ABSES MAMAE

19
LAPORAN KASUS “ABSES MAMMAE SINISTRA“ Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah RSU PKU Muhammadiyah Delanggu ” Dokter Pembimbing : dr. Wicaksono, Sp. B Disusun Oleh: Auliana Putri Wijayanti H2A011011

description

abses mamae

Transcript of ABSES MAMAE

Page 1: ABSES MAMAE

LAPORAN KASUS

“ABSES MAMMAE SINISTRA“

“ Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu

Bedah RSU PKU Muhammadiyah Delanggu ”

Dokter Pembimbing : dr. Wicaksono, Sp. B

Disusun Oleh:

Auliana Putri Wijayanti

H2A011011

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2015

Page 2: ABSES MAMAE

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN

ILMU BEDAH

Presentasi laporan kasus dengan judul :

“Abses Mamae Sinistra ”

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Bedah

RSU PKU Muhammadiyah Delanggu

Disusun Oleh:

Auliana Putri Wijayanti H2A011011

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbing Tanda Tangan

dr. Wicaksono P Sp.B .............................

Mengesahkan:

Koordinator Kepaniteraan Ilmu Bedah

Pembimbing : dr. Wicaksono P Sp.B

Page 3: ABSES MAMAE

LAPORAN KASUS

Identitas Penderita

Nama : Ny.M

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA

Anamnesis

Keluhan Utama : Pasien mengeluh payudara kiri bengkak dan terasa nyeri

RPS

Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluh pada payudara kiri terasa

bengkak, panas, nyeri bila ditekan, dan demam. Pasien adalah seorang ibu

yang sedang menyusui. Air susu dapat keluar hanya sedikit.

RPD

Riwayat penyakit serupa : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

PRK

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Suhu : 36,5o C

Page 4: ABSES MAMAE

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Laju Nafas : 20 x/menit

BB : 60 Kg

Tinggi : 160 cm

Kulit : Sawo matang, turgor baik

Kepala : Normosefal, deformitas tidak ada

Rambut : Hitam, persebaran merata, tidak mudah dicabut

Mata : CA -/-, Si -/-, Eksoftalmus -/-

Telinga : Normotia, sekret -/-

Hidung : Simetris, sekret -/-, septum deviasi -/-

Tenggorokan : arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1/T1

Gigi dan Mulut: oral hygiene baik

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada

Inspeksi : Tidak simetris, payudara kiri terlihat bengkak

Palpasi : Terdapat nyeri tekan

Auskultasi : Bunyi jantung normal, pernafasan teratur

Abdomen

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan atau massa, asites (-)

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Page 5: ABSES MAMAE

Perkusi : Suara timpani

Auskultasi : Bising usus normal

Diagnosis

Abses mamae sinistra

Diagnosis Banding

Mastitis

Ca Mamae

Terapi

Cephalexin

S3 dd 1

Ibuprofen

S3dd1

Page 6: ABSES MAMAE

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu

infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan

terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi

jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan

pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan

setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang

mengisi rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan

disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses

dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk

mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah didalam, maka

infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,

tergantung pada lokasi abses.

Breast abscess adalah akumulasi nanah pada jaringan payudara. Hal ini

biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi pada

payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya,

kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil.

Hal ini dapat menyerupai kista. Payudara yang terinfeksi seperti jaringan

terinfeksi lain, melokalisasi infeksi dengan membentuk sawar jaringan granulasi

yang mengelilinginya. Jaringan ini akan menjadi kapsul abses, yang terisi dengan

pus. Terdapat benjolan yang membengkak yang sangat nyeri, dengan kemerahan

panas dan edema pada kulit diatasnya. Jika keadaan ini dibiarkan maka pus akan

menjadi berfluktuasi, dengan perubahan warna kulit dan nekrosis. Dalam kasus

seperti ini demam biasa muncul ataupun tidak . pus dapat diaspirasi denagn spuit

dan jarum berlubang besar. Diagnosis banding abses payudara mencakup

galaktokel, fibroadenoma, dan karsinoma.

Page 7: ABSES MAMAE

B. Etiologi

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum

ditemukan pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya

pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak,

biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang

terinfeksi akan terisi dengan nanah. Infeksi pada payudara tidak berhubungan

dengan menyusui harus dibedakan dengan kanker payudara. Pada kasus yang

langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang tidak menyusui mengalami

subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap sekitar puting susu).

Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu

sebagai berikut :

1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril

2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.

3. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak

menimbulkan gangguan, kadang bias menyebabkan abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :

1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

3. Terdapat gangguan system kekebalan tubuh.

C. Gambaran Klinis

Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi

suatu organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses

payudara diantaranya :

Page 8: ABSES MAMAE

1. Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah mengkilap, panas jika

disentuh, membengkak dan adanya nyeri tekan).

2. Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya

tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat

benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.

3. Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise

4. Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)

5. Gatal- gatal

6. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan

payudara yang terkena.

Menurut Sarwono (2009), pada abses payudara memiliki tanda dan gejala yaitu:

1. Nyeri payudara yang berkembang selama periode laktasi

2. Fisura putting susu

3. Fluktuasi dapat dipalpasi atau edema keras

4. Warna kemerahan pada seluruh payudara atau lokal

5. Limfadenopati aksilaris yang nyeri

6. Pembengkakan yang disertai teraba cairan dibawah kulit

7. Suhu badan meningkat dan menggigil

8. Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta

keluarnya cairan nanah bercampur air susu serta darah.

D. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika

tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.

Page 9: ABSES MAMAE
Page 10: ABSES MAMAE

E. Patofisiologi

Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan

payudara kronik. Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat

disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan

dermatitis yang mengenai puting. Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya

mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok. Mastitis sering terjadi

pada pascapartum selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan

mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Gejala dan tanda yang

sering ditimbulkan oleh abses payudara adalah tanda-tanda inflamasi pada

payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan), keluar

nanah/pus dari puting, teraba massa, gejala sistemik berupa demam tinggi,

menggigil, malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis, dan

subclavia. Adapun patogenesis dari abses payudara adalah: luka/lesi pada

organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) puting produksi susu

normal terjadi penyumbatan duktus peradangan terbetuk abses. Penanganan yang

dapat pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan

lokal, antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan

terus memberikan ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika

sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan

jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik

untuk menyingkirkan keganasan.

Page 11: ABSES MAMAE

F. Anatomi

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas

otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi.

Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram,

saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar

2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah

3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

1. Korpus

Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari

alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan

pembuluh darah

Page 12: ABSES MAMAE

Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.

Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap

payudara.

ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian

beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus

laktiferus)

2. Areola

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya

memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus

maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat

memompa ASI keluar.

3. Papilla atau puting

Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

G. Pencegahan

a) Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah

hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffman’s

exercises dapat dimulai sejak 38 minggu kehamilan.

b) Oles sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada areola. Dua ruas jari atau satu

jari dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu dan kulit dengan lembut

ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di ulang dengan arah

horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika latihan ini dilakukan

beberapa kali per hari, akan membantu mengeluarkan puting susu.

c) Metode alternatif adalah penarikan puting susu, digunakan pada lapisan

khusus di dalam bra pada saat kehamilan.

d) Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah

menyusui.

Page 13: ABSES MAMAE

e) Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara

f) Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses tetapi ASI tetap

harus dikeluarkan

g) Jaga payudara bersih dengan mencucinya setiap hari dengan sabun ringan

dan air.

h) Menyeka sekresi kering kering dan lembut payudara secara menyeluruh

dengan handuk bersih.

i) Pada akhir pakan, memungkinkan payudara kering secara alami di udara.

j) Oleskan krim lanolin setiap hari pada puting dan areola untuk mencegah

mereka dari cracking.

H. Penatalaksanaan

Adapun penanganan untuk abses diantaranya adalah

a. untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan& suatu abses bisa

ditusuk dandikelaurkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari

tengah dekat pinggir areola & ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.

b. Suatu abses tidak memliki aliran darah & sehingga pemberian antibiotic

biasanya sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mengering dan hal

ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses

menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.

c. Dapat diberikan parasetamol 500 mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.

d. Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit,4 kali

sehari. Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara

yang terkena untuk mencegah pembengkakan payudara.

Page 14: ABSES MAMAE

e. 0ntuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri ,misalnya

asetaminofen atau ibuprofen, karena kedua obat tersebut aman diberikan untuk ibu

menyusui dan bayinya.

Page 15: ABSES MAMAE

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, sarwono,2009. Ilmu kebidanan.jakarta

Sulistyawati, ari,2009. Buku ajar asuhan kebidanaan pada ibu nifas.

Jakarta

Hyre, anne.2001. asuhan kebidanan care. jakarta : pusdinakes

Syaipudin, abdul bari.2001. paduan pelayanan kesehatan, Jakarta: yayasan

bina pustaka.