CA Mamae Fix

26
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CARCINOMA MAMMA A. Pengertian Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984) B. Faktor predisposisi Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist (Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya : 1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause 2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar 3. anak pertama lahir serelah usia 35 tahun 4. menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12 tahun. 5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi 6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9 kali lebih besar 7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3- 9 kali lebih besar

description

ca mamae

Transcript of CA Mamae Fix

Page 1: CA Mamae Fix

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN CARCINOMA MAMMA

A. Pengertian

Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,

areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984)

B. Faktor predisposisi

Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist

(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :

1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah

menopause

2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

3. anak pertama lahir serelah usia 35 tahun

4. menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada

wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12

tahun.

5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih

tinggi

6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara

risikonya 3-9 kali lebih besar

7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar

8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali

lebih intggi

9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar

10. riwaya tkeluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara

perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih

tinggi.

11. kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan

fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker

payudara 11 kali lebih tinggi.

Page 2: CA Mamae Fix

C. Gejala klinis

Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):

1. Mungkin tidak ada

2. tumor mammae umumny atidak nyeri

3. ulkus/perdarahan dari ulkus

4. erosi putting susu

5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu

6. nyeri pada payudara

7. kelainan bentuk payu dara

8. keluhan karena metastase

Gambaran klinis kanker mammae yang khas pada usia 35 tahun/lebih (Lab.

UPF Bedah RSDS, 1984) :

1. Tumbuh progresif

2. Invasi atau nekrose

Batas tak

jelas

Bentuk

tidak teratur

Mobilitas

terbatas

Retraksi

kulit/papil

Eritem

kulit

Peaue

d’orange

nodul satelit

ulkus

tumor melekat

dengan :

- kulit

- m. pektoralis

- dinding thoraks

3. Mengadakan metastase

a. Regional

pembesaran kel;enjar linfe aksila

pembesaran kelenjar limfe mammaria interna

b. Organ jauh

Page 3: CA Mamae Fix

D. Patofisiologi (terlampir)

E. Pemeriksaan

Dasar diagnosis karsinoma mammae :

1. Dasar diagnosis klinis, tumor pada mamae yang tumbuh progtresif

dengan tanda-tanda infiltrasi dan atau metastase

2. Dasar diagnostic patologi, tumor dengan tanda-tanda keganasan

Pemeriksaan :

1. pemeriksaan klinis

2. pemeriksaan penunjang klinis

3. pemeriksaan sitologis/patologis

F. Penatalaksanaan

1. Terapi kuratif :

a. Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III

Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative

tomoorektomi + diseksi aksila

Terapi ajuvan, :

Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads

Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF

(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14,

methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4

minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP

(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50

mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8

untuk 6 siklus.

Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen

untuk 1-2 tahun

Terapi bantuan, roboransia,

Terapi sekunder bila perlu

Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan

(fisioterapi)

2. Terapi paliatif

Untuk kanker mamma stadium III B dan IV :

Page 4: CA Mamae Fix

a. Terapi utama

pramenopause, bilateral ovariedektomi

pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2)

hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)

b. Terapi ajuvan

operable (mastektomi simple)

inoperable (radioterapi)

kanker mamae inoperative :

tumor melekat pada dinding thoraks

odema lengan

nodul satelit yang luas

mastitis karsionamtosa

c. Terapi bantuan ; roboransia

d. Terapi komplikasi , bila ada :

patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat

patah

odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi

tranposisi omentum atau kondoleon,

Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin

30 mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura

Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3)

mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV

NYeri, terapi nyeri sesuai WHO

Borok,perawatan borok

e. Terapi sekunder, bila ada

G. Prognosis

Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup ,

tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium

dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya

belum tentu tercapai.

Page 5: CA Mamae Fix

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)

2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta

sejak kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang

telah diberikan), faktro etiologi/resiko.

3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker

mamma.

4. Pemeriksaan klinis ;

Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe

hormone antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya

pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal

mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien

duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan

dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.

a. Inspeksi

Simetri mamma kiri-kanan

Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan

kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan lain-

lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan

diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio

bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,

dimpling dan lain-lain.

b. Palpasi

Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas

lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.

Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.

Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)

Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)

Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan penunjang klinis

Page 6: CA Mamae Fix

Pemeriksaan radiologist

- Mammografi/USG Mamma

- X-foto thoraks

- Kalau perlu

Galktografi

Tulang-tulang

USG abdomen

Bone scan

CT scan

Pemeriksaan laboratorium

- rutin, darah lengkap, urine

- duyla darah puasa dan 2 jpp

- enxym alkali sposphate, LDH

- CEA, MCA, AFP

- HOrmon reseptor ER, PR

- Aktivitas estrogen/vaginal smear

Pemeriksaan sitologis

- FNA dari tumor

- Cairan kista dan pleura effusion

- Secret putting susu

b. Pemeriksaan sitologis/patologis

Durante oprasi Vries coupe

Pasca operasi dari specimen operasi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan

tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan

tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan

Page 7: CA Mamae Fix

nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,

kelemahan.

3. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

4. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi

khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya

rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan

mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat,

hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%

atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,

konstipasi, abdominal cramping.

5. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan

kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,

pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti

intruksi/pencegahan komplikasi.

6. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan

efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,

prosedur invasive

8. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi

dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

C. Perencanaan

1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan

kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan

tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan

Page 8: CA Mamae Fix

tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.

Tujuan :

Klien dapat mengurangi rasa cemasnya

Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.

Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam

pengobatan.

Rencana Tindakan :

a. Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang

dideritanya.

Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan

dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi.

b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.

Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses

penyakitnya.

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut,

konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang

sesuai.

Dapat menurunkan kecemasan klien.

d. Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien

mempersiapkan diri dalam pengobatan.

Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan

efek sampingnya.

e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak

berdayaan dll.

Mengetahui dan menggali pola koping klien serta

mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan

dalam mengatasi kecemasan.

f. Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.

Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.

g. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Page 9: CA Mamae Fix

Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.

h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.

Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-

benar ditolong

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan

jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,

inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan

nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,

kelemahan.

Tujuan :

Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

Melaporkan nyeri yang dialaminya

Mengikuti program pengobatan

Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui

aktivitas yang mungkin

Rencana Tindakan :

a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas

Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan.

b. Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi,

ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya

Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah

menyebabkan komplikasi.

c. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan

seperti mendengarkan musik atau nonton TV

Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien

dari rasa nyeri.

d. Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,

bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.

Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan

stress dan ansietas.

Page 10: CA Mamae Fix

e. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.

Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan

sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui

kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.

f. Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien

Agar terapi yang diberikan tepat sasaran.

g. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik

dll

Untuk mengatasi nyeri.

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi

khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya

rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan

mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat,

hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%

atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,

konstipasi, abdominal cramping.

Tujuan :

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak

ada tanda malnutrisi

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan

penyakitnya

Rencana Tindakan :

a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan

kebutuhannya.

Memberikan informasi tentang status gizi klien.

b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan

berat badan.

Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat

badan klien.

c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar

Page 11: CA Mamae Fix

parotis.

Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.

d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan

intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.

Kalori merupakan sumber energi.

e. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan

makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.

Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang

menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus

berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

f. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan

bersama teman atau keluarga.

Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.

g. Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum

makan.

Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera

makan.

h. Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami

klien.

Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan

klien).

Kolaboratif

i. Amati studi laboraturium seperti total limposit, serum transferin dan

albumin

Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagai

akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.

j. Berikan pengobatan sesuai indikasi

(Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya

A,D,E dan B6, antacida ).

Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan

meningkatkan status kesehatan klien.

Page 12: CA Mamae Fix

k. Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral,

imbangi dengan infus.

Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang

maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan

kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,

pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti

intruksi/pencegahan komplikasi.

Tujuan :

Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan

pengobatan pada ting-katan siap.

Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan

mengikuti prosedur tersebut.

Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi

dalam pengobatan.

Bekerjasama dengan pemberi informasi.

Rencana Tindakan :

a. Review pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa, pengobatan

dan akibatnya.

Menghindari adanya duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan

klien.

b. Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan

pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker.

Memungkinkan dilakukan pembenaran terhadap kesalahan persepsi

dan konsepsi serta kesalahan pengertian.

c. Beri informasi yang akurat dan faktual. Jawab pertanyaan secara

spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan.

Membantu klien dalam memahami proses penyakit.

d. Berikan bimbingan kepada klien/keluarga sebelum mengikuti prosedur

Page 13: CA Mamae Fix

pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien.

Membantu klien dan keluarga dalam membuat keputusan pengobatan.

e. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan

mengkoreksi miskonsepsi tentang penyakitnya.

Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan keluarga

mengenai penyakit klien.

f. Review klien /keluarga tentang pentingnya status nutrisi yang optimal.

Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga mengenai nutrisi yang

adekuat.

g. Anjurkan klien untuk mengkaji membran mukosa mulutnya secara

rutin, perhatikan adanya eritema, ulcerasi.

Mengkaji perkembangan proses-proses penyembuhan dan tanda-tanda

infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut yang dapat

mempengaruhi intake makanan dan minuman.

h. Anjurkan klien memelihara kebersihan kulit dan rambut.

Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan

efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.

Tujuan :

Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari

inflamasi dan ulcerasi

Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga

kebersihan rongga mulut.

Rencana Tindakan :

a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan

secara periodik.

Mengkaji perkembangan proses penyembuhan dan tanda-tanda infeksi

memberikan informasi penting untuk mengembangkan rencana

keperawatan.

b. Kaji rongga mulut setiap hari, amati perubahan mukosa membran.

Amati tanda terbakar di mulut, perubahan suara, rasa kecap,

Page 14: CA Mamae Fix

kekentalan ludah.

Masalah dengan kesehatan mulut dapat mempengaruhi pemasukan

makanan dan minuman.

c. Diskusikan dengan klien tentang metode pemeliharan oral hygine.

Mencari alternatif lain mengenai pemeliharaan mulut dan gigi.

d. Intruksikan perubahan pola diet misalnya hindari makanan panas,

pedas, asam, hindarkan makanan yang keras.

Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi lanjut pada membran mukosa.

e. Amati dan jelaskan pada klien tentang tanda superinfeksi oral.

Agar klien mengetahui dan segera memberitahu bila ada tanda-tanda

tersebut

Kolaboratif

f. Konsultasi dengan dokter gigi sebelum kemotherapi

Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.

g. Berikan obat sesuai indikasi, analgetik, topikal lidocaine,

antimikrobial mouthwash preparation.

Tindakan/terapi yang dapat menghilangkan nyeri, menangani infeksi

dalam rongga mulut/infeksi sistemik.

h. Kultur lesi oral.

Untuk mengetahui jenis kuman sehingga dapat diberikan terapi

antibiotik yang tepat.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,

prosedur invasif

Tujuan :

Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan

pecegahan infeksi

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka

berlangsung normal

Rencana Tindakan :

a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan

Page 15: CA Mamae Fix

melakukan hal yang sama.

Mencegah terjadinya infeksi silang.

b. Jaga personal hygine klien dengan baik.

Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.

c. Monitor temperatur.

Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi.

d. Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi.

Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi.

e. Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.

Mencegah terjadinya infeksi.

Kolaboratif

f. Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets.

Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi.

g. Berikan antibiotik bila diindikasikan.

Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat

mengatasi organisme penyebab infeksi.

7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi

dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

Tujuan :

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan

kondisi spesifik

Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan

penyembuhan

Rencana Tindakan :

a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker,

amati penyembuhan luka.

Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan

mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.

b. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.

c. Ubah posisi klien secara teratur.

Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah

Page 16: CA Mamae Fix

tertentu.

d. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit,

minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra

indikatif

8. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam

penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :

Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien

menjadi stabil

Kriteria hasil :

Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya

Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang

dekat.

Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara

konstruktif.

Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

Rencana Tindakan :

a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan

sikap positif.

Perasaan empatik dan perhatian untuk siap membantu klien dalam

mengatasi permasalahan yang ada.

b. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan

pikiran tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan

pengobatan.

Perasaan yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan

membuat perasaan lega dan tidak tekanan batin.

c. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap

mispersepsi tentang penyakitnya.

Informasi yang akurat memberikan masukan dan instropeksi diri dalam

Page 17: CA Mamae Fix

menerima dirinya.

d. Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup

mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan

interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan

pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.

Aktulisasi diri dibutuhkan bagi klien dengan kanker

e. Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal

perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial,

penolakan untuk mendiskusikan masa depan.

Respon klien yang negatfi diperlukan bantuan baik fisik mapun psikis-

moral untuk memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.

f. Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.

Dampak dari pada chemoterapi perlu adanya penjelasan dan perawatan

rambut.

g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan

konseling secara profesional.

Konseling kesehatan secara bersama akan lebih lebih efektif.

Page 18: CA Mamae Fix

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :

Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,

Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and

Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.

EGC. Jakarta.

Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK

Pajajaran, Bandung.

Muchlis Ramli dkk, 2000. Deteksi Dini Kanker, FKU