T.S.P KERATITIS

49

description

mari saling berbagi ilmu ,.

Transcript of T.S.P KERATITIS

Kornea (latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea transparan (jernih), bentuknya hampir sebagian lingkaran dengan diameter vertical 10-11mm dan horizontal 11-12mm, tebal 0,6-1mm terdiri 5 lapis .Kemudian indeks bias 1,375 dengan kekutan pembiasan 80%. Sifat kornea yang dapat ditembus cahaya ini disebabkan oleh struktur kornea yang uniform, avaskuler dan diturgesens atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea, yang dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mencegah dehidrasi, dan cedera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel jauh menyebabkan sifat transparan hilang dan edema kornea, sedangkan kerusakan epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat karena akan menghilang seiring dengan regenerasi epitel.

Kornea dipersarafi oleh banyak serat saraf sensoris terutama saraf siliaris longus, saraf nasosiliaris, saraf ke V saraf siliaris longus berjalan supra koroid , masuk kedalam stroma kornea, menembus membrane bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan didaerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan system pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi.

Epitel Bentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bersifat fat soluble substance. Ujung saraf kornea berakhir di epitel oleh karena itu kelaianan pada epitel akan menyebabkan gangguan sensibilatas kornea dan rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi cukup besar, perbaikan dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. Tebalnya 50um, terdiri atas sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih;satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng. Pada sel batang sering terlihat mitosis sel , dan sel muda ini terdorong kedepan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjaid sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal didepannya melalui desmosom dan macula okluden;ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membrane basal yang melekat erat kepadanya . Bila terjadi gangguan akan menjadi erosi rekuren. epitel berasal dari ektoderm permukaan.

Membrana Bowman Terletak di bawah membrana basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Mempertahankan bentuk kornea Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi. Kerusakan akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut. Stroma Lapisan yang paling tebal dari kornea. Bersifat water soluble substance. Terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun atas lamel-lamel, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang dibagian perifer serat kolagen bercabang. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air, kadar air diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh sel epitel. Gangguan dari susunan serat kornea terlihat keruh. Terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblast terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

Membrana Descement Lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan tidak berstruktur dan bening terletak dibawah stroma dan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah. Merupakan membrane selular dan merupakan batas belakang stroma kornea dihasilkan. sel endotel dan merupakan membrane basalnya. Bersifat sangat elastic dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40um. Endotel Satu lapis sel terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea, mengatur cairan didalam stroma kornea, tidak mempunyai daya regenerasi, pada kerusakan bagian ini tidak akan normal lagi. Dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intra okuler dan usia lanjut jumlah mulai berkurang. Berasal dari mesotalium, berlapis satu bentuk heksagonal besar 20-40um. Endotel melekat pada mebrana descment melalui hemi desmosom dan zonula okluden

Keratitis radang pada kornea yaitu salah satu penyakit mata yang serius karena dapat menimbulkan gangguam tajam penglihatan, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Keratitis adalah peradangan pada kornea, atau infiltrasi sel radang pada kornea. membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. (Darling,H Vera, 2000, hal 112)

Bakteri ( Streptococcus pneumonia,Streptococcus alfa

hemolitycus,Staphylococcus aureus ) Virus ( Herpes simpleks,Herpes zoster ) Jamur ( candida, Aspergilin ) Hipersensitif : toksin/alergen Ganguan nervus trigeminus Idopatik paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari atau sunlamps Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak Adanya benda asing di mata Reaksi terhadap obat tetes mata Efek samping obat tertentu

Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata, sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik, exposure-keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus. Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Jhonson, sindrom defisiensi imun. Obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya : kortikosteroid, IUD, anestetik lokal dan golongan imunosupresif.

Mata sakit, gatal, silau Gangguan penglihatan ( visus menurun ) Mata merah dan bengkak Hiperemi konjungtiva Merasa kelilipan Gangguan kornea ( sesibilitas kornea yg hipestesia ) Fotofobi, lakrimasi, blefarospasme Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filament pada kornea

e

Bakteri,virus ,fungi,parasi t

Pengaktifan komplemen

permeabilitas vaskular+faktor kemotaktic neutrofil

Limbus konjungtiva meradang menghasilakn kolagenase

Nautrofil msk ke kornea melepaskan enzim proteolitik&kolagenolitik, metabolit 02 dan zat pro inflamasi(PAF, leukotrins,prostalglandin)

Degradasi Stroma Kornea & disolusi

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung yang uniform dan jendela yang dilalui berkas cahaya retina.Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,avaskular, dan deturgesens. Deturgesens atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea,dipertahankan oleh fungsi sawar epitel. Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea dan merupakan satu lapisan sel-sel pelapis permukaan posterior kornea yang tidak dapat digantikan baru.Sel-sel ini berfungsi sebagai pompa cairan dan menjaga agar kornea tetap tipis dan basah dengan demikian mempertahankan kejernihan optiknya.Jika sel-sel ini cedera atau hilang,timbul edema dan penebalan kornea yang pada akhirnya menggangu pengelihatan. Apabila terjadi suatu infeksi dari bakteri ,virus ataupun jamur maka lapisan ini akan terjadi inflamasi dan fungsinya akan terganggu.

Kalsifikasi Berdasarkan lapisan Keratitis Pungtata: Keratitis Pungtata Superfisial, keratitis Pungtata Subepitel Keratitis Marginal Keratitis Interstisial Kalsifikasi Berdasarkan Penyebab Keratitis Bakteri Keratitis Jamur Keratitis Virus Keratitis Herpetik Keratitis Infeksi Herpes Zoster Keratitis Infeksi Herpes Simplek : -Keratitis Dendritik -Keratitis Disiformis

Keratitis Alergi Keratokonjungtivitis Keratokonjungtivitis epidemi Tukak atau ulkus fliktenular Keratitis fasikularis Keratokonjungtivitis vernal Keratitis flikten Berdasarkan Bentuk Klinik Keratitis Pungtata supervisialis, infeksi virus Keratitis sika Keratitis Lepra, keratitis neuroparalitik Keratitis Numuralis Keratitis filamentosa

KERATITIS PUNGTATAKeratitis yang terkumpul di daerah Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai fluoresein. Sedangkan keratitis pungtata subepitel adalah keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman.

KERATITIS MARGINALMerupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan adanya blefarokonjungtivitis.

KERATITIS INTERSTITISIALKeratitis interstitial(KI) adalah kondisi serius dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan hilangnya transparansi kornea. KI dapat berlanjut menjadi kebutaan. Sifilis adalah penyebab paling sering dari KI. Sehingga disebutkan, bahwa KI adalah sinonim dari penyakit sifilis.

KERATITIS BAKTERIAL Setiap faktor atau agen yang menciptakan kerusakan pada epitel kornea adalah potensi penyebab atau faktor risiko bakteri keratitis. Penggunaan lensa kontak, terutama perpanjangan memakai lensa kontak. Penurunan kekebalan pertahanan sekunder untuk malnutrisi, alkoholisme, dan diabetes (Moraxella). Kekurangan air mata. Penyakit baru kornea (termasuk keratitis herpes dan sekunder neurotrophic keratopathy). Perubahan struktural atau malposition dari kelopak mata (termasuk entropion dengan trichiasis dan lagophthalmos). Kronis Dakriosistitis. Penggunaan kortikosteroid topikal. Manifestasi Klinis Pasien dengan bakteri keratitis biasanya mengeluh onset cepat sakit, ketakutan dipotret, dan penurunan penglihatan. Sangat penting untuk mendokumentasikan sistemik dan sejarah okular yang lengkap pada pasien tersebut untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko potensial yang akan membuat mereka rentan untuk mengembangkan infeksi ini.

KERATITIS HERPES SIMPLEKS Virus herpes simpleks menempati manusia sebagai host, merupakan parasit intraselular obligat, dapat ditemukan pada mukosa, rongga hidung, rongga mulut, vagina dan mata. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan mata, rongga hidung, mulut, alat kelamin yang mengandung virus. Selain dengan tangan penderita, tangan dokter dapat memindahkan virus ini dari pasien yang satu ke pasien yang lain. Keratitis herpes simpleks dapat terjadi sepanjang tahun. Kasus pada laki-laki kurang lebih dua kali perempuan, (lakilaki:perempuan, 2:1) masa inkubasi 2 hari hingga 2 minggu. Maninestasi Klinis : Fotofobia Penglihatan kabur Tearing (mata berair) Kemerahan

Insiden jamur keratitis telah meningkat selama 30 tahun terakhir. Terjadinya peningkatan ini jamur keratitis adalah hasil dari penggunaan sering topikal kortikosteroid dan agen antibakteri dalam mengobati pasien dengan keratitis, kenaikan jumlah pasien yang immunocompromised, dan teknik diagnostik laboratorium yang lebih baik yang membantu dalam diagnosis. Maninestasi Klinis : Sensasi benda asing Meningkatkan rasa sakit atau ketidaknyamanan mata Tiba-tiba buram Mata merah yang tidak biasa Air mata berlebih dan sekret berlebih. Peningkatan kepekaan cahaya

KERATITIS JAMUR

KERATITIS ALERGI

Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke arah kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral disertai fasikulus pembuluh darah. Etiologi Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan. Manifestasi Klinis Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil yang besar), diliputi sekret mukoid. Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-abu, seperti lilin) gatal Fotofobia sensasi benda asing, Berair dan blefarospasme. Okular tanda-tanda pada umumnya KKV terlihat di kornea dan konjungtiva. Berbeda dengan Keratokonjuntivitis Atopik (KKA), kulit kelopak mata biasanya tidak terlibat.

Pemulasan fluorescein Kerokan kornea Kultur untuk bakteri dan fungsi Tes schirmer

Pada pasien dengan infeksi kornea berat dirawat untuk pemberian tetes antimikroba seperti gentamisin 5mg/ml, tobramisin15mg/ml, atau sefuroksim 50 mg/ml setiap 30 menit sekali dan pemeriksaan berkala,untuk keratitis yang disebabakan oleh virus herpes simpleks pasien perlu diberikan virustatika seperti IDU trifluorotimidin dan acyclovir keratitis akibat herpes zooster pasien diberikan obat simptomatis saja seperti analgetika, vitamin dan antibiotika topikal. Selain itu tameng mata ( patch ) dan lensa kontak perlu dilepas dahulu sampi infeksi terkontrol, karena akan memperkuat pertumbuhan mikroba.Sedangkan pasien dengan konjungtivitis biasanya hilang sendiri tapi tergantung dengan jenis penyebabnya. kongjungtivitis bakteri sebelum terdapat pemerikaan mikrobiologi, klien dapat diberikan antibiotik unggal spektrum luas sepertigentamisin, kloramfenikol, polimiksin.konjungtivitis gonore, pasien dirawat dengan diberi penisillin salep dn suntikan untuk bayi dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret dibersihkan engan kapas yang dibasahi air rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15 menit dan diberi salep penisillin.

Selain itu pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau orang lain, menanjurkan untuk tidak menggosok mata yang sakit kemudian mata yang sehat, menganjurkan untuk mencuci tangan setipa memegng mata yang sakit, menggunakan handuk, lap dan sapu tangan yang terpiah. Untuk keratitis viral, penatalaksanaan bersifat simptomatik dan antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, untuk konjungtivitis herpetik diberikan antivirus asiklovir 400mg/hari selama 5 hari. keratitis alergi biasanya akan sembuh sendiri, pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penyebab dan menghilangkan gejala, keratitis sika diberikan air mata buatan.Penatalaksanaan untuk uveitis, terapi perlu segera dilakukan untuk mencegah kebutaan, diberikan steroid tetes mata pada siang hari dan salep pada malam hari

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat MRS

: Tn. K : 60 tahun : KatoLik : sma : pengsiunan polisi : Perum Karang indah BF/13 - Tuban : 06 maret 2012/ 13.13 WIB : klien mengatakan sakit

Jenis kelamin : laki-laki

Keluhan Utama

mata dan bengkak

Keluhan utama : klien mengatakan sakit matadan bengkak

Riwayat penyakit sekarang (RPS): P : klien datang ke RS dengan keluhan sakit

mata,gatal,mata merah,pengelihatan menurun. Q :sakit mata terasa gatal,merah ,bengkak dan meras kelilipan R : sakit dirasakan didaerah mata dalam sebelah kanan S : sakit mata terasa saat beraktivitas dan semakin parah saat mata terbuka T : keluhan dirasakan sudah 3 minggu sapai sekarang

Riwayat penyakit dahulu ( RPD) klien pernah menderita sakit mata karena iritasi zat kimia dan sudah sembuh,sering berda di lingkungan yang berpolusi karena tokonya samping jalan. Riwayat keluarga (RPK) Keluarganya ada yang menderita DM dan ayahnya pernah menderita katarak

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Mata merah dan bengkak Wajah cemas Tampak Gelisah Lakrimasi

Pemeriksaan Fisik Mata Ketajaman pengelihatan : Visus mata menurun VOD 2/6 dan VOS 6/6 Palpebra superior dan inferior : Merah dan bengkak ,terdapat vesikel,blefarospasme Konjungtiva : Hipertermi konjungtiva Kornea : Sensibilitas kornea hipestesia, Inflitrat filament pada kornea,erosi kornea karena trauma.

B1: pola nafas 20 x/menit, bentuk dada normal, suara nafas vaskuler, irama nafas teratus, alat bantu nafas tidak, masalah keperawatan tidak ada B2: irama jantung reguler, bunyi jantung normal, akral hangat B3: GCS composmetis 456, terdapat keluhan pusing, pupil isokor, sklera/konjungtiva normal, masalah keperawatan gg. Rasa nyaman nyeri, resiko cidera, gg.perspsi sensori B4: kebersihan bersih, produksi urine 1500 ml/hari, kandung kemih nyeri tekan(-) membesar(-), alat bantu kateter tidak, masalah keperawatan tidak ada B5: mulut bersih, mukosa lembab, tenggorokan tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada kesulitan menelan, abdomen nyeri tekan(-), peristaltik 29 x/menit, BAB 2 x/hari, nafsu makan frekuensi 2 x/menit, porsi makan habis, masalah keperawatan tidak ada B6: pergerakan sendi terbatas, kelainan tulang tidak ada, fraktur tidak ada, turgor baik, masalah keperawatan tidak ada

1) Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan penurunan fungsi pengelihatan 2) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan. 3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ulserasi kornea 4) Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit 5) Resiko Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan 6) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,muntah 7) Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak sekret dengan mata sehat atau mata orang lain 8) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pandangan kabur 9) Gangguan pola nafas berhubungan dengan ansietas/cemas

DataDs : klien mengatakan sakit mata dan bengkak Do :

EtiologiErosi kornea karena trauma Terinfeksi bakteri Proses inflamasi Terbentuk infiltrat Penimbunan inflitrat di kornea Kerusakan epitel kornea Ulserasi kornea / Keratitis Mengganggu kejernihan dan kelengkungan kornea

Masalah

resiko cidera

Visus menurun VOD : 2/6 VOS : 6/6 Adanya infiltrasi filament pada kornea Fotofobia blefarospasme Merasa kelilipan

Mengganggu pembiasan cahaya yang masukPandangan kabur Resiko cedera

Hari/t glRabu, 28 Maret 2012

DiagnosaResiko cidera berhubungan dengan penurunan fungsi pengelihatan Tujuan : Dalam waktu 1x 24 jam Cidera tidak terjadi Kriteria Hasil : -Visus mata kembali normal -Tidak ada luka cedera pada anggota tubuh -Tidak ada infiltrat pada kornea

Intervensi1. Tentukan tajam pengelihatan pada kedua mata Pertahankan posisi tempat tidur yang rendah dengan posisi pagar tinggi dan bel disamping pasien dengan jangkuan yang mudah. Singkirkan bendabenda yang dapat menyebabkan cidera Beritahu pasien untuk tidak menggaruk mata Anjurkan keluarga klien untuk membantu saat klien akan ke kamar mandi atau berpindah tempat

Rasional1) Kebutuhan individu dan pilihan intervensi sebab kehilangan pengelihatan terjadi lamban dan progresif 2) Memberikan peningkatan kenyamanan dan Menurunkan resiko jatuh bila bingung dan memudahkan untuk memanggil petugas

2.

3.

3) Memberikan perlindungan diri terhadap cedera4) Agar tidak terjadi cedera pada mata 5) Untuk membantu pergerakan klien agar tidak terjadi cidera

4. 5.

Hari/tgl Rabu, 28 Maret 2012

No. Dx 1

Implementasi 1. Menentukan tajam pengelihatan pada kedua mata 2. Mempertahankan posisi tempat tidur yang rendah dengan posisi pagar tinggi dan bel disamping pasien dengan jangkuan yang mudah. 3. Menyingkirkan benda-benda yang dapat menyebabkan cidera 4. Memberitahu pasien untuk tidak menggaruk mata 5. Menganjurkan keluarga klien untuk membantu saat klien akan ke kamar mandi atau berpindah tempat

Jam 07.00 07.30

Ttd.

Hari/tgl

No.Dx 1

Evaluasi

TTd.

Rabu, 28 Maret 2012

S : klien merasakan dalam keadaan nyaman dan tidak terjadi cedera O : Visus meningkat VOD : 4/6 VOS : 6/6 - tidak ada cedera pada anggota tubuh -Tidak ada infiltrat pada kornea -Tidak merasa kelilipan -tidak ada blefarospasme A : masalah teratasi P : Hentikan intervensi

SAP KERATITIS

Pokok bahasan Sub pokok bahasan Sasaran Target Waktu Hari/ tanggal Tempat Penyuluh Tuban Semester 4

: KERATITIS : Perawatan penyakit keratitis : Pengunjung / keluarga klien : Pengunjung / keluarga klien : 30 menit : selasa 07 maret 2012 : Ruang Melati : Mahasiswa STIKES NU

Latar Belakang Keratitis adalah peradangan pada kornea, atau infiltrasi sel radang pada kornea.

Tujuan intruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan penyakit Keratitis peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena penyakit Keratitis dapat dicegah. Tujuan intruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu : Menjelaskan pengertian Keratitis Menjelaskan Penyebab Keratitis Menjelaskan pencegahan Keratitis Menjelaskan Prinsip tatalaksana Keratitis Menjelaskan Tatalaksana Keratitis Mendemonstrasikan cara memberikan perawatan awal atau membuat obat

METODE - Ceramah, - Demonstrasi dan - Tanya jawab Media - Life Chart - Life flat - Laptop - LCD

No 1.

Kegiatan Pendahuluan - Menyampaikan salam - Menjelaskan tujuan Menyampaikan materi a ) Menjelaskan dan menguraikan Tentang materi 1. Pengertian Keratitis 2. Penyebab Keratitis 3. Pencegahan Keratitis 4. Tatalaksana penderita

Respon Klien

Waktu

Membalas salam -Memperhatikan

5 menit

2.

-Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat

katarak5.Mendemonstrasikan cara melakukan pencegahan awal b) Pemberian kesepakatan -Menanyakan hal yang pada peserta penyuluhan untuk belum jelas bertanya -Memperhatikan jawaban penyuluhan

20 menit

3.

c)Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi Penutup - Tanya jawab (evaluasi) - Menyimpulkan hasil materi - Mengakhiri kegiatan - Mengucapkan salam

Menjawab salam

15 menit

Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing : Haminatus Daris S.Kep,Ns 2. Moderator : Munaji Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan 3. Penyaji : Dafid Afandi Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Imam Hambali Job Discription : Membuat resume kegiatan penyuluhan 5. Fasilitator : Siapa aja boleh ^,^ Job Discription: Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menanggapi pertanyaan audience

Kritera Evaluasi Evaluasi struktur Peserta atau pasien dan keluarga Penyelenggaraan penyuluhan di STIKES NU Tuban Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa STIKES NU Tuban tingkat II Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum PKRS dan 15 menit sebelum pelaksanaan PKRS. Evaluasi proses Pengunjung/keluarga antusias terhadap materi penyuluhan. Pengunjung/keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai. Pengunjung/keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. Pengunjung/keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan Evaluasi hasil : Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan Keratitis Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan efek Keratitis Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan terapi atau pengobatan Keratitis Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan pencegahan pada Keratitis

Materi Penyuluhan Pengertian Keratitis adalah peradangan pada kornea, atau infiltrasi sel radang pada kornea. Tanda gejala Mata sakit, gatal, silau Gangguan penglihatan ( visus menurun ) Mata merah dan bengkak Hiperemi konjungtiva Merasa kelilipan Gangguan kornea ( sesibilitas kornea yg hipestesia ) Fotofobi, lakrimasi, blefarospasme Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filament pada kornea, dll Penyebab Bakteri ( Streptococcos pneumonia,Streptococcus alfahemolitycus,Staphylococcus aureus ) Virus ( Herpes simpleks,Herpes zoster ) Jamur ( candida, Aspergilin ) Hipersensitif : toksin/alergen Ganguan nervus trigeminus Idopatik paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari atau sunlamps Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak Adanya benda asing di mata Reaksi terhadap obat tetes mata Efek samping obat tertentu , dll

Penatalaksanaan keratitis bergantung pada etiologi yang mendasarinya. Bentuk sediaan yang diberikan dapat berupa tetes mata, pil, atau intravena. Semua benda asing yang ada pada kornea dan konjungtiva harus dihilangkan. Keratitits pungtata superficial penyembuhannya dapat berakhir dengan sempurna. Infeksi keratitis biasanya membutuhkan antibakteri, antifungal, atau terapi antiviral, apabila virus yang menjadi penyebabnya, keratitis tidak perlu mendapatkan pengobatan yang khusus karena biasanya dapat sembuh lebih kurang dalam 3 minggu. Pemberian cendo citrol tetes mata (6 x 1 tetes) yang diindikasikan kortikosteroid dapat menekan infeksi sekunder. 5 Tetes mata steroid sering diberikan untuk mengurangi inflamasi dan scar yang mungkin timbul. Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena beberapa infeksi dapat lebih buruk setelah penggunaan. Jika penyebab keratitis adalah mata kering, dapat diberikan salep dan air mata buatan. Jika penyebabnya adalah sinar ultraviolet atau lensa kontak, diberikan salep antibiotik dan obat untuk melebarkan pupil. Jika penyebabnya adalah reaksi terhadap obat-obatan, maka sebaiknya pemakaian obat dihentikan. Pada umumnya, pengguna kontak lensa akan diberi nasihat untuk tidak meneruskan kembali, walaupun tidak berakaitan dengan sebab timbulnya keratitis.