keratitis _ mala.docx

38
KERATITIS Disusun Oleh : AFRILILIANTARI AKHMAD MUKHLIS KARUNIA RAMDHANI CAYYI FANANI RAMDHONI EKA SAPTA DESYIANA KOMALASARI I WAYAN ARIANA EKA PUTRA MUH. SYAHRON AL FAZARI MUH. RAMLI NOVAN CAHAYA SAPUTRA RAMANDA SATRIA KARISMAWAN 1

Transcript of keratitis _ mala.docx

Page 1: keratitis _ mala.docx

KERATITIS

Disusun Oleh :

AFRILILIANTARI

AKHMAD MUKHLIS KARUNIA RAMDHANI

CAYYI FANANI RAMDHONI

EKA SAPTA DESYIANA

KOMALASARI

I WAYAN ARIANA EKA PUTRA

MUH. SYAHRON AL FAZARI

MUH. RAMLI

NOVAN CAHAYA SAPUTRA

RAMANDA SATRIA KARISMAWAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN2014/2015

1

Page 2: keratitis _ mala.docx

KATA PENGANTARSegala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya

sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah serta Asuhan Keperawatan Keratitis,

tanpa nikmat sehat yang diberikan oleh-Nya sekiranya kami tidak akan mampu

untuk menyelesaikan makalah ini.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW, semoga atas izin Allah SWT kami dan teman-teman semua akan

mendapatkan syafaatnya nanti.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Pembimbing Mata Kuliah

Sistem Sensori dan Persepsi dan teman-teman yang turut serta dalam penulisan

makalah ini, baik dari segi ide, kreatifitas, dan usaha. Tanpa ada bantuan dari

teman-teman semua, mungkin kami akan mengalami hambatan dalam penulisan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat

untuk perbaikan makalah agar menjadi lebih bermanfaat untuk kita semua.

2

Page 3: keratitis _ mala.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................... 4B. Tujuan.................................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dapat mengetahiu definisi dari keratitis...............................................................5

Dapat mengetahui etiologi dari keratitis...............................................................5

Dapat menegetahui manifestasi keratitis..............................................................6

Dapat memahami patofisiologi dari keratitis.......................................................7

Dapat mengetahui tandadan gejala dari keratitis..................................................8

Dapat mengetahui klasifikasi dari keratitis..........................................................8

Dapat memahami Pemeriksaan diagnostic dari keratitis......................................9

Dapat memahami Penatalaksanaan dari keratitis................................................10

Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan keratitis....................................10

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian...........................................................................................................14

B. Analisa data.........................................................................................................17

C. Diagnosa keperawatan.........................................................................................20

D. Intervensi.............................................................................................................20

E. Implementasi.......................................................................................................22

F. Evaluasi...............................................................................................................24

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan..............................................................................................................25

B. Saran....................................................................................................................25

DAFTAR PUTAKA

3

Page 4: keratitis _ mala.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai

organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk

bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi akibat trauma atau gangguan mekanisme

pertahanan sistemis ataupun lokal. Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara

memadai dan dilindungi oleh kelopak mata.

Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi

sekunder. Pemajanan kornea dapat diebabakan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis

saraf kranial VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.

B. Tujuan

1. Tujuan umun

Setelah dibuatnya makalah keratitis, Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami

tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan keratitis

2. Tujuan khusus

Dapat mengetahiu definisi dari keratitis

Dapat mengetahui etiologi dari keratitis

Dapat menegetahui manifestasi keratitis

Dapat memahami patofisiologi dari keratitis

Dapat mengetahui tandadan gejala dari keratitis

Dapat mengetahui klasifikasi dari keratitis

Dapat memahami Pemeriksaan diagnostic dari keratitis

Dapat memahami Pemeriksaan penunjang dari keratitis

Dapat mengetahui asuhan keperawatan keratitis

4

Page 5: keratitis _ mala.docx

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI KERATITIS

Keratitis adalah inflamasi pada kornea oleh bakteri, virus, hespes simplek, alergi,

kekurangan vit. A . Keratitis adalah peradangan pada kornea, keratitis disebabkan oleh

mikrobial dan pemajanan. Keratitis Mikrobial adalah infeksi pada kornea yang disebabkan

oleh berbagai organisme bakteri, virus, jamur/parasit. serta abrasi yang sangat bisa menjadi

pintu masuk bakteri. Keratitis Pemajanan adalah infeksi pada ornea yang terjadi akibat

kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata kekeringan

mata dapat terjadi dan kemudian diikuti ulserasi dan infeksi sekunder. (Brunner dan

Suddarth, 2001)

Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti

bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun

dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa

kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata

dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan

mekanisme pertahanan kornea. (Kaiser, 2005)

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.(http://berita19.wordpress.com/2010/02/03/

infeksi-pada-mata-keratitis/)

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrate sel radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh, biasanya diklasifikasikan dalam lapisan yang

terkena sepert keratitis superficial, intertitisial dan profunda.(http://

www.berbagimanfaat.blogspot.com)

B. ETIOLOGI

1. Keratitis Mikrobial

Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit,

abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjadi

akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan sistemis ataupun lokal. keratitis

bacterial keratitis akibat dari infeksi stafilokokkus, berbentuk seperti :

keratitis pungtata, terutama dibagian bawah kornea

5

Page 6: keratitis _ mala.docx

keratitis viral dendritik herpetic keratitis dendritik yang disebabkan virus herpes

simpleks akan memberi gambaran spesifik berupa infiltrat pada kornea dengan bentuk

seperti ranting pohon yang bercabang – cabang dengan memberikan uji fluoresin

positif nyata pada tempat percabangan.

Keratitits herpes zoster Merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus herpes zooster

pada cabang saraf trigeminus, termasuk puncak hidung dan demikian pula kornea atau

konjungtiva.

Keratitis pungtata epithelial dengan infiltrat halus pada kornea, selain disebabkan oleh

virus keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat seperti neomicin dan gentamisin.

Keratitits disiformis merupakan keratitits dengan bentuk seperti cakram didalam

stroma permukaan kornea, keratitis ini disebabkan oleh infeksi atau sesudah infeksi

virus herpes simpleks

2. Keratitis Peremajaan

Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh

kelopak mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan kemudian dapat diikuti ulserasi dan

infeksi sekunder. Pemajanan kornea dapat disebabkan oleh karena keadaan eksoptalmus,

paresis saraf kranial VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.

Keratitis lagoftalmos Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang dapat terjadi

pada ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma dimana mata

tidak terdapat reflek mengedip. Keratitis neuroparalitik Terjadi akibat gangguan pada

saraf trigeminus yang mengakibatkan gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea.

Kerato konjungtivitis sika Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Inflamasi bola mata yang jelas

2. Terasa benda asing di mata

3. Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat bangun

4. Ulserasi epitel

5. Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior)

6. Dapat terjadi perforasi kornea

7. Ekstrusi iris dan endoftalmitis

8. Fotofobia

6

Page 7: keratitis _ mala.docx

9. Mata berair

10. Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol (Brunner dan Suddarth, 2001)

D. PATOFISIOLOGI

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung yang uniform dan jendela yang dilalui

berkas cahaya retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform,

avaskular, dan deturgessens. Deturgesens atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea,

dipertahankan oleh fungsi sawar epitel. Epitel adalah sawar yang efisiens terhadap

masuknya mikroorganisme ke dalam kornea dan merupakan satu lapis sel-sel pelapis

permukaan posterior kornea yang tidak dapat diganti baru. Sel-sel ini berfungsi sebagai

pompa cairan dan menjaga agar kornea tetap tipis dan basah, dengan demikian

mempertahankan kejernihan optiknya. Jika sel-sel ini cedera atau hilang, timbul edema dan

penebalan kornea yang pada akhirnya menggangu penglihtan.

Karena kornea avaskular, maka pertahanan sewaktu peradangan tak dapat segera

datang. Maka badan kornea, sel-sel yang terdapat di dalam stroma segera bekerja sebagai

makrofag baru kemudian disusul oleh pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak

sebagi injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrat, yang tampak sebagi bercak

bewarna kelabu, keruh, dan permukaan yang licin.

Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbul ulkus kornea yang dapat

menyebar ke permukaan dalam stroma. Pada perdangan yang hebat, toksin dari kornea dapat

menyebar ke iris dan badan siliar dengan melalui membran descement dan endotel kornea.

Dengan demikian iris dan badan siliar meradang dan timbulah kekeruhan di cairan COA,

disusul dengan terbentuknya hipopion.

Bila peradangan terus mendalam, tetapi tidak mengenai membran descement dapat

timbul tonjolan membran descement yang disebut mata lalat atau descementocele. Pada

peradangan yang dalam penyembuhan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut yang

dapat berupa nebula, makula, atau leukoma. Bila ulkusnya lebih mendalam lagi dapat timbul

perforasi yang dapat mengakibatkan endophtalmitis, panophtalmitis, dan berakhir dengan

ptisis bulbi.

7

Page 8: keratitis _ mala.docx

E. TANDA DAN GEJALA

Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di kornea. Infiltrat dapat

ada di seluruh lapisan kornea, dan menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis. Pada

peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut

(sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma. Adapun gejala umum adalah :

Keluar air mata yang berlebihaN

Nyeri

Penurunan tajam penglihatan

Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)

Mata merah

Sensitif terhadap cahaya (Mansjoer, 2001).

F. KLASIFIKASI

Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang terkena : yaitu

keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel dan bowman dan keratitis profunda

apabila mengenai lapisan stroma.

Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah (Ilyas, 2006):

1. Keratitis punctata superfisialis

Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh

sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmus, keracunan obat topical, sinar

ultraviolet, trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.

2. Keratitis flikten

Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan

untuk menyerang kornea.

3. Keratitis sika

Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale

atau sel goblet yang berada di konjungtiva.

4. Keratitis lepra

Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga

keratitis neuroparalitik.

8

Page 9: keratitis _ mala.docx

5. Keratitis nummularis

Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan

banyak didapatkan pada petani.

Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain adalah :

Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital

Keratitis sklerotikans.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan tajam penglihatan

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk mengetahui fungsi penglihatan

setiap mata secara terpisah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu

snellen maupun secara manual yaitu menggunakan jari tangan.

a. Pemulasan fluorescein

b. Kerokan kornea yang kemudian dipulas dengan pulasan gram maupun giemsa.

c. Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10 % pada kerokan kornea

d. Pemeriksaan schirmer.

e. Kultur bakteri atau fungi

f. Uji dry eye

Pemeriksaan mata kering atau dry eye termasuk penilaian terhadap lapis film air

mata ( tear film ), danau air mata ( teak lake ), dilakukan uji break up time tujuannya

yaitu untuk melihat fungsi fisiologik film air mata yang melindungi kornea.

Penilaiannya dalam keadaan normal film air mata mempunyai waktu pembasahan

kornea lebih dari 25 detik. Pembasahan kornea kurang dari 15 detik menunjukkan film

air mata tidak stabil.

Menentukan bakteri yang menyerang mata.

1. Ofthalmoskop

Tujuan pemeriksaan untuk melihat kelainan serabut retina, serat yang pacat

atropi, tanda lain juga dapat dilihat seperti perdarahan peripapilar.

2. Keratometri ( pegukuran kornea )

Keratometri tujuannya untuk mengetahui kelengkungan kornea, tear lake

juga dapat dilihat dengan cara focus kita alihkan kearah lateral bawah, secara

subjektif dapat dilihat tear lake yang kering atau yang terisi air mata.

9

Page 10: keratitis _ mala.docx

3. Tonometri digital palpasi

Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai

atau sulit dinilai seperti pada sikatrik kornea, kornea ireguler dan infeksi kornea.

Pada cara ini diperlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat factor subjektif,

tekanan dapat dibandingkan dengan tahahan lentur telapak tangan dengan tahanan

bola mata bagian superior.

H. PENATALAKSNAAN

1. Terapi Medik

a. Pemberian antibiotik, air mata buatan.

b. Pada keratitis bakterial diberikan gentacimin 15 mg/ml, tobramisin 15 mg/ml,

seturoksim 50 mg/ml. Untuk hari-hari pertama diberikan setiap 30 menit kemudian

diturunkan menjadi 1 jam dan selanjutnya 2 jam bila keadaan mulai membaik. Ganti

obatnya bila resisten atau keadaan tidak membaik.

c. Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari terbentuknya sinekia posterior dan

mengurangi nyeri akibat spasme siliar

d. Pada terapi jamur sebaikna diberikan ekanazol 1 % yang berspektum luas.

e. Antivirus,anti inflamasi dan analgesik (Brunne dan Suddarth, 2001)

I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas klien : Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status

menikah, alamat, tanggal MRS dll.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : Tanyakan kepada klien adanay keluhan seperti nyeri, mata berair,

mata merah, silau dan sekret pada mata

b. Riwayat penyakit sekarang : Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi

mengenai penurunan tajam penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit

mata seperti nyeri meliputi lokasi,awitan, durasi, upaya mengurangi dan beratnya,

pusing, silau.

c. Riwayat penyakit dahulu : Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien

seperti diabetes mellitus, hrpes zooster, herpes simpleks

10

Page 11: keratitis _ mala.docx

3. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV

2. Body System : B1, B2, B 3, B4, B5, B6

3. Pemeriksaan Penunjang

- Uji fluoresein

- Uji sensibilitas kornea

- Uji fistel

- Uji biakan (kultur) dan sensitivitas

- Uji plasido

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan edema kornea akibat

peradangan kornea

Tujuan :

- rasa nyeri berkurang

Dengan kriteria hasil :

1. Nyeri berkurang, pasien merasa nyaman.

2. Wajah tampak cerah

Intervensi

1. Kaji tingkat nyeri

R/ tingkatan nyeri dapat memberikan gambaran untuk intervensi selanjutnya

sesuai kebutuhan.

2. Anjurkan pasien untuk mengompres mata dengan air hangat

R/ Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata.

3. Anjurkan pasien menggunakan kacamata pelindung jika bepergian

R/ cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman

2. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan fotofobia (silau)

Tujuan : ketajaman pengelihatan meningkat

Kriteria hasil :

1. Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.

2. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

3. Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

11

Page 12: keratitis _ mala.docx

Intervensi

1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata

terlibat.

R/ kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan

penglihatan terjadi lambat dan progresif.

2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya.

R/ memberikan kenyamanan pasien saat membutuhkan bantuan

C. Implementasi

Implementsi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana

keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan independent (mandiri), dan

kolaboorasi.

1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada

kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah

dari petugas kesehatan lain.

2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama

seperti dokter dan petugas lain.

Implementasi juga merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh

perawat. Seperti tahap-tahap yang lain dalam proses keperawatan, fase pelaksanaan

terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :

a. Validasi (pengesahan) rencana keperawatan

b. Menulis/mendokumentasikan rencana keperawatan

c. Memberikan asuhan keperawatan

d. Melanjutkan pengumpulan data

D. Evaluasi

Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien

terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan

telah dicapai.

Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap

tindakan keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya

dengan hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi

12

Page 13: keratitis _ mala.docx

keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu

pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas efektif, pola nafas efektif,

pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat, infeksi tidak terjadi, intolerans

aktivitas meningkat, kecemasan berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakit

nya (http://harnawatiaj.wordpress.com/).

13

Page 14: keratitis _ mala.docx

ASUHAN KEPERAWATAN Pada Tn.K

Dengan KERATITIS

A. Pengkajian

1. Identitas

Nama : Tn.K

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 60 tahun

Status perkawinan : Sudah Menikah

Pendidikan : SD

Suku/Bangsa : Indonesia

Alamat : Ds Kerek - Tuban

Diagnosa Medis : Keratitis

Pekerjaan : Tukang Ojek

Sumber informasi : Pasien dan anaknya

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : sakit mata

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Tn.K dibawa ke RS karena merasakan sakit pada matanya. Tn.K juga merasakan gatal

dan terasa kelilipan sehingga sering mengucek matanya. Tn.K juga merasakan tidak

enak badan dan badannya panas. Beliau tidak pernah memeriksakan matanya karena

dianggap hanya sakit mata biasa,tetapi saat ini beliau dibawa ke RS oleh anaknya

karena beliau sering merasakan silau dan terlihat ada putih-putih di matanya. sakit

mata dirasakan setelah Tn.K pulang kerja, dengan skala nyeri 8 disertai mata merah

dan berair di daerah matanya sakit mata dirasakan sangat mengganggu aktivitas

pekerjaan Tn.K, sampai-sampai beliau terus memejamkan matanya karena sakit dan

silau jika terkena cahaya sakit mata dirasakan beliau setelah pulang ngojek di malam

hari, dan paginya di bawa ke RS oleh anaknya.

c. Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.K pernah mengalami mata merah, sudah diberi obat

tetes mata dan sudah sembuh. Tapi sekarang timbul mata merah lagi.

14

Page 15: keratitis _ mala.docx

d. Riwayat Penyakit Keluarga : menurut keterangan klien tidak ada keluarga yang

mmiliki penyakit mata. Tetapi istrinya menderita batuk-batuk yang tidak sembuh-

sembuh dan telah meninggal.

3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

a. Nutrisi

Sebelum masuk RS  :  Pola makan klien 3 x /hari Jenis makanan : nasi, ikan,

sayur, dan kadang-kadang buah, nafsu makan baik

Saat pengkajian : Klien sudah makan pagi dan siang, jenis makanan bubur,

ikan,  sayur, klien mengatakan nafsu makan berkurang,

klien hanya makan 5-6 sendok.

b. Cairan 

Sebelum masuk RS  :  klien minum 4-5 gelas/hari, jenis air putih, kadang-kadang

pagi hari minum kopi satu gelas, menurut keluarga klien

hanya minum sedikit.

Saat saat pengkajian :  klien sudah minum ± 350 cc

c. Eliminasi

Sebelum masuk RS : Normal 

Saat Pengkajian : Normal

d. Aktivitas

Sebelum masuk RS   : Klien dapat memenuhi aktivitas sahari-hari secara Mandiri.

Saat pengkajian  :Klien terbaring ditempat tidur, aktivitas klien dibantu

sepenuhnya oleh perawat dan keluarga.

e. Personal Hygiene

Sebelum masuk RS : Klien mandi 2 hari sekali, menyikat gigi dilakukan

bersama-sama saat mandi, mencuci rambut seminggu 2 kali

Saat pengkajian : Sejak berada diruangan klien belum mandi

f. Istirahat dan Tidur

Sebelum masuk RS     : Klien tidur malam 7-8 jam/hari

Saat pengkajian           : klien mengatakan sering bangun malam karena nyeri pada

mata

15

Page 16: keratitis _ mala.docx

4. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

a. Kesadaan Umum : Mata Tn.K terlihat merah, berair dan bengkak Tn.K tampak

lelah, Tn.K tampak meringis kesakitan dengan selalu memegangi matanya yg

sakit.

b. TTV :

S : 39 celcius (normal 36,5 – 37,5 celcius)

N : 80 x/menit ( 70 – 75 x/menit)

TD : 140/90mmHg (140/90 mmHg)

RR : 18 x/menit (15 – 20 x/menit)

2. Body System

a. B1 (Breathing)

Tn.K tampak lelah

Bentuk dada normal

Tidak menggunakan otot bantu pernapasan

PCH (-)

Suara napas tambahan (-)

Pola napas teratur dengan RR 18 x/mnt

b. B2 (Blood)

Didapatkan tekanan darah yang normal (140/90 mmHg)

Nadi normal (Nadi 80 x/mnt)

Tidak ada sianosis

CRT normal (< 3 detik)

c. B3 (Brain)

Terlihat cemas

Kesadaran compos mentis dengan GCS 456

Didapatkan S 39 celcius

Pada kelopak mata terlihat ada vesikel dan infiltrat

Terdapat filament pada kornea

Adanya sensibilitas kornea yang hipestesia

Terdapat blefarospasme

16

Page 17: keratitis _ mala.docx

Visus menurun 2/6

d. B4 (Bladder)

Pola BAK teratur dan tdk ada kesulitan BAK

e. B5 (Bowel)

Nafsu makan biasa dg porsi 1 piring habis

Pola makan 3 x sehari

f. B6 (Bone)

Mampu menggerakkan sendi dengan bebas

Kekuatan otot 100 % dengan skala 5

3. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan khusus mata

1. Uji fluoresein :

Untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitel kornea akibat erosi, keratitis

epitelial, bila terjadi defek epitel kornea akan terlihat warna hijau pada defek

tersebut.

2. Uji sensibilitas kornea :

Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit

mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat

gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks

3. Uji fistel :

Untuk melihat kebocoran kornea atau fistel akibat adanya perforasi kornea

4. Uji biakan (kultur) dan sensitivitas :

Mengidentifikasi patogen penyebab

5. Uji plasido :

Untuk mengetahui kelainan pada permukaan kornea.

B.      ANALISA DATA

17

Page 18: keratitis _ mala.docx

Data Etiologi Masalah

Ds : Tn.K mengatakan matanya

sakit

Do:

•   keadaan umum & pemfis :

•     Mata Tn.K terlihat merah

dan bengkak hiperemi konjungtiva

•     Tn.K tampak meringis

kesakitan dengan selalu memegangi

matanya

•     Mata Tn.K terlihat berair

•     Terlihat adanya trikiasis

•     Terdapat blefarospasme

•     Skala nyeri 8 (berat)

•   Uji fluoresin didapatkan adanya

erosi kornea

•   Uji biakan (kultur) didpatkan

adanya agen bakteri

Keratitis

System endotel

terganggu

Dekompensasi

endotel

Edema kornea

Dilatasi

pembuluh darah di

limbus

mata

kemerahan & nyeri

Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

Gangguan

rasa nyaman

(nyeri)

18

Page 19: keratitis _ mala.docx

Analisa data 2

Data Etiologi Masalah

Ds : Tn.K mengatakan silau

terhadap cahaya

Do:

     keadaan umum & pemfis:

•     Mata Tn.K terlihat

merah dan bengkak

hiperemi konjungtiva

•     Pada kelopak mata

terlihat ada vesikel dan

infiltrat

•     Terdapat filament pada

kornea

•     Adanya sensibilitas

kornea yang hipestesia

•     Terdapat blefarospasme

•     Visus menurun 2/6

•      Uji fluoresin didapatkan

adanya erosi kornea.

Keratitis

System endotel

terganggu

Dekompensasi

endotel

Edema kornea

Sinar tdk mampu

dibiaskan

Silau

Gangguan persepsi sensori

(penglihatan)

Gangguan

persepsi sensori

(penglihatan)

19

Page 20: keratitis _ mala.docx

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan edema kornea akibat peradangan

kornea

2. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan fotofobia (silau)

C. INTERVENSI

NO Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Gangguan rasa

nyaman(nyeri)

berhubungan

dengan edema

kornea akibat

peradangan

kornea

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

1x24 jam

diharapkan

rasa nyeri

berkurang

1. Nyeri

berkurang,

pasien merasa

nyaman.

2. Wajah tampak

cerah

1. Kaji

tingkat

nyeri

2. Anjurkan

pasien

untuk

mengompr

es mata

dengan air

hangat

4. Anjurkan

pasien

menggu

nakan

kacamata

pelindung

jika

bepergian

1. tingkatan nyeri

dapat

memberikan

gambaran untuk

intervensi

selanjutnya

sesuai

kebutuhan.

2. Mengurangi

nyeri,

mempercepat

penyembuhan,

dan

membersihkan

mata.

3. cahaya yang

kuat

meyebabkan

rasa tak nyaman

2 Gangguan

persepsi

sensori

(penglihatan)

Setelah

dilakukan

tindakan

4. Meningkatkan

ketajaman

penglihatan

dalam batas

3. Tentukan

ketajaman

penglihatan

, catat

1. kebutuhan

individu dan

pilihan

intervensi

20

Page 21: keratitis _ mala.docx

berhubungan

dengan

fotofobia

(silau)

keperawatan

1x24 jam

diharapkan

ketajaman

pengelihatan

meningkat

situasi individu.

5. Mengenal

gangguan

sensori dan

berkompensasi

terhadap

perubahan.

6. Mengidentifika

si /

memperbaiki

potensial

bahaya dalam

lingkungan.

apakah

satu atau

kedua mata

terlibat.

4. Orientasika

n pasien

terhadap

lingkungan

, staf,

orang lain

di areanya.

bervariasi sebab

kehilangan

penglihatan

terjadi lambat

dan progresif.

2. memberikan

kenyamanan

pasien saat

membutuhkan

bantuan

21

Page 22: keratitis _ mala.docx

D. IMPLEMENTASI

Tanggal /

Pukul

Dx Pelaksanaan Tindakan Respon hasil

22 agustus

2014 / 08.30

WIB

1. Mengkaji nyeri pasien

2. Menganjurkan pada pasien untuk

mengompres mata menggunakan air

hangat.

3. Menganjurkan pasien untuk

menggunakan kaca mata pelindung

1. P : gatal dan

terasa kelilipan

sehingga sering

mengucek

matanya dan

silau jika terkena

cahaya.

Q : Nyeri sehingga

tampak merah dan

berair

R : Mata

S : 8

T : sakit mata

dirasakan beliau

setelah pulang

ngojek di malam

hari, dan paginya di

bawa ke RS olh

anaknya

2. Klien memahami

3. Pasien sudah

mau

mendengarkan

nasihat yang

diberikan oleh

perawat.

22

Page 23: keratitis _ mala.docx

22 AGUSTUS

2014 / 09.30

1. Menjelaskan pada klien bahwa tajam

penglihatan dapat diukur dengan visus /

refraksi.

2. Meorientasikan pasien terhadap lin

gkungan, staf, orang lain di areanya,

1. Klien memahami

penjelasan dari

perawat

2. Pasien mulai

mengenal

lingkungan, staf

dan orang lain di

areanya atau di

sekitarnya.

23

Page 24: keratitis _ mala.docx

E. EVALUASI

NO Catatan Perkembangan Paraf

1 S : Pasien mengatakan mata sakit, silau terhadap cahaya

O : pasien tampak meringis kesakitan dengan selalu memegangi

matanya dengan skala nyeri 8

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang

O : Pasien sudah tampak nyaman dan tenang

A : Masalah nyeri pada pasien dapat teratasi

P : Intervensi dihentikan, kontrol 2 minggu lagi

24

Page 25: keratitis _ mala.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang

akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai

organisme bakteri,virus, jamur, atau parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk

bakteri. Kebanyakan infeksi kornea terjdi akibat trauma atau gangguan mekanisme

pertahanan sistemis ataupun lokal.

Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti

bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun

dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa

kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata

dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan

mekanisme pertahanan kornea. (Kaiser, 2005).

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para perawat maupun tenaga

kesehatan lainya dapat memberikan penatalaksanaan pada pasien keratitis  dengan baik dan

benar sehingga makalah kami bermanfaat.

25

Page 26: keratitis _ mala.docx

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC :

Jakarta.

Brunner &amp; Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal – Bedah : volume 2. Jakarta : EGC.

(http://berita19.wordpress.com/2010/02/03/infeksi-pada-mata-keratitis/)

(http://www.berbagimanfaat.blogspot.com)

Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI

Ignativicus, Donna D. ( 1991 ). Medical Surgical Nursing. First edition. Philadelphia

Vera, H.D dan Margaret R.T.( 2000 ). Perawatan Mata. Yogyakarta : penerbit ANDI Yogyakarta

 

26