Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

32
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT LAPORAN KELUARGA BINAAN DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI Oleh LAILI KHAIRANI H1A 007 033 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM PUSKESMAS NARMADA 2013

Transcript of Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

Page 1: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

Oleh

LAILI KHAIRANI

H1A 007 033

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

PUSKESMAS NARMADA

2013

Page 2: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

2

DEFINISI KELUARGA

Definisi Keluarga menurut Depkes RI, 1998:

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

Definisi keluarga menurut WHO, 1969:

Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau

 perkawinan.

Definisi keluarga menurut Burgess dkk dalam Friedman, 1998:

1.  Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, dan

ikatan adopsi.

2.  Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah

tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah

tangga tersebut sebagai rumah mereka.

3.  Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran

social keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan,

saudara dan saudari.

4.  Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari

masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri.

Definisi keluarga menurut Whall dalam Friedman, 1998 :

Keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasi diri dengan anggotanya terdiri dari dua

individu atau lebih, asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak 

diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka

menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Page 3: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

3

Definisi keluarga menurut Friedman dalam Suprajitno, 2004 :  

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan

aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian

dari keluarga.

Definisi kleuarga menurut Salvicon:

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan darah, hubungan

 perkawinan atau pengangkatan, dan mereka hidup dalm suatu rumah tangga, berinteraksi satu

sama lain dan di dalam peranannya satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing,

dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Definisi keluarga menurut Duvall dan Logan(1986) :

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang

 bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental,emosional,sertasosialdaritiapanggotakeluarga.

Definisi keluarga menurut Bailondan Maglaya (1978) :

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya

hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,

mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Definisi Rumah Sehat:

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana

 pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, dan social,

sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. (menurut Keputusan

Menkes RI No. 829/ Menkes/SK/VII/1999)

Page 4: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

4

FUNGSI KELUARGA

Menurut WHO (1978), terdapat beberapa fungsi keluarga, yaitu diantaranya: 

1.  Fungsi Biologis

a.  Untuk meneruskan keturunan

 b.  Memelihara dan membesarkan anak 

c.  Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga

d.  Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. 

Fungsi Psikologis

a.  Memberikan kasih sayang dan rasa aman

 b. 

Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c.  Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d.  Memberikan identitas keluarga

3. 

Fungsi Sosialisasi

a.  Membina sosialisasi pada anak 

 b.  Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan

anak 

c.  Meneruskan nilai-nilai keluarga

4.  Fungsi Ekonomi

a. 

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

 b.  Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

c. 

Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang.

Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.

5.  Fungsi Pendidikan

a. 

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.

 b.  Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

c.  Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Page 5: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

5

Sedangkan menurut Friedman (1998), fungsi keluarga adalah:

1. 

Fungsi Affective

a.  Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling

mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.

 b. 

Mengenal identitas individu

c.  Rasa aman

2.  Fungsi Sosialisasi Peran

a. 

Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi

sosial dan belajar berperan.

 b.  Fungsi dan peran di masyarakat.

c.  Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.

3.  Fungsi Reproduksi

Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.

4. 

Fungsi Ekonomi

a.  Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

 b.  Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

5. 

Fungsi Perawatan Kesehatan

a.  Konsep sehat sakit keluarga

 b.  Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit → tujuan kesehatan keluarga →

keluarga mandiri

Page 6: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

6

KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

I. DATA KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Tanggal 16-05-2013 diisi oleh Nama: Laili Khairani NIM : H1A007033

 Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada

Pasien Keterangan

 Nama By. S  Anak Tn. I dan

 Ny. A

Umur / tgl. Lahir 11 bulan / 06 Juni 2012

Alamat Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok 

Barat

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status perkawinan Belum menikah

Telah diobati

sebelumnya

Belum

Alergi obat -

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN

Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga By. S. Ia merupakan anak 

 pertama dari Tn. I (Ayah) dan Ny. A (Ibu). Keluarga inti dari By. S terdiri atas Ayah, Ibu

serta nenek. By.S tinggal bersama dengan keluarganya dalam satu rumah di wilayah Dusun

Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Dalam keluarga binaan ini

terdapat empat orang anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang

diperoleh pada saat kunjungan pertama yang tinggal serumah dengan By. S : 

Page 7: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

7

Data Anggota Keluarga:

Anggota Keluarga Keterangan

 Nama Tn. I Ayah By. S

Umur 32 Tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Tukang Listrik 

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

 Nama Ny. A  Ibu By. S 

Umur 28 tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa Badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat 

Agama Islam

Pendidikan SD

Pekerjaan Pedagang

Status Menikah

Anggota Keluarga Keterangan

 Nama Papuq W. Ibu dari Tn. I

Umur 56 tahun

Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat 

Agama Islam

Pendidikan Tidak Sekolah

Pekerjaan - 

Status Menikah

Anggota keluarga Keterangan

 Nama By. S Anak angkat dari Tn. I dan

 Ny. A

Page 8: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

8

Umur 11 bulan

Alamat Dusun Babakan, Desa badrain,

Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Agama Islam

Pendidikan -

Pekerjaan -

Status Belum menikah

Kelurga By. S secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar 

keluarga sebagai berikut:

Ikhtisar keluarga By. S:

Ket:

= Laki-Laki = Perempuan

= Pasien = Menikah

= Anak Angkat

= Keluarga Inti

By. S

Ny. ATn. I An.NTn.YZNy. NA

pq. W pq. W

Ny.ATn. P

Nn. s An.M By. T

Ny.S

Tn.

M

An.MS An.NA

Nn. YK Ny.HTn.W

An.RY

By.ZAn.

M

Nn. RNn. N

Page 9: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

9

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal

16 Mei 2013)

Usia BB/TB Keluhan Status gizi Tanda vital

Tn. I 32 th 60 kg/158 cm - BMI: 24

(normal)

TD: 110/60

 N: 78 x/mnt

RR: 16 x/mnt

Temp: 36,0°C

 Ny. A 28 th 55 kg/153 cm - BMI: 23,5

(normal)

TD: 120/80

 N: 80x/mnt

RR: 18x/mnt

Temp: 36,2°C

Pq. W 65 th 45kg/148 cm Kepala

 pusing dan

sering sulit

tidur 

BMI : 20,5

(normal)

TD : 100/60 mmHg

 N: 80x/mnt

RR: 18x/mnt

Temp: 36,3°C

By. S 11

 bulan

8,5kg/70 cm Diare sejak 

 pagi,

sebelum

datang ke

Puskesmas

BMI/U : N : 110 x/menit

RR: 28 x/menit

Temp: 37,0º C

Page 10: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

10

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

A. IDENTITAS PASIEN

-   Nama : By. M

Umur : 11 bulan

-  Jenis kelamin : Perempuan

-  Alamat : Dusun Babakan, Desa Badrain, Narmada

Suku : Sasak 

-  Agama : Islam

-  Waktu Pemeriksaan : 14 Mei 2013

B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Keluhan utama:

Mencret

Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien dikeluhkan mengalami mencret sejak pagi, pukul 07.00 WITA. Mencret

dikeluhkan dengan frekuensi > 10 kali, dengan konsistensi cair tanpa ampas. Keluhan

mencret tidak disertai dengan ledir dan darah. Sejak timbulnya mencret pasien

dikeluhkan semakin lemas dan tampak kehausan sehingga pasien banyak minum susu

dan air putih. Keluhan demam disangkal oleh ibu pasien. Keluhan mual (-), muntah (-

). BAK normal dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari.

Riwayat penyakit dahulu

Ibu pasien mengaku anaknya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya,

dan baru kali ini diare seperti ini. 

Riwayat penyakit keluarga

Tidak ditemukan anggota keluarga lain yang mengalami keluhan mencret seperti

 pasien saat ini. Riwayat penyakit lain dalam keluarga disangkal.

Page 11: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

11

Riwayat pengobatan

Pasien belum diberikan obat apapun oleh ibunya, hanya diberikan banyak minum di

rumah saja.

Riwayat Kehamilan, dan Persalinan

 

Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ketiga.

Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini

mempunyai 2 orang anak laki-laki. S

  selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap

 penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di

 puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir 

normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada

dengan berat lahir 2500 gram.

  Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-).

Riwayat Imunisasi:

Pasien rutin diajak ke posyandu untuk imunisasi dan penimbangan berat badan.

A. Dasar : B. Ulangan

BCG (2 bulan) -

Hepatitis (saat lahir) -

Polio (2, 5, 6, dan 7 bulan) -

DPT (5, 6, dan 7 bulan) -

Campak (9 bulan) -

Riwayat Nutrisi:

Pasien sejak usia 4 bulan sudah diberikan minum susu SGM, dikarenakan pasien

 pisah dengan ibu kandungnya. Sejak umur 6 bulan pasien mulai diberikan bubur dan

makanan yang lunak. Dan saat ini selain minum susu SGM, pasien sudah diberikan

makan nasi.

Page 12: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

12

B. PEMERIKSAAN FISIK 

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : CM

Tanda vital :

  HR : 110 x/menit, irama teratur,kuat angkat

  RR : 28 x/menit

  t : 37,0 oC

BB : 8,5 kg

PB : 70 cm

Status gizi : BB/U : -2 SD sd +2 SD (gizi baik)

PB/U : -2 SD s/d +2 SD (Normal)

BB/PB: -2SD sd +2 SD (normal)

Status General :

 

Kepala :

-  Ekspresi wajah : normal

-  Bentuk dan ukuran : normal

Rambut : normal

-  Udema (-)

-  Malar rash (-)

-  Parese N VII (-)

  Mata :

-  Simetris

Alis : normal

-  Exopthalmus (-)

-  Ptosis (-)

 Nystagmus (-)

-  Strabismus (-)

Udema palpebra (-)

-  Mata cowong :-/-

-  Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-)

-  Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-)

-  Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-)

Page 13: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

13

-  Kornea : normal

-  Lensa : normal, katarak (-)

 

Telinga :

-  Bentuk : normal,

-  Lubang telinga : normal, secret (-)

 Nyeri tekan (-)

  Hidung :

-  Simetris, deviasi septum (-)

-  Perdarahan (-), secret (-)

-  Pernafasan cuping hidung (-)

  Mulut :

Simetris

-  Bibir : sianosis (-)

-  Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)

Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-)

  Leher :

-  Simetris (-)

Kaku kuduk (-)

-  Scrofuloderma (-)

-  Pemb.KGB (-)

Trakea : ditengah

-  JVP : normal

-  Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-)

Pembesaran thyroid (-)

  Thorax :

Cor:

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak 

Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra

Perkusi : redup (+)

Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo:

Inspeksi : Bentuk simetris

Pergerakan simetris

Page 14: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

14

Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-),

Pelebaran sela iga ( – )

Pernafasan : frekuensi 28 x/menit, teratur 

Palpasi : Pergerakan simetris

Fremitus raba dan vokal simetris

Provokasi nyeri ( – )

Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru

 Nyeri ketok ( – )

Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+

Suara tambahan rhonki -/-

Suara tambahan wheezing -/-

 

Abdomen :

Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)

Auskultas i:Peristaltik usus : meningkat

Palpasi : Turgor : normal

Tonus : normal

 Nyeri tekan (-)

Hepar : tidak teraba

Lien : tidak teraba

Ginjal : tidak teraba

Perkusi : suara timpani

  Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa

  Ekstremitas :

Akral hangat : +/+

-  Kulit normal

-  Deformitas : (-)

Sendi : dbn

-  Edema: (-/-)

-  Sianosis : (-)

-  Kekuatan-tenaga : normal

C.  PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

D.  DIAGNOSIS KERJA : Diare Akut Tanpa Dehidrasi 

Page 15: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

15

E.  PENATALAKSANAAN

-  Oralit 1 x tiap kali BAB

Zink 1 x 1 tab

-  Paracetamol syr. 4x3/4 cth k/p

F.  PROGNOSIS

-  Bonam

G.  KIE

Konseling yang diberikan pada orang tua pasien:

1.  Pasien akan belum perlu dirawat inap karena kondisinya masih baik dan derajat

kekurangan cairannya masih ringan. Namun, jika ada tanda-tanda seperti : BAB

semakin sering, muntah berulang, panas tinggi, kejang, penurunan kesadaran, tidak 

mau makan dan minum, tidak membaik dalam 2 hari dan keadaan anak lemah agar 

segera bawa kembali anak ke petugas kesehatan.

2.  Pasien sebaiknya istirahat dan diberikan banyak minum serta minum obat secara

teratur.

3. 

Ibu pasien dinasehati agar memberikan oralit kepada anaknya dengan cara sedikit-

sedikit tapi sering

4.  Ibu pasien dijelaskan cara pemberian Zink pada anak, dengan mengencerkannya

menggunakan air ± ½ gelas, dan diminumkan pada pasien sekali sehari serat

diberikan selama 10 hari walaupun diare pada anak sudah berhenti/sembuh.

5.  Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat

Agar ibu mengajari anaknya agar tidak bermain di tanah.

-  Agar ibu merebus/merendam botol dot didalam air mendidih setiap kali selesai

digunakan.

Agar ibu membiasakan diri mencuci tangan sebelum menyuapi anak.

-  Agar ibu mencuci tangan sebelum menghidangkan makanan

-  Agar makanan yang dihidangkan selalu ditutup agar tidak dihinggapi lalat

6.  Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan demi mencegah kembali

terjadinya penyakit diare.

Page 16: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

16

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, dan EKONOMI

V.1 Keadaan Lingkungan

Keluarga By. S tinggal di dusun Babakan, Desa Badrain, Kecamatan Narmada,

Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka

sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 11 x 8 m² dan menghadap ke arah

 barat. Bangunan rumah ini beratapkan genteng, memiliki plavon dengan lantai terbuat

dari keramik. Rumah berdinding tembok bata yang sudah dplester dan di cat dengan

warna hijau. Rumah ini terdiri atas 2 buah kamar, 1 ruang tamu menjadi satu dengan

ruang keluarga, 1 dapur menjadi satu dengan ruang makan, 1 ruang gudang, dan teras di

 bagian depan. Kamar mandi pasien dan tempat cuci piring berada diluar rumah.

Lokasi rumah terletak ± 8 m dari jalan. Batas rumah pasien di bagian depan

adalah pekarangan rumah tangga, sebelah kanan adalah pekarangan rumah tetangga, di

sebelah kiri berbatasan tembok pekarangan rumah tetangga, dan sebelah belakang

 berbatasan dengan rumah tetangga.

Kamar pertama merupakan kamar tidur Tn. I beserta Ny. A dan By. S, berukuran

3 m x 2,5 m, dengan 1 buah jendela kaca yang jarang dibuka namun selalu membuka

kordennya sehingga kamar tetap dimasuki sinar matahari. Di ruangan tersebut, terdapat

sebuah tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Kamar kedua merupakan

kamar tidur Pq. W dengan 1 buah jendela yang juga jarang dibuka. Dapur rumah pasien

terletak di samping ruang tengah, berukuran 3 m x 2 m, terdapat beberapa ventilasi. Ny.

A memasak menggunakan kompor gas. Untuk keperluan minum, biasanya air yang

digunakan adalah air galon. Kebutuhan memasak dan mandi dan mencuci berasal dari air 

PAM.

Page 17: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

17

Denah Rumah Keluarga By.S

Ket:

1.  Kamar tidur orang tua dan pasien

2.  Ruang keluarga dan ruang TV

3.  Kamar nenek 

4.  Ruang makan yang menjadi satu dengan dapur 

5.  Gudang

6.  Teras depan

7.  Teras belakang

8.  Kamar mandi

9.  Tempat cuci piring

6

2

1

3

4

5

7

89

Page 18: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

18

Dokumentasi Lingkungan Rumah By. S

Teras Depan Rumah Ruang tamu dan ruang keluarga

Ruang KeluargaGudang

Page 19: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

19

V.2. Sosial Ekonomi

Tn. I bekerja sebagai tukang listrik dan petani, ditambah dengan Tn. A yang

 bekerja sebagai pedagang kios dengan penghasilan bersih kurang lebih sebesar Rp.

1.000.000,- s/d 1.500.000 ,- perbulan. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang

cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Tn. I biasanya memperbaiki listrik atau memasang

listrik apabila ada proyek, namun jika tidak ada proyek tersebut Tn.I bekerja disawah.

 Ny. A selain berjualan di kios rumahnya, berjualan pula di SD di pagi harinya. Untuk 

sarana transportasi Ny. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian. Dan untuk Iq. A

sarana transportasi menggunakan ojek atau terkadang diantar jemput oleh suaminya.

Ibu pasien biasanya mencuci peralatan bekas memasak dan alat-alat rumah tangga

lainnya di luar rumahnya. Dan ibu pasien biasanya hanya mencuci biasa dot pasien dan

apabila direndam, hanya menggunakan air hangat saja. Serta ibu memiliki kebiasaan yang

 jarang cuci tangan menggunakan sabun setiap kali mempersiapkan makanan atau

Dapur dan Ruang makan Kamar Mandi

Page 20: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

20

menyuapi pasien saat makan, ibu pasien hanya sekedar membasahi tangannya dengan air 

saja.

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (16 Mei

2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah kesehatan dalam keluarga By. S. tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab

masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Kemungkinan Penyebab

Masalah Kesehatan

Keterangan

1. By.S

(anak ke-

1)

Diare 5 kali, nafsu

makan menurun

 Dikarenakan ibu pasien

 berjualan disaat pagi, pasien

diasuh oleh neneknya.

 Pada usia 11 bulan ini, masih

dalam fase oral sehingga

apapun yang dipegang pasien

maka akan dimasukkan ke

dalam mulutnya.

  Nenek yang mengasuh pasien

sulit untuk menjaga pasien,

sehingga lebih banyak untuk 

mendiamkannya mengambil

 benda apapun dan dimasukkan

kedalam mulutnya.

 Kebiasaan untuk mencuci

tangan setiap kali menyiapkan

Masalah

diketahui saat

kunjungan

 pasien ke

Puskesmas dan

saat kunjungan

rumah

Page 21: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

21

makanan masih kurang

disadari oleh ibu pasien.

 Kesadaran untuk mencuci

tangan anaknya setelah

 bermainpun masih sangat

kurang.

2. Tn.I - - Saat kunjungan

rumah, tidak 

ada keluhan

3. Ny. A - - Saat kunjungan

rumah, tidak 

ada keluhan

3. Pq. W Kepala pusing dan

sulit untuk tidur.

  Memiliki anak 9 yang

tempatnya berbeda-beda,

sehingga selalu dipikirkan

 bagaimana keadaannya

masing-masing.

  Kurang tidur yang

mengakibatkan papuq merasa

kepalanya pusing.

Masalah

kesehatan

diketahui saat

kunjungan

 pertama dan

kedua kerumah

 pasien.

Page 22: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

22

VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan  

No. Anggota

Keluarga

Masalah

Kesehatan

Anggota

Keluarga

Rencana Upaya

Intervensi

Ket

1.  By. S Diare Akut  

Menjelaskan mengenai penyakit

Diare, faktor resiko, dan

 pencegahannya.

  Penyuluhan mengenai PHBS secara

 personal hygiene maupun lingkungan

kepada pengasuh dan keluarga:

- Menyarankan untuk mencuci

tangan ibu sebelum memberi Susu

dan memegang balita .

- Memberikan informasi mengenai

 pentingnya akan kebersihan

minuman atau makanan yang

diberikan kepada pasien dan

keluarga yang lain.

- Memberikan informasi mengenai

 pentingnya cuci tangan pakai

sabun.

- Mengajarkan kepada ibu dan

keluarga mengenai mencuci tangan

yang benar.

  Penyuluhan tentang cara merawat

 balita dengan baik dan benar kepada

 pengasuh:

- Memberikan informasi kepada

keluarga pasien mengenai

Page 23: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

23

makanan yang tepat untuk pasien

sesuai usianya (seperti yang

tercantum pada buku KIA).

- Menyarankan untuk tetap

mengikuti posyandu walaupun

imunisasi sudah lengkap

dilakukan.

 Menyarankan untuk meminumkan obat

secara teratur, khusunya zink yang

harus diberikan selama 10 hari sudah

meskipun diare sudah tidak 

dikeluhkan.

2.  Pq. W Kepala pusing +

Sulit tidur 

  Memberikan KIE untuk lebih banyak 

 beristirahat dengan mengatur jadwal

tidur malam dan jangan terlalu

stress/berfikir macam-macam.

  Membiasakan pola hidup sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang sehat

dan bergizi serta mengatur jadwal dan

 pola makan, disarankan untuk 

mengkonsumsi makanan yang cukup

mengandung kadar garam karena

makanan yang mengandung kadar 

garam dapat meningkatkan tekanan

darah.

  Menganjurkan untuk minum vitamin

atau suplement

Page 24: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

24

VII.1. Masalah dalam Keluarga:

  Nilai Stress Dalam keluarga inti yang tinggal bersama pasien hanyalah kedua orang

tuanya dan nenek pasien. Sehingga didalam rumah tidak terlalu sempit. Namun dalam

keluarga besar dari Pq. W yang memiliki 8 orang anak yang tinggalnya berjauhan, dan

 bahkan ada yang kerja sebagai TKI. Hal tersebut yang mengusik fikiran nenek pasien,

sehingga nenek mengeluhkan sulit tidur. Ketika Ny. A berjualan di rumah By. S (Pasien)

dijaga oleh neneknya. Dikarenakan stress pada nenek sehingga ketika ibu pasien pergi

 berjualan, nenek tidak terlalu memperhatikan apa saja yang dimainkan oleh pasien dan

yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Ketika bermain nenek mengaku sangat sulit

menjaga By. S sehingga terkadang nenek membiarkannya untuk bermain dengan benda

apapun disekitarnya. 

  Nilai Fungsi   berdasarkan fungsi keluarga menurut WHO yaitu fungsi biologis,

memelihara dan merawat anggota keluarga. Dalam keluarga ini dikarenakan

keseharinnya pasien sering bersama neneknya yang terkadang tidak memperhatikan hal-

hal yang dilakukan pasien, sehingga dimungkinkan karena hal tersebut sebagai faktor 

resiko terjadinya diare. 

Selain itu pada usia pasien saat ini, normalnya dalam fase oral sehingga pasien akan

selalu memasukkan kedalam mulutnya segala sesuatu yang dipegangnya. Dan hal

tersebut dimungkinkan pula menjadi salah satu faktor resiko terjadinya diare.

  Nilai Lingkungan   bersadarkan lingkungan disekitar rumah pasien, terdapat kandang

ayam milik tetangga dan ayam-ayam tersebut dibiarkan lepas disekitar rumah. Rumah

tetangga pasien tidak bersekat (satu halaman) dengan rumah pasien. Hal tersebut menjadi

salah satu faktor resiko terjadinya diare pada pasien, dimana pada usia saat ini pasien

aktif bermain sehingga sering memegang barang-barang sembarangan dan

memasukkannya ke dalam mulut. 

  Pemecahan Masalah   Didalam keluarga tersebut yang mengambil keputusan suatu

tindakan adalah ayah pasien. Ayah pasien yang menetapkan pasien harus segera dibawa

ke Puskesmas untuk langsung diberikan penanganan awal diare. 

  Perilaku Kesehatan Keluarga  Didalam keluarga tersebut masih belum membiasakan

diri untuk mencuci tangan dengan sabun setiap kali untuk menyiapkan/menghidangkan

Page 25: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

25

makanan, tangan hanya dicuci dengan air saja tanpa menggunakan sabun. Selain itu pada

keluarga pasien tersebut membebaskan pasien untuk bermain-main sembarangan

ditempat yang kotor, ditambah lagi pada usia 11 bulan pasien masih dalam fase oral

dimana pasien cenderung memasukkan benda yang dipegangnya ke dalam mulutnya.

Sehingga kuman mudah masuk dari benda-benda yang dipegangnya yang menjadi faktor 

resiko terjadinya diare. 

  Nilai Keluarga terhadap Pelayanan Kesehatan   Keluarga pasien selalu

memeriksakan anggota keluarga langsung ke pelayanan kesehatan apabila ada anggota

keluarga dalam keadaan kurang sehat. Ketika timbul gejala-gejala awal keluarga pasien

 biasa membeli obat di kios-kios terdekat, namun stelah beberapa hari dirasakan tidak ada

 perbaikan maka akan langsung dibawa ke pelayanan kesehatan, baik itu di Polindes

ataupun langsung ke Puskesmas. 

Peran Dokter Keluarga dalam Intervensi Keluarga   didalam keluarga ini peran

seorang dokter keluarga yaitu memberikan tatalaksana awal pada pasien diare. Dan

diberikan KIE mengenai faktor-faktor resiko untuk terjadinya diare dan hal-hal apa saja

yang harus dilakukan anggota keluarga agar diare tidak terjadi berulang. Selain itu peran

dokter keluarga juga untuk memberikan KIE gaya hidup sehat agar anggota keluarga

tidak mudah terkena penyakit. Serta memberikan informasi kepada keluarga apabila

mengalami sakit, maka segera dibawa untuk berobat. 

VII.2. Diagnostik Holistik 

Aspek Personal 

Pasien dikeluhkan mencret sejak pagi hari sebelum ke Puskesmas. Frekuensi BAB > 7 kali

dalam sehari, dengan konsistensi lembek (air > ampas). Ibu pasien mengatkan tidak ada lendir 

maupun darah pada BAB pasien. Menurut Ibu semenjak sakit nafsu makan pasien menurun

sehingga pasien terlihat lemas. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat

segera sembuh dan dapat dapat bermain kembali seperti biasanya.

Aspek Klinik 

Diare akut tanpa dehidrasi

Page 26: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

26

Aspek Risiko Internal

Pasien merupakan bayi perempuan berusia 11 bulan. Pada usia tersebut pasien termasuk 

dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit infeksi. Hal ini

disebabkan karena pada usia bayi daya tahan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna

sehingga akan mudah untuk terserang penyakit. Selain itu pada usia 11 bulan ini merupakan

fase oral dimana pasien akan memasukkan apapun benda yang dipegangnya ke dalam

mulutnya, sehingga mudahnya masuk kuman yang menyebabkan diare pada pasien.

Aspek Psikososial keluarga

Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai Diare, serta faktor resiko dan

 pencegahannya. Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi

yang baik dan benar serta kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat, dan

 prilaku hidup bersih dan sehat. 

VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

 

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran WaktuHasil yang

diharapkan

1. Aspek personal Evaluasi:

  Keluhan, harapan, dan

kekhawatiran pasien

Intervensi:

  Edukasi kepadaIbu

 pasien dan keluarga

mengenai Diare,

 bagaimana

 penularannya, dan apa

 bahayanya bila tidak 

diobati. 

  Edukasi keluarga

mengenai cara

merawat bayi dengan

 benar 

Semuakeluarga

 pasien

1minggu

 Keluarga pasien

dapat mengetahui

mengenai Diare

 Keluarga dan

 pengasuh dapat

mengetahui cara

merawat bayi

dengan benar.

 Keluarga dan pengasuh dapatmengetahaui

 pentingnya hidup

 bersih dan sehat serta

dapatmenerapkannya.

Page 27: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

27

  Memberikan informasi

mengenai PHBS

2. Aspek klinik 

Diare akut tanpadehidrasi

Evaluasi:

-  Pemantauan perbaikan

kondisi klinis pasien

-  Keteraturan dalam

 pemberian asupan

cairan dari ibu kepada

 pasien

-  Keteraturan dalam

 pemberian obat

-  Pemantauan pola asuh

dan pemberian susu

kepada pasien.

Terapi:

   Non Farmakologis:

 

Memberikan

makanan yang

sehat kepada

 pasien

  Menjaga

kebersihan

 pengasuh serta bayi

  Farmakologis :

  Oralit

  Zink 1x1

selama 10 hari

  Menjelaskan tentang

Diare,bagaimana

 penularannya, apa

 bahayanya bila tidak 

diobati serta cara

 pencegahannya

  Pentingnya terapi non

farmakologi

Keluarga pasien

1minggu

 Perbaikan kondisi

klinis pasien

 Pemberian asupan

cairan yang benar 

 Seluruh keluarga

teratur dan disiplin

dalam pemberian

obat pasien

 Dapat mencegah

komplikasi

 Cara merawat bayi

dan pola pengasuhan

yang benar 

 Dilakukan kontrol

kesehatan secara

teratur 

3. Aspek Resiko

Internal

Edukasi:

  Mengenai keadaan

semua

keluarga

1

minggu Seluruh keluarga

 pasien mengerti

Page 28: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

28

kesehatan pada usia

tersebut

  Pentingnya status Gizi

 bayi dan balita dalam

masa pertumbuhan dan

 perkembangannya

  Aspek perilaku pengasuh

dan keluarga serta aspek 

lingkungan memiliki

 peranan penting terhadap

terjadinya penyakit 

 pasien  bahwa usia pasien

merupakan usia

rentan terkena

 penyakit.

4. Aspek psikososial

 Kurangnya pengetahuanmengenai diare

 Kurangnya pengetahuan

tentang caramerawat balita

dengan benar.

 Kurangnya pengetahuan

keluarga

mengenai

rumah sehat,dan prilaku

hidup bersih

dan sehat

Edukasi:

-  Mengenai Diare, faktor 

resiko timbulnya Diare,

 pencegahan serta

tatalaksana dan bahaya

Diare yang tidak 

tertangani

Memberikan

 pengetahuan tentang

 bagaimana cara

merawat bayi dengan

 baik dan benar 

-  Edukasi mengenai

 pentingnya PHBS

Seluruhkeluarga

 pasien

4 hari  Seluruh keluarga

 pasien mengerti dan

mampu memahami

mengenai diare

 Seluruh keluarga

mengetahui cara

merawat balita

dengan benar 

 Seluruh keluarga

 pasien dapat

menerapkan PHBS

di rumah 

VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kunjungan

 pertama

(16-05-2013)

Evaluasi:

  Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status

kesehatan keluarga secara umum

  Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien,

keteraturan meminum obat (zink dan oralit) yang diberikan saat pulang dari

 puskesmas dan mengenai pola asuh kepada pasien, bagaimana PHBS keluarga

 pasien, serta faktor resiko terjadinya diare pada pasien

Page 29: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

29

Hasil :

  Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki

masalah kesehatan ada 1 orang yaitu nenek pasien. Nenek pasien (Pq.W) saat

kunjungan pertama mengalami sering pusing dan sulit untuk tidur. Sehingga

 badan terasa lemas.

  Pasien meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas (zink dan

oralit) sejak pulang ke rumah.

  Pola pengasuhan pada pasien masih kurang baik yaitu :

-  Tidak mencuci tangan dengan sabun ketika akan memegang pasien

setelah ibu bekerja

-  Tidak segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang

 bersih dan kering

-  Dot yang sudah selesai digunakan jarang untuk dibersihkan

menggunakan air panas, bahkan tidak pernah direbus didalam air 

mendidih, hanya menggunakan air biasa dan di rendam dalam air hangat.

-  Tidak membuang makanan yang telah jatuh ke lantai dari pegangan

 pasien

-  Membiarkan anak bermain di tanah kemudian tidak menggantikan baju

serta membersihkan pasien setelah main di tanah.

-  Tidak melarang pasien untuk tidak menghidap barang-barang atau

mainan yang dipegangnya.

  Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien :

-  Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di

 balik pintu kamar.

-  Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara

dan jarang membersihkan rumahnya.

-  Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun.

-  Keluarga membuang sampah yang berjarak ± 6 meter dari rumahnya

dan hanya meletakkan sampah begitu saja

  Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Diare, faktor 

resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi

Intervensi:

  Penyuluhan tentang cara merawat balita dengan baik dan benar kepada ibu dan

nenek pasien:

Page 30: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

30

  Cara mencuci tangan yang baik serta harus memakai sabun

  Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan

 pakaian yang bersih dan kering.

  Menyarankan untuk membuang makanan yang telah jatuh ke lantai agar 

tidak dikonsumsi kembali oleh pasien

  Menyarankan agar tidak membiarkan anak bermain ditanah

  Menjaga anak untuk tidak memasukkan barang-barang kotor yang

dipegangnya ke dalam mulut.

  Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara personal

hygiene maupun lingkungan kepada pengasuh dan keluarga:

  Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai

dibalik pintu kamar karena dapat menjadi sarang nyamuk.

  Membuka pintu rumah tiap pagi hari agar sirkulasi dirumah baik.

  Menjaga kebersihan rumah dan perabotan dapur yang ada diteras rumah

dengan kain.

  Mengajarkan ibu cara untuk merebus dan merendam dot dengan

menggunakan air mendidih.

  Memberikan informasi mengenai saat penting cuci tangan pakai sabun.

 

Mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai mencuci tangan yang benar.

  Pengelolaan sampah

Kunjungan

kedua

(19-05-2013)

Evaluasi:

  Kondisi klinis pasien

  Evaluasi dari intervensi sebelumnya

Hasil:

 Kondisi pasien membaik, pasien sudah tidak mencret lagi.

 Pasien sudah habis meminum obat yang telah diberikan oleh pihak puskesmas

(zink dan oralit)

 

 Nenek masih mengeluhkan sulit tidur.

 Pola pengasuhan pasien masih kurang baik yaitu :

-  Mainan atau barang-barang yang dimainkan tidak diperhatikan oleh ibu

 pasien, sehingga dengam mudah masuk ke dalam mulutnya.

-  Makanan yang telah jatuh tidak diperhatikan oleh ibu pasien.

-  Ibu masih belum memperhatikan untuk mencuci tangan sebelum

Page 31: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

31

memasak dan mempersiapkan makanan.

  Evaluasi PHBS :

-  Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai

dibalik pintu kamar .

-  Keluarga pasien jarang membersihkan rumahnya.

-  Keluarga pasien tetap membuang sampah sekitar rumah.

Intervensi:

Melakukan edukasi mengenai :

   pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar 

  Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS

Kunjungan

ketiga

(21-05-2013)

Evaluasi:

  Pasien sudah tidak mencret lagi

  Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit atau keluhan

Evaluasi PHBS :

  Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan

diletakan kedalam keranjang pakaian

  Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan

 pertama dan kedua

  Keluarga pasien tetap BAB di selokan sekitar rumah karena warga sekitar 

rumah pasien tidak memiliki jamban, akan tetapi sekarang setelah BAB

keluarga pasien selalu mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

  Keluarga pasien tetap membuang sampah di sekitar rumah.

Page 32: Laporan Keluarga Binaan (Diare Akut)

 

32

VIII. Kesimpulan

Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

-  Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.

-  Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap anggota keluarga.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien

-  Pada saat ini pasien dalam fase oral dimana selalu memasukkan benda-benda yang

dipegangnya ke dalam mulut. Bagi ibu pasien dan nenek pasien sangat sulit menjaganya agar 

tidak memasukkan barang kemulutnya.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

-  Edukasi kepada pasien untuk mencegah hal-hal yang akan menjadi faktor resiko untuk 

terjadinya diare kembali.

Mengajak keluarga pasien untuk terus bergaya hidup sehat dengan memperhatikan pola

makan, menambah kegiatan/aktivitas fisik, serta menjalani hidup sehat agar anggota keluarga

lainnya tidak memiliki kecenderungan untuk sakit.