LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI LIPID
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI LIPID
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN KE II
IDENTIFIKASI LIPID
Disusun Oleh:
Nama dan NPM : Ambar Puspita
Madyaningratri
10060313055
: Irma Astri Pebriliani 10060313056: Tri Marleni 10060313057: Ramli Maulana Latief 10060313058
Shift : CKelompok : 1Nama Asisten : Lisnawati, S.Farm.Tgl. Praktikum : Selasa, 24 Februari 2015Tgl. pengumpulan
Laporan
: Selasa, 03 Maret 2015
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode
identifikasi lipid dari beberapa uji yang dilakukan.
Serta mengetahui lipid golongan apa saja yang dapat
ditentukan oleh masing-masing uji.
II. Teori Dasar
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau
berlemak yang tidak larut di dalam air, yang dapat
diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolar, seperti kloroform, atau eter. Jenis lipida
yang paling banyak adalah lemak atau
triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar utama
bagi semua organisme. (Lehninger, 1982)
Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya
adalah sebagai komponen struktural membran, sebagai
bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai
vitamin dan hormon (Martoharsono, 1981)
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua
kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid
kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain
adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak
seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya
adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas,
danbutter, 2) lilin yang merupakan ester asam lemak
dari rantai panjang alkohol, contohnya
adalahbeeswax, spermaceti, dancarnauba wax, dan 3)
sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau
menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol
dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008).
Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa
cara. Secara tradisional lipida diklasifikasikan
menjadi 5 golongan:
a. Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya
lemak dan minyak
b. Fosfolipida
c. Spingolipida
d. Glikolipida
e. Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan
steroida
(Lehninger, 1982)
Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya
merupakan molekul tak bercabang yang mengandung 14
sampai 22 atom karbon. Senyawa ini hampir selalu
mempunyai jumlah atom yang genap. Baik asam lemak
jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh kembali
dari hidrolisis senyawa lipid. (Westhem, 1956)
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi
terdapat sebagai ester dalam gabungan dengan fungsi
alkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak
bercabang maka asam lemak pada umumnya adalah asam
monokarboksilat berantai lurus (Page, 1989)
Banyak uji identifikasi lipid yang dapat
dilakukan seperti uji kelarutan lipid, uji akrolein,
uji Lieberman-Burchard, uji ketengikan, uji
Salkowski untuk kolesterol, uji bilangan iod, uji
penyabunan, dan lain-lain. Pada praktikum ini hanya
dilakukan uji kelarutan lipid, uji akrolein, dan uji
Lieberman-Burchard.
Uji Kelarutan Lipid
Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid
maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam
pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena
lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan
larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.
(Puspita.2013)
Dengan reaksi sebagai berikut:
Uji Akrolein
Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji
akrolein. Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol
dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak
menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut
Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan
untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika
lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka
bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk
aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai akrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar
dan ditandai dengan asap putih. (Puspita, 2013)
Dengan reaksi sebagai berikut:
CH2 OH
KHSO4
CH OH
[CH=CHCHO] + H2O CH2 OH
Gliserol Akrolein
Uji Lieberman-Burchard
Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif
untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah
mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan
asam sulfat ke dalam campuran. Sebanyak 10 tetes
asam asetat dilarutkan ke dalam
larutan kolesterol dan kloroform. Setelah itu, asam
sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan
dan dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi
dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan
ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka
molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-
kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer
yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna
hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang
positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan
adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi
hijau tua. (Puspita, 2013)
Dengan reaksi sebagai berikut:
III. Alat Dan Bahan
Alat BahanTabung reaksi
Penangas air
Pipet tetes
Gelas ukur
Kertas saring
Spiritus lamp
Penjepit tabung
Rak tabung
Korek api
Air
Alkohol dingin
Alkohol panas
Kloroform
Minyak
Olive oil/minyak zaitun
Gliserol
Minyak jelantah
KHSO4
Asam asetat anhidrat
Asam sulfat pekat
Gajih/lemak
IV. Prosedur Kerja
1. Uji kelarutanDisediakan 4 tabung yang masing-masing dimasukan 2 ml air,
alkohol panas, alkohol dingin, dan
kloroform pada tabung yang berbeda
Masing maisng ditambahkan 0,2 ml minyak lalu dikocok
perlahan
Lalu masing-masing tabung diambil 2-3
tetes, lalu diteteskan pada kertas saring
2. Uji Akrolefin
3. Uji Lieberman-burchard untuk kolesterol
Disediakan 3 tabung reaksi lalu
masinng-masing tabung dimasukan 10 tetes olive
oil, gliserol, dan minyak jelantah
Kedalam masing-masing tabung ditambahkan 25 tetes KHSO4
Lalu masing-masing tabung dipanaskan pelan-pelan diatas
api
Disediakan 4 tabung reaksi lalu
masinng-masing tabung dimasukan
gajih/lemak, gliserol, minyak,
dan minyak jelantah
Kedalam masing masing tabung
dimasukan kloroform hingga
larut
Kemudian kedalam masing-masing
tabung ditambahkan 10
tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam
sulfat pekat
Lalu tabung dikocok perlahan dam dibiarkan
selama beberapa menit. Lalu diperhatikan
perubahan yang terjadi
V. Data Pengamatan dan Perhitungan
1. Uji Kelarutan Lemak/Lipid
Pada awal pengamatan: air,alkohol dingin,alkohol
panas,dan kloroform berwarna bening/tidak
berwarna.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lemak/Lipid
Pelarut
Lemak
Lemak Hasil Pengamatan
Setelah Ditambahkan
Lemak Minyak
Reak
si
Posi
tifAir Minyak Tidak larut,minyak
terpisah diatas
_
Alkohol
Dingin
Minyak Tidak larut,minyak
menggumpal
dibawah,terdapat
noda agak samar
_
Alkohol
Panas
Minyak Tidak larut,minyak
menggumpal
dibawah,terdapat
noda agak samar
_
Kloroform Minyak Bening dan
larut,nodanya besar
+
Keterangan : (+) menghasilkan kelarutan lemak/lipid
Gambar setelah ditambahkan minyak
Air Alkohol dingin Alkohol
panas Kloroform
Gambar dari masing-masing noda pada saat diteteskan pada
kertas saring
2. Uji Akrolein
Tabel Hasil Pengamatan Uji Akrolein
Lipid Bau Awal
Sebelum
Dipanaskan
Hasil Pengamatan
Saat Ditambahkan
KHSO4 dan Dipanaskan
Reaksi
Positif
Olive
Oil
Bau olive oil Baunya tidak
berubah, tidak
larut,olive oil
menggumpal diatas
_
Gliser
ol
Bau gliserol Berbau tidak
sedap,gliserol larut
+
Minya
k
Jelant
Bau minyak
jelantah
Baunya tidak
berubah,
tidak larut,gumpalan
_
ah minyak diatas
berwarna kuning Keterangan : (+) menghasilkan bau khas akrolein
Gambar pada saat setelah dipanaskan
Olive oil
Gliserol Minyak jelantah
3. Uji Lieberman-Burchard
Pada awal pengamatan : Gliserol,minyak
jelantah,minyak dan gajih berwarna bening.
Tabel Hasil Pengamatan Uji Lieberman-Burchard
Lemak yang
digunakan
Warna awal
lemak yang
digunakan
Hasil yang
terbentuk
setelah
ditambahkan
CH3COOH dan H2SO4
Reaksi
Positif
Gliserol Kuning bening Tidak berubah
warna
+
Minyak
Jelantah
Kuning bening Berubahmenjadi
kuning sedikit
keruh
_
Minyak Bening
kekuningan
Berubah menjadi
agak keruh
_
Gajih Putih bening Berubah menjadi
putih keruh
_
Keterangan : (+) menunjukkan adanya kolesterol
Gambar setelah ditambahkan asam asetat anhidrit dan asam
sulfat
Minyak jelantah Gliserol
Minyak Gajih
VI. Pembahasan
o Uji Kelarutan
Pada Uji ini pertama-tama disiapkan 4 buang
tabung, pada tabung 1 diisi 2 mL air, tabung 2
diisi dengan 2mL alkohol dingin, tabung 3 diisi
2 mL alkohol panas, dan tabung 4 diisi dengan 2
mL klorofor. Kemudian ke dalam setiap tabung
dimasukkan 0,2 mL minyak lalu dikocok agar
partikel-partikel minyak dapat menusup masuk ke
dalam larutan-larutan yang ada di keempat
tabung tersebut. Setelahnya diambil 2 sampai 3
tetes dari masing-masing tabung dan diteteskan
pada kertas saring. Hasil yang praktikan
peroleh adalah bahwa pada tabung 1 yang berisi
campuran air dan minyak menghasilkan
noda/bercak pada kertas saring. Hal ini
menandakan bahwa minyak tidak larut dalam air.
Kemudian pada tabung 2 yang berisi campuran
alkohol dingin dan minyak, terdapat noda/bercak
yang agak samar. Hal ini menunjukkan bahwa
minyak/lipid sedikit sekali larut dalam alkohol
dalam keadaan dingin. Pada tabung 3 yang berisi
alcohol dan minyak didapatkan hasil adanya
noda/bercak agak samar. Hal ini juga menandakan
bahwa alkohol tidak cukup baik dalam melarutkan
minyak/lipid, namun lipid sedikitnya dapat
larut karena adanya pengaruh suhu yang
meningkat. Lalu pada tabung 4 yang berisi
kloroform dan minyak, didapatkan hasil bahwa
pada kertas saring terdapat noda/bercak besar.
Hal ini menunjukkan bahwa klorofom adalah
pelarut yang baik untuk lipid. Seperti teori
yang disampaikan oleh Armstrong (1995)
menyatakan bahwa lemak dan minyak tidak larut
dalam pelarut polar seperti air, namun larut
dalam pelarut non polar seperti kloroform,
eter, dan benzene.
o Uji Akrolein
Pada uji ini disediakan 3 tabung. Di mana pada
tabung 1 dimasukkan minyak zaitun, pada tabung
2 dimasukkan gliserol, dan pada tabung 3
dimasukkan minyak jelanta. Lalu ke dalam
masing-masing tabung tersebut ditambahkan
sejumlah volume KHSO4 dengan perbandingan yang
sama terhadap setiap tabung. Penambahan KHSO4
ini berperan sebagai senyawa pendehidrasi untuk
mearik molekul air dari gliserol seperti teori
yang disampaikan Anwar (1994). Hasil yang
didapatkan oleh praktikan adalah bahwa pada
tabung 1 dan tabung 3 terdapat bau khas masing-
masing dari jenis minyak yang diujikan serta
pada kedua tabung tersebut terdapat gumpalan
minyak berwarna kuning di atas larutan.
Sedangkan pada tabung 2 yang berisi gliserol
dan KHSO4 terdapat bau tidak sedap dan terlihat
bahwa gliserol larut dalam larutan. Hal ini
menyatakan bahwa uji akrolein positif terhadap
gliserol karena menurut Anwar (1994), pada
teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas
atau yang terikat berupa senyawa yang akan
membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak
tidak.
o Uji Lieberman-Burchard
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi
kolesterol secara kuantitatif dengan cara
dikonversikan oleh adanya warna hijau yang
timbul setelah serangkaian reaksi yang
dilakukan. Untuk uji ini dilarutkan sedikit
kolesterol (pada tabung 1: gliserol, tabung 2:
minyak jelantah, tabung 3: gajih, tabung 4:
minyak) dalam kloroform. Kemudian setelah
semuanya larut ditambahkan 10 tetes asam asetat
anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat ke dalam
masing-masing tabung. Dan hasil yang diperoleh
oleh praktikan adalah pada tabung 1 warna
awalnya dan akhir reaksi tetap berwarna bening.
Pada tabung 2, warna awalnya kuning bening dan
setelah direaksikan warnanya menjadi sedikit
keruh. Pada tabung 3, warna awalnya putih
bening menjadi putih keruh. Dan pada tabung 4,
warna awal sebelum reaksi adalah bening
kekuningan, setelah mengalami reaksi warnanya
berubah menjadi agak keruh. Menurut teori
seharusnya pada tabung 2, 3, dan 4 terbentuk
warna hijau akibat reaksi antara kolesterol
dengan asetat anhidrat (Gilvery & Goldstein,
1996), sedangkan pada tabung 1 gliserol bukan
merupakan kolesterol, sehingga memang tidak
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini bisa
tidak dihasilkan pada tabung reaksi 2, 3, dan 4
karena bisa saja kadar kolesterol yang diujikan
berkurang.
VII. Kasimpulan
1. Pada uji kelarutan, lipid hanya larut pada
pelarut kloroform, karena kloroform merupakan
pelarut yang bersifat non polar sama seperti
sifat lipid yang non-polar.
2. Pada uji aklolein hanya gliserol yang
menghasilkan bau tidak sedap yaitu bau akrolein,
karena hanya gliserol yang bisa didehidratasi
oleh KHSO4.
3. Pada uji Lieberman-Burchard yang menunjukkan
reaksi positif terhadap kolesterol adalah minyak,
gajih, dan minyak jelantah. Tapi pada uji ini
tidak timbul warna hijau karena kadar kolesterol
yang diujikan hanya sedikit sehingga tidak sempat
membuat senyawa kompleks yang menyebabkan
perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil.1994.Pengantar Praktikum Kimia Organik.
Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Armstrong, Frank B..1995.Buku Ajar Biokimia Edisi
ketiga.Jakarta: EGC
Gilvery dan Goldstein.1996.Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional
Edisi Ketiga.Surabaya: Airlangga University Press
Lehninger, Albert L..1984.Dasar-dasar Biokimia Jilid
1.Penerjemah: Maggy Thenawijaya.Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Principles of Biochemistry
Martoharsono, Soeharsono.1981.Biokimia Jilid I.Yogyakarta: UGM
Press
Page, DS dan R. Soendoro.1989.Prinsip-prinsip Biokimia.Jakarta:
UI Press
Westhem and Jeskey.1956.Introductory Organic Chemistry.New
York: Mc Graw_Hill Book Company Inc
Puspita, Fika.2013.Uji Identifikasi
Lipid.fikapuspita.blogspot.in/2013/07/laporan-uji-
kualitatif-lipid.html?m=1
Diakses pada 28 Februari 2015
Pukul 18:08
Scy Tech Encyclopedia.2008.Acrolein
test.http://www.answers.com/topic/acrolein_test.Biokimia-
Lipid (http://ilmukimia.webs.com)
Diakses pada 28 Februari 2015
Pukul 15:04