BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum

41
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum. Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan dunia Teknologi Informasi dan komputer. 2.1.1 Sistem Informasi. Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang, data, prosedur, proses, dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung (support) dan meningkatkan operasi sehari-hari (day-to-day). Sedangkan Teknologi Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer ( software dan hardware ) dengan teknologi komunikasi (data, gambar, suara, dan jaringan) (Whitten et al, 2001). Sistem Informasi dibangun oleh data-data. Data adalah fakta mentah tentang organisasi ( data kepegawaian, data gaji, dll ) dan transaksi bisnis ( penjualan, pembelian, peminjaman, dll). Sedangkan informasi adalah kumpulan dari data-data yang telah diorganisasi oleh suati proses sehingga mempunyai arti(Whitten et al, 2001). Sistem Informasi bertugas untuk mengelola data-data yang ada untuk menjadi informasi yang berguna dan mengelola informasi yang ada. Sistem informasi ini diwujudkan dalam sebuah aplikasi yang dapat berbasis desktop (Desktop Aplication) atau web (Web Aplication) yaitu Manajemen Sistem Informasi (Management Infrmation system).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum.

Teori-teori umum ini merupakan teori-teori yang umum yang berkaitan dengan

dunia Teknologi Informasi dan komputer.

2.1.1 Sistem Informasi.

Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang, data, prosedur, proses,

dan interface yang saling berinteraksi untuk mendukung (support) dan

meningkatkan operasi sehari-hari (day-to-day). Sedangkan Teknologi

Informasi adalah kombinasi antara teknologi komputer ( software dan

hardware ) dengan teknologi komunikasi (data, gambar, suara, dan jaringan)

(Whitten et al, 2001).

Sistem Informasi dibangun oleh data-data. Data adalah fakta mentah

tentang organisasi ( data kepegawaian, data gaji, dll ) dan transaksi bisnis (

penjualan, pembelian, peminjaman, dll). Sedangkan informasi adalah

kumpulan dari data-data yang telah diorganisasi oleh suati proses sehingga

mempunyai arti(Whitten et al, 2001). Sistem Informasi bertugas untuk

mengelola data-data yang ada untuk menjadi informasi yang berguna dan

mengelola informasi yang ada. Sistem informasi ini diwujudkan dalam

sebuah aplikasi yang dapat berbasis desktop (Desktop Aplication) atau web

(Web Aplication) yaitu Manajemen Sistem Informasi (Management

Infrmation system).

9

Sistem informasi terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu:

1. Front-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung fungsi bisnis yang

berhubungan dengan pelanggan (customers). Contoh dari sistem informasi

ini adalah sistem informasi penjualan, sistem informasi peminjama buku,

dan lain-lain (Whitten et al, 2001).

2. Back-Office Information System.

Adalah sistem informasi yang mendukung operasi bisnis internal

perusahaan. Contoh dari sistem informasi ini adalah sistem informasi

kepegawaian, sistem informasi akuntansi, dan lain-lain. Penelitian yang

kami lakukan adalah untuk pengembangan Back-Office Information

System, karena penelitian yang kami lakukan adalah untuk mendukung

operasi bisnis internal perusahaan (Whitten et al, 2001).

2.1.2 Sistem Basis Data (Database System).

2.1.2.1 Pengertian Basis Data.

Database adalah kumpulan dari banyak data yang terhubung secara

logika yang menggambarkan perusahaan, dan deskripsi dari data itu, yang

didisain untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan. Database dapat

digunakan secara bersama-sama dari seluruh departemen. Seluruh data

perusahaan dikumpulkan ke dalam satu database perusahaan (Connoly dan

10

Begg, 2002). Dalam database, ada tiga hal yang menyusun sebuah database,

yaitu entiti, atribu, dan relasi.

Database Managament System (DBMS) adalah sitem prangkat lunak

(software) yang memungkinkan pengguna (user) untuk mendefinisikan,

membuat, mengatur, dan mengotrol akses ke database. Lingkungan

pembentuk DBMS adalah Hardware, Software, Data, People, dan Prosedur

(Connoly dan Begg, 2002).

Keuntungan penggunaan DBMS adalah kontrol terhadap data

redundancy (data yang berduplikat atau berlebih), Konsistensi data,

mendapatkan informasi yang lebih dari jumlah data yang sama dibandingken

dengan tidak menggunakan DBMS, berbagi data untuk dapat diakses oleh

bagian apa saja, meningkatkan integritas data, meningkatkan keamanan data,

penghematan dari segi ekonomi, meningkatkan pengaksesan data,

meningkatkan produktivitas perusahaan, memudahkan pemeliharaan data,

meningkatkan backup dan pelayanan recovery.

2.1.2.2 Perancangan Basis Data.

Dalam melakukan perancangan database, kita dapat mengikuti suatu

urutan database development life cycle (DBLC). Langkah-langkah dari

database life cycle dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Connoly dan

Begg, 2002) :

11

Gambar 2.1: Database Life Cycle.

Database Planning

Dalam tahap ini, kita merencanakan tahapan-tahapan apa aja yang akn

dipakai untuk melakukan perancangan database. Ada tiga masalah pokok dalam

merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu :

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan

kebutuhan sistem informasi berikutnya.

2. Mengevaluasi sistem informasi yang ada sekarang untuk menentukan

kekuatan dan kelemahan yang ada.

Database planning

System definition

Requirement collection and analysis

Database design

Conceptual database design

Logical database design

Physical database design

Application designDBMS selection (optional)

Implementation

Data conversion & loading

Testing

Operational maintenance

Prototyping (optional)

12

3. Penilaian kesempatan peluang teknologi informasi yang

menghasilkan keuntungan yang kompetitif.

Perencanaan basis data perlu juga meliputi pengembangan standard yang

mengontrol bagaimana data akan dikumpulkan, bagaimana format harus

diterapkan, dokumentasi apa saja yang diperlukan, dan bagaimana rancangan

dan implementasi dapat diproses. Dalam merancang suatu standard yang baik

harus menyediakan suatu basis untuk staff pelatihan dan mengukur

pengendalian mutu, dan dapat memastikan bahwa pekerjaan yang ada

menyesuaikan diri kepada suatu pola teladan, tanpa tergantung dengan

ketrampilan dan pengalaman staff.

System Definition

Adalah menentukan ruang lingkup dari aplikasi basis data yang akan

dibuat termasuk pengguna dan tempat di mana aplikasi basis data tersebut

diterapkan. Sebelum mencoba untuk merancang suatu aplikasi basis data,

sangatlah penting bahwa pertama kali kita harus mengidentifikasi batasan-

batasan sistem yang ada dan bagaimana sistem tersebut dapat menghubungkan

dengan bagian lain yang terdapat dalam sistem informasi organisasi /

perusahaan. Dan juga sangatlah penting bahwa kita harus menentukan batasan-

batasan sistem tidak hanya area aplikasi dan para pemakai yang sekarang, tetapi

juga aplikasi para pemakai masa depan.

Suatu aplikasi basis data mungkin punya satu atau lebih user views dan

mengidentifikasi user views adalah suatu hal yang penting dalam

13

mengembangkan suatu aplikasi basis data, sebab dapat membantu untuk

memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dalam basis data tersebut

terlupakan ketika mengembangkan kebutuhan untuk aplikasi basis data yang

baru. User views sangat membantu dalam pengembangan aplikasi basis data

yang relatif kompleks karena user views dapat membuat basis data tersebut

dipecah ke dalam bagian-bagian yang dapat dikendalikan.

User views menggambarkan apa yang diperlukan suatu aplikasi basis

data dalam kaitan dengan data yang disimpan dan transaksi untuk dilakukan atas

data tersebut. Kebutuhan user views mungkin beda dengan view yang

bersangkutan atau tumpang tindih dengan view yang lain.

Requirement Collection and Analysis

Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengumpulkan informasi dari

perusahaan. Metode yang sering dilakukan adalah metode Fact Finding, yaitu

dengan menggunakan salah satu metode seperti: wawancara, dokumentasi,

penelitian, kuisioner, dan observasi ke lapangan atau perusahaan.

Database Design

Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting, karena pda tahapan

ini prancangan database yang akan dibuat dilaksanakan. Perancangan basis data

dimulai ketika analisis terhadap suatu kebutuhan perusahaan telah dilakukan. Di

dalam perancangan basis data terdapat suatu metodologi yang membantu dalam

membuat suatu basis data. Yang dimaksud dengan metodologi perancangan

14

basis data adalah sebuah pendekatan struktur yang mencakup prosedur, teknik,

alat bantu dan tujuan dokumentasi untuk mendukung dan memberi sarana dalam

proses perancangan basis data terdiri dari tahap-tahap yang membantu para

perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data.

Metodologi perancangan basis data juga membantu perancang untuk

merancanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek

pembuatan basis data tersebut. Dalam metodologi perancangan basis data,

proses perancangan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Conceptual Database Design,

Logial Database Design, dan Physical Database Design.

Conceptual Database Design, yaitu proses membangun suatu model

informasi yang digunakan dalam perusahaan yang tidak bergantung pada

pertimbangan fisik. Conceptual Database Design meliputi pembuatan sebuah

konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun

menggunakan informasi yang didokumentasi dari user requirement. Conceptual

Database Design secara keseluruhan terbebas dari detil penerapannya, seperti

DBMS software, aplikasi program, programming language, hardware platform

atau pertimbangan fisik lainnya.

Logical Database Design adalah proses membangun suatu model

informasi yang digunakan dalam perusahaan yang berdasarkan pada sebuah

model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung pada sebuah DBMS tertentu

dan pertimbangan fisik lainnya. Konseptual data model yang dibuat pada tahap

sebelumnya disempurnakan dan dipetakan menjadi sebuah logikal data model.

15

Physical Database Design dilakukan untuk memutuskan struktur logic

secara fisik yang diimplementasikan ke dalam tujuan DBMS, para perancang

juga harus membuat keputusan mengenai bagaimana basis data tersebut dapat

diimplementasikan / diterapkan dalam perusahaan. Oleh karena itu, Physical

Database Design untuk meningkatkan kinerja dari basis data tersebut dapat

mempengaruhi logikal data model.

DBMS Selection

Pemilihan DBMS dilakukan untuk memilih DBMS yang cocok atau

sesuai dengan aplikasi basis data yang dibuat. Bagaimanapun pemilihan DBMS

bisa dilakukan pada setiap waktu sebelum melakukan logical design yang

menyajikan informasi cukup mengenai kebutuhan sistem seperti performance,

security, dan integrity constrain. Walaupun pemilihan DBMS mungkin jarang,

tetapi ketika kebutuhan perusahaan sedang diperluas atau sistem yang berjalan

digantikan, mungkin menjadi perlu kadang-kadang untuk mengevaluasi produk

DBMS yang baru. Suatu pendekatan sederhana dalam melakukan DBMS adalah

dengan mencocokan DMS dengan kebutuhan. Secara khusus DBMS

menyediakan fasilitas-fasilitas seperti :

1. Mengijinkan user untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data

Definition Language ( DDL ). DDL mengijinkan user untuk

memspesifikasi tipe data dan struktur dan batasan-batasan data yang

bisa disimpan di basis data.

16

2. Mengijinkan user untuk insert, update, delete, dan retrieve data dari

basis data, biasanya melalui Data Manipulation Language ( DML )

3. DBMS menyediakan akses kontrol ke basis data.

Contohnya antara lain :

a. Security System, di mana mencegah user autorisasi untuk

mengakses basis data.

b. Integrity System, di mana menangani konsistensi

penyimpanan data.

c. Concurrency Control System, di mana mengijinkan basis

data untuk diakses secara share.

d. Recovery Control System, di mana basis data bisa di-

restore pada saat terjadi kesalahan pada hardware

ataupun software.

e. User-Acessible Catalog, di mana berisi deskripsi data di

dalam basis data.

Langkah-langkah untuk memilih database adalah :

1. Menggambarkan cakupan tugas berdasarkan kebutuhan

perusahaan.

2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.

3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.

4. Merekomendasi pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil

dari evaluasi produk DBMS tersebut.

17

Application Design

Perancangan user menghubungkan program aplikasi yang menggunakan

dan memproses basis data tersebut. Mengamati desain aplikasi dan basis data itu

adalah aktivitas paralel pada aplikasi basis data life cycle. Dalam banyak kasus,

tidaklah mungkin untuk melengkapi atau menyudahi desain aplikasi itu sampai

perancangan basis data terhadap dirinya sendiri yang sedang berlangsung. Pada

sisi lain, basis data ada untuk mendukung aplikasi tersebut, dan demikian harus

ada suatu informasi antar desain aplikasi dan desain basis data.

Kita harus memastikan bahwa semua kemampuan menyatakan

spesifikasi kebutuhan pemakai ada di dalam desain aplikasi untuk aplikasi basis

data. Ini melibatkan program aplikasi mengakses basis data akan merancang

transaksi tersebut ke dalam akses basis data.

Sebagai tambahan terhadap perancangan bagaimana kemampuan yang

diperlukan atau diharapkan untuk dapat tercapai, maka kita harus mendesain

seorang user yang sesuai untuk menghubungkan ke aplikasi basis data tersebut.

Alat penghubung ini menyajikan informasi yang diperlukan sehingga mudah

dioperasikan. Bagaimanapun, haruslah dikenali bahwa alat penghubung

mungkin adalah salah satu dari komponen yang paling utama dari sistem itu.

Pada sisi lain jika alat penghubung tidak mempunyai satupun karakteristik maka

sistem akan menyebabkan permasalahan.

18

Prototyping

Prototype adalah merupakan suatu model aplikasi basis data yang

mempunyai semua corak yang diperlukan dan menyediakan semua kemampuan

sistem. Tujuan utama untuk mengembangkan suatu aplikasi prototype database

adalah agar user dapat mengidentifikasi fitur sistem menjadi bekerja dengan

baik. Jika memungkinkan, pemakai dapat memberikan saran untuk mengadakan

perbaikan atau bahkan fitur baru dalam aplikasi basis data tersebut. Keuntungan

prototype adalah relatif murah dan cepat dalam proses pembuatannya.

Ada dua strategi prototyping, yaitu requirements prototyping dan

evolutionary prototyping. Requirements Prototyping adalah prototype yang

menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan aplikasi basis data dan jika

kebutuhan-kebutuhan sudah dilengkapi maka prototype tidak dipakai atau

dibuang. Sedangkan Evolutionary Prototyping, adalah prototype yang sama

dengan requirements prototyping, tetapi perbedaannya bisa digunakan untuk

perkembangan lebih lanjut menjadi aplikasi kerja basis data.

Implementation

Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data dan desain

aplikasi. Pada tahap penyelesaian desain kita dapat menerapkan basis data dan

program aplikasi yang telah kita buat. Implementasi basis data dicapai dengan

menggunakan Data Definition Language ( DDL ) yang telah kita pilih dalam

melakukan DBMS atau dengan menggunakan Graphical User Interface ( GUI )

yang menyediakan fungsional yang sama dengan pernyataan DDL yang

19

digunakan untuk menciptakan struktur basis data tersebut. User Views juga

diterapkan pada langkah implementasi.

Program aplikasi diterapkan dengan menggunakan bahasa generasi

keempat atau ketiga yang lebih disukai. Bagian dari program aplikasi ini adalah

transaksi basis data, yang diterapkan dengan menggunakan Data Manipualtion

Language ( DML ). Transaksi basis data juga dapat dibuat dalam bahasa

pemrograman seperti Visual Basic, Delphi, C, C++, Java, COBOL, Fortran,

Ada, atau Pascal. Kita juga menerapkan komponen lain dari desain aplikasi

seperti layar menu, format masukkan data dan laporan.

Pengendalian keamanan dan integritas untuk aplikasi juga telah

diterapkan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan dengan menggunakan

DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk digambarkan di luar dari DDL.

Sebagai contoh kegunaan yang disediakan DBMS kendali sistem operasi.

Data Conversion and Loading

Pemindahan data yang ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah

aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru.

Langkah ini diperlukan hanya ketika suatu sistem basis data lama digantikan

dengan sistem basis data yang baru. Sekarang ini suatu DBMS mempunyai

kegunaan memasukkan file ke dalam basis data yang baru, dan kemudian secara

otomatis mengubah data ke dalam format yang diperlukan oleh file basis data

yang baru. Jika bisa diterapkan, pengembang dapat mengubah dan

20

menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan oleh

sistem yang baru.

Testing

Testing adalah proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan

menemukan kesalahan. Sebelum diterapkan dalam suatu sistem, basis data harus

dilakukan pengujian atau testing terlebih dahulu. Dalam hal ini kita harus hati-

hati dalam perencanaan strategi test dan data harus realistis sedemikian sehingga

keseluruhan proses pengujian sesuai dengan metodenya dan dengan kaku

dilaksanakan. Sesungguhnya, pengujian tidak bisa menunjukkan tidak adanya

kesalahan, hal tersebut dapat dilakukan apabila dengan menggunakan suatu

perangkat lunak. Jika pengujian diselenggarakan dengan sukses, maka akan

membongkar kesalahan pada program aplikasi dan mungkin struktur basis data.

Sebagai manfaat sekunder, pengujian mempertunjukkan bahwa basis data dan

program aplikasi nampak seperti bekerja menurut spesifikasi mereka dan

kebutuhan nampak seperti dicukupi.

Seperti saat merancang suatu basis data, maka dalam melakukan testing

para pemakai sistem yang baru harus dilibatkan untuk menguji proses aplikasi

dan basis data tersebut. Situasi yang ideal untuk pengujian sistem adalah

mempunyai suatu test basis data pada suatu sistem perangkat keras, tetapi ini

sering tidak tersedia. Jika data real diharapkan untuk digunakan, maka penting

untuk mempunyai backup. Setelah pengujian diselesaikan, maka sistem aplikasi

basis data ini telah siap untuk digunakan.

21

Operational Maintenance

Dalam langkah-langkah sebelumnya, aplikasi basis data telah secara

penuh diterapkan dan diuji. Sistem sekarang pindah ke suatu langkah

pemeliharaan yang melibatkan aktivitas berikut ini :

1. Monitoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh di bawah suatu

tingkatan yang bisa diterima, maka penyetelan atau reorganisasi basis data

mungkin diperlukan.

2. Maintaining dan meningkatkan aplikasi basis data. Kebutuhan harus

disatukan ke dalam aplikasi basis data melalui tahap-tahap sebelumnya yang

terdapat dalam database life cycle.

Ketika aplikasi basis data sedang beroperasi, perlu dilakukan monitoring

secara dekat untuk memastikan bahwa performance dalam tingkatan yang bisa

diterima. Suatu DBMS secara normal menyediakan berbagai kegunaan untuk

membantu administrasi basis data yang mencakup kegunaan untuk mengisi data

ke dalam suatu basis data dan untuk memonitor sistem tersebut. Kegunaan yang

mengijinkan sistem melakukan monitoring secara berdampingan atau

berhadapan informasi sebagai contoh, pemakaian basis data untuk efisiensi dan

query strategi pelaksanaan. Database Administrator (DBA) dapat menggunakan

informasi ini untuk men-setting sistem dan untuk memberi performance yang

lebih baik, sebagai contoh, dengan menciptakan index tambahan untuk

mempercepat query, dengan mengubah struktur basis data, atau dengan

melakukan kombinasi terhadap tabel yang ada.

22

Monitoring proses akan terus berlanjut sepanjang seluruh hidup suatu

aplikasi basis data tersebut dan pada waktu tertentu boleh melakukan

reorganisasi basis data untuk mencukupi kebutuhan sistem. Peubahan ini

menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang pada masa

yang akan datang mungkin diperlukan. Hal ini memungkinkan DBA untuk

terlibat dalam perencanaan kapasitas dan untuk melakukan penyesuaian rencana.

Jika DBMS kekurangan kegunaan tertentu, DBA dapat mengembangkan

kegunaan yang diperlukan atau membeli tools tambahan, jika tersedia.

2.1.3 Perancangan Perangkat Lunak (software).

2.1.3.1 Pengertian Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah suatu perintah (program komputer) yang

apabila dieksekusi akan memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang

diinginkan (Pressman, 2002). Perangkat lunak terdiri dari struktur data yang

memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.

Fungsi dari perangkat lunak ada dua (2), yaitu: sebagai produk dan sebagai

kendaraan pengantar produk

Sebagai produk, perangkat lunak adalah sebuah program aplikasi yang

mempunyai fungsi atau tugas tertentu, seperti program microsoft office

(word, exel, power point, dll). Sebagai kendaraan pengantar produk,

perangkat lunak adalah sebuah program perantara dan sebagai penjamin atau

23

fasilitator suatu program berjalan sempurna, seperti sistem operasi, sistem

kontrol komputer, sistem jaringan, dan lain-lain.

Perangkat lunak memiliki karakteristik-karakteristik. Karakteristik-

karakteristik itu adalah:

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan.

Proses pengembangan prangkat lunak tidak sama dengan proses

pengembangan suatu produk yang berbentu fisik, seperti chip. Biaya

perangkat lunak paling besar berasal dari fase pengembangan perangkat

luna itu sendiri, tidak seperti perangkat keras, dimana biaya terpusa pada

material dan proses maufaktur perangkat keras tersebut.

2. Perangkat lunak tidak pernah usang.

Kalau perangkat keras akan mengalami kegagalan hardware

akibat dari masa pakai tertentu. Hal ini bisa diakibatkan karena panas,

debu, dan lain-lain. Berbeda dengan perangkat keras, perangkat lunak

sekali dikembangkan tidak akan pernah rusak karena tidak mempunyai

wujud fisik, namun, perangkat lunak dapat mengalami penurunan

kualitas karena mengalami ketidaksesuaian fungsi dengan keinginan

pemakai.

24

3. Sebaian besar perangkat lunak dibangun secara custum-built, serta tidak

dapat dirakit dari komponen yang sudah ada.

Hal ini dapat dengan mudah dilihat dari kenyaaan, bahwa tidak

ada katalog perangkat lunak, sedangkan kita dapat menemui katalog

perangkat keras (misalnya jenis-jenis IC dengan kode dan fungsinya)

ketika akan mendesain sebuah perangkat keras.

2.1.3.2 Perancangan Peragkat Lunak.

Metode perancangan perangkat lunak ada beberapa, yaitu Sistem

sekuensial ( Water Fall Model ), Rapid Aplication Design (RAD), Model

Spiral, Model Pertambahan, Model Rakitan Komponen, Model

Perkembangan Konkruen. Namun, yang peling umum dipakai dan yang

kami pakai dalam penelitian kami adalah Sistem Sekuensial atau yang sering

disebut dengan System Development Life Cycle (SDLC).

SDLC terdiri dari 4 Tahapan (Britton, 2002), yaitu:

1. Tahap Analisis.

Tahapan ini terjadi proses pengumpulan kebutuhan (requirement

engineering) yang diidentifikasikan dan difokuskan pada perangkat

lunak. Analisis ini bertujuan agar perekayasa memahami domain

informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka yang dibutuhkan.

2. Tahap Desain.

Tahap ini terjadi proses penterjemahan kebutuhan kedalam sutu

sistem perangkat lunak. Pada tahap ini, dilakukan perancanga struktur

25

data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detil

prosedural (algoritma).

3. Tahap Implementasi (coding).

Tahap ini dilakukan proses coding atau proses menterjemahkan

desain kedalam sebuah bahasa yang dimengerti mesin.

4. Tahap Pengetesan (testing).

Tahap ini dilkukan pengujian terhadap program yang telah

berjalan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesalahan sintaks,

keslahan logika, dan kesalahan runtime.

2.1.4 Interaksi Manusia dan Komputer (Human Computer Interaction).

Pengguna sistem komputer (user) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

Expert User dan Novice User. Expert User adalah pengguna komputer yang

telah berpengalaman dan telah menghabidkan waktu yang cukup lama

menggunakan program aplikasi tertentu. Novice user adalah pengguna

kompueter yang mempunyai sedikit pengalaman dalam menggunakan

komputer dan hanya mempunyai sedikit waktu untuk berinteraksi dengan

komputer. Maka dari itu, perancangan antar muka (interface) tidak mudah

agar aplikasi yang kita buat dapat diterima, baik oleh expert user dan novice

user.

Antar muka pemakai (user interfce) adalah jembatan antara manusia

dengan komputer. Antar muka merupakan alat bantu manusia berinteraksi

dengan komputer atau sitem komputer. Antar muka terdiri dari dua macam,

26

yaitu berbasis text (Command Line Interface) dan berbasis grafik (Graphical

User Interface). Untuk merancang sebuah interface, harus menggunakan

panduan tiga (3) pilar perancangan dan delapan aturan emas ( 8 Golden Rule

of User Interface) antar muka. Tiga pilar perancangan tersebut adalah:

dokumen, pedoman, dan proses, user interface software tools, dan ulasan

pakar dan uji usability.

Gambar 2.2: Tiga (3) Pilar Perancangan.

Sedangkan delapan aturan emas yaitu:

1. Antar muka harus mempunyai instruksi apa yang akan dilakukan

selanjutnya.

2. Layar harus diformat sehingga mempunyai tampilan umum yang sama.

3. Pesan, instruksi, atau informasi harus ditampilkan cukup lama sehingga

dapat dibaca.

27

4. Menggunakan atribut tampilan yang unik untuk menandakan sesuatu.

5. Nilai-nilai awal yang harus diisi oleh pengguna harus ditulis atau

ditampilkan.

6. Antisipasi error yang kemungkinan pengguna akan ciptakan.

7. Pengguna tidak boleh diizinkan untuk meneruskan menjalankan program

apabila masih terdapat error.

8. Apabila pengguna melakukan sesuatu yang dapat sangat membahayakan

sistem, maka harus ada mekanisme keyboard lock dan instruction

message.

2.2 Teori-teori Khusus.

Teori-teori Khusus ini merupakan teori-teori yang khusus yang berkaitan dengan

penelitian.

2.2.1 Sistem Asuransi.

Menurut UU No. 2/1992 mengenai Usaha Perasuransian , maka pengertian

perusahaan Reasuransi ialah perusahaan yang memberikan jasa dalam

pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi

Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi Jiwa. Reasuransi merupakan suatu sistem

penyebaran, dimana penanggung menyebarkan seluruh/sebagian dari pertanggungan

yang ditutupnya kepada penanggung lain. Pihak yang menyerahkan pertanggungan

(tertanggung) disebut ceding company, dan pihak yang menerima pertanggungan

(penanggung) disebut reinsurer atau reasuradur. Fungsi reasuransi adalah:

28

1. Memperbesar Kapasitas Akseptasi

Suatu fakta bahwa perusahaan Asuransi mempunyai modal yang

terbatas. Dengan modalnya yang terbatas itu, Asuradur tidak leluasa untuk

melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko yang diterimanya. Singkat kata,

sesuai peraturan perundangan perusahaan Asuransi hanya diperkenankan

mempunyai Retensi Sendiri sebesar 10% dari Modal Sendirinya. Sebagai contoh

bila “Perisai” mempunyai Modal sebesar IDR 10 Milyar, maka maksimum

risiko yang boleh diaksep hanyalah sebesar IDR 1 Milyar. Kalau kita melihat

kondisi sekarang, sudah sangat banyak harta benda yang nilainya jauh melebihi

angka IDR 1 Milyar. Maka kapasitas yang hanya sebesar IDR 1 Milyar itu tentu

saja sangat tidak relevan. Bila seandainya ia tidak mempunyai back-up

Reasuransi, tentunya “Perisai” tidak diperkenankan menutup pertanggungan di

atas IDR 1Milyar.

Bila kemudian “Perisai” menerima penawaran untuk meng-cover harta

benda senilai IDR 5 Milyar, apa yang harus dilakukannya? Menolak risiko

tersebut? Hanya menerima yang IDR 1 Milyar, sedangkan sisanya adalah

tanggungan nasabah sendiri? Atau meminta nasabah untuk mencari perusahaan

asuransi lain yang mau menanggung IDR 4 Milyar tadi? Menurut hemat saya,

dan bila saya sebagai Nasabah, tentunya saya tidak mau repot mencari beberapa

perusahaan yang mau mengasuransikan harta benda saya. Lain halnya kalau

memang harta benda saya bernilai sangat tinggi, tentunya saya akan

mendistribusikan risiko ke beberapa Asuradur (co-insurance).

29

Menjawab pemasalahan diatas, Reasuransi tidak memberikan solusi atas

kapasitas akseptasi terbatas yang dimiliki Asuradur.Bila “Perisai” mempunyai

dukungan Reasuransi, maka dengan tetap mengandalkan Net Retensi-nya

sebesar IDR 1 Milyar tadi, ia bisa melakukan akseptasi terhadap risiko-risiko

yang nilainya jauh melebihi IDR 1 Milyar. Misalnya untuk risiko sebesar IDR 5

Milyar. Maka risiko sejumlah IDR 1 Milyar, tetap menjadi Net Retensi,

sedangkan sisa sebesar IDR 4 Milyar dialihkan ke Reasuradur (entah secara

Treaty atau secara Fakultatif ).

2. Menciptakan Stabilitas Keuangan

Dalam menghadapi risiko yang penuh dengan ketidakpastian, tidak ada

seorangpun, baik Tertanggung, Asuradur maupun Reasuradur, yang tahu secara

pasti apakah risiko tersebut nantinya akan menimbulkan kerugian.

Selain dampak kerugian yang tentunya tidak sedikit, bila kita melihat dari sisi

keuangan, tentunya tiap individu ataupun Organisasi, akan mengalami fluktuasi

keuangan bilamana mengalami kerugian. Misalnya seseorang yang kehilangan

mobil senilai IDR 100 juta. Bila saja ia mempunyai uang yang cukup, tentunya

untuk dapat mengembalikan kondisi dimana ia memiliki mobil tadi, maka ia

harus mengeluarkan uang senilai IDR 100 juta. Hal tersebut tentu mengganggu

cash flow keuangan. Yang tadinya tidak ada rencana mengeluarkan uang sebesar

IDR 100 juta, sekarang harus melakukannya. Itu kalau orang tersebut

mempunyai kondisi keuangan yang memadai. Untuk yang tidak, tentu lebih

dramatis lagi, bagaimana ia harus mengumpulkan uang untuk dapat membeli

30

mobil.Sebagai bagian dari Manajemen Risiko, Reasuransi dapat menghilangkan

ketidakpastian keuangan tadi. Asuradur dapat menentukan seberapa besar

kerugian yang mau dan mampu dideritanya, selebihnya menjadi beban

Reasuradur

3. Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Memberikan Ketentraman Hati

Dari penjelasan di atas bahwa dengan Reasuransi, Asuradur bisa

mendapatkan kapasitas akseptasi yang jauh lebih besar dari yang sesungguhnya

ia miliki. Tentunya secara tidak langsung akan menimbulkan rasa percaya diri,

utamanya dapat bersaing memperebutkan risiko yang besar. Nasabah sendiri

tentunya lebih senang mempertanggungkan harta bendanya ke Asuradur yang

mempunyai kapasitas askeptasi lebih besar.

Dari penjelasan kedua, juga diperoleh suatu keyakinan bahwa Asuradur

hanya akan menderita kerugian sebesar nilai tertentu dimana sisanya dialihkan

ke Reasuradur. Dengan adanya keyakinan itu, maka tentunya Asuradur akan

merasa aman dan tidak lagi was-was atau khawatir bahwa bila Tertanggungnya

mengalami kerugian, hal itu akan membebani dirinya. Keyakinan ini yang

nantinya akan memberikan ketentraman hati, dan Asuradur dapat berkonsentrasi

penuh dalam meraih produksi premi. Sebenarnya fungsi ini serupa dengan

harapan bagi Nasabah membeli proteksi Asuransi, yaitu mendapatkan “peace of

mind”.

31

4. Memberikan Perlindungan atas Risiko Katastropis

Seperti disebutkan sebelumya, bahwa malapetaka bisa saja terjadi tanpa

bisa diduga kapan dan berapa besarnya. Bila Asuradur mengalami klaim yang

bertubi-tubi atau sangat besar nilainya, bukan tidak mungkin ia mengalami

default atau bangkrut karena tidak mampu membayar liabiality-nya.

Bila “Perisai” mendapat tuntutan klaim atas kerusakan mobil senilai

IDR 100 juta, tentu nilai tersebut tidaklah material dan dapat dibayar dengan

murah oleh Asuradur. Namun bagaimana bila tuntutan itu secara bersamaan

diajukan oleh 1000 pemegang polisnya, apakah “Perisai” masih akan mampu

membayar IDR 100 Milyar? Menjawab pertanyaan seperti itulah, Reasuransi

datang membawa jawaban untuk menanggulangi risiko yang bersifat katastropis.

Intinya, dengan melakukan pengalihan risiko yang sifatnya katastropis,

Asuradur dapat terhindar dari kerugian yang severity-nya sangat tinggi.

5. Melakukan Penyebaran Risiko

Sama halnya penyebaran risiko yang dilakukan oleh seorang

Tertanggung ke perusahaan Asuransi, maka sewajarnya hal ini dilakukan pula

oleh perusahaan Asuransi kepada perusahaan Reasuransi, dan seterusnya. Untuk

menghindari rasa khawatir akan risiko yang terlalu besar, selain menanggung

sebagian risiko, Asurasur tentunya akan melakukan penyebaran lebih lanjut

terhadap risiko yang diaksepnya dari Tertanggung. Sebagian risiko yang

dialihkan ini terdapat dalam mekanisme Reasuransi. Metode penyebarannya

sebaiknya dilakukan ke beberapa Reasuradur, untuk meminimalisasi risiko

32

hambatan recovery klaim. Logikanya, risiko yang dibagi cukup merata kepada

beberapa Reasuradur akan lebih mudah ditagihkan dibandingkan bila hanya

dilimpahkan kepada satu Reasuradur saja.

Pada contoh tersebut, dapat kita lihat bahwa dari satu Risiko yang sangat

besar, namun dengan distribusi risiko yang cukup merata, akan lebih acceptable

dan managable bilamana terjadi kerugian. Lain halnya bila, risiko dialihkan oleh

Asuradur hanya ke Reasuradur “A” saja misalnya, maka beban sebesar IDR 99

Milyar hanya akan ditanggung sendiri.

2.2.2 Microsoft .NET.

Menurut Duthie (2003, p3) Microsoft .NET ialah istilah umum yang mencakup

sejumlah teknologi yang baru dikeluarkan oleh Microsoft. Sebagai suatu kesatuan,

teknologi ini ialah perubahan paling penting pada platform pengembangan

Microsoft sejak pergeseran dari 16 bit ke 32 bit.

Microsoft .NET mencakup teknologi berikut ini :

• .NET Framework

• .NET Enterprise Servers

• Bahasa-bahasa pemrogramandan tool-tool bahasa .NET

Dengan lahirnya .NET muncullah beberapa konsep baru yang juga merupakan

evolusi di dunia komputer. Konsep .NET secara sederhana sebenarnya dapat dibagi

menjadi 2 yaitu:

1. Portabilitas

33

Ide ini memungkinkan suatu aplikasi diinstalasi di semua operating

system(Microsoft Windows, UNIX, Mac, dsb.),adapun yang membuat hal

tersebut dapat dilakukan ialah dengan melakukan perubahan pada sisi

Application Engine atau dalam hal ini adalah .NET Engine (sering disebut

sebagai CLR-Common Language Runtime Engine).Aplikasi .NET berdiri di atas

.NET Engine jadi hanya .NET Engine nyalah yang diharapkan bisa mensupport

operating system tertentu.

2. Integrasi.

Dengan konsep ini sebuah aplikasi di suatu platform bisa berkomunikasi

dengan mudah dengan aplikasi pada platform lain, contohnya aplikasi Microsoft

di platform Windows bisa berkomunikasi dengan aplikasi IBM di platform

UNIX.Artinya aplikasi .NET yang kita buat tidak tertutup dan bisa diakses dari

luar. Dengan teknologi .NET komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan

jaringan publik internet yaitu dengan XML dan WebService. XML atau

eXtensible Markup Language merupakan format data universal yang sudah

standar secara worldwide. XML digunakan sebagai format data universal dalam

komunikasi antar aplikasi yang berbeda platform.

Dari sisi Application Development, pembuatan aplikasi web menjadi sangat

lebih mudah dan lebih cepat. Salah satu contohnya adalah pembuatan aplikasi

ASP.NET yang sama mudahnya dengan pembuatan aplikasi Visual Basic 6.0.

ASP.NET mengambil fitur-fitur terbaik dari kompetitor ASP yaitu JSP dan

ColdFussion. Konsep Object Oriented Programming JSP yang telah

34

dimodifikasi diterapkan di ASP.NET. Sedangkan konsep Server Control

ASP.NET(yang memperpendek waktu pembuatan aplikasi dan memungkinkan

gaya pemrograman ala Visual Basic 6.0) sedikit banyak merupakan modifikasi

dari teknologi ColdFussion. Contoh lainnya adalah pembuatan Web Service juga

bisa dilakukan dengan sangat mudah dan dalam waktu yang sangat singkat.

Selain itu untuk mempermudah proses pembelajaran pada .NET, .NET Engine

mensupport banyak bahasa pemrograman antara lain adalah: Visual Basic.NET,

C#, C++ Managed, J#, COBOL, RPG, FORTRAN, PASCAL, dsb.

Dari sisi functionalities terjadi peningkatan karena hal-hal yang dulu hanya

bisa dilakukan oleh programmer Visual C++ sekarang juga bisa dilakukan oleh

programmer Visual Basic.NET (termasuk meningkatnya kemampuan Object

Oriented Programming-nya). Dari sisi performance juga banyak dilakukan

perubahan-perubahan pada .NET Engine yang mendukung performance seperti

adanya feature caching.

Dari sisi security sejak awal .NET Engine dirancang untuk menangkal

serangan hacker. Serangan hacker yang paling umum yaitu Buffer Overrun yang

dapat menyebabkan Denial Of Service atau tidak bekerjanya suatu Service pada

sebuah komputer sudah dapat ditangkal dengan adanya Type Safety Checking.

Selain itu .NET juga mendukung banyak fungsi Cryptograhy yang dapat

digunakan untuk mengacak data sehingga tidak dapat dibaca dengan mudah.

NET Platform merupakan satu set kumpulan teknologi yang

memungkinkan teknologi Internet ditransformasikan ke dalam platform

35

distributed computing dengan skalabilitas dan kompatibilitas tinggi. Secara

teknikal, .NET Platform menyediakan konsep pemrograman dengan library dan

modul-modul baru yang konsisten, terlepas dari jenis bahasa pemrograman yang

digunakan..NET Platform menyediakan hal-hal berikut bagi para developer :

1. Language independent, dengan programming model yang konsisten di

semua tier aplikasi yang dibangun.

2. Interoperability dan kompatibilitas antar aplikasi.

3. Kemudahan migrasi dari teknologi yang ada saat ini.

4. Dukungan penuh terhadap berbagai teknologi standar yang digunakan

dalam platform internet, antara lain HTTP, XML, SOAP dan HTML.

Keuntungan menggunakan .NET :

1. Multi Language

Arsitektur .NET bersifat terbuka, sehingga memungkinkan berbagai

bahasa pemrograman mengakses CLR dengan mulus. Banyak kalangan

menyebut .NET sebagai “open source” versi Microsoft. Saat ini .NET dapat

diprogram menggunakan Visual Basic.NET, C++.NET, Visual C#, Jscript, dan

J#. Berbagai third Party yang dapat digunakan adalah COBOL, Eiffel,

Smalltalk, Perl, Phyton, ML, Pascal, dan Delphi.

2. No DLL Hell

36

DLL merupakan blok atau modul-modul obyek dari sebuah aplikasi.

Peranannya sangat penting, sekaligus memusingkan. Sering terjadi dalam dunia

windows, kompatibilitas dan registrasi DLL di masing-masing Workstation

menjadi isu besar dalam deployment aplikasi.

3. Strong Typing dan Type Safety

Bila anda pernah menggunakan VB6, pendefinisian tipe data bukanlah

sesuatu yang mutlak wajib dilakukan karena VB akan mendefinisikan primitive

data type, suatu type default untuk masing-masing angka atau karakter yang

terdapat dalam variabel. Hal ini sebenarnya kurang baik karena dapat

memboroskan memory dan merupakan sumber bug. .NET menyediakan strong

typing, dimana setiap variabel wajib didefiniskan scope dan tipe datanya.

Demikian pula dengan fasilitas type safety yang sangat bermanfaat untuk

membantu dalam coding pemrograman, terutama fasilitas intellisense yang

membimbing pemrogram dalam menentukan property, method, maupun

function yang akan dipakai.

4. Cross Platform Possibility

.Net menyimpan dan mengirim data dalam bentuk XML yang

merupakan format data universal di internet. Dengan demikian integrasi data

antar platform lebih mudah dilakukan, selama platform tersebut mendukung

XML. Representasi konsep ini adalah dataset, suatu cache data yang berbentuk

XML dan dapat diakses dengan mudah. Sebuah data dapat diparsing antar tier

37

aplikasi, baik dari database, middle tier, maupun aplikasi klien dalam format

XML. Manipulasi format data dalam bentuk XML, .txt, maupun .rtf merupakan

sesuatu yang menantang para programmer untuk membuat aplikasi lintas

platform.

5. Code Once, More Application

Interface pemrograman bersifat konsisten, dengan object model yang

sama pada setiap bahasa yang digunakan. Suatu object baik berbentuk class,

library, maupun web services dapat diakses dengan mudah oleh berbagai

aplikasi windows maupun web. Hal ini lebih menghemat waktu para

pengembang, dimana sebuah object dapat dibuat sekaligus untuk aplikasi Web,

Windows, dan bahkan console application berbasis DOS.

.NET Framework adalah teknologi inti yang menyediakan berbagai

library untuk digunakan oleh aplikasi di atasnya. Komponen inti .NET

Framework adalah Common Language Runtime (CLR) yang menyediakan run

time environment untuk aplikasi yang dibangun menggunakan Visual Studio

.NET, terlepas dari jenis bahasa pemrogramannya. Dengan adanya CLR

tersebut, programmer dapat menikmati consistent object model dalam

mengakses berbagai komponen library. Dengan demikian penggunaan bahasa

pemrograman dalam dunia .NET adalah lebih ke masalah selera, dan bukan pada

kelebihan maupun kekurangan masing-masing bahasa.

38

Hal tersebut dapat dilakukan karena semua bahasa pemrograman yang

mensupport .NET mengakses library yang sama di dalam .NET Framework,

dengan object model yang konsisten, dengan run time file yang sama. Bahasa

adalah sekedar skin atau theme, bukan senjata sakti. Bagi seorang .Net

Developer, pemahaman terhadap konsep dan object model .NET Framework

adalah jauh lebih penting daripada bahasa pemrograman itu sendiri.

Tujuan Desain Framework .NET ialah :

1. Infrastruktur Komponen Komponen disini artinya adalah komponen

COM (Component Object Model) untuk referensi ke suatu modul binary

seperti DLL atau EXE.

2. Pengaturan Memory secara otomatis (sering juga disebut “garbage

collection”).

3. Pengaturan Standard version.

4. Multiplatform support.

2.2.2.1 Visual Studio .NET

Visual Studio .NET menyediakan tools bagi para developer untuk membangun

aplikasi yang berjalan di .Net Framework. VS.Net membawa perubahan besar

dalam gaya pemrograman, karena setiap programmer dituntut untuk memahami

.NET object model dan Object Oriented Programming dengan baik, jika tidak ingin

menghasilkan aplikasi dengan performa rendah.

39

VS.Net juga semakin mempertipis jarak antara Windows Programmer

dengan Web Programmer. Dunia scripting yang akrab bagi programmer web

akan sulit ditemukan dalam .NET, karena pemrograman web sudah bersifat full

object oriented, dengan fasilitas event driven programming sebagaimana layaknya

windows programming. Pemrograman web menjadi lebih mudah dan

menyenangkan bagi para programmer windows.

2.2.2.2 Visual Basic .NET

Visual BAsic .NET menyediakan platform pengembangan aplikasi Deskop

ataupun Web terdepan yang diciptakan dewasa ini. Yang membuat VB.NET

menjadi sebuah revolusi ialah pembuatannya yang didasarkan pada platform baru

Microsoft .NET, atau lebih tepatnya .NET Framework.

VB.NET berbeda dari VB6 dalam hal kaidah pemrograman, terutama dengan

fasilitas strong typing dan code safety. Di samping itu, sifat .NET Framework yang

dirancang dengan nuansa OOP juga harus diikuti, sehingga VB.NET dapat

dikatakan sebagi full OOP programming. Hal tersebut mungkin bukanlah barang

baru bagi anda pemakai Java atau C, tetapi merupakan hal baru bagi kebanyakan

programmer VB6. Dengan demikian, mempelajari VB.NET berarti meningkatkan

skill veteran VB klasik, sejajar pemrogram berbasis OOP lainnya.

VB.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi terdahulu, yaitu :

• Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara konsisten dan

powerfull, yang mempercepat pengembangan aplikasi.

40

• Penggunaan berbagai macam bahasa pemrograman secara penuh misalnya C#,

J# dan visual C++. Selain itu tersedia berbagai web control yang dapat

digunakan membangun aplikasi secara cepat.

Perbedaan Visual Basic 6 dengan Visual Basic .NET yaitu :

o Antar Muka yang terintegrasi (IDE).

o Perubahan konsep dan mekanisme penyimpanan project.

o Perubahan Bahasa Visual Basic 6.0 dan versi yang dibawah didesain

untuk membuat program berbasis Windows, Visual Basic .NET

dirancang untuk membuat aplikasi XML Web Service. Untuk keperluan

ini, Visual Basic .NET menghasilkan kode program yang dikenal secara

umum saat dijalankan. Format file ini adalah XML.

o Perubahan Batas Array.

o Perubahan deklarasi besar Array.

o Visual Basic .NET memperbaharui deklarasi besar array agar bisa

bekerja sama dengan bahasa pemrograman lain.

o Perubahan Tipe Data.

o Visual Basic .NET memperbaharui tipe data agar bisa bekerja sama

dengan bahasa pemrograman lain dan common langguage runtime

(CLR). Karena hal ini deklarasi tipe data, penggunaan dan konversi

berubah.

o Perubahan Format Function.

41

Function Format digunakan untuk mengubah tampilan data sesuai yang

Anda inginkan. Hasil dari function Format adalah string. Misal Anda

ingin mengubah tampilan tanggal, atau menampilkan angka dalam

format currency. Function format di Visual Basic .NET diperbaharui

untuk mengikuti spesifikasi Common Langguage Runtime untuk

memformat data.

2.2.3 Data Flow Diagram.

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu yang menggambarkan aliran data

pada sebuah sistem dan proses yang terjadi di sistem. DFD digunakan untuk

memodelkan proses pada suatu perusahaan. DFD ini terdiri dari external entity dan

proses.

DFD terdiri dari simbol-simbol, yaitu:

1. Kotak merupakan simbol yang berarti external agent atau external entiti.

2. Bulatan merupakan simbol proses yag harus dilakukan.

3. Kotak terbuka menggambarkan penyimpanan data atau sering dianggap file atau

database.

4. Tanda Panah menggambarkan aliran data, yaitu input atau output dari atau ke

proses.

2.2.4 Jaringan Komputer.

Jaringan komputer merupakan salah satu teknologi yang sangat penting di

bidang teknologi informasi. Ada 3 macam jenis jaringan komputer, yaitu :

42

1. Local Area Network (LAN)

Jaringan komputer yang dibatasi oleh area geografis yang relatif kecil

dan umumnya dibatasi oleh area seperti perkantoran atau sekolah dan biasanya

ruang lingkup yang dicakupnya tidak lebih dari 2 Km persegi.

Dalam LAN, ada satu komputer yang dijadikan sebuah server. Server

digunakan untuk menyimpan berbagai macam software yang digunakan untuk

mengatur jaringan ataupun sebagai software yang digunakan oleh komputer-

komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut (komputer klien).

User yang membutuhkan aplikasi yang sering dipakai dan disimpan di server,

dapat mendownloadnya dan menyimpannya di komputer lokalnya yang

kemudian dapat langsung dipakai. User juga dapat melakukan pencetakan ke

printer atau servis layanan lainnya dalam jaringan.

LAN di desain untuk:

• Beroperasi pada wilayah geografi yang terbatas.

• Memunkinkan banyak user untuk mengakses media dengan kecepatan.

tinggi

• Menyediakan koneksi ke layanan local setiap saat ( seperti printer dan

file di server ).

• Menghubungkan peralatan yang berdekatan.

2. Metropolitan Area Network

Sebuah MAN (Metropolitan Area Network), biasanya mencakup area

yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi atau

43

MAN juga dapat menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan

yang lebih besar lagi. Sebagai contoh dari MAN yaitu : Sebuah kantor X,

memiliki cabang di Jawa Tengah yaitu pada kota Semarang, Purwokerto dan

Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling terhubung satu sama lain. Hubungan

antar kantor-kantor cabang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

media seperti Leased Line, Jalur telepon, ISDN.

3. Wide Area Network

Jaringan komputer yang ruang lingkupnya sudah terpisahkan oleh batas

geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah menggunakan media

satelit ataupun kabel bawah laut sebagai contoh keseluruhan jaringan bank besar

yang ada di seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.

WAN didesain untuk :

• Beroperasi pada wilayah geografis yang sangat luas.

• Memungkinkan akses melalui interface serial yang beroperasi pada

kecepatan yang rendah.

• Menyediakan konektifitas fulltime dan parttime.

• Menghubungkan peralatan yang dipisahkan oleh wilayah yang luas,

bahkan secara global.

Pada awal perkembangan LAN, MAN dan WAN terjadi banyak

kekacauan. Pada awal tahun 1980an, terjadi perkembangan yang pesat pada

jaringan komputer. Beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan

komputer menyadari bahwa dengan adanya jaringan komputer, maka efisiensi

44

kerja semakin meningkat. Sehingga menyebabkan banyak perusahaan mulai

menerapkan sistem komputer jaringan.

Oleh sebab itu, beberapa perusahaan pembuat peralatan jaringan

komputer mulai berlomba-lomba memperkenalkan produk dan teknologi terbaru

mereka. Pada pertengahan tahun 1980an, perusahaan-perusahaan pembuat

peralatan jaringan mulai menyadari sebuah hal yang sangat penting dan

merugikan banyak perusahaan, yaitu semakin tidak terkendalinya pemakaian

peralatan jaringan komputer yang berbeda-beda (merk, spesifikasi, teknologi,

dll). Masing-masing perusahaan pembuatan peralatan jaringan komputer

membuat produknya dengan menggunakan teknologi yang berbeda satu sama

lain. Hal ini mengakibatkan komputer-komputer tersebut tidak dapat saling

terhubung, dikarenakan perbedaan perusahaan manufakturnya.

Pada akhirnya terbentuklah sebuah organisasi kecil yang mulai

mengendalikan perbedaan-perbedaan yang terjadi akibat pesatnya

perkembangan teknologi saat itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka

dibuatlah sebuah standarisasi terhadap teknologi-teknologi jaringan yang akan

dipakai. Standarisasi tersebut kemudian diresmikan oleh suatu Badan Standar

Internasional (ISO).

Model Referensi OSI, dikenalkan pada tahun 1984 yang menyediakan

suatu standar desain komunikasi pada jaringan komputer. Model referensi OSI

ini memiliki kompatibilitas yang tinggi antara produk / teknologi yang

dikembangkan oleh beberapa perusahaan pembuatan peralatan jaringan

komputer yang berbeda. Model Referensi OSI memungkinkan kita untuk

45

melihat fungsi dari jaringan pada setiap layernya. Hal yang lebih penting, model

OSI adalah sebuah framework yang dapat mempermudah mengerti bagaimana

perjalanan sebuah informasi ke dalam jaringan. Kita dapat menggunakan Model

Referensi OSI untuk menvisualisasikan bagaimana informasi atau data paket

dapat berjalan di dalam aplikasi/program melalui media komunikasi menuju ke

aplikasi/program lainnya yang terletak pada komputer yang lain pada satu

jaringan meskipun penerima maupun pengirim memiliki media jaringan yang

berbeda.

Pada Model Referensi OSI, ada 7 buah layer yang pada tiap layernya

mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Pembagian fungsi-fungsi jaringan ini

disebut layering. Pembagian sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki

keuntungan sebagai berikut :

1. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil/sederhana.

2. Standarisasi komponen-komponen jaringan yg dikembangkan oleh

beberapa perusahaan yang berbeda.

3. Memungkinkan peralatan jaringan dan software yang berbeda dapat

berkomunikasi satu sama lain.

4. Mencegah perubahan pada satu layer yang dapat mengganggu kinerja

layer yang lain.

5. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih sederhana

untuk lebih mudah dipelajari.

46

Gambar 2.3: 7 OSI Layer.

Pada setiap layer pada OSI, memiliki sebuah set fungsi yang dikerjakan agar

suatu paket data dapat dikirim dari sumber ke tujuan pada suatu jaringan. Layer-

layer tersebut adalah:

1. Layer 7 : Layer Application

Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user/pengguna, layer ini

menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda

dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. Sebagai

contoh : program pengolah kata, email, ftp, dll.

2. Layer 6 : Layer Presentation

Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer aplikasi (application

layer) supaya informasi yang dikirimkan dapat dibaca oleh layer aplikasi pada

sistem lain. Jika diperlukan, pada layer ini dapat menerjemahkan beberapa data

format yang berbeda, kompresi, dan enkripsi.

47

3. Layer 5 : Layer Session

Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk menyelenggarakan, mengatur

dan memutuskan sesi komunikasi. Session layer menyediakan servis kepada layer

presentation. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer

presentation dan mengatur pertukaran data.

4. Layer 4 : Layer Transport

Layer transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke

dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Pada layer ini juga

menyediakan servis komunikasi. Dalam menyediakan sebuah servis yang reliabel

pada layer ini menyediakan error detection dan recovery serta flow control. Layer

Transport berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan

dikirim dan penyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang

diterima. Batasan antara layer Session dan layer Transport dapat dikaitkan dengan

batasan antara logikal protokol dan media (fisik) protokol, dimana layer

Application, Presentation dan Session berhubungan dengan sebuah aplikasi logikal,

sedangkan tiga layer dibawah berhubungan dengan cara pengiriman data. Transport

Layer juga berfungsi menyediakan servis metode pengiriman data untuk melindungi

layer diatasnya dari implementasi detil layer dibawahnya.

5. Layer 3 : Layer Network

Layer Network lebih sedikit kompleks dalam menyediakan koneksi. Layer ini

dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi jaringan yang terpisah

secara geografis (Path Selection)

48

6. Layer 2 : Layer Data Link

Layer Data Link berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical addressing),

pesan-pesan kesalahan (error notification), pemesanan pengiriman data (flow

control).

7. Layer 1 : Layer Physical

Layer Physical berkaitan dengan karakteristik tinggi tegangan, periode

perubahan tegangan, lebar jalur komunikasi (bandwith), jarak maksimum

komunikasi, konektor, dll.