Keluarga Binaan Pneumonia

download Keluarga Binaan Pneumonia

of 33

description

Keluarga Binaan Pneumonia

Transcript of Keluarga Binaan Pneumonia

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAANPNEUMONIA

Oleh DIAH RAHMAWATIH1A007 014

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYABAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM PUSKESMAS NARMADA2013

I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Data Kasus Pasien dalam Keluarga BinaanTanggal 13 Februari 2013diisi oleh Nama: Diah RahmawatiNIM : H1A 007014Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas NarmadaPasienKeterangan

NamaBy. M

Umur / tgl. Lahir2 bulan 10 hari/ 3 Desember 2012

AlamatDusun Kembang Kuning, Desa Gerimax Indah, Kecamatan Narmada, Lombok Barat

Jenis kelaminPerempuan

AgamaIslam

Pendidikan-

Pekerjaan-

Status perkawinan-

Kedatangan yang kePertama Ini merupakan kedatangan pertama pasien ke Poli Umum puskesmas dalam bulan terakhir. Ibu pasien mengakui bulan sebelumnya datang ke poliklinik puskesmas untuk memeriksakan keluhan sesak pada anaknya.

Telah diobati sebelumnyaYa Diagnosis sebelumnya pneumonia

Alergi obat Tidak

Sistem pembayaran Umum

II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga pasien Bayi Maurel. Bayi Maurel merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Keluarga inti (nuclear family) dalam kasus ini terdiri dari ayah (Aq. Suhdi), ibu (Iq. Mahnim) dan tiga orang anak yaitu An. Rianto, An. Johandi dan Bayi Maurel. Rumah yang ditempati oleh keluarga ini berada di Dusun Kembang Kuning, Desa Gerimax Indah, Kecamatan Narmada. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:Data Anggota Keluarga:Anggota KeluargaKeterangan

NamaAq. SuhdiBapak Bayi Maurel, Kepala Rumah Tangga

Umur45 th

AlamatKembang Kuning

AgamaIslam

PendidikanSMA

PekerjaanPembuat batako, kusir cidomo

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaIq. MahnimIbu Bayi Maurel

Umur36 tahun

AlamatKembang kuning

AgamaIslam

PendidikanSMP

PekerjaanIRT

StatusMenikah

Anggota KeluargaKeterangan

NamaAn. RiantoAnak pertama Aq. Suhdi

Umur14 th

AlamatKembang Kuning

AgamaIslam

PendidikanSMP kelas 2

PekerjaanPelajar

Status-

Anggota KeluargaKeterangan

NamaAn JohandiAnak kedua Aq. Suhdi

Umur10 tahun

AlamatKembang kuning

AgamaIslam

PendidikanSD kelas 4

PekerjaanPelajar

Status-

Anggota KeluargaKeterangan

NamaBayi MaurelAnak ketig Aq. Suhdi

Umur2 bulan 10 hari

AlamatKembang kuning

AgamaIslam

Pendidikan-

Pekerjaan-

Status-

Kelurga By. M secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar keluarga sebagai berikut :

An. R An. JBy. MAq. SIq. M

Keterangan :: perempuan

: laki laki

: pasien perempuan, pneumonia

III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal 13 Februari 2013)Usia BB/TBKeluhan Status gizi Tanda vital

Aq. S45 th60 kg/161 cm-BMI: 23(normal)TD: 110/70N: 88x/mntRR: 16x/mntTemp: 36,5C

Iq. M35 th45 kg/155 cmSering nyeri ulu hati + mualBMI: 18,7(normal)TD: 120/80N: 76x/mntRR: 18x/mntTemp: 36C

An. R14 th32kg/141 cmBatuk + pilek sejak 4 hari yllBMI/U: -2SD sd 2 SD (normal)N: 80x/mntRR: 18x/mntTemp: 36,3C

An. J10 th25 kg/132 cmTidak adaBMI/U: -2SD sd 2 SD (normal)N: 92x/mntRR: 20x/mntTemp: 36,0C

By. M2 bulan 10 hari4,1 kg/5,6 cmSesak, batuk pilekBB/U, BB/TB: -2SD sd 2 SD (Gizi baik, normal)N: 118x/mntRR: 54x/mntTemp: 37,9C

IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

A. IDENTITAS PASIEN Nama: By. M Umur: 2 bulan 10 hari Jenis kelamin: Perempuan Alamat : Dusun Kembang Kuning, Desa Gerimax Indah. Suku : Sasak Agama : Islam Waktu Pemeriksaan : 13 Februari 2013

B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)Keluhan utama: Sesak nafas

Riwayat perjalanan penyakit sekarangPasien dikeluhkan sesak sejak pagi hari sebelum datang ke Puskesmas. Sesak dirasakan terus menerus, tanpa disertai bunyi ngik, tidak dipengaruhi perubahan posisi, tidak dipengaruhi perubahan suhu. Ibu pasien menyangkal dada pasien tertarik ke dalam saat bernapas, hidung pasien kembang kempis (-). Bibir terlihat kebiruan (-), telapak tangan dan kaki kebruan (-).Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan naik turun, tidak menggigil, berkeringat banyak (+). Keluhan batuk (+), berdahak namun dahak tidak bisa dikeluarkan. Pilek (+), mual (-), muntah (-). Ibu pasien mengatakan anaknya masih mau menyusui, dalam 1 hari 10x menyusui. BAB dan BAK dalam batas normal.

Riwayat penyakit dahuluIbu pasien mengaku anaknya pernah mengalami keluhan sesak 1 bulan yang lalu. Pasien dibawa ke Puskesmas dan menjalani rawat jalan, keluhan mulai berkurang. Riwayat batuk pilek (+), demam (+) namun setelah berobat ke puskesmas pasien sembuh, riwayat rawat inap (-).

Riwayat penyakit keluarga Keluhan serupa (-). Riwayat asma (-), batuk lama di keluarga (-). Kakak pertama pasien saat ini sedang menderita batuk pilek. Riwayat pengobatanPasien sebelumnya pernah berobat ke poliklinik Puskesmas Narmada dengan keluhan yang sama. Pasien mendapat terapi paracetamol dan antibiotik.

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Kontrasepsi Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ketiga. Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini mempunyai 2 orang anak laki-laki. S elama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada dengan berat lahir 3100 gram. Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-). Riwayat keguguran (-), perdarahan selama kehamilan terdahulu (-). Riwayat kontrasepsi: Ibu pasien menggunakan kontrasepsi spiral selama 7 tahun, kemudian kontrasepsi suntik tiap 3 bulan selama 1 tahun. Saat ini tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Riwayat Imunisasi:Pasien rutin diajak ke posyandu untuk imunisasi dan penimbangan berat badan. A. Dasar : B. Ulangan

BCG (1 bulan)

Hepatitis (saat lahir)

Polio (1 dan 2 bulan)

DPT (2 bulan)

Campak (belum)

Riwayat Nutrisi: Pasien sampai saat ini masih diberikan ASI eksklusif tanpa makanan tambahan lainnya.

B. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum: SedangKesadaran : CMTanda vital : HR : 118x/menit, irama teratur,kuat angkat RR : 54 x/menit t: 37,9 oCBB: 4,1 kgPB: 56 cmStatus gizi : BB/U -2 SD sd -1 SD (gizi baik) BB/PB -2SD sd -1 SD (normal)

Status General : Kepala : Ekspresi wajah : normal Bentuk dan ukuran : normal Rambut : normal Udema (-) Malar rash (-) Parese N VII (-) Mata : Simetris Alis : normal Exopthalmus (-) Ptosis (-) Nystagmus (-) Strabismus (-) Udema palpebra (-) Mata cowong :-/- Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-) Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-) Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-) Kornea : normal Lensa : normal, katarak (-) Telinga : Bentuk : normal, Lubang telinga : normal, secret (-) Nyeri tekan (-) Hidung : Simetris, deviasi septum (-) Perdarahan (-), secret (+) bening Pernafasan cuping hidung (-) Mulut : Simetris Bibir : sianosis (-) Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-) Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-) Leher : Simetris (-) Kaku kuduk (-) Scrofuloderma (-) Pemb.KGB (-) Trakea : ditengah JVP : normal Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-) Pembesaran thyroid (-) Thorax :Cor:Inspeksi : iktus kordis tidak tampakPalpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistraPerkusi : redup (+)Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo:Inspeksi : Bentuk simetris Pergerakan simetrisIga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-), Pelebaran sela iga ()Pernafasan : frekuensi 62 x/menit, teraturPalpasi : Pergerakan simetrisFremitus raba dan vokal simetrisProvokasi nyeri ()Perkusi : Sonor di kedua lapangan paruNyeri ketok ()Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+Suara tambahan rhonki -/-Suara tambahan wheezing -/- Abdomen :Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)Auskultasi:Peristaltik usus : normalPalpasi : Turgor : normalTonus : normalNyeri tekan (-)Hepar : tidak terabaLien : tidak terabaGinjal : tidak terabaPerkusi : suara timpani Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa Ekstremitas : Akral hangat : +/+ Kulit normal Deformitas : (-) Sendi : dbn Edema: (-/-) Sianosis : (-) Kekuatan-tenaga : normal

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

D. DIAGNOSIS KERJA : Pneumonia

E. PENATALAKSANAAN Amoxicillin syr 3x1cth Paracetamol syr. 4x1/2 cth Ambroxol syr. 3x1/2 cth

F. PROGNOSIS Bonam

G. KIEKIE yang diberikan pada ibu pasien : Mengenai seluk beluk penyakit pneumonia yang diderita anaknya, tanda dan gejalanya, tanda bahaya, encegahan dan penanggulangannya. Mengenai cara pemberian obat. Setelah memberi dosis pertama, amati selama 30 menit, jika pasien muntah, beri 1 dosis lagi. Pemberian antibiotik amoxicillin diberikan selama 3 hari walaupun pasien terlihat sudah membaik. Kompres dengan handuk basah pada dahi, dada dan daerah lipatan tubuh seperti ketiak dan paha untuk membantu menurunkan suhu tubuh pasien. Membersihkan lubang hidung pasien jika mengganggu. Memberikan ASI lebih sering. Memakaikan pakaian yang tipis. Menghindarkan pasien dari polusi udara di lingkungan rumah (seperti asap rokok, asap masakan) Menghindarkan pasien dari anggota keluarga atau tetangga yang memiliki penyakit infeksi saluran pernafasan. Memisahkan tempat makanan anak yang sakit dengan anggota keluarga yang lain. Menyarankan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang/bermain-main dengan pasien. Memberi informasi mengenai pentingnya ventilasi di dalam rumah dan menyarankan agar jendela rumah dibuka terutama di pagi hari. Memberi informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di sekitar rumah Memberikan informasi mengenai pentingnya kebersihan minuman atau makanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga yang lain. Menyarankan untuk rajin mengikuti posyandu sampai pasien berusia 5 tahun Memberikan informasi mengenai tanda bahaya pneumonia seperti: nafas menjadi cepat atau sesak, tidak mau menyusui, terlihat tarikan dinding dalam ke dalam, dan sakit bertambah berat. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan bila penyakit timbul kembali.1. 32

V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA KELUARGA V.1 Keadaan Lingkungan Keluarga By. M tinggal di dusun Kemban Kuning, Desa Gerimax Indah, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal mereka sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 11 x 7 m dan menghadap ke arah barat. Bangunan rumah ini beratapkan genteng, memiliki plavon dengan lantai terbuat dari keramik. Rumah berdinding tembok bata yang sudah dplester dan di cat dengan warna putih. Rumah ini terdiri atas 2 buah kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang, dan teras di bagian depan.Lokasi rumah terletak 7 m dari jalan. Batas rumah pasien di sebelah timur adalah pekarangan rumah tangga, sebelah utara adalah tembok pekarangan rumah tetangga, di sebelah selatan berbatasan rumah tetangga, dan sebelah barat berbatasan dengan rumah tetangga. Keluarga pasien memelihara hewan peliharaan yaitu ayam yang terletak 3 m dari rumah. Kamar pertama merupakan kamar tidur Aq. S beserta Iq. M dan By. M, berukuran 4 m x 2,5 m, dengan 2 buah jendela yang jarang dibuka sehingga kamar terkesan gelap. Di ruangan tersebut, terdapat sebuah tempat tidur dengan kasur yang terbuat dari kapuk. Kamar kedua merupakan kamar tidur An. R dan An. J, dengan 2 buah jendela yang juga jarang dibuka. Dapur rumah pasien terletak di samping ruang tengah, berukuran 4 m x 4 m, terdapat beberapa ventilasi. Iq. M memasak menggunakan kompor gas. Tepat disebelah dapur terdapat sebuah kamar mandi yang biasa digunakan Aq.S dan keluarganya. Sumber air bersih didapatkan dari sumur yang terletak 4 m dari kamar mandi, sering dikaporitisasi, tidak mempunyai penutup. Untuk keperluan minum, biasanya air sumur dimasak lebih dulu sampai mendidih. Penilaian air minum secara fisik: kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Pasien mengaku melakukan sering melakukan kaporitisasi pada air sumurnya. Kebutuhan memasak dan mandi dan mencuci juga berasal dari air sumur.Septik tank terletak 3 m dari sumur, kandang ayam terletak 2,5 m dari sumur, dan tempat pembuangan sampah terletak 1 m dari sumur. Pasien membuat lubang tempat pembuangan sampah yang berada di sebelah utara rumah pasien, jika lubang sudah penuh akan ditimbun kembali dengan tanah.

4m3m4m2,5m3m1,5mDapurRuang TengahK IK IIRuang TamuterasterasGudangKamar MandiDenah Rumah Pasien :

Dokumentasi Rumah Aq. S :

Rumah pasien tampak depan

Ruang tamu

Ruang tidur I (Aq. S, Iq. M, dan By. M)

Ruang tidur II (An. R dan An. J)

Dapur

Ruang tengah

Kamar mandi

sumur

Tempat pembuangan sampah

Kandang ayam

V.2. Sosial EkonomiAq. S bekerja sebagai pembuat batao dan kusir cidomo dengan penghasilan bersih kurang lebih sebesar Rp. 1.800.000,- s/d 2.300.000,- perbulan. Sementara itu Iq. M tidak bekerja sama sekali. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Aq. S biasany membuat batako pada pagi-siang hari, kemudian ia menjadi kusir cidomo dari siang-sore hari. Untuk sarana transportasi Tn. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian.

V.3. BudayaKeluarga Aq.S bersuku kebangsaan Sasak. Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti kehidupan masyarakat di Lombok pada umumnya. Saat anak sakit, biasanya Iq. M membuat ramuan dari daun-daunan yang dioleskan di tubuh anak yang sakit. Di lingkungan tempat tinggal mereka masih terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar misalnya kepercayaan bahwa bila anak-anak sakit, anak terus menangis dan rewel adalah karena telah ketemuq atau diganggu oleh makhluk halus. Dimana bila tidak di obati ke orang pintar setempat maka penyakitnya dapat menjadi semakin parah. Hal ini masih dianut oleh nenek pasien dan berpengaruh kepada orang tua pasien.Selain itu, kebiasaan yang melekat pada keluarga ini, terutama pada Iq. M adalah kesukaannya menkonsumsi makanan yang pedas, sehingga Iq.M sering masak makanan yang pedas.

VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAANVI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan KeluargaBerdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (13 Februari 2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga By. M. tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:No.Anggota KeluargaMasalah KesehatanKemungkinan Penyebab Masalah KesehatanKeterangan

1.By. M (anak ke-3)Batuk pilek, sesak berulang Pajanan asap rokok dari Aq. S yang sering merokok di dalam rumah. Ibu bayi M sering membawa anaknya ke dapur saat memasak, sehingga bayi M sering terpapar oleh polusi dari asap masakan. Jendela yanga jarang dibuka, sehingga sirkulasi udara kurang baik dan lembab. Ibu sering menidurkan anaknya di lantai dengan hanya beralaskan selimut tipis. Aq. R yang sedang sakit sering bermain dengan By. M.Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama dan kedua kerumah pasien.

2.Aq.SPerokok Aktif sejak 20 tahun yang lalu

Kesadaran akan bahaya merokok bagi diri dan keluarga masih kurangMasalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama kerumah pasien.

3. Iq. MSering mual + nyeri uluhati Kebiasaan memakan makanan yang pedas Pola makan yang tidak teraturMasalah diketahui saat kunjungan pertama dan kedua ke rumah pasien.

Berada dalam usia kehamilan resiko tinggi

3. Aq. R (anak ke-1)Batuk + pilek Sering bermain-main saat hujan. Aktivitas banyak. Senang mengkonsumsi makanan ringan dan es. Kondisi kamarnya yang penuh debu dan hygienitas rendah. Kondisi rumah dengan pencahayaan yang kurang menyebabkan rumah menjadi lembab.Masalah kesehatan diketahui saat kunjungan pertama dan kedua kerumah pasien.

4.Aq. J (anak ke-2)--Saat kunjungan ke rumah tidak ada masalah kesehatan

Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga By. M tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:1. By. M Pneumonia berulangBerdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama disebabkan oleh aspek biologis, aspek perilaku, aspek lingkungan serta aspek pelayanan kesehatan. 2. Aq.S Perokok aktifBerdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang mungkin akan muncul terutama disebabkan oleh aspek prilaku.3. 1q. M dispepsiaBerdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek prilaku.4. An. R ISPABerdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan. VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan DilakukanNo.AnggotaKeluargaMasalah Kesehatan Anggota KeluargaRencana UpayaIntervensiKet

1. By. MPneumonia berulang Memberikan KIE kepada keluarga pasien terutama kepada orangtua, mengenai penyakit pneumonia meliputi faktor resiko, tanda dan gejala, tanda bahaya, pencegahan serta cara penanggulangannya. Memberikan KIE kepada Aq. S apa bahaya merokok jika diteruskan, menyarankan kepada Aq. S untuk mengurangi kebiasaan merokok dan menghindari merokok di dalam rumah. Penyuluhan mengenai PHBS kepada keluarga pasien. Menyarankan Ibu agar tidak membawa serta By.M ke dapur ketika memasak. Menyarankan Ibu menidurkan By.M di tempat tidur atau jika ditidurkan di lantai sebaiknya dibuatkan alas tambahan yang tebal sehingga tidak langsung bersentuhan dengan lantai yang dingin. Membuka jendela setiap pagi hingga sore hari Rutin membersihkan rumah Menyarankan jika ada anggota keluarga yang sakit agar tidak berada di dekat By. M terlebih dahulu. Tetap memberikan ASI sesering mungkin tanpa diberikan makanan tambahan.

2. Aq. SPerokok aktif Memberikan KIE mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok dan menghindari merokok di dalam rumah. Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan merokok hilang.

3. Iq. MDispepsia Menyarankan Iq. M untuk mengurangi konsumsi makanan yang pedas dan asam Menyarankan Iq. M untuk mengurangi stress Menyarankan Iq. M untuk membiasakan makan secara teratur Menyarankan Iq. M untuk kontrol ke puskesmas untuk mengurangi keluhan.

4. Berada dalam usia kehamilan resiko tinggi Penyuluhan mengenai kehamilan resiko tinggi. Menyarankan pasien untuk melakukan kontrasepsi mantap.

5. An. RISPA Penyuluhan tentang PHBS Menyarankan untuk tidak bermain-main saat hujan karena dapat menyebabkan sakit. Menyarankan untuk mengurangi makanan-makanan ringan dan minuman es dan mengganti dengan makanan bergizi. Menyarankan untuk memisahkan tempat makan dna minumnya dengan anggota keluarga yang lain. Menggunakan masker atau penutup hidup saat sedang sakit. Menyarankan untuk rajin membersihkan dan merapikan kamar. Menyarankan untuk berobat ke puskesmas agar keluhan tidak bertambah parah Istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu.

VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan KeluargaUpaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.M adalah bila terdapat anggota keluarga yang sakit, diobati dengan obat warung terlebih dahulu. Selama ini menurut Iq. M (ibu pasien), masalah kesehatan sehari-hari diatasi dengan ramuan tradisional dan obat warung, namun bila penyakit pada keluarga tersebut tidak membaik selama lebih dari 2 hari, barulah kemudian mereka mencari pengobatan ke puskesmas.

VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

PneumoniaLINGKUNGANPERILAKUPELAYANANKESEHATANImunitas yang belum sempurna, lumen saluran napas yang masih sempit.Kebiasaan ayah merokok.Membawa anak ke dapur saat memasak.Jarang membuka jendela. Jarang mencuci tangan saat memegang/bermain dengan pasien.Anggota keluarga pasien yang sakit berada di dekat pasien.Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pneumonia, pencegahan dan penanggulangannya.BIOLOGISPolusi udara dalam dan luar rumahKurang maksimalnya ventilasi dalam rumahVII.1. Determinan Masalah Kesehatan

VII.2 Diagnostik Holistik Aspek personalPasien dikeluhkan sesak napas sejak pagi (13 Februari 2013). Batuk pilek (+), demam (+), muntah (-). Pasien tetap minum ASI. BAK dan BAB pasien dalam batas normal. Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat tumbuh dan berkembang seperti bayi normal lainnya serta penyakit tidak berulang kembali.

Aspek Klinik Pneumonia.

Aspek Risiko Internal Pasien merupakan bayi perempuan yang baru berusia 2 bulan dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit dan belum lengkapnya imunisasi, aspek perilaku orang tua dan keluarga serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

Aspek Psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan dan perilaku keluarga bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.

Derajat fungsional: 1

VIII. FOLLOW UP Rencana Penatalaksanaan PasienNo.KegiatanRencana intervensiSasaranWaktuHasil yang diharapkan

1.Aspek personal

Evaluasi: Keluhan, harapan, dan kekhawatiran pengasuh yang pada kasus ini adalah ibu pasien dan keluarga.Intervensi: Edukasi kepada Ibu pasien dan keluarga mengenai Pneumonia, apa bahayanya bila tidak diobati, serta cara pencegahan timbulnya penyakit tersebutSeluruh keluarga pasien

5 hari

Keluarga dan pengasuh dapat mengetahui perihal Pneumonia Keluarga dan pengasuh dapat segera mencari pengobatan apabila Pneumonia kambuh kembali

2.Aspek klinik

Pneumonia Evaluasi: Pemantauan kondisi klinis pasien Pemantauan pola asuh dan pemberian ASI kepada pasien.

Terapi: Non Farmakologis: Pemberian asupan cairan setiap 3-4 jam Segera mengganti pakaian pasien bila pakaian tersebut basah Menjaga bayi tetap hangat. Menghindarkan bayi dari polusi asap rokok atau asap masalan. Menganjurkan agar jendela rumak sering dibuka Menyarankan membersihkan dan merapikan rumah setiap hariTerapi farmakologi : Amoxicillin syr 1 cth Paracetamol syr. 4x1/2 cth K/P Ambroxol syr. 3x1/2 cthEdukasi Menjelaskan tentang penyakit Pneumonia Pentingnya terapi non farmakologis

Seluruh anggota keluarga1 minggu

Perbaikan kondisi klinis pasien Pemberian asupan nutrisi yang benar Cara merawat bayi dan pola pengasuhan yang benar Melakukan pencegahan mengenai terjadinya Pneumonia Dilakukannya kontrol kesehatan secara teratur

3.Aspek Resiko InternalEdukasi: Mengenai keadaan kesehatan bayi pada usia tersebut Aspek perilaku ibu dan keluarga serta aspek lingkungan memiliki peranan penting terhadap terjadinya penyakitOrang tua dan kakak pasien

1 minggu

keluarga pasien mengerti bahwa usia pasien merupakan usia rentan terkena penyakit.

4.Aspek psikososial

Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai Pneumonia dan ISPA, serta faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup sehat, serta kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan dan prilaku keluarga bagi penyakit yang dialami pasien saat ini.Edukasi: Mengenai Pneumonia, faktor resiko, pencegahan serta tatalaksana dan bahaya pneumonia yang tidak tertangani Menganai PHBS Mengenai bahaya merokok

Seluruh anggota keluarga pasien

2 minggu

Pengasuh dan keluarga pasien mengerti mengenai Pneumonia Seluruh anggota keluarga dapat menerapkan PHBS di rumah Seluruh anggota keluarga pasien mengetahui bahaya merokok dan dapat menghilangkan kebiasaan merokok terutama di dalam rumah

Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi PasienTanggalIntervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

Kunjungan Pertama(13 Februari 2013)Evaluasi: Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kesehatan keluarga secara umum. Melakukan evaluasi mengenai intervensi pertama yang dilakukan ketika pasien di bawa berobat di PKM Narmada yaitu mengenai pemberian obat, mengenai pola asuh dan cara merawat bayi dengan benar serta edukasi pengasuh dan keluarga mengenai pneumonia serta faktor resikonya.Hasil : Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Pneumonia, faktor resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi. Keluarga pasien yang hasil pemeriksaannya status kesehatannya abnormal adalah ibu pasien yaitu Iq. M yang pada saat kunjungan pertama mengeluhkan sering mual dan nyeri ulu hati terutama setelah makan makanan pedas dan terlambat makan. Selain itu terdapat masalah kesehatan lain yang dialami oleh keluarga pasien yaitu Aq. S, ayah pasien adalah seorang perokok aktif, dan kakak pasien yaitu Aq. R sedang menderita batuk pilek selama 4 hari. Evaluasi pola asuh yang dilakukan oleh ibu dan keluarganya yaitu: Pemberian ASI dilakukan setiap 3-4 jam. Tidak diberikan susu formula ataupun makanan tambahan lainnya. Memandikan By. M di ruangan terbuka dengan air dingin. Tidak mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan kering. Ibu dan keluarga kadang-kadang menidurkan By M di lantai dengan beralaskan selimut tipis. Ibu sering membawa By. M ke dapur saat memasak. Aq.S sering menjaga By. M sambil merokok di dekatnya. Keluarga sering tidak mencuci tangan sebelum memegang/bermain-main dengan By. M. Selalu mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya. Evaluasi mengenai PHBS Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun yang belum terpakai di pojokan rumah sehingga dapat menjadi sarang nyamuk. Keluarga pasien jarang membuka jendela setiap pagi dan jarang membersihkan rumahnya. Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabunIntervensi: Memberikan KIE mengenai Pneumonia dan ISPA, faktor resiko, pencegahan dan mengenai tanda bahaya pada bayi dan anak. KIE mengenai dispepsia dan pencegahan serta pengobatannya. Memberikan KIE mengenai bahaya merokok Penyuluhan kembali tentang cara merawat bayi dengan baik dan benar kepada pengasuh: Menyarankan untuk pemberian ASI setiap 3-4 jam. Menyarankan untuk memandikan bayi di ruangan tertutup dan menggunakan air hangat. Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan kering. Menyarankan untuk selalu menyelimuti bayi agar selalu hangat Menyarankan agar menidurkan anaknya pada tempat tidur yang beralaskan kasur. Menyarankan untuk mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya Menganjurkan ibu agar tidak membawa bayi pada saat memasak. Menyarankan untuk menjauhkan By M dari orang yang sakit. Memberikan KIE mengenai PHBS secara personal hygiene maupun lingkungan kepada ibu dan keluarga: Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, dan sabun. Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk. Membuka jendela setiap hari. Menjaga kebersihan rumah. Menjaga kebersihan kandang ayam dengan membersihkan setiap hari.

Kunjungan Kedua(15 Februari 2013)

Evaluasi: Evaluasi dari intervensi sebelumnya Karena ibu pasien berada dalam usia kehamilan resiko tinggi, evaluasi rencana untuk mempunyai anak lagi.Hasil: Keluarga telah mengetahui mengenai penyakit pneumonia dan ISPA akan segera mencari pengobatan ke puskesmas bila ada keluarga pasien yang terserang penyakit tersebut. Orang tua pasien belum merencanakan untuk punya anak lagi. Ayah pasien masih belum menerima dengan baik mengenai bahaya merokok. Keluhan By. M sudah membaik. Iq. M sudah berobat, tetapi belum bisa untuk mengurangi makan makanan yang pedas. An. R sudah berobat dan keluhan berkurang. Pola pengasuhan pasien yaitu: Masih memandikan By.M di ruangan terbuka Ibu mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan kering. Ibu dan keluarga masih menidurkan anaknya di lantai dengan beralaskan selimut tipis. Ibu sudah tidak membawa anaknya ketika memasak . Evaluasi PHBS : Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk. Keluarga pasien secara teratur membuka jendela setiap hari dan membersihkan rumahnya. Ayah pasien masih merokok didalam rumah, walaupun mulai membatasi merokok ketika berada dekat dengan anak-anaknyaIntervensi:Melakukan edukasi mengenai : pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar. Edukasi kepada keluarga tentang PHBS. Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kehamilan dengan resiko tinggi dan pemilihan kontrasepsi.

Kunjungan ke Tiga(23 Februari 2013)

Evaluasi : Evaluasi dan intervensi sebelumnya. Kondisi kesehatan anggota keluarga. Rencana pemilihan kontrasepsi, terutama kontrasepsi mantap.Hasil : By. M sudah sehat kembali. Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit. Iq. M sudah mulai menjaga pola diet. Iq. M dan Aq. S belum setuju melakukan kontrasepsi mantap. Pola pengasuhan pasien : Ibu mulai memandikan anaknya di teras rumah dengan bak kecil dan menggunakan air hangat Ibu dan keluarga menidurkan anaknya masih dilantai namun telah dialasi dengan beberapa selimut yang tebal. Evaluasi PHBS : Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan diletakan kedalam keranjang pakaian Jendela di rumah mulai di buka dari pagi pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00 Rumah selalu di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan pertama. Ayah pasien meskipun masih tetap merokok, namun sudah tidak merokok di dalam rumah dan tidak merokok ketika berada di dekat anak-anaknya.Intervensi :Melakukan edukasi mengenai : pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar. Edukasi kepada keluarga tentang PHBS. Pengelolaan sampah yang baik. Memberi penutup pada sumur. Menyarankan Iq. M untuk memakai kontrasepsi spiral.

Kunjungan keempat (28 Februari 2013)Evaluasi: Evaluasi dan intervensi sebelumnya Kondisi kesehatan anggota keluargaHasil : Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit. Iq. M setuju melakukan kontrasepsi spiral pada bulan berikutnya. Pola pengasuhan pasien : Ibu mulai memandikan anaknya di dalam rumah dengan bak kecil dan menggunakan air hangat. Ibu dan keluarga menidurkan anaknya masih dilantai namun telah dialasi dengan kasur. Evaluasi PHBS : Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan diletakan kedalam keranjang pakaian Jendela di rumah mulai di buka dari pagi pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00 Rumah selalu di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan pertama Ayah pasien meskipun masih tetap merokok, namun sudah tidak merokok di dalam rumah dan tidak merokok ketika berada di dekat anak-anaknya.Intervensi :Melakukan edukasi mengenai : pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar. Edukasi kepada keluarga tentang PHBS.

VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan PertamaDiagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama Aspek personalPasien dikeluhkan ibunya mengalami sesak napas sejak pagi, batuk pilek (+) dan demam (+) sejak 3 hari yang lalu.Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat tumbuh dan berkembang seperti bayi normal lainnya serta penyakit tidak berulang kembali. Aspek klinik Pneumonia Aspek risiko internal Pasien merupakan bayi perempuan yang baru berusia 2 bulan dimana pada usia ini rentan terkena berbagai penyakit dan belum lengkapnya imunisasi, aspek perilaku orang tua dan keluarga serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini. Aspek psikososial keluarga Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan dan perilaku keluarga bagi penyakit yang dialami pasien saat ini. Derajat fungsional: 1

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien Pengasuh dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina. Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien: Kebiasaan merokok ayah yang sulit dirubah. Tidak ada orang lain yang dapat menjaga anaknya saat ibu bekerja. Kesulitan merubah pola asuh yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya: Edukasi mengenai pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.