MAKALAH PENGGUNAAN SPEKTRUM RADIO

35
MAKALAH PENGGUNAAN SPEKTRUM RADIO Disusun oleh : Nama : Risky Oktami NPM : F1C012037 Hari/Tgl : Senin, 12 Mei 2014 Dosen Pembimbing : Zul Bahrum Caniago, Drs, M.S

Transcript of MAKALAH PENGGUNAAN SPEKTRUM RADIO

MAKALAH PENGGUNAAN SPEKTRUM RADIO

Disusun oleh :

Nama : Risky Oktami

NPM : F1C012037

Hari/Tgl : Senin, 12 Mei 2014

Dosen Pembimbing : Zul

Bahrum Caniago, Drs, M.S

Laboratorium Elektronika Dan Instrumentasi

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

karena memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini

merupakan salah satu wujud satu kesatuan mata kuliah

Elektronika Dasar II.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat

tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari

berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zulbahrum

Caniago selaku dosen Elektronika Dasar II yang memberikan

kepercayaan kepada penulis untuk membuat makalah ini. Karena

tugas ini bertujuan untuk membentuk pengalaman akademis bagi

calon saintis di masa yang akan datang.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak. Oleh karenanya kritik dan

saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan makalah di masa yang akan datang.

Semoga bermanfaat !

Bengkulu , 12 Mei 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..1

DAFTAR ISI…………………………..

………………......................................2

BAB I

PENDAHULUAN...................................................

.......…………...…...3

BAB II PEMBAHASAN ,………………………………..

….............................5

BAB III PENUTUP……………………..…..…………………………….…..21

DAFTAR

PUSTAKA.......................................................

..................................22

GAMBAR RANGKAIAN MENGGUNAKAN 1

TRANSISTOR....................23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas

dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga

harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh

manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum

nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan

peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat

spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa

mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi

radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan

telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus,

penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, amatir

radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang

sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengertian radio

adalah alat atau pesawat yang digunakan untuk mengubah

gelombang radio menjadi gelombang bunyi/suara. Pengertian

radio yang lain adalah suatu gelombang elektromagnetik. Pada

dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem

gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat

diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, di mobil, di

kapal dan sebagainya.

Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak

digunakan masyarakat untuk mengakses informasi. Radio pertama

kali ditemukan oleh Marconi pada tahun 1896. Pada awalnya

radio berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan

berita ataupun untuk kepentingan kenegaraan secara umum. Radio

publik atau komersil baru muncul pada tahun 1920-an. Sejak itu

radio mulai berkembang pesat. Radio merupakan sumber informasi

yang kompleks mulai dari fungsi tradisional, penyampai berita

dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas,

hingga propaganda politik dan ideologi. Sistem komunikasi

radio adalah sistem komunikasi yang tidak menggunakan kawat

dalam proses perambatannya, melainkan menggunakan udara atau

ruang angkasa sebagai medium penghantarnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya

Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHT Televisi maupun Frekuensi

UHF Televisi. Jadi apa yang dimaksud dengan nama-nama itu dan

apa yang membedakannya?

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara penggunaan spektrum frekuensi radio?

2. Apa saja pembagian dari spektrum radio?

3. Bagaimana peraturan tentang spektrum radio?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara penggunaan spektrum frekuensi radio.

2. Mengetahui pembagian spektrum radio.

3. Mengetahui peraturan tentang spektrum radio.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan spektrum radio

Yang dimaksud dengan gelombang radio adalah gelombang

elektromagnetik yang disebarkan melalui antena. Gelombang

radio memiliki frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan

penyetelan frekuensi tertentu yang cocok pada radio receiver

(radio penerima) untuk mendapatkan sinyal tersebut. Frekuensi

Radio (RF) berkisar antara 3 kHz sampai 300 GHz.

Pada aplikasinya, siaran radio dan siaran televisi yang

kita nikmati saat ini berada pada pengalokasian kisaran

frekuensi seperti berikut ini.

Radio AM (Amplitude Modulation) : 535 kHz – 1.7 MHz

Radio Gelombang Pendek (Short Wave Radio) : 5.9 MHz – 26.1 MHz

Radio CB (Citizen Band) : 26.96 MHz – 27.41

MHz

Stasiun Televisi : 54 MHz – 88 MHz

(kanal 2 ~ 6)

Radio FM ( Frequency Modulation) : 88 MHz – 108 MHz

Stasiun Televisi : 174 MHz – 220 MHz

(kanal 7 ~13)

Penetapan jalur atau spektrum Frekuensi radio yang

menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol

demi keserasian antara pemancar dan penerima.

Tabel spektrum frekuensi radio

Berikut ini adalah tabel lengkap spektrum frekuensi radio

internasional yang ditetapkan berdasarkan penentuan

penggunaannya.

Nama Band

( Jalur)

singkat

an

Frekuensi Panjang

gelombang

penggunaan

Tremendous

ly low

frequency

TLF < 3Hz >100.000 km Natural

elektromagnetic

noiseExtremely

low

frequency

ELF 3 – 30 Hz 10.000 -

100.000 km

Submarines

Super low

frequency

SLF 30 – 300

Hz

1.000 –

10.000 km

Submarines

Ultra low

frequency

ULF 300 –

3.000 Hz

100 – 1.000

km

Submarines,

minesVery low

frequency

VLF 3 – 30 kHz 10 – 100 km Navigation,

time signal,

Submarines,

heart rate

monitorLow

frequency

LF 30 – 300

kHz

1 – 10 km Navigation,

time signal,

radio AM (long

wave)Medium

frequency

MF 300 –

3.000 kHz

100 – 1.000

m

Radio AM

(medium wave)High

frequency

HF 3 – 30 Mhz 10 – 100 m Short wave

boardcast,

RFID, radar,

marine and

mobile radio

telephonyVery high

frequency

VHF 30 – 300

MHz

1 – 10 m Radio FM,

television,

mobile

communication,

weather radioUltra high

frequency

UHF 300 -

3.000 MHz

10 – 100 cm Television,

microwave

device /

communications,

mobile phones,

wireless LAN,

bluetooth, GPS,

FRS/GMRSSuper high

frequency

SHF 3 – 30 GHz 1 – 10 cm Microwave

device /

communications,

wireless LAN,

radars,

satellites, DBSExtremely

high

frequency

EHF 30 – 300

GHz

1 – 10 mm High frequency

microwave,

radio relay,

microwave

remote sensingTremendous

ly high

frequency

THF 300 –

3.000 GHz

0.1 – 1 mm Terahertz

imagin,

molecular

dynamics,

spectroscopy,

computing /

communications,

sub-mm remote

sensing.

Sebagai info tambahan, saat ini ada dua jenis siaran

radio komersial paling sering kita temui di perangkat penerima

radio adalah radio FM dan radio AM. Yang dimaksud dengan AM

(Amplitude Modulation) adalah proses memodulasi sinyal frekuensi

rendah pada gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah

amplitudo gelombang frekuensi tinggi (frekuensi pembawa) tanpa

mengubah frekuensinya.

Sedangkan yang dimaksud dengan FM (Frequency Modulation)

adalah proses mengirimkan sinyal frekuensi rendah dengan cara

memodulasi gelombang frekuensi tinggi yang berfungsi sebagai

gelombang pembawa. Jadi, yang membedakan antara AM dan FM

adalah proses yang digunakan dalam memodulasi frekuensi tinggi

sebagai frekuensi pembawanya.

2.2 Pembagian spektrum radio

Jika dalam media massa cetak seperti surat kabar, pembagian

ruang untuk berita disebut editing dan dianggap sebagai hal yang

penting, maka dalam radio siaran adalah pendistribusian waktu

yang dinamakan programming dan dianggap hal yang sangat

penting. Programming atau penataan acara siaran ini tidak

mempunyai pola yang baku. Ini banyak tergantung dari sistem

pemerintahan dimana badan radio siaran itu berbeda dan

tergantung dari bentuk dan badan organisasi radio siaran itu.

Jadi, sistem radio siaran yang ditentukan oleh sistem

pemerintahan itu, menentukan jenis pembagian bahan siaran.

Pada dasarnya sistem radio siaran dapat dibedakan sebagai

berikut :

1. Radio Siaran Pemerintah (Goverment Ownership and Operation

Broadcasting)

Badan radio siaran ini dimiliki dan dikuasai pemerintah.

Pengelolaannya diserahkan kepada salah satu departemen.

Pemerintah republik indonesia, misalnya menempatkan RRI pada

departemen penerangan. Karena milik pemerintah dan dikuasai

pemerintah maka radio siaran pemerintah melakukan operasinya

dengan menyandang misi pemerintah. Biayanya pun termasuk

anggaran belanja pemerintah. Perbedaan RRI dari radio siaran

pemerintah lainnya adalah bahwa RRI mencari sumber biaya dari

periklanan. Jadi RRI tidak lagi berfungsi sosial, tetapi juga

komersial. Hal ini dikukuhkan dengan SK Menteri Penerangan RI

No. 19 Tahun 1968. Meskipun demikian, sejalan dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku, pelaksanaan RRI dibidang

komersial selalu dibatasi dalam arti kata aktivitas dan

penggunaan dari hasilnya.

2. Radio Siaran Semi Pemerintah (Publik Corporation Broadcasting)

Ini merupakan perusahaan umum (public enterprise) di bawah

pengawasan sebuah korporasi (corporation) yang bebas (independent)

tetapi terikat oleh sebuah charter untuk melaksanakan siarannya

guna kepentingan umum seluruh negeri. Radio siaran dengan

bentuk organisasi corporation berdasarkan sebuah charter yang

berlaku untuk masa (10 sampai 25 tahun) yang dapat

diperpanjang lagi. Penyelenggaraan dipimpin oleh suatu direksi

yang diawasi oleh sebuah dewan yang disebut “Broad of Governors”

yang beranggotakan wakil-wakil pemerintah dan Parlemen.

Penyusunan program dibantu oleh Advieory Council. Untuk

kelangsungan siarannya, para pemilik pesawat radio dipungut

iuran (lisence free). Hidupnya sebagian corporation sebagian besar

adalah dari iuran radio, dan hanya sebagian kecil saja

diperoleh dari usaha sendiri seperti penerbitan, pertunjukan,

dan lain sebagainya.

Usaha dalam bentuk periklanan tidak dibenarkan. Dalam pada

itu sensor terhadap isi siaran tidak dilakukan oleh

pemerintah, karena kehendak masyarakat dan kepentingan

Pemerintahan telah terjamin oleh “Broad of Governors” tadi, yang

terdiri dari wakil-wakil pemerintahan dan Parlemen.

3. Radio Siaran Swasta (Private Enterprise Broadcasting)

Badan radio siaran swasta ini dimiliki perorangan dan

sifatnya komersial. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk

kelangsungan hidupnya diperoleh dari periklanan dan

persponsoran acara (sponsored program). Di Amerika Serikat radio

siaran swasta mempunyai jaringan yang luas, seperti NBC, CBS,

ABC, dan MBS. Sesuai dengan sistem pemerintahan Amerika

Serikat, badan radio siaran tersebut mempunyai kebebasan

sepenuhnya, dalam arti kata tidak mengenal sensor. Ini tidak

berarti bahwa pengelolaannya tidak mengenal tanggung jawab

nasional dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab mereka

adalah pada kesadaran sendiri atau hati nurani sendiri yang

dengan sendirinya bertanggung jawab secara nasional dan

sosial.

Ketiga sistem radio siaran tersebut menentukan pembagian

bahan siaran untuk diproduksikan dan disajikan kepada para

pendengar. Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan

siaran yang dianut oleh badan-badan radio siaran di dunia

2.3 Peraturan yang mengatur tentang spektrum radio

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam

terbatas dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi

sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien guna

memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah

hukum nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan

peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat

spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa

mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi

radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan

telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus,

penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, amatir

radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang

sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio

dilaksanakan dengan dukungan teknologi informasi berupa sistem

data processing dan database penggunaan frekuensi radio nasional

(Sistem Informasi Manajemen Frekuensi/SIMF), serta sistem

pengawasan/monitoring penggunaan frekuensi radio yang tersebar

di seluruh ibu kota propinsi.

Ditjen SDPPI berkomitmen untuk terus berupaya melakukan

perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada pengguna frekuensi

radio yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu

hingga diterapkannya e-licensing.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Operasi Sumber Daya

Nomor 971.A Tahun 2013 tentang Penetapan Visi, Misi, Moto,

Maklumat, Etika Pelayanan, Hak dan Kewajiban Serta Standar

Pelayanan Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan Sertifikasi

Operator Radio, bahwa :

1. Standar pelayanan :

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Microwave Link

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Studio to

Transmitter Link (STL) Televisi dan Radio Siaran

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Sistem Radio

Konvensional

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Trunking

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Base Transceiver

Station (BTS) Penyelenggaraan Fixed Wireless Access

(FWA)

o Pelayanan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio

Penyelenggaraan Seluler dan FWA

o Pelayanan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio

Penyelenggaraan BWA

o Pelayanan Izin Penggunaan Frekuensi untuk Pertahanan

dan Keamanan

o Pelayanan Izin Penggunaan Frekuensi untuk Sementara

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penyiaran

Televisi (LPP, LPS dan LPK)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penyiaran Radio

(LPP, LPS dan LPK)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Maritim (stasiun

pantai, stasiun kapal)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penerbangan

(stasiun darat, stasiun pesawat terbang)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit (stasiun

bumi, stasiun angkasa)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Radar

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Meteorologi

2. Visi : "Tersedianya infrastruktur penunjang komunikasi

lancar informasi benar melalui birokrasi layanan Spektrum

Frekuensi Radio yang profesional dan berintegritas"

3. Misi

o Mewujudkan pelayanan perizinan spektrum frekuensi

radio dan sertifikasi operator radio yang mudah dan

mandiri, cepat, akurat, pasti dan benar;

o Meningkatkan inovasi berbasis IT yang tepat dalam

proses perizinan spektrum frekuensi radio dan

sertifikasi operator radio;

o Mengutamakan transparansi dalam kegiatan perizinan

spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator

radio;

o Mengedepankan partisipasi pemangku kepentingan dalam

penanganan perizinan spektrum frekuensi radio dan

sertifikasi operator radio;

o Menerapkan budaya anti korupsi dalam pelaksanaan

perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi

operator radio;

o Melaksanakan perizinan spektrum frekuensi radio dan

sertifikasi operator radio dengan etos kerja dan

kinerja yang tinggi.

4. Moto : "Dengan santun memberikan pelayanan yang mudah,

cepat, dan pasti tanpa gratifikasi"

5. Maklumat : ''Pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio

dan sertifikasi operator radio pada Direktorat Operasi

Sumber Daya dilaksanakan paling lama dalam waktu 44

(empat puluh empat) hari sebagaimana ISO 9001:2008 sesuai

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 17 Tahun

2005"

6. Etika Pelayanan

o Setiap pegawai akan memegang teguh rahasia dan

bertanggung-jawab penuh atas pekerjaan;

o Setiap pegawai tidak akan memberikan informasi

kepada siapapun atau organisasi apapun selain kepada

pihak yang berwenang berdasarkan peraturan

perundangan yang berlaku terkait dokumen dan/atau

data yang diberikan oleh pemohon maupun dokumen

dan/atau data perizinan yang diterbitkan;

o Setiap pegawai dalam melaksanakan tugas tidak akan

menerima uang atau dalam bentuk apapun sebagai

gratifikasi;

o Setiap pegawai dalam melaksanakan tugas akan

menghormati hak setiap pemohon untuk mendapatkan

perlakuan dan prioritas pelayanan yang sama atau

tanpa pembedaan dalam bentuk apapun

7. Hak dan Kewajiban

o Direktorat Operasi Sumber Daya wajib memberikan

pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dan

sertifikasi operator radio dengan perlakuan dan

prioritas pelayanan yang sama atau tanpa pembedaan

dalam bentuk apapun;

o Direktorat Operasi Sumber Daya berhak menerbitkan

perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi

operator radio setelah dipenuhinya persyaratan

perizinan, ketersediaan frekuensi radio atau

callsigned, hasil analisa teknis atau lulus ujian

Negara, atau tidak menerbitkan perizinan spektrum

frekuensi radio dan sertifikasi operator radio

apabila tidak dipenuhinya persyaratan perizinan,

ketersediaan frekuensi radio atau callsigned, hasil

analisa teknis atau lulus ujian Negara;

o Pemohon wajib memberikan dokumen, data dan/atau

apapun yang diperlukan bagi pelaksanaan proses

perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi

operator radio;

o Pemohon berhak mendapatkan informasi yang akurat dan

kepastian atas status proses perizinan spektrum

frekuensi radio dan sertifikasi operator radio

A. KETENTUAN UMUM

1. Spektrum frekuensi radio adalah sumber daya alam terbatas

yang dikuasai oleh negara.

2. Penggunaan spektrum frekuensi radio wajib memiliki Izin

Stasiun Radio serta harus sesuai dengan peruntukannya dan

tidak saling mengganggu.

3. Penggunaan spektrum frekuensi radio bukan merupakan hak

milik perseorangan, instansi pemerintah dan atau badan

hukum.

4. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan

Izin Stasiun Radio dan dilarang merubah dan atau

mengganti frekuensi radio, data administrasi dan data

teknis stasiun radio yang telah tercantum dalam Izin

Stasiun Radio.

5. Perubahan data administrasi, perpindahan alamat/lokasi

dan data teknis stasiun radio harus mendapatkan

persetujuan dengan mengajukan permohonan perubahan kepada

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan

Informatika.

6. Izin Stasiun Radio atau salinannya wajib ditempatkan pada

lokasi perangkat stasiun radio.

Ketentuan regulasi dan peraturan perundang-undangan terkait

dengan penggunaan spektrum frekuensi radio dapat dilihat pada

link regulasi.

B. TATA CARA DAN PERSYARATAN

Izin penggunaan spektrum frekuensi radio, meliputi :

1. Izin pita spektrum frekuensi radio (IPSFR)

IPSFR diberikan dalam bentuk pita frekuensi radio untuk

jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjaeng 1

(satu) kali selama 10 (sepuluh) tahun.

2. Izin stasiun radio (ISR)

ISR diberikan dalam bentuk kanal frekuensi radio untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu)

kali selama 5 (lima) tahun.

3. Izin kelas (class license)

Izin kelas diberikan kepada pengguna frekuensi yang

mengoperasikan perangkatnya dengan ketentuan teknis tertentu

sehingga penggunaan frekuensinya dapat dimanfaatkan secara

bersama (sharing). Izin kelas melekat pada sertifikat alat dan

perangkat telekomunikasi yang diterbitkan oleh Direktur

Jendral SDPPI.

Tata cara dan prosedur permohonan izin penggunaan frekuensi

radio secara umum dapat di lihat pada diagram alir dibawah

ini.

Standar mutu waktu proses izin penggunaan frekuensi radio

secara umum dapat di lihat pada gambar dibawah ini.

C. PERSYARATAN PERMOHONAN ISR

Persyaratan permohonan izin penggunaan spektrum frekuensi

radio dalam bentuk kanal (ISR) secara umum adalah sebagai

berikut :

1. Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal

Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

2. Fotocopy akta pendirian badan hukum beserta salinan

pengesahan dan akta perubahan terakhir

3. Perangkat yang digunakan telah memiliki sertifikat

4. Data administrasi dan data teknis secara lengkap dan

benar.

Pelayanan perizinan penggunaan spektrum frekuensi radio

dapat dikategorikan berdasarkan jenis layanan/dinasnya.

Informasi lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan

perizinan silahkan meng-klik link di bawah ini.

1. DINAS TETAP DAN BERGERAK DARAT

a. DINAS TETAP

Dinas tetap antara lain: microwave link, komunikasi HF,

dan wireless broadband.

b. DINAS BERGERAK DARAT

Dinas bergerak darat antara lain: radio trunking,

komunikasi data, sistem komunikasi radio

konvensiona/komrad/konsesi dengan perangkat repeater,

rig/mobile-unit, Handy-Talky (HT).

2. NON DINAS TETAP DAN BERGERAK DARAT

a. DINAS PENYIARAN

Dinas penyiaran antara lain: radio siaran dan televisi

siaran

b. DINAS MARITIM

Dinas maritim antara lain: stasiun kapal dan stasiun

pantai

c. DINAS PENERBANGAN

Dinas penerbangan antara lain: stasiun pesawat udara dan

stasiun darat-udara (ground-to-air)

d. DINAS SATELIT

Dinas satelit antara lain: stasiun angkasa dan stasiun

bumi

D. PENGHAPUSAN DATA STASIUN RADIO (PENGGUDANGAN)

1. Pemohon dapat mengajukan permohonan penghapusan datas

stasiun radio (penggudangan) ISR apabila sudah tidak

menggunakan frekuensi radio.

2. ISR yang telah digudangkan dinyatakan tidak berlaku,

sehingga frekuensi radio tersebut tidak diperbolehkan

lagi untuk digunakan.

3. Penggudangan ISR agar diajukan sebelum masa laku ISR

berakhir. Apabila diajukan melebihi masa laku ISR, harus

membayar BHP Frekuensi tahun berikutnya serta dikenakan

sanksi denda sesuai ketentuan perundang-undangan.

4. Permohonan penggudangan ISR tetap diproses, meskipun

pemohon masih memiliki tunggakan BHP Frekuensi Radio.

Meskipun demikian, tunggakan BHP Frekuensi Radio beserta

dendanya tetap wajib dibayar sesuai ketentuan perundang-

undangan.

E. PERUBAHAN DATA STASIUN RADIO (MUTASI)

Perubahan data administrasi, perpindahan alamat/lokasi dan

data teknis stasiun radio harus mendapatkan persetujuan dengan

mengajukan permohonan perubahan kepada Direktur Jenderal

Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

1. Perubahan data stasiun radio dengan analisa teknik

Perubahan data stasiun radio yang mengalami perubahan

data teknis (misal : penggantian perangkat dengan

spesifikasi teknis yang berbeda) dan/atau pindah lokasi

stasiun radio, sehingga harus dilakukan analisa teknis

dan diproses sama dengan permohonan izin baru.

2. Permohonan data stasiun radio tanpa analisa teknis

Perubahan data stasiun radio yang tidak diperlukan

analisa teknis,antara lain :

a. Perubahan alamat korespodensi

b. Perubahan nama dan alamat perusahaan

Perubahan nama dan alamat perusahaan bagi penyelenggara

jaringan telekomunikasi, penyelenggara telekomunikasi khusus

dan penyelenggara penyiaran terlebih dahulu harus dilakukan

penyesuaian pada izin penyelenggaraannya.

F. KEWAJIBAN MEMBAYAR BIAYA HAK PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI

RADIO

1. Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar dimuka

setiap tahun Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum

Frekuensi Radio yang besarnya sesuai peraturan perundang-

undangan.

2. Pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi

Radio wajib dilakukan melalui sistem Host to Host dengan

bank yang telah ditunjuk.

3. Permasalahan yang timbul akibat pembayaran Biaya Hak

Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio yang tidak

dilakukan melalui sistem Host to Host sepenuhnya menjadi

tanggung jawab wajib bayar/pengguna spektrum frekuensi

radio.

4. Setiap penggunaan frekuensi radio wajib membayar Biaya

Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio. Seluruh BHP

frekuensi radio masuk ke Kas Negara sebagai Pendapatan

Negara Bukan Pajak (PNBP).

Bagaimana menghitung BHP Frekuensi Radio :

BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk ISR dihitung berdasarkan

parameter teknis dan zona dengan formula sebagai berikut :

Keterangan:

b = lebar pita frekuensi yang digunakan (bandwidth)

P = besar daya pancar keluaran antena (EIRP)

Ib = indeks biaya pendudukan lebar pita

Ip = indeks biaya daya pancar frekuensi

HDLP = harga dasar lebar pita

HDDP = harga dasar daya pancar

Nilai HDLP dan HDDP diatur dalam PP 7/2009 sebagaimana telah

diubah dengan PP 76/2010, sedangkan Ib, IP, dan zona diatur

dalam PM 19/2005 sebagaimana telah diubah dengan PM 24/2010.

Contoh perhitungan formula tarif BHP frekuensi radio untuk

radio siaran FM pada Zona 4 :

HDLP =5.155 Rp/KHz (HDLP, Zona 4, VHF) dilihat pada

Lampiran PP 7/2009

HDDP =47.866 Rp/KHz (HDDP, Zona 4, VHF) dilihat pada

Lampiran PP 7/2009

Ib =0,8400 (stasiun siaran FM) dilihat pada Lampiran PM

19/2005

Ip =0,4900 (stasiun siaran FM) dilihat pada Lampiran PM

19/2005B = 372 KHz (standar lebar pita siaran FM)

Power = 1.000 Watt

P = 10 x (log power) + Gain - Line Loss + 30

= 10 x (log 1000) + 3 - 1 + 30

= 62 dBmW (sesuai perhitungan)

Rumusan =

= Rp 1.532.502,00

G. SANKSI ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA

1. Pengguna spektrum frekuensi radio yang tidak memiliki

Izin Stasiun Radio atau tidak sesuai peruntukannya dan

menimbulkan gangguan dipidana dengan pidana penjara

selama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Rp

400.000.000,- (empat ratus juta rupiah). Apabila

menimbulkan kematian dipidana dengan pidana penjara

paling lama 15 (lima belas) tahun.

2. Pengguna spektrum frekuensi radio yang tidak membayar

Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio pada

saat jatuh tempo pembayaran, dikenakan sanksi

administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) per

bulan sesuai peraturan perundang-undangan.

H. KONSULTASI DAN PENGADUAN PELAYANAN

Untuk konsultasi dan pengaduan pelayanan perizinan frekuensi

radio dapat menghubungi :

1. Call center : 021-30003100

2. Email : [email protected]

3. Loket Pelayanan Perizinan Frekuensi Radio, Gedung Menara

Merdeka Lt. 11, Jl. Budi Kemuliaan I No. 2 Jakarta 10110

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas

dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga

harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh

manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum

nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan

peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat

spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa

mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi

radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan

telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus,

penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, Amatir

Radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang

sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

RANGKAIAN PEMANCAR DENGAN MENGGUNAKAN 1 TRANSISTOR