Post on 08-Feb-2023
Naskah Sejarah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar
nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap
satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 1
Naskah Sejarah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum
Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat
diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang
dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya
diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan
cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian
hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan
pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang
tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik
yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8
November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015
seluruh SMA sejumlah 12.633 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di
kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan
penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru
sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk
peserta didik.
Direktorat Pembinaan SMA dalam menyiapkan kemampuan guru terutama
merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta merancang
dan melakukan penilaian autentik, perlu penjabaran operasional dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah
pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 2
Naskah Sejarah
berdasarkan silabus dan buku (buku guru dan buku siswa). Oleh karena
itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara
individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan
pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan
dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran Sejarah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan
memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini
bertujuan:
1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus.
4. Mengembangkan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan
saintifik berdasarkan kegiatan pembelajaran dari silabus.
5. Merancang penilaian autentik.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1.Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik
2.Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran
Sejarah
3.Penilaian Autentik dalam pembelajaran Sejarah
4.Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 3
Naskah Sejarah
5.Contoh Hasil analisis kompetensi
6.Contoh RPP
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang
Silabus
10. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indoinesia Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 4
Naskah Sejarah
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip Pembelajaran dan Penilaian
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran
yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka konseptual
tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari
tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan
domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki
karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran. Sikap
diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui
aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus
merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang
mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan
penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual,
baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk
menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model
inkuiri, discovery, problem, dan projek.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 6
Naskah Sejarah
mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi
belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual
menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran
berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran
terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal
menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
(7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8)
peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan
nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan
prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta
didik, dan dimana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan
individual dan latar belakang budaya peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. (1)
Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. (2) Terpadu, berarti
penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. (3) Ekonomis, berarti
penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya. (4) Transparan, berarti prosedur penilaian,
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 7
Naskah Sejarah
kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses
oleh semua pihak. (5) Akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal
untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. (6) Edukatif, berarti
mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
B. Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Sejarah
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi
yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan
sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai
muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting.
Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan
proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses
sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan
proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer,
1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari
pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek
belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik
diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 8
Naskah Sejarah
materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana
dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan
ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai
baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran
diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan
pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan
nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan
struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa
belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada
kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan
yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-
prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988).
Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek
belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari
berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator
dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada
hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools)
yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah.
Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan
kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 9
Naskah Sejarah
Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian
(penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran
yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau
fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan
menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode
ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka,
(3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara
sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme
untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada
suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah
sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada
struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah
pokok:
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan Informasi
4. Mengasosiasi
5. Mengomunikasikan
Gambar 2.1. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 10
Mengomunikasikan
Naskah Sejarah
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar Ekonomi sebagai berikut:
1. Mengamati
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat
dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi
peserta didik untuk secara luas dan bervariasi melakukan
pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan
membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Kegiatan
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu,
seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran
sejarah, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai
berikut, contoh:
Kegiatan kemasyarakatan dalam upacara grebeg besar yang
bersifat Islam.
interaksi masyarakat pantai dalam sejarah pelayaran dan
perdagangan di Bandar Jakarta
Situs sejarah Sangiran
Pada pembelajaran di kelas, kegiatan mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, sedangkan kegiatan pengamatan yang
dilakukan di luar kelas dengan melakukan kunjungan ke objek/situs
sejarah dan atau kegiatan yang memiliki nilai historis.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 11
Naskah Sejarah
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang
akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan
untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape
recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala
rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan
berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat
berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat
untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan
anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan
guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh
subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa
berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau
merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek
atau objek yang diobservasi.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 12
Naskah Sejarah
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kegiatan
menanya dapat mengembangkan kompetensi kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang
konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta,
konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih
menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru
untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta
didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan
kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih
dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang
lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai
yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai
sumber yang beragam. Jika peserta didik merasa kesulitan
mengemukakan pikiran dan gagasannya, guru dapat mengajukan
pertanyaan yang dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik.
Pertanyaan guru dimaksudkan untuk membimbing dan memandu peserta
didik agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Misalnya:
Apakah seni bangun candi merupakan budaya asli Indonesia atau
merupakan pengaruh dari budaya di luar Indonesia?. Mengapa
Kerajaan Sriwijaya dikatakan sebagai kerajaan laut terbesar di
Indonesia bahkan di Asia Tenggara? Setelah kegiatan pengamatan,
diupayakan yang aktif bertanya bukan guru, tetapi peserta didik
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 13
Naskah Sejarah
karena membiasakan kegiatan bertanya adalah menanamkan sikap
ingin tahu yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan. Yang harus
dipahami bahwa tahap menanya menitikberatkan pada bagaimana siswa
mengartikulasikan pertanyaan-pertanyaan sebagai dasar untuk
menggali pengetahuan dan memperoleh ketrampilan sesuai kompetensi
yang ingin dicapai. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik
simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, dan sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
3. Mengumpulkan data (mengeksplorasi)
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 14
Naskah Sejarah
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang
digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang
menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang
berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru
pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat
peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara
mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk
menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada
bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan
interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu
materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada
keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau
menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik
menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar. Peta konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas
kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan
adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat
penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang
berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas
sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu
belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar
autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa
pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar
dari pada pada materi pelajaran.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 15
Naskah Sejarah
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses
belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik
menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman
belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk
memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran
masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan
pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi
melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog.
Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran
informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif,
mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam
bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang
dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mengumpulkan data (eksplorasi) pada mata
pelajaran ilmu Sejaah dapat dilakukan melalui kerja sama dalam
kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam
menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah
dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang
dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna.
Melalui kegiatan mengumpulkan data (eksplorasi) peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu
sejarah, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada.
Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk
memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
4. Mengasosiasi/Menalar/Mengolah Informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan
dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 16
Naskah Sejarah
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan. Informasi tersebut
menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Kegiatan
ini dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengasosiasi adalah proses berpikir yang logis dan sistematis
atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan Mengasosiasi sering juga disebut
menalar. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Penalaran
adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
a. Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar,
yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran
induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang
bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak
berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik
simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang
bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola
penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja
menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 17
Naskah Sejarah
terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial,
silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran
deduktif terdapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan.
Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik
dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik
dari dua premis.
Contoh:
Penalaran Induktif
Di Bali terjadi perang Puputan, di Sumatera terjadi perang
Padri dan di Jawa terjadi perang Diponegoro yang kesemuanya
melawan penjajah Belanda, maka dari fakta tersebut dapat
disimpulkan bangsa Indonesia menentang penjajahan Belanda.
Penalaran Deduktif
Kerajaan Kediri adalah kerajaan yang sangat maju di bidang
sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya hasil sastra zaman
Kediri seperti Bharatayuda karangan mpu Sedah dan Mpu Panuluh,
Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa, Hariwangsa karangan mpu
Panuluh, dan Smaradhahana karangan Mpu Dharmaja.
b. Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki
persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya
menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran
dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial
yang mempunyai kesamaan atau persamaan.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 18
Naskah Sejarah
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta
didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri atas dua
jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua
analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada
dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau
fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena
atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala
kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat
diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat
pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:
Ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pusat dalam bidang
ekonomi melahirkan pemberontakan PRRI. Demikian juga,
ketidakpuasan daerah dalam bidang politik dan ekonomi
menyebabkan pemberontakan Permesta. Ketidakpuasan daerah
terhadap kebijakan pusat dapat melahirkan pemberontakan
daerah..
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-
ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat
diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah
diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 19
Naskah Sejarah
Keberhasilan pendidikan di Jepang pada masa Restorasi Meiji
disebabkan kesungguhan dan sinergisitas antara pemerintah,
masyarakat, dan dukungan orang tua. Seperti halnya
keberhasilan sekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling
menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta
didik, dan seluruh stake holder sekolah.
c. Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar
peserta didik. Di sinilah esensi bahwa guru dan peserta didik
dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala,
khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau
beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang
lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau
beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu
atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran
induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat.
Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat,
hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu,
kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat.
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang
melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang
Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 20
Naskah Sejarah
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab,
hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu,
selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh
Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan setelah masuknya
Islam. Hal ini dapat dilihat dari fakta adanya kemunduran
ekonomi dan perdagangan, banyaknya daerah yang melepaskan
diri dari kekuasaan pusat.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan
sebab-akibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab,
sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi
penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
Contoh :
Peristiwa pertemuan Saigon melahirkan peristiwa
Rengasdengklok. Peristiwa Rengasdengklok menyebabkan
lahirnya aktivitas menyiapkan proklamasi. Proklamsi
Kmerdekaan RI menyebabkan adanya upaya membentuk badan-
badan kelengkapan Negara.
5. Mengomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan
di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta
didik atau kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana
untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini
dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan,
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 21
Naskah Sejarah
keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui
presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
C. Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Sejarah
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Sejarah sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan
peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning,
Problem Based Learning, dan Inquairy Social.
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta
didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang
diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai
berikut.
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat
peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau
fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau
menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana
hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi.
Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas
untuk penugasan dalam setiap tahapan. Selain itu, pendidik
dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat membantu peserta didik dalam
mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat
menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik
pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 22
Naskah Sejarah
demikian, peserta didik terlibat secara aktif dalam
bereksplorasi
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah
dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat.
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut.
Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
(collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara
aktif menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara,
observasi, dan metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua
informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan
diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas
pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 23
Naskah Sejarah
apakah terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil
verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya
penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau
prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang,
serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari
pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung
untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang
lebih baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi
peserta didik yang kurang terampil, akan mengalami kesulitan
dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan
dalam membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan
pembelajaran.
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 24
Naskah Sejarah
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan
karena pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya
rasa penyelidikan dan berhasil;
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya
dengan melibatkan akal dan motivasinya;
f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah
pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan
kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif,
dalam merumuskan hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar
dari berbagai jenis sumber belajar.
2. Model Pembelajaran Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya
sebagai berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 25
Naskah Sejarah
aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat topik yang relevan
untuk para peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal semester agar
dapat merancang kegiatan selanjutnya.
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan
peserta didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan
merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari
aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek
yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini
antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan
kata lain, pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 26
Naskah Sejarah
didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah
proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta
didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan
masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan
membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan
proyek. guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal
pembelajaran.
Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan persyaratan
untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:
a.peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah
sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu lama;
b.dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan
belajar di laboratorium;
c.pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;
d.perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan proyek.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 27
Naskah Sejarah
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara
lain:
a.meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b.mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;
c.mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah
dan berpikir kritis;
d.mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan
pengelolaan sumber daya;
e.memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu
serta sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas;
f.melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan
kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g.membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik
maupun guru menikmati proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada
masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran
dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based
Learning, tahapan ini sangat penting karena guru harus
menjelaskan dengan rinci apa yang akan dilakukan oleh peserta
didik dan juga oleh pendidik serta menjelaskan bagaimana guru
akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti
pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 28
Naskah Sejarah
dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah
penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau
kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun
peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau
dengan temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, model
Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu,
pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk
kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan
dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen,
pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif,
adanya tutor sebaya, dan sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-
masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 29
Naskah Sejarah
selama pembelajaran. Setelah peserta didik diorientasikan pada
suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan
peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik,
tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi
guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta
didik terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan
hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian
terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap
aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi
aktivitas peserta didik. Untuk mempermudah proses monitoring,
guru membuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda,
namun pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan
penjelasan, dan pemecahan masalah. Pengumpulan data dan
eksperimen merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap
ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai
mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.
Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 30
Naskah Sejarah
pertanyaan tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan
untuk pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan
cukup data dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang
mereka selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis,
penjelasan, dan pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik
untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik
berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka
buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil
karya) dan pameran. Artifak bisa berbentuk laporan tertulis,
video, tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang
diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi
masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian
multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi
oleh tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya,
peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan
sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya,
Guru lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat
menjadi “penilai” atau pemberi umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase
ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka
gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 31
Naskah Sejarah
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
4. Model Pembelajaran Inkuiri Sosial (Social Inquairy)
Menurut Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi
pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep
masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi
bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota
masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas
kehidupan masyarakat. Wina Sanjaya (2007) tahapan proses
pembelajaran inkuiri sosial dapat dilaksanakan dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
Guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan
langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran inkuiri
sosial sangat tergantung pada kamauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa ke-
mauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan
berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan
dalam tahapam orientasi ini adalah: (a) menjelaskan topik,
tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini
dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap
langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik
dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 32
Naskah Sejarah
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir meme-
cahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang
tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya:
(a) masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. (b)
masalah yang dikaji adaIah masalah yang mengandung teka-teki
yang jawabannya pasti. dan (c) konsep-konsep dalam masalah
adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih dahulu
oleh siswa.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru
untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada
setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban
dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki
landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 33
Naskah Sejarah
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan
akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh
sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari
tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping
itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan banya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 34
Naskah Sejarah
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
D. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Sejarah
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan
peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar
peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan
hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka
mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun
jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus
pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta
didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode
untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan
tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.
Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 35
Naskah Sejarah
seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi
utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses
pembelajaran (apart of,not apart from instruction),
2. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world
problems), bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria
yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari
tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk
merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
1. Penilaian Sikap
Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian
diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik
dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada
jurnal berupa catatan pendidik.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di
luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 36
Naskah Sejarah
kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan
perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek
tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:
a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif.
f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan
sikap peserta didik
g. Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh
peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. Teknik
penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.
Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua,
peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga,
mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku
jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.
Penilaian antarteman adalah penilaian yang dilakukan terhadap
sikap seorang peserta didik oleh seorang peserta didik lainnya
dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan
bentuk penilaian untuk melatih peserta didik menjadi pembelajar
yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang
akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 37
Naskah Sejarah
a. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta
didik
b. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana
c. Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
d. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan
oleh peserta didik
e. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi
munculnya penafsiran makna ganda/berbeda
f. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya
g. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid)
h. Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan
penguasaan satu kompetensi peserta didik
i. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
j. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi.
Penilaian sikap pada pembelajaran sejarah mencakup kompetensi inti 1
(sikap spiritual), kompetensi inti 2 (sikap social), kompetensi dasar
sikap spiritual dan kompetensi dasar sikap social. Contoh kompetensi
inti dan kompetensi dasar sikap spiritual dan sosial sebagai berikut:
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Prilaku1.Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1Menghayati proses kelahiran manusia Indonesia dengan rasa bersyukur
Menghayati, dan
Mengamalkan
Bersyukur Teladan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 38
Naskah Sejarah
1.2Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya.
2.Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif danproaktif dan menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagaihasil budaya zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
Menunjukkan
Menghayati, dan
Mengamalkan
Tanggungjawab
Peduli Cinta damai
Responsive
Proaktif Jujur
2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya
2.3 Berlaku jujurdan bertanggungjawab dalam mengerjakantugas-tugas dari pembelajaran sejarah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 39
Naskah Sejarah
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2. Penilaian Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan
ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Tes uraian
mampu memberikan multi jawaban yang memiliki nilai kebenaran yang
sama. Tes uraian menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi, atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis
semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur
hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen
penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian pengetahuan dilakukan oleh guru secara berkelanjutan,
ulangan harian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran,
ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada kelas XI
(tingkat 5) dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh
Pemerintah, ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas XII
(tingkat 6) yang dilakukan melalui UN dan Ujian Sekolah.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban
secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
Kriteria Tes lisan adalah sbb:
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 40
Naskah Sejarah
a. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada
taraf pengetahuan yang hendak dinilai.
b. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
c. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam
mengkontruksi jawabannya sendiri.
d. Pertanyaan disusun dari pertanyaan yang sederhana ke
pertanyaan yang komplek.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu
atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria
penugasan adalah sbb:
a. Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
c. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
d. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik.
e. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
f. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun
tugas diberikan secara kelompok.
g. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap
anggota.
h. Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar
belakang sosial ekonomi).
i. Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan
secara jelas.
j. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
Penilaian pengetahuan pada pembelajaran sejarah mencakup
kompetensi inti 3 (pengetahuan), kompetensi dasar pengetahuan.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 41
Naskah Sejarah
Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar pengetahuan sebagai
berikut:
Kompetensi Inti KompetensiDasar Kompetensi Materi Pokok
3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkanlangkah-langkah penelitianSejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
Memahami Menerapkan Menganalis
is
Langkah penelitian sejarah
4. Penilaian Ketrampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan
tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut
respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes Praktik
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 42
Naskah Sejarah
diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid).
b. Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati
(observasi).
d. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
e. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
f. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan
oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan
oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dalam
penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan
perhatian khusus dari guru, yaitu:
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang
dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 43
Naskah Sejarah
penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek,
skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan
penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan
untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan
analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas
kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara
analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk
pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang
dihasilkan.
Penilaian ketrampilan juga dapat dilakukan melalui penilaian
portofolio. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta
didik terhadap lingkungannya. Penilaian portofolio merupakan
penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian
portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan
refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 44
Naskah Sejarah
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi
lain yang relevan dengan keterampilan yang dituntut oleh topik
atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah
kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada
satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan
oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan
atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, kumpulan hasil
karya mereka dalam menyusun makalah sejarah yang menggambarkan
perkembangan kemampuannya untuk menyusun karya ilmiah secara
benar. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis
portofolio yang akan dibuat.
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria
tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
Penilaian ketrampilan pada pembelajaran sejarah mencakup
kompetensi inti 4 (ketrampilan), dan kompetensi dasar 4
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 45
Naskah Sejarah
(ketrampilan). Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar
ketrampilan sebagai berikut:
Kompetensi Inti KompetensiDasar Kompetensi Konten
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret danranah abstrak terkait dengan pengembangan dariyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian
Mencoba, Mengolah, Menalar,
dan Menyajikan
P enelitiansejarah secara sederhana
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti
dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada
ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 46
Naskah Sejarah
penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian
yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama
pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.
Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang
dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.
Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013
untuk tingkat SMA sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Standar Kompetensi Lulusan
Dimensi Kualifikasi KemampuanSikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,percaya diri, dan bertanggung jawab dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungansosial dan alam serta dalam menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif dalam ilmupengetahuan, teknologi, seni, dan budayadengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabserta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampila
n
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektifdan kreatif dalam ranah abstrak dan konkretsebagai pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri.
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu
tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan
tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang
relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai
berikut. 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 47
Naskah Sejarah
Tabel 3.2.
Rumusan Standar Kompetensi Inti Kelas X
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
SikapSpiritual
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agamayang dianutnya
SikapSosial
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan proaktif dan menunjukkan sikapsebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan dalam berinteraksi secaraefektif dengan lingkungan sosial dan alamserta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban terkait penyebab fenomena dankejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifiksesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah
Keterampilan
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait denganpengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secaraefektif dan kreatif, serta mampumenggunakan metoda sesuai dengan kaidahkeilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru danbuku siswa);
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat
digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 48
Naskah Sejarah
Gambar 1. Kajian Silabus
Penjelasan Gambar 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD
sebagai berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan
pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada
peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religius dan sikap
sosial yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak
pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman
belajar tidak langsung (indirect teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil
pembelajaran secara utuh atau teerpadu.
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki
perbedaan dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn
peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi
pemeblajaran)
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 49
Naskah Sejarah
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3.
Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah
tercantum dalam silabus sesuai dengan karakteristik peserta
didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi
pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam
kompetensi inti ketiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi
pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan
kompetensi inti keempat (keterampilan).
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai
berikut:
a. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
b. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2;
c. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3; dan
d. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.
Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Dalam penyusunan indikator pencapaian kompetensi perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini:
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 50
Naskah Sejarah
a. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang
terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat
kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan);
b. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan
penilaian dalam silabus;
c. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat
kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar
maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke
tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian
kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung
sekolah dan lingkungannya;
d. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan;
e. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan
mengkreasi;
f. Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta, dan
g. Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai
kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi
lulusan.
Contoh pengembangan indikator pencapaian kompetensi mata
pelajaran sejarah.
a. Kompetensi Spiritual
Kompetensi IntiKompetensi
Dasar
Indikator PencapaianKompetensi
1. Menghayati dan mengamalkan
1.1 Menghayatiproses kelahiran
Bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 51
Naskah Sejarah
ajaran agamayang dianutnya
manusia Indonesia dengan rasa bersyukur
Indonesia Menampilkan keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya
1.2 Menghayatiketeladanan para pemimpindalam mengamalkan ajaran agamanya.
b. Kompetensi Sosial
Kompetensi IntiKompetensi
Dasar
Indikator Pencapaian
Kompetensi1.Menghayati,
mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif danproaktif dan menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atasberbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budayazaman praaksara, Hindu-Buddhadan Islam.
Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah,
Menunjukkan perilaku peduli terhadap berbagai hasil budaya,
Menunjukkan perilaku cinta damai dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,
Menunjukkan perilaku responsif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya
Menunjukkan perilaku pro aktif dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,
Menunjukkan perilaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari
2.2 Meneladanisikap dan tindakan cinta damai,responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkunganny
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 52
Naskah Sejarah
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
a pembelajaran sejarah
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaransejarah
c. Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi Inti KompetensiDasar
IndikatorPencapaianKompetensi
3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasaingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,budaya, dan humaniora denganwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebabfenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
3.7 Menganalisisketerkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah
Menganalisis datadan fakta sejarahdari kegiatan heuristik
Menganalisis validitas dan relaibilitas datadan fakta sejarahdari kegiatanverifikasi
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 53
Naskah Sejarah
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
sejarah Menganalisis prinsip objektivitas yangsubjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah.
Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah
d. Kompetensi Ketrampilan
Kompetensi IntiKompetensi
Dasar
IndikatorPencapaianKompetensi
4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanyadalam bentuklaporan penelitian
Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.
Menerapkan langkah heuristikdalam penelitian sesuai dengan topic yang dipilih.
Melakukan langkahverifikasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.
Melakukan interpretasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan verifikasi.
Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 54
Naskah Sejarah
bentuk laporan.
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokkan dalam
empat kategori, yaitu:
a. Fakta, merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat
dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau
materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau
komponen suatu benda dan lain sebagainya.
Contoh:
Kegiatan meneliti sejarah
Berbagai jenis laporan penelitian sejarah
b. Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau
dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara
fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa
pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi.
Contoh:
Heuristik
Verifikasi
Interpretasi
Historiografi
c. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara
konsep-konsep yang berkaitan atau lebih dikenal berupa
dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma, hukum, teori
dan azas.
Contoh:
Objektifitas penulisan sejarah
Penentuan Topik Penelitian
Penentuan Data dan fakta sejarah
Realibilitas dan Validitas data dan fakta sejarah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 55
Naskah Sejarah
d. Prosedur, merupakan sederetan langkah yang bertahap dan
sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural
merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan.
Contoh:
Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah
Penyajian Hasil Penelitian
4. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang sudah tercantum di silabus sesuai
dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan
dengan hasil kajian terhadap KI-2 dan KI-2. Kegiatan
pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu:
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. (Seperti yang telah diuraikan dalam BAB II).
a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan
memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar,
membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah
materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa
dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta
langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
KegiatanPembelajaran(Silabus)
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Membaca buku tekstentang langkah-langkah penelitianSejarah.
Guru menyajikan tayangan audio visual tentang kegiatan penelitiansejarah.
mengamati tayangan audio visual, mencatat hal-hal yang menarik dari
tayangan, mencatat hal-hal yang belum jelas
dalam bentuk pertanyaan mencari dan membaca yang berkaitan
konsep-konsep penelitian sejarah.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 56
Naskah Sejarah
b. Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik)
Contoh:
KegiatanPembelajaran(Silabus)
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Menanya untukmendapatkanpemahaman lebihmendalam tentanglangkah-langkahpenelitian Sejarah.
Guru mengarahkan siswa untukmenanya
Membuat pertanyaan tentang langkah-langkah penelitian sejarah
Mengemukakan pertanyaan tentanglangkah-langkah penelitian sejarah
c. Mengumpulkan data adalah melakukan eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, dan
aktivitas wawancara dengan nara sumber
Contoh:
KegiatanPembelajaran(Silabus)
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Mengumpulkan dataterkait tentanglangkah-langkahpenelitian sejarahmelalui bacaan danreferensi lain yangtersedia.
Membaca dari referensi lain tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah
Membuat rangkuman tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah
Membuat peta konsep tentang tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah
d. Mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 57
Naskah Sejarah
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan
Contoh:
KegiatanPembelajaran(Silabus)
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Menganalisisbeberapa tulisandan referensimengenai langkah-langkah penelitiansejarah.
Membentuk kelompok diskusi masing-masing maksimal 5 orang dengan ditunjuk ketua dan sekretarisnya.
Masing-masing kelompok bekerja untuk melakukan analisis dan mengasosiasi konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah dari berbagai sumber.
Secara kelompok mencari,mendalami, dan berdiskusi tentangkonsep, prinsip, dan prosedurpenelitian sejarah.
e. Mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya
Contoh:
Kegiatan Pembelajaran(Silabus)
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Menyajikan laporanhasil penelitiansejarah secarasederhana dalambentuk tulisanmengenai salah satuperistiwa sejarahbaik nasional maupunlokal (dalam bentuktugas semester).
Membuat bahan presentasi atau laporan tentang konsep, prinsip, dan prosedur penelitian sejarah
Mempresentasikan konsep, prinsip,dan prosedur penelitian sejarah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 58
Naskah Sejarah
5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Mengembangkan penilaian autentik yang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian.
a. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial
IndikatorPencapaianKompetensi
Indikator Soal TeknikPenilaian
Bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia Indonesia
Menampilkan keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaranagamanya
Menunjukkan perilaku tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah,
Menunjukkan perilaku peduli terhadap berbagai hasil budaya,
Menunjukkan perilaku cinta damai dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya,
Menunjukkan perilaku responsifdalam mengatasi
Siswa dapat bersyukur dalam rangka proses kelahiran manusia Indonesia dengan sungguh-sungguh
Siswa dapat menampilkanketeladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya dengan konsisten
Siswa dapat menunjukkanperilaku tanggung jawabdalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah dengan semangat,
Siswa dapat menunjukkanperilaku peduli terhadap berbagai hasilbudaya dengan sepenuh hati,
Siswa dapat menunjukkanperilaku cinta damai dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan sepenuh hati,
Siswa dapat menunjukkan
Observasi
Penilaian diri
Penilaian antarteman
Jurnal
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 59
Naskah Sejarah
masalah sosial danlingkungannya
Menunjukkan perilaku pro aktifdalam mengatasi masalah sosial danlingkungannya,
Menunjukkanperilaku jujurdalam mengerjakantugas-tugas daripembelajaransejarah
perilaku responsif dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan tepat
Siswa dapat menunjukkanperilaku pro aktif dalam mengatasi masalahsosial dan lingkungannya dengan cepat,
Siswa dapat menunjukkanperilaku jujur dalammengerjakan tugas-tugasdari pembelajaransejarah dengan kontinu
b. Kompetensi Pengetahuan
IndikatorPencapaianKompetensi
Indikator Soal TeknikPenilaian
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah
Menganalisis datadan fakta sejarahdari kegiatan heuristik
Menganalisis validitas dan relaibilitas datadan fakta sejarahdari kegiatanverifikasi
Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam penelitian sejarah dengan benar
Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam penelitian sejarah dengan benar
Siswa dapat menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan heuristik dengan tepat
Siswa dapat menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta sejarah dari kegiatanverifikasi dengan tepat
Testertulis
Penugasan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 60
Naskah Sejarah
Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian sejarah
Menganalisis prinsip objektivitas yangsubjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah.
Menyimpulkanberbagai langkahpenelitiansejarah
Siswa dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam penelitian sejarah dngan benar
Siswa dapat menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam interprestasi terhadap fakta sejarah dengan tepat.
Siswa dapatmenyimpulkan berbagailangkah penelitiansejarah dengan tepat
c. Kompetensi Ketrampilan
IndikatorPencapaianKompetensi
Indikator Soal TeknikPenilaian
Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.
Menerapkan langkah heuristikdalam penelitian sesuai dengan topic yang dipilih.
Melakukan langkahverifikasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.
Melakukan interpretasi terhadap data danfakta sejarah yang diperoleh
Siswa dapat menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya dengan benar.
Siswa dapat menerapkan langkah heuristik dalampenelitian sesuai dengan topic yang dipilih dengan tepat.
Siswa dapat melakukan langkah verifikasi terhadap data dan faktasejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristikdengan teliti.
Siswa dapat melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah yang diperoleh dari kegiatan verifikasi dengan tepat.
Siswa dapat menuliskan
TesPraktik
Projek Portofolio
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 61
Naskah Sejarah
dari kegiatan verifikasi.
Menuliskan hasilpenelitiansejarah dalambentuk laporan.
hasil penelitiansejarah dalam bentuklaporan dengan benar.
Catatan:
Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan
penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 62
Naskah Sejarah
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar,
artinya semakin efektif kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar
semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektif kegiatan
pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu
proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta
didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang
dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta
didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu
melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru
dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam
kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun
pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 berupa kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan.. Keduanya, dikembangkan
secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 63
Naskah Sejarah
untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi
sikap religius dan sikap sosial.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara
individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Selanjutnya
mengembangkan alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan
penilaian autentik.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 64
Naskah Sejarah
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning,Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives.New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: HarvardUniversity Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, andEpistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through thepolitics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RITahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi LulusanPendidikan Dasar dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar danMenengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasardan Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian PendidikanDasar dan Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan StrukturKurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar NegaraRI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic CompetencyFrameworks: a Brief Historical Overview. Education Research andPerspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 65
Naskah Sejarah
Lampiran 1:
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : XProgram Peminatan : Ilmu Ilmu SosialKompetensi Inti1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian darisolusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelajaran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.1 Menganal
Manusiadan
Fakta-
Mengamati1. Membaca
1. sikap positif
ObservasiKeg.1
1.Menjelaskan Tes :
1. Unjuk kerja
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 67
Naskah Sejarah
isis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu
3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
3.3 Menganalisis keterkaitan peristiw
Sejarah Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu
Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan
Kehidupan manusia masakini merupakan
Kejadianyang memperlihatkan adanya hubungansebab akibat- Aktivitas manusia dari waktu kewaktu dari berbagaiwilayah di Indonesia-
Konsep- Waktu- perubahan-
buku teks tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan,dan pengaruhnya terhadapkehidupan manusia dimasa kini
2. Melihat video/film
Yang berhubungan
dengan fenomena
alam tentang sebab
(individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2 sikap ilmiah pada saat berdiskusi
3. perilakudan sikap menghargai, dan peduli kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab
Diskusi aspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai
unsur sejarah ruang danwaktu
2.Menjelaskan
peran manusia
dalam sejarah
3.Menjelaskan tentang teori tantangandan jawaban dan teorikausalitas
4. Menjelaskan tentang konsep perubahan
UH uraian.
UTS PG dan Uraian
Membuat tulisan tentang peristiwa sejarah yang memilikialur sebab dan akibat
2.Mempresentasi
kan hasil tulisannya tentangperistiwa sejarahyang
Hasil tulisan:- sistematika penulisan- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasiltulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 68
Naskah Sejarah
a sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini
akibatdari perubahan dimasa lalu
keberlanjutanPrinsip:- teori
tantangan dan jawaban
- teori kausalitas
- prinsip “ change and continuity”
Prosedur-
dan akibat terjadinyasuatu peristiwa
Menanya:1. Melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkanklarifikasidan pendalaman pemahaman tentang unsur sejarah yaitu manusia, ruang dan waktu
2. Melalui kegiatan dialog interaktif membahas
dan berkesinambungan
5. Menjelaskan tentang teori causalitas dan challengeand repon
6. Menguraikan pandangantiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani
memiliki alur sebab dan akibat
penyampaian- tampilan presentasi
4.1 Menyajikan hasil kajian tentangkonsep manusiahidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunik
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 69
Naskah Sejarah
asi.
4.2 Menyajikan hasil telaah tentangkonsep bahwa manusiahidup dalam perubahan dan keberlanjutan,dalam berbagai bentuk komunikasi.
4.3 Membuat tulisantentanghasil kajian
tentang teori causalitas,challenge and respon,dan padangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani
Mengeksplorasikan:
1. Melakukankajian pustaka tentang teori teoricausalitas,challenge and respon,dan padangan tiga dimensi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 70
Naskah Sejarah
mengenai keterkaitan kehidupan masalalu untuk kehidupan masakini.
sejarah menurut (Ruslan abdul Gani )dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.
2. Mengumpulkan data ataucontoh contoh peristiwa sejarah yang berkesinambungan pengaruhnyaterhadap kehidupan manusia di masa kini, dari sumber
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 71
Naskah Sejarah
tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis informasiyang didapat dari berbagai sumber mengenai keterkaitanantara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruangdan waktu dalam kesinambungan dan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 72
Naskah Sejarah
perubahan, serta pengaruhnyaterhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teoriyang telah dipelajari
Mengomunikasika
Membuat hasil kajiandalam bentuktulisan mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yangterbatas dalam ruang dan waktu yang ber kesinambunga
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 73
Naskah Sejarah
n dan terus berubah, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah diplajari
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelajaran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.4 Meng
analisis ilmu sejarah
SejarahsebagaiIlmu
Fakta-- - Cerita atau tayanganperistiwa yang bersifatmitos
MengamatiMembacabuku tentang sejarah sebagai ilmu.
Menanya:
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
ObservasiKeg.1 Diskusiaspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objekti
1.Menjelaskan tentang karakteristik sejarah
2. Membedaka
TesUH uraian.
1. Membuat tulisan tentang perbedaan antaraantara sejarah,
Unjuk kerjaHasil tulisan:- sistematika penulisa
4.4 Menyajikan hasil telaah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 74
Naskah Sejarah
tentangperistiwa sebagaikarya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan.
Cerita atau tayangantentang peristiwa yang benar-benar terjadi.
Konsep-Sejarahsebagai peritiwa-Sejarahsebagai Ilmu- Sejarah sebagai seni
Prinsip- Objektivitas
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakterstik sejaran
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakteristik ilmu
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang perbedaansejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni
Menanya melalui kegiatan
2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas
3. perilakudan sikap menghargai, jujur,teliti, disiplindan tanggungjawab
f2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiaspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli- kerjasama- menghargai
n antara antara sejarah dengan mitos, legenda
3.Menjelaskan tentang karakteristik ilmu
4. Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa
5. Menjelaskan sejarah sebagai seni
6. Menjelask
UTS : PG dan uraian
mitos dan fiksi disertaicontoh peritiwa/cerita sejarah
2.Mempresentasi
kan hasil tulisantentangsejarah, mitosdan fiksi disertai contoh peritiwa
n- pemahaman- bahasa(instrument : rubrik/Performance :Presentasi hasiltulisan :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presenta
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 75
Naskah Sejarah
dalam sejarah- Occuracy dalam penulisan sejarah
- Syaratsejarah Sebagai ilmu - Ciri sejarah sebagai seni- Ciri sejarah Sebagai peristiw
diskusi tentang perbedaansejarah dengan mitos danfiksi
Mengeksplorasikan: Mengumpul
kan informasidan data terkait dengan pertanyaan mengenai sejarah sebagai ilmu, dari sumber tertulis dan atau internet,serta sumber
an sejarah sebagai ilmu
7. Membedakan antara sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni
si
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 76
Naskah Sejarah
a
ProsedurCara menentukan kisah yang merupakan peristiwa sejarah
lainnya.
Mengasosiasikan: Menganali
sis informasidan data yang didapat mengenai sejarah sebagai ilmu.
Mengomunikasikan: Membuat
hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai sejarah sebagai ilmu.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 77
Naskah Sejarah
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelajaran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.5 Meng
analisis cara berpikir sejarahdalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah.
Berpikir Sejarah Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi
Fakta-tayanganvideo tentang peristiwa Sejarah tertentu- tayanganvideo tentang bukti-bukti sejarah tertentu
Konsep :- Diakronik
-
Mengamati: Membaca
buku tekstentang paham paham sejarah
Membaca buku tentang cara menganalisa peristiwasejarah
Menanya: Menanya
melalui kegiatan diskusi tentang pengertian cara berpikir
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat berdiskusi dan mengerjakan tugas
3 perilakudan sikap menghargai,
ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai:sikap Ilmiah :1.Objektif2.Kritis
Keg.2Presentasi hasil diskusiAspek yang dinilai sikap individu :- Santun- peduli
1.Menjelaskan pengertian sinkronikdan diakronik
2.Membedakan cara berpikir sinkronikdan diakronik
3. Menjelaskan tentang pengertian kausalitadan contoh penerapan
TesUH uraian.
UTS PG dan uraian
1. 1.Mengklasifikasi tulisan sejarah yang ditulis oleh tokoh tokot sejarah dengan berdasarcara pikir sejarah (masing masing kelompok10 peristiwa) disertaialasan
Unjuk kerjaPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- tampilan presentasi- pemahaman
4.5 Menerapkan cara berfikir sejarahdalam mengkaj 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 78
Naskah Sejarah
i peristiwa-peristiwa yangdipelajarinya,dalam berbagai bentuk presentasi.
Sinkronik
- Kausalitas
- Interpretasi
- periodesasi
- kronologi
Prinsip :
- kaidahinterpratasi secara benar
Prosedur:
- Menganalisis
Peristiw
diakronikdan diakroniksinkronik,
Menanya melalui kegiatan diskusi tentang pengertiankausalita
Menanya tantang pengertian interpretasi dan kaidah interpretsi yangbenar
Menanya tentang pengertian periodesasi dan
kejujuran, teliti ,disiplindan tanggungjawab
- kerjasama- menghargai-teliti
Keg .3Mengerjakan tugas kelompok.Aspek yang dinilai :- kerjasama- peduli- teliti
nya
4. Menjelaskan tentang pengertian interpretasi dan syarat melakukaninterpretasi yang benar
5. Membedakan kronologidan periodesasi dan penerapannya dalampenulisansejarah
6. Memberi
2.Membuatdan
mempresenta
sikan hasil kajian terhadapperistiwa sejarah dengan cara piker sejarah
terhadap materiyangdipresentasikan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 79
Naskah Sejarah
a Sejarah
- Membuat
tayangan
presentasi
- s
kronologidalamsejarah
Menanya tentang contoh-contoh penerapankonsep konsep dalam tulisan tulisan sejarah
Mengeksplorasikan: Mengumpul
kan data mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik,
contoh karya karya sejarah yang ditulis dengan prinsip sinkronik, diakronik, causalita, interpratsi, periodesasi dan kronologi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 80
Naskah Sejarah
kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalamtulisan, buku teksatau sumber lainnya dari sumber tertulis dan atau internet,serta sumber lainnya.
Mengasosiasikan: Melatih
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 81
Naskah Sejarah
cara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan menetapkan periodesasi sejarah melalui kajian terhadap beberapa peristiwasejarah dari sumber seperti buku, jurnal atau sumber lainnya.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 82
Naskah Sejarah
Mengomunikasikan: Membuat
hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi, mengenai penerapankemampuancara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan membuat periodsasi sejarah, menyajika
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 83
Naskah Sejarah
nya dalamberbagai bentuk presentasi.
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelajaran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.6 Meng
analisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah
Sumber Sejarah Penge
rtian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalamilmu sejar
Fakta-candi-kitab kuno-naskah kuno- tokoh sejarah- kaset rekaman dll
Konsep1. sumber
MengamatiMengamati:• Membaca buku teks dan sumber lain mengenai pengertian,sifat, jenis, dankedudukan sumber dalam ilmusejarah
Membaca buku atau literatur
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi
2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas
ObservasiKeg.1 DiskusiAspek yang dinilai Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis
Keg.2 mengerjakan tugas . Aspek
1.Menjelaskan pengertian sumber sejarah
2.Membedakan sumberprimer, sumber sekunder dan sumber tersier
3.Menjelaskan validitas
TestUH uraian.
US PG danuraian
1. Mengklasifikasi sumber sejarah berdasarjenis dan sifatnmya
2.Membuatdanmempresentasikanhasil
Unjuk KerjaPresetasi hasil kajian- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian
4.6 Menyajikan hasil analisi
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 84
Naskah Sejarah
s jenissumber,peran sumber dan keterkaitannyadengan kejadian sejarah, dalamberbagai bentuk presentasi.
ah sejarah2. Fakta Sejarah3. Artifak4. Sosiofact4. Mentifact
Prinsip1. validitas
2. reliabilitas
3. Kredibilitas
Prosedur:Menentuk
tentang penelitianpenelitiansejarah untuk mendapatkan pemahaman tentang bukti sejarah
Menanya:• Menanya melalui kegiatan diskusi pengertian,sifat, jenis, sumber sejarah
Menanya dalam kegiatan diskusi tentang
3. perilakudan sikap disiplin, tanggungjawab dan teliti dalam menjalankan tugas
yang dinilai 11.Kejujuran2.Tanggung jawab3. disiplin
, reliabilitasdan kredibilitas sumber sejarah
4. menganalisis kedudukansumber sejarah
5.Menganalisis alasan keterpakaian sebuah suber sejarah hasil penelitian
kajian terhadapperistiwa sejarah yang dilengkapi oleh sumber sejarah
- tampilan presentasi- pemahaman terhadap materiyangdipresentasikan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 85
Naskah Sejarah
an sumber sejarah yang akan dipakai
kedudukan sumber dalam ilmu sejarah
Menanya dalam diskusi apakriteria yang dipakai untuk menentukan sebuah benda dapatdipakai sebagai sumber sejarah
Mengeksplorasikan:
•
Mengumpulkan data berdasarkanbacaan ataureferensi yang
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 86
Naskah Sejarah
tersedia terkait tentang pengertian,sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah, melalui bacaan dan sumber lainyang mendukung.
Mengumpulkan foto fototentang sumber sejarah sebuah peristiwa
Mencarisumber sejarah untuk peristiwa yang
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 87
Naskah Sejarah
sederhana yang dikatahui peserta didik
Mengasosiasikan:
•
Menganalisis untuk menentukan keterkaitanantara pengertian,sifat, jenis, dankedudukan sumber dalam ilmusejarah
Menghubungkan beberbagi alasan mengapa sebuah benda bisa
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 88
Naskah Sejarah
menjadi sumber sejarah
Mengomunikasikan:• Membuat sebuah tulisan tentang sebuah peristiwa sejarah yang diketahui dengan sumber sejarahnya dan alasan mengapa benda tersebut dapat dipakai sebagai sumber sejarah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 89
Naskah Sejarah
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelaja
ran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarahterhadap berbagai peristiwaSejarah
Penelitian danPenulisan Sejarahlangkahpenelitian sejarah(bertanya, menentukan danmencarisumber,kritik sumber,validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi
Fakta- proses kegiatan meneliti- contoh laporan penelitian sejarahKonsep1. Heuristik2. Verifikasi3. Interpretasi4. HistoriografiPrinsip1. Objektifitas penulis
Mengamati1. Membacabuku tentang langkah-langkah/prosedur penelitian.
2. Melihat video
bertemapenelitian
3. Menyimakcontoh laporan singkat hasil penelitiansejarah
Menanya1. Menanya melalui
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan,topik dan sumber sejarah penelitian, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama
Keg.2 Presentas
1.Menjelaskan Langkah-langkah penelitian sejarah
2.Membedakan sumberprimer, sumber sekunder dan sumber tersier
3.Menjelaskan validitas, realibilitas dan kesahihandata sejarah
4. Menafsirk
TesUH uraian.UTS PG dan uraian
1.Menyajidan mengolahdata penelitian
2. Membuatlaporantertulis tentanghasil penelitian
3.Mempresentasikan hasil
penelitia
Proyek penilitian:1.penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- interpretasi Data(instrument rubric)
2.laporan hasil
4.7Melakukan penelitian sejarahsecara sederhanadan menyajika
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 90
Naskah Sejarah
nya dalambentuk laporan penelitian
dan penulisan)
an sejarah
2. Penentuan Topik Penelitian
3.Penentuan Datadan fakta sejarah
4. Penentuan Validitas dan Reliabilitas data dan fakta sejarah
Prosedur1. Tahapan-
kegiatan diskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang langkah-langkah penelitianSejarah
2. Diskusi kelas menentukantopik penelitian
3. Diskusi kelas caramenentukansumber sejarah yang benar
Mencoba/Mengeksplorasi1.
kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab
i hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
an data yang telah teruji kebenarannya
5.Membuat laporan hasil penelitian
6.Mempresentasikan hasil penelitian
n penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasilpenelitian :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 91
Naskah Sejarah
tahapanPenelitian Sejarah
2. Penyajian Hasil Penelitian
Mengumpulkan data terkait dengan topik penelitiansejarah melalui bacaan danreferensi lain yang tersedia
2. Melakukan wawancara terhadap sumber sejarah
Mengasosiasi1.Mengklasifikasikan data yang diperoleh sehubungan dengan topik penelitian
2.Menguji data-data
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 92
Naskah Sejarah
melalui kritik intern dankritik ekstern
3. Manafsirkan hasil penelitiansementara
Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitian
2. Menyajikan laporan hasil penelitian sejarah secara sederhana dalam bentuk tulisan mengenai
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 93
Naskah Sejarah
salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelaja
ran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.8. Menganalisis keterkaitan perbedaanciri-ciridari historiografi tradisional, kolonial dan modern
Historiografi Historiografi tradisional
Historiografi kolonial
Historiografi modern
Fakta1Buku/naskah historiografi tradisional, nasional,kolonial
Konsep1. Historiografi2. Istana
Mengamati1. Membaca buku teks tentang pengertian historiografi dan persamaan serta perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan perbedaanantara historiografi tradisional, kolonial dan modern aspek: Sikap
1.Menjelaskan perkembangan historiografi di Indonesia
2.Membedakan historiografi tradisional, kolonial dan modern
TesUH uraian.UTS PG dan uraian
1.Menyajidan mengolahdata penelitian
2. Membuat laporan tertulistentang hasil peneliti
Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- Kesesuaian
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 94
Naskah Sejarah
sentries3. epigrafi4. numismatik5. filologiPrinsip1. Objektifitas penulisan sejarah
2. Tradisilisan
3.Data dan fakta sejarah
Prosedur:Cara menentukan :1. Historig
2.Melihat tayangan dari powerpoint tentang materi historiografi
3.Menyimak contoh tulisan yang merupakan bentuk historiografi tradisional
Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkanklarifikasidan
3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab
Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil penulisanaspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
3.Menjelaskan ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern
4.Membuat laporan hasil penulisantentang historiografi tradisional, kolonial dan modern
5.Mempresentasikan hasil penulisansejarah yang termasuk
an3.Mempresentasikan hasilpenelitian
data
2.laporan hasil penelitian :- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasilpenelitian :- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-cirihistoriografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 95
Naskah Sejarah
rafi Tradisional
2. Historiografi Kolonial
3. Historiografi Modern
pendalaman pemahaman tentang pengertian historiografi dan ciripembeda antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern
2. Diskusi kelas ciridan tujuandari berbagai perkembangan historiografi di Indonesia
Mencoba/Mengeksplorasi1.
historiografi tradisional, kolonila atau modern
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 96
Naskah Sejarah
Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaanmengenai pengertianhistoriografi, ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern, melalui bacaan dansumber-sumber lain yang mendukung.
2. Mengumpulkan beberapa
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 97
Naskah Sejarah
tulisan sejarah dari berbagai sumber baik buku maupun referensi lain yang tersedia
3. Melakukanpenelitiansejarah secara singkat dengan merujuk salah satuciri dari perkembangan historiografi di Indonesia
Mengasosiasi1. Menganalisis
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 98
Naskah Sejarah
informasi yang didapat melalui bacaan dan sumber-sumber lainnya dengan melakukan pengelompokan jenis historiografi berdasarkanciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial,dan modern
2. Mengklasifikasikan tulisan sejarah yang
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 99
Naskah Sejarah
diperoleh berkaitan dengan cirihistoriografi
3 .Menguji tulisan-tulisan sejarah sesuai klasifikasi ciri historiografi
Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitianperkembangan historiografi di Indonesia
2. Menyajikan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 100
Naskah Sejarah
hasil penelitiandalam bentuk tulisan berupa klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelaja
ran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 101
Naskah Sejarah
3.9.M enganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya
Manusia Purba Indonesiadan Dunia
Manusiapurba Indonesia
Manusiapurba Asia
Manusiapurba Afrika
Manusiapurba Eropa
Fakta1.Situs prasejarah (Sangiran, Trinil).Konsep1. Megantropus2. Pithecantropus3. Homo
Prinsip1. Evolusi
.
ProsedurCara menganalisis hubunganantara manusia purba
Mengamati1. Membaca
buku teks tentang keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya
2. Melihatvideo bertema kehidupanmanusia purba
3. Menyimak penayanganpower point tentang
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian,
ObservasiKeg.1 Diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya
Sikap
1.Menjelaskan jenis-jenis manusia purba yang ditemukandi Indonesia
2.Menjelaskan jenis-jenis manusia purba yang ditemukandi Asia, Afrika dan Eropa
3.Membandingkan jenis manusia purba yang di temukan di Indonesiadengan
TesUH uraian.UTS PG dan uraian
1.Menyajikan dan mengolahdata hasil analiasis dari jenis manusia purba dari Indonesia , asia, Afrika dan Eropa
2. Membuat laporan tertulistentang hasil analisis
Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data- kesesuaian data
2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
4.9 Menyajikan hasilanalisismengenaiketerkaitan antara Manusia Purba
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 102
Naskah Sejarah
Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagaibentuk presentasi
Indonesia dan Manusia Purba dunia
perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia
Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalamanpemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern
disiplindan tanggungjawab
Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2 Presentasi hasil analisi aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
Asia, Afrika dan Eropa
4.Membuat laporan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa
6.Mempresentasikan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa
dari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan Eropa
3.Mempresentasikan hasil analisisdari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan
Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas- sistematika penyampaian- wawasan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 103
Naskah Sejarah
secara fisik dan budaya
2. Diskusi kelas membandingkan manusia purba Indonesia dengan manusia purba dariNegara lain
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaanmengenai keterkaita
Eropa
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 104
Naskah Sejarah
n manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, melalui bacaan, gambar-gambar danfosil-fosil yangada di museum terdekat.
Mengasosiasi1. Menganalisis informasi-informasi yang didapat
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 105
Naskah Sejarah
untuk melakukan pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam kelompok antropologi fisik dan kelompok budaya dandalam garis waktu
Mengomunikasikan1. Menyajikanhasil analisis berbentuk tulisan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 106
Naskah Sejarah
tentang manusia purba Indonesia dan Dunia dalam garis waktu dan hubungannya dengan manusia modern Asia, Afrika, dan Eropa
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelaja
ran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n3.10. Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesi
KehidupanManusia PraaksaraIndonesia Kehidupan awal manusiaIndones
Fakta1.Tayangan kehidupanekonomi, social, dan budaya masyaraka
Mengamati1. Membaca buku teks atau menyaksikanvideo dan/atau mengamati situs-situs
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap
ObservasiKeg.1 Diskusi menentukan tahapan perkembangan kebudayaa
1.Menjelaskan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di
TesUH uraian.UTS PG
1.Menyajidan mengolahdata penelitian/anali
Unjuk kerjapenyajian dan pengolahan data :
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 107
Naskah Sejarah
a di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi,dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini
ia di bidang kepercayaan, sosial,budaya,ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masakini
Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson,Dongsondan Sahuynhpada masyara
t saat ini2.Tayangan hasil budaya masyarakat Indonesiapada masapraaksara4. Tayangan kebudayaan Bacson,Dongson, Hoabihn, dan Sahuynh.
Konsep1.Kepercayaan2.Sosial3.Ekonomi4. Kebudayaa
peninggalanzaman praaksara terdekat mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan di Asia serta unsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
ilmiah pada saat melaksanakan penelitian
3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab
n masa pra aksara diIndonesia. Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab
Indonesia2. Membedakan kehidupanawal manusia dibidang kepercayaan, sosial, budaya dan teknologi
3. Menjelaskan Animisme,dinamismedan totemisme
4. Menjelaskan Nomaden dan sedenter
5.Menjelaskan food
sis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya
2. Membuat laporan tertulistentang
- ketepatan Data- kesesuaian data
2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas
4.10. Menarik berbagaikesimpulan dari hasil evaluasiterhadapperkembangan teknologi pada
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 108
Naskah Sejarah
zaman kehidupan praaksara terhadapkehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan
kat awal diIndonesia.
n5. TeknologiPrinsip1. pola pemukiman tradisional
2. Pola tradisilisan
Prosedur1. Masa berburudan meramu makanan
2. Masa berburudan meramu makanantingkatlanjut
3. Masa bercoco
2.Melihat video kehidupan masa berburu danmeramu makanan
3.Menyimak gambar-gambar hasil peninggalan dari masa berburu samapai masa bercocok tanam tingkat lanjut
Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk
3. Santun gatheringdan food producing
hasil penelitian/ analisistentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya
3.Mempres
- sistematika penyampaian- wawasan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 109
Naskah Sejarah
k tanam4. Masa bercocok tanamtingkatlanjut/masa perundagian
mendapatkanklarifikasidan pendalaman mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan
entasikan hasil penelitian/analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi,sosial, dan budaya
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 110
Naskah Sejarah
manusia masa kini
2. Diskusi kelas caramenentukantahapan perkembangan kebudayaanpra aksaradi Indonesia
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 111
Naskah Sejarah
praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini, melalui bacaan dan sumber-sumber terkait.
2. Mengumpulkan data
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 112
Naskah Sejarah
terkait perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia
Mengasosiasi1. Menganalisis informasidan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun darisumber-sumber terkait mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 113
Naskah Sejarah
bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini.
2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari perkembangan kebudayaanmasa pra
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 114
Naskah Sejarah
aksara di Indonesia
Mengomunikasikan
1 Menyajikanhasil analisis dalam bentuk tulisan berupa kesimpulan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 115
Naskah Sejarah
dari kebudayaan lain di Asia, sertaunsur-unsuryang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini
Kompetensi Dasar
MateriPokok
MateriPembelaja
ran
AlternatifPembelajaran
Sikap Pengetahuan KeterampilanAspek Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaia
n4.11. Menganalisis keterkaitan peradabanawal dunia danIndonesiaserta keterkaitannya dengan
PeradabanAwal Indonesiadan Dunia Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi,
Fakta1.1.peradaban kuno Cina2.peradaban kuno Indus3. peradaban kuno
4. peradab
Mengamati1 Membaca buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam
1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok
2. sikap ilmiah pada saat melaksan
ObservasiKeg.1 Diskusi mengklasifikasi dari perkembangan peradabanawal Indonesiadan dunia(Asia,
1.Menjelaskan peradabanawal masyarakat Indonesiadalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercaya
TesUH uraian.UTS PG dan uraian
1.Menyajidan mengolahdata penelitian/analisis
2. Membuat laporan
Unjuk kerja:penyajian dan pengolahan data :- ketepatan Data
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 116
Naskah Sejarah
manusia masa kinidalam cara berhubungan denganlingkungan, hukum,kepercayaan, pemerintahan dan sosial
kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran
Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu,teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
ankuno Mesir
5. Peradaban kunoYunani
6.Peradaban kunoRomawi
.7. Perdaban kuno AmerikaLatin
Konsep1. Ilmu2. Teknologi3. Kepercayaan4. Pemerintahan5. PertanianPrinsip1.
pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya
2.Melihat video bertema hasil kebudayaankuno dari Asia, Afrika, Eropa dan Amerika
3.Menyimak gambar-gambar hasil kebudayaankuno dari Asia,
akan penelitian
3. perilakudan sikap menerima,menghargai, danmelaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplindan tanggungjawab
Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya, aspek: Sikap Ilmiah1.Objektif2.Kritis3.Menghargai4.Toleransi5. KerjasamaKeg.2
an, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2. Menjelaskan peradabanawal di Asia (Cina, Mesopotamia dan Indus) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
tertulistentang hasil penelitian/analisis
3.Mempresentasikan hasil penelitian/analisis
- kesesuaian data
2.laporan hasil analisis:- sistematika Pendahuluan, isi, penutup
Presentasi hasilanalisis:- cara ber berkomunikas- sistematika penyampa
4.11. Menyajikan hasil analisis peradabanawal dunia danIndonesiaserta keterkaitannya dengan manusia masa kini
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 117
Naskah Sejarah
dalam cara berhubungan denganlingkungan, hukum,kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi.
Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
Peradaban awal Eropa (Yunani,Romawi, Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknolog
Tumbuhnya sistem kepercayaan 2.Tumbuhnya kehidupan ekonomidan sosial
3. Tumbuhnya sistem pemerintahan
Prosedur1. Masa peradaban awaldi Asia
2. Masa peradaban awaldi Afrika
Afrika, Eropa dan Amerika
Menanya1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk klarifikasi dan pengetahuan yang lebih mendalam serta aspek lainyang terdapat di buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika,
Presentasi hasil penelitian aspek:Sikap Individu1. Kejujuran2.Tanggung jawab3. Santun
3.Menjelaskan peradabanawal masyarakat di Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
4. Menjelaskan peradabanawal masyarakat di
ian- wawasan
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 118
Naskah Sejarah
i, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika (Inca, Maya, Aztec) dalam pencapaian ilmu,teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
3. Masa peradaban awaldi Eropa
4. Masa peradaban awaldi Amerika
Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya
2. Diskusi kelas menentukantopik penelitian
Mencoba/Mengeksplorasi1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan
Eropa (Romawi, Yunani dan PulauKreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
5.Menjelaskan peradabanawal masyarakat di Amerika (Maya, Astec danInka) dalam
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 119
Naskah Sejarah
mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya, melalui bacaan dansumber-sumber lain yang terkait
2. Mengumpulkan data
pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 120
Naskah Sejarah
terkait dengan topik penelitiansejarah melalui bacaan danreferensi lain yang tersedia
3. Melakukanwawancara terhadap sumber sejarah
Mengasosiasi1. Menganalisis informasi dan data-data yang didapat dari bacaan maupun dari
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 121
Naskah Sejarah
sumber-sumber lain yang terkait mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya
2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 122
Naskah Sejarah
sehubungandengan topik penelitian/analisis
Mengomunikasikan1.Membuat laporan hasil penelitian/analisis
2. Menyajikanhasil analisis dalam berbagai bentuk presentasimengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika,
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 123
Naskah Sejarah
Eropa, danAmerika) dalam pencapaianilmu, teknologi,kepercayaan, pemerintahan, pertanian,dan budaya.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 124
Naskah Sejarah
Lampiran 2:
Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Semester : X/Gasal
Peminatan : Ilmu-Ilmu Sosial
Materi Pokok : Penelitian dan Penulisan Sejarah: Langkah
penelitian sejarah
(bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik
sumber, validasi
informasi, interpretasi, rekonstruksi dan
penulisan)
Alokasi Waktu : 8 x 3 JP
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 125
Naskah Sejarah
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran
agamanya.
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas
dari pembelajaran sejarah
3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah
penelitian Sejarah
terhadap berbagai peristiwa Sejarah
Indikator:
3.7.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam
penelitian sejarah
3.7.2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam
penelitian sejarah
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 126
Naskah Sejarah
3.7.3. Menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan
heuristik
3.7.4. Menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta
sejarah dari kegiatanverifikasi
3.7.5. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam
penelitian sejarah
3.7.6. Menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam
interprestasi terhadap fakta sejarah.
3.7.7. Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah
4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya
dalam bentuk laporan penelitian
Indikator:
4.7.1. Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.
4.7.2. Menerapkan langkah heuristik dalam penelitian sesuai
dengan topic yang dipilih.
4.7.3. Melakukan langkah verifikasi terhadap data dan fakta
sejarah yang diperoleh dari kegiatan heuristik.
4.7.4. Melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah
yang diperoleh dari kegiatan verifikasi.
4.7.5. Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui sintaks inkuiri:
penyajian fenomena, observasi, rumusan masalah, menyusun hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun kesimpulan, peserta
didik dapat:
3.7.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan heuristik dalam
penelitian sejarah
3.7.2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan verifikasi dalam
penelitian sejarah 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 127
Naskah Sejarah
3.7.3. Menganalisis data dan fakta sejarah dari kegiatan heuristik
3.7.4. Menganalisis validitas dan relaibilitas data dan fakta sejarah
dari kegiatan verifikasi
3.7.5. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kegiatan interpretasi dalam
penelitian sejarah
3.7.6. Menganalisis prinsip objektivitas yang subjektif dalam
interprestasi terhadap fakta
sejarah.
3.7.7. Menyimpulkan berbagai langkah penelitian sejarah
4.7.1. Menentukan topik penelitian sejarah di sekitarnya.
4.7.2. Menerapkan langkah heuristic dalam penelitian sesuai dengan
topic yang dipilih.
4.7.3. Melakukan langkah verifikasi terhadap data dan fakta sejarah
yang diperoleh dari
kegiatan heuristik.
4.7.4. Melakukan interpretasi terhadap data dan fakta sejarah yang
diperoleh dari kegiatan
verifikasi.
4.7.5. Menuliskan hasil penelitian sejarah dalam bentuk laporan.
1.2.1. Menunjukkan sikap keteladan keberagamaan dari pemimpin yang
diteliti.
2.3.1. Menunjukkan sikap jujur dan bertanggungjawab dalam melaksanakan
tugas penelitian.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
4. Kegiatan meneliti sejarah
5. Berbagai jenis laporan penelitian sejarah
Konsep
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 128
Naskah Sejarah
1. Heuristik
2. Verifikasi
3. Interpretasi
4. Historiografi
Prinsip
1. Objektifitas penulisan sejarah
2. Penentuan Topik Penelitian
3.Penentuan Data dan fakta sejarah
4. Realibilitas dan Validitas data dan fakta sejarah
Prosedural
1. Tahapan-tahapan Penelitian Sejarah
2. Penyajian Hasil Penelitian
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media : Video Kegiatan Penelitian
2. Alat : LCD Proyektor
3. Sumber Belajar :
Abdullah, Taufik, et.al. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah.
Jakarta: PT Ichtiar baru van Hoeve.
Buku Pegangan Kurikulum 2013
Buku sumber Sejarah SMA X Peminatan sejarah
Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009.
SejarahNasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kertagama dan Tafsir Sejarahnya.
Jakarta: Bhratara.
Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.
Yogyakarta:Kanisius.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 129
Naskah Sejarah
Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam
- Mempersilahkan berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Melakukan interaksi tentang pentingnya
belajar sejarah.
- Melakukan tanya jawab tentang kejadian-
kejadian di sekitar berkaitan dengan
penelitian, misalnya kegiata aparat
penegak hukum mencari bukti dan
pelaksanaan sidang pengadilan tertentu.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi :
- Tanya jawab tentang materi KD yang lalu
tentang sumber sejarah (3.6/4.6).
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik dalam 8
pertemuan, apa yang menjadi aspek penilaian.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
105 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 130
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Guru menyajikan tayangan audio visual tentang
kegiatan penelitian sejarah.
Peserta didik mengamati tayangan audio visual,
mencatat hal-hal yang menarik dari tayangan,
mencatat hal-hal yang belum jelas dalam bentuk
pertanyaan
Setelah selesai melihat tayangan, guru
menanyakan hal-hal yang ada di tayangan audio
visual, siswa mengungkapkan hal-hal yang
dicatat, mengungkapkan apa yang menjadi
masalah bagi dirinya.
Guru memperdalam kegiatan pengamatan dengan
memperlihatkan berbagai macam buku-buku
sejarah dan siswa untuk mengamati dilanjutkan
dengan tanya jawab.
Guru meminta siswa mencari dan membaca yang
berkaitan konsep-konsep penelitian sejarah.
Menanya
Dari hasil pengamatan dan proses membaca, guru
mengarahkan siswa untuk menanya tentang hal-
hal yang harus dilakukan dalam pembelajaran
penelitian sejarah, seperti bagaimana
melaksanakan heuristic, verifikasi,
interpretasi, dan historiografi.
Mengeksplorasi
Berdasarkan hasil proses menanya siswa, guru
membentuk kelompok diskusi masing-masing
maksimal 5 orang dengan ditunjuk ketua dan
sekretarisnya.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 131
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Masing-masing kelompok-kelompok bekerja untuk
melakukan eksplorasi konsep, prinsip, dan
prosedur penelitian sejarah.
Secara secara kelompok mencari, mendalami, dan
berdiskusi tentang topik.Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
15 menit
Pertemuan kedua
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 132
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
kedua
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep peneloitian
sejarah.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.
Kegiatan Inti
Mengeksplorasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil eksplorasi.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil eksplorasi.
Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman
baru dari diskusi tersebut.
Mengeksplorasi/Mencoba
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan penelitian sederhana di lingkungan
sekolah.
105 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 133
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Kelompok menginplementasikan konsep penelitian
yang diperolehnya dimulai dengan heuristic.
Kelompok melakukan kegiatan penelitian.Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
15 menit
Pertemuan ketiga
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 134
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
ketiga.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti
Mengeksplorasi / Mencoba
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil melakukan
penelitian sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman
baru dari diskusi tersebut.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan heuristic.
105 menit
Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 135
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
Pertemuan ke-4
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 136
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
keempat.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti
Mengeksplorasi / Mencoba
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil melakukan
penelitian sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman
baru dari diskusi tersebut.
Menalar/Mengasosiasi
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan
aktivitas verifikasi terhadap kesahihan
sumber.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan
aktivitas penentuan data dan fakta sejarah
dari sumber-sumber sejarah yang diperolehnya.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan menalar untuk melakukan
aktivitas verifikasi kesahihan data dan fakta
sejarah dari sumber-sumber sejarah yang
ditentukannya.
105 menit
Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 137
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
Pertemuan ke-5
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 138
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
kelima.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti
Mengeksplorasi / MencobaMenalar/Mengasosiasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil melakukan
penelitian sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman
baru dari diskusi tersebut.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan menginterpretasikan data
dan fakta sejarah yang telah diuji
kesahihahnnya.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan merangkai fakta-fakta
yang telah diinterpretasikan menjadi laporan
penelitian sejarah.
105 menit
Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 139
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
Pertemuan ke-6
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 140
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
keenam.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.Kegiatan Inti
Mengeksplorasi / MencobaMenalar/Mengasosiasi
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil melakukan
penelitian sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
Kelompok mendiskusikan pemahaman-pemahaman
baru dari diskusi tersebut.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melanjutkan kegiatan merangkai fakta-fakta
yang telah diinterpretasikan menjadi laporan
penelitian sejarah.
105 menit
Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
15 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 141
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
salam
Pertemuan ke-7
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
ketujuh.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengomunikasikan
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil melakukan
105 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 142
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
penelitian sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
Guru menentukan tata cara diskusi.
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melaporkan hasil penelitian (diperkirakan 3
kelompok)
Guru dan kelompok membahas dan memberi umpan
balik atas diskusi laporan penelitiannya.Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang tugas di luar
kegiatan pembelajaran untuk memperdalam
capaian di kelas dan apa yang harus dilakukan
pertemuan berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
15 menit
Pertemuan ke-8
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 143
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan
Orientasi :
- Memberi salam dan mempersilahkan siswa
berdoa
- Menanyakan kesiapan dan kenyamanan siswa
dalam belajar
- Mengecek kehadiran
Motivasi
- Menanyakan tentang apa yang telah
dilakukan selama 1 minggu yang lalu
beserta pengalamannya.
Apersepsi :
- Mengkaitkan dengan apa yang telah
diperolehnya minggu yang lalu untuk
mengantarkan penguasaan konsep penelitian
sejarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran minggu
kedelapan.
Menyampaikan cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengomunikasikan
Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang telah diperolehnya dari hasil diskusi
sebelumnya.
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari
hasil mencoba.
105 menit
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 144
Naskah Sejarah
Rincian Kegiatan Waktu
Guru memberi kesempatan kelompok untuk
melaporkan hasil penelitian (diperkirakan 3
kelompok)
Guru dan kelompok membahas dan memberi umpan
balik atas diskusi laporan penelitiannya.
Penutup
Guru bersama-sama dengan peserta didik
melakukan refleksi untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran dengan menanya atau
bertanya.
Guru memberikan arahan tentang ulangan harian
minggu berikutnya.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam
15 menit
H. Penilaian
1. Jenis dan Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Jenis dan teknik
penilaian yang digunakan adalah tes dan non tes:
a. Pengamatan (Penilaian Sikap)
b. Tes Tertulis (Penilaian Pengetahuan)
c. Unjuk Kerja (Penilaian Ketrampilan)
d. Penilaian Produk
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
a. Lembar Pengamatan Sikap
b. Tes Uraian
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 145
Naskah Sejarah
c. Lembar Pengamatan Diskusi
d. Lembar Penilaian Produk
(Instrumen Penilaian Terlampir)
3. Rubrik Penilaian (Terlampir)
………..,……………….
Mengetahui Kepala SMA .... Guru Mata Pelajaran
Sejarah
..................................
…….....................................
NIP. NIP.
Catatan Kepala Sekolah
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 146
Naskah Sejarah
......................................................................
......................................................................
................................................
Lampiran 1.
a. Lembar Observasi sikap
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPS
Kompetensi : KD 1.2 dan 2.3
No Nama
Peserta
Didik
Aspek Sikap Skor
Sikap
Predikat
Sikap*Releg
ius
Tanggu
ng
Jawab
Jujur
1. M. Farid 3 3 2 3 B
2.
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 147
Naskah Sejarah
ds
t
Catatan : *Predikat sikap diperoleh bukan dari rata-rata skor sikap,
tetapi diambil dari skor yang sering muncul.
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 4.
1 = kurang konsisten
2 = mulai konsisten
3 = konsisten
4 = selalu konsisten
Kriteria Nilai :Skala
NilaiPredikat
4 A
3 B
2 C
1 D
Lampiran 2:
Instrumen Penilaian Unjuk Kerja Presentasi
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPS 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 148
Naskah Sejarah
Kompetensi : KD 3.7 dan 4.7
Contoh lembar penilaian kinerja presentasi
NO NAMA SISWAASPEK YANG DINILAI
Score
TotalPengorganisa
sian
Pengetahu
an
Tampila
n
Mekanis
asi
Kontak
mata
Nila
i=
∑ Skor
perolehan X 4Skor Maksimal
Rubrik penilaian presentasi hasil diskusi kelompok
Aspek 1 2 3 4
Pengorga-nisasian Peserta tidak
bisa memahami
presentasi
karena
informasi tidak
disampaikan
secara runtut.
Peserta
mengalami
kesulitan
memahami
presentasi
karena
penyampaian
ide melompat-
Informasi
disampaikan
dengan urutan
logis yang
dapat diikuti
oleh peserta.
Informasi
disampaikan
dengan urutan
logis dan
menarik,
sehingga
sangat mudah
dipahami oleh 2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 149
Naskah Sejarah
lompat. peserta.
Pengetahuan Siswa tidak
memahami
informasi dan
tidak dapat
menjawab
pertanyaan
tentang hal
dipresentasikan
.
Siswa tidak
menguasai
informasi dan
hanya mampu
menajwab
pertanyaan
sederhana.
Siswa
menjawab
dengan mudah
pertanyaan
tetapi tidak
mampu
mengulas
lebih jauh.
Siswa
menunjukkan
pengetahuan
mendalam dan
mampu
menjawab
pertanyaan
dengan ulasan
dan
penjelasan
lebih lanjut.
Tampilan Siswa belum
menggunakan
prinsip DKV
yang mendukung
presentasinya
Siswa
menggunakan
prinsip DKV
tidak pada
setiap slide
presentasinya
.
Siswa
menggunakan
prinsip DKV
pada setiap
slide
presentasi.
Siswa
menampilkan
presentasi
yang didukung
prinsip DKV
sehingga
sangat jelas
Mekanisasi Siswa
menampilkan
lebih dari tiga
kesalahan ejaan
dan kesalahan
tatabahasa.
Presentasi
memuat tiga
kesalahan
ejaan dan
kesalahan
tatabahasa.
Presentasi
memuat dua
kesalahan
ejaan dan
kesalahan
tatabahasa.
Presentasi
tidak memuat
kesalahan
ejaan dan
kesalahan
tatabahasa.
Kontak Mata Siswa hanya
membaca laporan
dan tidak ada
Siswa kadang-
kadang
menggunakan
Siswa
mempertahanka
n kontak
Siswa
mempertahanka
n kontak mata
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 150
Naskah Sejarah
kontak mata
dengan peserta.
kontak mata,
tetapi masih
lebih banyak
membaca slide
presentasi
mata, namum
masih sebatas
menghafal isi
slide
presentasi
dengan
peserta dan
mengembangkan
isi slide
presentasi
dengan bahasa
yang baik
Lampiran 3:
Instrumen Penilaian Produk
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas/Peminatan : X/Ilmu Sosial
Materi Pokok : Penelitian sejarah dan penulisan sejarah
NO NAMA
SISWA
ASPEK YANG DINILAI Score
TotalPersiap
an
Pengumpul
an data
Penguji
an Data
Penafsir
an data
Penulisan
laporan1
2
3
4
5
6
Nila
i=
∑ Skor
perolehan
X 4
Skor
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 151
Naskah Sejarah
Maksimal
Rubrik Penilaian Tugas kelompok laporan penelitian
AspekKriteria dan Skor
4 3 2 1
Persiapan Jika memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
daftar
pertanyaan
dengan
lengkap.
Jika memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
daftar
pertanyaan
kurang
lengkap
(lebih 50%
krang dr
100%)
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, tempat
penelitian,
daftar
pertanyaan
tidak lengkap.
(kurang dari
50 %)
Jika tidak
memuat
tujuan,
topik,
alasan,
tempat
penelitian,
daftar
pertanyaan
sangat tidak
lengkap
(kurang dari
50 %)
PengumpulanData
(Heuristik)
Jika daftar
sumber
sejarah
yang dicari
semua
diperoleh
dan daftar
pertanyaaan
semua
terjawab
Jika daftar
sumber
sejarah
sebagian
besar
diperoleh dan
daftar
pertanyaaan
sebagian
besar
Jika daftar
sumber sejarah
hanya sebagian
kecil yang
diperoleh dan
daftar
pertanyaaan
sebagian besar
terjawab
Jika daftar
sumber
sejarah hanya
sebagian
kecil yang
diperoleh dan
daftar
pertanyaaan
hanya
sebagian
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 152
Naskah Sejarah
terjawab kecil yang
terjawab
Pengujian data
(kritik)
Jika data
yang
diperoleh
semua diuji
secara
intern dan
ekstern
Jika data
yang
diperoleh
sebagian
besar diuji
secara intern
dan ekstern
Jika data yang
diperoleh
hanya sebagian
kecil yang
diuji secara
itern dan
ekstern
Jika data
yang
diperoleh
langsung
dipakai tanpa
diuji
Penafsiran data
(interpratsi)
Jika
penafsiran
dilakukan
terhadap
semua data
baik yang
tersurat dan
tersirat
Jika
penafsiran
dilakukan
terhadap
sebagian
besar data
baik yang
tersurat dan
tersirat
Jika
penafsiran
dilakukan
terhadap
sebagian kecil
data yang
tersurat dan
tersirat
Jika
penafsiran
dilakukan
terhadap
sebagian
kecil data
yang tersurat
dan tidak
dilakukan
terhadap data
yang
tersirat
Penulisan
laporan
Jika
sistematika
penulisan
benar,
memuat
simpulan ,
dan bahasa
komunikatif.
Jika
sistematika
penulisan
benar,
memuatsimpula
n , namum
bahasa kurang
komunikatif.
Jika penulisan
sistematis,
tapi bahasa
kurang
komunikatif,
dan tidak
memuat
simpulan
Jika
penulisan
kurang
sistematis,
bahasa kurang
komunikatif,t
idak memuat
simpulan .
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 153
Naskah Sejarah
Lampiran 4:
Instrumen Tes Tertulis Bentuk Uraian
1. Salah satu situs sejarah peninggalan kebudayaan Agama Buddha
adalah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang. Penelitian terhadap
hasil budaya tersebut telah banyak dilakukan oleh para ahli dari
berbagai sudut pandang keilmuannya. Seandanya Saudara berada di
dekat situs sejarah tersebut dan diminta untuk melakukan
penelitian sederhana, jelaskan langkah-langkah apakah yang
Saudara akan lakukan untuk memperoleh berbagai sumber sejarah
untuk mendukung penelitian Saudara!
2. Dalam sebuah penelitian sejarah diperlukan berbagai sumber
sejarah untuk mendukung keakuratan laporan penelitian sejarah.
Jika Saudara telah melakukan berbagai kegiatan pencarian sumber
(heuiristik) dan memperoleh bermacam-macam sumber sejarah,
jelaskan langkah-langkah yang akan Saudara lakukan untuk
memastikan bahwa sumber sejarah yang Saudara peroleh dapat
digunakan sebagai sumber menyusun laporan secara akurat!
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 154
Naskah Sejarah
3. Berdasarkan sumber-sumber yang sejarah yang sudah saudara temukan
pada kegiatan penelitian yang lalu, jelaskan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tentukan data-data sejarah yang ada pada sumber sejarah
tersebut!
b. Buatlah kesimpulan tentang fakta-fakta berdasarkan data-data
yang Saudara peroleh!
c. Bagaimanakah saudara dapat memastikan bahwa data dan fakta
yang Saudara peroleh memiliki keakuratan yang tinggi?
4. Data dan Fakta Sejarah tidak memiliki makna yang berarti jika
tidak dilakukan interprestasi. Pada penelitian yang telah saudara
lakukan, jelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Bagaimanakan Saudara melakukan interprestasi terhadap data dan
fakta sejarah yang sudah saudara tentukan?
b. Mengapa peristiwa yang sama memiliki penafsiran yang berbeda
antara satu peneliti dengan peneliti lainnya?
5. Dalam berbagai peristiwa diperoleh laporan atau tulisan para ahli
sejarah yang berbeda, misalnya peristiwa G 30 S/PKI dan
Supersemar. Perbedaan ini menimbulkan kesan bahwa ilmu sejarah
memiliki banyak kebenaran dan ilmu sejarah bukan ilmu yang
objektif tetapi bersifat subjektif. Terhadap kasus atau
permasalahan ini, bagaimana Saudara menjelaskan tentang ilmu
sejarah?
6. Untuk membangun sejarah sebuah ilmu membutuhkan perjuangan yang
sangat panjang. Salah satu cara yang dilakukan para ahli adalah
membangun metode sejarah. Laporan penelitian sejarah merupakan
hasil akhir dari kerja metode sejarah.
a. Jelaskan pendapat Saudara, apakah seorang peneliti sejarah
harus mengikuti tahap-tahap penelitian sejarah secara runtut?
2014, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Menengah 155