lapsus keratitis

23
BAB I. PENDAHULUAN Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang merupakan bagian dari media refraksi. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapis yaitu epitel, membran bowman, stroma, membran descemet, dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat pada stroma kornea yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. 1,2 Keratitis adalah suatu peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapis kornea yang 1

Transcript of lapsus keratitis

Page 1: lapsus keratitis

BAB I.

PENDAHULUAN

Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang merupakan bagian dari

media refraksi. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela

yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapis yaitu

epitel, membran bowman, stroma, membran descemet, dan endotel. Endotel lebih

penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cedera kimiawi atau fisik

pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel

endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya

cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat pada stroma kornea

yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.1,2 

Keratitis adalah suatu peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri,

virus, dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapis kornea yang

terkena seperti keratitis superficial dan profunda, atau berdasarkan penyebabnya

yaitu keratitis karena berkurangnya sekresi air mata, keratitis karena keracunan

obat, keratitis reaksi alergi, infeksi, reaksi kekebalan, reaksi terhadap

konjungtivitis menahun.2,3,4

Pada Keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea

bergesekan dengan palpebra, karena kornea berfungsi sebagai media untuk

refraksi sinar dan merupakan media pembiasan terhadap sinar yang yang masuk

ke mata maka lesi pada kornea umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama

apabila lesi terletak sentral dari kornea. Fotofobia terutama disebabkan oleh iris

1

Page 2: lapsus keratitis

yang meradang  Keratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa silau dan

merasa ada yang mengganjal atau kelilipan.3,4

Manajemen yang tepat dapat mengurangi insidensi kehilangan penglihatan

dan membatasi kerusakan kornea. Keterlambatan diagnosis infeksi adalah salah

satu faktor yang berperan terhadap terapi awal yang tidak tepat. Kebanyakan

gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila di diagnosis

penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai.5

Berikut akan dilaporkan sebuah kasus keratitis pada seorang penderita

wanita, umur 30 tahun yang berobat ke Poliklinik Penyakit Mata RSUD Ulin

Banjarmasin.

2

Page 3: lapsus keratitis

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. K

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 tahun

Status : Ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Aluh-aluh, Ds. Simpang warga luar No.3

No. RMK : 91 95 96

II. ANAMNESIS

Hari/tanggal : Sabtu, 29 Januari 2011

Keluhan Utama : penglihatan silau pada mata kanan

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke poli mata RSUD Ulin Banjarmasin dengan

keluhan penglihatan silau pada mata kanan. Sejak 1 minggu sebelum

pasien datang ke poli mata, pasien mengeluh pandangan mata sebelah

kanan terganggu. Sebelum keluhan tersebut dirasakan oleh pasien,

pasien mengaku awalnya mata kanan terasa gatal dan berwarna merah.

Pasien juga mengaku matanya terasa seperti ditusuk-tusuk dan terasa

seperti ada pasir pada mata kanan pasien. Pasien mengatakan bahwa

penglihatan pada mata kanan terhalangi atau seperti tertutup oleh

embun sehingga apabila melihat pada tempat yang terang terasa sangat

3

Page 4: lapsus keratitis

silau. Menurut pasien pada mata kanan awalnya seperti terdapat

selaput putih yang ukurannya sangat kecil pada pinggir bagian yang

hitam dari mata pasien, akan tetapi selaput tersebut semakin lama

semakin meluas kearah bagian tengah dari mata pasien. Pasien juga

mengatakan kalau mata kanan sering berair akan tetapi tidak disertai

adanya kotoran pada mata kanannya. Pasien mengaku sebelum

keluhan tersebut muncul, pasien tidak ada riwayat trauma pada mata

ataupun riwayat penggunaan lensa kontak. Keluhan serupa tidak

dirasakan pasien pada mata sebelah kirinya. Pasien mengaku sebelum

berobat ke dokter, ia berobat ke mantri dan di berikan obat tetes mata,

dan menurut pasien setelah menggunakan obat tersebut keluhannya

tidak berkurang sama sekali.

Riwayat penyakit Dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan

tidak riwayat diabetes mellitus dan penyakit saluran pernafasan, akan

tetapi pasien memiliki riwayat hipertensi.

Riwayat penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit saluran

pernafasan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg

4

Page 5: lapsus keratitis

N : 74 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,3ºC

IV. STATUS LOKALIS

Mata Kanan

Mata Kiri

Sentral, normal Kedudukan Sentral, normal

2/60

Tidak dilakukan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Visus

Visus Koreksi

Bulbus Oculi

Supersilia

6/60

Tidak di lakukan

Dalam batas normal

Dalam batas normal

Edema)-( Palpebrae Superior Edema)-(

Edem)-(

Hiperemi( -)

Hiperemi )-(

Hiperemi )-(

Putih

Keruh (+), Infiltrat (+) uk 2

mm, tes sensibilitas kornea

)+(

Hiperemi

Palpebra Inferior

Konjungtiva

Palpebralis

Konjungtiva

Fornices

Konjungtiva Bulbi

Sklera

Kornea

Limbus

Edem)-(

Hiperemi)-(

Hiperemi)-(

Hiperemi)-(

Putih

Jernih

Hiperemi)-(

5

Infiltrat

Page 6: lapsus keratitis

Cukup Kamera Okuli

Anterior

Cukup

Reguler)normal( Iris Reguler)normal(

Jernih Lensa Jernih

Bulat

Letak di pusat mata

ө + 3 mm

Reflek cahaya)+(

Pupil Bulat

Letak di pusat mata

ө + 3 mm

Reflek cahaya)+(

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Tes Fluorescen Tidak dilakukan

Normal Palpasi Normal

V. DIAGNOSA KLINIS

Keratitis Numularis Oculi Dextra

VI. DIAGNOSA BANDING

Konjungtivitis

Uveitis anterior

VII. PENATALAKSANAAN

Cendo xytrol 3 x 1 tetes

Eye vit 2 x 1 tab

VIII. USULAN PEMERIKSAAN

Tes Flouresensi

IX. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

6

Page 7: lapsus keratitis

BAB III

PEMBAHASAN

Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus

cahaya, dan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan Kornea

merupakan salah satu media media refrakta dengan diameter 11,5 mm, tebal + 1

mm )0,54 – 0,65 mm( dan dengan kekuatan bias 43 dioptri. Pembiasan sinar

terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar

masuk kornea dilakukan oleh kornea. Kornea terdiri dari 5 lapisan yaitu : 2,6

1. Epitel

Epitel kornea berasal dari ektoderm permukaan dan memiliki ketebalaan

50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel bertanduk yang saling tumpang tindih

satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal terlihat

mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap

dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng. Sel basal berikatan erat

dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui

desmosom dan makula okluden dan ikatan ini menghambat pengaliran air,

elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan

membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan

mengakibatkan erosi rekuren.

7

Page 8: lapsus keratitis

2. Membran Bowman

Membran bowman terletak di bawah membran basal epitel komea yang

merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal

dari bagian depan stroma. Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan lainnya. Pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedangkan

di bagian perifer serat kolagen ini bercabang dan terbentuknya kembali

serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.

Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak

di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar

dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma.

Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai

tebal 40 μm.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40

pm. Endotel melekat spada membran descement melalui hemidesmosom

dan zonula okluden

8

Page 9: lapsus keratitis

A B

Gambar 1. )A( Anatomi mata )B(. Lapisan Kornea

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf

siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V. Saraf siliar longus berjalan suprakoroid,

masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan

selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis

terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di

daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi

dalam waktu 3 bulan.4

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui

berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya

yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi

relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel

dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel

dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik, pada endotel jauh lebih

9

Page 10: lapsus keratitis

berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema

kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya

menyebabkan edema lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel-

sel epitel itu telah beregenerasi.2

Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke

dalam kornea. Namun sekali ini cedera, stroma yang avaskuler dan membrane

bowman mudah terkena infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti

bakteri, amuba, dan jamur. Streptococcus pneumonia )pneumokokkus( adalah

bakteri pathogen kornea sejati; pathogen lain memerlukan inokulum yang berat

atau hospes yang lemah )mis; defisiensi imun( agar dapat menimbulkan infeksi.2

Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan

menurut lapisan kornea yang terkena yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal

lapisan epitel atau bowman dan keratitis profunda atau interstisialis )atau disebut

juga keratitis parenkimatosa( yang mengenai lapisan stroma.4

Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah:4

1. Keratitis punctata superfisialis

Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan

oleh sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmus, keracunan obat

topical, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.

2. Keratitis flikten

Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai

kecenderungan untuk menyerang kornea.

10

Page 11: lapsus keratitis

3. Keratitis sika

Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar

lakrimale atau sel goblet yang berada di konjungtiva.

4. Keratitis lepra

Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut

juga keratitis neuroparalitik.

5. Keratitis nummularis

Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple

dan banyak didapatkan pada petani.

Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah :

1. Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital

2. Keratitis sklerotikans.

Pada penderita dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan

pandangan mata sebelah kanan terganggu sejak 1 minggu, mata kanan terasa

nyeri, penglihatan pasien silau serta pasien juga mengeluh mata kanannya sering

berair namun tidak terdapat kotoran pada mata. Pasien mengatakan bahwa

sebelumnya mata os terasa gatal dan berwarna merah. Pasien mengaku tidak ada

riwayat trauma pada mata ataupun menggunakan lensa kontak. Dari anamnesis

menunjukkan bahwa pasien mengalami suatu infeksi didaerah mata bagian kanan

dengan keluhan mata merah, silau )fotofobia(, berair dan penurunan visus )kabur(.

Dari gejala yang timbul tersebut menunjukkan diagnosis mengarah ke diagnosis

keratitis.

11

Page 12: lapsus keratitis

Karena kornea memiliki banyak serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea,

superfisisalis maupun dalam )benda asing kornea, abrasi kornea, phlyctenule,

keratitis interstisisal(, menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Rasa sakit ini

diperhebat oleh gesekan palpebra )terutama palpebra superior( pada kornea dan

menetap sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan

membiaskan cahaya, lesi kornea umunya agak mengaburkan penglihatan,

terutama kalau letaknya di pusat.2

Fotofobia pada penyakit kornea adalah akibat kontraksi iris beradang yang

sakit. Dilatasi pembuluh iris adalah fenomena reflek yang disebabkan iritasi pada

ujung saraf kornea. Fotofobia, yang berat pada kebanyakan penyakit kornea,

minimal. Meskipun mata berarir dan fotofobia pada umumnya menyertai

penyakit kornea, akan tetapi tidak terdapat kotoran pada kecuali pada ulkus

bakteri purulen.2

Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD = 2/60, VOS = 6/60,

pemeriksaan mata sebelah kanan hiperemi pada perikorneal tidak ditemukan, hal

ini mungkin saja disebabkan karena pasien sebelumnya sudah mengobati keluhan

tersebut dengan obat tetes mata yang diperolehnya dari mantra sehingga keluhan

tersebut sudah berkurang bahkan menghilang. Pada kornea didapatkan adanya

infiltrat berwarna putih keruh yang menyebabkan penglihatan pasien menjadi

terganggu dan merasa silau. Dari hasil pemeriksaan status lokalis ini

menunjukkan bahwa infeksi pada kornea mengakibatkan penurunan visus pada

mata sebelah kanan.

12

Page 13: lapsus keratitis

Terapi yang diberikan yaitu cendo xytrol. Obat ini memiliki kandungan

dexamethason, neomysin sulfat dan polymiksin B sulfat. Cendo xytrol

penggunaannya diindikasikan untuk Pengobatan infeksi mata yang meradang

seperti: Konjungtivitis )radang selaput ikat mata( akut atau kronis yang tak

bernanah, Blefarokonjungtivitis dan keratokonjungtivitis, Keratitis superfisial

)radang pada permukaan kornea/selaput bening mata( non-spesifik, radang pada

kornea bagian dalam, Keratitis akne rosase, Iridosiklitis )radang selaput pelangi

dan badan siliar(, Iritis )radang iris/selaput pelangi( akut yang ringan, Blefaritis

)radang kelopak mata( yang tak bernanah, Skleritis )radang selaput mata keras(,

Epiekleritis )radang permukaan selaput mata keras(, Sklerokonjungtivitis, Herpes

zoster pada mata, pencegahan infeksi setelah operasi mata.

Eyevit memiliki manfaat sebagai suplemen untuk nutrisi bagi mata.

Indikasinya yaitu mampu menangkal radikal bebas yang merusak sel-sel mata,

mencegah terjadinya katarak,mengurangi kelelahan mata, membantu

menghilangkan hemorage dan mengurangi eksudasi pada retinopati diabetes.

13

Page 14: lapsus keratitis

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus penderita wanita berumur 30 tahun datang

dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan terganggu sejak 1 minggu, mata

kanan terasa nyeri, penglihatan pasien silau serta pasien juga mengeluh mata

kanannya sering berair namun tidak terdapat kotoran pada mata. Pasien

mengatakan bahwa sebelumnya mata os terasa gatal dan berwarna merah. Pasien

mengaku tidak ada riwayat trauma pada mata ataupun menggunakan lensa kontak.

Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan visus OD 2/60 dan OS 6/60,

pada mata sebelah kanan tampak kornea keruh dan ada infiltrat, serta tidak ada

kelainan pada konjungtiva, palpebra, skera, iris, dan pupil, ,sedangkan mata

sebelah kiri tidak ada kelainan pada palpebra, kornea, konjungtiva, sklera, iris,

dan pupil. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik penderita didiagnosa

keratitis ocular dextra dan pada penatalaksanaan diberikan cendo xytrol dan

eyevit.

14

Page 15: lapsus keratitis

DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. San Fransisco 2007

2. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Widya Medika Jakarta, 2000

3. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2000

4. Ilyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FKUI Jakarta,

2006

5. Srinivasan M, et al. Distinguishing infectious versus non infectious keratitis. INDIAN Journal of Opthalmology 2006 56:3;50-56

6. Radjiman T, dkk. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga. Surabaya, 1984

15