

Ekonomi akibat pemberitahuan dari jabatan

Penyakit kronis dan ketidakmampuan

Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

Hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik ,perubahan terhadap gambaran

diri dan konsep diri

d) Perkembangan spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam ke hiduapannya

(Maslow,1970)

Page 19: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat

dalam berfikir dan bertindak dalam sehari hari (Murray dan Zanter,

1970)

Perkembangan spiritual pada usia tahu menurut Fowler 1978,

Universalizing ,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah

berfikir dan bartindak cengan cara memberikan contoh cara mecintai dan

keadilan

Wawancara

a) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya

b) Kegiatan yang mampu dilakukan lanjut usia

c) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri

d) Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan dan pendengaran

e) Kebiasaan makan minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil

f) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia

g) Perubahan-perubahan fungsi, tubuh yang sangat bermakna dirasakan

h) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam

minum obat

i) Masalah-masalah seksual yang dirasakan

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh

Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu :

1. Headtotoe

2. Sistem tubuh

1. Psikologis

a) Apakah mengenal masalah-masalah utamanya

b) Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan

c) Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak

d) Apakah optimis dalam memandang suat kehidupan

Page 20: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

e) Bagaimana mengatasi stres yang dialami

f) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri

g) Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan

h) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang

i) Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alasan

perasaan, orientasi dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah

2. Sosial Ekonomi

a) Darimana sumber keuangan usia lanjut

b) Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang

c) Dengan siapa dia tinggal

d) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia

e) Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya

f) Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah

g) Siapa saja yang biasa mengunjungi

h) Seberapa besar ketergantungannya

i) Apakah dapat menyalurkan hobby atau keinginannya dengan fasilitas yang

ada

3. Spiritual

a) Apakah secara teratur mrlakukan ibadah sesuai dengan keyakinan

agamanya

b) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan

keagamaan

c) Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa

d) Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal

Pengkajian Dasar

1. Temperatur

Mungkin serendah 95 F

Lebih diteliti diperiksa disublingual

2. Pulse ( denyut nadi )

Kecepatan, irama, volume

Apikal, radial, pedal

3. Respirasi ( pernapasan )

Page 21: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Kecepatan, irama, dan kedalaman

Tidak teraturnya pernapasan

4. Tekanan darah

Saat baring, duduk, berdiri

Hipertensi akibat posisi tubuh

5. Berat badan perlahan-lahan hilang dalam tahun-tahun terakhir

6. Tingkat orientasi

7. Memory ( ingatan )

8. Pola tidur

9. Penyesuaian psikososial

Sistem Persarafan

1. Kesimetrisan raut wajah

2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-perubahan dari otak

Tidak semua orang menjadi snile

Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau melemah

3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak

4. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :

Jangan di testdiluar jendela

Pergunakan tangan atau gambar

Cek kondisi kaca mata

5. Pupil : kesamaan, dilatasi

6. Sensor deprivation ( gangguan sensorik )

7. Ketajaman pendengaran

Apakah menggunakan alat bantu dengar

Tinutis

Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan

8. Adanya rasa sakit atau nyeri

Sistem Kardiovaskuler

1. Sirkulasi perifer, warna dan kehangatan

2. Auskultasi denyut nadi apikal

3. Periksa adanya pembekakan vena jugularis

Page 22: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

4. Pusing

5. Sakit

6. Edema

Sistem Gastrointestinal

1. Status gizi

2. Pemasuka diet

3. Anoreksia, tidak dicerna, mual dan muntah

4. Mengunyah dan menelan

5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut

6. Auskultasi bising usus

7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran kolon

8. Apakah ada konstipasi ( sembelit ), diare dan inkontinesiaalvi

Sistem Genitourinarius

1. Warna dan bau urine

2. Distensi kandung kemih, inkontinensia ( tidak dapat menahan untuk buang air kecil )

3. Frekuensi, tekanan atau desakan

4. Pemasukan dan pengeluaran cairan

5. Disuria

6. Seksualitas

Kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks

Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke aktivitas seksual

Sistem Kulit

1. Kulit

Temperatur, tingkat kelembaban

Keutuhan luka, luka terbuka, robekan

Turgor ( kekenyalan kulit )

Perubahan pigmen

2. Adanya jaringan parut

3. Keadaan kuku

Page 23: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

4. Keadaan rambut

5. Adanya gangguan-gangguan umum

Sistem Muskuloskeletal

1. Kontraktor

Atroofi otot

Mengecilkan tendo

Ketidakadekuatannya gerakan sendi

2. Tingkat mobilisasi

Ambulasi dengan/tanpa bantuan peralatan

Keterbatasan gerak

Kekuatan otot

Kemampuan melangkah atau berjalan

3. Gerakan sendi

4. Paralisis

5. Kifosis

Psikososial

1. Menunjukkan tanda-tanda meningkatnya ketergantungan

2. Fokus-fokus pada diri bertambah

3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian

4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih sayang yang berlebihan

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umun

Kesadaran

Tekanan darah (berbaring, duduk & berdiri)

Nadi

Pernafasan

Tinggi badan

Berat badan

Suhu badan

Page 24: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

BMI / RBW

o KULIT

o KEPALA

o MATA

o HIDUNG

o MULUT

o LEHER

o LIMFONODI

o DADA & PARU-

PARU

o KARDIOVASKULAR

o PAYUDARA

o ABDOMEN

o GENETALIA

o REKTAL

o PEMBULUH DARAH TEPI

o MUSKULOSKELETAL

o NEUROLOGIK

o STATUS MENTAL

Page 25: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Pengkajian Fungsional Klien

a. Katz index

No.

Kegiatan Mandiri Bantuan Sebagian

Bantuan Penuh

1. Bathing2. Dressing3. Toiletting4. Transfering5. Continence6. Feeding

b. Barthel index

KRITERIA PENILAIAN

1. Makan(frekuensi, jumlah, jenis)

2. Minum(frekuensi, jumlah, jenis)

3. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur/sebaliknya

4. Personal toilet, cucimuka, menyisir rambut, gosok gigi)

5. Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyekat tubuh

menyiram)…(frekuensi)

6. Mandi

7. Jalan di permukaan datar

8. Naik turun tangga

9. Mengenakan pakaian

10. Kontrol bowel (BAB)...(frekuensi, konsistensi)

11. Kontrol Bladder (BAK)…(frekuensi, warna)

12. Olahraga/latihan…(frekuensi, jenis)

13. Rekreasi/pemanfaatan waktu…(frekuensi, jenis)

1. Denganbantuan(5)

2. Mandiri(10)

Keterangan:

120 : mandiri

65 –115 : Ketergantungan

Sebagian

<60 : Ketergantungantotal

Page 26: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

PEMERIKSAAN PORTABEL UNTUK STATUS MENTAL

(PPSM = MMSE = MINIMENTALSTATEEXAMINATION)

DAFTAR PERTANYAAN PENILAIAN

1. Tanggal berapakah hari ini ? (bulan, tahun)

2. Hari apakah hari ini ?

3. Apakah nama tempat ini ?

4. Berapakah nomor telepon Bapak / Ibu ? Di jalan apakah

rumah Bapak / Ibu ?

5. Berapakah umur Bapak / Ibu ? (tanggal, bulan, tahun)

6. Kapan Bapak / Ibu lahir ? (tanggal, bulan, tahun)

7. Siapakah nama Gubernur kita ? (walikota / camat /

lurah)

8. Siapakah nama Gubernur sebelum ini ? (walikota /

camat / lurah)

9. Siapakah nama gadis Ibu anda ?

10. Hitung mundur 3 –3 , mulai 20 !

0 –2 kesalahan = baik

3 –4 kesalahan = gangguan intelek

ringan

5 –7 kesalahan =gangguan intelek

sedang

8 –10 kesalahan = gangguan intelek

berat

Bila penderita tak pernah sekolah,

nilai kesalahan diperbolehkan + 1 dari

nilai diatas

Bila penderita sekolah lebih dari

SMA, kesalahan yang diperbolehkan –

1 dari nilai diatas

Page 27: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

PENGKAJIANSTATUSMENTAL

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER(SPSMQ).

DAFTAR PERTANYAAN PENILAIAN(Benar/ Salah)

1. Tanggal berapa hari ini?

2. Hari apa sekarang?

3. Apa nama tempat ini?

4. Dimana alamat anda?

5. Berapa umur anda?

6. Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir)

7. Siapa presiden Indonesia sekarang?

8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

9. Siapa nama ibu anda?

10. Kurangi3 dari 20 dan tetap pengurangan3 dari setiap

angka baru, semua secara menurun

Interpretasihasil:

Salah0 –3 : fungsi intelektual

utuh

Salah4 –5 : Kerusakan

intelektual ringan

Salah6 –8 : Kerusakan

intelektual sedang

Salah9 –10: Kerusakan

intelektual berat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,

iskemia miokard, hipertropi ventricular

2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

3. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output

4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik

5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit

6. Resiko tinggi terhadap cedera

3. INTERVENSI

Page 28: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

NO Dx.Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi

1. Penurunan curah jantung

berhubungan dengan

peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia

miokard, hipertropi

ventricular

Tidak terjadi penurunan

curah jantung setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x

24 jam. Dengan kriteria

hasil :

-Berpartisipasi dalam

aktivitas yang

menurunkan TD

-Mempertahankan TD

dalam rentang yang

dapat diterima

-Memperlihatkan irama

dan frekuensi jantung

stabil

-Pantau TD, ukur pada kedua tangan,

gunakan manset dan tehnik yang tepat

-Catat keberadaan, kualitas denyutan

sentral dan perifer

-Auskultasi tonus jantung dan bunyi

napas

-Amati warna kulit, kelembaban, suhu

dan masa pengisian kapiler

-Catat edema umum

-Berikan lingkungan tenang, nyaman,

kurangi aktivitas, batasi jumlah

pengunjung.

-Pertahankan pembatasan aktivitas

seperti istirahat ditempat tidur/kursi

-Bantu melakukan aktivitas perawatan

diri sesuai kebutuhan

-Lakukan tindakan yang nyaman spt

pijatan punggung dan leher,

meninggikan kepala tempat tidur.

-Anjurkan tehnik relaksasi, panduan

imajinasi, aktivitas pengalihan

-Pantau respon terhadap obat untuk

mengontrol tekanan darah

-Berikan pembatasan cairan dan diit

natrium sesuai indikasi

-Kolaborasi untuk pemberian obat-

obatan sesuai indikasi

2. Nyeri ( sakit kepala )

berhubungan dengan

peningkatan tekanan

vaskuler serebral

Nyeri atau sakit kepala

hilang atau berkurang

setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

- Pasien

mengungkapkan tidak

adanya sakit kepala

- Pasien tampak

nyaman

-Pertahankan tirah baring, lingkungan

yang tenang, sedikit penerangan

-Kaji tingkat nyeri klien

-Minimalkan gangguan lingkungan dan

rangsangan

-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai

kebutuhan

-Beri tindakan nonfarmakologi untuk

menghilangkan sakit kepala seperti,

posisi nyaman, tehnik relaksasi,

bimbingan imajinasi dan distraksi

-Hilangkan / minimalkan

Page 29: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Potensial cedera fisik sampai dengan penurunan fungsi tubuh

Tindakan mencegah kecelakaan ;

1. Klien/lanjut usia

o Biarkan lanjut usia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan

keselamatan

o Latih lanjutn usia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi

o Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur, jika tidur

o Bila mengalami masalah fisik, misalnya reumatik, latih klien untuk

menggunakan alat bantu berjalan

o Bantu klien ke kemar mandi terutama untuk lanjut usia yang menggunakan

obat penenang

o Menggunakan kaca mata bila berjalan atau melakukan sesuatu

o Usahakan ada yang menemani jika bepergian

2. Lingkungan

o Tempatkan klien diruangan khusus dekat kantor sehingga mudah

diobservasi bila lanjut usia tersebut dirawat

o Letakkan bel dibawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya

o Gunakan tempat yang tidak yerlalu tinggi

o Letakkan meja kecil dekat tempat tidur akan lanjut usia menempatkan alat-

alat yang selalu digunakannya

o Usahakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah

o Kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lanjut usia yang

menggunakannya

o Pasang pegangan dikamar mandi

o Hindari lampu yang redup dan menyikaukan, sebaiknya gunakan lampu

70-100 watt

o Jika pindah dari ruang terang ke gelap ajarkan klien untuk memejamkan

mata sejenak

o Gunakan sendal/sepatu yang beralas karet

o Gunakan perabotan yang penting saja diruang lanjut usia

Page 30: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

Memelihara kebersihan diri

1. Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia adalah ;

o Penurunan daya ingat

o Kurangnya motivasi

o Kelemahan dan ketidakmampuan fisik

2. Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri, antara lain;

o menganjurkan lanjut usia untuk menggunakan sabun lunak yang

mengandung minyak

o Mengingatkan/membantu lanjut usia untuk melakukan usaha

kebersihan diri

o Mengingatkan lanjut usia untuk membersihkan lubang telinga,

mata dan gunting kuku

Memelihara keseimbangan istirahat/tidur

Upaya yang dilakukan antara lain;

1. Menyediakan tempat/waktu tidur yang nyaman

2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas dari bau-bauan

3. Melatih lanjut usia untuk latihan fisik ringan untuk memperlancar

sirkulasi dan melenturkan otot

4. Memberikan minum hangat sebelum tidur

Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi

1. Masalah umum yang dikemukakan pada lanjut usia adalah daya

ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan

curiga. Hal ini disebabkan hubungan interpersonal yang tidak

adekuat

2. Upaya yang dilakukan antara lain:

o Berkomunikasi dengan lanjut usia dengan kontak mata

o Memberikan stimulus/mengingatkan lanjut usia terhadap

kegiatan yang akan dilakukan

Page 31: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

o Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan

lanjut usia

o Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk

mengekspresikan atau tanggap terhadap respons non verbal

lanjut usia

o Menghargai pendapat lanjut usia

BAB III

PENUTUP

  Kesimpulan

Prevalensi hipertensi pada lanjut usia lebih tinggi dibanding dengan penderita

yang lebih muda. Sebagian besar merupakan hipertensi primer dan hipertensi sistolik

terisolasi. Diagnosis hipertensi sama dengan orang pada umumnya seperti yang

dianjurkan oleh JNC VI dan WHO. Karena adanya pengakuan pebuluh darah

arteri,disamping faktor lainnya seperti penurunan sensitivitas baroreseptor maupun

adanya retensi natrium. Penatalaksanaan hipertensi pada lanjit usia pada prinsipnya

tidak berbeda dengan hupertensi umumnya yaiu dari modifikasi pola hidup dan bila

diperlukan dilanjutkan dengan pemberian obat antihipertensi Obat yang umum

digunakan adalah diuretic dan antagonis kalsium, dengan prinsip dosis awal yang

kecil dan ditinkatkan secara perlahan sasaran tekanan darah yang ingin dicapai adalah

tekanan darah sistolik <140 dan diastol <90 mmHg.

   

Page 32: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Carol A,Milerr.2012.Library Of CongressCataloging In Publication Data . ISBN :US

govermant

Ganong, Wiliam, F , 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih Bahasa Oleh Brahm U Panit (Et.Al), EGC : Jakarta

Nugroho ,Wahjudi, 2000, Keperawatan Gerontik, (Ed.2), EGC : Jakarta

Price , Sylvia Anderson Dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 2005 , Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, (Ed.4, Buku 2), Terjemahan Oleh : Peter Anugrah, EGC :Jakrta

Stockslager, Jaime L ,2008, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, (Ed.2), Alih Bahasa Oleh: Nike Budi Subekti, EGC :Jakarta

National Heart Lung & Blood Insitute. 2003. The seventh report of Joint National Committeeon Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure dalamThe JNC VII report. Disitasi dari: http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/ JNC 7 full / htm. Diakses tanggal 2 Oktober 2009.

Page 33: Asuhan Keperawatan Gerontik Hipertensi