SOSIAL CLASS
-
Upload
kompakbodoh -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of SOSIAL CLASS
A. Pengertian Kelas Sosial
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada
pembedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh
masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati
jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan
jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada
kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita
ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan
tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat
perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain.
Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin,
usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek,
dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu
dengan yang lain.
Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan
tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat
tersebut. Kelas Sosial ialah sekelompok manusia yang
menempati lapisan social (stratifikasi) berdasarkan
kriteria ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini
cukup luas yaitu meliputi sisi pendidikan dan pekerjaan
karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman
sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian
individu.
1| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
B. Faktor Penentu Kelas Sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke
dalam suatu kelas sosial tertentu?Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata
sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk
mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan
bersama.Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat.Namun secara realitas, disadari ataupun tidak
ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan
ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam
masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi
seseorang dalam suatu pola hubungan sosial
yang tertentu).Status merupakan unsur utama pembentukan
strata sosial, karena status mengandung aspek
struktural dan aspek fungsional.Aspek struktural adalah
aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan
rendah dalam hubungan antar status.Aspek fungsional,
yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang
status.
2| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan
tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis
keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau
kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk
menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu
mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa
perlawanan).Beberapa indikator lain yang berpengaruh
terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
1. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosial/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada
dasamya kelas sosial merupakan suatu carahidup. Artinya
3| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara
hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang
cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang
memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial
tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya
diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut
tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah
uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan
status kelas sosial atas. “Orang Kaya Baru” (OKB)
mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak
otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang
kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan
disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas,
maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan
melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan
menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki
suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap,
perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang
status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu
yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya.Penghasilan
yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih
memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud
upah dari pekerjaan kasar.Uang yang diperoleh dari
4| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang
hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber
dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran
tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara
hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosial
yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh
perannya dalam memberikan gambaran tentang latar
belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
2. Pekerjaan
Kondisi di pekerjaan seseorang sangat bervariasi
tergantung pada kelas. Mereka yang berada di kelas
menengah-atas dan kelas menengah menikmati kebebasan
yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Mereka
biasanya lebih dihormati, menikmati lebih banyak
keragaman, dan mampu menunjukkan beberapa otoritas.
Mereka yang berada di kelas bawah cenderung merasa
lebih terasing dan memiliki kepuasan kerja yang lebih
5| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
rendah secara keseluruhan. Kondisi fisik tempat kerja
berbeda jauh antara kelas. Sementara pekerja kelas
menengah mungkin "menderita kondisi keterasingan" atau
"kurangnya kepuasan kerja", pekerja kerah biru lebih
cenderung untuk menderita mengasingkan, seringkali
rutinitas, bekerja dengan jelas bahaya kesehatan fisik,
cedera, dan bahkan kematian.
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu,
kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis
pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya.Hal ini dapat kita lihat pada
masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati
ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-
orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus
memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis
pekerjaan lainnya.Hal ini merupakan masalah yang sudah
lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial.Jenis-
jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya
memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun
demikian terdapat banyak pengecualian (?).Jenis-jenis
pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya
memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya
masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya
6| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang
memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial,
Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa
pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga
bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat
hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah
yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin
merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari
semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan
aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak
segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka
kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar
hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-
hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga
selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan
bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap
jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang
sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah
yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana
orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu
indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup
seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan
indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial
seseorang.
7| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
3. Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal.Pertama, pendidikan
yang tinggi memerlukan uang dan motivasi.Kedua, jenis
dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang
kelas sosia.Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan
ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan
mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara–
perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting
daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa
dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para
pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan
kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar
tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka
sebanding.
4. Kesehatan dan Gizi
8| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Anggota kelas pekerja, dan terutama peasantries,
mati kelaparan di tingkat yang lebih tinggi daripada
profesional petits-borjuis atau kapitalis.Kelas sosial
seseorang memiliki dampak yang signifikan pada
kesehatan fisik mereka, kemampuan mereka untuk menerima
perawatan medis yang memadai dan gizi, dan harapan
hidup mereka.
Orang kelas bawah mengalami beragam masalah
kesehatan sebagai akibat dari status ekonomi
mereka.Mereka tidak dapat menggunakan layanan kesehatan
sering, dan ketika mereka melakukannya adalah kualitas
rendah, meskipun mereka umumnya cenderung mengalami
tingkat yang lebih tinggi dari masalah
kesehatan.Keluarga kelas bawah memiliki tingkat lebih
tinggi dari kematian bayi, kanker, penyakit jantung,
dan melumpuhkan luka fisik.Selain itu, orang-orang
miskin cenderung untuk bekerja dalam kondisi yang jauh
lebih berbahaya, namun umumnya memiliki lebih sedikit
9| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
(jika ada) asuransi kesehatan yang disediakan bagi
mereka, dibandingkan dengan pekerja menengah dan kelas
atas.
C. Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan status ekonomi
1. Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi
menjadi kelas atau golongan:
10| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil
dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup
banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak
dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat
biasa.
2. Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga
golongan, yakni:
Golongan kapitalis atau borjuis : adalah
mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
Golongan menengah : terdiri dari para pegawai
pemerintah.
Golongan proletar : adalah mereka yang tidak
memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk
11| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja
pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung
dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam
kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam
kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau
borjuis dan golongan proletar.
3. Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
Kelas sosial pertama (Kelas sosial atas lapisan
atas / Upper-upper class) keluarga-keluarga
yang telah lama kaya.
12| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Kelas sosial kedua (Kelas sosial atas lapisan
bawah / Lower-upper class): belum lama menjadi
kaya
Kelas sosial ketiga (Kelas sosial menengah
lapisan atas / Upper-middle class) : pengusaha,
kaum professional
Kelas sosial keempat (Kelas sosial menengah
lapisan bawah / Lower-middle class): pegawai
pemerintah, kaum semi profesional,
supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima (Kelas sosial bawah lapisan
atas / Upper lower class) : pekerja tetap
(golongan pekerja)
Kelas sosial keenam (Kelas sosial lapisan
sosial bawah-lapisan bawah / Lower-lower
class): para pekerja tidak tetap, pengangguran,
buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4. Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
a. Kelas puncak (top class)
b. Kelas menengah berpendidikan (academic middle
class)
c. Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
d. Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
e. Kelas bawah (underdog class)
13| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya.Misalnya, seorang
anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki
status sosial yang tinggi, dan seorang anggota
masyarakat dipandang rendah karena memiliki status
sosial yang rendah.
Contoh :Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi
dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan
Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa.Kasta
keempat disebut Jaba.Sebagai tanda pengenalannya dapat
kita temukan dari gelar seseorang.Gelar Ida Bagus
dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria.Gelar Bagus, I Gusti
dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar
Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
c. Berdasarkan Status Politik
14| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada
wewenang dan kekuasaan.Seseorang yang mempunyai
wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisantinggi,
sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan
bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
pejabat legislatif, dan
pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan
jelas pada hirarki militer.
Kelas Sosial Atas (perwira) : Dari pangkat Kapten
hingga Jendral
Kelas sosial menengah (Bintara) :Dari pangkat
Sersan dua hingga Sersan mayor.
15| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Kelas sosial bawah (Tamtama) : Dari pangkat
Prajurit hingga Kopral kepala
D. Pengukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas
sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas,
meliputi ukuran subyektif, ukuran reputasi, ukuran
obyektif dari kelas sosial.
1. Ukuran Subyektif
Untuk mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini,
para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas
sosial mereka masing-masing.Klasifikasi keanggotaan
kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi
partisipan terhadap dirinya atau citra diri partisipan.
Kelas sosial dianggap sebagai fenomena “pribadi” yaitu
fenomena yang menggambarkan rasa memiliki seseorang
atau identifikasi dengan orang lain. Rasa keanggotaan
kelompok sosial ini sering disebut kesadaran sosial.
16| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
2. Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial
memerlukan informan mengenai masyarakat yang dipilih
untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan
kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
E. Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap
Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para
pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu
karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi,
dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk
lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah
produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas
sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas
17| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan
ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di
setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku
bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas
dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke
bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas
yang disandang oleh orang tua mereka.Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena
tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk
mengembangkan dan memajukan diri. Dengan mengenal bahwa
para individu sering menginginkan gaya hidup dan
barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial
yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang
ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih
rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang
hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis
kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen
untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari
produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang
lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang
18| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan
jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan
segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan
tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari
konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin
merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari
pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno. Gaya
hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup
lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan
perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan
sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social
mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan
diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul
dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri
hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas
mereka.Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih
berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya.
Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka
sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa
yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki
kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang
menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-
masing adalah wujud dari etnosentrisme.
19| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Pemasaran pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Sosial
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita
pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi
pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar
pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-
bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis,
berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga
berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah
berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagian
yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar
menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi
rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah
atas) dan kelas A (golongan atas).
Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah
meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan
golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW
atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas
atas.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan,
maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau
membidik target market yang telah kita pilih dalam
20| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
analisa segmentasi pasar.Dalam hal ini tentu saja
serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas
dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita
tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu mewah
seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka
mereka selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza
Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya; dan
bukan di mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara.
Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi peasaran
yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen
pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah
melakukan positioning produk. Langkah ini artinya
adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak
atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik.
Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan memposisikan
dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi
lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai
produk rakyat kebanyakan yang murah dan tersedia
dimana-mana.
Positioning yang pas ini menjadi sangat penting,
sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam
benak pelanggan.Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong
mereka untuk melakukan pembelian produk yang
ditawarkan.
21| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Konflik Kelas
Konflik kelas, sering disebut sebagai "kelas perang"
atau "perjuangan kelas," adalah ketegangan atau
antagonisme yang ada dalam masyarakat karena persaingan
kepentingan sosial ekonomi dan keinginan antara orang-
orang dari kelas yang berbeda.
Bagi Marx, sejarah masyarakat kelas adalah sejarah
konflik kelas. Dia menunjuk kenaikan sukses borjuis,
dan perlunya revolusi kekerasan-bentuk tinggi kelas
konflik dalam mengamankan hak-hak kaum borjuis yang
mendukung ekonomi kapitalis.
Marx percaya bahwa eksploitasi dan kemiskinan yang
melekat dalam kapitalisme adalah bentuk yang sudah ada
konflik kelas. Marx percaya bahwa upah buruh akan
membutuhkan torevolt untuk membawa distribusi yang
lebih adil dari kekayaan dan kekuasaan politik.
Masyarakat Tanpa Kelas
"Masyarakat Tanpa kelas" mengacu pada masyarakat di
mana tidak ada orang yang dilahirkan dalam kelas
sosial. Perbedaan kekayaan, pendapatan, pendidikan,
kebudayaan, atau jaringan sosial mungkin timbul dan
22| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
hanya akan ditentukan oleh pengalaman individu dan
prestasi dalam masyarakat seperti itu.
Karena perbedaan ini sulit untuk menghindari,
advokat, seperti Anarkis, komunis, dll dari masyarakat
tanpa kelas mengusulkan berbagai cara untuk mencapai
dan mempertahankan dan melampirkan berbagai tingkat
pentingnya untuk itu sebagai tujuan program mereka
secara keseluruhan / filsafat.
Hubungan antar Etnis dan Kelas
Potret berkuda dari Ratu Elisabeth Rusia dengan Moor a.
Ras dan kelompok skala besar lainnya juga dapat
mempengaruhi kelas berdiri. Asosiasi kelompok etnis
23| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
tertentu dengan status kelas umum di banyak masyarakat.
Sebagai hasil dari penaklukan atau diferensiasi etnis
internal, kelas penguasa sering etnis homogen dan
khususnya ras atau kelompok etnis di beberapa
masyarakat secara hukum atau lazim dibatasi untuk
menduduki posisi kelas tertentu. Yang etnis dianggap
sebagai milik kelas tinggi atau rendah bervariasi dari
masyarakat untuk masyarakat. Dalam masyarakat modern
hubungan hukum yang ketat antara etnisitas dan kelas
telah ditarik, seperti di apartheid, sistem kasta di
Afrika, posisi Burakumin di masyarakat Jepang, dan
sistem Casta di Amerika Latin.
24| U n i v e r s i t a s A n d a l a s
Kesimpulan
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat banyak perbedaan
status sosial dan kelas sosial. Perbedaan status sosial
dan kelas sosial tersebut menyebabkan adanya
diferensiasi dan stratifikasi sosial .Meskipun demikian
perbedaan status sosial dan kelas sosial ini seharusnya
tidak menyebabkan kesenjangan sosial di dalam kehidupan
bermasyarakat, sehingga di dalam kehidupan
bermasyarakat kita tidak boleh membeda – bedakan status
sosial dan kelas sosial seseorang.
25| U n i v e r s i t a s A n d a l a s