Keluarga Binaan

42
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN TUBERCULOSIS PARU KASUS BARU Disusun Oleh: Putri Krishna Kumara Dewi H1A 007 050 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

description

Keluarga Binaan

Transcript of Keluarga Binaan

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAANTUBERCULOSIS PARU KASUS BARU

Disusun Oleh:

Putri Krishna Kumara DewiH1A 007 050DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

2013PENDAHULUANKeadaan sehat merupakan dambaan bagi setiap keluarga, dan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan baik secara perorangan, keluarga ataupun kelompok masyarakat adalah bertujuan untuk meningkatkan keadaan kesehatan. Sehat yang dimaksud adalah kadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 tahun 1992).

Khusus untuk kesehatan keluarga, sasaran dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). Keluarga mempunyai arti dan kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan, antara lain adalah :

1. Masalah kesehatan keluarga akan menentukan masalah kesehatan masyarakat, karena keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.2. Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.

3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota keluarga lainnya.

4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang terpenting.

5. Keluarga adalah wadah dan saluran yang dinilai paling efektif untuk melaksanakan berbagai upaya dan atau menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Cabang kedokteran komunitas yang memberikan perhatian khusus kepada kesehatan keluarga sebagai sebuah unit adalah kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga (family medicine) adalah disiplin ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan yang personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam hubungannnya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Disiplin kedokteran keluarga juga dikenal dengan nama lain, misalnya praktik umum (gerenal practice) atau kedokteran pelayanan primer (primary care medicine). Keluarga merupakan sebab dan akibat kesehatan dan penyakit pada individu. Masalah kesehatan pasien sering kali disebabkan oleh masalah yang terdapat pada keluarga. Sebaliknya, masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah kesehatan keluarga (National University of Singapore, 2004).

Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas menjadi sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), sedangkan dokter keluarga menjadi private good, dokter akan menjadi bagian dari keluarga. Diharapkan dokter keluarga sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedokteran tingkat pertama dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang bersinergi dengan sistem lain (Asmah, 2008).

Terdapat beberapa nilai-nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga (National University of Singapore, 2004):

1. Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) dan perhatian khusus kepada hubungan dokter - pasien.

2. Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahnya; masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan oleh dimensi fisik tetapi juga sosial dan psikologi (model bio-pskio-sosial penyakit) dari pasien, keluarga, dan komunitasnya. Memberikan perhatian kepada aspek sosial dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan masalah fisik pasien. Pendekatan holistik pada pasien sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan kesehatan.

3. Kedokteran pencegahan; memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih panjang daripada kedokteran kuratif.

4. Semua usia; dokter keluarga melayani orang dari segala usia, sehingga dokter keluarga disebut sebagai specialist in breadth, berbeda dengan spesialis di rumah sakit yang specialist in depth.

5. Dokter keluarga bersedia memberikan pelayanan tidak hanya di ruang konsultasi klinik tetapi juga di rumah dan seting pelayanan lainnya.

Peranan keluarga sangat penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, sehingga diperlukan pembinaan terhadap keluarga dengan berbagai masalah kesehatan yang dimilikinya, agar keluarga tersebut memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan keluarganya untuk hidup sehat, serta dapat memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan secara optimal.I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAANData Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

Tanggal 25 Maret 2012diisi oleh Nama: Nurfathanah.NIM : H1A 006 033Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Kediri

PasienKeterangan

NamaBy. Didi RiadiAnak Ny. Muslihan

Umur / tgl. Lahir9 bulan / 12-6-2011

AlamatBanyumulek Barat RT 8, Kecamatan Kediri, Lombok Barat

Jenis kelaminLaki-laki

AgamaIslam

Pendidikan-

Pekerjaan-

Status perkawinanBelum menikah

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga By. Didi Riadi, yang merupakan anak pertama dari Ayah (Tn. Kamaludin) dan Ibu (Ny.Muslihan). Keluarga inti dari By. Didi Riadi terdiri atas ayah, ibu, serta keluarga tambahan terdiri atas kakek, nenek dan saudara perempuan dari Ny.Muslihan. Kepala keluarga dalam keluarga ini adalah kakek pasien yaitu AQ.Sainah sebagai pemegang keputusan serta yang bertanggung jawab terhadap keluarga ini. By. Didi Riadi tinggal dalam satu rumah di wilayah Banyumulek Barat RT 8, Kecamatan Kediri, Lombok Barat sejak tahun 2000. Jadi dalam keluarga binaan ini terdapat tiga orang anggota keluarga inti dan tiga orang keluarga tambahan. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama (28 Maret 2012):Data Anggota Keluarga:

Anggota KeluargaKeterangan

NamaTn. KamaludinAyah By. Didi Riadi

Umur27 tahun

AlamatBanyumulek Barat

AgamaIslam

PendidikanSMA

PekerjaanBuruh

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaNy. MuslihanIbu By. Didi Riadi

Umur22 tahun

AlamatBanyumulek Barat

AgamaIslam

PendidikanSMA sederajat

PekerjaanIRT

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaAQ. SainahAyah Ny. Muslihan

Umur72 tahun

AlamatBanyumulek Barat

AgamaIslam

PendidikanSMP

PekerjaanPenjual gerabah

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaIQ. SedahIbu dari Ny. Muslihan

Umur70 tahun

AlamatBanyumulek Barat

AgamaIslam

PendidikanSD

PekerjaanIRT

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaNn. MurniKakak dari Ny. Muslihan

Umur25 tahun

AlamatBanyumulek Barat

AgamaIslam

PendidikanSMP

Pekerjaan-

StatusBelum Menikah

Kelurga Tn. Kamaludin secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar Keluarga By. Didi:

Keterangan:

: anggota keluarga yang diperiksa

: keluarga inti

: keluarga tambahan

: laki-laki

: perempuan

: pasienIII. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.Aspek PemeriksaanAyah(Tn. K)Ibu

(Ny. M)Kakek(Aq. S)Nenek(Iq. S)Bibik

(Nn. M)By. Didi

TD (mmHg)120/80100/70160/90110/70110/70-

N80x/mnt72x/mnt92x/mnt88x/mnt80x/mnt138x/mnt

RR16x/mnt16x/mnt20x/mnt18x/mnt18x/mnt36x/mnt

T36,8C36,7C36,9C36,8C36,8C37,5C

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

ANAMNESIS (alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal 25-27 Maret 2012 di puskesmas kediri)Keluhan Utama:Mencret sejak 3 hari yang lalu

Riwayat Penyakit SekarangPasien umur 9 bulan dikeluhkan mencret sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi BAB 5-6 kali perhari berupa kotoran seperti bubur, lendir (-) dan darah (-). Muntah (+) sejak 2 hari yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 7 hari yang lalu, sesak disangkal. Demam (+) sejak 5 hari yang lalu. BAK (+) 4-6x/hari. Ibu pasien pernah membawa pasien berobat pada dokter praktek swasta untuk batuk-pilek-demam, namun keluhan tidak membaik. Sedangkan untuk mencretnya belum pernah dilakukan pengobatan sebelumnya.Riwayat penyakit dahulu

Pasien sering mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat mencret (+) sebanyak 6 kali, batuk-pilek 5 kali dan riwayat sesak napas 3 kali (pernah dirawat inap di PKM Kediri).Riwayat penyakit keluarga dan lingkunganTidak ditemukan adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa dengan pasien. Tetangga pasien (balita disekitar rumah pasien) pernah mengalami keluhan serupa dengan pasien, namun jarang terjadi.

Riwayat Kehamilan dan PersalinanIbu pasien mengandung selama 9 bulan, ini merupakan kehamilan pertama. Selama hamil ibu melakukan ANC sebanyak 5 kali di Posyandu. Riwayat trauma (-), riwayat perdarahan (-), riwayat sakit dan minum obat-obatan tertentu (-). Ibu melahirkan secara normal di Polindes, dengan berat lahir 2.100 gr. Ibu pasien tidak mempunyai keluhan setelah melahirkan. Riwayat Nutrisi

Selama kehamilan ibu makan sebanyak 2-3x perhari. Pantangan makanan selama hamil tidak ada. Ibu pasien memberikan ASI selama 4 bulan kepada pasien, saat ini pasien telah diberikan makanan tambahan berupa susu formula dan bubur. Susu formula diberikan dengan menggunakan dot, dot dicuci bersamaan dengan peralatan makan yang lainnya dengan menggunakan air dari sumur. Semua anggota keluarga menggunakan air dari sumur tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu.Pasien kadang-kadang bermain sendiri di lantai tanpa pengawasan orang tua pasien terutama saat orang tua ibu pasien sedang melakukan pekerjaan rumah. Pasien sering memegang apa yang ada di dekatnya. Pasien juga sering memasukkan tangan ke mulutnya.

Riwayat ImunisasiPasien telah mendapat imunisasi sesuai jadwal di posyandu, saat ini ibu pasien menunggu jadwal imunisasi selanjutnya (campak).PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum & tanda-tanda vital :

Keadaan Umum: SedangKesadaran

: Compos MentisFungsi vital:

Nadi

: 120 x/mnt

Respirasi: 56 x/menit

Suhu

: 38,30 C

Status gizi:

Berat Badan : 7000 grStatus Generalis

Kepala :bentuk dan ukuran normal, deformitas (-), ubun-ubun besar cekung (-).Rambut:warna hitam, tidak mudah tercabut.Mata:anemis (-/-),ikterus (-/-), edema palpebra (-), mata cowong (-/-).THT:kesan normal, bentuk dan fungsi normal, serumen (-), pernafasan cuping hidung (-), pembesaran KGB (-).ThoraksInspeksi

:kelainan bentuk (-), pergerakan simetris (+/+), retraksi dinding dada (-)

Auskultasi

:Pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi(+/+)

Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi

: Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-).Auskultasi: Peristaltik usus : (+) 16 kali/menitPalpasi

: Nyeri tekan (-), massa (-), turgor kembali lambat (+)

Hepar, lien, dan ginjal : tidak terabaPerkusi

: Suara timpani

Ekstremitas :

Tungkai AtasTungkai bawah

KananKiriKananKiri

Akral hangat++++

Edema----

DIAGNOSIS KERJA

Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedangISPA dengan PneumoniaPENATALAKSANAAN

Terapi rawat inap: Oralit 525 cc untuk 3 jam pertama ( gagal (pasien muntah)

IVFD RL 98 tetes mikro per menit selama 5 jam, maintenance: 20 tetes mikro per menit Injeksi Ampicillin 4 x 200mg

Injeksi Gentamisin 2 x 20mg

Ambroxol sirup 2 x 1/2cth

Parasetamol sirup 3 x 2/3cth

Tablet Zinc 1 X 20 mg (selama 10 hari)

PROGNOSIS PASIENDubia ad Bonam KONSELING

Konseling yang diberikan pada keluarga terutama pengasuh (ibu) pasien :

1. Memberikam ASI setiap bayi ingin menyusui atau setiap 2 jam sekali2. Menjaga bayi tetap hangat

3. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

4. Menjaga kebersihan lingkungan

5. Mengganti pakaian bayi bila pakaian tersebut basah

6. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGA

1. Keadaan Lingkungan

Keluarga By.D tinggal di Desa Banyumulek barat RT 8, Kecamatan Kediri, Lombok Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal bersama kakek dan nenek dari pihak ibu yang ditempati sejak tahun 2000. Luas rumah By.D kira-kira 30 m2, dimana panjangnya 6 m dan lebarnya 5 m, dan menghadap ke selatan. Rumah By.D berlantai keramik, beratap genteng dan terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dan 1 teras yang merangkap menjadi dapur dapur. Kamar mandi dan jamban umum terletak 5 meter dibelakang rumah pasien. Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga sebelah timur 0,5 meter, sebelah barat 1 meter, dan sebelah utara 0,5 meter. Rumah pasien tidak memiliki halaman, dimana bagian depan rumah langsung berhadapan dengan jalan umum.

Rumah tersebut memiliki 1 buah jendela di ruang tamu, 1 buah jendela di kamar tidur I, dan 1 ventilasi kecil di kamar tidur II, namun semua jendela ini jarang dibuka, sehingga kondisi di dalam rumah agak lembab. Kondisi di dalam rumah By.D agak gelap pada siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan rumah tetangganya.

Keluarga By.D memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari menggunakan air yang diambil dari sumur bor di belakang rumahnya. Air tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Air yang digunakan untuk minum seluruh anggota keluarganya tidak dimasak terlebih dahulu.Denah Rumah By.D:

Keterangan:

- -: Pintu

: kamar mandi dan jamban umum

: Jendela

: sumur

: Dapur

: Kamar tidurDokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal By. D

Ruang tamuKamar tidur pasien

Sumur dan kamar mandi umumDapur di teras rumah

Jamban umumSeptik tank

2. Sosial Ekonomi

By.D adalah anak keempat dari keluarga Tn.K dan Ny.M. Penghasilan dalam keluarga By.D diperoleh dari ayah dan kakeknya, dimana ayah pasien bekerja sebagai buruh dengan penghasilan rata-rata perbulan sekitar Rp. 600.000, dan kakek pasien bekerja sebagai penjual gerabah denga penghasilan sekitar Rp. 50.000 perhari.3. Budaya

Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka masih terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar. Seperti by.D yang perutnya dilingkari dengan benang oleh dukun agar tidak mudah sakit. Benang tersebut terpasang sejak by.D berusia 2 bulan yang diganti jika lingkar perutnya bertambah. Masyarakat disekitar tempat tinggal pasien masih menggunakan sumur sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk kebutuhan minum yang tidak dimasak terlebih dahulu.VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama terhadap keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga By.D tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No.Anggota KeluargaMasalah KesehatanKemungkinan Penyebab Masalah KesehatanKeterangan

1.Anak (By.D)Diare danISPA-Pneumonia Kurangnya pengetahuan cara merawat bayi yang benar oleh pengasuh. Hygiene botol susu dan kebiasaan ibu jarang mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Kebiasaan mengkonsumsi air minum yang tidak dimasak. Lingkungan fisik rumah yang tidak mendukung, ventilasi kurang sehingga udara dalam rumah lembab. Pasien dibiarkan bermain tanpa menggunakan baju.

Dapur terletak diteras rumah, sehingga asap saat memasak dapat masuk ke dalam rumah. Kebiasaan ayah dan kakek pasien merokok di dalam rumah.Masalah diketahui saat kunjungan pertama Pembina ke rumah pasien tanggal 28 Maret 2012

2.Ayah (Tn.K)Perokok aktif Kebiasaan merokok setiap hari. Minum kopi setiap hari.Masalah diketahui saat kunjungan pertama pembina ke rumah pasien.

3.Ibu (Ny.M)--

Saat kunjungan ke rumah tidak ada masalah kesehatan

4.Kakek (Aq.S)Perokok aktifHipertensi

Kebiasaan merokok setiap hari. Minum kopi setiap hari.Masalah diketahui saat kunjungan pertama pembina ke rumah pasien.

5.Nenek (Iq.S)--

Saat kunjungan ke rumah tidak ada masalah kesehatan

6.Bibik (Nn.M)--

Saat kunjungan ke rumah tidak ada masalah kesehatan

Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama, masalah kesehatan dialami oleh By.D, ayah (Tn.K) dan kakek (Aq.S). Dengan demikian 3 orang dari 6 orang anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan. Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh semua anggota keluarga By.D tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, aspek lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pasien (By.D) ( Diare dan ISPA-PneumoniaBerdasarkan determinan kesehatan, By.D memiliki masalah kesehatan yang terutama terkait pada biologis, aspek lingkungan dan aspek perilaku dari pengasuh, serta aspek pelayanan kesehatan.

2. Ayah (Tn.K) ( Perokok aktif Berdasarkan determinan kesehatan, Tn.K memiliki masalah kesehatan yang terutama terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.

3. Kakek (Aq.S) ( Perokok aktif dan HipertensiBerdasarkan determinan kesehatan, Aq.S memiliki masalah kesehatan yang terutama terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.

Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga By.D yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 28 Maret 2012. Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan DilakukanNoAnggota KeluargaMasalah KesehatanRencana Upaya IntervensiKeterangan

1.Anak (By.D)Diare dan ISPA - Pneumonia Penyuluhan tentang cara merawat bayi dengan baik dan benar kepada pengasuh Menyarankan untuk pemberian ASI setiap bayi ingin menyusu atau 2 jam sekali. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum memberi ASI dan memegang bayi .

Menyarankan untuk tidak memandikan By.D dengan menggunakan air dingin, serta tidak memandikan saat menjelang malam. Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan kering.

Menyarankan untuk mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya. Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi. Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam rumah tangga kepada pengasuh dan keluarga Menyarankan untuk minum air yang sudah dimasak Menyarankan untuk membuka jendela rumah agar sinar matahari masuk dan rumah jadi tidak lembab. Menyarankan agar ayah dan kakek pasien tidak merokok di dalam rumah.

2.Ayah (Tn.K)Perokok aktif

Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan merokok hilang.

3.Kakek (Aq.S)Perokok aktifHipertensi

Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.

Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan merokok hilang. Penyuluhan mengenai HT, faktor resiko serta komplikasinya.

Menyarankan untuk mengontrol tekanan darah secara rutin ke puskesmas.

Menyarankan untuk mengurangi konsumsi kopi dan garam.

3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.D bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah membawa ke dokter peraktek umum atau langsung ke PKM Kediri. VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

2. Diagnostik HolistikAspek Personal

Pasien dikeluhkan mencret 5-6 kali perhari sejak 3 hari yang lalu. Muntah sejak 2 hari yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 7 hari yang lalu. Demam sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien pernah membawa pasien berobat pada dokter umum untuk batuk pileknya, namun tidak membaik. Sedangkan untuk mencretnya belum mendapat pengobatan sebelumnya. Pasien sudah sering mengalami keluhan serupa. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan penyakit tidak berulang kembali.Aspek KlinikDiare dan ISPA-Pneumonia berulang.Aspek Risiko Internal Pasien merupakan bayi laki-laki yang berumur 9 bulan (faktor imunitas yang belum sempurna) dengan riwayat BBLR, sehingga rentan terkena berbagai penyakit.Aspek Psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi yang baik dan benar; minum air yang tidak dimasak; kebiasaan ayah dan kakek merokok dalam rumah; lingkungan yang tidak sehat; dan sosioekonomi menengah ke bawah.Derajat fungsional : 1

3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

No.KegiatanRencana intervensiSasaranWaktuHasil yang diharapkan

1.Aspek personal

Evaluasi:

Keluhan, harapan, dan kekhawatiran keluarga pasienIntervensi:

Edukasi keluarga mengenai cara merawat bayi dengan benar keluarga pasien

Keluarga dan pengasuh dapat mengetahui cara merawat bayi dengan benar.

Kekhawatiran ibu pasien mengenai kondisi pasien akan berkurang

2.Aspek klinik Diare dan ISPA-Pneumonia

Evaluasi:

Pemantauan perbaikan kondisi klinis pasien

Keteraturan dalam pemberian asupan cairan dari pengasuh kepada pasien

Keteraturan dalam pemberian obat untuk mengatasi batuk, pilek dan demam. Keteraturan dalam pemberian zinc Pemantauan pola pengasuhan ibu kepada pasien.Terapi:

Non Farmakologis:

pemberian ASI setiap bayi ingin menyusu atau tiap 2 jam sekali segera mengganti pakaian pasien bila pakaian tersebut basah

Farmakologis :

paracetamol syr 3x2/3 sendok takar kotrimoksazole syr 2x1sendok takar

ambroxol syr 2x1/2 sendok takar

tablet zinc 1x1Edukasi:

Menjelaskan tentang Diare dan ISPA serta tanda bahaya, cara mencegah dan penatalaksanaannya Kontrol terhadap keadaan kesehatan bayi dan berat badan bayi Pentingnya terapi non farmakologiskeluarga pasien Perbaikan gejala klinis

Pemberian ASI lebih sering Cara merawat bayi dan pola pengasuhan yang benar

Dilakukan kontrol kesehatan teratur

Pengasuh dan keluarga teratur dan selalu disiplin dalam pemberian obat kepada bayi Komplikasi dapat dicegah

3.Aspek Resiko InternalEdukasi:

Mengenai keadaan kesehatan pada usia tersebut

Pentingnya status Gizi bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya Pentingnya posyandu sebagai sarana awal dalam menilai kesehatankeluarga pasien

keluarga pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit. Keluarga pasien mengerti berat badan rendah dapat meningkatkan resiko terkena penyakit

4.Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan mengenai diare dan ISPA Edukasi:

Mengenai pencegahan diare dan ISPAkeluarga pasien

Pengasuh dan keluarga pasien mengerti dan mampu memahami mengenai diare dan ISPA serta tanda bahayanya.

Kurangnya pengetahuan tentang cara merawat bayi dengan benar.Edukasi:

Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara merawat bayi dengan benar

keluarga pasien

keluarga mengetahui cara merawat bayi dengan benar

Tidak menerapkan PHBS dalam rumah tanggaEdukasi:

Memberikan pengetahuan tentang PHBS dalam rumah tangga

Keluarga pasien keluarga mengetahui tentang PHBS dalam rumah tangga dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

Lembar Follow Up Keluarga BinaanTanggal kunjunganBy. DTn. KAq. S

28 Maret 2012S : mencret (+) dan batuk pilek (+)O :

KU: sedang Kes : CMVS : HR :120x/mnt RR : 40x/mnt

Tx : 37,5

BB : 7000 gr

A : Diare + PneumoniaP : melanjutka terapi S : Perokok aktifO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A : P :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok, jangan merokok di dalam rumah.S : Perokok aktif dan HipertensiO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 160/90 mmHg

N :92x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5A : HipertensiP :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok, jangan merokok di dalam rumah, kurangi konsumsi kopi dan garam.

30 Maret 2012S : mencret (-) dan batuk pilek (+)O :

KU: sedang Kes : CMVS : HR :120x/mnt

RR : 36x/mnt

Tx : 37,3BB : 7000 gr

A : ISPA-PneumoniaP :melanjutak terapiS : Perokok aktifO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A : P :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok S : Perokok aktif dan HipertensiO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 150/90 mmHg

N :84x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5

A : HipertensiP :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok

10 April 2012S : tidak ada keluhanO :

KU: sedang Kes : CMVS : HR :120x/mnt

RR : 36x/mnt

Tx : 37,3BB : 7000 gr

A :

P :S : Perokok aktifO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 120/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 18x/mnt

Tx : 36,8

A : P :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok S : Perokok aktif dan HipertensiO :

KU: baik Kes : CM

VS : TD : 140/80 mmHg

N :80x/mnt

RR : 20x/mnt

Tx : 36,5

A : HipertensiP :KIE untuk perbaiki gaya hidup : kurangi merokok

KESIMPULANFaktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.

Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.

Pasien merupakan anak pertama yang cukup mendapat perhatian dari seluruh anggota keluarganya. Pendidikan terakhir ibu SMA sehingga wawasan orang tua pasien juga memperbesar keinginan keluarga untuk mendukung penyembuhan pasien.Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

Kebiasaan merokok ayah dan kakek pasien yang sulit dirubah. Kondisi fisik rumah dan lingkungan yang tidak mendukung (kurangnya ventilasi udara dalam rumah dan jarak antara jamban dengan sumber air < 10 meter) Sosial ekonomi keluarga menengah kebawah.Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

Mengajak keluarga pasien untuk terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun, Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, terutama pelayanan kesehatan dari segi promotif dan preventif seperti : Terus mengikuti posyandu untuk mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap dan mengontrol kenaikan berat badan. Mengikuti kelas gizi, dan Mengikuti penyuluhan untuk mendapatkan informasi kesehatan.DAFTAR PUSTAKAAsmah. 2008. Dokter Keluarga. KMPK Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.Depkes RI. 1998. Definisi Keluarga. National University of Singapore. 2004. Family medicine posting. Family medicine primer 2004. Singapore: Department of Community, Occupation and Family Medicine. National University of Singapore.UU No. 23 tahun 1992. Definisi Sehat.

By. Didi Riadi (9 bulan)

Anak V

Ny. Muslihan

(22 thn)

Ayah Tn. Kamaludin (27 thn)

Anak II:

Nn. Murni (25 thn)

Anak I Anak III AnakIV

teras

Ny. Sedah (nenek pasien) (70 thn)

Tn.Sainah (kakek pasien) (72 thn)

6 m

5 m

Ruang tamu

Kurangnya pemberdayaan masyarakat mengenai tatalaksana diare dan ISPA di rumah tangga, serta kurangnya pemahaman pengasuh tentang Pneumonia.

Masih terbatasnya jumlah oksigen konsentrator di puskesmas.

Tidak memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan.

Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum menyusui dan memegang bayi.

Membiarkan bayi bermain tanpa menggunakan baju.

Mencuci botol susu bersamaan dengan peralatan makan yang lain.

Kebiasaan ayah dan kakek merokok di dalam rumah.

PELAYANAN

KESEHATAN

Sosial Ekonomi menengah kebawah

DIARE &

ISPA-Pneumonia

Sumber air untuk masak dan minum dari sumur, air yang diminum tidak dimasak.

Jamban tidak sehat.

Polusi udara dalam rumah.

Kurangnya ventilasi ( udara dalam rumah lembab.

Membiarkan sampah menumpuk dibelakang rumah.

PERILAKU

LINGKUNGAN

Diare dan ISPA rentan terjadi pada usia Balita.

Riwayat BBLR.

BIOLOGIS/PERSONAL

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

DIABETES

MELITUS

U

2