LP CA Mamae
-
Upload
radityaputrayuwana -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
description
Transcript of LP CA Mamae
Lampiran 1
LAPORAN PENDAHULUAN
JUDUL CA MAMAE
Oleh Berlinda Damar Asri
1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)
CA Mamae (Kanker Payudara)
2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penangan)
2.1 Definisi
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran
kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae
adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)
2.2 Penyebab
1. Ca payudara yang terdahulu terjadi malignitas sinkron dipayudara lain karena mamae
organisme berpasangan.
2. Keluarga 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota
keluarga terkena carsinoa mamae.
3. Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil,
telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah menderita yang porliferatif
sedikit meningkat.
4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain. Status sosial yang tinggi menunjukkan
resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan
kenaikan terjadi tumor yang berhubugan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.
5. Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahundan graviditas
lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun.
6. Obat anti konseptiva oral penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12
tahun mempunyai resiko lebih besar terkena kanker.
2.3 Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau
sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik
menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang
menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002)..
Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
a. Genetik
Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan.
Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ
dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh
dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba.
Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri
akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan
yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui
aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik
dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan
menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak
tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.
Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.
2.4 Tanda dan Gejala
Gejala umum Ca mamae adalah :
1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut
seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
5. Ada cairan yang keluar dari puting susu
6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi
7. Ada rasa sakit
8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat
9. Ada pembengkakan didaerah lengan
10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
11. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
12. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
13. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
14. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
2.5 faktor Resiko
Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor
yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara antara lain:
1. Faktor reproduksi.
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur
saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon.
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari
Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause
3. Penyakit fibrokistik.
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5
sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas.
Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa
penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan
karena tingginya kadar estrogen pada wanita obes.
5. Konsumsi lemak.
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan
serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai
59 tahun.
6. Radiasi.
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa
risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya
eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik.
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila
terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker
payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun
dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
2.6 STADIUM
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran
kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium
hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk
menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila
memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan
stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against
Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). TNM
merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar
getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan
M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi (PA).
Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
T 0: tidak ditemukan tumor primer
T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
N (node), kelenjar getah bening regional:
N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum
M (metastasis), penyebaran jauh:
M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: Tis N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
STADIUM 0
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada
payudara
STADIUM I
Tumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama dengan 2 cm dan
tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.
STADIUM II A
1. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi terdapat metastasis kelenjar
limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.
2. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan
metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral
3. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan tidak ada
metastasis ke kelenjar limfe regional.
STADIUM II B
1. Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis
kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.
2. Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar limfe
regional.
STADIUM III A
1. Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di
fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.
2. Diameter tumor lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di fosa
aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.
STADIUM III B
1. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak
dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
STADIUM III C
1. Ukura.n tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.
STADIUM IV
1. Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :
tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
2.6 Penanganan
1. Medis
Pembedahan, dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu:
a. Mastektomi total (sederhana), yaitu mengangkat semua jaringan payudara, tetapi
semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
b. Mastektomi radikal modifkasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua
nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor prosedur membatasi (contoh
lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor
dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat.
c. Mastektomi/lumpektomi dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
radiasi/kemoterapi.
d. Terapi radiasi dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi
sebelum diberikan kemoterapi. Dapat juga digunakan untuk mengatasi penyakit yang
kambuh secara lokal, untuk menangani fungsi ovarium, dan untuk mengatasi gejala
dari metastase penyakit.
e. Kemoterapi, kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi obat
multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling
sering dianjurkan disebut CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat,
fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa tamoksifen.
b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kerusakan integritas kulit
3. Diagnosis keperawatan (minimal 5 diagnosa keperawatan)
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kerusakan integritas kulit
4. Kurang nya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi
5. Gangguan citra tubuh
6. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)
Nyeri akut
berhubungan
dengan adanya
penekanan
tumor
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan
tim kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan
menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek
samping)
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
NOC :
Nutritional Status : food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
vAdanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
Tidak ada tanda tanda
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan
berat badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama
makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nuntrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
Kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan proses
pembengkakan
NOC :
Tissue Integrity : Skin and
Mucous Membranes
Kriteria Hasil :
Integritas kulit yang baik
bisa dipertahankan
(sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada
kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman dalam
NIC : Pressure Management
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
Hindari kerutan padaa tempat
tidur
Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi
pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada derah
proses perbaikan kulit
dan mencegah terjadinya
sedera berulang
Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
yang tertekan
Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Kurang nya
pengetahuan
tentang kondisi,
prognosis dan
pengobata
penyakit
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
NOC :
Kowlwdge : disease
process
Kowledge : health
Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan
program pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan
secara benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
Teaching : Dissease Process
Kaji tingkat pengetahuan
klien dan keluarga tentang
proses penyakit
Jelaskan tentang patofisiologi
penyakit, tanda dan gejala
serta penyebabnya
Sediakan informasi tentang
kondisi klien
Berikan informasi tentang
perkembangan klien
Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan
datang dan atau kontrol proses
penyakit
Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan atau
terapi
Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping dari
penyakit
Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas
kesehatan
Gangguan citra
tubuh
berhubungan
dengan
perubahan
bentuk tubuh
Klien tidak malu dengan
keadaan dirinya.
Klien dapat menerima
efek pembedahan.
Kaji secara erbal dan
nonverbal respon klien
terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik
dirinya
Jelaskan tenta ng pengobatan,
kemajuan, perawatan dan
prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam kelompok
kecil
.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakrta :EGC
Mc Closkey, C.J., Iet all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
National Breast Cancer Foundation. Stage of Breast Cancer. 2010
Nuararif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jakarta
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, alih bahasa
Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta:EGC