Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 (Uji Asam Amino)

27
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I I. Nomor Percobaan : I II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino III. Tujuan Percobaan :Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang terdapat dalam suatu gugus amino melalui reaksi reagen. IV. Dasar Teori Asam amino memainkan peran sentral baik sebagai building blocks (monomer) protein dan sebagai perantara dalam metabolisme tubuh. Sifat kimia dari asam amino protein menentukan aktivitas biologis protein. Protein tidak hanya mengkatalisasi semua (atau sebagian besar) dari reaksi dalam sel hidup, protein juga mengontrol hampir semua proses selular. Asam amino adalah monomer penyusun protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon yang sama, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-

Transcript of Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 (Uji Asam Amino)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

I. Nomor Percobaan: I

II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino

III. Tujuan Percobaan :Untuk mengidentifikasi atau

menguji gugus fungsi yang

terdapat dalam suatu gugus amino

melalui reaksi reagen.

IV. Dasar Teori

Asam amino memainkan peran sentral baik sebagai

building blocks (monomer) protein dan sebagai perantara

dalam metabolisme tubuh. Sifat kimia dari asam amino

protein menentukan aktivitas biologis protein. Protein

tidak hanya mengkatalisasi semua (atau sebagian besar) dari

reaksi dalam sel hidup, protein juga mengontrol hampir

semua proses selular.

Asam amino adalah monomer penyusun protein. Dari

struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap

molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang

saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon

yang sama, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.

Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan

sifat-sifat spesifiknya. Gugus karboksil memberikan sifat

asam dan gugus amina memberikan sifat basa Karena asam

amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan

memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-

gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan

esterifikasi.

Sifat asam–asam amino tidak jauh berbeda dengan sifat

protein yang dibentuknya. Sifat ini ditentukan oleh gugus

α-karboksil, α-amino dan gugus-gugus yang terdapat pada

rantai samping molekulnya. Gugus α-amino dan gugus α-

karboksil bereaksi seperti layaknya reaksi senyawa organik

lainnya untuk membentuk amida, ester dan asil halida

lainnya. Asam amino dan Protein dapat bereaksi dengan

beberapa pereaksi tertentu, seperti pereaksi Biuret,

Hopkins-Cole, Millon dan sebagainya. Oleh karena itu,

protein dapat diidentifikasi melalui beberapa uji test

dengan menggunakan beberapa perekasi tertentu. Sifat asam

amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 °C,

memiliki momen dipol yang besar, Bersifat amfoter, sebagai

pembawa sifat asam gugus –COOH, sebagai pembawa sifat basa

gugus ─NH2, bersifat optis aktif kecuali glisin, dalam air

membentuk Zwitter ion (ion bermuatan positif-negatif), asam

amino umumnya larut dalam air (atau pelarut polar) dan

tidak melarut di dalam pelarut organic non-polar seperti

hidrokarbon.

Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari

monomer-monomer asam amino yang sangat banyak sehingga

mempunyai berat molekul yang besar. Monomer-monomer asam

amino ini saling terikat melalui ikatan peptide. Ikatan

peptide adalah ikatan antara gugus amina suatu asam amino

dengan gugus karboksil suatu asam amino yang lainnya. Unsur

dasar penyusun molekul asam amino adalah karbon, oksigen,

hidrogen, nitrogen, dan terkadang belerang. Contoh dari

asam amino adalah α-aminoethanoic acid, yang biasanya

disebut glycine, dan α-aminopropanoic acid yang biasanya

disebut alanine.

Di alam, terdapat ratusan asam amino dan 20

diantaranya umum ditemukan dalam tubuh manusia sebagai

komponen protein. Protein dibangun oleh asam amino yang

diklasifikasikan menjadi asam amino esensial dan asam amino

non esensial. Keduapuluh asam amino ini penting bagi

kehidupan karena diperlukan oleh semua sel sekaligus

berperan dalam proses metabolisme.

Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal,

sekitar sepuluh macam tidak bisa dibentuk oleh tubuh

manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah

yang disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam

amino indispensable. Asam amino esensial ini diperlukan

untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam

amino ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor).

Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang bisa disimpan,

tubuh kita tidak dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya

asupan asam amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan

setiap hari.

V. Alat dan Bahan

Pipet tetes

Tabung reaksi

Bunsen

Penangas air

Penjepit tabung reaksi

Gelas ukur

Rak tabung reaksi

Labu ukur

Gelas kimia

Larutan kuning telur 1%-10%

Larutan putih telur 1%-10%

Larutan Lysin 1%-10%

Larutan Glysin 1%-10%

Larutan Tyrosin 3%

Larutan Histidin 3%

Reagen millon

Reagen ninhidrin 0,1%

VI. Prosedur Percobaan

A. Uji Millon

Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan

protein, panaskan campuran baik-baik. Jika reagen yang

digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada

pemanasan.

B. Uji Ninhidrin

Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml

larutan protein. Panaskan campuran hingga mendidih.

Ulangi percobaan dengan menggunakan protein yang lain.

VII. Hasil Pengamatan

I. Uji Millon

a). Larutan LysinNo

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml lysin 1% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna2. 3 ml lysin 2% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

Lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna

3. 3 ml lysin 3% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

Lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna4. 3 ml lysin 4% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna5. 3 ml lysin 5% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna6. 3 ml lysin 6% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna

7. 3 ml lysin 7% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna8. 3 ml lysin 8% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna9. 3 ml lysin 9% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

lysin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna10

.

3 ml lysin 10% + 5 tetes

reagen millon (dipanaskan)

Alanin (tidak berwarna) +

reagen millon (tidak

berwarna) Larutan tidak

berwarna

larutan tidak

berwarna

b). Larutan Putih Telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml putih telur 1% + 5 putih telur (tidak berwarna)

tetes reagen millon

(dipanaskan)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah2. 3 ml putih telur 2% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah3. 3 ml putih telur 3% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah4. 3 ml putih telur 4% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah5. 3 ml putih telur 5% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah6. 3 ml putih telur 6% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah7. 3 ml putih telur 7% + 5 putih telur (tidak berwarna)

tetes reagen millon

(dipanaskan)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah8. 3 ml putih telur 8% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah9. 3 ml putih telur 9% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah10

.

3 ml putih telur 10% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

putih telur (tidak berwarna)

+ millon (tidak berwarna)

Larutan bening + endapan

larutan bening +

endapan merah

c). Larutan kuning telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml kuning telur 1% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (keruh) + millon

(tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah2. 3 ml kuning telur 2% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (keruh) + millon

(tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah3. 3 ml kuning telur 3% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (keruh) + millon

(tidak berwarna)

Larutan putih keruh

bening + endapan

merah4. 3 ml kuning telur 4% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (keruh) + millon

(tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah5. 3 ml kuning telur 5% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (keruh) + millon

(tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah6. 3 ml kuning telur 6% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) +

millon (tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah7. 3 ml kuning telur 7% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) +

millon (tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah8. 3 ml kuning telur 8% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) +

millon (tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah9. 3 ml kuning telur 9% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) +

millon (tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah10

.

3 ml kuning telur 10% + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

kuning telur (kuning keruh) +

millon (tidak berwarna)

Larutan putih keruh

larutan bening +

endapan merah

d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan tyrosin 3 % + 5

tetes reagen millon

(dipanaskan)

Tyrosin (tidak berwarna) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan

tidak berwarna

Larutan Merah bata2. 3 ml larutan histidin 3% + 5

tetes reagen millon

Histidin (tidak berwarna) +

reagen ninhidrin (tidak

(dipanaskan) berwarna) larutan

tidak berwarna

Larutan bening

II. Uji Ninhidrin

a). Larutan GlysinNo

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan Glysin 1% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

ungu muda2. 3 ml larutan Glysin 2% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna

larutan ungu muda3. 3 ml larutan Glysin 3% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

ungu4. 3 ml larutan Glysin 4% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna

larutan ungu5. 3 ml larutan Glysin 5% + 10

tetes reagen ninhidrin

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(dipanaskan) (tidak berwarna) larutan

tidak berwarna

larutan ungu6. 3 ml larutan Glysin 6% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

ungu tua7. 3 ml larutan Glysin 7% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

ungu tua8. 3 ml larutan Glysin 8% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

ungu tua9. 3 ml larutan Glysin 9% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

biru gelap10

.

3 ml larutan Glysin 10% + 10

tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan glysin (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

tidak berwarna larutan

biru gelap

b). Larutan Putih Telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan putih telur 1%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu2. 3 ml larutan putih telur 2%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu3. 3 ml larutan putih telur 3%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

arutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu4. 3 ml larutan putih telur 4%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu5. 3 ml larutan putih telur 5%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu6. 3 ml larutan putih telur 6% Larutan putih telur (tidak

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu7. 3 ml larutan putih telur 7%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu8. 3 ml larutan putih telur 8%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu9. 3 ml larutan putih telur 9%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu10

.

3 ml larutan putih telur 10%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan putih telur (tidak

berwarna) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu

c). Larutan Kuning Telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan kuning telur 1% Larutan kuning telur (keruh) +

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan putih

keruh larutan ungu +

endapan2. 3 ml larutan kuning telur 2%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan putih

keruh larutan ungu

+ endapan3. 3 ml larutan kuning telur 3%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan putih

keruh larutan ungu

+ endapan4. 3 ml larutan kuning telur 4%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan putih

keruh larutan

ungu + endapan5. 3 ml larutan kuning telur 5%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (keruh) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan putih

keruh larutan putih

keruh6. 3 ml larutan kuning telur 6%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuning

keruh) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh larutan

ungu + endapan7. 3 ml larutan kuning telur 7% Larutan kuning telur (kuining

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

keruh) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh larutan

ungu + endapan8. 3 ml larutan kuning telur 8%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuning

keruh) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh larutan

ungu + endapan9. 3 ml larutan kuning telur 9%

+ 10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Larutan kuning telur (kunimg

keruh) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu + endapan10

.

3 ml larutan kuning telur

10% + 10 tetes reagen

ninhidrin (dipanaskan)

Larutan kuning telur (kuning

keruh) + reagen ninhidrin

(tidak berwarna) larutan

putih keruh

larutan ungu + endapan

d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 3 ml larutan tyrosin 3 % +

10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

Tyrosin (tidak berwarna) +

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan

tidak berwarna

Larutan ungu2. 3 ml larutan histidin 3% + Histidin (tidak berwarna) +

10 tetes reagen ninhidrin

(dipanaskan)

reagen ninhidrin (tidak

berwarna) larutan

tidak berwarna

Larutan ungu

VIII.Persamaan Reaksi

1. Uji Millon

Reaksi negative pada asam amino :

+ Hg

(Tidak Bereaksi)

+ Hg (Tidak Bereaksi)

Reaksi positif pada Albumin (putih telur) :

2. Uji Ninhidrin

Reaksi pembentukan kompleks berwarna dari uji ninhidrin :

Uji ninhidrin

IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan

mengenai reaksi uji terhadap asam amino. Asam amino adalah

komponen utama penyusun protein. Pada percobaan ini kami

melakukan beberapa reaksi uji terhadap asam amino,

diantaranya yakni uji millon dan uji ninhidrin.

Pada uji asam amino yang pertama, kami melakukan

percobaan mengenai uji millon. Pada uji sam amino ini,

larutan protein yang kami gunakan adalah larutan lysine 1%-

10%, larutan putih telur 1%-10%, larutan kuning telur 1%-

10%, larutan histidin 3% dan larutan tyrosin 3%. Pereaksi

Millon adalah larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam

nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan

protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping

gugus fenolik (tyrosin), maka akan menghasilkan endapan

putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada

uji millon dengan menggunakan larutan lysin 1%-10%, ketika

ditambahkan dengan reagen millon, larutan berwarna tidak

berwarna. Setelah dipanaskan dengan penangas air pun,

larutan tetap berwarna tidak berwarna. Ini berarti bahwa

larutan alanin tidak mengandung gugus tyrosin dengan

ditunjukkan oleh hasil yang negatif terhadap uji millon.

Namun, hasil positif ditunjukkan oleh larutan putih telur

1%-10% dan larutan kuning telur 1%-10%. Larutan

menghasilkan endapan merah bata ketika dipanaskan di

penangas air. Ini menandakan bahwa larutan putih telur 1%-

10% dan larutan kuning telur 1%-10% mengandung gugus

tyrosin. Untuk larutan histidin 3% saat ditambahkan reagen

millon yang bewarna bening dan dilakukan pemanasan larutan

tetap bewarna bening, itu artinya pada larutan histidin

negatif dengan reagen millon. Selanjutnya untuk larutan

tyrosin 3%, masih dengan perlakuan yang sama seperti

senyawa-senyawa asam amino lainnya, larutan yang semula

bewarna bening setelah dipanaskan campuran larutan

tersebut berubah menjadi larutan warna merah bata. Dari

hasil pengamatan tersebut dapat di simpulkan bahwa larutan

tyrosin positif pada uji millon

Pada uji asam amino yang kedua, kami melakukan

percobaan mengenai uji ninhidrin. Uji ninhidrin digunakan

untuk mengidentifikasi keberadaan gugus α-asam amino. Pada

uji ini, kami menggunakan larutan glysin 1%-10%, larutan

putih telur 1%-10% , larutan kuning telur 1%-10%, larutan

histidin 3% dan larutan tyrosin 3%. Pada uji yang kedua

ini, semua sampel protein menunjukan hasil yang positif.

Hal ini ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi

ungu ketika dipanaskan di atas bunsen hingga mendidih.

Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino

bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa

kompleks berwarna biru-ungu. Namun, degradasi warna yang

ditunjukkan akan menghasilkan warna yang berurutan sesuai

dengan konsentrasi. Hal ini dikarenakan waktu pemanasan

yang sama sehingga menghasilkan degradasi warna yang

sesuai.

Kesimpulan

Pada uji millon, larutan lysin dan larutan histidin

menunjukkan hasil negatif. Ini berarti kedua sampel

tersebut tidak mengandung gugus hidroksi fenil.

Pada uji millon, larutan tyrosin, larutan putih telur

dan larutan kuning telur menunjukkan hasil positif.

Ini berarti kedua sampel tersebut mengandung gugus

hidroksi fenil.

Pada uji ninhidrin, larutan putih telur, larutan

kuning telur, larutan tyrosin dan larutan histidin

menunjukkan hasil positif, dimana keempat sampel

tersebut menghasilkan warna ungu ketika dipanaskan.

Ini brarti semua sampel mengandung gugus α-asam amino.

Pada uji ninhidrin, terjadi degradasi warna larutan.

Warna larutan berurutan sesuai dengan konsentrasi

larutan sampel. Hal ini dikarenakan waktu yang

digunakan untuk memanaskan larutan sama pada semua

konsentrasi.

X. Daftar Pustaka

Masiring, Gideon Yones. 2011. Percobaan II Reaksi Uji

Terhadap Asam Amino, (online),

(http://gideonyonesmasiring.blogspot.com/2011/02/percob

aan-ii-reaksi-uji-terhadap-asam.html, diakses pada

tanggal 31 agustus 2014).

Nahraeni, Adlina Arsi. 2012. Asam Amino (online),

(http://adlinna-kehidupanku .blogspot.com /2012/06/bab-

i.html, diakses pada tanggal 31 agustus 2014)

Sya'bana , Muhammad Fauzi. 2011. Asam Amino dan Protein,

(online), (http://nurul. kimia.upi.edu/Web

%202011/0800521/ujiprotein.html, diakses pada tanggal

31 agustus 2014).

LAMPIRAN

Uji Millon

1. Apakah yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke

dalam larutan protein?

Ketika larutan protein ditambahkan, maka larutan

protein yang mengandung gugus tyrosin akan mengalami

koagulasi membentuk endapan. Hal ini terjadi pada

albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2.

Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan

jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk

endapan logam proteinat.

2. Mengapa larutan protein terkoagulasi?

Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami

destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai polipeptida

yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan

pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya.

3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negative?

Mengapa?

Larutan yang memberikan uji negative terhadap uji

reaksi millon adalah larutan alanin, larutan valin dan

larutan asam aspartat. Ini dikarenakan ketiga larutan

ini tidak mengandung gugus hidroksi fenil (tyrosin)

sehingga tidak terjadi koagulasi dan menghasilkan

endapan merah.

Uji Ninhidrin

1. Warna apa yang terbentuk?

Pada uji ninhidrin, larutan positif akan membentuk

larutan yang berwarna ungu.

2. Gugus apa yang memberikan uji positif?

Gugus α-asam amino akan memberikan uji positif

terhadap uji ninhidrin.

GAMBAR ALAT

Pipet tetes

Beaker Gelas

Tabung Reaksi

Gelas Ukur Batang pengaduk Corong pemisah

Erlenmeyer