Makalah Lembaga Sosial

29
Makalah Lembaga Sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkahlaku. Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Contoh: Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual. Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi.Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi

Transcript of Makalah Lembaga Sosial

Makalah Lembaga Sosial

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan

masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana

diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena

manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.Untuk mendapatkan

keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat

sebagai paduan bertingkahlaku.

Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak

disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara

sadar. Contoh: Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak

harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan

terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat

bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung

itu, yaitu pembeli ataukah penjual.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga

sosial.Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat

merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga

sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.Menurut

Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau

institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi

berpola atau bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu

terjadi.Dengan kata lain, pelembagaan adalah suatu proses

berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam masyarakat menjadi

institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan dalam

kehidupan bersama.

1.2    Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanalatar belakang terjadi lembaga-lembaga sosial itu didalam masyarakat dan bagaimanapula peranan lembaga tersebut dalam masyarakat.

1.3    Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana lembaga-lembaga sosial itu terbentuk di dalam masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Lembaga Sosial Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli,

yaitu :

a. Paul Horton dan Chester L.Hunt

Lembaga sosial adalah sistem norma – norma sosial dan

hubungan hubungan yang menyatukan nilai – nilai dan prosedur –

prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat.

b.Peter L. Berger

Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan

perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak

melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.

c.Mayor Polak

Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan

dan adat istiadat yang mempertahankan nilai – nilai penting.

d.W. Hamilton

Lembaga sosial adalah tata cara kehidupan kelompok, yang

apabila dilanggar akan dijatuhi berbagai derajat sanksi.

e.Robert Maclver dan C.H. Page

Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah

diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung

dalam suatu kelompok masyarakat.

f.Leopold Von Wiese dan Becker

Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan

antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola –

polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan

kelompoknya.

g.Koentjaraningrat

Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan

hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi

kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia

h.Soerjono Soekanto

Lembaga sosial adalah himpunan norma dari segala tingkatan

yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan

masyarakat

i.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Lembaga sosial adalah kumpulan dari berbagai cara

berperilaku yang diakui oleh anggota masyarakat sebagai sarana

untuk mengatur hubungan-hubungan sosial.

j.W.G. Sumner

Sumner mengungkapkan definisi lembaga sosial sebagai

perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang

mempunyai sikap kekal serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan masyarakat. Lembaga berfungsi agar ada keteraturan dan

integrasi dalam masyarakat.

Setelah memahami beberapa pengertian lembaga sosial yang

dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa lembaga sosial berkaitan dengan hal-hal berikut

ini:

a.     Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan

memengaruhi. Maksudnya sistem norma tersebut saling berhubungan

satu dengan yang lain dan membentuk sebuah institusi dalam sebuah

proses yang cukup panjang.

b.     Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan

dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup. Seperangkat norma

bersifat fleksibel, seperti telah dibahas pada saat kamu duduk di

kelas X dulu, bahwa norma sosial adalah sesuatu yang dapat

menyesuaikan dengan kebutuhan hidup dan juga pola pemikiran

seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan adanya suatu

perubahan sosial yang sifatnya menyeluruh, maka kemungkinan besar

norma sosial juga akan ikut berubah.

c.      Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga

masyarakat agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur.

Sebagaimana fungsi dari norma itu sendiri, yaitu sebagai pengatur

pola perilaku manusia sebagai anggota masyarakat, yang

keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mencapai keteraturan

sosial.

Lembaga sosial merupakan pola yang terorganisasi untuk

memenuhi berbagai keperluan manusia, yang terlahir dengan aanya

berbagai budaya, sebagai suatu ketetapan yang tetap, untuk

memperoleh konsep kesejahtraan masyarkat dan melahirkan suatu

struktur.Jadi,Lembaga sosial adalah wadah dari sekumpulan norma

atau kaidah yang mengatur pendukungnya dalam rangka mewujudkan

kebutuhan masyarakat yang bersifat khusus.

2.2 Ciri-Ciri Lembaga Sosial

Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak,

ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.

Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-

ciri Umum Lembaga Sosial" (General Features of Social Institution)

menguraikan sebagai berikut:

1.         Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan

perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan

hasil-hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata

kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam

suatu unit yang fungsional.

2.       Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan

tertentu. Oleh karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-

norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya

apabila terus dipelihara dan dibakukan.

3.       Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan

tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa

tujuan, demikian juga lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan

lain- lain.

4.       Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga

keluarga serta masjid, gereja, pura, dan wihara untuk lembaga

agama.

5.       Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang

atau simbol-simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara

simbolis menggambar tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.

Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu

kebangsaan untuk negara, serta seragam sekolah dan badge

(lencana) untuk sekolah.

6.       Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak

tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib, dan lain-lain.

Sebagai contoh, izin kawin dan hukum perkawinan untuk lembaga

perkawinan.

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut

pula mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial.Menurutnya

terdapat sembilan ciri khas (karakteristik) lembaga sosial

sebagai berikut :

1.         Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan

khusus masyarakat.

2.       Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber

dari anggotanya.

3.       Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen

menjadi bagian tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari

anggotanya.

4.       Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di

masyarakat, perubahan lembaga sosial satu berakibat pada

perubahan lembaga sosial yang lain.

5.       Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-

masing lembaga sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna

di sekitar rangkaian pola, norma, nilai, dan perilaku yang

diharapkan.

6.       Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh

mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka

berpartisipasi.

7.       Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.

8.       Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan

tertentu.

9.       Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau

orientasi kelompoknya

Dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri lembaga sosial adalah:

• Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu

• Mempunyai tujuan tertentu

• Mempunyai perlengkapan untuk mencapai tujuan itu

• Memiliki lambang-lambang

• Memiliki tradisi tertulis & tidak tertulis

• Memenuhi kebutuhan pokok

• Merupakan usaha penghormatan dan penghargaan nilai

• Pola tingkah laku tetap

• Saling mempengaruhi

• Berisi norma, nilai, dan tingkah laku ideal

• Memenuhi cita-cita/tujuan bersama

2.3 Fungsi Lembaga Sosial

  Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi

sebagai berikut:

1.         Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat,

bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam

menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di

lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan

pemenuhan kebutuhan.

2.       Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan

3.       Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan

sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat

terhadap anggota-anggotanya

Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:

1.         Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga

yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat

2.       Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga

sosial yang tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau

jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak

dapat diramalkan.

2.4  Proses Pertumbuhan Lembaga Social

Proses terjadinya lembaga sosial dapat melalui dua

cara,yaitu sebgai berikut:

1.Secara Tidak Terencana

Maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam

kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat

dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah

dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu

barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap

sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai

alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga

ekonomi seperti bank dan sebagainya

2.Secara Terencana

Maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses

perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok

orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga

transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk

mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa

proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang

saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik

kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma

kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga

social.

2.5 Cara-Cara Mempelajari Lembaga Sosial

Mempelajari lembaga sosial merupakan hal yang sangat penting

karena tidak bisa kita pungkiri bahwa setiap hari kita harus

hidup di dalamnya.Menurut Mac Iver dan Charles ada tiga

pendekatan yang bisa kita lakukan untuk mempelajari lembaga

sosial yaitu:

1. Analisa secara historis,yang bertujan untuk mempelajari

sejarahmuncul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan.

2.Analisa komparatif,yang bertujuan menelaah dengan

caramembandingkan suatu lembaga tertentu dari berbagai

masyarakat.

3.Analisa fungsional,dilakukan dengan menganalisa hubungan

antarlembaga berdasarkan fungsinya, hal ini dapat dilakukan

dengan analisahistories maupun analisa komparatif

2.6 Tipe-Tipe Lembaga Sosial

Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin, tipe-tipe

lembaga sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.Berdasarkan Sudut Perkembangan

Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh

dari adat istiadat masyarakat. Contoh: lembaga perkawinan,

hak milik dan agama

Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh: lembaga utang

piutang dan lembaga pendidikan

2.Berdasarkan Sudut Nilai yang Diterima Oleh Masyarakat

Basic institution yaitu institusi sosial yang dianggap penting

untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam

masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah, dan negara.

Subsidiary institution yaitu institusi sosial yang berkaitan

dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting

dan berbeda di masing-masing masyarakat seperti rekreasi.

3.Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat

Approved dan sanctioned institution yaitu institusi sosial yang

diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah atau perusahaan

dagang.

Unsanctioned institution yaitu institusi yang ditolak masyarakat

meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh:

sindikat kejahatan, pelacuran, dan perjudian.

4.Berdasarkan Sudut Penyebarannya

General institution yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian

besar masyarakat dunia. Contoh: institusi agama

Restricted institution yaitu institusi sosial yang hanya dikenal

dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu. Contoh:

lembaga agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha.

5. Berdasarkan Sudut Fungsinya

Operative institution yaitu institusi yang berfungsi menghimpun

pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat

yang bersangkutan. Contoh: institusi ekonomi.

Regulative institution yaitu institusi yang bertujuan mengawasi

adat istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat. Contoh:

institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan

kejaksaan.

2.7  Peranan Lembaga Sosial

a. Lembaga Keluarga

Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat.

Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika

dilahirkan.

1.Proses Terbentuknya Keluarga:

Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah

menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah

ini :

1. Diawali dengan adanya interaksi antara pria dan wanita

2. Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan

social yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan

3. Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian

terbentuklah keluarga inti

2. Karakteristik Keluarga

Menurut Mac Iver dan Charlen Horton:

1. Merupakan hubungan perkawinan

2. Bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang dibentuk atau dipelihara

3. Mempunyai suatu sistem tata nama (nomeclatur) termasuk

perhitungan garis keturunan

4. Mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotanya

5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

3. Proses Terbentuknya Keluarga

1) Tahap formatif atau pre neptual, masa persiapan sebelum

perkewinan. Meliputi peminangan atau pertunangan,

2) Tahap perkawinan atau nuptual stage, yaitu ketika

dilangsungkannya perkawinan dan sesudahnya tetapi sebelum

melahirkan anak- anak,

3) Tahap pemeliharaan anak-anak atau child rearing stage yaitu

keluarga dengan anak-anak hasil perkawinan,

4) Tahap keluarga dewasa atau maturity stage yaitu suatu kelaurga

dengan anak-anak yang telah mampu berdiri sendiri dan membentuk

keluarga baru.

Menurut UU No 1 Tahun 1974 :

Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME.

4. Bentuk-Bentuk Perkawinan

a. Monogami : 1 suami dengan 1 istri

b. Poligami/Poligini: 1 suami dengan lebih dari 1 istri

c. Poli andri: I istri dengan lebih dari 1 suami

d. Group Married : dengan demikian keluaga terdiri dari

sekelompok istri dan sekelompok suami

Dilihat dari bentuk perkawinan, asal suami/istri dikenal

beberapa bentuk perkawinan antaralain:

1. Exsogami : Perkawinan antara orang dengan orang di luar

golongan, (ras, agama, wilayah, suku, bangsa dan sebagainya)

2. Endogami : Perkawinan antara orang dengan orang di dalam

golongan, (ras, agama, wilayah, suku, bangsa dan sebagainya)

3. Eletrio Gami : Perkawinan orang dari lapisan ekonomi berbeda,

contoh: “orang biasa menikah engan anak mentri”

4. Homogami : Perkawinan antara lapisan yang sama contoh: antara

ekonomi menengah dengan ekonomi menengah

Tujuan Perkawinan:

1. Untuk mendapatkan keturunan

2. Untuk meningkat derajat dan status social baik pria maupun

wanita

3. mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah renggang

4. Agar harta warisan tidak jatuh ke orang lain.

Perkawinan harus didasarkan persetujuan kedua calon

mempelai, keduanya sebaiknya sudah berusia 21 tahun keatas.

5. Fungsi dan Peran Lembaga Keluarga

a. Fungsi keluarga

Adapun fungsi keluarga adalah:

1. Fungsi Reproduksi

Artinya dalam keluarga anak-anak merupakan wujud dari cinta

kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya.

2. Fungsi Sosialisasi

Artinya bahwa keluarga berperan dalam membentuk kepribadian

anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya.

Keluarga sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu

menerapakan nilai dan norma masyarakat melalui keteladanan orang

tua.

3. Fungsi Afeksi

Artinya didalam keluarga diperlukan kehangatan rasa kasih

saying dan perhatian antar anggota keluarga yang merupakan salah

satu kebutuhan manusia sebagai makluk berpikir dan bermoral

(kebutuhan integratif) apabila anak kurang atau tidak

mendapatkannya , kemungkinan ia sulit untuk dikendalikan nakal,

bahkan dapat terjerumus dalam kejahatan.

4. Fungsi Ekonomi

Artinya bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai

kewajiban ekonomi seluaruh keluarganya . Ibu sebagai sekretaris

suami didalam keluarga harus mampu mengolah keuangan sehingga

kebutuahan dalam rumah tangganya dapat dicukupi.

5. Fungsi Pengawasan Sosial

Artinya bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling

melakukan control atau pengawasan karena mereka memiliki rasa

tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga .

6. Fungsi Proteksi (Perlindungan)

artinya fungsi perlindungan sangat diperlukan keluarga

terutma anak , sehigngga anak akan merasa aman hidup ditengah-

tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai

ancaman fisik mapun mental yang dating dari dalam keluarga maupun

dari luar keluarganya.

7. Fungsi Pemberian Status

Artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan

status atau kedudukan yang baru di masyarakat yaitu suami atau

istri. Secara otomatis mereka akan diperlakukan sebagai orang

yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri,

keluarga, anak-anak dan masyarakatnya.

b. Peran Keluarga

Adapun peran keluarga adalah dasar pembantu utama struktur

sosial yang lebih luas. Jadi keluarga sebagai wadah pembentukan

tingkah laku masyarakat termasuk dalam saluran penerus

tradisi/budaya dalam masyarakat.Berkembangnya gaya hidup baru

yang merusak fungsi keluarga menurut Giddens yaitu: hidup bersama

diluar nikah (cohabitation), keluarga orang tua homoseksual (gay

parent families) dan hidup membujang.

6.Garis Keturunan dalam Lembaga Keluarga

         Patrilinial: Menarik garis keturunan dari pihak bapak

atau Ayah: umumnya terjadi di daerah Bali

         Matrilinial: Menarik garis keturunan dari pihak Ibu:

umumnya terjadi di daerah Minangkabau

         Bilateral : Menarik garis keturunan dari pihak bapak atau

Ayah dan Ibu: umumnya terjadi di Masyarakat Jawa

         Unilateral: Menarik satu garis keturunan entah patri atau

matri

b. Lembaga Pendidikan

Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian lembaga

pendidikan,antara lain;

a. Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati

Lembaga Pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan

bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak

didik

b. Menurut Enung K. Rukiyati, Fenti Himawati

Lembaga Pendidikan adalah wadah atau tempat

berlangsungnyaproses pendidikan yang bersama an dengan proses

pembudayaan.

c. Menurut Hasbullah

Lembaga Pendidikan adalah tempat berlangsungnya

prosespendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan

masyarakat. Didalam lembaga pendidikan terdapat dua fungsi

yaitu :

1. Fungsi Manifest Lembaga Pendidikan

         Membantu orang untuk mencari nafkah

         Menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan

kebutuhan hidupnya.

         Melestarikan kebudayaan dengan caramengajarkannya dari

generasi kegenerasi berikutnya.

         Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran

ketrampilan berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional

         Memperkaya kehidupan dengan cara menciptakan kemungkainan

untuk berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa

keindahan.

         Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui

bimbingan pribadi dan berbagai kursus

         Meningkatkan taraf kesehatan para pemuda bangsa melalui

latihan dan olahraga.

         Menciptakan warga Negara yang patreotik melalui pelajaran

yang menggambarkan kejayaan bangsa.

         Membentuk kepribadian yaitu susunan unsur dan jiwa yang

menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap

individu.

2. Fungsi Laten Lembaga Pendidikan

    Mengurangi pengendalian orang tua melalui pendidikan sekolah

orang tua melimoahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak

kepada sekolah

    Menyediakan saranan untuk pembangkangan , Sekolah mempunyai

potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal

ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah

dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan

sikap terbuka.

    Mempertahankan system kelas social , Pendidikan sekolah

diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya

untuk menerima perbedaan prestise , privilese, dan status yang

ada dalam masyarakat.

    Memperpanjang masa remaja . Pendidikan sekolah dapat pula

memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung

secara ekonomi pada orang tuanya.

c. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi merupakan lembaga yang menangani masalah

kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan produksi, distribusi

dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan

hidup bermasyaraka

Ada beberapa tipe sistem ekonomi di dunia yaitu:

a. Tipe ekonomi campuran yaitu gabungan antara sistem kapitalis

dan sosialis

b. Tipe ekonomi Komunis yaitu dipimpin oleh partai tunggal

c. Sistem ekonomi masyarakat fasis yaitu masyarakat yang dipimpin

oleh suatu partai

diktaktor yang diorganisir oleh seorang pimpinan yang kharismatik

d. Sistem ekonomi Indonesia bertumpu pada pasal 33 UUD 1945

1.Tujuan dan fungsi lembaga ekonomi

Pada hakekatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga

ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan

hidup masyarakat

2.Fungsinya dari lembaga ekonomi

1. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan

2. Memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter

3. Memberi pedomantentang harga jual beli barang

4. Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja

5. Memberikan pedoman tentang cara pengupahan

6. Memberikan pedomantentang cara pemutusan hubungan kerja

7.Memberi identitas bagi masyarakat

8. Mengatur kehidupan sosial dan ekonomi

9. Tempat pertukaran bebas

10.Mengubah struktur sosial budaya

3.Struktur lembaga ekonomi

Secara sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

1. sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti sawah,

perladangan, perikanan, dan pertenakan.(Gathering/pengumpulan)

yaitu proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari

lingkungannya.

2. sector industri ditandai dengan kegiatan produksi barang.

(production)

3. sector perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dari

produsen ke konsumen (Distributing) yaitu proses pembagian barang

dan komonditas pada subsistem-subsistem lainnya.

Ada beberapa unsur lembaga ekonomi :

1. Pola perilaku : efisiensi, penghematan,

profesionalisme, mencari keuntungan

2. Budaya simbolis : merk dagang, hak paten, slogan , lagu

komersial

3. Budaya manfaat : toko, pabrik,pasar, kantor, balngko,

formulir.

4.Kode spesialisasi : kontrak, lesensi, kontrak monopoli, akte

perusahaan

5.Ideologi : liberalisme, tanggungjawab ,manajerial,

kebebasan beryusaha, hak buruh.

4. Macam-Macam Kegiatan Ekonomi

1.Kegiatan Produksi

2. Kegiatan Distribusi

.3.Pertukaran pasar

d.Lembaga Politik

Lembaga politik merupakan lembaga sosial yang mnegatur hubungan kekuasaan warga masyarakat sehingga keteraturan sosial dapat terpelihara. Lembaga politik mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur sekaligus memberi sangsi kepada anggotanya yang menyimpang. Peran lembaga politik :

1.      Lembaga eksekutif

2.     Lembaga yudikatif

3.    Lembaga legislatif

Terbentukanya suatu lembaga politik dalam arti terbentuknya

suatu nation (bangsa) dalam suatu negara adalah sebagai berikut:

1) mengadakan kegiatan dan proyek yang dapat menjawab keinginan

warga masyarakat

2) menekan adanya persamaan nilai, norma atau sejarah melalui

pengajaran di sekolah , media massa

3) pembentukan tentara nasional dari suatu negara merdeka dengan

partisipasi semua golongan yang ada dalam masyarakat

4) mengadakan upacara pada kesempatan tertentu

Menurut Weber dominasi dibagi menjadi 3 jenis

1) Dominasi kharismatik yang didasarkan pada kewibawaan atau

kharisma seseorang

2) Dominasi Tradisional didasar pada tradisi dan keturunan

3) Dominasi Legal – Rasional yaitu didasarkan kepada aturan

hukum yang dibuat dengan sengaja atas dasar pertimbangan rasional

Lembaga politik mempunyai fungsi umum sebagai berikut:

1) Menghubungkan antara kekuasaan dengan warga masyarakat

sehingga keteraturan tertib sosial terpelihara,

2) Menangani masalah administrasi dan tata tertib umum demi

terciptanya keamanan dan ketentraman masyarakat.

Adapun yang ditertibkan adalah kepentingan-kepentingan dari

warga masyarakat itu sendiri sehingga tidak terjadi benturan

antara kepentingan antar individu maupun kelompok. Untuk

melaksanakan suatu kebijakan suatu lembaga memerlukan kekuasaan

dan kewenangan dengan demikian kehidupan politik tidak lepas dari

sistem penagturan pembagian kekuasaan dan kewenangan. Pembagian

kekuasaan dan kewenangan di negara Indonesia dibagi menjadi

kekuasaan legislatif, kekuasaan yudikatif dan kekuasaan

eksekutif.

Sebagai wujud nyata atau pelaksana dari kekuasaan, lembaga

politik mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. melembagakan norma melalui undang-undang yang disampaikan oleh

badan legislatif

2. melaksanakan undang-undang yang telah disetujui

3. meyelesaikan konflik yang terjadi di antara para warga

masyarakat sehubungan dengan kepentingan tertentu dari warga

masyarakat yang bersangkutan

4. menyelenggarakan pelayanan seperti perawatan kesehatan,

pendidikan, kesejahteraan dan seterusnya

5. melindungi para warga mayarakat atau warga negara dari

serangan bangsa lain

6. memelihara kesiapsiagaan atau kewspadaan dalam menghadapi

bahaya

e. Lembaga Agama

Lembaga keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat

beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat

yang bersangkutan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup

keagamaan masing-masing umat beragama.

Masing-masing agama di Indonesia memiliki lembaga keagamaan,

yaitu:

1.         Islam    : Majelis Ulama Indonesia (MUI)

2.       Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)

3.       Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

4.       Hindu   : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)

5.       Budha  : Perwakilan Umat Buhda Indonesia (WALUBI)

Coba Anda perhatikan foto di bawah ini, suasana kekeluargaan

antar pemuka agama dalam salah satu pertemuan (Dialog).

1. Fungsi Lembaga Keagamaan

Lembaga keagamaan yang ada di Indonesia pada umumnya

berfungsi sebagai berikut:

a.       Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah

yang menyangkut keagamaan.

b.       Memelihara dan meningkatkan kualitas kehidupan beragama

umat yang bersangkutan.

c.       Memelihara dan meningkatkan kerukunan hidup antar umat

yang bersangkutan.

d.       Mewakili umat dalam berdialog dan mengembangkan sikap

saling menghormati serta kerjasama dengan umat beragama lain.

e.       Menyalurkan aspirasi umat kepada pemerintah dan

menyebarluaskan kebijakan pemerintah kepada umat.

f.         Wahana silaturrahmi yang dapat menumbuhkan rasa

persaudaraan dan kekeluargaan.

Dalam sejarah perjalanan hidup bangsa Indonesia selama ini,

saling hormat menghormati tumbuh dengan subur, sehingga persatuan

dan kesatuan bangsa dapat terpelihara dengan baik. Namun demikian

kadang kala sikap semacam itu menipis, sehingga terjadi gangguan

dalam kehidupan bersama. Kerukunan bangsa terusik, kelangsungan

persatuan dan kesatuan bangsa itu pun terancam.

Untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama pemerintah

telah mengadakan serangkaian kegiatan yang bermuara kepada

terbentuknya wadah musyawarah Antar Umat Beragama pada tahun

1980. Melalui wadah tersebut diupayakan dialog-dialog antar umat

beragama di Indonesia dapat terselenggara dengan baik, dengan

harapan agar kerukunan antar umat beragama itu dapat menciptakan

kerukunan dan kesatuan bangsa serta dipelihara dan ditingkatkan

kualitasnya.Melalui wadah tersebut umat beragama di Indonesia

mengembangkan sikap saling menghormati diantara para pemeluk

agama yang berbeda-beda. Pembentukan wadah Musyawarah Antar Umat

Beragama didukung sepenuhnya oleh lembaga keagamaan yang hidup di

Indonesia. Di bawah ini terdapat skema lembaga keagamaan. Cermati

skema tersebut.

2. Peran Serta Lembaga Keagamaan bagi Peningkatan dan

Pengembangan Diri, Kepentingan Umum, Berbangsa dan Bernegara

Lembaga-lembaga keagamaan perlu diupayakan untuk membina

rasa pemeluknya dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Umat yang taqwa akan melahirkan manusia-manusia

yang baik dan beriman sehingga tercipta warga negara yang tahu

hak dan kewajibannya baik sebagai makhluk individu mapun makhluk

sosial.

Keberadaan lembaga-lembaga keagamaan memberikan rasa aman

bagi setiap warga negara dan umat beragama agar dapat beribadah

kepada Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa diliputi rasa ketakutan kepada

pihak lain. Setiap umat beragama dapat selalu meningkatkan dan

mengembangkana diri dalam mempelajari dan memahami serta

melaksanakan agama yang dianutnya dalam rangka meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Apabila ketentraman menjalankan ibadah sudah baik, dengan

sendirinya kepentingan umum akan tercipta, tidak akan terjadi

kegaduhan, keributan, dan saling menyalahkan. Selanjutnya

keamanan, kedamaian dan ketenangan dalam masyarakat akan terbina

dengan baik.

Menurut Horton dan Hunt agama mempunyai fungsi manifest dan

laten.

1.Fungsi manifest agama

Berkaitan dengan segi-segi doktrin, ritual dan aturan

perilaku dalam agama.

2.Fungsi laten dari agama

yaitu membagi masyarakat dunia ke dalam golongan sosial,

kelas sosial dan atas dasar agama ataupun tingkat keimanan.

Secara sosiologis agama sangatlah penting bagi kehidupan

manusia karena pengetahuan dan keahlian tidak berhasil menjawab

seluruh persoalan yang dihadapi manusia. Menurut Durkheim fungsi

agama dari segi mikro yaitu melalui komunikasi dengan Tuhannya

orang yang beriman akan menjadi lebih kuat sehingga menurutnya

fungsi agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita

untuk hidup. Dari segi makro, agama menjalankan fungsi positif

karena memenuhi kebutuhan masyarakat untuk secara berkal

menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide kolektif yang menjadi

ciri dan inti persatuan masyarakat tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Lembaga sisoal (social institution) adalah organisasi norma-

norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap penting. Lembaga

berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila

kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan

disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga

adalah peran yang telah dibakukan, di setujui, dan diharapkan,

dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat

diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu.

Lembaga mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma perilaku,

sikap, nilai, simbol, ritual, dan ideologi), fungsi manifes (tujuan

yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak di

kehendaki dan tidak direncanakan).

Para pemimpin asosiasi (pendidikan, mesjid, dan lain-lain)

biasanya menginginkan suatu otonomi tertentu, atau kebebasan dari

lembaga-lembaga lain. Lembaga yang satu dengan lembaga yang lain

biasanya juga saling berhubungan, sehingga perubahan lembaga yang

satu mempengaruhi lembaga yang lain dalam hubungan sebab akibat

yang kontinu.

Kaum intelektual adalah orang-orang yang pekerjaannya terutama

bergelut dengan gagasan. Kekuatan mereka adalah pengaruhnya,

karena pekerjaan mereka dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang

yang berkuasa. Kaum intelektual dapat menyerang maupun membela

lembaga-lembaga masyarakat mereka.

Birokrasi adalah personel administratif yang di

spesialisasikan, diangkat berdasarkan prestasi atau masa dinas,

impersonal dan diarahkan oleh suatu rantai komando. Walaupun

sangat di kritik dan dicela namun birokrasi muncul karena

kebutuhan akan efisiensi, keseragaman dan pencegahan korupsi.

Reaksi-reaksi terhadap birokrasi meliputi upaya-upaya untuk

memperbaiki melalui analisis dan latihan serta membatasi

wewenangnya. Beberapa organisasi telah menggunakan ombudsman

untuk melindungi anggotanya dari perlakuan kesewenangan-wenangan

diskriminatif para pejabat. Alternatif bagi birokrasi bersandar

pada pemberian imbalan atas pencapaian tujuan tanpa harus

mengikuti peraturan secara terinci.

Kepercayaan terhadap lembaga mengalami pasang surut, dan

kepercayaan masyarakat yang rendah bisa mengakibatkan perubahan

lembaga.

3.2   Saran

Lembaga sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh

ruang dan waktu, oleh karena itu kita sebagai bagian dari

kelompok sosial harus berusaha mengendalikan lembaga itu ke arah

yang positif

DAFTAR PUSTAKA

Elizabet K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu pengantar

Sosiologi agama, Jakarta, CV. Rajawali Press, 1985.

Google.com, Lembaga-lembaga Sosial, Jakarta, 2012

Taupan, M dan Sudarmo M. Padji, Sosiologi untuk SMA/MA kelas XII,

Penerbit Yrama Widya, 2010

Wikipedia.com