Keratitis Jamur (2)

7
1 | Problem Based Learning  Special Sense; Keratitis Jamur Ayu anas silvya* 10 2010 072 F5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapisan kornea yang terkena, seperti keratitis superfisialis dan interstisial atau profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi terhadap yang diberi topikal dan reaksi terhadap konjuntivitis menahun, dapat juga dari bakteri, jamur atau virus. Keratitis jamur (keratomikosis) merupakan istilah umum yang dipakai untuk inflamasi yang disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan peradangan) pada kornea. Faktor  predisposisi antara lainnya adalah trauma, pemakaian kontak lensa, dan steroid topikal. Trauma pada kornea yang memicu terjadinya keratomikosis, biasanya trauma dengan tumbuhan atau benda-benda organik.  Infeksi ini pertama kali menyerang epitel dan stroma kornea, endotelium dan bilik mata depan juga dapat terinfeksi pada kasus yang berat.  *Alamat Korespondensi : Ayu Anas Silvya, Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510 E-mail : [email protected]  MAKALAH PBL BLOK 23

Transcript of Keratitis Jamur (2)

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 1/7

1 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Special Sense;

Keratitis Jamur

Ayu anas silvya*

10 2010 072

F5

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Pendahuluan

Radang kornea biasanya diklasifikasikan dalam lapisan kornea yang terkena, seperti keratitis

superfisialis dan interstisial atau profunda. Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal

seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi terhadap yang diberi topikal dan

reaksi terhadap konjuntivitis menahun, dapat juga dari bakteri, jamur atau virus.

Keratitis jamur (keratomikosis) merupakan istilah umum yang dipakai untuk inflamasi yang

disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan peradangan) pada kornea. Faktor

 predisposisi antara lainnya adalah trauma, pemakaian kontak lensa, dan steroid topikal.

Trauma pada kornea yang memicu terjadinya keratomikosis, biasanya trauma dengan

tumbuhan atau benda-benda organik.  Infeksi ini pertama kali menyerang epitel dan stroma

kornea, endotelium dan bilik mata depan juga dapat terinfeksi pada kasus yang berat.  

*Alamat Korespondensi :

Ayu Anas Silvya,

Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana,

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510E-mail : [email protected] 

MAKALAH PBL BLOK 23

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 2/7

2 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Anamnesis

Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit

sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, Anamnesis pribadi

(meliputi keadaan sosial ekonomi, budaya, kebiasaan, obat-obatan, lingkungan).

Hal-hal yang perlu ditanya sebagai berikut :

a.  Identitas Pasien : Petani, 40 tahun

 b.  Keluhan Utama, RPS,RPD,RPK,Anamnesis Pribadi :

Mata kanan  kabur, merah berair dan sakit setelah menyambit pada disawah tiba

tiba matanya seperti kelilipan , sulit membuka mata.

Pada kasus ini biasanya pasien akan mengeluh sakit mata hebat, berair, dan silau.

Keluhan akan timbul setelah 5 hari sampai 3 minggu kemudian. Pada infeksi jamur

 juga dapat disebabkan karena efek samping pemakaian antibiotic & kortikosteroid

yang tidak cepat.1

Pertanyaan tambahan :

  Selain keluhan keluhan diatas apakah ada keluhan lain?

  Apakah bapak ada mengkonsumsi obat sebelumnya?

Pemeriksaan Fisik  

a.  TTV

 b.  Pemeriksaan Visus : (Lakukan pada kedua mata, kanan dulu baru kiri)

i.  Snellen Chart : 3/ 60 

Bila visus pasien tidak normal (6/6 atau 20/20), di lakukan pin hole   untuk

melihat adanya perbaikan visus (kelainan pada media refraksi) atau tidak

(kelainan organik)

ii.  Visus Buruk, Pasien tidak dapat melihat Snelln Chart

  Finger counting test : Jarak 1-5 meter (catat hasil : 1/60  –  5/60)

  Hand movement test : Jarak 1 meter (catat hasil : 1/300)

  Light Projection test : mengunakan sinar lampu, meminta pasien

menyebutkan arah (catat hasil : 1/~)

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 3/7

3 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

c.  Pemeriksaan Segmen Anterior :

i.  Konjungtiva : Hiperemis

ii.  Kornea : apakah jernih, terdapat infiltrate, sikatrik, ulkus, perforasi,

neovaskular

iii.  Pupil : ukuran,bentuk,reflex langsung dan tak langsung

iv.  COA ,lateral 45o : apakah dalam atau dangkal, hifema, hipopion

v.  Lensa : Jernih atau katarak

d.  Pemeriksaan Segmen Posterior (Funduskopi) : Ruang yang gelap

i.  Atur oftalmoskop ke posisi normal

ii.  Mata kanan pasien = mata kanan pemeriksa

iii.  Cahaya oftalmoskop diarahkan ke dalam pupil pasien sambil pemeriksa

mendekat ke arah pasien.

iv.  Pemeriksaan Funduskopi :

  Refleks fundus

  Vitreus : Jernis/ tidak

  Papil : warna, bentuk, batas

  C/D ratio

  Rasio arteri : vena

  Macula lutea (reflex macula)

  Retina : eksudat, pendarahan, ablasio.2 

Pemeriksaan Penunjang 

a.  Pemeriksaan Mikroskopik : KOH 10% terhadap kerokan kornea menunjukan adanya

hifa (keratitis jamur).

1

 

Diagnosis

Dari hasil anamnesis, PF, dan PP pasien tersebut menderita keratitis jamur.

Jamur : Fusarium, Cephalocepharium, dan Curvularia.1

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 4/7

4 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Diagniosis banding.1,3

Keratitis Jamur Keratitis Bakteri Keratitis Dendritik

Merah, visus turun Ada ada ada

Gatal & sakit Ada ada ada

Kotor/ belek Tidak ada ada Tidak ada

Rasa kelilipan Ada Tidak ada ada

Penyebab Fusarium,

Cephalocephariu

m,Curvularia.

Staphylococcus,

Pseudomonas,

Enterobacteriacea

Virus Herpes

simpleks

Epidemiologi

Walaupun infeksi jamur pada kornea sudah dilaporkan pada tahun 1879 oleh Leber,

tetapi baru mulai periode 1950-an kasus-kasus keratitis jamur diperhatikan dan dilaporkan,

terutama di bagian selatan Amerika Serikat dan kemudian diikuti laporan-laporan dari Eropa

dan Asia termasuk Indonesia. Banyak laporan menyebutkan peningkatan angka kejadian ini

sejalan dengan peningkatan penggunaan kortikosteroid topikal, penggunaan obat

immunosupresif dan lensa kontak, di samping juga bertambah baiknya kemampuan

diagnostik klinik dan laboratorik, seperti dilaporkan di Jepang dan Amerika Serikat.

Singapura melaporkan (selama 2,5 tahun) dari 112 kasus ulkus kornea, 22 beretiologi jamur,

sedang di RS Mata Cicendo Bandung (selama 6 bulan) didapat 3 kasus dari 50 ulkus kornea,

Taiwan (selama 10 tahun) 94 dari 563 ulkus, bahkan baru-baru ini Bangladesh melaporkan 46

dari 80 ulkus (kemungkinan keratitis virus sudah disingkirkan).

3,4

 

Etiologi

Keratitis Jamur disebablkan oleh Fusarium, Cephalocepharium,Curvularia.

Pada infeksi jamur juga dapat disebabkan karena efek samping pemakaian antibiotic &

kortikosteroid yang tidak cepat.1

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 5/7

5 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Patofisiologi

Hifa jamur cenderung masuk stroma secara paralel ke lamella kornea. Mungkin ada nekrosis

koagulatif stroma kornea yang meluas dengan edema serat kolagen dan keratosit. Reaksi

inflamasi yang menyertai kurang terlihat daripada keratitis bakterialis. Abses cincin steril

mungkin ada yang terpisah pusat ulkus. Mikroabses yang multipel dapat mengelilingi lesi

utama. Hifa berpotensi masuk ke membrane Descement yang intak dan menyebar ke kamera

okuli anterior. Di banyak kasus, jamur dapat tidak ditemukan dari permukaan dan stroma

superfisial pada spesimen histopatologi, yang menjelaskan kegagalan pengambilan sampel

untuk menemukanorganisme pada ulkus pada tahap yang lanjut.5

Gambaran Klinis

Reaksi peradangan yang berat pada kornea yang timbul karena infeksi jamur dalam bentuk

mikotoksin, enzim-enzim proteolitik, dan antigen jamur yang larut. Agen-agen ini dapat

menyebabkan nekrosis pada lamella kornea, peradangan akut , responantigenik dengan

formasi cincin imun, hipopion, dan uveitis yang berat.

Ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur berfilamen dapat menunjukkan infiltrasiabu-abu

sampai putih dengan permukaan kasar, dan bagian kornea yang tidak meradang tampak

elevasi keatas. Lesi satelit yang timbul terpisah dengan lesi utama dan berhubungan dengan

mikroabses stroma. Plak endotel dapat terlihat paralel terhadap ulkus. Cincin imun dapat

mengelilingi lesi utama, yang merupakan reaksi antara antigen jamur dan respon antibodi

tubuh. Sebagai tambahan, hipopion dan sekret yang purulen dapat juga timbul. Reaksi injeksi

konjungtiva dan kamera okuli anterior dapat cukup parah.

Sebenarnya gambaran yang khas pada ulkus kornea tidak ada. Infeksi awal dapat sama

seperti infiltrasi stafilokokus, khususnya dekat limbus. Ulkus yang besar dapat sama dengan

keratitis bakteri.5

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 6/7

6 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Terapi

 Natamisin 5% : setiap 1-2 jam

Anti Jamur : Miconazole, amfoterisi,nistatin

Sikloplegik disertai obat oral anti glaukoma : Peningkatan tekanan intra ocular

Keratoplasti apabila tidak ada perbaikan.1

Komplikasi

Pada keratitis jamur pemberat yang dapat terjadi endaofalmitis.1`

Prognosis

Prognosis tergantung pada beberapa faktor, termasuk luasnya kornea yang terlibat,

status kesehatan pasien (contohnya pasien dengan kondisi immunosupresif), dan waktu

 penegakan diagnosis klinis yang dikonfirmasi dengan kultur di laboratorium. Pasien dengan

infeksi ringan dan diagnosis mikrobiologi yang lebih awal memiliki prognosis yang baik;

 bagaimanapun, kontrol dan eradikasi infeksi yang meluas didalam sklera atau struktur

intraokular sangat sulit. Diperkirakan satu dari ketiga infeksi jamur gagal terapi pengobatanatau perforasi kornea.6

Pencegahan

Hindari faktor Penyebab dengan lebih berhati-hati dalam beraktivitas terkhusus menghindari

 benda-benda asing yang dapat masuk ke mata, bisa dengan memakai kacamata dalam

 beraktivitas.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bawah keratitis jamur disebabkan oleh jamur ,

Cephalocepharium,Curvularia yang berasal dari ranting pohon,daun, dan bagian-bagian

tumbuhan. Pada infeksi jamur juga dapat disebabkan karena efek samping pemakaian

antibiotic & kortikosteroid yang tidak cepat. Pengobatan dengan Natamisin 5% : setiap 1-2

 jam, Anti Jamur : Miconazole, amfoterisi,nistatin. Sikloplegik disertai obat oral anti

glaukoma : Peningkatan tekanan intra ocular. Keratoplasti apabila tidak ada perbaikan.

8/12/2019 Keratitis Jamur (2)

http://slidepdf.com/reader/full/keratitis-jamur-2 7/7

7 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g  

Daftar pustaka

1.  Ilyas, S. Ilmu penyakit mata. Ed 3. Jakarta: FKUI; 2010. p 149-52.

2.  Susanti, Yosephin Sri. Buku panduan ketrampilan klinis. Jilid 6. Jakarta: FK UKRIDA;

2008. p 26-43.

3.  Susetio B. Penatalaksanaan infeksi jamur pada mata dalam Cermin dunia kedokteran.

[Online]. 1993 [Cited 2014 Maret 20]; Available from : http//www.kalbe.co.id-files-cdk-

files-cdk_087_mata.html 

4.  Singh D. Keratitis, fungal. [Online] 2008 Jun 12 [cited 2014 Maret 20];[14 screens].

Available from:URL:http:///www.eMedicine.com/oph/topic99.htm. 

5.  Ilyas, S. Mailangkay, HHB. Taim, H. Simarmata, M. Widodo, PS. Ilmu penyakit mata

untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Ed 2. Jakarta : CV. Sagung Seto; 2002.

6.  Ilyas S. Mata merah dengan visus menurun. Dalam : Penuntun ilmu penyakit mata. Ed.3.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2005 p 80-5.