patologi sosial
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of patologi sosial
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini di Indonesia kegiatan merokok seringkali
dilakukan individu dimulai di sekolah menengah pertama, bahkan
mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan atau tempat
yang biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” anak-anak
tingkat sekolah menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat
anak duduk di sekolah menengah atas, kebanyakan pada siswa
laki-laki merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan
sosialnya. Menurut mereka merokok merupakan lambang pergaulan
bagi mereka. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan
yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran
pelajar , rokok merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang
remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa.
Pada masa remaja, ada sesuatu yang lain yang sama
pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok, dan
melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam
suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka
individu remaja merasa harus melakukannya juga. Individu
remaja tersebut mulai merokok karena individu dalam kelompok
remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing,
bukan karena individu tersebut menyukai rokok.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami menilai sangat
diperlukan kegiatan penyuluhan guna peningkatan pengetahuan
2
pelajar mengenai bahaya rokok sehingga mampu mendorong remaja
atau pelajar Indonesia untuk hidup bebas rokok dan dapat
menbantu Indonesia untuk berhenti merokok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung
didalam rokok ?
2. Apa saja ciri-ciri remaja yang aktif merokok ?
3. Apa alasan remaja memulai kebiasaan merokok ?
4. Bagaimana dampak merokok terhadap kesehatan ?
5. Apa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
para remaja menjadi perokok aktif ?
C. Tujuan
Tujuan utama pembuatan makala penelitian ini ialah untuk :
1. Mengetahui kandungn bahan kimia di dalam rokok
2. Mengetahui ciri-ciri remaja yang menjadi perokok aktif
3. Mengetahui alasan para remaja menjadi perokok aktif
4. Mengetahui dampak remaja terhadap kesehatan
5. Mengetahui upaya pencegahan yang dapay dilakukan untuk
mencegah remja menjadi perokok aktif
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek
yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan
jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok
meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti
penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah,kanker paru -
4
paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker
osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta
gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Pada
kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan
jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi
orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan
tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan
ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang
depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-
orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa
disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat
dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau.
Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahan –
bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok
putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau
kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal
inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar
bagi kesehatan tubuh kita.
5
A. Bahan-bahan kimia yang ada pada rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam
rokok :
a. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
b. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia
yang mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
c. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
d. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia
organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
e. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
f. Metanol (alcohol kayu), alcohol yang paling
sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
g. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
h. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun
dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
i. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan
untuk mengawetkan mayat.
6
j. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan
untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat
pembuat plastik dan pestisida.
k. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
l. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam
asap buangan mobil.
B. Ciri-ciri remaja perokok
Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa
karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju fase
dewasa. Pada umumnya masa remaja yaitu antara 12-21
tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan –
tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka
akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga
seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan
menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya
menuju kedewasaan.
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
a. pertumbuhan fisik yang sangat cepat
7
b. emosinya tidak strabil
c. cerkembangan seksual sangat menonjol
d. cara berfikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )
e. terikat erat dengan kelompoknya
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi 2 periode, yaitu :
a. Periode masa puber usia 12-18 tahun
Masa prapubertas : peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke
masa awal pubertas.
Cirinya :
1) tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
2) mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas 14-16 tahun : masa remaja awal, cirinya :
1) mulai cemas dengan perubahan fisiknya
2) memperhatikan penampilan
3) sikapnya tidak menentu/plin plan
4) suka berkelompolk dengan teman seumuran
c. Masa akhir pubertas 17-18 tahun : peralihan dari masa
pubertas ke masa adolesen, cirinya:
1) pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan
psikologisnya belum mencapai sepenuhnya
8
2) proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari
remaja putra
d. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun Merupakan masa
akhir remaja, cirinya :
1) perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
2) mulai menyadari kenyataan
3) sikapnya mulai jelas tentang hidup
4) mulai nampak bakat dan minatnya
C. Alasan remaja mulai merokok
Para perokok biasanya mulai merokok sejak usia remaja.
Bahkan ada beberapa yang sudah memulainya sejak kanak-kanak.
Sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan pada anak yang
ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu mengapa mereka
memulainya. Dengan pemahaman,siapatahu malah bisa
menghindari anak dari rokok sejak awal. Berikut beberapa
alasan mengapa remaja/anak-anak mulai merokok:
a. Sekadar coba-coba lalu ketagihan.
b. Terbiasa melihat anggota keluarga dan orang-orang di
sekelilingnya merokok, sehingga menganggap ini perbuatan
normal.
9
c. Diajak teman. Tekanan teman sebaya yang sudah
mencobanya dan anak takut dianggap tidak bergaul kalau
tidak ikut merokok.
d. Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
e. Mengira merokok adalah kegiatan orang orang yang
sudah dewasa, dan mereka ingin dianggap sudah besar.
Punya pandangan ini adalah tindakan pemberontakan
terhadap orang tua.
f. Menganggap merokok adalah kegiatan yang keren, seperti
halnya para idola mereka seperti selebritas dan sebagainya.
g. Terpengaruh gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film,
media massa, poster, jadi sponsor kegiatan anak-anak muda
seperti konser musik dan sebagainya.
h. Tak ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat
anak kecil atau remajamerokok di tempat umum.
i. Murahnya harga rokok, bahkan anak dan remaja bisa mengeteng
per batang.
j. Tak cukup paham dampak rokok pada kesehatan diri sendiri dan
orang sekitar.
D. Dampak rokok
Saat ini, rokok telah mulai dikonsumsi oleh para remaja
bahkan juga anak-anak. Hal ini memunculkan keprihatinan
mengingat bahaya rokok bagi seseorang. Kenakalan remaja
10
identik juga dengan remaja yang merokok. Kebanyakan
remaja nakal dan remaja yang suka tawuran adalah perokok.
Bahaya rokok terutama adalah bagi kesehatan. Kita
tahu bahwa rokok mengandung banyak sekali racun dan
nikotin yang pada akhirnya dapat menyebabkan
penyakit, kanker paru, impotensi dan bahkan serangan
jantung. Semakin dini seseorang mengkonsumsi rokok maka
semakin banyak racun yang terkumpul di tubuhnya. Hal ini bisa
menghambat pertumbuhan fisik atau menyebabkan serangan
penyakit pada masa dewasa atau masa tuanya. Padahal masa
remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
penting.
Selain kesehatan, rokok juga berdampak kurang baik
bagi perkembangan psikologis remaja. Rokok identik dengan
pergaulan remaja yang lebih rentan terhadap
kenakalan daripada pergaulan remaja tanpa rokok.
Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi remaja
pemikiran bahwa rokok bisa menjadi pelarian akan
tiap masalah. Remaja kemudian akan merokok ketika mendapat
masalah dalam hidupnya. Di dalam rokok memang mengandung zat
yang bisa membuat perokok merasa lebih baik namun
tentunya hal ini juga menyebabkan kecanduan. Kecanduan akan
rokok terbilang sulit untuk diatasi.
Pergaulan remaja dalam lingkungan perokok juga dapat
mengantarkan pada kenakalan remaja yang lebih besar lagi
11
yakni penggunaan obat terlarang dan pergaulan bebas.
Menghisap rokok yang sebenarnya adalah obat terlarang bisa
saja dialami. Dengan demikian, remaja bisa dengan mudah masuk
dalam pengaruh obat terlarang dan mengalami kecanduan.
Selain itu, rokok juga menyebabkan remaja menjadi lebih
boros karena harus mengeluarkan uang secara rutin untuk
membeli rokok. Apalagi jika sudah terkena pergaulan
remaja yang negatif, bisa-bisa anak berusaha mengambil
harta orang tuanya.
Oleh sebab itu, perkenalkanlah sejak dini mengenai
bahaya rokok bagi remaja Anda. Hal ini setidaknya membuat
remaja berpikir dua kali untuk menjadi kecanduan. Berikan
nasihat untuk menghindari pergaulan dengan remaja perokok
lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih enak untuk
sementara namun dapat berdampak fatal nantinya.
E. Upaya pencegahan
Sebagian besar perokok yang udah atau berniat untuk
menghentikan kebiasaan merokok perlu menggunakan cara mereka
sendiri. Para perokok ringan, yang sangat berkeinginan untuk
untuk menghentikan kebiasaan merokok, akan dapat berhasil
dalam usaha mereka bila menggunakan cara mereka sendiri yang
paling sesuai untuk mereka.
Setiap orang yang ingin berhenti merokok memerlukan
suatu cara yang sesuai untuk masing-masing. Hasil studi
baru-baru ini di Inggris menunjukkan bahwa 69% perokok
12
dewasa ingin berhenti merokok. Nikotin adalah zat yang
paling membuat orang ketagihan sehingga berhenti merokok
tidaklah mudah walaupun motifasinya amat tinggi. Perokok
menyadari bahwa upaya awal untuk menghentikan kebiasaan
merokok seringkali tidak berhasil sehingga perokok yang ingin
berhenti harus siap untuk melakukan usaha berkali kali.
Upaya berulang kali ini penting artinya karena akan
berupa intervensi awal. Setiap orang harus mencoba
berbagai teknik intervensi untuk menentukan mana yang
paling sesuai, dengan menyadari bahwa mungkin diperlukan
tiga sampai empat kali percobaan sebelum menemukan
cara yang sesuai. Harus dijelaskan kepada setiap perokok yang
berupaya untuk menghentikan kebiasaannya bahwa gagal sekali
dan mengulangi kembali bukanlah berarti kegagalan
program, melainkan hanya suatu hambatan kecil menuju suatu
langkah yang akhirnya menuju keberhasilan.
Model tahapan perubahan dari Prochaska dan
DiClemente penting bagi perokok yang jelas kurang
termotivasi untuk secara aktif melaksanakan suatu
program menghentikan kebiasaan merokok. Model ini, yang
berawal dari praa-kontemplasi ke kontemplasi kemudian
periaan dan akhirnya tindakan, mencakup lingkup yang
luas dari posisi para perokok. Petugas kesehatan, penyuluh
kesehatan, peraturan perundang – undangan dan dukungan
sosial, perlu mendorong kemajuan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Walaupun suatu Intervensi tidak membuat
13
perokok berhasil menghentikan kebiasaan merokok
sepenuhnya, mungkin saja ia sudah maju dari tahap pra-
kontemplasi ke kontemplasi. Dengan intervensi berikutnya si
perokok akan dapat maju lebih jauh lagi sampai ke persiapan
dan akhirnya ke tindakan dan menghentikan kebiasaan merokok;
upaya berulangkali dengan pelajaran yang diperoleh pada
tiap tahap dan setiap tahap mengarah pada sasaran akhir yaitu
berhenti sepenuhnya.
Pada tahap pre-kontemplasi perokok memerlukan
informasi, pada tahap persiapan dan tahap tindakan perokok
perlu menentukan suatu program dan menetapkan tanggal
untuk berhenti merokok. Para professional dalam bidang
kesehatan perlu mengetahui tahap-tahap ini dan harus siap
melaksanakan tindakan yang proaktif dan positif,
pertama untuk membuat si perokok meningkat sampai ke tahap
tindakan, kemudian untuk membantu si perokok agar
berhasil menyelesaikan program menghentikan kebiasaan merokok.
Seringkali program menghentikan kebiasaan merokok mahal
biayanya atau tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar
penduduk. Oleh karena itu para petugas pemeliharaan
kesehatan, keluarga dan teman menjadi mekanisme pendukung
bagi sebagian besar perokok yang ingin berhenti merokok.
program umum yang dapat direkomendasikan oleh para
profesional pemeliharaan kesehatan tidak memerlukan biaya
14
atau tambahan, selain keinginan kuat dari para perokok serta
keluarga dan teman-teman.
Strateginya adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan hati untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan
motivasi tertentu dan keinginan untuk berhenti
b. Bicara dengan seorang klinisi, bahas cara pengobatan dan
strategi untuk mengatasi keinginan merokok kembali,
maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
c. Tetapkan hari untuk berhenti merokok, jangan berusaha
mengurangi rokok secara bertahap, tetapi berhenti total
setelah tanggal yang telah ditetapkan.
d. Singkirkan semua peralatan yang berkaitan dengan tembakau
dan bersihkan semua pakaian dan mobil sebelum tanggal yang
ditetapkan, segeralah berhenti merokok di rumah dan di dalam
mobil, jangan pergi ke tempat-tempat yang menimbulkan godaan
untuk merokok. Jangan kuatir diet sampai sepenuhnya berhenti
merokok.
e. Pastikan dan minta dukungan dari rekan sekerja, teman dan
keluarga untuk mendorong upaya berhenti merokok dan terus
berhenti.
f. Sebagai orang tua, sadarilah contoh yang Anda berikan kepada
anak-anak.
15
g. Pelajari bagaimana menghindari atau mengatasi keadaan dan
perilaku yang membuat Anda berhenti merokok.
Suatu gabungan antara sejumlah intervensi menghapus
kebiasaan merokok dapat membawa hasil yang baik. Terapi
perilaku rasa seringkali tidak dapat mendorong
perhentian kebiasaan merokok, sehingga pemakaian obat
pengganti nikotin atau terapi pemakaian obat-obatan non-
nikotin akan lebih membantu bagi si perokok. Karena
perokok sudah ketagihan nikotin, obat pengganti nikotin
berbentuk pil, "koyo" atau permen karet, akan memuaskan
kebutuhan perokok atau nikotin. Terapi dengan pengganti
nikotin telah terbukti dua kali lebih berhasil-guna dalam
menghentikan kebiasaan merokok disbanding dengan upaya
tanpa cara itu. Bagi kebanyakan orang yang berhasil berhenti
merokok, terapi dengan pengganti nikotin membuat mereka mampu
mengatasi gejala putus obat (gejala putus nikotin) dan
membuat alat bantu psikologis maupun fisiologis dalam upaya
menghentikan kebiasaan merokok. Terapi farmakologis non-
nikotin seperti bupropin, berfungsi melalui berbagai cara
disbanding dengan pengganti nikotin dan juga telah terbukti
dua kali lebih berhasil dalam membantu perokok berhenti
merokok. Terapi perilaku dapat membantu perokok mengatasi
motivasi sosial untuk merokok. Sebelum menjalani upaya
berhenti merokok, seorang perokok harus menyadari
tentang kemungkinan timbulnya gejala putus obat, berupa sifat
lekas marah, ketidak-sabaran, sikap bermusuhan, kecemasan,
16
rasa tertekan, kesulitan berkonsentrasi, sulit tidur dan
bertambahnya nafsu makan dan kenaikan berat badan.
BAB III
17
HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Daerah penelitian yang digunakan sebagai objek penelitian
ialah Desa Susukan Kec.Susukan Kabupaten Cirebon. Desa Susukan
merupakan sebuah desa yang juga Ibukota Kecamatan yang
terletak 32 Km barat daya Kota Cirebon. Mayoritas mata
pencaharian Penduduk Desa Susukan ialah bertani walaupun angka
prosentase petani di desa ini tiap tahun mengalami tingkat
penurunan, selain petani mata pencaharian penduduk Desa
Susukan ialah berdagang, berwirausaha dan menjadi pegawai baik
pegawai negeri sipil maupun pegawai swasta. Desa Susukan
merupakan gerbang utama untuk memasuki wilayah Kabupaten
Cirebon. Desa Susukan berbatasan langsung dengan Desa Ujung
Gebang di wilayah barat, Desa bunder di wilayah utara, Desa
Tegal Gubug di wilayah timur dan Desa Bojongkulon di wilayah
selatan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini ialah penduduk Desa Susukan yang
berjumlah 5 orang, dimana semuanya berjenis kelamin laki-laki
yang terdiri dari remaja usia 14-17 tahun, tokoh kepemudaan,
dan tokoh pendidikan serta masyarakat secara umum.
C. Factor Penyebab Merokok dikalangan Remaja
Aktivitas menghisap asap daun tembakau yang dibakar dengan
cara disulut dengan korek api atau yang lebih dikenal dengan
18
Merokok bagi masyarakat Desa Susukan merupakan hal yang lumrah
untuk dilakukan, mayoritas pemuda Desa Susukan merupakan
perokok Aktiv termasuk saya. Namun kegiatan tersebut akan
menjadi sesuatu hal yang tak biasa apabila dilakukan oleh
anak-anak di bawah umur. Karena seseorang sudah menginjak usia
remaja biasanya akan mencoba untuk melakukan hal-hal baru
sesuai dengan kondisi tempat dan lingkungan.
Aktivitas merokok di kalangan anak-anak seusia remaja
biasanya didasarkan pada beberapa factor, baik factor
internal maupun factor eksternal. Factor-faktor tersebut
antara lain ialah sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu dikalangan remaja merupakan suatu hal
yang sangat besar, namun akan sangat disayangkan apabila
rasa keingin tahuan tersebut ditujukan kepada hal-hal yang
negative. Berikut ini merupakan hasil wawancara kami dengan
beberapa koresponden yang mayoritas masih remaja dan dapat
dikatakan masih anak-anak yang sudah terbiasa merokok.
Koresponden yang pertama sebut saja PETOT berinisial YD
( 15th ) barikut ini hasil wawancara kami dengan AS
memberika sebuah pernyataan sebagai berikut :
“ saya merokok sejak umur 11 tahun mas, awalnya saya coba-coba karena
melihat orang dewasa sepertinya sangat menikmati sekali kegiatan tersebut.
Suatu malam ketika saya sedang nongkrong dengan teman-teman. Tiba tiba
19
ada satu teman saya yang mengeluarkan satu bungkus rokok dan
menawarkannya kepada saya dan beberapa teman yang lain, pada awalnya
saya memang tak mau mencoba namun lama-kelamaan penasaran juga
dengan rasanya ditambah lagi dengan adanya dorongan agar saya dapat
diakui oleh teman-teman saya. Dan pada akhirnya saya mencoba juga”.
Masih dalam ruang lingkup rasa keingintahuan remaja,
koresonden lain sebut saja MENYE dengan inisial E ( 17th )
memberikan keterangannya :
“saya mulai merkok sejak kelas 2 smp mas kira-kira umur 15th. Saya
melakukan hal tersebut karena saya melihat bapak saya sepertinya sangat
menikmati sekali ketika melakukan hal tersebut pa. pada akhirnya secara
sembunyi-sembunyi dan tanpa sepengetahuna ornag tua saya memembeli
rokok 1 batang di warung dan mencobanya. Pada awalnya memang batuk-
batuk dan tidak merasakan apapun, namun ketika hal tersebut semakin sering
dilakukan, eh saya malah kecanduan”.
Para remaja ini pada dasarnya kurang memiliki tempat
untuk mencurahkan rasa keingintahuannya kepada hal-hak yang
positif. Dengan sembunyi-sembunyi dan tanpa sepengathuan
orang tuanya mereka melakukan hal tersebut dengan bangga dan
demi sebuah pengakuan dari teman sebaya. Dari hal diatas
pengakuan YD dan E memiliki latar belakang yang sama
sehingga mereka melakukan hal tersebut (merokok) yakni rasa
keingin tahuan yang besar sebagai remaja.
2. Keluarga yang tidak Harmonis
Salah satu alasan para anak-anak ini melakukan aktivitas
merokok adalah pengaruh kondisi keluarga yang tidak
20
harmonis, sehingga anak-anak ini melakukan pelarian diri
kepada hal-hal yang sifatnya negative, salah satunya ialah
merokok. Adapun kualitas sebuha keluarga memiankan peranan
yang begitu besar terhadap tumbuh kembagng seorang anak.
Misalnya keluarga yang berantakan yang disebabkan oleh
kematian ayah, ibu, hidup terpisah, ayah atau ibu menikah
lagi dan lain-lain uang kesemuanya itu merupakan hal yang
sangat berperan dalam menumbuhkan kenakalan remaja.
Berikut ini merupakan hasil wawancara kami dengan
koresponden yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak
harmonis.
Koresponden ini sebut saja BULUK yang berinisial ( AG 14th
) memberikan keterangannya sebagai berikut :
” saya merokok sejak umur 13th . Saya melakukan hal tersebut karena kesal
dengan ayah saya yang pergi meninggalkan ibu saya sejak saya masih dalam
kandungan. Saya merasa sangat mendendam terhadap ayah saya dan merasa
sangat kasihan kepada ibu saya mas, oleh sebab itulah saya mencari
pelampiasan dengan merokok”.
Dari hasil keterangan tersebut dapat diambil sebuiah
keterangan bahwa keluarga BULUK tersebut mengalami hal-hal
ynag tidak haromonis, yang secara langsung melatar belakangi
pelaku untuk melakukan hal tersebut (merokok).
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan social yang tidak sehat turut berperan besar
dalam menentukan pola dan utmbuh kembang seorang anak.
Lingkungan social masyarakat desa susukan yang mayoritas
21
perokok aktiv juga berperan dalam melahirkan generasi-
generasi perokok aktiv pula.
Berikut ini merupakan hasil wawancara kami dengan
koresponden dengan latarbelakang lingkungan social yang
mayoritas perokok aktif.
Koresponden yang pertama sebut saja BENJOL dengan inisial
(BN 16th) yang memberikan keterangannya sebagai berikut :
“saya mulai merokok sejak umur 14th mas. saya berasal dari keluarga
perokok aktiv tulen, sebut saja ayah saya, paman saya, kakak saya, ua saya
semuanya merupaka perokok aktiv mas. Pada awalnya saya merokok secara
sembunyi-sembunyi dengan ajakan teman-teman saya, namun karna ayah saya
saja merokok maka sayapun mulai berani merokok secara terang-terangan
kepada keluarga saya. Mengetahui saya merokok, ayah saya langsung
memarahi saya , namun apa mau dikata orang namanya juga udh kecanduan
ya jadinya tetepa ba ngudud.
Koresponden yang lainnya sebut saja OCAY dengan inisial (
BR 17th ) yang juga memberikan keterangannya sebagai berikut
:
“saya mulai merokok sejak umur 15th mas. Saya merokok karena semua
teman-teman sebaya saya merokok, ayah saya juga merokok apalagi
merokoknya sambil minum kopi. Semua teman tongkrongan saya adalah
perokok aktiv. Keluarga sayapun sudah tau kalau saya perokok aktif, bahkan
sering saya merokok sambil minum kopi dengan paman saya ketika sore sambil
nungguin dagangan”.
D. Tanggapan Masyarakat
22
Tanggapan ini terdiri dari beberapa koresponden yang
diantaranya ialah tokoh kepemudaan, tokoh kependidikan dan
tokoh masyarakat. Tanggapan masyarakat ini isinya sangat
menunjukan rasa prihatin terkait dengan tindakan merokok
dikalangan anak-anak di bawah umur.
Berikut ini merupakan hasil wawancara kami dengan
beberapa koresponden yang menyatakan pendapatnya terkait
masalah merokok dikalangan anak-anak dibawah umur ini.
Koresponden yang pertama ialah Bpk. Suparidi, M.Pd beliau
merupakan salah satu tokoh kependidikan di Desa Susukan.
“ tanggapan saya terkait dengan fenomena merokok dikalangan anak-
anak ini tentu saja sangat memprihatinkan. Seharusnya memang anak-anak ini
belum waktunya untuk melakukan hal tersebut namun harus diakui bahwa ini
memang tangguag jawab kita bersama sebagai orang tua, keluarga dan juga
masyarakat untuk dapat mmeberikan control social yang ketat agar anak-anak
ini tidak diberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya negative,
dalam hal ini merokok. namun teramat sangat disayangkan dalam realitasnya
ialah masyarakat bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan merokok
dikalangan anak-anak ini. Harapan saya, kedepannya, agar masyarakat turut
berpastisipasi secara aktif dalam penanganan masalah merokok dikalangan
remaja ini dengan memberikan control social yang ketat”.
Tanggapan kedua berasal dari ketua Karang Taruna Adipati
Sumyang Diar Fredi Erawa, S.Pd tokoh kepemudaan Desa
Susukan.
“ saya sangat prihatin dengan kondisi dan keadaan yang demikian ini,
namun apadaya dalam kapasitas saya sebagai Ketua Karang Taruna kurang
23
bias memberikan control yang maksimal terhadap fenomena yang terjadi
tersebut. Hal ini tak perlu terjadi apabila keluarga sebagai tokoh kunci pola
perkembangan anak dapat memberikan pengaruh dan nilai-nilai yang positif
dalam proses tunbuh kembang seorang anak”.
KESIMPULAN
24
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang
merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung
dan gangguan pembuluh darah,kanker paru - paru, kanker rongga
mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan
darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat
pada janin. Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit
dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan
buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari
stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari
kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar
belakang depresi.
Pergaulan remaja dalam lingkungan perokok juga dapat
mengantarkan pada kenakalan remaja yang lebih besar lagi yakni
penggunaan obat terlarang dan pergaulan bebas. Menghisap rokok
yang sebenarnya adalah obat terlarang bisa saja dialami.
Dengan demikian, remaja bisa dengan mudah masuk dalam pengaruh
obat terlarang dan mengalami kecanduan. Selain itu, rokok juga
menyebabkan remaja menjadi lebih boros karena harus
mengeluarkan uang secara rutin untuk membeli rokok. Apalagi
jika sudah terkena pergaulan remaja yang negatif, bisa-
bisa anak berusaha mengambil harta orang tuanya.
25
Oleh sebab itu, perkenalkanlah sejak dini mengenai
bahaya rokok bagi remaja Anda. Hal ini setidaknya membuat
remaja berpikir dua kali untuk menjadi kecanduan. Berikan
nasihat untuk menghindari pergaulan dengan remaja perokok
lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih enak untuk
sementara namun dapat berdampak fatal nantinya.
Daftar Pustaka