Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

56
LAPORAN AKHIR KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, RESUME, DAN TELAAH JURNAL PROGRAM PROFESI NERS DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG Disusun Oleh: Dwi Yuni Kristina 105070200111005

description

ASKEP KELUARGA BINAAN KOMUNITAS

Transcript of Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Page 1: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

LAPORAN AKHIR KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA, RESUME,

DAN TELAAH JURNAL

PROGRAM PROFESI NERS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PUSKESMAS DAU KABUPATEN MALANG

Disusun Oleh:

Dwi Yuni Kristina 105070200111005

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG2015

Page 2: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK) : Ny. S

2. Alamat dan telepon : Desa Mulyoagung RW 4 RT 1 Kec. Dau,

Kab. Malang.

3. Pekerjaan kepala keluarga :

a. PNS/BUMN/TNI/Polri

b. Karyawan Swasta

c. Petani

d. Buruh

e. Wiraswasta

4. Pendidikan kepala keluarga :

a. SD tidak tamat

b. SD

c. SLTP

d. SLTA

e. Akademi/PT

5. Komposisi keluarga dan genogram

No NamaJenis

kelaminHub dg

KKUmur Pendidikan

1

2

Ny. S

Tn. R

Perempuan

Laki-laki

Ibu

Anak

56

28

SMA

SMA

Genogram :

Page 3: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Keterangan :

= laki-laki = garis keturunan

= klien/keluarga binaan

= perempuan

= tinggal serumah = meninggal

6. Tipe keluarga :

a. Inti (nuclear)

b. Besar (extended)

c. Campuran (Blended)

d. Ayah/Ibu + anak (single parent)

e. Dewasa sendiri (single adult)

f. Lansia

g. Lain-lain, sebutkan ...........................

7. Suku bangsa :

a. Sunda

b. Jawa

c. lain-lain, sebutkan .............................

8. Agama :

a. Islam

b. Protestan

c. Katholik

d. Hindu

e. Budha

9. Status sosial ekonomi keluarga :

a. Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS)

b. KS I

c. KS II

d. KS III

e. KS III Plus

Keterangan : anggota keluarga yang mencari nafkah : ibu. Sedangkan

penghasilan keluarga dalam sebulan tidak tetap, antara 500-600

Page 4: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

ribu/bulan. Ibu bekerja wiraswasta. Harta benda di rumah yang dimiliki

adalah 1 sepeda motor, 1 TV, 1 kulkas, 2 lemari, 2 bed tidur , dan 1

magic com. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan adalah kebutuhan

pangan bulanan, dan listrik.

10. Aktifitas rekreasi keluarga : klien mengatakan keluarganya akan

menonton tv bersama jika ada waktu senggang.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini

a. Keluarga pemula

b. Keluarga mengasuh anak

c. Keluarga dengan anak usia prasekolah

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

e. Keluarga dengan anak remaja

f. Keluarga dengan anak dewasa

g. Keluarga usia pertengahan

h. Keluarga usia lanjut

Keterangan : keluarga dengan satu anak usia dewasa.

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tahap perkembangan keluarga adalah orang tua belum dapat memenuhi

kebutuhan anak untuk berkeluarga sendiri.

13. Riwayat keluarga inti :

Keluarga mengatakan bahwa pernikahan dengan almarhum suaminya

adalah yang pertama. Almarhum suami Ny. S menikah ketika usia 25 dan

Ny.S ketika usia 22 tahun. Riwayat pernikahan ayah dan ibu sebelum

menikah adalah single.

14. Riwayat kesehatan keluarga

Saat ini : Keluhan dari Ny.S yaitu terkadang masih dirasa linu di

persendian kaki. Nyeri di sekitar lutut hingga betis. Klien juga mengatakan

terkadang pusing berputar. Ny. S mengaku menderita hipertensi dan

Page 5: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

kadang mengkonsumsi obat antihipertensi yang dibelikan anaknya untuk

diminum saat pusing terasa sangat hebat.

Sebelumnya :

Ny. S mengatakan bahwa dirinya pernah menderita Chikungunya 2 bulan

yang lalu dan sembuh dari gejala chikungunya >2 bulan, serta sembuh

dengan sendirinya dan minum obat dari warung.

15. Riwayat keluarga sebelumnya :

Almarhum Ny. S meninggal karena hipertensi ±3 tahun yang lalu.

III. Pengkajian lingkungan

16. Karakteristik rumah

- Luas rumah 5x4 m2

- Tipe rumah : lantai berkeramik

- Kepemilikan : milik sendiri

- Jumlah dan rasio kamar/rungan: terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang

keluarga, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang tamu.

- Ventilasi/jendela: terdapat 2 jendela besar di kamar, namun tertutup

- Septic tank: ada

- Sumber air minum: air sumur

- Kamar madi/WC: MCK di kamar mandi sendiri

- Sampah : diambil rutin oleh petugas kebersihan desa

- Kebersihan lingkungan: cukup bersih di bagian ruang tamu, namun

cahaya tidak begitu masuk karena kepadatan area sekitar

Page 6: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Denah :

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Warga di RT 1 ini termasuk warga yang kurang aktif di kegiatan PKK di

dasawisma maupun kegiatan pengajian rutin desa.

18. Mobilitas geografis keluarga :

Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal selama 25 tahun terkahir.

Selama ini jika bepergian keluarga menggunakan sepeda motor atau

angkutan umum.

19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Ny. S sesekali hadir pada acara pengajian desa dan juga tidak

pernah ikut PKK.

IV. Struktur keluarga

20. Sistim pendukung keluarga :

Apabila ada masalah yang terjadi dengan keluarga, Ny. S memilih

menyelesaikan dengan berdiskusi dan meminta pertimbangan dari

anaknya.

21. Pola komunikasi keluarga :

Pola komunikasi dengan keluarga adalah terbuka dan masing-masing

keluarga dapat menyampaikan pendapatnya dengan terbuka namun

tetap sopan.

K.MandiDapurSumur

R. Keluarga

K. Tidur

K. Tidur

R. Tamu

Page 7: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

22. Struktur kekuatan keluarga :

Ibu adalah pemegang kendali dalam keluarga dan pengambil keputusan

adalah ibu dibantu anak. Terkadang jika memerlukan keputusan

mendadak anak akan memegang alih pengambil keputusan.

23. Struktur peran :

Ibu berperan sebagai pencari nafkah. Sedangkan anaknya berperan

sebagai membantu mencari nafkah tambahan. Selain berperan mencari

nafkah, ibu juga berperan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga

seperti memasak, mencuci pakaian, dan bersih-bersih.

24. Nilai atau norma keluarga :

Nilai dan norma dalam kelaurga yang dianut disesuaikan dengan nilai

dan norma yang dianut oleh masyarakat sekitarnya. Nilai dan norma

terkait kesehatan adalah keluarga akan memeriksakan diri ke tenaga

kesehatan ketika merasa sakit parah saja. Jika menderita sakit ringan

keluarga membeli obat di apotek/warung sekitar.

V. Fungsi keluarga

25. Fungsi afektif :

Orang tua mengajarkan agar sesama anggota keluarga harus saling

menghargai dan menghormati serta bersikap santun dan ramah. Ajaran

ini juga berlaku kepada anggota keluarga yang lainnya.

26. Fungsi sosialisasi :

- Terkadang ada konflik kecil dalam keluarga antara anak pertama

dengan orang tua. Kondisi tersebut diakibatkan karena kurangnya

komunikasi antara kedua belah pihak.

- Pengambil keputusan yang paling dominan adalah ibu

- Kegiatan di waktu senggang: nonton tv

- Partisipasi dalam kegiatan sosial : Hampir tidak ada

27. Fungsi perawatan kesehatan :

- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah

kesehatan keluarga: kurangnya pengetahuan keluarga berkaitan

dengan pentingnya pengobatan rutin dan aktivitas rutin seperti

Page 8: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

olahraga dan pola diet serta pencegahan penyakit chikungunya

maupun DBD

- Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan: jika ada anggota

keluarga yang muncul gejala kesehatan yang tidak nyaman akan

coba dibelikan obat warung kemudian akan dibawa ke pelayanan

kesehatan jika dirasa tidak dapat diatasi dengan obat-obatan

warung.

- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit: ketika

sebelumnya keluarga menderita sakit chikungunya sekeluarga,

keluarga akan meminta bantuan dari anggota keluarga besar lainnya

seperti ipar, kakak untuk merawatanya di RS.

- Kemampuan keluarga untuk memelihara rumah yang sehat: selama

ini yang menjaga kebersihan rumah adalah ibu. Ibu rutin untuk

mencuci baju, memasak, menyapu, dan membuang sampah,

sedangkan anak bertugas untuk mengepel dan membersihkan

kendaraan. Anak bertuigas untuk menguras dan menggosok kamar

madi setiap 1-2 minggu sekali.

- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di

masyarakat : keluarga sudah mendaftarkan diri menggunakan BPJS.

28. Fungsi reproduksi :

Ny. S mengatakan dirinya sudah cukup dengan 3 anak. Sebelum

menopouse ini sudah memakai KB pil selama 10 tahun.

29. Fungsi ekonomi :

Keluarga mengatakan selama ini kondisi ekonominya hanya cukup

untuk makan sehari-hari dan transportasi. Oleh karena itu, pemanfaatan

keuangan seefisien mungkin dan seminimal mungkin.

VI. Stress dan koping keluarga

30. Stressor jangka pendek dan panjang

Stresor jangka panjang : membiayai pernikahan anak terakhir.

Stresor jangka pendek: masalah keuangan keluarga dengan

penghasilan yang tidak menentu.

Page 9: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :

Keluarga mengatakan akan bermusyawarah jika ada pertengakaran

maupun perselisihan dan berusaha untuk menyelesaikannya dengan

cara kekeluargaan dan memilih jalan tengah suatu masalah.

32. Strategi koping yang digunakan :

Ny.S dan Tn. R akan saling membuka diri dan bercerita, bila tidak dapat

teratasi maka akan meminta saran dari keluarga kandung.

33. Strategi adaptasi disfungsional :

Tidak ada

VII. Pemeriksaan fisik

Nama Tgl Hasil Pemeriksaan FisikNy. S 15-01-15 1. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini: Terkadang linu linu di

persendian. Di kaki lutut hingga betis.

2. Riwayat Penyakit sebelumnya: Pernah menderita

chikungunya sekitar 2 bulan yang lalu, jarang memeriksakan

diri ke tenaga kesehatan

3. Tanda-tanda vital :

- TD : 150/90 mmHg

- N : 82x/mnt

- S : 36,0 °C

- RR : 20 x/menit

4. Kepala: penyebaran rambut merata, bentuk normo cephal,

rambut beruban

- Mata : bentuk simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik

- Hidung : lesi (-), bentuk simetris, nyeri tekan (-),

secret (-)

- Bibir : mukosa lembab, warna kecoklatan, lesi (-)

- Telinga : simetris, fungsi pendengaran baik

5. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-),pembesaran tyroid (-),

massa (-), nyeri telan (-)

6. Dada

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris

Page 10: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisik Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor

Auskultasi : Rhonchi (-), Wheezing (-),

Vesikular (+)

Jantung

Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak

Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V

midklavikula sinistra

Perkusi: Dullness

Auskultasi: S1 S2 tunggal

7. Abdomen:

Inspeksi : Flat

Auskultasi: Bising Usus : 10x/menit

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan (-), Asites (-)

8. Ekstremitas atas dan bawah:

Kekuatan otot: 5 5

5 5 Pergerakan sendi : bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),

edema (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)9. Neurologi: GCS 456, kesadaran compos mentis

10. Kulit : akral hangat, lesi (-), kemerahan (-), turgor kulit:

elastis

11. Kuku: CRT < 2 detik, clubbing finger (-)

Tn. R 15-01-15 1. Keluhan/ Riwayat Penyakit saat ini: saat malam terkadang

masih merasa lemas dan linu linu di kdua kaki.

2. Riwayat Penyakit sebelumnya: pernah menderita

chikungunya sekitar 3 bulan lalu.

3. Tanda-tanda vital :

- TD : 120/90 mmHg

- N : 80x/mnt

- S : 36,2 °C

- RR : 20 x/ menit

4. Kepala : penyebaran rambut hitam merata, rambut

Page 11: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisikberwarna hitam, pendek, tidak kotor, bentuk normo cephal

- Mata: bentuk simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan baik

- Hidung : lesi (-), bentuk simetris, nyeri tekan (-)

- Bibir : mukosa lembab, warna merah muda, lesi (-)

- Telinga: simetris, fungsi pendengaran baik

5. Leher : pembesaran kelenjar limfe (-),pembesaran tyroid (-),

massa (-), nyeri telan (-)

6. Dada

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris

Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor

Auskultasi : Rhonchi (-), Wheezing (-),

Vesikular (+)

Jantung

- Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak

- Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS V

midklavikula sinistra

- Perkusi: Dullness

- Auskultasi: S1 S2 tunggal

7. Abdomen:

- Inspeksi : Bentuk flat

- Auskultasi : Bising Usus : 10x/menit

- Perkusi : Timpany

- Palpasi : Nyeri tekan (-)

8. Ekstremitas atas dan bawah:

Kekuatan otot: 5 5 5 5 Pergerakan sendi: bebas, lesi (-), kekakuan otot (-),edema (-),nyeri tekan (-), deformitas (-)9. Neurologi: GCS 456, kesadaran compos mentis

10. Kulit : akral hangat, lesi (-), kemerahan (-), turgor kulit:

elastis

11. Kuku: CRT < 2 detik, clubbing finger (-)

Page 12: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Nama Tgl Hasil Pemeriksaan Fisik12.

VIII. Harapan keluarga

Keluarga mengatakan ingin sekali adanya partisipasi petugas kesehatan

dalam hal penyuluhan kesehatan dan pembagian informasi kesehatan

pada keluarganya

B. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERAWATAN

DATA SUBJEKTIF:

- Ny. S mengatakan jarang berobat

ke RS atau puskesmas dan lebih

memiilih minum obat yang

dibelikan anaknya di warung atau

apotek.

- Tn. R tidak tahu kenapa bisa nyeri

sendi, tidur tidak memakai selambu

maupun lotion anti nyamuk

- Ny. S tidak mengeahui penyebab

sakitnya, jika sakit beranggapan

beli obat di warung saja sudah

cukup, kalau ke dokter biayanya

mahal

- Klien dan keluarga tidak tahu

tempat perkembangbiakan nyamuk

DATA OBJEKTIF :

Ny. S:

- TD : 150/90 mmHg

- N : 82x/mnt

- S : 36,0 °C

- RR : 20 x/menit

Tn. R:

- TD : 120/90 mmHg

Kurangnya pengetahuan keluarga

tentang pengobatan pasien

Ketidaktahuan pentingnya pengobatan

rutin, olahraga rutin dan penggunaan

alas kaki saat diluar rumah

Kurangnya menjaga kebersihan

rumah, tidak tahu tempat

perkembangbiakan jentik nyamuk, jika

sakit beli obat di warung, riwayat DM

dan 2 bulan tidak kontrol

Ketidakefektifan dan ketidaktepatan

fungsi perawatan kesehatan keluarga

ketidakefektifan manajemen terapeutik

keluarga

Ketidakefektifan

manajemen

terapeutik

keluarga

Page 13: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

- N : 80x/mnt

- S : 36,2 °C

RR : 20 x/ menit

- Lingkungan rumah padat penduduk

- Baju di gantung di balik pintu

- Tidak ada selambu anti nyamuk

- Bila tidur tidak pakai lotion anti

nyamuk maupun obat nyamuk

DATA SUBJEKTIF:

Ny. S mengatakan belum pernah

diberikan penyuluhan terkait

penyakit Chikungunya sebelumnya

Ny. S mengatakan saat sakit cukup

beli obat di warung saja

Tn.Y juga mengatakan bahwa

keluarganya jarang berolahraga

rutin karena kesibukan masing-

masing

DATA OBJEKTIF: Ny.S sering menanyakan selama

pengkajian apakah yang

dideritanya juga bisa dikatakan

Chikungunya

Ny. S dan Tn. R mendengarkan

dengan baik saat diberikan

penjelasan oleh perawat

Tidak terdapat jarak antar rumah,

lingkungan rumah merupakan

hunian padat dengan jalan yang

sempit

Bagian dalam rumah tampak

kurang cahaya dan kurang ventilasi

Kondisi lingkungan, dan rumah yang kurang baik

(pemukiman padat, tidak terdapat jarak antar tetangga, cenderung gelap dan

kurang ventilasi)

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan menjaga kesehatan

tubuh dengan olahraga rutin dan makan makanan sehat

Upaya mencari pelayanan kesehatan

setelah pengobatan ke tenaga kesehatan mendapat informasi yang

kurang tepat

Kegagalan melanjutkan antisipasi pencegahan kekambuhan dan manajemen lingkungan untuk

mencegah Chikungunya

Pernyataan keluarga untuk sepakat dan memodifikasi lingkungan agar

tidak ada nyamuk yang suka tinggal dalam rumah karena suasana yang

gelap dan kurang ventilasi

Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

Kesiapan

meningkatkan

manajemen

kesehatan diri

Page 14: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

No Tanggal

Muncul

Diagnosa Keperawatan Tanggal

Teratasi

Tanda

Tangan

1 15-1-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

2 15-1-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

Page 15: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

RENCANA KEPERAWATAN

No Tgl Diagnosis keperawatan

Tujuan Kriteria Hasil Standar Evaluasi Intervensi

1 16/12015

Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidakefektifan fungsi perawatan kesehatan keluarga

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 kali kunjungan klien(penderita) dan keluarga mampu dalam melakukan manajemen pengobatan lebih baik pada pasien Hipertensi

Pasien mampu dan keluarga memahami penyakit Hipertensi dan pengobatannya, yaitu:- Mampu menjelaskan

kembali pengertian Hipertensi

- Mampu menyebutkan penyebab Hipertensi

- Mampu menyebutkan gejala Hipertensi

- Mampu menjelaskan pengobatan Hipertensi

- Mampu menjelaskan pola hidup sehat untuk Hipertensi

- Pasien dan keluarga menyatakan komitmen kesanggupan menjaga pola hidup sehat

Penjelasan kembali pengertian, penyebab, gejala, pengobatan sesuai dengan garis besar secara umum Hipertensi

Kesepakatan bersama anggota keluarga lain menginatkan sebagi pemantau obat dan pemantau kepatuhan pola makan dan pola aktivitas dan istirahat tidur

1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga mengenai penyakit Hipertensi termasuk penyebabnya dan pengobatannya

2. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang tanda gejala yang mungkin muncul pada penyakit Hipertensi

3. Diskusikan bersama klien dan keluarga tentang perjalanan penyakit Hipertensi

4. Diskusikan aktivitas sehat yang penting dilakukan bagi penderita Hipertensi

5. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pengobatan Hipertensi, jelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya terapi rutin bagi Hipertensi

6. Lakukan monitoring secara langsung tentang kepatuhan minum obat setiap kali kunjungan

7. Diskusikan dengan klien tentang pentingnya Diet yang tepat bagi penderita Hipertensi. Ajarkan tentang pola makan.

8. Diskusikan pengambilan komitmen bersama tentang kepatuhan minum obat dan aktivitas sehat bagi penderita Hipertensi.

Page 16: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

2 16/12015

Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5 kali kunjungan klien dan keluarga telah menentukan pilihan pola hidup sehat yang tepat

Keluarga mampu memilih pola hidup sehat untuk mencegah terjangkitnya Chikungnya yaitu: Mengetahui Deskripsi

umum Chikungunya dan penularannya

Mengetahui tempat perkembangbiakan nyamuk Chikungunya

Memiliki kesamaan persepsi dengan perawat tentang pentingnya memotong siklus hidup nyamuk Chikungunya

Menentukan modifikasi lingkungan rumah agar nyamuk tidak suka berada di lingkungan rumah

Menentukan cara pencegahan Chikungunya

Keluarga mampu menjelasakan kembali tentang: Deskripsi

Chikungunya dan penularannya

Tempat perkembangbiakan dan habitat nyamuk

Menjelaskan kembali pentingnya memotong siklus hidup nyamuk

Keluarga mempunyai pilihan modifikasi lingkungan rumah agar tidak berisiko menjadi habitat nyamuk

1. Kaji pengetahuan keluarga tentang Chkungunya, cara penularan dan habitat perkembangan nyamuk

2. Diskusikan dengan keluarga mengenai pentingnya memotong siklus hidup nyamuk untuk mencegah penularan

3. Diskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan rumah untuk meminimalisir risiko nyamuk berhabitat di dalam rumah. Modifikasi lingkungan rumah seperti:- Meningkatkan pencahayaan dalam

rumah dengan menambah genting kaca

- Meningkatkan ventilasi dalam rumah dengan mengaktifkan kembali candela yang biasanya ditutup

- Mengganti rutin air minum burung- Mengurangi tumpukan-tumpukan

barang yang tidak berguna dalam rumah

- Membuat ovitrap untuk menjebak telur nyamuk

Page 17: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

- Melakukan survey Jentik berkala

Page 18: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 1)

Tgl Dx Jam Implementasi TTD

16-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

15.30 1. Mengkaji ulang (reassessment) pemahaman klien dan keluarga tentang Penyebab dan Pengobatan untuk Hipertensi

2. Menanyakan kembali terkait gejala dan proses penyakit yang dirasakan klien dan pemahaman klien tanda gejala secara umum

3. Menanyakan persepsi dan pendapat klien mengenai aktivitas olahraga atau aktivitas yg penting bagi pasien Hipertensi

4. Menanyakan kembali materi terkait Hipertensi yang ingin diketahui klien dan kontrak waktu pertemuan selanjurnya

16-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

15.30 1. Menanyakan kembali apakah keluarga memahami Penyebab dan cara penularan Chikungunya2. Menanyakan kembali mengenai siklus hidup nyamuk dan tentang habitat Chikungunya3. Menanyakan kembali tentang mencegah agar tidak terkena Chikungunya

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 2)

Tgl Dx Jam Implementasi TTD

19-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

14.30 1. Memberikan penjelasan mengenai Penyebab, Gejala dan Proses Penyakit Hipertensi

2. Memberikan penjelasan mengenai pengobatan Hipertensi dan jadwal aktvitas dan istirahat tidur

untuk penderita Hipertensi

3. Mengobservasi kepatuhan minum obat

4. Mendiskusikan dan mengambil kesepakatan bersama tentang observasi dari mahasiswa perawat

terkait kepatuhan minum obat selama 4x kunjungan berikutnya

5. Mendiskusikan dan mengambil kesepakatan bersama mengenai aktivitas sehat yang akan

dilakukan setiap harinya

19-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen

14.30 1. Mengadakan penyuluhan terarah dengan metode tanya jawab pada keluarga binaan mengenai chikungunya dengan materi host, agen dan vektor penyebab chikungunya.

2. Mengevaluasi proses diskusi dengan cara menanyakan topik kepada peserta yang dapat

Page 19: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

kesehatan diri menjawab dengan tepat3. Membagikan leaflet chikungunya kepada anggota keluarga binaan yang hadir pada saat

penyuluhan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 3)

Tgl Dx Jam Implementasi TTD

22-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

11.00 1. Menanyakan kembali pada klien dengan meminta menyebutkan kembali tentang penyebab Hipertensi, penjalanan penyakit dan tanda gejala serta pengobatan Hipertensi

2. Mendiskusikan untuk menyepakati bersama peran keluarga dalam mengingatkan jadwal dan kepatuhan minum obat kesehariannya

3. Mengevaluasi kembali pelaksanaan aktivitas sehat yang penting bagi penderita Hipertensi22-01-2015 Kesiapan

meningkatkan manajemen kesehatan diri

11.00 Melaksanakan Konseling I Menyampaikan tujuan konseling Mengkaji persepsi klien yang salah tentang penyakit chikungunya (agen-vektor-host, tanda

gejala, cara pencegahan, respon pengobatan yang tepat) Menetapkan kontrak konseling Memberikan konseling Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam Melakukan reassessment (penilaian kembali) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara Mengevaluasi persepsi klien Membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling bersama dengan klien Menetapkan kontrak untuk pertemuan konseling

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 4)

Tgl Dx Jam Implementasi TTD

27-01-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

15.00 Menanyakan pada Tn. R tentang aktivitas harian Ny. S yang sudah disepakati dengan Ny. S. Mengobservasi kepatuhan minum obat dan obat yang diminum

27-01-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen

15.00 Mengadakan penyuluhan terarah dengan metode tanya jawab pada keluarga binaan mengenai chikungunya dengan materi tanda gejala, pengobatan dan pencegahan terjadinya chikungunya.

Mengevaluasi proses diskusi

Page 20: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

kesehatan diri Membagikan leaflet chikungunya kepada anggota keluarga binaan yang hadir pada saat penyuluhan

Melaksanakan Konseling II Menyampaikan tujuan konseling Menetapkan kontrak konseling : pembuatan ovitrap dan pemantauan jentik Memberikan konseling tentang manfaat ovitrap dan pemantauan jentik Memperagakan cara pembuatan ovitrap dan cara pemantauan jentik Membuat komitmen untuk penerapan ovitrap dan pemantauan jentik dirumah Mengevaluasi sikap klien (setuju/tidak setuju) untuk membuat ovitrap dan memantau jentik

post konseling Membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling bersama dengan klien

Menetapkan kontrak untuk pertemuan konseling berikutnya: sudah mengaplikasikan ovitrap dan memantau jentik di rumah dan manfaat apa yang dirasakan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Kunjungan ke 5)

Tgl Dx Jam Implementasi TTD

02-02-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

15.00 Menanyakan pada Tn. R tentang aktivitas harian Ny. S yang sudah disepakati dengan Ny. S. Mengobservasi kepatuhan minum obat dan obat yang diminum

02-02-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

16.00 1. Mengevaluasi pengetahuan klien dengan meminta klien menjelaskan kembali pemahaman mereka tentang Chikungunya mulai dari penyebab hingga terapinya2. Melaksanakan Konseling III

Menyampaikan tujuan konseling Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien Mendiskusikan penerapan ovitrap dan pemantauan jentik di rumah yang telah dilakukan Mendiskusikan manfaat/hambatan yang dirasakan untuk menerapkan ovitrap dan

pemantauan jentik Mengevaluasi penerapan ovitrap dan pemantauan jentik di rumah yang telah dilakukan

Memberikan kesimpulan akhir terhadap keseluruhan tindakan konseling yang telah dilakukan

Page 21: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal Dx S O A P

1 16-01-2015(Pertemuan 1)

1 Ny. S mengatakan:- “Penyebab Hipertensi bisa

dari gaya hidup terutama makanan-makanan asin dan olahraga yang kurang. Gejalanya adalah pusing hebat, mual, lemas.

- Aktivitas pentingnya yaitu Olahraga, saya ingin mendapat penjelasan kembali mengenai Hipertensi.

Klien dapat menjawab pertanyaan namun hanya memahami sebagian kecil tentang Hipertensi.

Klien tampak menjaga konsentrasi saat Tanya jawab

Klien menyepakati dan ingin mendapatkan penyuhan kembali terkait Hipertensi, dari pengobatan hingga terapinya pada pertemuan pada hari Senin depan tanggal 19 sebelum jam 3.

Masalah belum teratasi

Lanjutkan intervensi dengan penyuluhan pada pertemuan berikutnya

16-1-2015(Pertemuan 1)

2 Tn. R mengatakan:- “Penyebab Chikungunya ya

nyamuk dan menular juga melalui nyamuk”

- “Nyamuk senang hinggap di tempat lembab dan bertelur di tempat genangan air”

- “Cara Mencegahnya ya dengan apaki obat nyamuk atau autan mas”

Keluarga belum memahami tentang Chikungunya dengan benar mulai dari penyebab hingga pencegahannya

Keluarga menjaga konsentrasi saat proses interaksi

Masalah belum teratasi

Lanjutkan intervensi dengan penjelasan dan diskusi mengenai Chikungunya

2 19-01-15(Pertemuan 2)

1 Tn. R mengatakan:- “Mungkin penyebab

Hipertensi ibu saya karena pola makan dan kurang olahraga mbak”

- “Gejala yang ibu alami dulu sama dengan yang mbak jelaskan”

Klien tampak menjaga konsentrasi saat diberikan penjelasan

Klien menerima kondisi sakitnya dan antusias menerima informasi

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan aktivitas harian sesuai anjuran perawat

19-01-15(Pertemuan

2 Klien mengatakan:- Sudah memahami tentang

Klien mampu menjelaskan kembala cara penularan Chikungunya dan

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan konseling pada pertemuan berikutnya

Page 22: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

2) proses penularan chikungunya dan penyebab Chikungunya itu sendiri

vector perantara dan penyebab utamanya

3 22-01-15(Pertemuan 3)

1 Tn. R mengatakan:- “Saya akan mengingatkan

ibu untuk olahraga kemudian baru ke pasar”

Klien menerima kondisi sakitnya dan antusias menerima informasi

Tn. R tampak senang dapat berperan mengingatkan ibunya untuk meningkakan aktivitas olahraga sehari-hari

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan obnservasi aktivitas harian sesuai anjuran perawat

22-01-15(Pertemuan 3)

2 Ny.S mengatakan:- “menurut saya mbak, cara

pencegahannya ini dengan menggunakan lotion anti nyamuk sehingga tidak digigit nyamuk, menggunakan baju panjang terutama saat pagi dan sore”

- “kalau saya selama bisa diobati di rumah ya tidak usah dibawa ke puskesmas/dokter”

Klien mampu mengikuti proses konseling

Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan Penjelasan kembali cara pencegahan yang benar dan tepat serta menjelaskan pentingnya dibawa ke pelayanan kesehatan

4 27-01-15(Pertemuan 4)

1 Tn. R mengatakan:- “Tadi pagi ibu belum

olahraga mas, namun bangun pagi dan beraktivitas bersih-bersih lingkungan sekitar rumah”

Anak klien mau menjelaskan aktivitas yang dilakukan ibunya sesuai kesepakatan

Anak klien tampak senang dengan kunjungan perawat

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan observasi kepatuhan minum obat dan obnservasi aktivitas harian sesuai anjuran perawat

27-01-15(Pertemuan 4)

2 Ny. S mengatakan:

- “Saya belum tahu mbak sebelumnya tentang ovitrap dan saya juga tahunya cara mencegah chikungunya ya cuman menggunakan obat nyamuk”

Klien mampu mengikuti proses konseling

Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien dan sesuai materi penyuluhan

Masalah teratasi sebagian

Lanjutkan intervensi dengan observasi tempat peletakkan dan upaya pencegahan lainnya

Page 23: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

5 02-02-15(Pertemuan 5)

1 Tn. R mengatakan:- “Tadi pagi ibu sudah

beraktivitas sesuai anjuran dan sudah olahraga”

- “Ibu sekarang teratur mbak minum obat hipertensinya”

Anak klien mau menjelaskan aktivitas yang dilakukan ibunya sesuai kesepakatan

Anak klien tampak senang dengan kunjungan perawat

Masalah Teratasi Hentikan intervensi dan berikan KIE untuk menjalankan pola hidup sehat dan mengatur pola makan bagi penderita DM

02-02-15(Pertemuan 5)

2 Ny. S mengatakan:- “Ovitrap bisa sangat

bermanfaat mbak, ini saya sudah menemukan jentik di Ovitrap yang saya taruh dalam kamar”

- “Pemantauan Jentik juga menurut saya sangat penting untuk menghentikan siklus hidup nyamuk”

Klien mampu mengikuti proses konseling

Klien mampu menjawab sesuai pendapat klien dan sesuai materi penyuluhan

Masalah teratasi Hentikan Intervensi

Page 24: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

EVALUASI

No Tanggal Diagnosa Evaluasi (SOAP)

1 02-02-2015 Ketidakefektifan manajemen terapeutik keluarga

S: Ny. S mengatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan saran perawat, saat ini dia terbantu dengan peran ibu dan anaknya yang mengingatkan minum obat dan jam-jam aktivitas olahraga untuknya”O: Selama intervensi klien tidak pernah lupa atau kelewatan untuk minum obat serta menjalani aktivitas latihan yang sesuai kesepakatan dan anjuran perawatA: masalah teratasiP: hentikan intervensi

2 02-02-2015 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri

S: Ny.S mengatakan bahwa dengan penjelasan dari perawat tentang Chikungunya sekarang dirinya dan kelaurganya mengetahui secara utuh konsep Chikungnya dan menggetahui tips pencegahan dengan pemantauan jentik dan ovitrap serta lingkungan dalam rumahnya menjadi lebih nyaman”O: Keluarga tampak sudah menerapkan anjuran perawat dengan pemasangan ovitrap, pemasangan genting kaca untuk menambah cahaya masuk, pemantaun jentik dll.A: masalah teratasiP: hentikan intervensi

Page 25: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

LAMPIRAN MATERI INTERVENSI PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYEBAB, PENULARAN CHIKUNGUNYA DAN PENCEGAHANNYA

1. Tema : Penyakit Menular

2. Bahasan : Chikungunya

3. Sub Pokok Bahasan:

1) Penyebab Chikungunya, yaitu Arbovirus

2) Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya

3) Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya

(Vulnerable Host)

4) Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis

5) Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya

6) Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk

4. Tujuan:

a. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan penyuluhan selama 20 menit peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang

rantai chikungunya dan pencegahannya.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilaksanakan penyuluhan, pasiendan keluarga dapat menyebutkan:

1) Penyebab Chikungunya, yaitu Arbovirus

2) Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya

3) Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya

(Vulnerable Host)

4) Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis

5) Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya

6) Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk

5. Sasaran: Keluarga binaan

6. Waktu dan Tempat :

Waktu :

Tempat : Rumah Keluarga Binaan Desa Mulyoagung RW 4 RT 1 Kec. Dau, Kab. Malang

7. Metode: Ceramah dan diskusi

8. Media :

- PPT

- Laptop

- Leaflet

9. Pengajar: Dwi Yuni Kristina

10. Materi: terlampir

11. Tahap kegiatan Penyuluhan

Page 26: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode

1 Pendahuluan 3 menit - Mengucapakan salam

pembuka

- Menjelaskan tujuan

penyuluhan kesehatan

- Menyebutkan

materi/pokok bahasan

- Menanyakan tentang

pengetahuan peserta

tentang materi

- Menjawab salam

- Mendengarkan dan

memperhatikan

penyampaian materi

yang akan disuluh

Ceramah

2 Pelaksanaan 10 menit - Menggali pengetahuan

peserta mengenai

materi terkait

- Menjelaskan materi

penyuluhan secara

berurutan dan teratur :

1. Virus Chikungunya

2. Vector Chikungunya

3. Host Chikungunya

dan vulnerable group

4. Perjalanan penyakit

hingga menimbulakn

tanda gan gejala

5. Upaya perawatan dan

respon tindakan bila

terjangkit

Chikungunya

6. Upaya pencegahan

Chikungunya

- Mendengarkan dan

memperhatikan

- Merespon

pertanyaan pemateri

Presentasi

dan diskusi

3 Evaluasi 5 menit - Memberikan

kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

- Memberi kesempatan

kepada peserta untuk

menjawab pertanyaan

yang dilontarkan

Aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan

Diskusi

46 Penutup 2 menit - Menyimpulkan materi Menjawab salam Ceramah

Page 27: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

yang

telah disampaikan

- Menyampaikan terima

kasih atas perhatian

dan waktu yang telah

diberikan

- Mengucapkan salam

12. SUMBER PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Limgkungan. 2012. Pedoman

Pengendalian Demam Chikungunya. Kemenkes RI

13. EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

- Kegiatan terlaksana sesuai dengan jadwal

- Adanya koordinasi dan kerjasama antara keluarga binaan dan mahasiswa praktikan

- Media dan materi penyuluhan selesai tepat waktu dan sesuai dengan materi yang akan

disampaikan.

b. Evaluasi Proses

- Seluruh keluarga hadir dalam kegiatan penyuluhan

- Keluarga aktif menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan diskusi

- Keluarga aktif mengajukan pertanyaan saat proses tanya jawab dibuka

- Tidak ada distraksi selama pemaparan materi penyuluhan

- Keluarga mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir

c. Evaluasi Hasil

- Keluarga dapat menjawab 3 pertanyaan yang diajukan oleh pemateri dengan benar

LAMPIRAN MATERI SAP CHIKUNGUNYA

Page 28: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

A. Penyebab Chikungunya

Arbovirus atau arthropod-borne viruses adalah virus-virus yang hidup bertahan di alam melalui

kontak biologis antara inang-inang vertebrata yang peka dan arthropoda yang hidup dengan mengisap

darah seperti nyamuk, kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain. Infeksi pada invertebrata terjadi bila arthropoda

yang telah terinfeksi mengisap darah. Jenis-jenis arbovirus ini dalam keadaan terbungkus dan

merupakan virus RNA.

Sebagian besar dari virus ini memerlukan binatang untuk siklus hidupnya. Manusia tidak begitu

penting dalam siklus kehidupan mereka, infeksi pada manusia biasanya terjadi karena kebetulan yaitu

pada saat vektor serangga menghisap darah manusia. Hanya dalam beberapa kasus diketahui bahwa

manusia berperan sebagai sumber utama perkembang biakan virus dan penularan kepada vektor,

seperti dengue dan demam kuning. Sebagian besar virus ini ditularkan oleh nyamuk, sementara sisanya

oleh kutu, lalat pasir atau gigitan sejenis lalat kecil.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus atau arthropod-borne viruses :

a) Demam berdarah dengue (DBD)

b) Cikungunya

c) Demam kuning

d) Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE)

e) Meningitis

B. Siklus Hidup dan Ciri-Ciri Nyamuk Chikungunya

Nyamuk yang menjadi vektor penular Chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus. Aedes aegypti yang paling berperan utama (primary vector) dalam penularan Chikungunya

karena nyamuk tersebut hidup di dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga banyak kontak

dengan manusia. Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang hidup di dataran rendah beriklim tropis

sampai sub tropis.

Nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata nyamuk

lain. Ukuran badan 3 – 4 mm, berwarna hitam dengan hiasan bintik-bintik putih di badannya dan pada

kakinya warna putih melingkar. Nyamuk dapat hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit

manusia, ia makan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit yang diperlukan untuk membuat telur.

Telur nyamuk Aedes aegypti diletakkan induknya menyebar berbeda dengan telur nyamuk lain yang

dikeluarkan berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi pupa beberapa minggu. Nyamuk

Aedes aegypti bila terbang hampir tidak berbunyi sehingga manusia yang diserang tidak mengetahui

kehadirannya, menyerang dari bawah atau dari belakang dan terbang sangat cepat. Telur nyamuk

Aedes aegypti dapat bertahan lama dalam kekeringan. Nyamuk Aedes aegypti dapat tahan dalam suhu

panas dan kelembaban tinggi.

Habitat perkembangbiakan Aedes sp. ialah tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam,

di luar atau sekitar rumah serta tempat-tempat umum. Habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes

aegyptidapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 29: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir,

tempayan, bak mandi/wc, dan ember.

Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas

bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas/dispenser,

barang-barang bekas (contoh : ban, kaleng, botol, plastik, dll).

Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung

kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat/karet, dll.

Aktivitas menggigit nyamuk Aedes sp biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak

aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegyptimempunyai kebiasaan mengisap

darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan

demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.

Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam

atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya. Pada tempat tersebut nyamuk

menunggu proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai,

nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat

pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya. Pada umumnya telur akan menetas menjadi

jentik/larva dalam waktu ±2 hari. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak

±100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan ±6 bulan, jika tempat-tempat

tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.

C. Host Penyakit Chikungunya atau Kelompok yang Berisiko Tertular Penyakit Chikungunya

(Vulnerable Host)

Pada manusia, virus ini tidak memiliki pengaruh khusus terhadap usia atau jenis kelamin tetapi

tampak bahwa anak-anak, orang tua dan keadaan immunocompromise merupakan yang paling mudah

terpengaruh. Para Ae spesies. albopictus berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, seperti

sekam kelapa, buah kakao, tunggul bambu, lubang pohon dan kolam batu, contoh lain seperti ban

kendaraan dan piring di bawah pot-pot tanaman. Habitat Nyamuk Ae. albopictus juga di daerah

pedesaan serta pinggiran kota dan taman kota teduh. Nyamuk Ae. aegypti lebih erat hubungannya

dengan tempat tinggal manusia karena nyamuk-nyamuk tersebut berkembang biak pada tempat-tempat

Page 30: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

disekitar ruangan , seperti vas bunga, tempat penyimpanan air dan bak kamar mandi, demikian juga

dengan nyamuk Ae. albopictus.

Nyamuk-nyamuk yang mengandung virus chikungunya akan dapat menularkan penyakit dengan

menggigit orang, baik pada waktu siang maupun malam hari. Apabila salah seorang anggota keluarga

terkena penyakit chikungunya, kemungkinan besar anggota keluarga yang lain yang ada di

sekitar/tetangga akan dapat tertular juga. Akibatnya, wabah penyakit ini gampang berkembang disatu

daerah dengan cakupan yang luas, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Nyamuk Aedes aegypti

dan Aedes albopictus tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia

yang sedang mengalami viremia yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul

kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembangbiak dalam waktu 8 –10 hari (extrinsic

incubation period) sebelum menimbulkan penyakit (Depkes, 2001).

Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu:

manusia, virus dan vektor perantara. Beberapa faktor penyebab timbulnya KLB demam Chikungunya

adalah:

• Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi

• Sanitasi lingkungan yang buruk.

• Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk (sanitasi lingkungan yang buruk)

D. Proses Penyakit Chikungunya dan Manifestasi Klinis

Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes SPP Nyamuk

lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes

tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang

mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian

virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation

period)sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh

manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period)sebelum

menimbulkan penyakit.

Penularan Chikungunya dapat terjadi bila penderita yang mengandung virus Chikungunya

digigit nyamuk penular maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk dalam lambung nyamuk.

Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk didalam

kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita (extrinsic incubation period),

nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh

nyamuk sepanjang hidupnya sehingga selain menjadi vektor juga menjadi reservoir dari virus

Chikungunya (Depkes, 2001).

Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum nyamuk

menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis) agar darah

yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Chikungunya dipindahkan dari nyamuk ke

orang lain. Seseorang yang telah terinfeksi oleh virus Chikungunya melalui gigitan nyamuk akan

mengalami masa inkubasi selama 2 –12 hari tetapi umumnya 3 –7 hari, selama masa inkubasi ini

virus berada di dalam darah yang disebut dengan fase akut/viremia (5 –7 hari). Penderita yang

Page 31: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

dalam masa viremia inilah yang dapat menularkan Chikungunya ke orang lain selama terdapat

vektor penular penyakit (Depkes, 2001).

Faktor-faktor yang memegang peranan dalam penularan infeksi virus Chikungunya yaitu

manusia, vektor perantara dan lingkungan. Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui

gigitan nyamuk Aedes aegyptidan Aedes albopictus, nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai

vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut

dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami

viremia yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul kemudian virus yang

berada di kelenjar liur berkembangbiak dalam waktu 8 –10 hari (extrinsic incubation period)

sebelum menimbulkan penyakit (Depkes, 2001).

E. Upaya Perawatan dan Respon Tindakan saat Terjangkit Chikungunya

Tidak ada pengobatan spesifik bagi penderita demam Chikungunya, cukup minum obat penurun

panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di toko obat, apotik bahkan di warung-warung. Berikan

waktu istirahat yang cukup, minum dan makanan bergizi. Selain itu masyarakat dapat berperan dalam

penanganan kasus demam Chikungunya yakni dengan melaporkan kepada Puskesmas/Dinas

Kesehatan setempat. Isolasi/hindari penderita dari kemungkinan digigit nyamuk, agar tidak

menyebarkan ke orang lain.

1. Terapi

Chikungunya merupakan self limiting disease, sampai saat ini penyakit ini belum ada obat ataupun

vaksinnya, pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif.

a. Simtomatis

Antipiretik : Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan demam

Analgetik : Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid (AINS) lainnya (untuk

meredakan nyeri persendian/ athralgia/arthritis.

Catatan: Aspirin (Asam Asetil Salisilat) tidak dianjurkan karena adanya resiko perdarahan

pada sejumlah penderita dan resiko timbulnya Reye’s syndromepada anak-anak dibawah 12

tahun.

Page 32: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

2. Suportif

Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan

Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan tubuh akibat muntah, keringat dan lain-

lain.

Fisioterapi

3. Pencegahan penularan

Penggunaan kelambu selama masa viremia sejak timbul gejala (onset of illness)

sampai 7 hari. Chikungunya pada dasarnya bersifat self limiting diseaseartinya penyakit yang dapat

sembuh dengan sendirinya. Hingga saat ini, belum ada vaksin maupun obat khusus untuk

Chikungunya, oleh karenanya pengobatan ditujukan untuk mengatasi gejala yang mengganggu

(simtomatis). Obat-obatan yang dapat digunakan adalah obat antipiretik, analgetik (non-aspirin

analgetik; non steroid anti inflamasi drug parasetamol, antalgin, natrium diklofenak, piroksikam,

ibuprofen, obat anti mual dan muntah adalah dimenhidramin atau metoklopramid). Aspirin dan

steroid harus dihindari. Terapi lain disesuaikan dengan gejala yang dirasakan (Soedarto, 2007).

Bagi penderita dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat terutama

protein serta minum sebanyak mungkin. Memperbanyak konsumsi buah-buahan segar, sebaiknya

minum jus buah segar. Vitamin peningkat daya tahan tubuh dapat bermanfaat untuk menghadapi

penyakit ini. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga

meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dan istirahat cukup bisa membuat

rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Disarankan juga minum banyak air putih untuk

menghilangkan gejala demam (Anies, 2006).

F. Pencegahan Chikungunya sesuai Siklus Hidup Nyamuk

Pengendalian Vektor yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus rantai penularan

melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan melalui upaya Pemberantasan

Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN dalam bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan

hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini harus dilakukan secara serempak dan terus

menerus/berkesinambungan. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang sangat beragam sering

menghambat suksesnya gerakan ini. Untuk itu sosialisasi kepada masyarakat/individu untuk melakukan

kegiatan ini secara rutin serta penguatan peran tokoh masyarakat untuk mau secara terus

menerusmenggerakkan masyarakat harus dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan, penyuluhan di

media masa, serta reward bagi yang berhasil melaksanakannya.

Sasaran: Semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular penyakit demam Chikungunya :

- Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari

- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA)

- Tempat penampungan air alamiah

PSN dilakukan dengan cara “3M Plus”, 3M yang dimaksud yaitu :

Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum, dan lain-

lain seminggu sekali (M1)

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain (M2)

Page 33: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3)

Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:

Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu

sekali

Memperbaiki saluran talang air yang tidak lancar/rusak

Menutup lubang-lubang pada potongan bamboo/pohon, dan lain-lain (dengan tanah dan yang

lainnya)

Menaburkan bubuk larvasida misalnya di tempat yang sulit dikuras atau daerah yang sulit air

Memeliharan ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan

Memasang kawat kasa

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian

Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai

Menggunakan kelambu

Memakau obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk

Page 34: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina
Page 35: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

LAMPIRAN MATERI INTERVENSI PENYULUHAN

Page 36: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Topik : Hipertensi

Pokok Bahasan : Hipertensi dan pengobatannya

Sasaran : Klien dan keluarga

Tempat : RW 4 RT 1 Kec. Dau Malang

Hari/Tanggal :

Waktu : 35 menit

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Leaflet

A. Tujuan Intruksional Umum:

Setelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mampu memahami tentang

penyakit hipertensi dan penanganannya

B. Tujuan Intruksional Khusus:

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan klien mampu untuk:

Memahami pengertian hipertensi dan klasifikasinya.

Mengenal tanda – tanda dan gejala hipertensi

Mengetahui penyebab hipertensi

Mengetahui komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan

Memahami pencegahannya dan diet pada hipertensi

C. Materi pengajaran

Pengertian hipertensi dan klasifikasinya

Tanda – tanda dan gejala hipertensi

Penyebab hipertensi

Komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan

Pencegahannya dan diet pada hipertensi

D. Metode

Ceramah

Tanya jawab

E. Media

Page 37: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Leaflet

F. Kegiatan pembelajaran: terlampir

G. Materi evaluasi

Setelah penyampaian materi, klien diharapkan bisa menjelaskan kembali tentang:

Pengertian hipertensi dan klasifikasinya

Tanda – tanda dan gejala hipertensi

Penyebab hipertensi

Komplikasi / bahaya yang dapat ditimbulkan

Pencegahannya dan diet pada hipertensi

Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Penyaji Metode Media

Pembukaan

(5 menit)

Salam pembuka

Menjelaskan maksud dan tujuan

penyuluhan.

Memberi pertanyaan perihal yang

akan disampaikan

Ceramah dan tanya

jawab

---

Penyajian

(15 menit )

Menyampaikan materi :

Menjelaskan pengertian hipertensi

Menyebutkan klasifikasi hipertensi

Menjelaskan penyebab dari

hipertensi

Menjelaskan tanda – tanda dan

gejala hipertensi

Menjelaskan komplikasi dan

bahaya yang dapat ditimbulkan

Menjelaskan pencegahan dari

penyakit hipertensi

Menjelaskan diet bagi penderita

hipertensi

Ceramah dan

membagikan leafleat

Leaflet

Tanya jawab

( 5 menit)

Memberikan kesempatan bagi

klien untuk bertanya tentang

penjelasan materi

Tanya jawab ---

Page 38: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Evaluasi (5 menit) Menanyakan kembali kepada

klien tentang materi yang telah

disampaikan

Tanya jawab ---

Terminasi (5 menit) Mengucapkan terimakasih atas

peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup

Ceramah ---

Lampiran Materi Hipertensi

Page 39: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolik yang tidak normal. Batas sistolik

140 – 190 mmhg dan diastolik 90 – 95 mmhg yang merupakan garis batas hipertensi (Silvia A.

price. 2000)

2. Klasifikasi

Menurut WHO :

Sistolik Diastolik

Normal < 140 mmHg < 90 mmHg

Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg

Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg

3. Penyebab Hipertensi :

a. Tidak diketahui :

Keluarga dengan riwayat hipertensi

Pemasukan sodium yang berlebihan

Konsumsi kalori yang berlebihan

Kurangnya aktifitas fisik

Pemasukan alkohol yang berlebihan

Kurangnya potasium

b. Diketahui

Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal

Primary aldosteron

Chusing sindrome

Tumor otak

Encephalitis

Gangguan psikiatrik

Kehamilan obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.

Merokok.

4. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Kelelahan

Page 40: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Confusion

Mual

Muntah

Ansietas

Keringat berlebihan

Muscle tremor

Chest pain

Pandangan kabur

Telinga berdengin ( trinitus )

5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi

Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol

dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata

kabur.

Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat

menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan

menyebabkan kematian yang mendadak.

Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun mentbabkan terjadi penumpukan

produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.

Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa

menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak ( Stroke )

6. Pencegahan Pada Penyakit Hipertensi

pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress serta sedih

berkepanjangan

olahraga sesuai kemampuan dan teratur

istirahat yang cukup

hindari merokok

mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.

Banyak makan buah dan sayuran

Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah tinggi

Periksalah sedini mungkin darah tinggi

7. Makanan Apakah Yang Diperbolehkan

Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;

Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.

Page 41: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang merah, kacang

tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.

Minyak goreng, margarin tanpa garam.

Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam

Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur.

8. Makanan Yang Tidak Diperbolehkan

Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;

Roti, biskuit, kraker, cale dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur dan atau soda.

Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging asap, ikan asin, telur pindang, sarden, ebi,

udang kering, telur asin, telur pindang.

Keju, keju kacang tanah.

Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur.

Garam dapur, vetsin soda kue, kecap maggi, terasi, saos tomat, petis, taoco.

Coklat.

Minuman berkafein, kopi, teh, dan bercarbon atau mengandung soda

DAFTAR PUSTAKA

Ignatisius. Donna. 1995. Medical Surgical Nursing Philadephia. Sender Company.

Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Page 42: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina

FKUI/ 1996. Buku Ajar Kardiologi. Gaya Baru. Jakarta.

Page 43: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina
Page 44: Askep Keluarga Binaan KOMUNITAS Dwi Kristina