makalah histologi jar.otot
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of makalah histologi jar.otot
MAKALAH HISTOLOGI
JARINGAN OTOT
Oleh:
Kelompok 1
1. Deby Noviyanti (12222020)
2. Erni Susilawati (14222047)
3. Hasbi Dzulhilmi (14222055)
4. Indah Dewi Mutiara S (14222063)
5. Kartika Ayu Sari (14222073)
Dosen Pembimbing
Awalul Fatiqin, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2015BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua mahluk hidup terdiri atas unit yang disebut sel.
Jelasnya sel merupakan unit struktural terkecil yang
melaksanakan proses yang berkaitan dengan kehidupan,
misalnya mampu mengambil nutrisi, tumbuh dan
berkembangbiak, bereaksi terhadap rangsangan, dan
sebagainya. Awal kehidupan Mamalia bertitik tolak dari
embrio berbentuk sel telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa yang disebut zigot. Zigot segera berkembang
melalui serangkaian pembelahan pola mitosis sesuai dengan
tahap perkembangan embrio yang disebut embriogenesis.
Selanjutnya embrio menumbuhkan kelompok sel khusus
yang berbeda satu dengan yang lain. Kelompok sel khusus
embrio, dalam proses membentuk jaringan, terlepas satu
dari yang lain dengan terbentuknya bahan antar sel.
Proses pembentukan jaringan dalam embriologi disebut
“histogenesis‟ yang mendasari pembentukan organ-organ tubuh
(organogenesis). Jadi jaringan adalah kumpulan dari sel-
sel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar
selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.
Meskipun sangat komplek tubuh Mamalia hanya tersusun oleh
4 jenis jaringan yaitu jaringan epitel,
penyambung/pengikat, otot, dan saraf. Dalam tubuh
jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang
tersendiri tetapi saling bersambungan satu dengan yang
lain dalam perbandingan yang berbeda-beda menyusun suatu
organ dan sistema tubuh.
Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari
terbentuknya organ tubuh yang fungsional. Pengertian
jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antar
sel yang dihasilkannya, maka pengetahuan tentang struktur
serta aktivitas sel merupakan dasar dari histologi.
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat
membantu antara organ satu dengan organ lainnya,
contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan
jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh
stimulus dari sistem saraf.
Jaringan otot menyusun 40% hingga 50% berat total
tubuh manusia dan tersusun atas serabut-serabut otot. 4
ciri jaringan otot antara lain: iritabilitas (peka terhadap
rangsang), kontraktil (mampu memendek dan menebal), relaksasi
(mampu memanjang, dan elastisitas atau mampu kembali ke
bentuk semula setelah kontraksi atau relaksasi. Melalui
gerak kontraksinya, otot melakukan 3 fungsi yaitu gerak,
mempertahankan bentuk dan produksi panas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jaringan otot?
2. Apa sajakah jenis-jenis jaringan otot?
3. Mengapa otot diperlukan bagi tubuh makhluk hidup
yang bergerak?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu
melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan
relaksasi sel atau serabutnya. (Subowo, 2002). Otot
sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang berfungsi
untuk pergerakan suatu alat atau bagian tubuh (Yatim,
1990).
Dengan kemampuan otot dalam berkontraksi, ia
mengemban 3 fungsi utama yaitu melaksanakan gerakan,
memelihara postur dan memproduksi panas. Gerakan yang di
hasilkan oleh otot pada dasarnya ada 2, yaitu gerakan
tubuh yang mudah di amati dan gerakan tubuh yang tidak
mudah di amati. Gerakan tubuh yang mudah di amati
meliputi gerak perpindahan tempat (misalnya berjalan,
berlari) dan gerakan bagian tubuh tertentu (misalnya
menggelengkan kepala, melambaikan tangan), sedangkan
gerakan yang tidak mudah diamati adalah gerakan organ-
organ dalam tubuh, misalnya gerak peristaltic alat-alat
pencernaan, denyut jantung, mengembang dan menyempitnya
pembuluh darah, gerakan pengosongan kantung kencing.
Fungsi kedua dari otot adalah menjaga postur tubuh,
kontraksi dan relaksasi otot-otot rangka menjaga tubuh
dalam posisi tetap tegak pada saat berdiri maupun duduk.
Fungsi ketiga adalah menghasilkan panas, kontraksi otot
dapat menghasilkan panas untuk memelihara suhu tubuh,
contoh pada saat kedinginan, otot menggigil untuk
menghasilkan panas (Soewolo, 2003).
2.2 Struktur Otot
Otot dalam tubuh terhimpun dalam sutau sistem: Sistem
Pergerakan. Otot sebagian terbesar menyelaputi rangka dan
tersusun teratur di bawah kulit. Jika diamati otot
pangkal lengan atas orang, tampaklah bahwa otot itu
tersusun atas beberapa gumpalan. Gumpalan itu bekerja
antagonis (timbal-balik): jika satu gumpalan mengerut,
gumpalan lain mengendur. Gumpalan terdiri dari beberapa
berkas otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina
atas banyak serat otot. Satu serat otot adalah 1 sel
otot, yang bentuknya kecil panjang seperti serat tumbuhan
(Yatim, 1990)
Setiap jaringan otot disarafi oleh beberapa saraf
motor. Setiap serabut saraf motor tunggal akan bercabang-
cabang menjadi kurang lebih 100 cabang kecil-kecil.
Masing-masing cabang kecil ini akan berakhir pada satu
sel otot. Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini.
Ujung saraf yang melekat pada sel otot ini dikenal dengan
nama motor end plate atau myoneural junction. Jadi satu serabut
saraf motor akan mensarafi kurang lebih 100 sel otot.
Satu serabut saraf motor tunggal, bersama-sama dengan
sel-sel otot yang disarafi disebut unit motor (Soewolo,
2003).
Gambar 1: Bagian-bagian otot (otot pada rangka)
(Yatim, 1990).
Serat otot memiliki komponen seperti sel pada umumnya:
plasmalemma, inti, sitoplasma, dan organel. Plasmalemma
disebut sarkolemma, sitoplasma disebut sarkoplasma.
Organelnya yang penting ialah retikulum endoplasma,
mitokondria, dan serabut intraseluler. Retikulum
endoplasma disebut retikulum sarkoplasma. Retikulum
sarkoplasma bercabang halus dan bersusun membentuk
jalinan yang teratur sekeliling serabut intraseluler.
Mitokondria, sesuai dengan fungsinya sebagai pembangkit
energi, banyak sekali terkandung dalam serat otot.
Serabut intraseluler otot disebut miofibril. Miofibril
puluhan hingga ratusan banyaknya dalam 1 serat otot.
Setiap miofibril dibina atas puluhan mikrofilamen.
Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin, yang bersusun
berjejer dan berdempet (Yatim, 1990).
2.3 Jenis Otot
Pada Mammalia ada 3 macam otot, yaitu otot polos, otot
lurik, serta otot jantung (Yatim, 1990).
2.3.1 Otot Polos
Sel otot polos bila dilihat di bawah mikroskop cahaya
tidak menunjukkan adanya garis-garis melintang. Otot
polos pada Vertebrata termasuk manusia dapat dijumpai
pada dinding dan organ-organ dalam dan pembuluh darah:
saluran pencernaan makanan, uterus, kandung kencing,
ureter, arteri, arteriol, dan sebagainya. Di samping itu
otot polos dapat dijumpai pada iris mata dan otot
penggerak rambut (Soewolo, 2003).
Gambar 2: Penampang otot polos (Ambardini, 2012).
Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada
saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia
seperti yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim,
saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapat
disebut juga sebagai otot tak sadar karena cara
bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus
diperintah otak (Ambardini, 2012).
Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu
saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf
simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal
sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang terdapat di
daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi
sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organ-organ tubuh
menjadi cepat (Ambardini, 2012).
Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang
berujung I pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata).
Saraf ini berfungsi untuk membuat kerja organ-organ tubuh
menjadi lambat (Ambardini, 2012).
Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-
serabut (fibril) yang bersifat sama sehingga apabila kita
amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan
tidak memiliki garis seperti otot lain apabila otot polos
terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat. Ada pun
ciri-ciri otot polos adalah (Ambardini, 2012):
a. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya
meruncing.
b. Mempunyai satu inti sel di tengahnya.
c. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis
dan tidak mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut
(Genneser, 1994):
1. Membran Plasma
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolemma
(sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas,
tetapi dengan mikroskop elektron tampak sebagai
selaput ganda (double membrane), masing-masing:
a. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30
Angstrom. Ruang intermedier, kira-kira 25
Angstrom
b. Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos,
selaput luar tampak menyatu. Hubungan ini dianggap
lebih serasi dari pada hubungan antar sel dengan
desmosoma. Hubungan ini berperanan memperlancar
transmisi impuls untuk kontraksi dari satu otot ke
otot yang lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa
tenaga yang terjadi pada waktu kontaksi dapat
dipindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut
kolagen atau elastis.
2. Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (sarcoplasma).
Sarkoplasma bersifat eosinofilik, mengandung :
a. Organoid, antara lain: mitokondria yang
mengitari inti, endoplasma retikulum, apparatus
golgi, miofibril, sentriol.
b. Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena
peranannya dalam kontraksi. Miofibril pada otot polos
sangat halus, dengan pewarnaan H.E. sulit dilihat.
Dengan mikroskop elektron tampak miofilamen miosin
berdiameter 5 mµ, dan aktin 3 mµ. Sarkoplasma di
dekat inti bebas dari filament. Filamen tersebut
berakhir di daerah pekat sarkolemma. Filamen aktin
dan miosin juga terdapat pada pada otot polos,
berkontraksi dengan adanya adenosine trifosfat. Susunan
filament aktin dan miosin pada otot polos belum
jelas, berbeda dengan otot skelet.
3. Inti
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul,
bergelombang pada saat terjadi kontraksi.
2.3.2 Otot Lurik (Otot Rangka)
Gambar 3: Penampang otot serat daging (Ambardini, 2012).
Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak
bercabang, disebut serabut otot (muscle fiber). Serabut-
serabut ini merupakan sel-sel berinti banyak (multiseluler)
yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel. Sel-sel
otot terbentuk sejak perkembangan embrionik melalui fusi
dari banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Apabila
dilihat dengan mikroskp cahaya, serabut otot Nampak
bergaris-garis melintang (Soewolo, 2003).
Seperti halnya sel saraf, sel otot mampu merespon
terhadap rangsangan. Bila membrane sel otot dikenai
neurotransmitter yang di hasilkan oleh ujung saraf motor yang
mensarafinya, maka pada membrane sel otot tadi akan
timbul suatu impuls bioelektrik. Impuls ini akan merambat
sepanjang membrane serabut otot, seperti merambatnya
impuls pada serabut saraf yang tidak bermielin (Soewolo,
2003).
Setiap serabut otot rangka dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat lembut yang di sebut endomisium. Beberapa
serabut tunggal akan bergabung menjadi satu berkas yang
disebut fasikulus. Fasikulus ini dibungkus oleh jaringan
ikat yang disebut perimisium. Seluruh fasikulus tersebut
kemudian di bungkus bersama-sama oleh epimisium (Soewolo,
2003).
Gambar 4: Garis melintang otot lurik.
Pada kebanyakan otot, epimisium bersatu pada kedua
ujung otot dan membentuk tendon yang biasanya melekat
pada suatu tulang. Karena tendon bersambung dengan
episium, dan karena perimisium dan endomisium melekat
padanya, maka kontraksi ottot dapat menimbulkan suatu
tarikan yang kuat pada titik lekatnya (Soewolo, 2003).
1. Sarkolemma
Pada pengamatan dengan mokroskop cahaya tampak
sebagai selaput tipis dan tembus cahaya (transparan),
tetapi dengan mikroskop elektron tampak adanya
selaput ganda (double membrane), yakni selaput luar,
setebal 40 Angstrom, ruang antara setebal 20
Angstrom, dan selaput dalam setebal 40 Angstrom
(Genneser, 1994).
Selaput luar mirip membran basal epitel yang
dibalut serabut retikuler. Selaput dalam
(plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein yang
ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara umum
sarkolemma bersifat transparan, kenyal dan resisten
terhadap asam dan alkali. Serabut-serabut otot
kerangka yang bergabung membentuk berkas serabut otot
primer disebut fasikulus yang dibalut oleh jaringan ikat
kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang
dijumpai dalam fasikulus yaitu: serabut otot, sel
endotel, perisit, fibroblast dan miosatelit
(Genneser, 1994).
2. Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma mengandung (Genneser, 1994):
a. Organoida, antara lain:
1) Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondria terdapat berbatasan dengan
sarkolemma dan dekat inti di antara
miofibril.
2) Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas di
matriks.
3) Apparatus golgi
4) Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka terdapat
ribuan miofibril, sedangkan tiap miofibril
memiliki ratusan miofilamen yang bersifat
submikroskopis. Miofilamen terdiri dari 2
macam yaitu:
1.Filamen Miosin
Sering disebut filament kasar (coarse
filaments), berdiameter 100 Angstrom dan
panjangnya 1,5 µ. Filamen ini membentuk
daerah A atau cakram A. Filamen ini tersusun
pararel dan berenang bebas dalam matriks.
Bagian tengah agak tebal dari bagian tepi.
Fungsi dari miosin adalah sebagai enzim
katalisator yang berperanan memecah ATP
menjadi ADP+energi, dan energi ini digunakan
untuk kontraksi.
Gambar 4: Sruktur Miosin (Soewolo, 2003).
2.Filamen Aktin
Filamen tipis terutama tersusun atas
aktin, tropomiosin, dan troponin. Setiap
filamen tipis terdiri dari dua filament
aktin yang saling terpilin, dalam suatu
bentukan spiral ganda. Tropomiosin pada
suatu filament tipis merupakan suatu benang
panjang yang tersusun atas 2 rantai
polipeptida yang membentuk suatu spiral α.Fungsi tropomiosin adalah menutup tempat
perlekatan miosin pad molekul aktin pada
saat otot istirahat. Lalu yang terakhir
adalah troponin, suatu kompleks troponin
melekat pada satu tempat khusus pada
tropomiosin.
Gambar 5: Struktur Aktin (Soewolo, 2003).
Satuan miofibril yang terkecil disebut
sarkomer. Sebuah sarkomer adalah unit
fungsional dasar dari otot lurik, atau dengan
kata lain, sarkomer adalah bahan bangunan dasar
dari sebagian besar sel-sel otot. Dalam tubuh
manusia, setiap otot terdiri dari beberapa
bundel serat otot. Serat otot ini, pada
gilirannya, terdiri dari banyak helai halus
yang disebut miofibril. Miofibril biasanya
tidak nampak jelas kecuali dilihat di bawah
mikroskop elektron, tetapi masing-masing
miofibril terutama terdiri dari dua jenis
filamen, disebut “tebal” dan “tipis”, dan
masing-masing diatur dalam pengulangan sub-unit
teratur. Setiap sub unit secara individual
dikenal sebagai sarkomer, itu adalah pengaturan
mereka berpola yang memberikan penampilan
karakteristik otot lurik berpita (Budiyanto,
2014).
Sarkomer sendiri relatif sederhana. Pusat
biasanya hanya memiliki bagian halus, wilayah
tengah filamen tebal. Wilayah ini disebut zona
H. Demikian pula, dalam banyak kasus tepi luar
terbuat hanya dari filamen tipis, setidaknya
ketika otot sedang beristirahat; ini membentuk
daerah sempit di sekitar garis Z yang dikenal
sebagai Band. Tujuan utama dari pengaturan ini
adalah untuk memungkinkan kontraksi sarkomer,
miofibril, dan seluruh otot, yang membantu
membuat gerakan otot yang lebih efisien
(Budiyanto, 2014).
5) Endoplasmik retikulum.
b. Paraplasma, antara lain:
1) Lipid
2) Glikogen
3) Mioglobin.
Melihat kepada warna seratnya, otot lurik dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu (Yatim, 1990):
1. Serat Merah
Merah karena banyak mengandung sitokrom dan
mioglobin, pigmen pernafasan dalam otot yang berguna
untuk mengikat O2 dari dalam darah. Sarkoplasma
lebih banyak mengandung mitokondria dan granula,
tetapi le bih sedikit mikrofilamen daripada serat
putih. Serat merah lebih banyak di dalam gumpalan
otot.
2. Serat Putih
Putih, karena sedikit sitokrom, mioglobin, dan
mitokondria. Terdapat di sebelah luar gumpalan otot.
3. Serat Perantara
Perantara kedua macam serat di atas.
2.3.3 Otot Jantung
Dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan
bertemu dengan serat tetangga, sehingga secara
keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat pada
jantung. Persarafan autonom, tak di bawah kesadaran atau
kemauan (involunter) (Yatim, 1990).
Miokardium (myocardium) jantung vertebrata tingkat
tinggi terdiri dari serabut otot jantung yang berhubungan
satu dengan yang lain membentuk jalinan. Semula otot
jantung dianggap sebagai peralihan antara otot polos dan
otot kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung tergolong
otot bergaris melintang yang satuannya disebut “serabut”.
Bangun otot jantung dan otot kerangka tidak sama dalam
beberapa aspek. Hubungan otot jantung melalui diskus
interkalatus cukup kuat sehingga sulit dilakukan tepsing
untuk memperoleh satu serabut secara terpisah. Pada otot
kerangka maupun otot polos hal ini masih mungkin
dilakukan (Genneser, 1994).
Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot
lurik. Setiap serat otot jantung memiliki tonjolan-
tonjolan dan kesamping membentuk percabangan, bertemu
dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-tonjolan
antara sel bertetangga setangkup rapat. Inti berada di
tengah sel. Satu serat hanya memiliki 1-2 inti. Inti
lebih tumpul ujungnya daripada inti serat otot lurik
(Yatim, 1990).
Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa
otot jantung memiliki serabut yang bercabang, yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui ujungnya
(Genneser, 1994).
Seperti halnya dengan otot polos dan kerangka, otot
jantung memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser,
1994):
1. Sarkolemma
Keadaannya hampir mirip dengan sarkolemma otot
kerangka, dinding luarnya mirip membran basal dengan
fibril retikuler yang dapat terus berhubungan dengan
tendon atau katup jantung. Di bagian lain berhubungan
langsung dengan endomisium. Sel-sel yang dijumpai
pada otot jantung: serabut otot (miosit), sel
endotel, perisit, dan fibroblast.
2. Sarkoplasma
Pada garis besar hampir mirip dengan otot
kerangka, hanya saja otot jantung relatif memiliki
sarkoplasma lebih banyak, terutama di sekitar inti
yang terletak di tengah. Mitokondria, lipid,
lipofuksin dan glikogen banyak terdapat pada
sarkoplasma di sekitar inti. Garis-garis melintang
hampir mirip dengan otot kerangka, meskipun susunan
miofilamen tersusun secara acak. Sistem T cukup jelas
pada otot jantung berbentuk invaginasi tubuler dari
plasmalema dan lamina basalis di daerah cakram Z.
Sistem T berperan dalam pertukaran metabolik dan
transmisi impuls. Sarkoplasmik retikulum tidak
sesubur pada otot kerangka, beberapa diantaranya
berhubungan dengan sistem T.
3. Inti
Berbeda dengan otot kerangka, pada otot jantung
inti terdapat di tengah.
Diskus interkalatus berupa penebalan di daerah cakram
Z, yang sebenarnya adalah daerah hubungan antara serabut
otot jantung. Tebalnya dapat mencapai 0,5µ berbentuk
tangga (Genneser, 1994).
Pada jantung selain terdapat otot untuk kontraksi
terdapat pula bentuk modifikasi yang berfungsi sebagai
pengatur rangsangan (stimulus) ke seluruh penjuru
jantung, yang dikenal sebagai “serabut purkinje”. Secara
histologi dapat dibedakan dengan otot jantung biasa
sebagai berikut (Genneser, 1994):
a. Diameter serabut purkinje lebih besar dari otot
jantung.
b. Miofibril jauh lebih sedikit dan tersusun di
bagian tepi sejajar dan agak mengulir. Pada batas
serabut tampak lebih jelas. Bentuk garis melintang
tidak jelas pada serabut purkinje.
c. Inti lebih besar dan pucat. Dalam satu serabut
sering terdapat 2 inti berdampingan.
Gambar 6 dan 7: Serabut Purkinje (Genneser, 1994).
Serabut purkinje menyusun diri dalam berkas, dengan
ruang Ebert-Bellajev dibagian tepi serabut. Secara
elektron mikroskopis struktur discus interkalatus tidak
jelas pada otot jantung biasa, sebab ujungnya berhubungan
dengan otot jantung biasa. Di daerah ini perubahan bentuk
berlangsung secara bertahap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu
melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan
relaksasi sel atau serabutnya. Otot dapat melekat di
tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Otot tersusun
atas beberapa gumpalan, gumpalan terdiri dari beberapa
berkas otot, yang disebut fasciculus. Tiap berkas dibina
atas banyak serat otot. Satu serat otot adalah 1 sel
otot. Serat otot memiliki terdiri dari komponen seperti
sarkolemma, sarkoplasma, inti, dan Organelnya yang
penting yaitu retikulum sarkoplasma, mitokondria, dan
miofibril. Setiap miofibril dibina atas puluhan
mikrofilamen. Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin,
yang bersusun berjejer dan berdempet.
Jaringan otot dibedakan menjadi 3 jenis yaitu otot
polos, otot lurik, dan otot jantung. Otot polos terletak
pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti
manusia seperti yang terdapat pada saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding
rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot
lurik melekat pada rangka, dan otot jantung hanya
terdapat pada dinding jantung.
Otot menjadi begitu penting bagi tubuh karena ia
memiliki 3 fungsi utama yaitu melaksanakan gerakan,
memelihara postur dan memproduksi panas pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Ambardini, RL. 2012. Histologi: Jaringan Otot. Website:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HISTO-JARINGAN%20OTOT.pdf. Diakses pada hari Kamis, tanggal26 Maret 2015, pukul 13.52 WIB.
Budiyanto. 2014. Pengertian Sarkomer. Website:http://www.sridianti.com/pengertian-sarkomer.html.Diakses pada hari Senin, tanggal 30 Maret 2013, pukul11.15 WIB.
Genneser, F. 1994. Buku Teks Histologi. Jilid I. Jakarta:Binapura Aksara.
Junqueira LC dan Carneiro J. 1980. HISTOLOGI DASAR.Diterjemahkan oleh Adji Darma. Edisi Ketiga. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.
Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: UniversitasNegeri Malang.
Subowo. (2002). Histologi Umum. 1st Ed. Jakarta: BumiAksara.
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung:Penerbit Tarsito.