Makalah Kawasan Bersejarah: Museum Fatahillah

28
Kawasan Bersejarah Museum Fatahillah Jakarta Oleh: Vindhyaris Putri 14021105013 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi

Transcript of Makalah Kawasan Bersejarah: Museum Fatahillah

Kawasan BersejarahMuseum Fatahillah Jakarta

Oleh:

Vindhyaris Putri 14021105013

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sam Ratulangi

Manado - 2015

Page 2

KATA PENGANTARPuji Tuhan kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa

atas berkat penyertaan dan kasih karunianya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas makalah kami tentang bangunan bersejarah –

Museum Fatahillah Jakarta dengan baik meskipun dalam bentuk yang

sederhana.

Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Kawasan Bersejarah ini

mulai dari penyusunan makalah, kami banyak mengalami hambatan dan

kesulitan. Tetapi semuanya dapat kami selesaikan dengan baik

berkat tuntunan Tuhan dan kerja sama yang baik dalam kelompok

kami.

Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih

kepada dosen mata kuliah Kawasan Bersejarah yang telah menugaskan

kepada kami untuk memaparkan materi mengenai bangunan bersejarah

sehingga melalui makalah ini kami anggota kelompok mendapatkan

ilmu.

Page 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. 2.

BAB I ………………………………………………………………………. 4.

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………. 4.

1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………. 5.1.3 TUJUAN PENULISAN ………………………………………………. 5.

BAB II ………………………………………………………………………. 6.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUSEUM FATAHILLA ……6.

2.2 SEJARAH MUSEUM FATAHILLAH ……………………………... 11.2.3 PERATURAN DAERAH ………….………..………………………. 13.2.4 TINDAKAN KONSERVASI ………………………........................

17.2.5 LAMPIRAN FOTO ……………………………………………… 18.

BAB III ……………………………………………………………………… 19.

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ………………………………………………………… 19.

Page 4

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Museum Fatahillah merupakan aset wisata sejarah di Jakarta.Museum Fatahillah atau orang lebih mengenal dengan sebutan MuseumSejarah Jakarta terletak di Jalan Taman Fatahillah no 2, JakartaUtara Telepon : (62 21) 6901483. Nama Museum Fatahillah diambildari nama taman dihalaman Museum Fatahillah. Museum ini menyimpanbanyak hal untuk diceritakan dari masa lalu. Mulai dariperjalanan sejarah Jakarta, hasil penggalian arkeologi di kawasanJakarta, mebel antik dari abad ke-18, keramik, gerabah, hinggabatu prasasti. Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaanBetawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patungDewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewakeberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) semulaterletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur dianggapmempunyai kekuatan magis. Museum Fatahillah juga sudah dilengkapibeberapa fasilitas sehingga cocok sekali untuk dikunjungiwisatawan domestik maupun mancanegara (Modul Museum Fatahillah,2008: 15).

Daya tarik Museum fatahillah yaitu mempunyai keistimewaankoleksi keanekaragaman benda-benda bersejarah, seperti benda-benda arkeologi masa Hindu, Buddha, hingga Islam, benda-bendabudaya peninggalan masyarakat Betawi, aneka mebel antik mulaiabad ke-18 bergaya Cina, Eropa, dan Indonesia, gerabah, keramik,dan prasasti. Koleksi benda-benda tersebut dipamerkan diberbagairuang Museum Fatahillah Jakarta, seperti Ruang Prasejarah, RuangJakarta Masa Kini, Ruang Prasasti, Ruang Joen Pieter Zoon Coen.Bagi pengunjung untuk menikmati koleksi museum akan dimudahkanoleh tata pamer Museum Sejarah Jakarta. Tata pamer tersebutdirancang berdasarkan kronologi sejarah, yakni dengan caramenampilkan sejarah Jakarta dalam bentuk display. Koleksi-koleksitersebut ditunjang secara grafis oleh foto-foto, gambar-gambardan sketsa, peta, dan label penjelasan agar mudah dipahamiberdasarkan latar belakang sejarahnya. Selain itu, museum inijuga memamerkan benda-benda bersejarah lainnya seperti uang logam

Page 5

zaman VOC, aneka timbangan atau dacinan, meriam Jagur dianggapmempunyai kekuatan magis, serta bendera dari zaman Fatahillah.Selain itu, pengunjung juga melihat lukisan-lukisan karya RadenSaleh, peta-peta kuno, dan sebuah foto Gubernur VOC bernama J.P.Coen (Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, 2006: 25).

Potensi Museum Fatahillah yaitu sebagai obyek wisata adalahsisi perkembangan Kota Jakarta kuno hingga modern ini. Di kawasanini terlihat adanya sungai sebagai poros kota, benteng, kawasanPecinan, perdagangan, pusat pemerintahan, dan permukiman. Membawawisatawan mengembara mengenang dan melihat bagaimana Jakartaberkembang tentu amat menarik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja latar belakang berdirinya museum FatahillahJakarta?

2. Bagaimana sejarah museum Fatahillah Jakarta?3. Apa saja yang mengatur tentang bangunan tersebut?4. Bagaimana tindakan konservasi yang akan dan yang sudahdilakukan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya museumFatahillah Jakarta2. Untuk mengetahui sejarah museum Fatahilah Jakarta3. Untuk mengetahui peraturan daerah DKI Jakarta yangmengatur tentang museum Fatahillah

4. Untuk mengetahui tindakan konservasi yang akan dan yangsudah dilakukan untuk museum Fatahillah

Page 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum FatahillahSejarah Kota Tua Jakarta dimulai dari sebuah pelabuhan yang

kini dikenal sebagai Sunda Kalapa. Pelabuhan ini pernah dikenalberbagai bangsa di dunia sebagai pelabuhan dagang internasionaltermegah di Asia Tenggara. Fa Hsien pengelana Cina pada abad ke-5M menceritakan bahwa di bentangan Teluk Jakarta terdapat sebuahwilayah kekuasaan yang disebut “To-lo-mo” atau Tarumanegara. Halini juga terdapat di dalam kronik Dinasti Tang yang menyebutkantentang kedatangan utusan-utusan kerajaan To-lo-mo (penyebutanorang-orang Cina terhadap Ta-ru-ma) pada tahun 525, 528, 666 dantahun 669 M ke negeri Cina. To-lo-mo disamakan dengan ucapanlidah orang-orang Cina untuk negeri Ta-ru-ma atau Tarumanegara. 

Sagimun (1988:34) juga menjelaskan, bahwa kerajaan Taruma-negara atau Taruma berasal dari kata tarum, yaitu sejenis tumbuh-tumbuhan yang daunnya dibuat nila, yakni bahan cat biru dari dauntarum (indigofera). Nila sering digunakan untuk mewarnai kainatau sejenisnya. Kata tarum juga dipergunakan sebagai nama sungaidi Jawa Barat, yaitu Citarum. Jika kita perhatikan secarageografis, maka letak kerajaan Tarumanegara itu memang terletakdi aliran Citarum. 

Kerajaan Tarumanegara dengan rajanya yang terkenal,Purnawarman, wilayah kekuasaannya meliputi kawasan Jakarta,Bekasi, Banten, dan Citarum. Hal ini dapat di ketahui dari tujuhbuah prasasti yang ditemukan di kawasan Bogor, Banten danJakarta, yakni prasasti Ciaruteun, Jambu, Kebon Kopi, MuaraCianteun, Lebak, dan prasasti Tugu. Prasasti yang terakhir inilahyang paling banyak memberikan keterangan dan petunjuk mengenaikerajaan Hindu tertua di pulau Jawa, yaitu Tarumanegara. 

Prasasti Tugu ditemukan pada tahun 1878 di Kampung BatuTumbuh, Desa Tugu, Kelurahan Semper, Kecamatan Cilincing, sebelahTenggara Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada 1910, prasasti ini

Page 7

dipindahkan ke Museum Pusat (Kini Museum Nasional/ Museum Gajah),dan replica-nya masih dapat kita saksikan di Museum SejarahJakarta atau Museum Fatahillah. 

Setelah Raja Purnawarman wafat, tidak diketahui siapapengganti baginda. Selama beberapa abad kerajaan Tarumanegaraseolah hilang begitu saja dan kerajaan ini mengalami masakegelapan di dalam sejarah. Hal ini karena tidak ada satupunsumber sejarah (seperti prasasti atau batu bertulis) yangmenceritakan tentang aktivitas kehidupan manusia di Jawa Baratsetelah Tarumanegara mengirimkan utusannya yang terakhir pada 669M ke negeri Cina. 

Rupanya kerajaan Tarumanegara telah dikalahkan oleh suatukekuasaan luar. Namun, tidak mungkin seluruh rakyatnya musnah danlenyap begitu saja dari permukaan bumi. Ada dugaan kuat, bahwakerajaan Tarumanegara dihancurkan oleh kerajaan Sriwijaya (yangpusatnya di Palembang). Hal ini dapat diketahui dalam prasastiKeduken Bukit, Kota Kapur dan Prasasti Palas Pasemah di Lampung.Pada tahun 686 M, Sriwijaya melaksanakan ekspedisi militernyake Bhumijawa. Hal ini tercantum di dalam prasasti Kota Kapur yangberangka tahun saka 608 atau tahun 686 M. Di dalam prasasti inidiceritakan pula bahwa Bhumijawa tidak mau tunduk kepada kerajaanSriwijaya. Oleh karena itu, kerajaan Sriwijaya mengirimkantentaranya untuk menyerang dan menghukum Bhumijawa. 

Dugaan ini semakin kuat bahwa Bhumijawa yang dimaksud didalam prasasti Kota Kapur itu jelas adalah Tanah Jawa atau PulauJawa. Kerajaan atau  negeri yang letaknya di Bhumijawa danberdekatan dengan kerajaan Sriwijaya pada waktu itu adalahkerajaan Tarumanegara. Maka sangat dimungkinkan kerajaanTarumanegara diserang dan dihancurkan oleh kerajaan Sriwijaya. Beberapa abad kemudian, (pelabuhan) Tarumanegara dikenal sebagaipelabuhan Kalapa. Karena berada di bawah penguasaan KerajaanSunda –Pajajaran, maka kemudian bernama Sunda Kalapa yang terletakdi muara sungai Ciliwung. Hal ini didasarkan atas keterangan didalam prasasti Batu Tulis yang ditemukan pada 15 Juni 1960. 

Page 8

Penjelasan mengenai pelabuhan Sunda Kalapa ini jugadiperkuat oleh keterangan seorang pelaut Belanda Jan Huygen vanLinschoten, yang menemukan rahasia-rahasia perdagangan dan navigasibangsa Portugis, dalam karyanya Itinerario, Lincshoten mengungkapkanbahwa “pelabuhan utama di pulau ini (jawa) adalah Sunda Calapa.Di tempat ini didapati sangat banyak lada yang bermutu lebihtinggi daripada lada India atau Malabar...” Kerajaan Sunda –Pajajaran diperkirakan muncul pada abad ke-14 dan pusatpemerintahannya terletak di Pakuan, Bogor. Rajanya yang terkenalketika itu adalah Sri Baduga Maharaja. Menurut Baros, seorangpengelana Portugis, jumlah penduduk kerajan Sunda Pajajaranberkisar 100.000 jiwa. Baros, juga menambahkan, bahwa pendudukyang bermukim di Sunda Kalapa ketika itu kurang lebih 10.000jiwa. 

Pelabuhan Sunda Kalapa merupakan salah satu dari enampelabuhan penting di bawah penguasaan kerajaan Sunda Pajajaranyang ramai dikunjungi pedagang-pedagang lokal dan internasionalterutama dari negeri Cina. Pelabuhan-pelabuhan itu antara lainpelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tanara, Cimanuk dan Kalapaatau Sunda Kalapa. 

Pelabuhan Kalapa atau Sunda Kalapa merupakan pelabuhan yangletaknya paling strategis. Pelabuhan ini mencuat pada abad ke-14dan semakin terkenal di awal abad ke-16. Dimana ketika itu orang-orang Portugis di Malaka telah menjalin kerjasama perdagangan danpertahanan dengan penguasa Sunda Kalapa pada 21 Agustus 1522 yangdiwujudkan ke dalam prasasti Padrao (baca: Padrong). Sementaraitu di tempat lain, di sebelah Barat Kerajaan Sunda telah munculKesultanan Banten serta di sebelah Timur-nya telah muncul pulaKesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon yang ternyata juga sangatberminat terhadap Pelabuhan Sunda Kalapa yang ramai itu.

Akhirnya, pada 22 Juni 1527, Kesultanan Demak, Cirebon danBanten bersatu di bawah pimpinan Fatahillah menyerbu Sunda Kalapayang secara cepat berhasil merebut dan menguasai Sunda Kalapa.Bangsawan asal Sumatera sekaligus menantu dari Sultan Trenggono –penguasa Demak ini, kemudian mengganti nama Sunda Kalapa yang

Page 9

baru direbutnya itu, menjadi pelabuhan “Jayakarta” yang berartikemenangan sempurna, atau kemenangan yang gilang gemilang. 

Fatahillah, kemudian diangkat menjadi bupati Jayakarta, yangsecara hierarkis bertanggung jawab kepada Syarif Hidayatullahatau Sunan Gunung Jati, wali yang berkedudukan di Cirebon.Setelah Sunan Gunung Jati wafat pada 1568, putranya MaulanaHasanudin menjadi Sultan berdaulat di Banten dan Jayakartamenjadi wilayah vasal dari kesultanan Banten. Penguasaan Jayakarta berlangsung dari 1527 hingga 1619 yangberakhir ketika orang-orang Belanda di bawah bendera VOC pimpinanJan Pieterszoon Coen berhasil menaklukan Jayakarta dan mengusirPangeran Ahmad Jakarta beserta pasukannya ke hutan Jati hinggawafat dan dikubur di sana. 

JP. Coen dengan bebasnya menghancurkan keraton denganseluruh isinya dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Dibawah penguasaannya, Batavia akan dijadikan ibukota suatukerajaan perdagangan raksasa dari Tanjung Harapan sampai Jepangdengan orang Belanda yang memonopolinya. Ia juga membangungalangan kapal dan rumah sakit, berbagai rumah penginapan dantoko, dua buah gereja di (dalam dan di luar benteng) Batavia. 

Ternyata, tidak semua mimpi JP. Coen membuahkan hasil. Sangpendiri Batavia ini terlampau dianggap kontroversial serta bahkanoleh sejarawan kolonial abad ke-20, JA. Van Den Chijs dikatakan bahwa“namanya selalu berbau darah”. Namun, terlepas dari semua itu,pada ulang tahun Batavia ke-250 (1869) di Waterlooplein (LapanganBanteng), dibangun patung JP.Coen yang berpose gaya Napoleon.Namun, sayang pada masa Jepang patung tersebut dilebur menjadilogam tua. 

Pusat Kota Batavia terletak di bekas Balai Kota yang kinimenjadi Museum Sejarah Jakarta/ Museum Fatahillah. Bangunanbertingkat dua yang menjadi pusat kota dan pemerintahan VOC se-Asia tenggara itu diselesaikan pada tahun 1712. Namun, dua tahunsebelumnya telah diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham VanRiebeeck (1653-1713). Tentang bangunan itu sendiri sebetulnyamerupakan Balai Kota kedua dari Balai Kota pertama yang lebih

Page 10

kecil, sederhana dan didirikan pada tahun 1620, tapi hanyabertahan selama beberapa tahun saja. 

Kegiatan-kegiatan di dalam Balaikota sangat beragam, selainmengurus masalah pemerintahan juga mengurus masalah perkawinan,catatan sipil, peradilan, tempat hukuman mati, dan perdagangansehingga dahulu masyarakat mengenalnya sebagai “Gedung Bicara”.Kemudian, Balai Kota ini juga menjadi penjara yang sangatmenyeramkan, karena banyak para tahanan yang mati sebelumdijatuhkannya hukuman. Di samping itu juga Balai Kota digunakansebagai pusat milisi atau Schutterij dari tahun 1620-1815 yangdikomandani oleh seorang ketua Dewan Kota Praja. 

Pada bulan Agustus 1816, Balai Kota menjadi tempat peristiwabersejarah bahwa Sir John Fendall mengembalikan Hindia kepadaBelanda, sehingga berakhirlah pemerintahan sementara Inggris(1811-1816). Pada tahun 1925 gedung Balai Kota ini menjadi kantorpemerintahan Provinsi Jawa Barat sampai Perang Dunia II.Pemerintah Kota Praja Batavia pindah ke tempatnya di MedanMerdeka selatan di samping gedung bertingkat Pemerintah DKIJakarta sekarang. 

Seusai Perang dunia II, gedung Balai kota itu dipakaisebagai Markas tentara (Kodim 0503). Sewaktu Ali Sadikin menjadigubernur, gedung dipugar dengan sangat baik, dan sejak 1974menjadi Museum Sejarah Jakarta. Sementara itu, bentuk kotaBatavia awal direncanakan sesuai dengan kebiasaan Belanda, denganjalan-jalan lurus dan parit-parit. Pengembangan kota ini puntidak surut walaupun pada tahun 1628 dan 1629 kota Bataviadikurung tentara Mataram. 

Sepeninggal JP. Coen (1629), perkembangan kota makin pesatdi bawah Gubernur Jendral Jacques Specx. Kali besar yang semulaberkelok diluruskan menjadi parit terurus dan lurus meneroboskota. Kastil atau benteng yang adalah tempat kediaman dan kantorpejabat tinggi pemerintah VOC di keempat kubunya ditempatkanmeriam serta tentara untuk menjaga kediaman pejabat tinggi ituserta barang-barang berharga yang tersimpan dibalik tembokkuatnya.

Page 11

 Di seberang Kali Besar dan kubangan yang menjorok ke barat

laut, didirikan Bastion Culemborg untuk mengamankan pelabuhanBatavia. Bastion atau kubu ini sekarang masih ada. Pada tahun1839 Menara Syahbandar didirikan didalamnya. Di belakang tembokkota, yang mulai berdiri dari Culemborg lalu mengelilingi seluruhkota sampai tahun 1809, dibangun berbagai gudang di tepi barat(pertengahan abad ke-17). Gudang-gudang ini dipakai untukmenyimpan barang dagangan seperti pala, lada, kopi dan teh.Sebagian besar gudang penting ini sekarang digunakan sebagaiMuseum Bahari. 

Lebih tua dari semua gudang tersebut adalah Compagnies TimmerEr Scheepswerf (Bengkel Kayu dan Galangan Kapal Kumpeni). Tanahtempat Museum Bahari berdiri pada waktu galangan ini mulaiberoperasi masih merupakan rawa-rawa dan empang. Galangan kapalsudah berfungsi di tempat sekarang ini juga sejak tahun 1632, diatas tanah timbunan di tepi barat Kali Besar. Sampai penutupanCiliwung di Glodok (1920), Kali Besar ini menyalurkan airCiliwung ke Pasar Ikan. Tetapi, kini air Kali Krukut sajalah yangmengalir melalui Kali Besar. Tentang Kali Besar ini, hingga awalabad ke-18 merupakan daerah elit Batavia. Di sekitar kawasan inijuga dibangun rumah koppel yang dikenal kini sebagai Toko Merahdikarenakan balok, kusen dan papan dinding didalamnya di catmerah. Rumah ini di bangun sekitar tahun 1730 oleh G. Von Inhoffsebelum ia menjabat gubernur jenderal. Pada abad ke-18 ini pula,Batavia menjadi termasyhur sebagai Koningin Van Het Oosten (Ratu dariTimur), karena bangunannya dan lingkungan kotanya demikian indahbergaya Eropa yang muncul di benua tropis. 

Namun, pada akhir abad ke-18 citra Ratu dari Timur itumenurun drastis. Willard A. Hanna dalam bukunya “Hikayat Jakarta”mencatat, bahwa kejadian itu diawali oleh gempa bumi yang begitudahsyat. Malam tanggal 4-5 November 1699, yang menyebabkankerusakan besar pada gedung-gedung dan mengacaukan persediaan airdan memporak-porandakan sistem pengaliran air di seluruh daerah.Gempa itu disertai letusan-letusan gunung api dan hujan abu yangtebal, yang menyebabkan terusan-terusan menjadi penuh lumpur.Aliran sungai Ciliwung berubah dan membawa sekian banyak endapan

Page 12

ke tempat dimana sungai itu mengalir ke laut, sehingga kastilyang semula berbatasan dengan laut seakan-akan mundur sekurang-kurangnya 1 kilometer ke arah pedalaman. 

Untuk menanggulangi berbagai masalah penyaluran air dan gunamembuka daerah baru di pinggiran kota, pihak VOC Belanda telahmengubah sistem terusan yang ada secara besar-besaran. Pembukaanterusan baru yang penting tepat di sebelah Selatan kota padatahun 1732. Jatuh bersamaan waktunya dengan wabah besar pertamasuatu penyakit, yang sekarang diduga adalah mal-aria (malaria),suatu bencana baru bagi penduduk kota yang berulang kalimenderita disentri dan kolera (pada zaman itu belum diketahui). 

Pada tahun 1753 Gubernur Jenderal Mossel atas nasehatseorang dokter menganjurkan supaya air kali dipindahkan daritempayan ke tempayan dengan membiarkan kotorannya mengendapsampai tampak bersih, lalu tidah usah dimasak. Sampai akhir abadke-19 banyak orang tak peduli dan minum air Ciliwung begitu saja.Hampir tidak dapat dibayangkan betapa tidak sehatnya daerah kotadan sekitarnya pada abad ke-18. Orang-orang kaya memang mampumeninggalkan rumah mereka di Jalan Pangeran Jayakarta dan pindahke selatan, ke kawasan Jalan Gajah Mada dan Lapangan Bantengsekarang. Tetapi tidak demikian halnya dengan orang miskin,sehingga bahkan tidak mampu lagi untuk dikubur di pekuburanbudak-belian, di lokasi yang kini menjadi tempat langsir StasiunKota di sebelah utara Gereja Sion. Karena itu pula, Batavia diakhir abad ke-18 mendapat julukan baru sebagai Het graf derHollander (kuburan orang Belanda). 

Akibat berikutnya, sesudah 1798 banyak gedung besar di dalamkota juga kampung lama para Mardijker yang digunakan sebagai‘tambang batu’ untuk membangun rumah baru di daerah yang letaknyalebih selatan. ‘Tambang Batu’ ini terjadi karena begitu banyakorang susah mendapatkan makanan dan karena wilayah di selatankota tengah dibangun, maka orang-orang miskin kala itu banyakyang menggugurkan rumah dan menjual bebatuannya untuk memperolehmakanan. John Crawfurd dalam bukunya Descriptive Dictionary of The IndianIslands and Adjacent Countries (London, 1856) menuliskan :

Page 13

“Orang Belanda tidak memperhatikan perbedaan sekitar 45 derajatgaris lintang, waktu mereka membangun sebuah kota menurut modelkota-kota Belanda. Apalagi kota ini didirikan pada garis lintangenam derajat dari khatulistiwa dan hampir pada permukaan laut.Sungai Ciliwung yang dialirkan melalui seluruh kota dengan kali-kali yang bagus, tak lagi mengalir karena penuh endapan. Keadaanini menimbulkan wabah malaria, yang terbawa oleh angin daratbahkan ke jalan-jalan di luar kota. Akibatnya, meluaslah penyakitdemam yang mematikan. Keadaan ini makin parah selama 80 tahun -sesudah Batavia didirikan, oleh serentetan gempa bumi hebat yangberlangsung pada tanggal 4-5 November 1699. Gempa tersebutmenyebabkan terjadinya gunung longsor, tempat pangkal sumber airini. Aliran airnya terpaksa mencari jalan baru dan banyak lumpurterbawa arus. Tak pelak lagi, kali-kali di Batavia bahkantanggul-tanggulnya penuh dengan lumpur. Penanggulangan keadaanburuk itu baru dilaksanakan waktu pemerintahan Marsekal Daendelspada zaman Perancis tahun 1809 (zaman Perancis sesungguhnya hanyaberlangsung dari bulan Februari sampai Agustus 1811).Penanggulangan tersebut diteruskan sampai pada 1817 di bawahpemerintahan Belanda yang ditegakkan kembali. Banyak kali ditimbun dan kiri-kanan sungai dibentengi tanggul sampai sejauhsatu mil masuk teluk. Operasi yang dilanjutkan oleh para insinyuryang cakap, berhasil menormalkan arus sungai tersebut. SesudahnyaBatavia tidak sehat daripada kota pantai tropis manapun. Bagiankota yang baru atau pinggiran kota tidak pernah mempunyaireputasi jelek”. 

Sementara itu, pada 09 Mei 1821 Bataviasche Courant melaporkan,bahwa 158 orang meninggal akibat kolera di Kota dan tiga harikemudian 733 korban lagi di seluruh wilayah Batavia. Rumah sakitmasih sangat jelek dan hanya orang-orang yang sangat kuat sajayang dapat meninggalkan bangsal rumah sakit dalam keadaan hidup.Tragedi ini menjadi akhir kisah Oud Batavia dan menjadi awalpembentukan Nieuw Batavia (Batavia Baru) di tanah Weltevreden (kinisekitar Gambir dan Monas). Inilah tragedi mengerikan tentangsebuah kota akibat kegagalan penduduknya dalam mengelolalingkungan. Akankah tragedi ini terulang? Semua bergantung padakearifan kita dalam memahami alam lingkungan yang serba terbatasdi hadapan nafsu manusia yang kerap melampaui batas sewajarnya.

Page 14

 VOC hanya bertahan hingga 1799,[20] setelah itu pemerintahan

Nederlansche Indie (Hindia Belanda) di ambil alih langsung olehKerajaan Belanda. Di bawah penguasaan langsung dari KerajaanBelanda, pada pertengahan abad ke-19, kawasan Nieuw Batavia iniberkembang pesat. Banyak bangunan-bangunan berarsitektur indahmenghiasi kawasan ini. Pada 1942 tentara Jepang berhasilmengambil alih kekuasaan Kerajaan Belanda atas Batavia danmengganti namanya menjadi Jakarta begitu pun Pelabuhan Bataviadigantinya menjadi Pelabuhan Jakarta. Pada periode ini banyakbangunan peninggalan Belanda yang diratakan dengan tanah. Salahsatunya Amsterdam Poort yang terletak di jalan Cengkeh sekarang.Untung saja Jepang berkuasa tidak lebih dari tiga tahun, tepatpada pada 17 Agustus 1945, Hindia Belanda di Proklamasikan rakyatIndonesia dan Jakarta namanya diabadikan sebagai ibukota dariRepublik Indonesia.

2.2 Sejarah Museum Fatahillah

Staadhuis itulah nama semula gedung Museum Sejarah Jakartayang berada dijalan Taman Fatahillah Nomor 1 Jakarta Barat. Luasareal seluruhnya 13.588 m2, dan bangunan yang berada diatasnyatersebut, dilindungi oleh Pemerintah Pusat maupu PemerintahDaerah Khusus Ibukota Jakarta (Keputusan Mendikbud No.28/M/1988dan keputusan Gubernur DKI Jakarta No.475 tahun 1993).

Pada masa pemerintahan VOC di Batavia, Museum SejarahJakarta mulanya digunakan sebagai gedung Balaikota (Stadhuis).Pada tanggal 27 April 1626, Gubernur Jenderal Pieter deCarpentier (1623-1627) membangun gedung balaikota baru yangkemudian direnovasi pada tanggal 25 Januari 1707 di masapemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan baru selesaipada tanggal 10 Juli 1710 di masa pemerintahan Gubernur JenderalAbraham van Riebeeck.

Selain sebagai Balaikota, gedung ini juga berfungsi sebagaiPengadilan, Kantor Catatan Sipil, tempat warga beribadah dihari Minggu, dan Dewan Kotapraja (College van Scheppen). Pada

Page 15

tahun 1925-1942 gedung ini juga dimanfaatkan sebagai KantorPemerintah Provinsi Jawa Barat dan pada tahun 1942-1945 dipakaiuntuk kantor pengumpulan logistik Dai Nippon. Tahun 1952digunakan pula sebagai Markas Komando Militer Kota (KMK) I yangkemudian menjadi Kodim 0503 Jakarta Barat. Setelah itu padatahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dankemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974.

Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan TamanFatahillah No.1, Jakarta Barat ini adalah sebuah lembaga museumyang memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 1919,dalam rangka 300 tahun berdirinya kota Batavia, warga kotaBatavia khususnya Belanda mulai tertarik dengan sejarah kotaBatavia. Pada tahun 1930 didirikanlah sebuah yayasan yangbernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untukmengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Tahun1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur JenderalTjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dandibuka untukumum pada tahun 1939.

Museum Oud Batavia ini merupakan lembaga swasta di bawahnaungan Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten enWetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan)yang didirikan pada tahun 1778 dan turut berperan dalammendirikan Museum Nasional. Koleksi-koleksinya kebanyakanmerupakan peninggalan-peninggalan masyarakat Belanda yangbermukim di Batavia sejak awal abad XVI, seperti mebel, perabotrumah tanngga, senjata, keramik, peta, serta buku-buku.

Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah namamenjadi Museum Djakarta Lama dibawah naungan LKI (LembagaKebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968 diserahkan kepadaPemda DKI Jakarta. Setelah Museum Sejarah Jakarta diresmikanpada tanggal 30 Maret 1974, maka seluruh koleksi dari MuseumDjakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta danditambah dengan koleksi dari Museum Nasional.

Sedari tahun 1999 Museum Sejarah Jakarta digagas bukansekedar sebagai tempat untuk merawat dan memamerkan benda yang

Page 16

berasal dari masa penjajahan, tetapi harus bisa menjadi tempatbagi seluruh khalayak untuk menambah pengetahuan dan pengalamantentang sejarah kota Jakarta, serta dapat dinikmati sebagaitempat rekreasi. Museum ini berupaya menyediakan berbagaiinformasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta,sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebihkreatif, serta menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif danmenarik guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnyawarisan budaya.

Pada awalnya sejarah museum fatahillah merupakan bangunankolonial Belanda yang dipergunakan sebagai balai kota.Peresmian gedung dilakukan pada tanggal 27 April 1626, olehGubernur Jenderal Pieter de Carpentier (1623-1627) danmembangun gedung balai kota baru yang kemudian direnovasi padatanggal 25 Januari 1707, pada masa pemerintahan GubernurJenderal Joan van Hoorn dan baru selesai pada tanggal 10 Juli1710 di masa pemerintahan lain, yaitu pada Gubernur JenderalAbraham van Riebeeck.

Gedung yang dipergunakan sebagai Balaikota ini, jugamemiliki fungsi sebagai Pengadilan, Kantor Catatan Sipil,tempat warga beribadah di hari Minggu, dan Dewan Kotapraja(College van Scheppen). Kemudian sekitar tahun 1925-1942,gedung tersebut juga digunakan untuk mengatur sistemPemerintahan pada Provinsi Jawa Barat. Kemudian tahun 1942-1945, difungsikan sebagai kantor tempat pengumpulan logistikDai Nippon.Kemudian sekitar tahun 1919 untuk memperingati berdirinyabatavia ke 300 tahun, warga kota Batavia khususnya para orangBelanda mulai tertarik untuk membuat sejarah tentang kotaBatavia. Lalu pada tahun 1930, didirikanlah yayasan yangbernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untukmengumpulkan segala hal tentang sejarah kota Batavia.Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh GubernurJenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dandibuka untuk umum pada tahun 1939.. Setelah itu pada tahun 1968gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudiandijadikan sebagai Museum pada tahun 1974. Pada sejarah museumfatahillah berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi

Page 17

sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya.Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini,berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu :

• Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung,keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah,dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapatpula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) sepertidapur khas Betawi tempo dulu• Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsaBelanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkapdengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon,jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukumanmati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.• Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunanini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawanpemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit danpengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki paratahanan.

2.3 Peraturan DaerahDengan latar belakang sejarah yang begitu panjang, maka

sangat layak jika kemudian daerah bekas kekuasaan berbagaikerajaan dan negara itu kita sebut sebagai Kota Tua. Sebagai Kotayang tua (lama), sudah tentu banyak menyimpan bangunan-bangunan(tua) sisa peninggalan para pendahulu yang bernilai sejarah,arsitektur dan arkelologis dari beberapa zaman yang berbeda. 

Untuk melestarikannya, pemerintah DKI Jakarta melindungibangunan-bangunan tersebut berdasarkan Undang-Undang MonumentenOrdonantie No.19 tahun 1931, (Staatsblad Tahun 1931 No. 238),yang telah diubah dengan Monumenten Ordonantie No. 21 Tahun 1934(Staatsblad Tahun 1934, No. 515). Upaya ini tak lepas dari perandan ide sang Gubernur Jakarta ketika itu, yakni Ali Sadikin(1966-1977) tatkala dirinya banyak berkunjung ke Eropa saatmenjabat sebagai Deputy Menteri Panglima Angkatan Laut sebelummenjadi gubernur. 

Page 18

Ali Sadikin segera merealisasikan ide dan gagasannya itudengan berlandaskan pada Undang-Undang di atas ke dalam SKGubernur No.Cb. 11/1/12/1972 tanggal 10 Januari 1972 yang padaintinya berisi penetapan tentang pemugaran bangunan, penetapandaerah khusus yang dilindungi karena bernilai sejarah danarsitektur. 

Upaya ini sempat terhenti selama lebih dari 20 tahun, dandinilai perlu untuk menetapkan pengaturan benda-benda cagarbudaya dengan mengeluarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1992 tentangBenda Cagar Budaya (BCB) yang setahun kemudian direalisasikanoleh Pemda DKI Jakarta dengan mengeluarkan SK Gubernur No.Cb. 475Tahun 1993 yang isinya menetapkan Bangunan-Banguan Bersejarah danMonumen di DKI Jakarta dilindungi sebagai bangunan cagar budaya(BCB) oleh pemerintah. 

Dalam UU no 5 tersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud denganbenda cagar budaya adalah : (dalam Bab 1 pasal 1) yaitu : (1)Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, yang berupakesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa sisanya,yang berumur sekurang-kurangnya 50 tahun atau mewakili masa gayayang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun,serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmupengetahuan, dan kebudayaan; (2) Benda alam yang dianggapmempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dankebudayaan.

Adapun ” situs” adalah lokasi atau lingkungan yang mengandungatau diduga mengandung benda cagar budaya termasuk lingkungannyayang diperlukan bagi pengamanannya. Dalam bab 1 pasal 2 menyebutkansebagai berikut bahwa perlindungan benda cagar budaya dan situs(lingkungannya) untuk bertujuan melestarikan dan memanfaatkannyauntuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia.

Dalam Bab 2 Pasal 2 menyebutkan  bahwa : (10 Semua benda cagarbudaya dikuasai oleh Negara, (2) Penguasaan benda cagar budayameliputi benda cagar budaya yang terdapat di wilayah hukum RI.Hal ini menjelaskan bahwa benda cagar budaya tidak bisa dikatakansebagai barang pribadi.

Page 19

Dalam Bab 8 Pasal 26 menyebutkan bahwa barang siapa dengansengaja merusak benda cagar budaya dan situs dan lingkungannyaatau membawa, memindahkan, mengambil, mengubah bentuk dan atauwarna, memugar atau memisahkan benda cagar budaya tanpa ijin daripemerintah dapat dipidana dengan pidana penjara selama lamanya 10tahun dan atau denda setinggi-tingginya 100 juta.Pasal 27 menyebutkan bahwa barang siapa dengan sengaja melakukanpencarian benda cagar budaya atau benda berharga yang tidakdiketahui pemiliknya dengan cara menggali, penyelaman,pengangkatan, atau dengan cara pencarian lain tanpa ijinpemerintah dapat dipidana dengan pidana penjara selama 5 tahundan atau denda setingginya 50 juta. 

Asep Kambali, pemerhati Kota Tua Jakarta mengatakan bahwa diJakarta terdapat lebih dari 216 bangunan cagar budaya (BCB) yangdilindungi berdasarkan SK Gub. No. 475/1993 yang diantaranya ituhampir 75% kondisinya sangat mengkhawatirkan. Hal ini menjadibukti bahwa warga Jakarta belum memiliki perhatian dan kepedulianterhadap potensi kotanya sendiri. Ini juga disinyalir sebagairendahnya kesadaran sejarah dan budaya warga kota metropolitantersebut.

Dalam Perda DKI Jakarta pasal 1 no 47 “Kawasan cagar budayaadalah kawasan atau kelompok bangunan yang memiliki nilaisejarah, budaya dan nilai lainnya yang dianggap penting untukdilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan pendidikan,penelitian, dokumentasi dan pariwisata.” Dalam Pasal 71menyebutkan : Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1)huruf f, sebagai berikut:

a. kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarah; danb. kawasan warisan budaya.

(2) Lokasi kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, ditetapkan sebagaiberikut:

a. kawasan Kota Tua;b. kawasan Menteng;c. Rumah Si Pitung;

Page 20

d. kawasan Kebayoran Baru; dane. kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarah lainnya.

(3) Kepada pemilik tanah dan bangunan yang ditetapkan sebagaibangunan pemugaran dan/atau objek bersejarah dapat diberikankompensasi berupa insentif tanpa mengubah status kepemilikan.(4) Lokasi kawasan warisan budaya sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b, yaitu Kawasan Perkampungan Budaya Betawi di SituBabakan.(5) Pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan cagar budayasebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), dilaksanakanberdasarkan arahan sebagai berikut:

a. melestarikan budaya, hasil budaya atau peninggalansejarah bernilai tinggi dan khusus untuk kepentingan ilmupengetahuan, pendidikan, kebudayaan, dan sejarah;b. memugar hasil budaya atau peninggalan sejarah bernilaitinggi untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikankebudayaan, dan sejarah;c. melarang kegiatan dan pendirian bangunan yang tidaksesuai fungsi kawasan cagar budaya; dand. mengemas bangunan dan objek bersejarah untuk dapatmendukung kegiatan pariwisata.

(6) Setiap kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3), diwajibkan memiliki Rencana Pelestarian,Pemugaran, dan Pengendalian Ruang Kawasan Cagar Budaya.(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rencana Pelestarian,Pemugaran, dan Pengendalian Ruang Kawasan Cagar Budayasebagaimana dimaksud pada ayat (5), diatur dengan PeraturanGubernur.

2.4 Tindakan Konservasi

Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939.Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi ”Museum DjakartaLama” di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) danselanjutnya pada tahun 1968 ”Museum Djakarta Lama” diserahkankepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu -AliSadikin- kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum SejarahJakarta pada tanggal 30 Maret 1974. Untuk meningkatkan kinerja

Page 21

dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untukmerawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia,tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baikbangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkanbagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalamanserta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi.

Kerusakan Bangunan

Kerusakan bangunan ini berdasarkan hasil observasi adalah sebagaiberikut:

Kerusakan Fisik

Kerusakan ini disebabkan oleh faktor alam seperti air hujan,angin dan panasnya matahari. kerusakan yang disebabkan olehfaktor ini sehingga mengakibatkan tampak rapuh dan kusam. Selainitu komponen bahan bangunan dari kayu seperti pintu kayu,jendela, dan sebagainya juga rusak akibat faktor ini.

Kerusakan Mekanis

Kerusakan ini disebabkan faktor konstruksi dan struktur bangunanitu sendiri maupun faktor dari luar.

Saat ini, bangunan bersejarah Museum Sejarah Jakarta atauyang lebih dikenal dengan Museum Fatahillah yang mendapatperhatian lebih. Perhatian lebih ini diwujudkan dengan melakukanrenovasi dan konservasi tehadap museum yang terletak di JakartaBarat ini. Tahap konservasi dan renovasi sudah berjalan sejaktanggal 14 Oktober 2014 lalu, dan untuk sementara ditutup bagipengunjung.

Kepala Museum Fatahillah, Enny Prihatini mengatakan biayauntuk kegiatan konservasi dan renovasi museum mencapai Rp 20miliar. Diperkirakan proses konservasi dan renovasi museum iniakan rampung pada bulan Januari 2015.

Page 22

Museum Sejarah Jakarta ditutup sementara untuk menjalanikonservasi dan baru dibuka kembali tanggal 5 Februari 2015.Secara sekilas tampak tidak ada yang berubah, namun ketika Andamasuk ke dalam maka Anda akan melihat bedanya.

Gedung bekas kantor VOC yang diresmikan menjadi museum ditahun 1974 ini mungkin adalah satu-satunya museum yang akanmeminta Anda untuk membuka alas kaki Anda dan menggunakan sandalyang telah disediakan. Semua ini dilakukan untuk memeliharagedung museum yang sudah tua.

Tindakan Konservasi yang dililih adalah preservasi,rekonstruksi, revitalisasi, dan konsilidasi. Dimana kegiatantersebut sudah dilaksanakan oleh pemerintah pada bulan Oktober2014 – Januari 2015. Tindakan-tindakan yang demikian sebenarnyasudah meralisasikan pada 10 Januari 1972 oleh Ali Sadikin(selaku Gubernur DKI Jakarta kala itu). Namun kegiatan tersebutterhambat 20 tahun karena dinilai perlu untuk menetapkanpengaturan benda-benda cagar budaya dengan mengeluarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (BCB) yangsetahun kemudian direalisasikan oleh Pemda DKI Jakarta denganmengeluarkan SK Gubernur No.Cb. 475 Tahun 1993 yang isinyamenetapkan Bangunan-Banguan Bersejarah dan Monumen di DKI Jakartadilindungi sebagai bangunan cagar budaya (BCB) oleh pemerintah.

Kegiatan Konservasi yang harus dilakukan adalah kegiatanyang sama dengan kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah.Misalnya dengan cara menggunakan cat anti rayap agar benda-bendayang terbuat dari kayu tidak lapuk dan dimakan rayap. Dan jugapemeritah yang selaku pemilik bangunan harus lebih memerhatikanbangunan bukan hanya melakukan konservasi di luar bangunan tetapidi dalam juga. Mengadakan sosialisasi terhadap pedagang-pedagangkaki lima yang memakai lapak disana untuk berjualan agarmembersihkan sampah-sampah yang ditimbulkan dari usahanya. Danjuga sosialisasi dengan masyarakat dengan maksud melarangmasyarakat untuk buang air kecil sembarangan di pinggir bangunan,dilarang mencoret dinding bangunan, dan dilarang untuk membuang

Page 23

sampah di areal bangunan. Pemerintah juga harus mengadakantempat sampah yang ekstra.

Page 24

2.5 Lampiran Foto

Museum Fatahillah tempo dulu dan sekarang

Pedagang Kaki Lima yang berjualan di daerah Kota Tua

Page 25

Isi dariMuseum

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penguasaan Jayakarta berlangsung dari 1527 hingga 1619 yang berakhir ketika orang-orang Belanda di bawah bendera VOC pimpinanJan Pieterszoon Coen berhasil menaklukan Jayakarta dan mengusir Pangeran Ahmad Jakarta beserta pasukannya ke hutan Jati hingga wafat dan dikubur di sana. JP. Coen dengan bebasnya menghancurkankeraton dengan seluruh isinya dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Di bawah penguasaannya, Batavia akan dijadikan ibukota suatu kerajaan perdagangan raksasa dari Tanjung Harapan sampai Jepang dengan orang Belanda yang memonopolinya. Ia juga membangun galangan kapal dan rumah sakit, berbagai rumah penginapan dan toko, dua buah gereja di (dalam dan di luar benteng) Batavia. Pusat Kota Batavia terletak di bekas Balai Kotayang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta/ Museum Fatahillah. Bangunan bertingkat dua yang menjadi pusat kota dan pemerintahan VOC se-Asia tenggara itu diselesaikan pada tahun 1712. Namun, duatahun sebelumnya telah diresmikan oleh Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck (1653-1713). Tentang bangunan itu sendiri sebetulnyamerupakan Balai Kota kedua dari Balai Kota pertama yang lebih kecil, sederhana dan didirikan pada tahun 1620, tapi hanya bertahan selama beberapa tahun saja.

Peraturan Daerah yang diberlakukan untuk menjaga dan melesdarikanbanguna Museum Fatahillah Jakarta adalah UU no 5, Perda DKIJakarta pasal 1 no 47, dan Dalam Pasal 71 menyebutkan : Kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1)huruf f, sebagai berikut:

a. kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarah; danb. kawasan warisan budaya.

Page 26

(2) Lokasi kawasan pemugaran bangunan dan objek bersejarahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, ditetapkan sebagaiberikut:

a. kawasan Kota Tua;

Tindakan Konservasi yang dipilih adalah preservasi, rekonstruksi,dan revitalisasi. Misalnya dengan cara menggunakan cat anti rayapagar benda-benda yang terbuat dari kayu tidak lapuk dan dimakan rayap. Dan juga pemeritah yang selaku pemilik bangunan harus lebih memerhatikan bangunan bukan hanya melakukan konservasi di luar bangunan tetapi di dalam juga. Mengadakan sosialisasi terhadap pedagang-pedagang kaki lima yang memakai lapak disana untuk berjualan agar membersihkan sampah-sampah yang ditimbulkan dari usahanya. Dan juga sosialisasi dengan masyarakat dengan maksud melarang masyarakat untuk buang air kecil sembarangan di pinggir bangunan, dilarang mencoret dinding bangunan, dan dilarang untuk membuang sampah di areal bangunan. Pemerintah juga harus mengadakan tempat sampah yang ekstra.

Page 27