MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN KARIR
Transcript of MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN KARIR
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh
Irianto (2001: 93), Karir adalah sebagai pola
pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related
experiences) yang merentang sepanjang perjalanan
pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan
secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events.
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) Karir adalah rangkaian
sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan
aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan
seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus
berkelanjutan.
Dalam pendidikan bimbingan dan konseling,
layanan yang diberikan salah satunya yaitu bimbingan
karier. Guru BK atau Konselor yang akan melaksanakan
bimbingan dan koseling karier tertunya harus memiliki
pemahaman secara teoritis mengenai karier. Maka dari
itu penulis tertarik untuk membahas teori-teori karier.
Dalam makalah ini penulis membahas tiga teori psikologi
perkembangan karir yaitu Teori Super, Teori Savickas,
dan Teori Blustein.
Kerangka teori Super didasarkan pada tiga
bidang psikologis. Yang pertama adalah bidang
1
psikologi diferensial. Pengaruh psikologis kedua pada
teori Super ini berasal dari teori self concept. Pengaruh
ketiga adalah prinsip-prinsip psikologi perkembangan.
Savickas mengembangkan istilah adaptasi untuk
menunjukkan mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan untuk
perubahan karir. Sedangkan Teori Blustein menggabungkan
sudut pandang konstruksionis yang menyatakan bahwa
pekerjaan berfungsi untuk membangun identitas individu
dewasa melalui pribadi dan sosial yang ditengahi
konstruksi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Teori Perkembangan Karir Super
dan Teori Self-Expression?
2. Bagaimana konsep Pengaruh dan Pembaharuan dari
Savickas?
3. Bagaimana konsep Psikologi Pekerjaan Blustein?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep Teori
Perkembangan Karir Super dan Teori Self-Expression
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep Pengaruh dan
Pembaharu dari Savickas
3. Untuk mengetahui dan memahami konsep Psikologi
Pekerjaan Blustein
D. Sistematika penulisan
2
Penulisan makalah TEORI PERKEMBANGAN KARIER SUPER,
SARVICKAS, DAN BLUSTEIN ini dilakukan secara
sistematis sesuai dengan tata cara penilisan makalah.
Berikut sistematika penilisan makalahnya.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan
BAGIAN II TEORI PERKEMBANGAN KARIR SUPER, SAVICKAS, DAN
BLUSTEIN
I. Teori Perkembangan Karir Super dan Self-Expression
A.Career Ladder
B.Identitas Karier dan Implementasi
C.Career Rainbow
D.Archway of Career Determinants
E.Super dan Career Diamond
II. Pengaruh dan Pembaharu Savickas
A.Penyesuaian
B.Konstruk Sosial
C.Karakteristik Penyesuaian Karir
D.Tema Cerita Hidup
E.Carrer Diammond
III. PsIkologi Pekerjaan Blustein
A.Career Diamond
3
B.Adaptasi untuk Tekanan Global
C.Konseling Karir Relasional
D.Pendekatan Emancipatory Communitarian (EC)
BAGIAN III PEMBAHASAN
A. Teori Super
B. Career Construction : A Developmental Theory of Vocational
Behavior
C. Teori Blustein
BAGIAN IV PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Rekomendasi untuk Bimbingan dan Konseling
4
BAGIAN 2
TEORI PERKEMBANGAN KARIR
Super, Savickas dan Blustein
Pada akhir tahun 1940-an dan 1950-an, Donald Super
menyelesaikan Pola Studi Karir (1957), yang mengikuti
riwayat kerja dari sejumlah pria selama 25 tahun dan
menentukan serangkaian tahap kehidupan untuk pergerakan
karir sepanjang hidup. Setelah Super memberikan bukti
untuk model usia, konselor dapat menerapkan konsep-
konsep, seperti kesiapan perkembangan, kematangan
karir, dan identitas karir. Namun, sebenarnya teori
Super hanya sepenuhnya berlaku untuk orang kulit putih
dalam dunia kerja pada pertengahan abad kedua puluh.
Setelah tahun 1960, dengan banyaknya perempuan mengejar
karier, pola laki-laki berlaku menjadi lebih universal.
Perubahan selama beberapa dekade berikutnya menjadi
semakin nyata karena lapangan menjadi lebih sadar akan
kebutuhan konseli multikultural. Dengan demikian,
konsep teoritis Super memerlukan revisi. Mark Savickas
(2005), bekerja dengan Super untuk memperbarui teori
perkembangan, menerapkan konstruksionisme
sosial/kognitif dengan preposisi Super dan menambahkan
konstruksi yang memberi kejelasan bagaimana identitas
karir dibangun dan bagaimana karir beradaptasi terhadap
5
perubahan. Akhirnya, Blustein (2006) mengumpulkan
konsep dari teori pengembangan karir, sosiologi,
psikologi organisasi dan ekonomi untuk mengembangkan
psikologi termasuk pekerjaan yang menawarkan perspektif
yang lebih luas untuk konselor karir serta implikasi
bagi kebijakan sosial.
I. Teori Perkembangan Karir Super dan Self-Expression
Donald Super memberikan kontribusi penting untuk
bidang pengembangan karir (1957, 1994, Super, Savickas,
& Super, 1996). Gerakan antara tahap perkembangan
disebut maxicycle, di mana setiap tahap diperlukan
serangkaian tugas perkembangan. Transisi dalam setiap
tahap yang disebut minicycle. Namun, transisi seperti
itu diperlukan hanya jika perubahan eksternal maupun
internal untuk pengejar karir terjadi.
Tahap Perkembangan Karier Super:a.Growth stageb.Exploratory stagec.Establishment staged.Maintenance stagee.Disengagement stage
A. Career Ladder
Pada tahun 1996, Super et al menampilkan tahap
karir dengan diagram bergambar yang mewakili perubahan
yang luas yang dialami dari waktu ke waktu, dengan
perubahan transisi terjadi antara langkah-langkah utama
pembangunan (Gambar 4.1). Setiap langkah dalam tangga
merupakan tahap perkembangan. Seperti kebanyakan teori
6
perkembangan, masing-masing tahapan harus diselesaikan
sebelum tahap berikutnya dapat berlangsung. Model
perkembangan Super menyarankan proses berkembang.
Gambar 4.1 Tangga oleh Super
Pengembangan Jenjang Karir Super . Setiap transisi , baik
psikogenik , sociogenic , econogenic , atau semuanya , memiliki
pertumbuhan minicycle tersendiri , eksplorasi, pembentukan ,
pemeliharaan, dan penurunan dalam pola daur ulang tersebut adalah Career
Diamond.
Dalam Teori Perkembangan Super, proses identitas
karir bergerak menuju pematangan, dimana seseorang
menjadi siap untuk pindah ke tahap perkembangan
berikutnya. Super mendefinisikan kematangan karir
(1994) sebagai kemampuan untuk berurusan dengan
7
persyaratan situasi tertentu dalam konteks tahap
perkembangan seseorang. Untuk anak, kemampuan untuk
mengamati perilaku orang dewasa dan berfantasi
mengambil peran orang dewasa adalah tingkat kematangan
yang diharapkan dalam tahap pertumbuhan. Untuk remaja,
menjelajahi beberapa jalur kerja dan membuat pilihan
tentatif yang sesuai dengan mengembangkan konsep diri
adalah tugas psikologis yang tepat.
Konsep Perkembangan Super (1957; 1996) bekerja
dengan baik dengan remaja dan orang muda yang membuat
pilihan awal. Sebagai anak-anak yang mengembangkan rasa
diri, mereka dapat memperjelas faktor-faktor tertentu
yang berlaku untuk karir, biasanya menyangkut
kemampuan, nilai-nilai, dan kepentingan. Tahap teori
perkembangan kurang relevan diadaptasikan untuk orang
dewasa dengan tuntutan seringnya pengalihan karir.
Tahap pemeliharaan cepat menghilang seperti pengalaman
banyak pekerja karena perubahan sering terjadi dalam
perekonomian.
B. Identitas Karier dan Implementasi
Super melukis gambar yang benar-benar bersifat
psikologis, di mana orang secara bertahap matang untuk
merealisasikan identitas ekspresi diri yang menyebabkan
kepuasan karir (Super, 1996).
8
Super (1957) memberikan penjelasan untuk
mendapatkan kepuasan di tempat kerja. Kepuasan kerja
diperoleh melalui ekspresi identitas karir. Untuk
mengetahui bahwa seseorang menemukan jalan keluar untuk
kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta pekerjaan yang
memuaskan dirinya. Namun, sejumlah pekerjaan menawarkan
jalan keluar untuk identitas karir individu, dan
kebutuhan masing-masing pekerjaan yang cukup luas dan
sesuai untuk sejumlah orang dengan variasi
karakteristik dalam identitas karir.
C. Career Rainbow
Kemudian dalam karirnya, Super (1990) menambahkan
konsep kehidupan dalam peran akuntansi untuk perubahan
selama masa dewasa dan perbedaan gender. Peran
kehidupan digambarkan oleh Super dengan gambar pelangi
( Gambar 4.2 ) .SituationalDeterminants, Remote-Immediate
Social structureHistorical change
Socioeconomic organization and conditionsEmployment practices
SchoolCommunityFamily
9
Gambar 4.2 Pelangi Karir
Pelangi Kehidupan Karir. Sejumlah peran besar dalam hidup adalah
tempat di ruang melengkung yang berasal dari daftar Penentu
Pribadi dan mencapai ke arah daftar usia setengah lingkaran dan
rentang atas Tahap Perkembangan Super (Pertumbuhan, Eksplorasi,
Pemeliharaan dan Penurunan). Di atas pelangi adalah Penentu
Eksternal yang mempengaruhi umur individu. Shading untuk setiap
peran hidup merupakan keutamaan peran selama usia yang sesuai
(Untuk shading konseli digambarkan pelangi peran pasangan yang
paling penting, dengan peran warga menunjukkan kedua tingkat yang
penting; konseli tidak orang tua atau seorang mahasiswa di usia 35
) .
Pelangi dalam Gambar 4.2 menampilkan peran ganda
dan dapat digunakan sebagai alat pendidikan untuk
menggambarkan dampak dari tugas hidup yang berbeda di
seluruh rentang kehidupan. Sebuah gambar yang lebih
besar dari label pelangi dengan beberapa peran dapat
digunakan untuk konseli, untuk warna, menunjukkan
jumlah waktu atau kepentingan masing-masing peran di
dalam hidup mereka pada titik tertentu dalam suatu
10
waktu. (Apakah konseli menggunakan warna yang berbeda
untuk masing-masing yang bersangkutan dalam ruang peran
rentang usia yang berbeda. Panjang garis warna mewakili
kepentingan peran).
D. Archway of Career Determinants
Konsep teori Super (1990) yang lain yang
diperkenalkan adalah pengaruh timbal balik dari faktor
internal maupun eksternal. Dia menciptakan gambar yang
disebut "Faktor yang Menentukan Karir dalam Lengkungan"
yang menampilkan faktor baik dari diri dan dunia luar
sebagai bagian dalam pengembangan karir (Gambar 4.3).
11
Gambar 4.3 Faktor yang Menentukan Karir dalam Lengkungan
Faktor yang Menentukan Karir dalam Lengkungan. Lengkungan ini
memiliki dua kolom masing-masing duduk di dasar didasarkan pada
latar belakang biologi - geografis orang tersebut. Kolom kiri
menunjukkan daftar komponen kepribadian individu: kecerdasan,
bakat, dan bakat khusus, kebutuhan, nilai-nilai, kepentingan.
Mahkota pada kolom atas menunjukkan pribadi prestasi individu yang
telah dicapai. Kolom kanan mewakili faktor eksternal yang
mempengaruhi peran kehidupan seseorang: ekonomi, masyarakat, pasar
tenaga kerja, komunitas, keluarga, sekolah, dan kelompok sebaya.
Faktor eksternal datang bersamaan di atas pilar dari kebijakan
sosial yang mempengaruhi praktek kerja. Dua kolom bergabung dengan
lengkungan mewakili diri sebagai pilar pusat yang diapit oleh
tahap perkembangan, konsep peran diri.
Sisi kiri dari lengkungan pada Gambar 4.3
menunjukkan dasar biologis dengan kebutuhan, nilai-
nilai, dan kepentingan di samping beberapa bentuk
kemampuan (yaitu, kecerdasan, bakat, dan bakat khusus).
Komponen pilar ini mengarah ke kepribadian, yang
merupakan landasan atas lengkungan, semua faktor-faktor
personal digunakan untuk mendapatkan prestasi. Di kolom
kanan, bidang lingkungan hidup ditampilkan. Sebuah
basis geografis mendukung komunitas, keluarga, sekolah,
dan kelompok sebaya di samping ekonomi, masyarakat, dan
pasar tenaga kerja. Semua bidang lingkungan mendukung
pilar kanan atas terhadap kebijakan sosial yang
mempengaruhi praktek kerja. Diri, digambarkan di bagian
atas lengkungan, melewati tahap perkembangan yang
12
menciptakan konsep peran diri, yang menerjemahkan
pengaruh faktor diri dan pengaruh lingkungan dari dua
kolom.
E. Super and Career Diamond
Teori Super ini menjelaskan tentang tahapan
eksplorasi karier. Dalam tahap ini, konseli
mengembangkan konsep diri dan berhubungan dengan factor
luar (eksternal). Namun, puncak dari faktor tersebut
akan menempatkan supervisi yang digambarkan sebagai
identitas karier.
Gambar 4.4 Mengeksplorasi Tahapan pada Career
Diamond
II. Pengaruh dan Pembaharuan Savickas’s
Savickas (Super et al., 1996) bekerja sama dengan
Super dan diperbarui secara teori yang akan
mempengaruhi teori peran dan pengaruh faktor eksternal.
Savickas juga menambahkan pendekatan teori Super
perkembangan dengan menanamkan konsep-konsep dari
konstruksi kognitif, tetapi kurang menekankan pada awal
pilihan karier yang dilakukan oleh remaja dan menyoroti
13
A
Exploring Self-
Concept
Exploring ExternalAwareness
Exploring Phase
kehidupan karier selama pengalamannya pada saat dia
dewasa.
Perbedaan individu juga berfungsi untuk
mempengaruhi konstruksi identitas karier meskipun
pilihan unik yang tidak memerlukan atau menemukan pada
pekerjaan spesifik yang sesuai dengan faktor pekerjaan.
Sebaliknya, banyak pekerjaan akan memenuhi kebutuhan
dan kemampuan individu untuk berbagai tingkat dan
beragam pilihan lain. Diberbagai bidang, akan ada
orang lain yang sama dan berbeda dalam berbagai cara
untuk melaksanakan tanggung jawab pekerjaan. Namun ada
juga tempat dalam setiap pekerjaan untuk berbagai orang
dengan berbagai karakteristik pribadi.
Sebagai individu memilih pilihan karier, mereka
menciptakan karier pribadi yang membentuk identitas
karier. Sarvickas (1997) mengoperasionalkan proses
karier bukan sebagai kajian internal namun sebagai
gambaran yang lebih jelas dalam membangun konstruksi
pribadi/social, seseorang menerima saran/masukan dan
persetujuan dari orang lain untuk pilihan yang
merupakan konteks social. Sarvickas (2005) juga
menyatakan, individu harus mempertimbangkan pribadi
dengan kebutuhan eksternal dan harus mengintegrasikan
informasi dari berbagai sumber dalam skema umum.
Akhirnya, proses identitas karier berkembang dari waktu
ke waktu dan dengan beberapa pengalaman, meskipun Self-
14
concept Career membentuk gambar yang stabil oleh
remaja, konstruksi terus diubah sepanjang masa dewasa
sebagai individu yang membuat keputusan baru dan
perubahan situasi kerja.
Savickas (2005) membuat proses perubahan yang
lebih konkret dengan menjelaskan bagaimana perubahan
itu terjadi. Lima tahap perkembangan (pertumbuhan,
mengeksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, pelepasan)
terdapat untuk setiap perubahan besar dalam kehidupan.
Kariernya mungkin tidak merasa seolah-olah ia bergerak
melalui tahapan karena pilihan, tetapi merasa terdorong
untuk memenuhi harapan masyarakat, melakukan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai dengan persepsi individu,
apa yang orang lain butuhkan/harapkan.
A. Penyesuaian
Savickas (2005) mengembangkan istilah adaptasi
untuk menunjukkan mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan
untuk perubahan karir. Orang yang berkarier harus
berurusan dengan persyaratan pekerjaan dengan sikap
yang tepat dan keyakinan, dan menghadapi perubahan
situasi secara efektif. Dalam rangka untuk menjaga
kelayakan karier, individu harus peduli dengan
persyaratan/permintaan, kebutuhan pribadi. Untuk
menghadapi realitas internal dan eksternal, seseorang
15
harus mempertahankan harga diri dan rasa keberhasilan
untuk memenuhi tantangan.
B. Konstruksi Sosial
Savickas berusaha untuk mengintegrasikan
pendekatan yang berbeda dengan teori karier dalam apa
yang disebut konvergensi konsep teoritis (Savickas dan
Walsh, 1996). Sehingga, teorinya digunakan RIASEC
Belanda dalam kategori RIASEC dari setiap tipe
kepribadian dan lingkungan kerja (Savickas, 2005).
Konstruksi dasar lingkungan seseorang merupakan
titik awal bagi individu mempertimbangkan pilihan
karier, sementara hal lainnya lebih ke individual pada
konstruk yang ditambahkan saat orang yang berkarier
membuat pilihan lebih lanjut.
Partisipasi dalam pekerjaan adalah salah satu
sarana bagi individu untuk mencapai integrasi sosial.
Memanfaatkan konstruksi sosial seperti kategori RIASEC
menyediakan konten untuk pilihan karier sementara
bagaimana seseorang membuat pilihan dalam menerapkan
konstruksi internal. Sarvickas (2005) menggunakan
istilah habitus untuk menggambarkan keterkaitan antara
pandangan subjektif individu terhadap konstruksi sosial
dan definisi tujuan struktur sosial.
C. Karakteristik Adaptasi Karir
16
Adaptasi dalam karir harus ditujukkan untuk masa
depan dalam melaksanakan peran kerja juga mengendalikan
pilihan mereka, tetap mencari dengan rasa ingin tahu
untuk menemukan kemungkinan yang ada dalam dirinya juga
tuntutan dari luar, dan bekerja untuk meningkatkan
kepercayaan diri mereka pada kemampuan mereka untuk
mencapai tujuan mereka. Sikap, keyakinan dan
kompetensi, ditunjuk oleh Savicas sebagai ABC atau
komponen dasar adaptabilitas. Sikap (A) dan keyakinan
(B) menunjukkan keadaan dan perasaan seseorang untuk
beradaptasi lebih efektif.
D. Tema Cerita Hidup
Konselor membantu mengembangkan praokupasi
konseli untuk mengungkapkan nilai-nilai inti dan
kebutuhan psikodinamik. Proses tersebut memberikan
makna yang mendalam untuk pencarian karir konseli dan
menyediakan peta untuk refleksi konseli tentang arti
kehidupan. Savickas (2005) menuliskan bahwa "tema
kehidupan adalah tentang persoalan ... tema adalah
tentang apa yang penting dalam kisah hidup .... apa
yang dipertaruhkan dalam kehidupan orang itu.
"(hal.59). Biasanya apa yang penting bagi orang
tersebut juga apa yang penting bagi orang lain dan
merupakan kontribusi orang tersebut untuk terdorong
berbuat untuk kebaikan bersama. Savickas (2005) juga
menyarankan arti tematik bagi seseorang yaitu
17
berhubungan dengan tipe kepribadian seperti dalam kode
RIASEC dan pengalaman awal keluarga dalam analisis gaya
hidup Adlerian.
Gambar 4.5
Deretan Berlian yang Berulang (The Repeating String of
Diamond). Ketika seorang individu membuat pilihan atau
perubahan, sebuah periode baru dari perluasan kesadaran
diri dan persyaratan eksternal dimulai. Dengan
pengalaman dalam peran kerja yang baru, visi baru dari
pekerjaan dibentuk sampai integrasi diri dan pekerjaan
eksternal menuntut sempit ke titik di mana perubahan
ditandai. Kemudian periode lain mengeksplorasi dengan
Karir Berlian baru dimulai lagi.
E. Berlian Karier (Career Diamond)
Berlian karier (career diamond) berbagi dengan
pembagian proposisi yang baik pengaruh internal maupun
eksternal, tetapi berfokus pada setiap pilihan tunggal
yang menandai transisi atau perpindahan karir.
Prosesnya maju dari kesadaran kepada mengeksplorasi
self-concept karir dan realitas eksternal untuk
mengintegrasikan tuntutan eksternal dengan menyesuaikan
konstruksi psikologis yang diperlukan.
18
Namun, seperti yang digambarkan dalam gambar 4.5, berlian
karir menunjukkan fase penjelajahan baru membuka berlian baru setelah
menutup berlian sebelumnya. Setelah membuat satu pilihan, ada sedikit
waktu bagi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru.
Mengingat bahwa perubahan terjadi teratur dari waktu ke waktu,
berulang terus-menerus telah terbukti sebagai rangkaian berlian secara
berkala membuka dan menutup.
Savickas (2005) menyatakan setiap perubahan karir
mengulang penjelajahan melalui proses pelepasan.
Berlian karier menekankan tahap pemeliharaan dan
menekankan perlunya untuk eksplorasi dengan cepat
setelah setiap pilihan. Memasuki peran pekerjaan baru
tentu memerlukan waktu penyesuaian; bagaimanapun,
karena perubahan berikutnya, kesadaran terus-menerus
terhadap peluang baru memungkinkan seorang yang
berkarir menggunakan pekerjaannya saat ini sebagai
persiapan untuk kerja berikutnya. Tanpa waktu yang lama
mempertahankan satu posisi dan kehilangan pekerjaan
yang diharapkan, baik pekerja maupun pengusaha
berkomitmen untuk terlibat dalam jangka panjang.
III. Psikologi Pekerjaan Blustein
Blustein (2006) menggambarkan pengalaman seluruh
pekerja dalam perekonomian global, bahkan mereka yang
tidak memiliki perspektif bahwa karir seumur hidup akan
mencapai ekspresi diri. Pendekatan yang dilakukan oleh
19
Blustein seperti berusaha untuk menentukan kebijakan
sosial yang akan meningkatkan tidak hanya keadilan
sosial ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesempatan
untuk menambahkan kualitas pengalaman kerja bagi semua
orang. Pekerjaan baik merupakan pilihan pribadi ataupun
tidak akan menimbulkan koherensi antara interaksi
individu dan kelompok sosial. Bekerja merupakan suatu
keharusan untuk kebanyakan kehidupan. Blustein (2006)
menggabungkan sudut pandang konstruksionis yang
menyatakan bahwa pekerjaan berfungsi untuk membangun
identitas individu dewasa melalui pribadi dan sosial
yang ditengahi konstruksi. Namun, beberapa pekerja
merasa terasing dengan pekerjaan yang mereka lakukan.
Dalam pekerjaan yang mereka lakukan terkadang beberapa
yang hanya mengungkapkan perasaan tidak berdaya dan
ketakutan, bukan rasa keberhasilan dan prestasi.
A. Career Diamond
Perhatian Blustein kepada pekerja yang memiliki
sedikit pilihan dalam pekerjaan yang mereka lakukan dan
tidak bisa membayangkan karir mereka dengan posisi
berturut-turut merupakan ilustrasi oleh diamond
terbalik. Model Diamond terbalik dengan faktor-faktor
eksternal yang beralih dari bagian bawah gambar ke
atas, menunjukkan kebutuhan eksternal mendominasi atas
kriteria yang berkaitan dengan diri sendiri. Blustein
berpendapat bahwa ekspresi diri melalui pekerjaan
20
terbatas hanya pada beberapa orang. Tujuan dalam
konseling mungkin untuk membalikkan pembalikan dari
karir berlian. Minimal, konselor dapat menggunakan
berlian terbalik untuk membantu konseli melihat bahwa
meskipun kontrol eksternal arus pilihan karir, rencana
untuk masa depan dapat membalik berlian sehingga dapat
mendapatkan kontrol dan meningkatkan kemungkinan untuk
implementasi karir diri.
External Factors
Self
B. Adaptasi untuk Tekanan Global
Blustein (2006) menyarankan sewaktu ekonomi kita
bergolak kita dapat menciptakan suasana dimana semua
pekerja, baik pekerja kelas menengah dan pekerja
status-rendah serupa, akan mengalami ketakutan yang
sama dan dislokasi sosial tanpa keamanan pekerjaan.
Konselor karir tidak lagi dapat mengasumsikan konseli
kelas menengah dapat menikmati akses penuh ke sumber
21
daya yang diperlukan untuk menerapkan identitas karir.
Untuk membantu konseli dalam membangun ketahanan,
intervensi konseling berfokus pada pengembangan
kesadaran kritis konseli, membantu mereka mengurangi
untuk menyalahkan diri dan meningkatkan kesadaran
tentang pengaruh sosial-politik pada peran kerja dan
ketersediaan peluang.
C. Konseling Karir Relasional
Konsep-konsep relasional, berasal dari psikologi
wanita, yang menantang kebebasan sebagai tujuan utama
dari kesehatan mental, dan menempatkan saling
ketergantungan sebagai tugas psikologis yang sama
pentingnya. Blustein dan lain – lain mengambil tema
atau konteks relasional dan berusaha untuk menerapkan
konsep-konsep serupa untuk teori karir dan praktek
konseling. Di dunia pekerjaan saat ini, pencari
pekerjaan perlu membangun kekuatan dukungan sistem
untuk mengatasi stres, dan jaringan kolegial untuk
memberikan informasi, saran, dan peran model.
Perspektif relasional didukung juga oleh penelitian
menunjukkan bahwa konseli secara teratur berkonsultasi
ketika membuat pilihan karir. Beberapa orang terkadang
membutuhkan orang lain sebagai pertimbangan untuk
membuat keputusan dalam pemilihan karir. Tetapi ada
juga beberapa orang yang tidak lagi mendapat masukan
22
dari keluarga dan teman-teman berarti seseorang mampu
membuat keputusan secara independen; Sebaliknya,
konselor karir efektif mengeksplorasi bagaimana
hubungan informasi kehidupan konseli (Schultheiss,
2003; Whiston 6 c Keller, 2004). Konselor karir harus
memahami diri mereka dan membantu konseli memahami
koneksi antara hubungan dan pengalaman karir
(Schultheiss, 2003; 2005).
D. Pendekatan Emancipatory Communitarian (EC)
Teori Blustein (2006) mendukung nilai-nilai yang
menyangkut keseimbangan bagi individu dan masyarakat.
Semua orang bekerja untuk kelangsungan hidup, penentuan
nasib sendiri, dan untuk hubungan sosial. Teori karir telah
dibatasi, lebih menekankan pelaksanaan identitas karir. Pandangan ini
terbatas karena hanya berlaku untuk beberapa yang beruntung, tidak
termasuk orang-orang yang tidak memiliki akses penuh ke peluang yang
tersedia atau pilihan dalam menentukan peran pekerjaan.
Blustein (2006) juga menekankan perlunya
konseling karir untuk memeriksa koneksi sekolah dengan
pekerjaan dan untuk lebih banyak perhatian untuk para
penganggur. Pendekatan emansipatoris menunjukkan peran
advokasi bagi konselor karir, bekerja menuju keadilan
sosial dengan metode konseling yang tidak memisahkan
individu dari hubungan sosial. EC memperluas pendekatan
postmodern dengan memadukan perhatian komunal dengan
23
nilai-nilai individu. Perbedaan mengenai beberapa
pendekatan terkait dengan nilai – nilai dan asumsi dari
pendekatan – pendekatan sebelum EC dalam tabel 4.2.
Dengan tabel tersebut konselor dapat menentukan konsep
teoritis yang sesuai untuk individu tersebut. Namun,
konselor juga mungkin memberikan kontribusi dengan
mempertimbangkan implikasi sosial yang berurusan dengan
isu-isu karir dari satu pendekatan.
Tabel 4.2. Rangkuman tentang Nilai, Asumsi, dan Praktekdari Empat Pendekatan Psikologi
Wilaya
h
Pendekatan
Tradisional
Empowering
Approaches
Pendekatan
Postmodern
Pendekatan
Emancipato
ry
Commutaria
n (EC)
Nilai Meningkatka
n
kepedulian
dan
penentuan
nasib diri
individu
tetapi
mengabaikan
pemerataan
keadilan.
Penekanan
Mendukung
keanekarag
aman
manusia
dan
penentuan
nasib diri
individu
dan
kelompok
yang
terpinggir
Mendukung
keanekaragam
an manusia
dan
penentuan
nasib diri
dan
partisipasi
individu.
Juga
berfokus
dengan
Mendukung
keseimbang
an antara
penentuan
nasib diri
dan
pemerataan
keadilan.
Tingginya
tingkat
kepedulian
terhadap
24
utama pada
membantu
individu
dan
masyarakat
kan mengkolabora
sikan,
tetapi
memiliki
sikap kurang
tegas
berkaitan
dengan
pemerataan
keadilan
kesejahter
aan
individu
dan
masyarakat
.
Asumsi Berdasarkan
asumsi
scientific
tentang
pengetahuan
. Kehidupan
yang baik
dan
masyarakat
yang baik
berdasarkan
nilai
liberalisme
bebas,
individuali
sme, dan
meritokrasi
.
Melihat
pengetahua
n sebagai
alat untuk
melakukan
penelitian
.
Kehidupan
yang baik
berdasarka
n ide –
ide
kontrol
personal.
Masyarakat
yang baik
berdasarka
n hak –
Menekankan
pada
relativisme
epistemologi
dan
skeptisme
moral.
Kehidupan
yang baik
berhubungan
dengan
mengejar
identitas.
Anggapan
diinformasik
an oleh
konstruksion
Meningkatk
an
pengetahua
n
didasarkan
pada
layanan
nilai-
nilai
moral.
Kehidupan
yang baik
dan
masyarakat
yang baik
didasarkan
pada
timbal
25
hak dan
tunjangan
isme sosial balik,
kewajiban
sosial,
dan
penghapusa
n
penindasan
Prakte
k
Masalah
didefinisik
an dalam
asosial dan
berorientas
i istilah
defisit.
Intervensi
yang
reaktif.
Masalah
didefinisik
an dalam
hal risiko
dan kondisi
melemahkan.
Intervensi
reaktif dan
proaktif.
Masalah
didefinisi
kan
berdasarka
n
konstruksi
konseli,
dengan
keadaan
mereka.
Konseli
didorong
untuk
mengejar
identitas
mereka
sendiri
Masalah
didefinisika
n
berdasarkan
interpersona
l dan
penindasan
sosial.
Berusaha
mengubah
intervensi
individu
serta sistem
sosial.
Potens
i
Melindungi
nilai
Alamat
sumber
Penting nya
nilai
Mempromosi
kan rasa
26
keuntu
ngan
individuali
tas dan
kebebasan
yang
pribadi
dan
kelompok
yang
menjadi
tidak
berdaya
identitas,
konteks, dan
keragaman
dan
tantangan
wacana
dogmatis
komunitas
dan
emansipasi
setiap
anggota
masyarakat
.
Potens
i
risiko
Korban yang
saling
menyalahkan
dan
dukungan
tanpa
tindakan
pada
struktur
sosial yang
tidak adil
Fragmentas
i sosial
melalui
pengejaran
pemberdaya
an sendiri
dengan
mengorbank
an orang
lain
Sosial dan
retrentism
politik.
Skeptisisme
dan
kurangnya
visi moral
Penolakan
individual
itas dan
keunikan
mengorbank
an pribadi
untuk
kebaikan
masyarakat
27
BAGIAN III
PEMBAHASAN
A. Teori Super
Menurut Super (Supriyono, 2000) salah satu faktor
yang mempengaruhi kematangan karir individu yaitu
konsep diri. Konsep diri adalah pandangan individu
tentang diri dan lingkungan. Savickas dalam
Super mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran dari
dalam peran tertentu, situasi, atau posisi, melakukan
beberapa set fungsi, atau dalam beberapa hubungan.
Konsep diri terbentuk melalui sosial, pengalaman, dan
pembelajaran interaktif, ditambah kesadaran diri.
Menurut Super (Savickas, 2002) tahap perkembangan
karir terdiri dari: growth (4-13 tahun) ,exploration (14-24
tahun), establishment (25-44 tahun), maintenance (45-64
tahun) dan decline (lebih dari 65 tahun). Super (Osipow,
1983) mengklasifikasikan faktor – faktor yang
mempengaruhi kematangan karir ke dalam lima kelompok
sebagai berikut :
a. Faktor bio-sosial.
b. Faktor lingkungan
c. Kepribadian
d. Faktor vokasional.
e. Prestasi individu.
28
Menurut Super (dalam Watkins & Campbell, 2000)
kematangan karir terdiri dari:
a. Career planning, Dimensi ini mengukur tingkat
perencanaan melalui sikap terhadap masa depan.
Individu memiliki kepercayaan diri, kemampuan
untuk dapat belajar dari pengalaman, menyadari
bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan
pekerjaan, serta mempersiapkan diri untuk membuat
pilihan tersebut.
b. Career exploration, Dimensi ini mengukur sikap terhadap
sumber informasi. Individu berusaha untuk
memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta
menggunakan kesempatan dan sumber informasi yang
berpotensial seperti orangtua, teman, guru, dan
konselor.
c. Career decision making, Dimensi ini mengukur
pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan
keputusan. Individu memiliki kemandirian, membuat
pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan, kemampuan untuk menggunakan metode dan
prinsip pengambilan keputusan untuk menyelesaikan
masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan.
d. World of word information, Dimensi ini mengukur
pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan, cara
untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta
peran-peran dalam dunia pekerjaan.
29
Donald Super percaya bahwa manusia itu bisa
melakukan banyak hal namun jalan ditempat dan perubahan
yang terjadi pada individu itu berkelanjutan. Teori ini
merupakan model perkembangan yang sangat komperehensif
yang mencoba untuk menjelaskan berbagai pengaruh
penting pada seseorang saat mereka mengalami peran
dalam pengalaman hidup yang berbeda dan berbagai tahap
kehidupan.
Teori ini menekankan pada pentingnya pengembangan
self concept. Menurut Super, self concept berubah tiap waktu
dan perkembangannya menghasilkan pengalaman baru. Super
berpendapat bahwa jabatan pilihan dan kompetensi
sejajar dengan situasi kehidupan sesorang, disetiap
waktu dan pengalaman. Super mengembangkan konsep
vocational maturaty, yang mungkin cocok atau tidak
dengan chronological age: siklus ini dialami seseoarang
pada saat tahapan dimana mengalamai transisi karir.
Menurut Gani (2012). Super menyusun teorinya yang
terdiri atas sepuluh pokok pikiran bahwa:
1. Tiap orang memiliki perbedaan individual, telah
lama diterima secara luas oleh psikologi sekarang.
Rentangan ciri-ciri kepribadian demikian sangat
luasnya, baik yang terdapat dalam diri individu
sendiri maupun antara individu.
2. Setiap individu memiliki sejumlah kecakapan untuk
sejumlah pekerjaan. Rentangan kemampuan, ciri-ciri
30
kepribadian, dan sifat-sifat lain sedemikian
luasnya sehingga setiap orang mempunyai
kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jabatan.
3. Setiap jabatan memerlukan pola khas daripada
kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian,
tetapi yang cukup luas mentoleransi terhadap
berbagai jenis pekerjaan bagi setiap individu dan
berbagai individu dalam suatu jabatan.
4. Preferensi dan kompetensi profesional, situasi-
situasi di mana orang hidup dan bekerja, serta
konsepsi dirinya akan mengalami perubahan karena
waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan
dan penyesuaian merupakan suatu proses yang
kontinu.
5. Proses ini dapat disimpulkan ke dalam serangkaian
tahap-tahap kehidupan, yakni tahap pertumbuhan,
tahap explorasi, tahap pembentukan (establishment),
tahap pembinaan (maintenance), dan tahap kemunduran
(decline), dan kemudian masing-masing tahap ini dapat
dibagi lagi menjadi:
a. Tahap patensi, dan
b. Tahap realistis
Tahap pembentukan dibagi lagi menjadi:
a. Tahap mencoba, dan
b. Tahap yang mentah
31
Tahap pertumbuhan bersangkutan dengan pertumbuhan
fisik dan psikologis. Pada masa itu seseorang
mulai membentuk sikap dan mekanisme perilaku yang
kemudian akan menjadi penting dan dalam konsepsi
dirinya. Tahap kemunduran mencakup tahap menjelang
berhenti bekerja (preretirement). Pada masa ini
perhatian seseorang dipusatkan kepada usaha agar
hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan output
yang minimal. Sekarang lebih memperhatikan usaha
untuk mempertahankan daripada meningkatkan
6. Hakikat pola karier seseorang ditentukan oleh
tingkat sosial ekonomi keluarganya, kemampuan
mental, dan kepribadiannya, dan kesempatan-
kesempatan yang terbuka bagi dirinya. Semua faktor
latar belakang mempengaruhi sikap dan perilakunya.
7. Perkembangan yang melalui tahap-tahap kehidupan,
dapat diarahkan oleh sebagai usaha untuk
mempermudah proses kematangan, kemampuan, dan
minat.
8. Proses perkembangan vokasional pada hakikatnya
merupakan pengembangan dan implementasi konsepsi
diri.konsepsi diri merupakan suatu hasil perpaduan
antara kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan
untuk memainkan peranan dirinya, dan evaluasi atau
penilaian orang lain terhadap usaha untuk memaikan
peran tersebut.
32
9. Proses kompromi antara faktor individu dan faktor
sosial, antara apakah peranan itu dimainkan dalam
fantasi ataukah dalam interview-konseling, atau di
dalam kegiatan kehidupan nyata seperti kegiatan
sekolah, kegiatan kelompok maupun pekerjaan-
pekerjaan yang tidak tetap.
10.Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada
seberapa jauh individu mendapatkan/menyalurkan
kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi, dan
nilai-nilai pribadi secara memadai.
B. Career Construction : A Developmental Theory of Vocational
Behavior
Secara sederhana teori konstruksi karir menyatakan
bahwa “individuals construct their career by imposing meaning on their
vocational behaviour and occupational experience”. Individu
merancang karir dengan cara memaknai perilaku bekerja
dan pengalaman dalam bekerja.
Savickas mengembangkan teori konstruksi karir
dengan memformulasikan berbagai prinsip dari
psikologi diferensial, psikologi perkembangan, serta
sudut pandang yang dinamis terhadap pengembangan
karir. Menurut Savickas hal ini dilakukan untuk dapat
menjawab pertanyaan mengenai apa, bagaimana,
dan mengapa proses pengembangan karir harus melalui
tiga komponen yang termaktub di dalam teori
33
konstruksi karir (vocational personality, career adaptability, life
themes).
Komponen pertama vocational personaliy, yaitu kemampuan
individu yang berhubungan dengan karir, kebutuhan,
nilai dan minat. Secara mendasar komponen ini menguji
isi dari konstruksi karir dengan menggunakan teori
Holland mengenai hubungan pengorganisasian diri dan
pengorganisasian sosial dalam pekerjaan. Teori
konstruksi sosial memaknai minat sebagai suatu proses
yang dinamis, bukan aspek kepribadian yang bersifat
tetap, berdasarkan hal ini disarankan untuk tidak
menjadikan minat sebagai bagian luar dari satu sifat
yang menyarankan kesesuaian pekerjaan dengan kesuksesan
pekerjaan. Savickas menegaskan, ketika suatu tes minat
dilakukan dalam konseling karir, maka hasilnya harus
digunakan untuk memetakan kemungkinan-kemungkinan dalam
pengembangan karir, bukan sebagai prediksi atas
kesesuaian dan kesuksesan dalam karir.
Komponen kedua adalah career adaptability, yaitu konsep
yang berhubungan dengan bagaimana individu menyusun
suatu karir yang dimana identitas vokasional dengan
bentuk karir yang akan dibangun. Savickas (2005)
mendefinisikan career adaptability sebagai “ a psychosocial
construct thatdenotes an individual’s readiness and resources for coping
with current and imminent vocational developmental task, occupational
transitions, and personal traumas”.
34
Jadi yang dimaksud dengan career adapatability,
merupakan konstruk psikososial yang menunjukan kesiapan
diri individu dan sumber-sumber terkait untuk mengatasi
permasalahan dalam menuntaskan tugas perkembangan
vokasional, transisi pekerjaan, dan trauma yang dialami
oleh individu.
Savickas mendeskripsikan individu yang mampu
beradaptasi (adaptive individual), yaitu :
a. Menjadi lebih peduli mengenai masa depannya sebagai
seorang pekerja.
b. Meningkatkan kontrol diri dalam mengendalikan masa
depan pekerjaan.
c. Menunjukan semangat dan ketertarikan dengan cara
mengeksplorasi kemungkinan tentang diri sendiri
dan rencana masa depan.
d. Meningkatkan kepercayaan diri untuk mewujudkan
harapan.
Komponen ketiga adalah life-themes, yaitu komponen
naratif yang berfokus pada alasan-alasan dalam
perilaku karir. Secara sederhana maksud dari life-themes
adalah motif-motif dalam pengembangan karir, hal ini
bisa ditelusuri dengan menyimak cerita individu
mengenai proses pengembangan karir dirinya. Dari
cerita ini dapat diperoleh pola motif individu, dan
pola-pola ini akan diperoleh makna tentang karir
individu tersebut.
35
C. Teori Blustein
Berawal dari keinginan agar Amerika Serikat yang
terbebas dari rasisme dan diskriminasi, serta menjadi
negara yang semua menjamin bahwa semua warganya
mendapatkan kesempatan yang sama di segala bidang.
Namun hingga saat itu belum sepenuhnya tercapai, masih
banyak warga minoritas yang tidak mendapatkan haknya
dengan layak, termasuk dalam hal mendapatkan pekerjaan,
bahkan para aktivis di awal gerakan vokasional juga
memperjuangkan kemerdekaan kaum minoritas atas
persamaan haknya dalam bidang ekonomi. Masalah keadilan
sosial lain yang terjadi di AS, yaitu:
o Pilihan pekerjaan yang bisa diakses oleh warga
kulit hitam hanya 1/3 dari kesempatan yang dimiliki
oleh orang kulit putih
o Kaum homoseksual belum mendapatkan hak yang sama
dalam bidang pekerjaan
o PHK massal dan Outsourcing
Menyikapi sejumlah masalah di atas, Blustein dkk
(2005) (Arjanto, 2011) menyarankan perlu adanya
redefinisi terhadap konsep teori dan praktek
perkembangan karir di AS. Asumsi lama bahwa
perkembangan karir itu harus linear logic, objective truth, dan
menekankan pada bukti-bukti empiris, harus diganti
dengan pendekatan recursive thinking, relativisme, dan subjective
36
reality of posmodernisme. Praktek perkembangan karir dengan
menggunakan pendekatan lama dianggap bebas nilai
individu dan berpihak pada penguasa, serta tidak
memperhatikan faktor-faktor yang mengarah ke penekanan,
diskriminasi, dan marginalisasi. Pendekatan lama
dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah
ketidakrataan distribusi kekuasaan dan uang di AS, dan
tidak berpihak pada kaum minoritas, seperti orang
miskin, kaum dari ras yang berbeda, dan orang-orang
cacat.
Kemudian Blustein menyarankan pendekatan
Emancipatory Communitarianism, yaitu sebuah konstruk yang
memfokuskan praktek perkembangan karir baik pada
individu maupun sistem yang berlaku, pendekatan ini
menghargai nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman
manusia. Blustein dkk menyarankan penggunaan
emancipatory communitarianism ini digabungkan dengan teori-
teori yang sudah ada sehingga yang akan menghasilkan
sebuah pendekatan yang mampu menyiapkan individu untuk
mengambil pilihan-pilihan karir yang tepat. Menurut
Blustein seorang konselor karir bisa menggunakan teori
dari bidang ilmu lain dalam prakteknya, seperti dari
bidang psikologi massa, teori perkembangan dan
perubahan organisasi, dan teori-teori lain yang
berhubungan dengan proses perubahan. Yang terpenting
dari seorang konselor karir adalah kesediaannya untuk
37
membuka cakrawala pengetahuannya dan belajar dari dari
bidang ilmu lain, karena keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang konselor karir kemampuannya untuk
mengadakan konseling karir baik secara individu maupun
kelompok, mampu melaksanakan pelatihan karir,
merencanakan karir dan pendidikan, melakukan
assessment, dan membuat program-program layanan yang
bisa memenuhi semua kebutuhan semua konseli, termasuk
di dalamnya siswa berkebutuhan khusus, orang cacat, dan
juga para korban PHK. Yang tidak kalah penting untuk
dikuasai oleh seorang konselor karir adalah dia harus
menguasai hukum dan perundangan yang berlaku di suatu
negara.
38
BAGIAN IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Teori perkembangan karier Super.
Menurut Super, tahap perkembangan karier
terdiri dari 5 tahap yaitu tahap growth, exploration,
establishment, maintenance, dan disengagement. Super
menampilkan tahapan karier tersebut dalam bentuk
anak tangga atau career ladder, setiap langkah pada
tangga tersebut merupakan tahap perkembangan
dengan masa transisi diantara setiap langkah.
Super juga menambahkan konsep kehidupan yang
berhubungan dengan karier dan menampilkannya dalam
bentuk career rainbow. Selain bentuk anak tangga dan
pelangi, Super juga menampilkan bentuk gapura
sebagai penentu karier atau archway of career
determinants. Konsep garupa ini menampilkan pengaruh
timbal balik dari faktor internal maupun
eksternal, pada sisi kiri lengkungan menunjukan
bagian-bagian yang berasal dari dalam diri dan
sisi kanan menunjukan bagian-bagian eksternal.
Dalam career diamond, Super menjelaskan
tentang tahapan eksplorasi karier. Deskripsi Super
mengenai perkembangan identitas dengan
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal,
dengan hal tersebut seseorang sebelum mencapai
39
puncak kariernya harus mengeksplorasi konsep
dirinya dan mengeksplorasi kesadaran eksternalnya.
Pengaruh dan pembaharuan Savickas
Savickas melakukan pembaharuan terhadap
teori Super. Savickas menambahkan pendekatan teori
Super perkembangan dengan menanamkan konsep-konsep
dari konstruksi kognitif, tetapi kurang menekankan
pada awal pilihan karier yang dilakukan oleh
remaja dan menyoroti kehidupan karier selama
pengalamannya pada saat dia dewasa.
Savickas menggunakan istilah adaptasi untuk
menunjukkan mekanisme penyesuaian yang dibutuhkan
untuk perubahan karir. Seseorang yang ingin
mencapai karier yang tinggi harus mengembangkan
ABCs yaitu Attitudes, Beliefs, and Competencies,
adaptasi menuntut orang yg mau mencapai kariernya
yg tinggi untuk peduli terhadap masa depan, untuk
melakukan kontrol atas pilihan yang potensial,
memiliki keingintahuan tentang kemungkinan-
kemungkinan, dan memiliki keyakinan bahwa
kemampuannya efektif untuk mengelola perubahan
karir.
Konstruksi dasar lingkungan seseorang
merupakan titik awal bagi individu
mempertimbangkan pilihan karier. Konstruksi
pribadi dikembangkan melalui pengalaman unik
40
individu, termasuk pola anak dan wawasan yang
diperoleh sepanjang masa dewasa. Career diamond
yang di adopsi Savickas diambil dari career
diamond Super. Diamond mengambil fase integrasi
dari Savickas.
Psikologi Kerja Blustein
Teori dari Blustein memasukan teori-teori
yang relevan seperti teori perkembangan,
sosiologi, dan ekonomi. Memasukkan pengalaman
pekerjaan semua orang dari semua kelas.
Menggunakan variasi dari metode penelitian
termasuk narasi kualitatif. Teori ini berawal dari
keinginan agar Amerika Serikat terbebas dari
rasisme dan diskriminasi.
Blustein mengilustrasikan career diamond
terbalik dengan situasi di mana tuntutan eksternal
mendominasi pilihan pribadi dan ekspresi diri.
Dalam konsep karier relasional, menempatkan saling
ketergantunga sebagai tugas psikologis yang sama
pentingnya dan didukung oleh penelitian yang
menunjukan bahwa seorang konseli akan secara
teratur berkonsultasi untuk membuat pilihan
karier.
Dengan adanya hambatan ekonomi global, semua
pencari pekerjaan harus terus-menerus mendapat
pelatihan pekerjaan dan pelatihan keterampilan
41
sosial. Penyesuaian konstruksi kognitif dan
konstruksi emosional. Perilaku para pekerja pun
harus effektif untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan eksternal.
Pendekatan Emancipatory Communitarianism, yaitu
sebuah konstruk yang memfokuskan praktek
perkembangan karir baik pada individu maupun
sistem yang berlaku, pendekatan ini menghargai
nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman
manusia.
B. Rekomendasi
42
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, P., & Vandehey, M. (2011). Career Counseling and
Development in Global Economic. USA: Bonks/Cole.
Arjanto, P. (2011, Juni 24). Pengantar Informasi Karir,
Konseling Karir, & Perkembangan Karir. Retrieved
September 23, 2013, from Blogspot.com:
http://paul-arjanto.blogspot.com/2011/06/penganta
r-informasi-karir-konseling.html
Imaddudin, Aam. 2012. THEORIES FOCUSING ON PROCESS Teori-
teori Konseling Karir yang Fokus pada Proses. [online].
Tersedia:
http://wwwhouseofcounseling.blogspot.com/2012/02/
isu-kontemporer-dalam-konseling-karir.html [22
September 2013]
Gani, R. A. (2012). Bimbingan Karier. Bandung: Angkasa.
Pranata, Dian. 2011. Teori-teori Donald Super. [Online].
Tersedia :
http://dianpranata92.blogspot.com/2011/10/teori-
karir-donald-e.html?spref=bl [22 September 2013]
Wigiati, Lestari. 2013. Relationship Between Self Efficacy With
Career Maturity At The End College Student. [Online].
Tersedia:
journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/ [22
September 2013]
______, 2011. Bab II Landasan Teori. [Online]. Tersedia :
repository.usu.ac.id
43