Makalah Teori Penetrasi Sosial
Transcript of Makalah Teori Penetrasi Sosial
MAKALAH
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
“ Teori Penetrasi Sosial ”
Dosen Pengampu :
Hj. Nia Kurniati Syam
Disusun Oleh :
Azhar Arifin (10020213019)
Desi Ayu Cahyani (10020213030)
Endang Saripudin (10020213045)
Lisna Rizki Aprianita (10020213004)
Siti Rohimah (10020213011)
Yusni Zaidaturrohimah (10020213038)
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah
Universitas Islam Bandung
1435 H / 2015 M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,wb.
Puji syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah
Swt, karena berkat dan rahmat, dan inayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI
PENETRASI SOSIAL”. Makalah ini ditujukan guna memenuhi
tugas komunikasi Antarpribadi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sesuai dengan waktunya. Mengingat makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dari Bapak/Ibu Dosen dan para
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang
bermanfaat bagi masyarakat dan bermanfaat untuk ilmu
pengetahuan kita semua.
Wassalamu`alaikum wr,wb.
Bandung, 04 Mei 2015
Teori Penetrasi Sosial | 1
Penulis
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................1
DAFTAR ISI............................................2
BAB 1.................................................3
PENDAHULUAN...........................................3
1.1 Latar Belakang..................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................5
BAB II................................................6
PEMBAHASAN............................................6
2.1 Pengertian Teori Penetrasi Sosial...............6
2.2 Asumsi Teori Penetrasi Sosial...................7
2.3 Model Teori Sosial Penetrasi....................7
2.4 Tahapan Proses Penetrasi Sosial................11
2.5 Contoh Kasus Teori Sosial Penetrasi............12
Teori Penetrasi Sosial | 2
2.6 Kelemahan dan Kekuatan Teori Penetrasi Sosial. .12
2.7 Kritik terhadap Teori Penetrasi Sosial.........13
BAB III..............................................14
PENUTUP..............................................14
3.1 Kesimpulan.....................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu dari sekian banyak ilmu sosial,
maka ilmu komunikasi mengkhususkan kajiannya pada
fenomena human communication. Fenomena tersebut, dalam
telaah aspek ontologis pada filsafat ilmu komunikasi
disebut sebagai obyek forma ilmu, yakni obyek formanya
ilmu komunikasi.
Fenomena human communication sendiri menurut
Littlejohn terjadi pada beberapa level (konteks).
Konteks tersebut terdiri dari : (1) interpersonal, (2)
group, (3) public or rhetoric, (4) organizational dan
Teori Penetrasi Sosial | 3
(5) mass. Interpersonal communication deals with
communication between people, usually in face to face,
private settings. Group communication relates to the
interaction of people in small groups, ususally in
decision-making settings. Group communication
necessarily involves interpersonal interaction, and
most of the theories of interpersonal communication
apply also at the group level. Public communication,
traditionally focuses on the public presentation of
discourse. Organizational communication occurs in large
cooperative networks and includes virtually all aspects
of both interpersonal and group communication. It
encompasses topics such as the structure and function
of organizations, human relations, communication and
the process of organizing and organizational culture.
Mass communication deals with public communication,
usually mediated. Many aspects of interpersonal, group,
public and organizational communication are involved in
the process of mass communication (Littlejohn, 2005 :
11).
Terhadap sejumlah konteks terjadinya fenomena
human communication itu, menurut catatan Gayatri (2006)
para akademisi komunikasi telah berhasil merumuskan
ratusan teori komunikasi. Dari jumlah tersebut, maka
rumusan teori lebih banyak berasal dari hasil studi
terhadap fenomena human communication pada level mass,
Teori Penetrasi Sosial | 4
dengan mana satu di antaranya yang sangat populer yaitu
agenda setting theory. Sementara yang paling sedikit
yaitu rumusan teori dari hasil studi terhadap fenomena
pada level interpersonal. Salah satu teori komunikasi
yang tergolong sebagai teori yang berupaya menjelaskan
fenomena human communication pada level interpersonal,
yaitu teori penetrasi sosial atau Social Penetration
Theory. Teori ini dikemukakan oleh Irwin Altman dan
Dalmas Taylor (Lihat, Griffin, 2003).
Keduanya melakukan studi yang ekstensif dalam
suatu arena mengenai ikatan sosial pada berbagai macam
tipe pasangan. Teori mereka menggambarkan suatu pola
pengembangan hubungan, sebuah proses yang mereka
identifikasi sebagai penetrasi soial. Penetrasi sosial
merujuk pada sebuah proses ikatan hubungan dimana
individu-individu bergerak dari komunikasi superfisial
menuju ke komunikasi yang lebih intim. Keintiman
tersebut ialah lebih dari sekedar keintiman fisik,
dimensi lain dari keintiman termasuk intelektual dan
emosional, dan hingga pada batasan-batasan dimana
pasangan melakukan aktivitas bersama (West & Turner,
2006). Proses penetrasi sosial karenanya mencakup
didalamnya perilaku verbal (kata-kata yang kita
gunakan), perilaku non verbal (postur tubuh kita,
sejauh mana kita tersenyum, dan sebagainya), dan
perilaku yang berorientasi pada lingkungan (ruang
Teori Penetrasi Sosial | 5
antara komunikator, objek fisik yang ada didalam
lingkungan, dan sebagainya).
Irwin Altman dan Dalmas Taylor menyatakan bahwa
hubungan mengikuti suatu trayek (trajectory) atau jalan
setapak menuju pendekatan. Selanjutnya mereka
mengatakan bahwa hubungan bersifat teratur dan dapat
diduga dalam perkembangannya. Karena hubungan adalah
sesuatu yang penting dan “sudah ada dalam hati
kemanusiaan kita” (Rogers & Escudero, 2004, hal, 3).
Diskusi awal mengenai Teori Penetrasi Sosial
dimulai pada tahun 1960-an dan 1970-an, era dimana
membuka diri dan berbicara terus terang dianggap
sebagai strategi hubungan yang penting.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini
adalah :
1. Apa arti dari teori penetrasi sosial?
2. Apa saja asumsi dari teori penetrasi sosial?
3. Bagaimana model teori penetrasi sosial?
4. Bagaimana tahapan teori penetrasi sosial?
5. Apa contoh kasus dari teori penetrasi sosial?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori
penetrasi sosial?
Teori Penetrasi Sosial | 6
7. Bagaimana kritik terhadap teori penetrasi sosial?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari teori penetrasi sosial.
2. Untuk memahami asumsi atau isi dari teori
penetrasi sosial.
3. Untuk mengetahui model dari teori penetrasi
sosial.
4. Untuk memahami tahapan – tahapan dari teori
penetrasi sosial.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis contoh kasus
dari teori penetrasi sosial.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
teori penetrasi sosial.
7. Untuk mengetahui kritik terhadap teori penetrasi
sosial.
Teori Penetrasi Sosial | 7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi sosial adalah teori yang
membahas bagaimana perkembangan kedekatan dalam sebuah
hubungan. Sebelum mengupas proses ini, kita harus
terlebih dahulu memahami kompleksitas manusia. Teori
Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman &
Dalmas Taylor (1973). Teori penetrasi sosial secara
umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi
interpersonal. Teori yang menjelaskan proses terjadinya
pembangunan hubungan interpersonal secara bertahap
dalam pertukaran sosial. Terdapat 3 level, yaitu
artificial level (awal hubungan), intimate level
(hubungan dalam proses), very intimate level (hubungan
yg lebih intim). Di sini dijelaskan bagaimana dalam
proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai
proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi
di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan
Taylor: penetrasi sosial.
The social penetration theory menyatakan bahwa
berkembangnya hubungan-hubungan itu, bergerak mulai
dari tingkatan yang paling dangkal, mulai dari
Teori Penetrasi Sosial | 8
tingkatan yang bukan bersifat inti menuju ke tingkatan
yang terdalam, atau ke tingkatan yang lebih bersifat
pribadi. Dengan penjelasan ini, maka teori penetrasi
sosial dapat diartikan juga sebagai sebuah model yang
menunjukkan perkembangan hubungan, yaitu proses di mana
orang saling mengenal satu sama lain melalui tahap
pengungkapan informasi.
Altman dan Taylor (1973) membahas tentang
bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan.
Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk
berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu
melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to
intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast
outcomes.”
Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti
bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia
memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian,
bagaimana orang melalui interaksi saling mengelupasi
lapisan-lapisan informasi mengenai diri masing-masing.
Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan
menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula
kepribadian manusia.
2.2 Asumsi Teori Penetrasi Sosial
Teori Penetrasi Sosial | 9
1. Hubungan-hubungan memiliki kemajuan dari tidak
intim menjadi intim.
2. Secara umum, perkembangan hubungan sistematis dan
dapat diprediksi.
3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi
(penarikan diri) dan disolusi.
4. Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan
hubungan.
2.3 Model Teori Sosial Penetrasi
(Altman & Taylor, 1973)
1. Tahap Pertama (Lapisan Pertama Atau Terluar Kulit
Bawang)
Teori Penetrasi Sosial | 10
Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia
adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa
kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak
ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan
yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan
yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan
kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini
biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja,
orang terdekat misalnya. maka informasinya bersifat
superficial. Informasi yang demikian wujudnya antara lain
seperti nama, alamat, umur, suku dan lain sejenisnya.
Biasanya informasi demikian kerap mengalir saat kita
berkomunikasi dengan orang yang baru kita kenal.
Tahapan ini sendiri disebut dengan tahap orientasi.
2. Tahap Kedua (Lapisan Kulit Bawang Kedua)
Tahap kedua (lapisan kulit bawang kedua) disebut
dengan tahap pertukaran afektif eksploratif. Tahap ini
merupakan tahap ekspansi awal dari informasi dan
perpindahan ke tingkat pengungkapan yang lebih dalam
dari tahap pertama. Dalam tahap tersebut, di antara dua
orang yang berkomunikasi, misalnya mulai bergerak
mengeksplorasi ke soal informasi yang berupaya
menjajagi apa kesenangan masing-masing. Misalnya
kesenangan dari segi makanan, musik, lagu, hobi, dan
lain sejenisnya.
Teori Penetrasi Sosial | 11
3. Tahap Ketiga (Lapisan Kulit Bawang Ketiga)
Tahapan berikutnya adalah tahap ketiga, yakni
tahap pertukaran afektif. Pada tahap ini terjadi
peningkatan informasi yang lebih bersifat pribadi,
misalnya tentang informasi menyangkut pengalaman-
pengalaman privacy masing-masing. Jadi, di sini masing-
masing sudah mulai membuka diri dengan informasi diri
yang sifatnya lebih pribadi, misalnya seperti kesediaan
menceritakan tentang problem pribadi. Dengan kata lain,
pada tahap ini sudah mulai berani “curhat”.
4. Tahap Ke empat (Lapisan Kulit Bawang Kee mpat)
Tahap ke empat merupakan tahapan akhir atau
lapisan inti, disebut juga dengan tahap pertukaran yang
stabil. Pada tahap tersebut sifatnya sudah sangat intim
dan memungkinkan pasangan tersebut untuk memprediksikan
tindakan-tindakan dan respon mereka masing-masing
dengan baik. Informasi yang dibicarakan sudah sangat
dalam dan menjadi inti dari pribadi masing-masing
pasangan, misalnya soal nilai, konsep diri, atau
perasaan emosi terdalam.
Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman
dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh mana penetrasi
Teori Penetrasi Sosial | 12
kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi. Dengan
membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap
lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita
membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dengan
kita. Taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat
dari sini.
Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman
dan Taylor menjelaskan beberapa penjabaran sebagai
berikut:
Pertama, Kita lebih sering dan lebih cepat akrab
dalam hal pertukaran pada lapisan terluar dari diri
kita. Kita lebih mudah membicarakan atau ngobrol
tentang hal-hal yang kurang penting dalam diri kita
kepada orang lain, daripada membicarakan tentang hal-
hal yang lebih bersifat pribadi dan personal. Semakin
ke dalam kita berupaya melakukan penetrasi, maka
lapisan kepribadian yang kita hadapi juga akan semakin
tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Semakin mencoba
akrab ke dalam wilayah yang lebih pribadi, maka akan
semakin sulit pula.
Kedua, keterbukaan-diri (self disclosure) bersifat
resiprokal (timbal-balik), terutama pada tahap awal
dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal
suatu hubungan kedua belah pihak biasanya akan saling
antusias untuk membuka diri, dan keterbukaan ini
bersifat timbal balik. Akan tetapi semakin dalam atau
Teori Penetrasi Sosial | 13
semakin masuk ke dalam wilayah yang pribadi, biasanya
keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak
secepat pada tahap awal hubungan mereka. Dan juga
semakin tidak bersifat timbal balik.
Ketiga, penetrasi akan cepat di awal akan tetapi
akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam
lapisan yang makin dalam. Tidak ada istilah “langsung
akrab”. Keakraban itu semuanya membutuhkan suatu proses
yang panjang. Dan biasanya banyak dalam hubungan
interpersonal yang mudah runtuh sebelum mencapai
tahapan yang stabil. Pada dasarnya akan ada banyak
faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan
tersebut mudah runtuh, mudah goyah. Akan tetapi jika
ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, biasanya
hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna,
dan lebih bertahan lama.
Keempat, depenetrasi adalah proses yang bertahap
dengan semakin memudar. Maksudnya adalah ketika suatu
hubungan tidak berjalan lancar, maka keduanya akan
berusaha semakin menjauh. Akan tetapi proses ini tidak
bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi
lebih bersifat bertahap. Semuanya bertahap, dan semakin
memudar.
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu
hubungan adalah penting. Tapi, keluasan ternyata juga
sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam
Teori Penetrasi Sosial | 14
beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa
sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita.
Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri
dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa
terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat
terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang
lainnya.
Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi
orang lain (misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini
menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat
mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth).
Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth
without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”,
suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang
intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam dan juga
luas.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu
hubungan menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh
prinsip untung-rugi (reward-costs analysis). Setelah
perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita
menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita
dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks
kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction).
Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika
berhubungan dengan kita. Jika hubungan tersebut sama-
sama menguntungkan maka kemungkinan untuk berlanjut
Teori Penetrasi Sosial | 15
akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan
terus berkelanjutan.
Altman dan Taylor merujuk kepada pemikiran John
Thibaut dan Harold Kelley (1952) tentang konsep
pertukaran sosial (social exchange). Menurut mereka dalam
konsep pertukaran sosial, sejumlah hal yang penting
antara lain adalah soal relational outcomes, relational
satisfaction, dan relational stability.
Thibaut dan Kelley menyatakan bahwa kita cenderung
memperkirakan keuntungan apa yang akan kita dapatkan
dalam suatu hubungan atau relasi dengan orang lain
sebelum kita melakukan interaksi. Kita cenderung
menghitung untung-rugi. Jika kita memperkirakan bahwa
kita akan banyak mendapatkan keuntungan jika kita
berhubungan dengan seseorang tersebut maka kita lebih
mungkin untuk membina relasi lebih lanjut.
2.4 Tahapan Proses Penetrasi Sosial
Orientasi: membuka sedikit demi sedikit
Merupakan tahapan awal dalam interaksi dan terjadi
pada tingkat publik. Disini hanya sedikit dari kita
yang terbuka untuk orang lain.
Pertukaran penjajakan afektif: munculnya diri
Teori Penetrasi Sosial | 16
Dalam tahap ini, merupakan perluasan area publik
dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari
kepribadian seorang individu mulai muncul.
Pertukaran afektif: komitmen dan kenyamanan
Ditandai dengan persahabatan yang dekat dan pasangan
yang intim. Dalam tahap ini, termasuk interaksi yang
lebih “tanpa beban dan santai”.
Pertukaran stabil: kejujuran total dan keintiman
Tahap terakhir ini merupakan tahapan dimana
berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan
perilaku secara terbuka yangmengakibatkan munculnya
spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi.
2.5 Contoh Kasus Teori Sosial Penetrasi
Mawar dan marwan awalnya tidak mengenali satu sama
lain . Mawar sudah lama melajang sedangkan marwan baru
saja putus dengan kekasihnya , marwan merasa sedih dan
kesepian melajang seorang diri dan membutuhkan wanita
sebagai pengganti kekasihnya , lalu suci sebagai
temannya marwan dan mawar mengenali mereka satu sama
lain.
Tidak beberapa lama mereka bertemu untuk saling
mengenal satu sama lain. Mereka bertemu dan mengobrol
Teori Penetrasi Sosial | 17
secara umum untuk pertama kalinya , lalu mereka bertemu
kembali karena merasa nyaman dan memiliki kecocokan.
Setelah berkali – kali bertemu Mawar, marwan
membicarakan masalah hubungan mereka yang berawal dari
komunikasi superficial menjadi komunikasi yang lebih
intim.
2.6 Kelemahan dan Kekuatan Teori Penetrasi Sosial
Kekuatan Teori Penetrasi Sosial
Salah satu kekuatan dalam teori ini adalah fakta
bahwa ia dapat digunakan untuk melihat wajah kedua
untuk menghadapi interaksi interpersonal serta
interaksi online antara individu. kekuatan lain
melibatkan kegunaan dari teori ini dalam memandang dan
menilai risiko dalam suatu hubungan interpersonal
tergantung pada jenis hubungan serta tingkat saat
pengungkapan diri dan keintiman di dalamnya.
Kelemahan Teori Penetrasi Sosial
Kelemahan dari teori ini termasuk fakta bahwa
faktor-faktor lain yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi pengungkapan diri tidak dinilai. Budaya
dan karakteristik demografi seperti jenis kelamin, ras,
usia, dan banyak lagi, akhirnya mungkin memiliki efek
pada bagaimana seseorang memilih untuk mengungkapkan
informasi. Selain itu, juga mungkin sulit untuk
Teori Penetrasi Sosial | 18
menggeneralisasi informasi yang dinilai menggunakan
teori ini karena fakta bahwa pengalaman tertentu,
nilai-nilai, dan keyakinan dari seorang individu juga
mungkin memiliki efek pada cara di mana ia memilih
untuk mengungkapkan informasi.
2.7 Kritik terhadap Teori Penetrasi Sosial
Kritik terhadap teori penetrasi sosial adalah
bahwa prediksi teori ini gagal dibuktikan dengan data
di lapangan. Misalnya, menurut teori penetrasi sosial,
proses timbal balik self-disclosure terjadi pada awal
hubungan. Van Lear melihat bahwa self-disclosure sering
terjadi justru pada kawasan pertengahan pembicaraan
semiprivat dari proses penetrasi. Teori ini juga
menysebutkan bahwa ketidakcocokan muncul sesuai dengan
kecepatan dari self-revelation (pembukaan rahasia) yang
tidak terduga.
Namun John Berg menemukan bahwa teman sekamar di
kampus dapat memutuskan apakah mereka akan terus
sekamar atau tidak, hanya dalam beberapa minggu. Selain
itu, teori ini menjelaskan bahwa suatu hubungan
berakhir karena terjadi kemunduran proses penetrasi di
mana kedua belah pihak tidak lagi membagi hal-hal yang
bersifat pribadi dengan lawan bicaranya. Penemuan Betsy
Teori Penetrasi Sosial | 19
Tolstedt menunjukkan bahwa self-disclosure seringkali
meningkat secara dramatis justru di tahap final dari
kemerosotan hubungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Social Penetration Theory (Teori Penetrasi Sosial) telah
muncul sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.Altman dan
Taylor telah mengemukakan sebuah model menggugah rasa
ingin tahu, untuk melihat perkembangan suatu hubungan.
Karena kelahiran teori ini pada masa dimanaketerbukaan
adalah suatu budaya, SPT tidak lepas dari evaluasi para
ahli
Teori ini mengambarkan suatu pola pengembangan
hubungan, sebuah proses yang diidentifikasi sebagai
penetrasi social. Penetrasi social merujuk pada sebuah
proses ikatan hubungan dimana individu-individu
Teori Penetrasi Sosial | 20
bergerak dari komuikasi superficial menuju ke
komunikasi yang lebih intim.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory,
5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003, page 132—
141
Littlejohn, Stephen W, 2005, Theories of Human
Communication, eighth edition, Thomson Learning
Inc., Wadsworth, Belmont, USA.
Teori Penetrasi Sosial | 21
Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial (alih
bahasa oleh Alimandan), Prenada Media, Jakarta:
2005
West, Richard; Turner, Lynn H; Introducing
Communication Theory : Analysis and Application (alih bahasa
oleh Maria Natalia Damayanti Maer), Salemba
Humanika, Jakarta: 2008
http://ardhyanaandmediastudies.blogspot.com/
2010/07/teori-penetrasi-sosial-irwin-altman-
dan.html
http://imran2001.multiply.com/journal/item/3?
&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://yearrypanji.wordpress.com/2008/03/29/teori-
penetrasi-sosial/
Teori Penetrasi Sosial | 22