Makalah Lembaga Sosial
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Makalah Lembaga Sosial
Makalah Lembaga Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan
masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana
diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena
manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan
keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat
sebagai paduan bertingkahlaku.
Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak
disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara
sadar. Contoh: Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak
harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan
terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat
bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung
itu, yaitu pembeli ataukah penjual.
Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga
sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat
merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga
sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.Menurut
Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau
institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi
berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu
terjadi.Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses
berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi
institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam
kehidupan bersama.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanalatar belakang terjadi lembaga-lembaga sosial itu didalam masyarakat dan bagaimanapula peranan lembaga tersebut dalam masyarakat.
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana lembaga-lembaga sosial itu terbentuk di dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lembaga Sosial Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli,
yaitu :
a. Paul Horton dan Chester L.Hunt
Lembaga sosial adalah sistem norma – norma sosial dan
hubungan hubungan yang menyatukan nilai – nilai dan prosedur –
prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat.
b.Peter L. Berger
Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan
perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak
melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
c.Mayor Polak
Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan
dan adat istiadat yang mempertahankan nilai – nilai penting.
d.W. Hamilton
Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang
apabila dilanggar akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.
e.Robert Maclver dan C.H. Page
Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung
dalam suatu kelompok masyarakat.
f.Leopold Von Wiese dan Becker
Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan
antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola –
polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan
kelompoknya.
g.Koentjaraningrat
Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia
h.Soerjono Soekanto
Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat
i.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Lembaga sosial adalah kumpulan dari berbagai cara
berperilaku yang diakui oleh anggota masyarakat sebagai sarana
untuk mengatur hubungan-hubungan sosial.
j.W.G. Sumner
Sumner mengungkapkan definisi lembaga sosial sebagai
perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang
mempunyai sikap kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat. Lembaga berfungsi agar ada keteraturan dan
integrasi dalam masyarakat.
Setelah memahami beberapa pengertian lembaga sosial yang
dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa lembaga sosial berkaitan dengan hal-hal berikut
ini:
a. Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan
memengaruhi. Maksudnya sistem norma tersebut saling berhubungan
satu dengan yang lain dan membentuk sebuah institusi dalam sebuah
proses yang cukup panjang.
b. Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan
dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup. Seperangkat norma
bersifat fleksibel, seperti telah dibahas pada saat kamu duduk di
kelas X dulu, bahwa norma sosial adalah sesuatu yang dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan hidup dan juga pola pemikiran
seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan adanya suatu
perubahan sosial yang sifatnya menyeluruh, maka kemungkinan besar
norma sosial juga akan ikut berubah.
c. Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga
masyarakat agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur.
Sebagaimana fungsi dari norma itu sendiri, yaitu sebagai pengatur
pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat, yang
keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mencapai keteraturan
sosial.
Lembaga sosial merupakan pola yang terorganisasi untuk
memenuhi berbagai keperluan manusia, yang terlahir dengan aanya
berbagai budaya, sebagai suatu ketetapan yang tetap, untuk
memperoleh konsep kesejahtraan masyarkat dan melahirkan suatu
struktur.Jadi,Lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma
atau kaidah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan
kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.
2.2 Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak,
ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-
ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution)
menguraikan sebagai berikut:
1. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan
perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan
hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata
kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam
suatu unit yang fungsional.
2. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan
tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-
norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya
apabila terus dipelihara dan dibakukan.
3. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan
tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa
tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan
lain- lain.
4. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga
keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga
agama.
5. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang
atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara
simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.
Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu
kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge
(lencana) untuk sekolah.
6. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak
tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain.
Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga
perkawinan.
Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut
pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.Menurutnya
terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial
sebagai berikut :
1. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan
khusus masyarakat.
2. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber
dari anggotanya.
3. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen
menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari
anggotanya.
4. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di
masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada
perubahan lembaga sosial yang lain.
5. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-
masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna
di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang
diharapkan.
6. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh
mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka
berpartisipasi.
7. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.
8. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan
tertentu.
9. Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau
orientasi kelompoknya
Dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri lembaga sosial adalah:
• Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu
• Mempunyai tujuan tertentu
• Mempunyai perlengkapan untuk mencapai tujuan itu
• Memiliki lambang-lambang
• Memiliki tradisi tertulis & tidak tertulis
• Memenuhi kebutuhan pokok
• Merupakan usaha penghormatan dan penghargaan nilai
• Pola tingkah laku tetap
• Saling mempengaruhi
• Berisi norma, nilai, dan tingkah laku ideal
• Memenuhi cita-cita/tujuan bersama
2.3 Fungsi Lembaga Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat,
bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam
menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di
lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan
pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat
terhadap anggota-anggotanya
Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga
yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat
2. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga
sosial yang tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau
jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak
dapat diramalkan.
2.4 Proses Pertumbuhan Lembaga Social
Proses terjadinya lembaga sosial dapat melalui dua
cara,yaitu sebgai berikut:
1.Secara Tidak Terencana
Maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam
kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat
dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah
dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu
barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap
sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai
alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga
ekonomi seperti bank dan sebagainya
2.Secara Terencana
Maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses
perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok
orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga
transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk
mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa
proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang
saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik
kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma
kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga
social.
2.5 Cara-Cara Mempelajari Lembaga Sosial
Mempelajari lembaga sosial merupakan hal yang sangat penting
karena tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap hari kita harus
hidup di dalamnya.Menurut Mac Iver dan Charles ada tiga
pendekatan yang bisa kita lakukan untuk mempelajari lembaga
sosial yaitu:
1. Analisa secara historis,yang bertujan untuk mempelajari
sejarahmuncul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan.
2.Analisa komparatif,yang bertujuan menelaah dengan
caramembandingkan suatu lembaga tertentu dari berbagai
masyarakat.
3.Analisa fungsional,dilakukan dengan menganalisa hubungan
antarlembaga berdasarkan fungsinya, hal ini dapat dilakukan
dengan analisahistories maupun analisa komparatif
2.6 Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, tipe-tipe
lembaga sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.Berdasarkan Sudut Perkembangan
Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh
dari adat istiadat masyarakat. Contoh: lembaga perkawinan,
hak milik dan agama
Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh: lembaga utang
piutang dan lembaga pendidikan
2.Berdasarkan Sudut Nilai yang Diterima Oleh Masyarakat
Basic institution yaitu institusi sosial yang dianggap penting
untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, dan negara.
Subsidiary institution yaitu institusi sosial yang berkaitan
dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting
dan berbeda di masing-masing masyarakat seperti rekreasi.
3.Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat
Approved dan sanctioned institution yaitu institusi sosial yang
diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah atau perusahaan
dagang.
Unsanctioned institution yaitu institusi yang ditolak masyarakat
meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh:
sindikat kejahatan, pelacuran, dan perjudian.
4.Berdasarkan Sudut Penyebarannya
General institution yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian
besar masyarakat dunia. Contoh: institusi agama
Restricted institution yaitu institusi sosial yang hanya dikenal
dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh:
lembaga agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.
5. Berdasarkan Sudut Fungsinya
Operative institution yaitu institusi yang berfungsi menghimpun
pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat
yang bersangkutan. Contoh: institusi ekonomi.
Regulative institution yaitu institusi yang bertujuan mengawasi
adat istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat. Contoh:
institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan
kejaksaan.
2.7 Peranan Lembaga Sosial
a. Lembaga Keluarga
Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat.
Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika
dilahirkan.
1.Proses Terbentuknya Keluarga:
Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah
menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah
ini :
1. Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita
2. Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan
social yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan
3. Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian
terbentuklah keluarga inti
2. Karakteristik Keluarga
Menurut Mac Iver dan Charlen Horton:
1. Merupakan hubungan perkawinan
2. Bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang dibentuk atau dipelihara
3. Mempunyai suatu sistem tata nama (nomeclatur) termasuk
perhitungan garis keturunan
4. Mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotanya
5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
3. Proses Terbentuknya Keluarga
1) Tahap formatif atau pre neptual, masa persiapan sebelum
perkewinan. Meliputi peminangan atau pertunangan,
2) Tahap perkawinan atau nuptual stage, yaitu ketika
dilangsungkannya perkawinan dan sesudahnya tetapi sebelum
melahirkan anak- anak,
3) Tahap pemeliharaan anak-anak atau child rearing stage yaitu
keluarga dengan anak-anak hasil perkawinan,
4) Tahap keluarga dewasa atau maturity stage yaitu suatu kelaurga
dengan anak-anak yang telah mampu berdiri sendiri dan membentuk
keluarga baru.
Menurut UU No 1 Tahun 1974 :
Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME.
4. Bentuk-Bentuk Perkawinan
a. Monogami : 1 suami dengan 1 istri
b. Poligami/Poligini: 1 suami dengan lebih dari 1 istri
c. Poli andri: I istri dengan lebih dari 1 suami
d. Group Married : dengan demikian keluaga terdiri dari
sekelompok istri dan sekelompok suami
Dilihat dari bentuk perkawinan, asal suami/istri dikenal
beberapa bentuk perkawinan antaralain:
1. Exsogami : Perkawinan antara orang dengan orang di luar
golongan, (ras, agama, wilayah, suku, bangsa dan sebagainya)
2. Endogami : Perkawinan antara orang dengan orang di dalam
golongan, (ras, agama, wilayah, suku, bangsa dan sebagainya)
3. Eletrio Gami : Perkawinan orang dari lapisan ekonomi berbeda,
contoh: “orang biasa menikah engan anak mentri”
4. Homogami : Perkawinan antara lapisan yang sama contoh: antara
ekonomi menengah dengan ekonomi menengah
Tujuan Perkawinan:
1. Untuk mendapatkan keturunan
2. Untuk meningkat derajat dan status social baik pria maupun
wanita
3. mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang
4. Agar harta warisan tidak jatuh ke orang lain.
Perkawinan harus didasarkan persetujuan kedua calon
mempelai, keduanya sebaiknya sudah berusia 21 tahun keatas.
5. Fungsi dan Peran Lembaga Keluarga
a. Fungsi keluarga
Adapun fungsi keluarga adalah:
1. Fungsi Reproduksi
Artinya dalam keluarga anak-anak merupakan wujud dari cinta
kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya.
2. Fungsi Sosialisasi
Artinya bahwa keluarga berperan dalam membentuk kepribadian
anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya.
Keluarga sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu
menerapakan nilai dan norma masyarakat melalui keteladanan orang
tua.
3. Fungsi Afeksi
Artinya didalam keluarga diperlukan kehangatan rasa kasih
saying dan perhatian antar anggota keluarga yang merupakan salah
satu kebutuhan manusia sebagai makluk berpikir dan bermoral
(kebutuhan integratif) apabila anak kurang atau tidak
mendapatkannya , kemungkinan ia sulit untuk dikendalikan nakal,
bahkan dapat terjerumus dalam kejahatan.
4. Fungsi Ekonomi
Artinya bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai
kewajiban ekonomi seluaruh keluarganya . Ibu sebagai sekretaris
suami didalam keluarga harus mampu mengolah keuangan sehingga
kebutuahan dalam rumah tangganya dapat dicukupi.
5. Fungsi Pengawasan Sosial
Artinya bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling
melakukan control atau pengawasan karena mereka memiliki rasa
tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga .
6. Fungsi Proteksi (Perlindungan)
artinya fungsi perlindungan sangat diperlukan keluarga
terutma anak , sehigngga anak akan merasa aman hidup ditengah-
tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai
ancaman fisik mapun mental yang dating dari dalam keluarga maupun
dari luar keluarganya.
7. Fungsi Pemberian Status
Artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan
status atau kedudukan yang baru di masyarakat yaitu suami atau
istri. Secara otomatis mereka akan diperlakukan sebagai orang
yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri,
keluarga, anak-anak dan masyarakatnya.
b. Peran Keluarga
Adapun peran keluarga adalah dasar pembantu utama struktur
sosial yang lebih luas. Jadi keluarga sebagai wadah pembentukan
tingkah laku masyarakat termasuk dalam saluran penerus
tradisi/budaya dalam masyarakat.Berkembangnya gaya hidup baru
yang merusak fungsi keluarga menurut Giddens yaitu: hidup bersama
diluar nikah (cohabitation), keluarga orang tua homoseksual (gay
parent families) dan hidup membujang.
6.Garis Keturunan dalam Lembaga Keluarga
Patrilinial: Menarik garis keturunan dari pihak bapak
atau Ayah: umumnya terjadi di daerah Bali
Matrilinial: Menarik garis keturunan dari pihak Ibu:
umumnya terjadi di daerah Minangkabau
Bilateral : Menarik garis keturunan dari pihak bapak atau
Ayah dan Ibu: umumnya terjadi di Masyarakat Jawa
Unilateral: Menarik satu garis keturunan entah patri atau
matri
b. Lembaga Pendidikan
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian lembaga
pendidikan,antara lain;
a. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati
Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak
didik
b. Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati
Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat
berlangsungnyaproses pendidikan yang bersama an dengan proses
pembudayaan.
c. Menurut Hasbullah
Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya
prosespendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Didalam lembaga pendidikan terdapat dua fungsi
yaitu :
1. Fungsi Manifest Lembaga Pendidikan
Membantu orang untuk mencari nafkah
Menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan
kebutuhan hidupnya.
Melestarikan kebudayaan dengan caramengajarkannya dari
generasi kegenerasi berikutnya.
Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran
ketrampilan berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional
Memperkaya kehidupan dengan cara menciptakan kemungkainan
untuk berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa
keindahan.
Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui
bimbingan pribadi dan berbagai kursus
Meningkatkan taraf kesehatan para pemuda bangsa melalui
latihan dan olahraga.
Menciptakan warga Negara yang patreotik melalui pelajaran
yang menggambarkan kejayaan bangsa.
Membentuk kepribadian yaitu susunan unsur dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap
individu.
2. Fungsi Laten Lembaga Pendidikan
Mengurangi pengendalian orang tua melalui pendidikan sekolah
orang tua melimoahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak
kepada sekolah
Menyediakan saranan untuk pembangkangan , Sekolah mempunyai
potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal
ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah
dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan
sikap terbuka.
Mempertahankan system kelas social , Pendidikan sekolah
diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya
untuk menerima perbedaan prestise , privilese, dan status yang
ada dalam masyarakat.
Memperpanjang masa remaja . Pendidikan sekolah dapat pula
memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung
secara ekonomi pada orang tuanya.
c. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga yang menangani masalah
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan produksi, distribusi
dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup bermasyaraka
Ada beberapa tipe sistem ekonomi di dunia yaitu:
a. Tipe ekonomi campuran yaitu gabungan antara sistem kapitalis
dan sosialis
b. Tipe ekonomi Komunis yaitu dipimpin oleh partai tunggal
c. Sistem ekonomi masyarakat fasis yaitu masyarakat yang dipimpin
oleh suatu partai
diktaktor yang diorganisir oleh seorang pimpinan yang kharismatik
d. Sistem ekonomi Indonesia bertumpu pada pasal 33 UUD 1945
1.Tujuan dan fungsi lembaga ekonomi
Pada hakekatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga
ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan
hidup masyarakat
2.Fungsinya dari lembaga ekonomi
1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
2. Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter
3. Memberi pedomantentang harga jual beli barang
4. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
5. Memberikan pedoman tentang cara pengupahan
6. Memberikan pedomantentang cara pemutusan hubungan kerja
7.Memberi identitas bagi masyarakat
8. Mengatur kehidupan sosial dan ekonomi
9. Tempat pertukaran bebas
10.Mengubah struktur sosial budaya
3.Struktur lembaga ekonomi
Secara sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti sawah,
perladangan, perikanan, dan pertenakan.(Gathering/pengumpulan)
yaitu proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari
lingkungannya.
2. sector industri ditandai dengan kegiatan produksi barang.
(production)
3. sector perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dari
produsen ke konsumen (Distributing) yaitu proses pembagian barang
dan komonditas pada subsistem-subsistem lainnya.
Ada beberapa unsur lembaga ekonomi :
1. Pola perilaku : efisiensi, penghematan,
profesionalisme, mencari keuntungan
2. Budaya simbolis : merk dagang, hak paten, slogan , lagu
komersial
3. Budaya manfaat : toko, pabrik,pasar, kantor, balngko,
formulir.
4.Kode spesialisasi : kontrak, lesensi, kontrak monopoli, akte
perusahaan
5.Ideologi : liberalisme, tanggungjawab ,manajerial,
kebebasan beryusaha, hak buruh.
4. Macam-Macam Kegiatan Ekonomi
1.Kegiatan Produksi
2. Kegiatan Distribusi
.3.Pertukaran pasar
d.Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan lembaga sosial yang mnegatur hubungan kekuasaan warga masyarakat sehingga keteraturan sosial dapat terpelihara. Lembaga politik mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur sekaligus memberi sangsi kepada anggotanya yang menyimpang. Peran lembaga politik :
1. Lembaga eksekutif
2. Lembaga yudikatif
3. Lembaga legislatif
Terbentukanya suatu lembaga politik dalam arti terbentuknya
suatu nation (bangsa) dalam suatu negara adalah sebagai berikut:
1) mengadakan kegiatan dan proyek yang dapat menjawab keinginan
warga masyarakat
2) menekan adanya persamaan nilai, norma atau sejarah melalui
pengajaran di sekolah , media massa
3) pembentukan tentara nasional dari suatu negara merdeka dengan
partisipasi semua golongan yang ada dalam masyarakat
4) mengadakan upacara pada kesempatan tertentu
Menurut Weber dominasi dibagi menjadi 3 jenis
1) Dominasi kharismatik yang didasarkan pada kewibawaan atau
kharisma seseorang
2) Dominasi Tradisional didasar pada tradisi dan keturunan
3) Dominasi Legal – Rasional yaitu didasarkan kepada aturan
hukum yang dibuat dengan sengaja atas dasar pertimbangan rasional
Lembaga politik mempunyai fungsi umum sebagai berikut:
1) Menghubungkan antara kekuasaan dengan warga masyarakat
sehingga keteraturan tertib sosial terpelihara,
2) Menangani masalah administrasi dan tata tertib umum demi
terciptanya keamanan dan ketentraman masyarakat.
Adapun yang ditertibkan adalah kepentingan-kepentingan dari
warga masyarakat itu sendiri sehingga tidak terjadi benturan
antara kepentingan antar individu maupun kelompok. Untuk
melaksanakan suatu kebijakan suatu lembaga memerlukan kekuasaan
dan kewenangan dengan demikian kehidupan politik tidak lepas dari
sistem penagturan pembagian kekuasaan dan kewenangan. Pembagian
kekuasaan dan kewenangan di negara Indonesia dibagi menjadi
kekuasaan legislatif, kekuasaan yudikatif dan kekuasaan
eksekutif.
Sebagai wujud nyata atau pelaksana dari kekuasaan, lembaga
politik mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. melembagakan norma melalui undang-undang yang disampaikan oleh
badan legislatif
2. melaksanakan undang-undang yang telah disetujui
3. meyelesaikan konflik yang terjadi di antara para warga
masyarakat sehubungan dengan kepentingan tertentu dari warga
masyarakat yang bersangkutan
4. menyelenggarakan pelayanan seperti perawatan kesehatan,
pendidikan, kesejahteraan dan seterusnya
5. melindungi para warga mayarakat atau warga negara dari
serangan bangsa lain
6. memelihara kesiapsiagaan atau kewspadaan dalam menghadapi
bahaya
e. Lembaga Agama
Lembaga keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat
beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat
yang bersangkutan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
keagamaan masing-masing umat beragama.
Masing-masing agama di Indonesia memiliki lembaga keagamaan,
yaitu:
1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2. Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
3. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
5. Budha : Perwakilan Umat Buhda Indonesia (WALUBI)
Coba Anda perhatikan foto di bawah ini, suasana kekeluargaan
antar pemuka agama dalam salah satu pertemuan (Dialog).
1. Fungsi Lembaga Keagamaan
Lembaga keagamaan yang ada di Indonesia pada umumnya
berfungsi sebagai berikut:
a. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah
yang menyangkut keagamaan.
b. Memelihara dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama
umat yang bersangkutan.
c. Memelihara dan meningkatkan kerukunan hidup antar umat
yang bersangkutan.
d. Mewakili umat dalam berdialog dan mengembangkan sikap
saling menghormati serta kerjasama dengan umat beragama lain.
e. Menyalurkan aspirasi umat kepada pemerintah dan
menyebarluaskan kebijakan pemerintah kepada umat.
f. Wahana silaturrahmi yang dapat menumbuhkan rasa
persaudaraan dan kekeluargaan.
Dalam sejarah perjalanan hidup bangsa Indonesia selama ini,
saling hormat menghormati tumbuh dengan subur, sehingga persatuan
dan kesatuan bangsa dapat terpelihara dengan baik. Namun demikian
kadang kala sikap semacam itu menipis, sehingga terjadi gangguan
dalam kehidupan bersama. Kerukunan bangsa terusik, kelangsungan
persatuan dan kesatuan bangsa itu pun terancam.
Untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama pemerintah
telah mengadakan serangkaian kegiatan yang bermuara kepada
terbentuknya wadah musyawarah Antar Umat Beragama pada tahun
1980. Melalui wadah tersebut diupayakan dialog-dialog antar umat
beragama di Indonesia dapat terselenggara dengan baik, dengan
harapan agar kerukunan antar umat beragama itu dapat menciptakan
kerukunan dan kesatuan bangsa serta dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya.Melalui wadah tersebut umat beragama di Indonesia
mengembangkan sikap saling menghormati diantara para pemeluk
agama yang berbeda-beda. Pembentukan wadah Musyawarah Antar Umat
Beragama didukung sepenuhnya oleh lembaga keagamaan yang hidup di
Indonesia. Di bawah ini terdapat skema lembaga keagamaan. Cermati
skema tersebut.
2. Peran Serta Lembaga Keagamaan bagi Peningkatan dan
Pengembangan Diri, Kepentingan Umum, Berbangsa dan Bernegara
Lembaga-lembaga keagamaan perlu diupayakan untuk membina
rasa pemeluknya dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Umat yang taqwa akan melahirkan manusia-manusia
yang baik dan beriman sehingga tercipta warga negara yang tahu
hak dan kewajibannya baik sebagai makhluk individu mapun makhluk
sosial.
Keberadaan lembaga-lembaga keagamaan memberikan rasa aman
bagi setiap warga negara dan umat beragama agar dapat beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa diliputi rasa ketakutan kepada
pihak lain. Setiap umat beragama dapat selalu meningkatkan dan
mengembangkana diri dalam mempelajari dan memahami serta
melaksanakan agama yang dianutnya dalam rangka meningkatkan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Apabila ketentraman menjalankan ibadah sudah baik, dengan
sendirinya kepentingan umum akan tercipta, tidak akan terjadi
kegaduhan, keributan, dan saling menyalahkan. Selanjutnya
keamanan, kedamaian dan ketenangan dalam masyarakat akan terbina
dengan baik.
Menurut Horton dan Hunt agama mempunyai fungsi manifest dan
laten.
1.Fungsi manifest agama
Berkaitan dengan segi-segi doktrin, ritual dan aturan
perilaku dalam agama.
2.Fungsi laten dari agama
yaitu membagi masyarakat dunia ke dalam golongan sosial,
kelas sosial dan atas dasar agama ataupun tingkat keimanan.
Secara sosiologis agama sangatlah penting bagi kehidupan
manusia karena pengetahuan dan keahlian tidak berhasil menjawab
seluruh persoalan yang dihadapi manusia. Menurut Durkheim fungsi
agama dari segi mikro yaitu melalui komunikasi dengan Tuhannya
orang yang beriman akan menjadi lebih kuat sehingga menurutnya
fungsi agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita
untuk hidup. Dari segi makro, agama menjalankan fungsi positif
karena memenuhi kebutuhan masyarakat untuk secara berkal
menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi
ciri dan inti persatuan masyarakat tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Lembaga sisoal (social institution) adalah organisasi norma-
norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap penting. Lembaga
berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila
kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan
disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga
adalah peran yang telah dibakukan, di setujui, dan diharapkan,
dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat
diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu.
Lembaga mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma perilaku,
sikap, nilai, simbol, ritual, dan ideologi), fungsi manifes (tujuan
yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak di
kehendaki dan tidak direncanakan).
Para pemimpin asosiasi (pendidikan, mesjid, dan lain-lain)
biasanya menginginkan suatu otonomi tertentu, atau kebebasan dari
lembaga-lembaga lain. Lembaga yang satu dengan lembaga yang lain
biasanya juga saling berhubungan, sehingga perubahan lembaga yang
satu mempengaruhi lembaga yang lain dalam hubungan sebab akibat
yang kontinu.
Kaum intelektual adalah orang-orang yang pekerjaannya terutama
bergelut dengan gagasan. Kekuatan mereka adalah pengaruhnya,
karena pekerjaan mereka dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang
yang berkuasa. Kaum intelektual dapat menyerang maupun membela
lembaga-lembaga masyarakat mereka.
Birokrasi adalah personel administratif yang di
spesialisasikan, diangkat berdasarkan prestasi atau masa dinas,
impersonal dan diarahkan oleh suatu rantai komando. Walaupun
sangat di kritik dan dicela namun birokrasi muncul karena
kebutuhan akan efisiensi, keseragaman dan pencegahan korupsi.
Reaksi-reaksi terhadap birokrasi meliputi upaya-upaya untuk
memperbaiki melalui analisis dan latihan serta membatasi
wewenangnya. Beberapa organisasi telah menggunakan ombudsman
untuk melindungi anggotanya dari perlakuan kesewenangan-wenangan
diskriminatif para pejabat. Alternatif bagi birokrasi bersandar
pada pemberian imbalan atas pencapaian tujuan tanpa harus
mengikuti peraturan secara terinci.
Kepercayaan terhadap lembaga mengalami pasang surut, dan
kepercayaan masyarakat yang rendah bisa mengakibatkan perubahan
lembaga.
3.2 Saran
Lembaga sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh
ruang dan waktu, oleh karena itu kita sebagai bagian dari
kelompok sosial harus berusaha mengendalikan lembaga itu ke arah
yang positif