DMS1-Pr 1 STRUKTUR HISTOLOGI OTOT DAN KULIT

72
Kurikulum FK USU 2014 DMS1-Pr 1 STRUKTUR HISTOLOGI OTOT DAN KULIT TATA TERTIB LABORATORIUM HISTOLOGI FK USU 1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tanda pengenal, berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakan sepatu. 2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu. 3. Wajib membawa pensil warna, atlas histologi dan kain lap flanel. 4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mengisi deskripsi atau keterangan yang terdapat pada lembar kerja praktikum. 5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban, ketentraman, bekerja efektif dan efisien, serta tidak mengganggu rekan praktikum. 6. Sebelum praktikum dimulai, periksa dahulu kelengkapan mikroskop dan slide histologi. Pada akhir praktikum kembalikan dalam kondisi seperti semula. 7. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dii Departemen Histologi FK USU. Buku Panduan Mahasiswa Dermatology & Musculoskeletal System 1

Transcript of DMS1-Pr 1 STRUKTUR HISTOLOGI OTOT DAN KULIT

Kurikulum FK USU 2014

DMS1-Pr 1STRUKTUR HISTOLOGI OTOT DAN KULIT

TATA TERTIB

LABORATORIUM HISTOLOGI FK USU

1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tandapengenal, berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakansepatu.

2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu.3. Wajib membawa pensil warna, atlas histologi dan kain lap

flanel.4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mengisi deskripsi

atau keterangan yang terdapat pada lembar kerja praktikum.5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban,

ketentraman, bekerja efektif dan efisien, serta tidakmengganggu rekan praktikum.

6. Sebelum praktikum dimulai, periksa dahulu kelengkapanmikroskop dan slide histologi. Pada akhir praktikumkembalikan dalam kondisi seperti semula.

7. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikansanksi sesuai ketentuan yang berlaku dii DepartemenHistologi FK USU.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

1

Kurikulum FK USU 2014

MUSCLE TISSUE

TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur jaringan otot.Sediaan jaringan :No.

Jenis Otot Kode Sediaan

1. Skeletal Muscle DS – 22.

Cardiac MuscleCV – 3

3.Smooth Muscle

DS – 12

Gambar 1Skeletal MuscleLingua (DS-2)

10 x 10 10 x 40

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

2

Kurikulum FK USU 2014

Keterangan Gambar1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________

Deskripsi gambar 1

No. Perihal Deskripsi1. Bentuk sel

2. Jumlah nucleus dalamsatu serabut otot

3. Letak nucleus4. Cabang serabut otot Ada / Tidak Ada5.

Cross striationsAda / Tidak Ada

Gambar 2Cardiac MuscleHeart (CV-3)

10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

___________________________

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

3

Kurikulum FK USU 2014

2. _______________________________ 5. ___________________________

3. _______________________________ 6. ___________________________

Deskripsi gambar 2No. Perihal Deskripsi1. Bentuk sel2. Jumlah nucleus

dalam satu serabut otot

3. Letak nucleus4. Cabang serabut otot Ada / Tidak Ada5

Cross striationsAda / Tidak Ada

6Intercalated disc

Ada / Tidak Ada

Gambar 3Smooth Muscle

Colon (DS-12)10 x 10 10 x 40

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

4

Kurikulum FK USU 2014

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

___________________________2. _______________________________ 5.

___________________________3. _______________________________ 6.

___________________________

Deskripsi gambar 3No. Perihal Deskripsi1. Bentuk sel2. Bentuk nucleus3. Jumlah nucleus dalam

satu sel4. Letak nucleus dalam sel5.

Cross striationsAda / Tidak Ada

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

5

Kurikulum FK USU 2014

PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI

SKIN

TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur kulit dan turunan kulit.Sediaan jaringan :

No.

Perihal KodeSediaan

1. Kulit berambut IS – 1 2. Kulit tak berambut IS – 2

Gambar 1Kulit Berambut (IS-1)

10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________

Deskripsi gambar 1

No. Perihal Deskripsi1. Struktur epidermis2. Lapisan epidermis 1.

2.3.4.

3. Lapisan keratin Tebal / TipisBuku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

6

Kurikulum FK USU 2014

4. Struktur papillary layer

5. Struktur reticular layer

6. Turunan kulit 1.2.3.

Gambar 2Kulit Tak Berambut (IS-2)

10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________

Deskripsi gambar 2

No. Perihal Deskripsi1. Struktur epidermis2. Lapisan epidermis 1.

2.3.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

7

Kurikulum FK USU 2014

4.5.

3. Lapisan Keratin Tebal / Tipis4. Struktur papillary layer

5. Struktur

Meissner’s corpuscle6. Struktur reticular layer

7. Turunan kulit 1.2.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

8

Kurikulum FK USU 2014

DMS1–Pr 2BENTUK SEDIAAN OBAT TOPIKAL & KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA

RESEP POLIFARMASI OBAT TOPIKAL

Disusun oleh :

dr. Zulkarnain Rangkuty,MSi Prof. Aznan Lelo, PhD., SpFK

Tujuan 1. Memperlihatkan bentuk-bentuk sediaan obattopikal yang lazim

digunakan di klinik.2. mengenal dan memahami interaksi yang mungkin

terjadi pada resep polifarmasi obattopikal.

Materi praktikum

I. Bentuk sediaan topical 1. Sediaan padat (solid )

- serbuk (pulvis) - kristal - padat2. Sediaan setengah padat (semisolid) - unguenta - pasta - linimenta - cream - jelli (glatinoid)3. Sediaan cair - solution - lotion - emulsi

II Resep-resep polifarmasiPelaksanaan 1. Sediaan obat topikal

- mahasiswa dapat menunjukan-contoh-contoh bentuk sediaan obat topikal

- mahasiswa dapat mengkaji dan Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

9

Kurikulum FK USU 2014

2.

3.

mendiskusikan: kelebihan dan kekurangan dari tiap bentuk sediaan obat kenapa bentuk sediaan obat di formulasi sedemikian rupa komponen dari bentuk sediaan obat bagaimana bentuk suatu sediaan obat tertentu harus disimpan farktor-faktor apa saja yang dapat merusak bentuk sediaan obat. bagaimana cara pemberian obat yang harus dilakukan untuk setiap bentuk sediaan obat tertentu

Resep polifarmasi- mahasiswa mencara resep polifarmasi

obat topikal di Apotik atau dibangsal Rumah Sakit.

- mahasiswa mengenal : nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item

yang di resepkan bentuk formulasi dari sediaan yang diresepkan

Mahasiswa dapat mengkaji ada atau tidak adanya interaksi farmaseutik, farmakokinetikatau farmakodinamik dari sediaan dalam reseppolifarmasi tersebut.

Pelaporan Laporan praktikum dibuat oleh setiap grup/meja praktikum dalam bentuk makalah yang berisi mengenai :

- keuntungan dan kerigian dalam bentuk sediaanyang digunakan

- kajian resep polifarmasi obat topicalMakalah dikumpul 1 minggu sebelum praktikum dilaksanakan.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

10

Kurikulum FK USU 2014

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

11

Kurikulum FK USU 2014

DMS1–Pr 3PENENTUAN KADAR CREATININE

PENENTUAN KADAR CREATININE DALAM SERUM

PRINSIP :Creatinine dengan asam pikrin dalam lingkungan yang alkalismembentuk suatu senyawa yang berwarna kuning-jingga (orange).Warna ini akan dibandingkan dengan warna yang diperoleh daristandard creatinine dengan asam pikrin.

TUJUAN :- Dapat menentukan konsentrasi creatinine dalam serum- Dapat menilai hasil yang di dapati (konsentrasi creatinine)

dari pemeriksaan

BAHAN :1. Asam pikrin : 1,2% (8,73 mmol/l)2. NaOH : 10% (Larutan Buffer : NaOH 313 mmol/l dan

Phospat12,5mmol/l)3. Standard creatinine : larutan 10 mg creatinine dalam 100 ml

1N HCl, kemudian diencerkan menjadi 1000 ml (1 mg/dl = 88,4µmol/l)

CARA KERJA :Disediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, masing-masingdiberi tanda dengan B untuk Blanko, s untuk Standard dan U untukSerum darah yang akan diperiksa. Ketiga buah tabung tersebutdiisi dengan larutan seperti dalam tabel berikut ini :

BLANKO STANDARD PLASMAPlasma - - 0,5 mlH2O 0,5 ml - -LarutanStandard

- 0,5 ml -

NaOH 1 ml 1 ml 1 mlAsam Pikrin 8,5 ml 8,5 ml 8,5 ml

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

12

E Plasma

E StandardX Kons. Standard (mg/dl)

Kurikulum FK USU 2014

Larutan dalam tabung dicampur baik-baik dan dibiarkan selama 15menit. Setelah itu ditentukan Extictie nya pada Spektrofotometerdengan menggunakan filter 530 nm (hijau). (Hg 492).

PERHITUNGAN :

Kadar kreatinine =

PENENTUAN KADAR CREATININE DALAM URINE

Prinsip : Creatinine dengan asam pikrin dalam lingkungan yangalkalis akan terbentuk suatu senyawa yang mempunyai warnajingga. Warna merah ini akan dibandingkan dengan warnayang diperoleh dari hasil reaksi standard creatininedengan asam pikrin.

TUJUAN :- Dapat menentukan konsentrasi creatinine dalam urin- Dapat menilai hasil yang di dapati (konsentrasi creatinine)

dari pemeriksaan

Reagensia : 1. Asam Pikrin : 1%2. NaOH : 10%3. Standard creatinine :

Larutkan 1 g creatinine dalam 100 ml 1N HCl. Kemudiandiencerkan menjadi 1000 ml. (1 ml mengnadung 1 mgcreatinine).

Cara kerja : Ambil 3 buah gelas Erlenmeyer bervolume 50 ml. Masing –masing diberi tanda dengan : B = Balnko

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

13

Eu

Esx 0,5x

Cu = 1000,5

Eu

Esx 100 mg %

Cu =

Kurikulum FK USU 2014

S = StandardU = Urine

Ketiga Erlenmeyer diisi menurut skema dalam tabel berikut :Blanko Standard Urine

Urine - - 0,5 mlH2O 0,5 ml - -Srandard - 0,5 ml -NaOH 1 ml 1 ml 1 mlAsam Pikrin 10 ml 10 ml 10 ml

Campur baik-baik ketiga jenis larutan diatas, biarkan selama 15menit danm larutan diencerkan sampai volumenya 50 l. Tentukankadar creatinine dalam urine tersebut dengan membaca Extinctiepada Spektrofotometer dengan filter 530 nm (warna hijau).

Dengan menggunakan Formula (rumus) berikut ini, maka dapatdiperoleh nilai konsentrasi Creatinine dalam urine tersebut.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

14

Kurikulum FK USU 2014

DMS2-Pr1OSTEOLOGI DAN EXTREMITAS SUPERIOR

TATA TERTIB LABORATORIUM ANATOMI FK USU

1. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tandapengenal, berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakansepatu.

2. Hadir tepat waktu dan pulang tepat waktu.3. Wajib membawa Atlas Anatomi.4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mempelajari topik

yang akan dibicarakan.5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban dan

ketentraman.6. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku di Departemen Anatomi FK USU.

Osteologi

Tulang Tulang merupakan jaringan penunjang tubuh, yang juga

berfungsi sebagai pelindung bagian dalam tubuh seperti otak,sumsum tulang belakang, jantung dan alat-alat dalam panggul dandada, serta sebagai sarana penggerak bagian anggota tubuh.

Selain tulang biasa, juga terdapat tulang rawan pada ujung-ujung tulang, bagian pertumbuhan tulang, telinga, larynx,trachea, dan hidung. Perhatikanlah jenis-jenis tulang pada preparat: tulang panjang,tulang pendek, tulang pipih, tulang tidak beraturan dan tulangsesamoid.Pelajari jenis tulang rawan (tulang rawan elastis, tulang rawanhyalin) dan juga tempat tulang rawan.Pelajari bagian-bagian tulang:

1. periosteum2. endosteum3. substantia compacta4. substantia spongiosa

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

15

Kurikulum FK USU 2014

5. medulla ossium6. diaphyse7. epiphyse8. metaphyse

Pada medulla ossium kita jumpai sumsum tulang yang disebutmedulla ossium, yang terdiri dari medulla ossium flava danmedulla ossium rubra. Pada medulla ossium flava ditemukan banyaklemak yang berwarna kuning dan pada medulla ossium rubraditemukan banyak unsur-unsur muda butir-butir darah merah.

Substansi tulang terdiri dari: air mineral (anorganik),kalsium dan protein (zat organik). Pelajarilah teori sistemreabsorbtion dan remodelling dalam pertumbuhan dan bertahannyatulang.Pelajari pembuluh darah (arteri nutricia) dan saraf pada tulang.

Persendian Persendian merupakan pertemuan dua tulang atau lebih untuk

dapat memungkinkan kedua bagian tulang itu bergerak.Pelajarilah sendi:

- synostosis- synchondrosis- syndesmosis- amphi arthrosis- diarthrosis/articulatio

Pada diarthrosis kita mengenal sendi engsel (satu sumbu),sendi plana (dua sumbu), dan sendi peluru (tiga sumbu ataulebih). Kita juga mengenal sendi berpadu dimana beberapa sendimembentuk satu sendi, sehingga memungkinkan gerak pada sendi inimenjadi amat luas, misalnya sendi pergelangan bahu.

Pada pertemuan dua buah tulang, kita mengenal bagian bongkolsendi, mangkok sendi, simpai sendi (kapsul) dan diskus sendi.Selain itu, kita juga menemukan rongga sendi, permukaan sendi,cairan sendi dan tulang rawan sendi.

Pembuluh darah sendi biasanya hanya ada pada tulang,sedangkan pada tulang rawan tidak ditemukan pembuluh darah. Sarafsensoris ditemukan pada periosteum tulang dan juga pada tulangrawan sendi, demikian juga halnya dengan limfe.

OtotOtot manusia terdiri dari otot volunter bergaris, otot

involunter bergaris dan otot involunter polos. Otot involunterBuku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

16

Kurikulum FK USU 2014

polos ditemukan pada dinding organ tubuh yang berlubang, sepertidinding pembuluh darah, dinding vena besar, dinding usus dansaluran kelenjar. Otot involunter bergaris kita temukan padadinding jantung. Otot volunter bergaris kita temukan pada otot-otot tulang dan otot kulit pada muka. Otot volunter bergaris initerdiri dari 90% otot berserabut merah dan 10% otot berserabutputih. Otot berserabut merah ini biasanya tahan lama bekerja,tapi tenaganya tidak kuat, sedangkan serabut putih memilikitenaga yang kuat sekali tapi tidak tahan lama. Ujung origo ototberupa tendon/aponeurosis/ligamen. Ujung insertio berupatendon/aponeurosis.

Referensi: Werner Spalteholz, Hand atlas of human anatomy, halaman: 100-169,195-245, 315-382, 426-435,452-458, 469-471, 486-490, 745-763, 768-783.

Extremitas Superior

Tulang-tulang pada extremitas superiorPada extremitas superior terdapat tulang/os: scapula, clavicula,humerus, radius, ulna, carpalia, metacarpalia, dan phalanges.Identifikasilah masing-masing tulang, dan carilah nama bagian-bagian tulang yang disebut dibawah ini.

Os scapula: margo (superior, medial dan lateral), angulus(superior, inferior dan lateral), processus coracoideus, collumscapula, tuberositas infraglenoidalis, tuberositas

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

17

Kurikulum FK USU 2014

supraglenoidalis, acromion, facies articularis acromii, faciescostalis, incisura scapulae, fossa subscapularis, spina scapulae,fossa supraspinatus, fossa infraspinatus, trigonum spinaescapulae dan cavitas glenoidalis.

Os clavicula: pars sternalis, pars acromialis, facies superior,facies inferior, tuberositas costalis dan tuberositascoracoideus.

Os humerus: caput humeri, collum anatomicum, collum chirurgicum,tuberculum mayus, tuberculum minus, crista tuberculi mayus,crista tuberculi minus, sulcus intertubercularis, tuberositasdeltoidea, sulcus nervus radialis/sulcus spiralis, foramennutricium, fossa coronoidea, fossa olecrani, epicondylusmedialis, condylus medialis, epicondylus lateralis, epicondyluslateralis, capitulum humeri, fossa radialis, sulcus nervusulnaris dan trochlea humeri.

Ulna: olecranon, processus coronoideus, incisura semilunaris,tuberositas ulna, facies volaris, foramen nutricium, cristainterossea, circumferensia articularis dan processus styloideusulna.

Radius: circumferensia articularis, tuberositas radii, faciesanterior, facies posterior dan processus styloideus radii.

Ossa carpalia: os naviculare manus, lunatum, triquetrum,pisiformis, multangulum mayus, multangulum minus, capitatum danhamatum.

Ossa metacarpalia: terdiri dari 5 buah tulang. Setiap tulangterdiri dari capitulum, corpus dan basis. Bedakanlah antara osmetacarpal primi, secundi, tertii, quarti dan quinti!

Ossa phalanges: terdiri dari 14 ruas tulang-tulang jari. Tiapruas memiliki basis pada ujung proximalnya. Ruas kedua dan ketigamemiliki trochlea pada capitulumnya. Ruas ketiga memilikiprocessus unguicularis pada ujung distalnya. Basis pada ruaspertama cekung. Masing-masing jari memiliki 3 ruas, kecuali ibujari hanya 2 ruas. Bedakan antara ruas pertama, kedua dan ketiga.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

18

Kurikulum FK USU 2014

ArticulatioArticulatio humeri: persendian antara scapula dengan humerus,dibentuk oleh caput humeri dan cavitas glenoidalis.Articulatio cubiti: dibentuk oleh humerus (capitulum humeri,trochlea humeri, fossa coronoidea, condylus medialis dan condyluslateralis), radius (capitulum radii), dan ulna (olecranon,incisura semilunaris dan processus coronoideus ulnae).

Kenalilah sendi yang lain: carpalia, carpophalangea daninterphalangeal.

Daerah bahu dan axillaa. Kenalilah letak, bentuk dan besar otot: M. Deltoideus, M.Pectoralis mayor, M. pectoralis minor, M. Subclavius, M. BicepsBrachii caput longum, M. Biceps Brachii caput brevis, M.Coracobrachialis, M. Latissimus Dorsi, M. Teres mayor, M. Teresminor, M. Trapezius, M. Supraspinatus, M. Omohyoid, M. Levatorscapulae, M. Infraspinatus, M. Subscapularis, M. Rhomboideus danM. Serratus anteriorb. Kenalilah isi axilla: plexus brachialis, arteri axilaris, venaaxillaris, limfonodi axillaris, fatty tissue dan fasciaaxillaris.c. Kenalilah Bagian tulang: processus coracoideus, acromion,spina scapulae, tuberculi mayus dan tuberculi minus.d. Kenalilah saraf : N. Axillaris, N. Radialis, N. Dorsalisscapulae, N. Scapularis, N. Subscapularis, N. Medianus, N.Musculocutaneus, N ulnaris dan N. Cutaneus antebrachii medialise. Kenalilah pembuluh darah: A. Supra scapularis, A. Thoracalisanterior, A circumflexa scapularis, A. Thoracica lateralis, Asubscapularis dan A circumflexa humeri anterior dan posterior.

Regio brachiuma. Kenalilah: N. Cutaneus brachialis lateralis, fasciabrachialis, septum inter muscularis medialis dan lateralis.b. Kenalilah: M. biceps Brachii, M. Coracobrachialis, M.Brachialis, M. Triceps brachii, N. Medianus, N. Ulnaris, Nmusculocutaneus, N. Radialis, A. Brachialis, V basilica dan V.Brachialis.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

19

Kurikulum FK USU 2014

Regio cubitia. Kenalilah: fascia cubiti, aponeurosis flexores, aponeurosusexrtensores, lacertus fibrosum.b. Kenalilah otot: M. biceps, M. Brachialis, M. Brachioradialis,M. Flexores dan M. Extensores.c. Kenalilah pembuluh darah: A. brachialis, V. Basilica , A.Colateralis ulnaris, A. Brachialis profunda, A. Recurrentulnaris, A. Recurent radialis, A. Radialis, A. Ulnaris, dan A.Interossea communis

Regio antebrachium ventrala. Kenalilah otot dan fascia: fascia antebrachii, M. Palmarislongus, M. Flexor carpi ulnaris, M. Flexor carpi radialis, M.Pronator teres, M. Flexor digiti sublimis, M. Flexor digitiprofundus, M. Brachioradialis, M. Flexor pollicis longus, M.Pronator quadratus.b. Kenalilah pembuluh darah: V. antebrachii mediana, V. Basilica,V. Cephalica, V. Mediana cubiti, N. Cutaneus antebrachiilaterali/medialis, A. Radialis, A. Ulnaris, A. Interosseaventralis/dorsalis.

Regio brachium dorsalisKenalilah otot: M. Extensor carpi radialis brevis dan longus, M.Extensor carpi ulnaris, M. Abductor pollicis longus, M. Extensorpollicis brevis, M. Extensor digitorum communis, M. Extensorindicis proprius, M. Extensor digiti quinti.

Regio carpi volarisa. Kenalilah ligamentum dan otot: ligamentum carpi volare dandorsale, lig. Carpi transversum, tendon M. Flexor carpi ulnaris,tendon M. Palmaris longus, teandon M. Flexor digitorum profundus,tendon M. Flexor pollicis longus.b. Kenalilah pembuluh darah: A, V ulnaris, A, V radialis, Nulnaris, N. Medianus, N radialis.

Regio carpi dorsalisKenalilah ligamentum, tendon dan otot: ligamentum carpi dorsalisdengan compartemen tendon-tendon M. Abductor pollicis longus,tendon M. Extensor pollicis brevis, tendon M. Extensor pollicis

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

20

Kurikulum FK USU 2014

longus, tendon M. Extensor carpi radialis longus dan brevis,tendon M. Extensor digitorum communis, tendon M. Extensor indicisproprius, tendon M. Extensor digiti quinti.

Regio volar manusKenalilah: cutis dengan linea palmaris, crista cutis, aponeurosispalamaris, N. Ulnaris superficialis, N. Digitorum communis, N.Digitorum propii, arcus palmaris superficialis profundus, A.Digitorum communis, A. Digitalis Proprii, cabang N. Medianus,tendon otot-otot flexor, M. Lumbricales, M. Interosseusventralis, Musculi thenar, musculi hypothenar, M. Adductorpollicis, arcus palmaris profundus dengan A. Metatarsalis.

Regio dorsal manusKenalilah: rete volaris manus, N cutaneus ramus radialis/ulnaris

Regio digiti manusKenalilah: lig. Vaginalis, vagina tendinis, tendon M.Lumbricales, tendon M. Interossei, tendon M. Flexor digitorumsublimis, tendon M. Flexor digitorum profundus, A, N, digitalisproprii, N digitalis proprii.

Referensi: Werner Spalteholz, Hand atlas of human anatomy, halaman: 100-169,195-245, 315-382, 426-435,452-458, 469-471, 486-490, 745-763, 768-783.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

21

Kurikulum FK USU 2014

DMS2– Pr2

RANGSANGAN-RANGSANGAN YANG BERMANFAAT

Percobaan ini bertujuan untuk memperlihatkan jenis-jenis

rangsangan yang dapat menimbulkan respon pada jaringan peka rangsang

yaitu jaringan otot dan saraf. Rangsangan / stimulus dapat diberikan

kepada saraf maupun otot, dan respon yang dapat diamati adalah

timbulnya kontraksi pada otot, yang dapat dilihat dengan mata ataupun

dicatat / direkam pada kertas berupa gambaran kontraksi otot.

Percobaan ini memakai preparat ‘saraf-otot‘ yang didapat dari

katak, yaitu nervus ischiadicus dan muskulus gastrocnemeus katak.

Cara Membuat preparat otot-saraf:

1. Lumpuhkan kodok, dengan cara :

a. Kodok digenggam dengan tangan kiri, sehingga bagian antara

kepala dan punggung kodok terletak di antara ibu jari dan

jari telunjuk.

b. Antefleksikan kepala kodok, kemudian dengan penusuk kodok,

tusuk di garis median, diantara tulang belakang kepala dan

atlas ke dalam medulla oblongata melalui foramen ocipitale

magnum, dengan menembus kulit dan lapisan-lapisan jaringan

lainnya.

c. Tusuk terus hingga masuk ke dalam ruang kepala, kemudian

tusuk ke dalam kanalis vertebralis.

d. Dengan demikian sumsum tulang belakang telah dirusak.

2. Membuat sediaan otot-saraf:

a.Letakkan kodok di atas talam dengan posisi supinasi /

terlentang.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

22

Kurikulum FK USU 2014

b.Jepit kulit diperut dengan pinset, kemudian gungting

melingkar di sepanjang pinggang kodok.

c.Tarik kulit tersebut ke bawah (ke arah kaki), sehingga dapat

dilepaskan dari kaki kodok.

d.Gunting otot dinding perut dan keluarkan organ-organ

dalamnya, sehingga dapat terlihat tulang vertebra kodok.

e.Temukan nervus ischiadicus pada salah satu ruas tulang (ke

arah kiri & kanan), yaitu seperti benang putih.

f.Gunting pnggung kodok tepat diatas ruas tulang tempat

keluarnya nervus itu.

g.Belah dua preparat dengan menggunting tepat di tengah tulang

vertebra sehingga menjadi 2 preparat (kiri & kanan)

h.Bebaskan n.iskiadikus secara tumpul dari jaringan

sekitarnya. Pada waktu dibebaskan,nervus tidak boleh

terjepit, tertarik atau tergunting. Jika ini terjadi sudah

pasti percobaan akan gagal. Susuri hingga di femur, potong

tulang femur dan otot-otot disekitarnya. Ingat, saraf jangan

sampai terbuang/putus.

i.Ikat tendon achiles dengan benang, kemudian potong kaki

kodok beserta tulang tibia.Ingat, muskulus gastroknemius

tidak boleh dipotong. Potong tulang tibia dibawah patella

(tempurung lutut).

j.Sekarang kita peroleh sediaan otot saraf yang terdiri atas :

tendon achiles, muskulus gastrocnemeus, patella,dan nervus

ischiadicus.

k.Selama mengerjakan, jagalah agar jaringan yang terbuka tidak

menjadi kering dengan setiap kali membasahi (meneteskan)

dengan larutan Ringer.

PERCOBAAN : 1s/d 4Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

23

Kurikulum FK USU 2014

Rangsangan yang diberikan pada saraf adalah:

I. a. Penekanan ujung yang paling proximal dari syaraf, dengan

memakai pinset.

b. Meletakkan kristal NaCl pada ujung syaraf tersebut.

c. Meletakkan sebuah tabung reaksi yang berisi air panas pada

syaraf yang paling proximal .

Perhatikan adanya kontraksi pada otot, isi pada lembar observasi.

II. Ulangi percobaan diatas dengan memberikan rangsangan-rangsangan

tersebut langsung pada otot.

PERCOBAAN : 5. Isilah observasi nomor 5 sesuai teori dari Buku Ajar.

PERCOBAAN : 6 S/D 8

Sediakanlah satu preparat otot-syaraf dan letakkan diatas

Myograph-board.Hubungkan preparat itu dengan alat pencatat dan

pasanglah sedemikian sehingga ujung alat pencatat menyinggung kertas

asap.

Susunlah sebuah induktorium yang menghasilkan rangsangan tunggal

dan hubungkan elektroda pada ujungnya. Kumparan akan dijauhkan sejauh

mungkin dari kumparan pertama.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

24

Kurikulum FK USU 2014

Letakkan elektroda pada saraf tadi dan berikan rangsangan padawaktu arus tertutup (make) dan pada waktu arus terbuka (break) salingberganti sambil membesarkan kekuatan rangsangan, yaitu denganmendekatkan kumparan kedua pada kumparan pertama. Teruskan membesarkankekuatan rangsangan hingga didapat kontraksi maksimal, yaitu tinggikontraksi tidak bertambah lagi. Jarak kumparan pertama dan keduasaudara baca pada skala yang ada pada induktorium. Angka ini cantumkandibawah setiap recording dan nyatakan juga apakah recording itu padasaat make atau break.

XX

X X X X

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

MB

17

16

15

14

13

12

11

10

9 8 7 6 5

Rekamlah:

a. Perangsangan sub liminal

b. Perangsangan Threshold (liminal)

c. Perangsangan maksimal (rangsangan yang mengakibatkan kontraksi

maksimal)

d. Perangsangan supra maksimal; yaitu rangsangan yang lebih besar

dari rangsangan maksimal tetapi kontraksinya tak lebih besar dari

rangsangan maksimal.

Apakah hasil yang didapat sesuai dengan all or none law?

Manakah yang lebih bermanfaat, rangsangan yang terjadi pada arus

tertutup atau arus terbuka?

Jauhkah kumparan kedua dari kumparan pertama hingga tidak terjadi

kontraksi (rangsangan sub liminal). Hubungkan induktorium sehingga

diperoleh perangsangan faradis, dan berikanlah rangsangan ini dalam

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

25

Kurikulum FK USU 2014

beberapa detik. Apakah ada terjadi reaksi? Apakah percobaan ini

memperlihatkan peristiwa summasi (summation)?

Percobaan Kontraksi otot tunggal

Siapkanlah sebuah preparat otot syaraf dan letakkan di atas frog

board.

Pergunakan arus maksimal yaitu dengan mendorong kumparan kedua

sedekatnya kedalam kumparan pertama. Buatlah satu base line pada kertas

asap. Kemudian arus dihubungkan melalui pemutus arus pada kimograf

secara seri. Drum diberi kecepatan maksimal dan setelah drum berputar

sekali arus putus, maka akan tercatatlah sebuah kontraksi otot

tunggal. Pada kurve itu akan terlihat masa laten, masa kontraksi, dan

masa relaksasi. Kecepatan drum dan keliling kertas asap dapat

ditentukan dan setiap masa-masa tersebut dapat dihitung.

Hitunglah:

a. Masa laten

b. Masa kontraksi dan

c. Masa relaksasi (dalam mili sekon)

PERHATIAN :

1. Pada setiap praktikum Fisiologi akan dilakukan kuis dan responsi

pada awal praktikum. Soal kuis dan responsi sesuai TIU dan TIK

praktikum

2. Kolom Hasil yang diharapkan pada lembar observasi merupakan

tugas rumah yang harus sudah diisi sebelum masuk ke ruang

praktikum. Pengisian sesuai landasan teori dari buku.

3. Setiap grup meja harus membawa 2 buah kain lap dan sabun.

4. Setiap orang harus menyediakan 1 lembar kertas kuis, yang pada

sudut kanan atasnya ditulis : nama, NIM, grup/meja, tanggal dan

judul praktikum.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

26

Kurikulum FK USU 2014

PERCOBAAN: RANGSANGAN-RANGSANGAN YANG BERMANFAAT

I. TIU : Menerapkan “all or none law” pada percobaan rangsangan-

rangsangan

yang bermanfaat.

TIK : 1. Dapat menyatakan apa yang dimaksud dengan “all

or none law”.

2. Dapat mendefinisikan threshold

stimulus, subliminal stimulus, maximalBuku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

27

Kurikulum FK USU 2014

stimulus dan supramaximal stimulus.

II. TIU : Dapat mencatat kontraksi otot melalui perangsangan

nerve-muscle preparation kodok dengan berbagai metoda dan

berbagai keadaan.

TIK : 1. Dapat menyusun sirkuit elektris untuk rangsangan

tunggal.

2.Mempersiapkan preparat syaraf otok kodok.

3.Menunjukkan tiga macam stimulus yang bernamfaat untuk

menimbulkan kontraksi otot.

4.Menunjukkan dan mendemontrasikan rangsangan “break” dan

“make” pada kurve kontraksi otot.

5.Menunjukkan cara mendapatkan stimulus-stimulus

subliminal, liminal, maksimal dan supramaksimal.

III. TIU : Membandingkan hasil-hasil observasi dengan hasil

yang diharapkan

menurut teori.

TIK : 1. Mentabulasikan hasil-hasil observasi dangan

hasil yang diharapkan

menurut teori.

2.Dapat menyebutkan macam-macam stimulus yang efektif untuk

perangsangan syaraf.

3.Menyebutkan mana yang lebih efektif perangsangan “make”

atau “break”.

References: 1. Ganong. Ed.XVII, hal. 47 -79 2. Guyton. Ed. Revisi, hal. 87 – 1203. Principles of Physiology 3rd Ed, hal 148 - 161

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

28

Kurikulum FK USU 2014

______________________________________

Observation Sheet.

PERCOBAAN: RANGSANGAN-RANGSANGAN YANG BERMANFAAT

Nama/stb : ...................

Group/Meja : ...................

Tanggal : ...................

No

.

Hasil observasi Hasil yang

diharapkan1. Pemijitan ujung proximal dari

syaraf :

a. segera menimbulkan kontraksi

b. kontraksi beberapa saat kemudian

c. kontraksi 1 X

d. kontraksi beberapa kali

e. kesalahan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak2. Meletakkan kristal NaCl pada ujung

proximal dari syaraf:

a. segera menimbulkan kontraksi

b. kontraksi beberapa saat kemudian

c. kontraksi 1 X

d. kontraksi beberapa kali

e. kesalahan pada:

teknik/preparat/alat

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

29

Kurikulum FK USU 2014

tidak

Ya /

tidak3. Rangsangan air panas pada ujung

proximal dari syaraf:

a. segera menimbulkan kontraksi

b. kontraksi beberapa saat kemudian

c. kontraksi 1 X

d. kontraksi beberapa kali

e. kesalahan pada:

teknik/preparat/alat

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak4. Rangsangan rangsangan no.1, 2, 3

langsung pada otot:

- Pemijitan : a. idem

b.idem

c.idem

d.idem

e.kesalahan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidakKristal NaCl :a. idem

b.idem

c.idem

Ya /

tidak

Ya /Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

30

Kurikulum FK USU 2014

d.idem

e.kesalahan pada:

teknik/preparat/alat:

- Air panas: a. idem

b.idem

c.idem

d.idem

e.kesalahan pada:

teknik/preparat/alat:

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak5. 1. Threshold stimulus

2. Subliminal stimulus

3. Maximal stimulus

4. Supramaximal stimulus

A. Rangsangan dinaikkan diatas rangsangan

maksimal dengan tidak merubah kekuatan

kontraksi.

B. Menaikkan rangsangan threshold sampai

didapat kontraksi maksimal

C. Menaikkan rangsangan berangsur-angsur

sampai didapat kontraksi pertama

D. Menurunkan rangsangan threshold sekecil

(

)

(

)

(

)

(

)

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

31

Kurikulum FK USU 2014

mungkin sampai kontraksi hilang

Kesalahan pada: teknik/preparat/alat:6. Kontraksi otot “Make” lebih kecil

daripada “Break”;

Kontraksi pada make & break

sama/hampir sama pada maksimal

stimulus

Kesalahan pada: teknik/preparat/alat:

Ya/

tidak

Ya/

tidak7. Akibat rangsangan faradis dengan

subliminal stimulus timbul kontraksi

Kesalahan pada: teknik/preparat/alat:

Ya/

tidak

Ya/

tidak8. Kontraksi otot tunggal dengan maximal

stimulus :

a. Masa laten : . . . . . .

. . . . . . m sec

b. Masa

kontraksi : . . . . . . . . . .

. . m sec

c. Masa relaksasi : . . . . . . .

. . . . . m sec

Kesalahan pada: teknik/preparat/alat:

Tempel hasil rekaman di sini:

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

32

Kurikulum FK USU 2014

Koreksi Nilai Tanda tangan

Instruktur I

Instruktur

II

Total

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

33

Kurikulum FK USU 2014

DMS2-Pr3

EXTREMITAS INFERIOR

Tulang-tulang pada extremitas inferiorPada extremitas inferior terdapat tulang/os: sacrum, coccygeus, coxae,femur, tibia, patella, fibula, tarsalia, metatarsalia dan phalangsIdentifikasilah masing-masing tulang, dan carilah nama bagian-bagiantulang yang disebut dibawah ini.

Os sacrum: basis ossis sacri, apex ossis sacri, crista sacralis media,crista sacralis lateralis, crista sacralis intermedia, foraminasacralis dorsalis, cornu sacralis, hyatus sacralis, tuberositassacralis, facies auricularis ossis sacri, dan promontorium ossissacri.

Os coccygeus: basis, apex, processus transversus dan cornu cocygeum

Os coxae, terdiri dari 3 tulang, yaitu os ilium, os pubis dan osischium. Ketiga tulang ini bertemu di acetabulum.

Os ilium: corpus ossis ilii, ala ossis ilii, linea arcuata, fossailiaca, crista iliaca, spina iliaca anterior superior (SIAS), spinailiaca posterior superior (SIPS), spina iliaca anterior inferior(SIAI), spina iliaca posterior inferior (SIPI), facies auricularisossis ilii, sulcus paraglenoidalis, tuberositas iliaca, faciespelvina, facies glutea, linea glutea inferior, linea glutea anteriordan linea glutea posterior.

Os pubis: corpus ossis pubis, ramus superior ossis pubis, ramusinferior ossis pubis, eminentia iliopectinea/eminentia iliopubica,facies symphyseos, tuberculum pubicum, pecten ossis pubis, cristapubica, crista obturatoria anterior dan crista obturatoria postrior.Os ischium: corpus ossis ischii, ramus superior ossis ischii, ramusinferior ossis ischii, spina ischiadica, incisura ischiasica mayor,incisura ischiadica minor dan tuber ischiadicum.

Acetabulum: limbus acetabuli, incisura acetabuli, facies lunata danfossaa acetabuli.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

34

Kurikulum FK USU 2014

Foramen obturatum: sulcus obturatorius, tuberculum obturatoriumanterior dan tuberculum obturatorium posterior.

Os femur: caput femoris, collum femoris, fovea capitis femoris,trochanter mayor, fossa trochanterica, trochanter minor, lineaintertrochanterica, crista intertrochanterica, corpus femoris, lineapectinea, labium externum/laterale linea aspera, labiuminternum/mediale linea aspera, tuberositas glutea, planumpopliteum/facies poplitea, condylus medialis, condylus lateralis,epicondylus medialis, fossa intercondyloidea/intercondylaris, lineaintercondyloidea, facies patellaris.

0s patella: basis patella, apex patella, facies articularis lateralis,facies articularis medialis dan facies patella.

Os tibia: condylus medialis tibiae, condylus lateralis tibiae, faciesarticularis superior condyli lateralis, facies articularis superiorcondyli medialis, fossa intercondyloidea anterior, fossaintercondyloidea posterior, tuberculum intercondylare laterale,tuberculum intercondylare mediale, margo infraglenoidalis, corpustibiae, tuberositas tibiae, facies articularis fibularis, faciesmedialis, facies lateralis, crista anterior, crista interossea/margointerosseus, margo medialis, malleolus medialis, linea poplitea/lineaM soleus, foramen nutricium, facies posterior, sulcus malleolaris,facies poplitea, facies articularis inferior, facies articularismalleoli medialis dan incisura fibularis tibiae.

Os fibula: capitulum fibulae, apex capituli fibulae, faciesarticularis capituli fibulae, collum fibulae, facies lateralis, faciesmedialis, facies posterior, crista lateralis, crista interossea,crista medialis, malleolus lateralis, facies articularis malleolilateralis, sulcus tendon M peroneus/sulcus malleolaris lateralis,foramen nutricium.

Ossa tarsi: 1. Os talus: caput tali, corpus tali, collum tali, sulcus tali,

processus lateralis talis, processus posterior tali, trochleatali, facies superior trochlea tali, facies malleolarislateralis, facies malleolaris medialis, facies articularisnavicularis pedis, , facies articularis calcanea anterior, faciesarticularis calcanea media, facies articularis calcanea posteriordan sulcus tendinis.

2. Os calcaneus: corpus calcanei, sulcus calcanei, tuber calcanei,sustentaculum tali, facies articularis cuboidea, facies

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

35

Kurikulum FK USU 2014

articularis posterior, processus medialis tuberis calcanei,processus trochlearis, sulcus tendinis M peronei longi, sulcustendinis M flexori hallucis longi dan processus lateralis tuberiscalcanei.

3. Os naviculare: tuberositas ossis navicularis pedis, faciesarticularis talaris ossis navicularis, facies articularis (proosse cuneiforme primi) ossis navicularis pedis, faciesarticularis (pro osse cuneiforme secundi) ossis navicularispedis, facies articularis (pro osse cuneiforme tertii) ossisnavicularis pedis dan facies articularis (pro osse cuboidea)ossis navicularis pedis.

4. Os cuboideum: tuberositas ossis cuboidea, sulcus tendinis Mperoneus longi, facies articularis (pro osse calcanei) ossiscuboidea, facies articularis (pro osse naviculare) ossiscuboidea, facies articularis (pro osse cuneiforme tertii) ossiscuboidea, facies articularis (pro osse metatarsale quarti) ossiscuboidea dan facies articularis (pro osse metatarsale quinti)ossis cuboidea.

5. Ossa cuneiforme: bedakanlah cuneiforme I, II dan III

Ossa metatarsalia: terdapat 5 buah metatarsalia. Setaip metatarsaliamemiliki capitulum, caput dan basis. Metatarsalia ke 5 memilikituberositas ossis metatarsalia quinti. Bedakanlah antara osmetatarsalia primi, secundi, tertii, quarti dan quinti.

Ossa phalanges pedis: setiap phalangs memiliki basis, corpus dantrochlea. Phalangs distal memiliki tuberositas unguicularis.Bedakanlah antara phalangs I, II dan III.

ArticulatioKenalilah sendi: coxae, genu, talocruralis, intertarsali,metatarsophalangea dan interphalangeal.

Regio Glutea, BokongBokong wanita lebih besar dari pria. Kulit daerah bokong terutama

disarafi oleh N. Gluteus superior dan N. Cutaneus femoris posteriorsuperior. Kenalilah kedua saraf ini. a. Kenalilah fascia glutea dan otot-otot yang membentuk bokong, yaitu:M. Gluteus maximus, M. Gluteus medius dan M. Gluteus minimus.Kenalilah saraf dan pembuluh darah yang melayani otot-otot ini: N.Gluteus superior, N. Gluteus inferior, A, V gluteus superior dan A, Vgluteus inferior.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

36

Kurikulum FK USU 2014

b. Kenali juga: M. Pyriformis, foramen ischiadicum mayus dan minus,foramen suprapyriformis, foramen infra pyriformis, N cutaneus femorisposterior, N ischiadicus dan N. Pudendus, serta trochanter mayor.

Regio Femoris/Paha/SubinguinaleKenalilah pangkal V saphena magna, foramen ovale, kelenjar limfesuperficiales dan profundus. Perhatikan di daerah fascia lata danligamentum inguinalis, bagian trigonum femorale dengan femoral sheath,A femoralis, V femoralis, N femoralis, bagian insertio M iliopsoas, Mpectineus, origo dari M adductor brevis, longus, magnus dan minus.

Regio Femoris VentralisPerhatikan bentuk paha.Kenalilah kulit dan fascia lata dengan lapisannya, N cutaneus femorislateralis, anterior dan medial. Tetapkanlah batas-batas trigonumfemoralis, M sartorius, M vastus medialis, intermedius dan lateralis,M rectus femoris, A femoralis, A profunda femoris medialis dan venaserupa ramus muscularis N femoris, N saphenus, canalis adductorius,lamina vasto adductoria, bagian distal M adductor longus dan madductor magnus, tractus iliotibialis.

Regio Femoris DorsalisKenalilah fascia lata. Pelajarilah otot-otot di sini: Msemitendinosus, M semimembranosus, M gracillis, m biceps femoris caputlongum dan caput brevis. Kenali juga N tibialis, N peroneus, Aprofunda femoris, A perforant prima, secunda dan tertii.

Regio Genu VentralPerhatikan tebal kulit lutut, ligamentum patella, lanjutan fascia latake patella dan ke tungkai bawah, ke bagian lateral lutut.

Regio Genu DorsalPerhatikan regio poplitea, bagaimana keadaan kulit di daerah ini,dan kenali fascia poplitea serta perhatikan lanjutan dengan fascialata, dan fascia cruris.Pelajarilah fossa poplitea dengan isinya: jaringan lemak, fasciapoplitea, N peroneus communis, N peroneus superficialis, N peroneusprofundus, A poplitea, V poplitea, A genu, V genu, M plantaris, Mgastrocnemius dan M soleus, M popliteus, capsula articularis.

Regio TibialisDaerah ventralis cruris ini sebelah medial, ditempati tibia, sebelahlateral oleh otot-otot extensor. Cutis bagian medial kuat melekat pada

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

37

Kurikulum FK USU 2014

fascia cruris dan periosteum. Subcutis sedikit mengandung lemak,kenali V saphena magna dan N saphenus. Carilah fascia cruris, Mperoneus brevis, M peroneus longus, M extensor digitorum longus, Mtoibialis anterior, M extensor pollicis longus. A dan V tibialisanterior, N peroneus superficialis dan N peroneus profundus.

Regio Gastrocnemius/BetisDaerah cruris posterior ini penuh dilapisi otot. Subcutis banyakmengandung lemak, dan disini terdapat V saphena parva. Carilah fasciacruris superficialis, M soleus, M gastrocnemeus, M plantaris longus,fascia cruris profundus, A peroneus, A tibialis posterior, N teibialisposterior dengan rami muscularis. Carilah otot-otot lapisan dalam,yaitu M tibialis posterior, M flexor digitorum longus dan M flexordigitorum longus.

Regio Malleolaris/Pergelangan Kakia. Ventral: didaerah ini terdapat tendon-tendon. Pada subcutisterdapat sedikit lemak. Carilah disini fascia cruris transversum yangmelekat pada malleolus lateralis dan medialis. Pelajari tendon-tendonyang berjalan di bawah fascia ini dan carilah A tibialis anterior, Vtibialis anterior, N peroneus superficialis, N peroneus profundus, Vsaphenus magna dan N saphenus. Perhatikan bagian lig. Cruciatumcruris.b. Posterior: Daerah ini disebut regio retro malleolaris, sampai ketumit. Pada subcutis hanya terdapat fascia cruris posteriorsupeficialis. Carilah disini tendon achilles. Pada retro malleolarismedialis carilah lig. Lucinatum dengan Tib dig van hal.

Regio Pedis DorsalisPada subcutis hanya terdapat sedikit lemak. Carilah N cutaneus pedisdorsalis lateralis, N cutaneus pedis dorsalis intermedius, N saphenusrete venosus pedis dorsalis. Carilah fascia dorsalis pedis yangmelekat bersatu dengan lig. Cruciatum cruris, barisan pinggir tulang-tulang tarsi. Carilah M extensor digitorum brevis, M extensor pollicisbrevis, tendon-tendon extensoes, A da V dorsalis pedis, N peroneusprofundus, M peroneus tertius. Perhatikan jalannya tendon-tendon inimenuju dorsum digitae.

Regio Plantaris Perhatikan relief kulit dengan cristae cutis. Pada subcutis banyakterdapat lemak dengan rete venosus plantaris yang banyak sekali danhalus. Pada subcutis ini dapat dicari N plantaris medialis danlateralis walaupun agak susah. Pada subcutis ini sudah terjalinserabut-serabut aponeurosis plantaris. Setelah subcutis pelajarilah

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

38

Kurikulum FK USU 2014

aponeurosis plantaris. Carilah sebelah medial, M abducrtor pollicishallucis, kemudian tendon-tendon M flexor hallucis longus, M flexorhallucis brevis, tendon M flexor digitorum longus dengan Mmlumbricales, M plantaris brevis, M abductor digiti quinti pedis, Mflexor digiti quinti pedis, M adductor hallucis, Mm intersoseiplantaris. Carilah A plantaris medialis dengan venanya, A plantarislateralis dengan venanya, N plantaris lateralis dan N plantarismedialis. Pelajarilah lanjutan tendon-tendon yang melekat pada plantardigitae pedis.

Referensi: Werner Spalteholz, Hand atlas of human anatomy, halaman: 100-169,195-245, 315-382, 426-435,452-458, 469-471, 486-490, 745-763, 768-783.

DMS2– Pr4AKIBAT RANGSANGAN YANG BERTURUT-TURUT

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

39

Kurikulum FK USU 2014

Percobaan 1. penjumlahan kontraksi.

Catatlah sebuah kurva kontraksi otot tunggal sebagaimana

percobaan sebelum ini (Praktikum I), dengan mempergunakan rangsangan

yang supramaksimal dengan induktorium. Mengapa dipergunakan rangsangan

supramaksimal? Setelah kurva itu anda catat jangan dirubah lagi letak

elektroda dan kuatnya arus. Kedua faktor ini harus tetap selama

percobaan ini dikerjakan.

Pisahkanlah kedua striker yang ada di kymograph itu sejauh 5 derajat

sehingga kita mendapat dua rangsangan yang berturut-turut ketika drum

itu berputar, kalau rangsangan kedua jatuh diluar absolute refractory

period dari rangsangan pertama , terjadilah penjumlahan kontraksi.

Catatlah beberapa kontraksi otot tunggal dengan berbagai-bagai sudut

pemisah antara kedua striker itu yaitu minimal dengan sudut 5 derajat

dan perlahan-lahan sudut itu diperbesar sehingga kita memperoleh 2

kontraksi otot yang terpisah sempurna. Setiap perubahan sudut pemisah

berilah tanda pada kurva yang didapat. Bila rangsangan kedua gagal

menimbulkan kontraksi maka preparat itu disebut berada dalam keadaan

refractory yang absolut. Tentukanlah pada preparat saudara waktu

refractory ini.

Apakah faedahnya mengadakan dua rangsangan yang berturut-turut?

Apakah yang menyebabkan peristiwa ini?

Percobaan 2.

Ulangi percobaan diatas tetapi dengan rangsangan yang sub liminal. Apa yang terjadi?

TERJADINYA TETANUSBuatlah satu preparat otot syaraf dan letakkan diatas frog-board

sebagaimana percobaan kontraksi otot tunggal.Syaraf dari preparat otot syaraf itu dirangsangi dengan mempergunakan

stimulator. Stimulator adalah satu alat yang khusus digunakan untuk

merangsang jaringan-jaringan yang excitable (seperti sel otot, sel

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

40

1 2 3 4 5

Kurikulum FK USU 2014

syaraf, dsb). Dengan alat ini besarnya (voltage), duration (lamanya),

dan frekuensi sesuatu rangsangan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

percobaan yang bersangkutan.

Percobaan 1.Tenanus sempurna dan tetanus tak sempurna.

Aturlah besarnya rangsangan pada stimulator sehingga memberikan

rangsangan maksimal. Lamanya (duration) stimulus 2 m sec. Rangsangilah

preparat syaraf otot dengan frekuensi-frekuensi 5/sec, 10/sec, 15/sec,

20/sec, 25/sec, dan 30/sec. Catatlah kontraksi otot pada drum yang

lambat berputar selama kira-kira 10 detik

Pada frekuensi-frekuensi berapakah terjadi tetanus tidak sempurna

(clonus) dan tetanus sempurna?

Berapakah besarnya voltage (rangsangan) yang dipergunakan.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

41

Kurikulum FK USU 2014

PERCOBAAN:AKIBAT RANGSANGAN YANG BERTURUT-TURUT

I. TIU : Dapat memahami peranan absolute refractory period dalam kontraksi otot kodok pada peristiwa summasi.

TIK : 1. Dapat membedakan relative refractory dengan absolute refractory period.

2. Dapat menerangkan hubungan antara summasi denganfrekuensi rangsangan.

3. Dapat menerangkan hubungan antara summasi dengan kekuatanrangsangan.

4. Dapat menyatakan dalam masa yang mana bisa timbulkontraksi ke-2 pada proses summasi.

II. TIU : Dapat merekord penjumlahan kontraksi otot (summasi) kodok akibat

perangsangan elektris dengan frekuensi yang berbeda-beda.

TIK : 1. Dapat mempersiapkan preparat otot syaraf (N. Ischiadicus M. Gastrocnemius).

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

42

Kurikulum FK USU 2014

2.Dapat menyusun circuit elektris untuk rangsanganberturut-turut.

3.Dapat merekord single twitch dengan rangsangan maksimal.4.Dapat merekord penjumlahan kontraksi otot dengan maksimal

stimulus pada berbagai-bagai sudut antara kedua striker.5.Dapat merekord penjumlahan kontraksi otot dengan

subliminal stimulus pada berbagai-bagai sudut antarakedua striker.

6.Dapat merekord grafik “clonus” pada preparat otot syaraf.7.Dapat merekord grafik “tetanus” pada preparat otot

syaraf. III. TIU : Memahami hasil yang diharapkan diperbandingkan

dengan hasil observasi pada percobaan ini. TIK : 1. Dapat menggambarkan pada observation sheet

kurva-kurva summasi pada berbagai fase:

a. fase kontraksib. puncakc. relaksasi

2.Dapat menggambarkan efek 2 rangsangan subliminal yangberturut pada kontraksi otot.

3.dapat menyebut efek rangsangan tetanus pada jantung.

References:

1. Ganong. Ed. XVII, hal. 66 – 67, 125 – 126 2. Guyton. Ed, hal. 110 - 441

Observation Sheet.

PERCOBAAN: AKIBAT RANGSANGAN YANG BERTURUT-TURUT

Nama/stb : ...................

Group/Meja : ...................

Tanggal : ...................

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

43

Kurikulum FK USU 2014

No

.

Hasil observasi Hasil yang

diharapkan1. Pada kontraksi summasi, kontraksi

II tiba pada fase:

a. kontraksi

b. puncak

c. relaksasi

Kesahalan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

Ya /

tidak

Ya /

tidak

2. Kontraksi summasi lebih tinggi dibandingkan dengan single twitch:Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

3. Kontraksi clonus lebih tinggi

dibandingkan dengan single twitch:

Kesahalan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

4. Kontraksi tetanus lebih tinggi

dibandingkan dengan single twitch:

Kesahalan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

5. Diperoleh 2 kontraksi yang belum terpisah

sempurna bila jarak antara 2 perangsangan

yang diperhitungkan dari sudut antara 2

striker adalah . . . . . . m sec.

Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

6. Diperoleh 2 kontraksi yang terpisah sempurna

bila jarak antara 2 perangsangan yangBuku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

44

Kurikulum FK USU 2014

diperhitungkan dari sudut antara 2 striker

adalah . . . . . m sec.

Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

7. Clonus diperoleh bila kecepatan putaran drum

. . . . . . . . . cm/sec, dan jatuh pada

fase. . . . . . . .

Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

8. Tetanus diperoleh bila kecepatan putaran

drum . . . . . . . . . . cm/sec dan jatuh

pada fase . . . . .

Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

PERCOBAAN: KELELAHAN

KELELAHAN (FATIQUE)

Sediakanlah suatu preparat otot syaraf dan pasanglah elektroda

untuk merangsang otot itu. Pergunakanlah sebagai sumber arus suatu

baterai (arus DC) yang berhubungan seri dengan striker sebagai pemutus

arus. Pergunakanlah kuat arus yang hanya memberikan kontraksi pada

waktu arus terputus. Kecepatan drum maksimal:

a. jika otot itu belum pernah terangsang sebelumnya maka akan

terlihat peristiwa jenjang (staircase phenomena). Untuk ini

kita membuat recording 4 – 5 kali kontraksi.

b. Untuk menimbulkan fatique terhadap suatu otot maka otot itu

dirangsang berturut-turut. Sekarang berilah rangsangan pada

otot-otot tersebut diatas dan direkord dibagian lain dari

kertas asap itu. Tetapi hanya direkord kontraksinya setelah

pemberian rangsangan yang ke-10, 20, 30 dan seterusnya

hingga otot tersebut tidak kontraksi lagi.Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

45

Kurikulum FK USU 2014

Perhatikan dalam peristiwa fatique ini : masa laten

masa kontraksi

masa relaksasi

c. apabila otot tidak bereaksi lagi, cucilah otot itu dengan

larutan saline, dan ulangi lagi perangsangan itu.

Perhatikanlah bahwa pemulihan itu (recovery) hanya sementara

saja.

Rangsanglah otot itu hingga lelah.

d. setelah lelah maka sekarang rangsangilah lagi tetapi

rangsangan yang diberikan langsung pada ototnya, maka akan

tampak otot itu akan berkontraksi kembali

Terbukti dari percobaan-percobaan ini bahwa selama kontraksi otot

terjadi pembentukan bebarapa zat yang menyebabkan lelah. Zat penyebab

ini dapat sebagian dibuang dengan mencuci otot itu dengan larutan

saline.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

46

Kurikulum FK USU 2014

PERCOBAAN : KELELAHAN

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

47

Kurikulum FK USU 2014

I. TIU : Dapat memahami peranan rangsangan yang berturut-

turut terhadap nerve

muscle preparation pada peristwa fatique.

TIK : 1. Dapat mendefinisikan apa yang dimaksud dengan

fatique pada percobaan ini.

2.Dapat menyatakan lokalisasi peristiwa fatique pada

percobaan ini

3. Dapat menjelaskan “staircase phenomen”.

II. TIU : Dapat mencatat peristiwa fatique dari nerve –

muscle preparation kodok dengan rangsangan yang berulang-

ulang.

TIK : 1. Mempersiapkan preparat otot syaraf.

2. Menyusun circuit elektris untuk rangsangan

berturut-turut.

3. Mencatat peristiwa “staircase phenomen”

4. Mencatat dan mendemonstrasikan cara untuk

mendapatkan peristiwa fatique

pada syaraf

5. Mendemonstrasikan cara mendapatkan peristiwa

recovery otot

6. Menunjukkan kontraksi otot dengan perangsangan

langsung, sesudah fatique,

akibat perangsangan syaraf.

III. TIU : Dapat membandingkan hasil observasidengan hasil

yang diharapkan

TIK : 1. Menggambarkan kurve-kurve : - staircase

phenomen.

fatique.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

48

Kurikulum FK USU 2014

References:1. Ganong, Ed. XVII, hal. 66 – 67

2. Guyton. Ed. Revisi, hal. 110 - 112

_____________________________________

Observation Sheet.

PERCOBAAN : KELELAHAN

Nama/stb : ...................

Group/Meja : ...................

Tanggal : ...................

No

.

Hasil observasi Hasil yang

diharapkan1. Staircase phenomen :

a. dapat dicatat

b. kesalahan pada:

teknok/preparat/alat

ya /

tidak

2. Kurve fatique:a. dapat dicatat

b. kesalahan pada: teknik/

preparat/alat

ya /

tidak

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

49

Kurikulum FK USU 2014

-. Masa laten dari kurve fatiquememanjang

- masa kontraksi dari

kurve fatique memanjang

- masa relaksasi dari

kurve fatique memanjang

Kesahalan pada: teknik/preparat/alat:

ya /

tidak

ya /

tidak

ya /

tidak

3. Kurve kontraksi sesudah otot

dicuci dengan saline, kembali

meninggi

Kesahalan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

4. Rangsangan langsung diberikan pada

otot timbul kontraksi kembali:

Kesahalan pada:

teknik/preparat/alat:

Ya /

tidak

Tempelhasil rekaman pada Praktikum I dan II di sini :

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

50

Kurikulum FK USU 2014

Koreksi Nilai Tanda tangan

Instruktur I

Instruktur

II

Total

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

51

Kurikulum FK USU 2014

DMS2–Pr5STRUKTUR HISTOLOGI CARTILAGE

TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur dan proses pertumbuhan cartilage (tulang rawan).Sediaan jaringan :No.

Jenis Cartilage Kode Sediaan

1.Hyaline cartilage

RS – 2

2.Elastic cartilage

Auricula

3.Fibrous cartilage

CT – 11

Gambar 1Hyaline CartilageTrachea (RS-2)

10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________

Deskripsi gambar 1

No. Perihal Deskripsi1.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

52

Kurikulum FK USU 2014

Matriks

2. Struktur dan susunan chondrocyte pada cartilage

3. Struktur perichondrium

4. Vaskularisasi Ada / Tidak Ada5. Jaringan saraf Ada / Tidak Ada

Gambar 2Elastic CartilageAuricle (Auricula)

10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

_____________________2. _______________________________ 5.

_____________________3. _______________________________ 6.

_____________________

Deskripsi gambar 2No. Perihal Deskripsi1. Matriks

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

53

Kurikulum FK USU 2014

2.Struktur dan susunanchondrocyte pada cartilage

3. Struktur perichondrium

4. Vaskularisasi Ada / Tidak Ada5. Jaringan saraf Ada / Tidak Ada

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

54

Kurikulum FK USU 2014

Gambar 3Fibrous Cartilage (CT-11)

Intervertebral Disc10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

___________________________2. _______________________________ 5.

___________________________3. _______________________________ 6.

___________________________Deskripsi gambar 3

No. Perihal Deskripsi1. Matriks

2. Jenis sel

3. Letak sel dalam matriks

4. Jenis serabut

5.Perichondrium

Ada / Tidak Ada

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

55

Kurikulum FK USU 2014

BONE

TUJUAN PRAKTIKUM : Mengamati struktur dan proses perkembangan tulang.

Sediaan jaringan :No.

Perihal Kode Sediaan

1.Compact bone

CT – 1

2.Intramembranous development of bone

Mandibula

3.Endochondral development of bone

CT – 1

Gambar 1Compact Bone

Os. Femur (CT-1)

10 x 10 10 x 40

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

56

Kurikulum FK USU 2014

Keterangan Gambar1. _____________________________________2. _____________________________________3. _____________________________________4. _____________________________________5. _____________________________________

Deskripsi gambar 1

No. Perihal Deskripsi1. Matriks

2. Jenis sel

3. Lamella

4. Kanal Havers

Gambar 2Intramembranous Ossification

Mandibula (Mandibula)

10 x 10 10 x 40

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

57

Kurikulum FK USU 2014

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

______________________2. _______________________________ 5.

______________________3. _______________________________ 6.

______________________

Deskripsi gambar 2

No. Perihal Deskripsi1. Jenis sel2. Struktur osteoblast3. Struktur osteoid4. Struktur spikula

5. Struktur osteoclast

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

58

Kurikulum FK USU 2014

Gambar 3Endochondral Ossification

Os. Femur (CT-1)10 x 10 10 x 40

Keterangan Gambar1. _______________________________ 4.

______________________2. _______________________________ 5.

______________________3. _______________________________ 6.

______________________

Deskripsi gambar 3

No. Perihal Deskripsi1. Daerah osifikasi

tahap pertama 2. Daerah osifikasi

tahap kedua 3. Zona tulang rawan

epifisis1.2.3.4.5.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

59

Kurikulum FK USU 2014

DMS2–Pr6Efek Obat Anestesi Lokal Dalam Menghilangkan Rasa Nyeri-RasaPanas-Rasa Tekan Dan Rasa Raba Pada Sistem Dermato-Muskulo

Skletal

Disusun oleh :

Dr. Zulkarnain Rangkuty, MSi Prof. Aznan Lelo, PhD., SpFK

Tujuan Memperlihatkan Hambatan Rasa Nyeri-Rasa Panas-RasaTekanan dan rasa Raba pada permukaan Kulit.

Materi praktikumBahan kimia 1.Larutan anestesi lokal (Lidocain HCl 2 %)

2. Larutan anestesi lokal (Lidocain HCl 2 %) di dalam perbandingan 1 : 80.000 denganadrenalin hidrochlorida.

Alat-alat Kapas Semprit injeksi tuberculin Jarum injeksi Beaker glass Lampu Bunsen Jarum untuk penusuk Sonde Jam

Pelaksanaan Percobaan ini akan dilakukan oleh 4 – 5 mahasiswa. Kemudian

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

60

Kurikulum FK USU 2014

membentuk 3 sub kelompok : 1 mahasiswa darimasing-masing sub kelompok akan menjadi objekpemeriksaan secara sukarela, sedang mahasiswa yanglain menjadi pengamat.Mahasiswa sukarelawan I akan mendapat suntikan 0,2 cclarutan anestesi lokal secara intrakutan. Mahasiswasukarelawan II akan disuntik intrakutan dengan 0,2 cc larutan anestesilokal yangmengandung Adrenalin dengan konsentrasi 1:80.000. Bagian volar dari lengan mahasiswa sukarelawan dibersihkan dengan larutan alkohol 70 %. Oleskan sebagian daerah kulit yang telah dibersihkan itu dengan Tinct. Yodii dan hilangkan kelebihannya denganalkohol. Bila kulit telah kering, lakukan penyuntikan 0,2 cc anestetikum lokal secara intrakutan. Lingkaran dengan garis menengah 5 mm akan terbentuk jika injeksi dilakukan dengan tepat.

Pengamatan Setelah dilakukan penyuntikan, maka dilakukan observasi terhadap sensasi sebagai berikut :

Panas (temperature) Sakit (pain) Perabaan (touch) Penekanan (pressure)

Observasi terhadap masing-masing sensasi diamati pada umumnya setiap 5 menit selama 60 menit.Dilakukan 2 macam percobaan dengan obat-obat yang telah disebutkan di atas. Kepekaan dari daerah suntikan harus dicoba (test) sebagai berikut :

a. Sakit, ditusuk dengan jarum.b. Suhu (panas).

Sentuhkan jarum penusuk yang sudah dipanaskandengan api pembakar Bunsen, pada lingkaran suntuikan daerah yang disemprot (hati-hati harus dicobakan dulu pada tangan pengamat).

c. Perabaan dengan kapas yang dipelintir kemudian disentuhkan ke bagian yang diamati.

d. Penekanan, tekankan secara pelan sebuah alat Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

61

Kurikulum FK USU 2014

yang ujungnya tumpul pada daerah yang diamati.

Bila penyuntikan akan diulangi, harus dilakukan denganjarak 30 mm dari tempat yang pertama, dan jangan di dekat pembuluh darah.

Pelaporan Laporan praktikum dibuat oleh tiap grup/meja praktikumuntuk tiap bentuk sediaan yang ditugaskan dan mendatawaktu kecepatan kelarutan untuk tiap pengamatan daritiap bentuk sediaan yang dicoba, seperti aturanpembuatan makalah (lihat tata tertib praktikum)

1.CARA PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAKUTAN - Suntikan diberikan kira – kira 3 jari dari lipatan siku diantara

vena yang terlihat.- Dibuat lingkaran dengan diameter kira – kira 5 cm dari titik

penyuntikan.- Dilakukan tindakan aseptik dengan cara mengusapkan kapas

beralkohol satu arah dan diulang dengan cara yangsama,dengan kapas yang baru.

- Menyuntik dengan ujung spuit yang terpancung menghadap atas.- Lokasi penyuntikan dikencangkan.- Suntikkan seperti memegang pen dengan kemiringan 30 sampai 45

derajat.- Setelah ujung spuit terbenam lalu lengan dikendorkan dan posisi

jarum diratakan sedemikian sehingga sejajardengan permukaan kulit.

- Setelah dimasukkan sedikit lagi, isi diinjeksikan sampaiterbentuk gelembung kira – kira ½ cm.

2. PEMERIKSAAN RASA PANAS, NYERI, TEKANAN DAN SENTUHAN- Dua orang praktikan ditentukan untuk melaksanakan tes rasa panas

dan nyeri.- Sebelum dicobakan pada objek, dicobakan pada diri praktikan

dahulu.- Untuk rasa nyeri, jarum pentul atau jarum suntik dijatuhkan ke

daerah yang akan diujikan (pada telapak tangan dulu dicobakan,baru pada punggung tangan bagian dalam).

- Untuk rasa panas juga dilakukan hal serupa di atas.- Setelah dicoba pada diri praktikan, lalu dilaksanakan pada objek

di lokasi anestesi.- Untuk sensasi tekanan, lokasi anestesi ditekan dengan benda

tumpul sedalam ½ cm.- Untuk sensasi sentuhan, lokasi anestesi di sentuh dengan kapas

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

62

Kurikulum FK USU 2014

yang ujungnya dipelintir.

b. Penilaian VAS (Visual Analog Scale) :a. diterapkan untuk semua sensasi khususnya sensasi nyeri dan

panas, skala yang digunakan satu sampai sepuluh.

ASPEK EFEK SAMPING DAN TOKSISITAS ZAT ANESTESI LOKAL

I. Efek Sistemik :Penyebab utama :

1. Zat anestesi terlalu cepat masuk ke dalam aliran darah.2. Suntikan langsung ke dalam organ bersangkutan (jaringan).

II. Efek samping kardiovaskuler :1. Depresi miokard (dose dependent), terutama lidokain.2. Relaksasi otot polos (direk & indirek), kecuali cocain dapat menyebabkan kollaps kardiovaskuler.

III Efek Syaraf Sentral :Efek terhadap mekanisme neural-function, sehingga terjadi perobahan sentral. Ini sangat tergantung pada dosis :a. intravena (perlahan-lahan), dapat menyebabkan euphoria

sampai kejang-kejang, koma, bahkan kematian.b. lidocain dapat mencegah serangan konvulsi bila diberi i.v

dengan dosis 2,5 mg/kg BB bila diberikan secara perlahan (45 mg/menit).

Gejala-gejala dan keluhan sempoyongan, sakit kepala, mendengungdi telinga,

penglihatan kabur, rasa berat pada ekstremitas, flushing, banyakmimpi dan mungkin hysteria dapat timbul, walaupun jarang. Responpada sistim limbik (menyebabkan serangan epilepsi). Gejala inidisebabkan terjadinya depresi pada bagian-bagian sistem limbikyang menuju amygdala, sehingga terjadi amygdala hiper excited.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

63

Kurikulum FK USU 2014

Pasien yang hipersensitif atau alergiMungkin disebabkan akumulasi ester yang aktif (sebagai metabolit) di dalam darah. Ini berlaku untuk zat anestesi lokal golongan ester, yang dihidrolisa oleh pseudo cholinesterase plasma.

DMS2-Pr7

PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMIBLOK DERMATOMUSKULOSKELETAL

Disusun :dr. Lidya Imelda Laksmi, SpPA, dr. Jessy Chrestella, SpPA

TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FK USU1. Hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai dan mengikuti praktikum

sampai selesai.2. Setiap mahasiswa wajib memakai baju praktikum dan tanda pengenal,

berpenampilan rapi dan sopan, serta menggunakan sepatu.3. Wajib membawa perlengkapan praktikum, misalnya: pensil warna

merah dan biru, hand schoon, dll.4. Sebelum masuk praktikum, mahasiswa wajib mempelajari topik yang

akan dibicarakan.5. Selama praktikum berlangsung diwajibkan menjaga ketertiban dan

ketentraman.6. Bagi yang tidak memenuhi aturan di atas akan diberikan sanksi

sesuai ketentuan yang berlaku di Departemen Patologi Anatomi FKUSU.

 

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

64

Kurikulum FK USU 2014

Tujuan Umum Praktikum : Mahasiswa mengetahui kelainan-kelainan patologi yang dapatditemukan pada sistem kulit dan sistem muskuloskeletal.

Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mengetahui patogenesis, deskripsi kelainan tumor

ganas kulit.2. gambaran makroskopis dan mikroskopis3. Mahasiswa mengetahui gambaran makroskopis dan mikroskopis

kelainan pada tulang dan jaringan lunak.

I.DERMATOLOGI

PENDAHULUAN Kanker kulit, nonmelanotik dan melanoma, merupakan golongan kankeryang sering ditemukan. Angka kematian kanker kulit relatif rendahdibanding dengan kanker lain, kecuali melanoma, karena selainpertumbuhan relatif lambat, juga karena tumor ini sering ditemukanpada stadium awal. Hal ini dapat dimengerti, mengingat perubahan kulitdapat diamati setiap waktu baik oleh pasien sendiri ataupun oranglain, sehingga kesempatan deteksi dini penyakit kulit ini lebih luas.

Kanker kulit dibagi dalam 2 kelompok yaitu : 1. Nonmelanotik : basal cell carcinoma, squamous cell carcinoma,tumor ganas

lain (mycosis fungoides, adenokarsinomaberasal kelenjar sebasea).

2. Melanotik : melanoma malignum.

BASAL CELL CARCINOMABasal cells carcinoma (BCC) merupakan golongan terbanyak dari kankerkulit. Pertumbuhan tumor ini umumnya lambat dan dimulai dengan nodulkecil, tumbuh eksofitik, warna kelabu merah berkilat, pinggir seringseperti mutiara. Nodul kadang kadang berwarna kehitam-hitaman karenaadanya pigmen. Lambat laun puncak nodul berlekuk, nekrosis dankemudian ulserasi. Walaupun BCC lebih dominan tumbuh secara eksofitik,namun tumor kadang kadang dapat merusak jaringan lebih dalam sepertitulang rawan yang dikenal sebagai ulkus rodent.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

65

Kurikulum FK USU 2014

Gambarkan mikroskopis Basal Cell Carcinoma

Pembesaran 100x Pembesaran 400x

Keterangan gambar:1. ………2. ………3. ………4. ………5. ………

MELANOMA MALIGNA

Melanoma merupakan tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit.Sebagian besar melanoma timbul dari nevus. Apabila nevus seringmengalami iritasi atau trauma, risiko tumbuhnya melanoma tinggi.Melanoma lebih banyak pada kulit putih, jarang pada kulit hitam.Kemungkinan ada kaitannya daya pantulan kulit terhadap sinar matahari.Perubahan transisi nevus menjadi melanoma dapat dilihat dari perubahanpertumbuhannya yang cepat, gatal dan perubahan warna pigmen (lebihbanyak perubahan warna lebih gelap, tapi dapat juga menjadi lebihpucat), ulserasi dan perdarahan.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

66

Kurikulum FK USU 2014

Gambarkan mikroskopis melanoma maligna

Pembesaran 100x Pembesaran 400x

Keterangan gambar:

1. …..2. …..3. …..4. …..5. …..

II. Sistem Muskuloskeletal

LIPOMA

Lipoma adalah tumor lemak yang pertumbuhannya lambat dan berada diantara kulit dan lapisan otot. Seringkali lipoma mudah diidentifikasikarena tumor ini langsung bergerak jika ditekan dengan jari. Lipomadapat terjadi pada segala usia dan tumor ini dapat bertahan di kulitselama bertahun-tahun. Tumor ini seringkali dapat terdeteksi pada usiapertengahan. Lipoma terletak di bawah kulit dan tidak menonjol. Lipomasering terjadi di leher, punggung, lengan dan paha. Paling seringtumor ini berukuran kecil, dengan diameter kurang dari 5 cm, tapidapat tumbuh besar dengan diameter mencapai lebih dari 10 cm. Lipomabisa juga menyakitkan jika tumor lemak ini tumbuh dan ditekan di dekatsaraf, atau jika mengandung banyak pembuluh darah. Karenapertumbuhannya lambat, pasien mungkin baru tahu memiliki lipomasetelah bertahun-tahun.

Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

67

Kurikulum FK USU 2014

Gambarkan makroskopis dan mikroskopis lipoma

Makroskopis MikroskopisPembesaran 100x

Keterangan gambar:

1. …..2. …..3. …..4. …..5. …..

FIBROMAFibroma adalah tumor jinak yang terdiri dari jaringan ikatfibrosa. Dapat tumbuh di semua organ yang berasal dari jaringanmesenkim. Gambarkan makroskopis & mikroskopis Fibroma

Makroskopis MikroskopisPembesaran 100x

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

68

Kurikulum FK USU 2014

Keterangan gambar:

1. …..2. …..3. …..4. …..5. …..

RHABDOMYOSARCOMARhabdomyosarcoma adalah kanker ganas yang paling sering ditemukanpada anak-anak. Daerah yang paling umum diserang antara lainkepala, leher, saluran urogenital, lengan atau kaki. Penyebabrhabdomyosarcoma tidak diketahui secara pasti. Beberapa anakdengan cacat lahir tertentu mengalami peningkatan risiko, danbeberapa keluarga memiliki mutasi gen yang memungkinkan risikoterserang kanker ini. Namun, sebagian besar anak-anak denganrhabdomyosarcoma tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.Gejala bervariasi tergantung pada lokasi tumor. Tumor di hidungatau tenggorokan dapat menyebabkan perdarahan, menelan masalah,atau masalah neurologis jika mereka menyebar ke otak. Tumor divagina terlihat menonjol dari pembukaan vagina. Kandung kemih danvagina tumor dapat menyebabkan kencing atau obstruksi usus. Tumorpada otot dapat muncul benjolan yang menyakitkan dan seringdianggap cedera. Namun, mereka tidak pergi, tetapi terus tumbuh,walaupun mereka mungkin tidak terus menyakitkan. Diagnosisrhabdomyosarcoma sering tertunda karena kurangnya gejala, dankarena tumor dapat muncul pada waktu yang sama seperti cederabaru-baru ini. Diagnosis dini sangat penting karena merupakanagresif rhabdomyosarcoma tumor yang menyebar dengan cepat.

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

69

Kurikulum FK USU 2014

Gambarkan makroskopis & mikroskopis Rhanbdomyosarcoma

Makroskopis MikroskopisPembesaran 100x

Keterangan gambar:

1. …..2. …..3. …..4. …..5. …..

Diskusi :Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini pada kolom yangdisediakan.1. Sebutkan kelainan-kelainan tulang baik yang jinak maupunyang ganas.Jawab :_______________________________________________________________

_____

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

70

Kurikulum FK USU 2014

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

2. Jelaskan mengenai salah satu tumor ganas pada tulang yangSaudara ketahui.Jawab :_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____

_______________________________________________________________

_____Buku Panduan Mahasiswa

Dermatology & Musculoskeletal System

71

Kurikulum FK USU 2014

_______________________________________________________________

_____

Referensi

1. Kumar V, Cotran R, Robbins S. Basic Pathology. 8th ed. 2. Rubin E, Farber JL. Pathology. 2008. 5 th ed.

Paraf Tutor

Nama Tanggal

Buku Panduan MahasiswaDermatology & Musculoskeletal System

72