Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 (Uji Asam Amino)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Laporan Praktikum BIOKIMIA 1 (Uji Asam Amino)
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I
I. Nomor Percobaan: I
II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
III. Tujuan Percobaan :Untuk mengidentifikasi atau
menguji gugus fungsi yang
terdapat dalam suatu gugus amino
melalui reaksi reagen.
IV. Dasar Teori
Asam amino memainkan peran sentral baik sebagai
building blocks (monomer) protein dan sebagai perantara
dalam metabolisme tubuh. Sifat kimia dari asam amino
protein menentukan aktivitas biologis protein. Protein
tidak hanya mengkatalisasi semua (atau sebagian besar) dari
reaksi dalam sel hidup, protein juga mengontrol hampir
semua proses selular.
Asam amino adalah monomer penyusun protein. Dari
struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap
molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang
saling berhadapan, dimana keduanya terikat pada atom karbon
yang sama, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.
Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan
sifat-sifat spesifiknya. Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa Karena asam
amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan
memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-
gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan
esterifikasi.
Sifat asam–asam amino tidak jauh berbeda dengan sifat
protein yang dibentuknya. Sifat ini ditentukan oleh gugus
α-karboksil, α-amino dan gugus-gugus yang terdapat pada
rantai samping molekulnya. Gugus α-amino dan gugus α-
karboksil bereaksi seperti layaknya reaksi senyawa organik
lainnya untuk membentuk amida, ester dan asil halida
lainnya. Asam amino dan Protein dapat bereaksi dengan
beberapa pereaksi tertentu, seperti pereaksi Biuret,
Hopkins-Cole, Millon dan sebagainya. Oleh karena itu,
protein dapat diidentifikasi melalui beberapa uji test
dengan menggunakan beberapa perekasi tertentu. Sifat asam
amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 °C,
memiliki momen dipol yang besar, Bersifat amfoter, sebagai
pembawa sifat asam gugus –COOH, sebagai pembawa sifat basa
gugus ─NH2, bersifat optis aktif kecuali glisin, dalam air
membentuk Zwitter ion (ion bermuatan positif-negatif), asam
amino umumnya larut dalam air (atau pelarut polar) dan
tidak melarut di dalam pelarut organic non-polar seperti
hidrokarbon.
Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari
monomer-monomer asam amino yang sangat banyak sehingga
mempunyai berat molekul yang besar. Monomer-monomer asam
amino ini saling terikat melalui ikatan peptide. Ikatan
peptide adalah ikatan antara gugus amina suatu asam amino
dengan gugus karboksil suatu asam amino yang lainnya. Unsur
dasar penyusun molekul asam amino adalah karbon, oksigen,
hidrogen, nitrogen, dan terkadang belerang. Contoh dari
asam amino adalah α-aminoethanoic acid, yang biasanya
disebut glycine, dan α-aminopropanoic acid yang biasanya
disebut alanine.
Di alam, terdapat ratusan asam amino dan 20
diantaranya umum ditemukan dalam tubuh manusia sebagai
komponen protein. Protein dibangun oleh asam amino yang
diklasifikasikan menjadi asam amino esensial dan asam amino
non esensial. Keduapuluh asam amino ini penting bagi
kehidupan karena diperlukan oleh semua sel sekaligus
berperan dalam proses metabolisme.
Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal,
sekitar sepuluh macam tidak bisa dibentuk oleh tubuh
manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah
yang disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam
amino indispensable. Asam amino esensial ini diperlukan
untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam
amino ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor).
Berbeda dengan lemak atau karbohidrat yang bisa disimpan,
tubuh kita tidak dapat menyimpan asam amino. Itu sebabnya
asupan asam amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan
setiap hari.
V. Alat dan Bahan
Pipet tetes
Tabung reaksi
Bunsen
Penangas air
Penjepit tabung reaksi
Gelas ukur
Rak tabung reaksi
Labu ukur
Gelas kimia
Larutan kuning telur 1%-10%
Larutan putih telur 1%-10%
Larutan Lysin 1%-10%
Larutan Glysin 1%-10%
Larutan Tyrosin 3%
Larutan Histidin 3%
Reagen millon
Reagen ninhidrin 0,1%
VI. Prosedur Percobaan
A. Uji Millon
Tambahkan 5 tetes reagen millon ke dalam 3 ml larutan
protein, panaskan campuran baik-baik. Jika reagen yang
digunakan terlalu banyak, maka warna akan hilang pada
pemanasan.
B. Uji Ninhidrin
Tambahkan 0,5 ml larutan ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml
larutan protein. Panaskan campuran hingga mendidih.
Ulangi percobaan dengan menggunakan protein yang lain.
VII. Hasil Pengamatan
I. Uji Millon
a). Larutan LysinNo
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml lysin 1% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna2. 3 ml lysin 2% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
Lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna
3. 3 ml lysin 3% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
Lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna4. 3 ml lysin 4% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna5. 3 ml lysin 5% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna6. 3 ml lysin 6% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna
7. 3 ml lysin 7% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna8. 3 ml lysin 8% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna9. 3 ml lysin 9% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
lysin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna10
.
3 ml lysin 10% + 5 tetes
reagen millon (dipanaskan)
Alanin (tidak berwarna) +
reagen millon (tidak
berwarna) Larutan tidak
berwarna
larutan tidak
berwarna
b). Larutan Putih Telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml putih telur 1% + 5 putih telur (tidak berwarna)
tetes reagen millon
(dipanaskan)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah2. 3 ml putih telur 2% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah3. 3 ml putih telur 3% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah4. 3 ml putih telur 4% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah5. 3 ml putih telur 5% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah6. 3 ml putih telur 6% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah7. 3 ml putih telur 7% + 5 putih telur (tidak berwarna)
tetes reagen millon
(dipanaskan)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah8. 3 ml putih telur 8% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah9. 3 ml putih telur 9% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah10
.
3 ml putih telur 10% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
putih telur (tidak berwarna)
+ millon (tidak berwarna)
Larutan bening + endapan
larutan bening +
endapan merah
c). Larutan kuning telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml kuning telur 1% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (keruh) + millon
(tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah2. 3 ml kuning telur 2% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (keruh) + millon
(tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah3. 3 ml kuning telur 3% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (keruh) + millon
(tidak berwarna)
Larutan putih keruh
bening + endapan
merah4. 3 ml kuning telur 4% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (keruh) + millon
(tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah5. 3 ml kuning telur 5% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (keruh) + millon
(tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah6. 3 ml kuning telur 6% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (kuning keruh) +
millon (tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah7. 3 ml kuning telur 7% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (kuning keruh) +
millon (tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah8. 3 ml kuning telur 8% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (kuning keruh) +
millon (tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah9. 3 ml kuning telur 9% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (kuning keruh) +
millon (tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah10
.
3 ml kuning telur 10% + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
kuning telur (kuning keruh) +
millon (tidak berwarna)
Larutan putih keruh
larutan bening +
endapan merah
d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml larutan tyrosin 3 % + 5
tetes reagen millon
(dipanaskan)
Tyrosin (tidak berwarna) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan
tidak berwarna
Larutan Merah bata2. 3 ml larutan histidin 3% + 5
tetes reagen millon
Histidin (tidak berwarna) +
reagen ninhidrin (tidak
(dipanaskan) berwarna) larutan
tidak berwarna
Larutan bening
II. Uji Ninhidrin
a). Larutan GlysinNo
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml larutan Glysin 1% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
ungu muda2. 3 ml larutan Glysin 2% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna
larutan ungu muda3. 3 ml larutan Glysin 3% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
ungu4. 3 ml larutan Glysin 4% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna
larutan ungu5. 3 ml larutan Glysin 5% + 10
tetes reagen ninhidrin
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(dipanaskan) (tidak berwarna) larutan
tidak berwarna
larutan ungu6. 3 ml larutan Glysin 6% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
ungu tua7. 3 ml larutan Glysin 7% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
ungu tua8. 3 ml larutan Glysin 8% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
ungu tua9. 3 ml larutan Glysin 9% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
biru gelap10
.
3 ml larutan Glysin 10% + 10
tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan glysin (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
tidak berwarna larutan
biru gelap
b). Larutan Putih Telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml larutan putih telur 1%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu2. 3 ml larutan putih telur 2%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu3. 3 ml larutan putih telur 3%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
arutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu4. 3 ml larutan putih telur 4%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu5. 3 ml larutan putih telur 5%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu6. 3 ml larutan putih telur 6% Larutan putih telur (tidak
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu7. 3 ml larutan putih telur 7%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu8. 3 ml larutan putih telur 8%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu9. 3 ml larutan putih telur 9%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu10
.
3 ml larutan putih telur 10%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan putih telur (tidak
berwarna) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu
c). Larutan Kuning Telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml larutan kuning telur 1% Larutan kuning telur (keruh) +
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan putih
keruh larutan ungu +
endapan2. 3 ml larutan kuning telur 2%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (keruh) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan putih
keruh larutan ungu
+ endapan3. 3 ml larutan kuning telur 3%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (keruh) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan putih
keruh larutan ungu
+ endapan4. 3 ml larutan kuning telur 4%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (keruh) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan putih
keruh larutan
ungu + endapan5. 3 ml larutan kuning telur 5%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (keruh) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan putih
keruh larutan putih
keruh6. 3 ml larutan kuning telur 6%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (kuning
keruh) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh larutan
ungu + endapan7. 3 ml larutan kuning telur 7% Larutan kuning telur (kuining
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
keruh) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh larutan
ungu + endapan8. 3 ml larutan kuning telur 8%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (kuning
keruh) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh larutan
ungu + endapan9. 3 ml larutan kuning telur 9%
+ 10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Larutan kuning telur (kunimg
keruh) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu + endapan10
.
3 ml larutan kuning telur
10% + 10 tetes reagen
ninhidrin (dipanaskan)
Larutan kuning telur (kuning
keruh) + reagen ninhidrin
(tidak berwarna) larutan
putih keruh
larutan ungu + endapan
d). Tyrosin 3 % dan Histidin 3%
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 3 ml larutan tyrosin 3 % +
10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
Tyrosin (tidak berwarna) +
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan
tidak berwarna
Larutan ungu2. 3 ml larutan histidin 3% + Histidin (tidak berwarna) +
10 tetes reagen ninhidrin
(dipanaskan)
reagen ninhidrin (tidak
berwarna) larutan
tidak berwarna
Larutan ungu
VIII.Persamaan Reaksi
1. Uji Millon
Reaksi negative pada asam amino :
+ Hg
(Tidak Bereaksi)
+ Hg (Tidak Bereaksi)
Reaksi positif pada Albumin (putih telur) :
Uji ninhidrin
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan
mengenai reaksi uji terhadap asam amino. Asam amino adalah
komponen utama penyusun protein. Pada percobaan ini kami
melakukan beberapa reaksi uji terhadap asam amino,
diantaranya yakni uji millon dan uji ninhidrin.
Pada uji asam amino yang pertama, kami melakukan
percobaan mengenai uji millon. Pada uji sam amino ini,
larutan protein yang kami gunakan adalah larutan lysine 1%-
10%, larutan putih telur 1%-10%, larutan kuning telur 1%-
10%, larutan histidin 3% dan larutan tyrosin 3%. Pereaksi
Millon adalah larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan
protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping
gugus fenolik (tyrosin), maka akan menghasilkan endapan
putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada
uji millon dengan menggunakan larutan lysin 1%-10%, ketika
ditambahkan dengan reagen millon, larutan berwarna tidak
berwarna. Setelah dipanaskan dengan penangas air pun,
larutan tetap berwarna tidak berwarna. Ini berarti bahwa
larutan alanin tidak mengandung gugus tyrosin dengan
ditunjukkan oleh hasil yang negatif terhadap uji millon.
Namun, hasil positif ditunjukkan oleh larutan putih telur
1%-10% dan larutan kuning telur 1%-10%. Larutan
menghasilkan endapan merah bata ketika dipanaskan di
penangas air. Ini menandakan bahwa larutan putih telur 1%-
10% dan larutan kuning telur 1%-10% mengandung gugus
tyrosin. Untuk larutan histidin 3% saat ditambahkan reagen
millon yang bewarna bening dan dilakukan pemanasan larutan
tetap bewarna bening, itu artinya pada larutan histidin
negatif dengan reagen millon. Selanjutnya untuk larutan
tyrosin 3%, masih dengan perlakuan yang sama seperti
senyawa-senyawa asam amino lainnya, larutan yang semula
bewarna bening setelah dipanaskan campuran larutan
tersebut berubah menjadi larutan warna merah bata. Dari
hasil pengamatan tersebut dapat di simpulkan bahwa larutan
tyrosin positif pada uji millon
Pada uji asam amino yang kedua, kami melakukan
percobaan mengenai uji ninhidrin. Uji ninhidrin digunakan
untuk mengidentifikasi keberadaan gugus α-asam amino. Pada
uji ini, kami menggunakan larutan glysin 1%-10%, larutan
putih telur 1%-10% , larutan kuning telur 1%-10%, larutan
histidin 3% dan larutan tyrosin 3%. Pada uji yang kedua
ini, semua sampel protein menunjukan hasil yang positif.
Hal ini ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi
ungu ketika dipanaskan di atas bunsen hingga mendidih.
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung 2 amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru-ungu. Namun, degradasi warna yang
ditunjukkan akan menghasilkan warna yang berurutan sesuai
dengan konsentrasi. Hal ini dikarenakan waktu pemanasan
yang sama sehingga menghasilkan degradasi warna yang
sesuai.
Kesimpulan
Pada uji millon, larutan lysin dan larutan histidin
menunjukkan hasil negatif. Ini berarti kedua sampel
tersebut tidak mengandung gugus hidroksi fenil.
Pada uji millon, larutan tyrosin, larutan putih telur
dan larutan kuning telur menunjukkan hasil positif.
Ini berarti kedua sampel tersebut mengandung gugus
hidroksi fenil.
Pada uji ninhidrin, larutan putih telur, larutan
kuning telur, larutan tyrosin dan larutan histidin
menunjukkan hasil positif, dimana keempat sampel
tersebut menghasilkan warna ungu ketika dipanaskan.
Ini brarti semua sampel mengandung gugus α-asam amino.
Pada uji ninhidrin, terjadi degradasi warna larutan.
Warna larutan berurutan sesuai dengan konsentrasi
larutan sampel. Hal ini dikarenakan waktu yang
digunakan untuk memanaskan larutan sama pada semua
konsentrasi.
X. Daftar Pustaka
Masiring, Gideon Yones. 2011. Percobaan II Reaksi Uji
Terhadap Asam Amino, (online),
(http://gideonyonesmasiring.blogspot.com/2011/02/percob
aan-ii-reaksi-uji-terhadap-asam.html, diakses pada
tanggal 31 agustus 2014).
Nahraeni, Adlina Arsi. 2012. Asam Amino (online),
(http://adlinna-kehidupanku .blogspot.com /2012/06/bab-
i.html, diakses pada tanggal 31 agustus 2014)
Sya'bana , Muhammad Fauzi. 2011. Asam Amino dan Protein,
(online), (http://nurul. kimia.upi.edu/Web
%202011/0800521/ujiprotein.html, diakses pada tanggal
31 agustus 2014).
LAMPIRAN
Uji Millon
1. Apakah yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke
dalam larutan protein?
Ketika larutan protein ditambahkan, maka larutan
protein yang mengandung gugus tyrosin akan mengalami
koagulasi membentuk endapan. Hal ini terjadi pada
albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2.
Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan
jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk
endapan logam proteinat.
2. Mengapa larutan protein terkoagulasi?
Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami
destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai polipeptida
yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan
pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya.
3. Larutan protein yang mana yang memberikan uji negative?
Mengapa?
Larutan yang memberikan uji negative terhadap uji
reaksi millon adalah larutan alanin, larutan valin dan
larutan asam aspartat. Ini dikarenakan ketiga larutan
ini tidak mengandung gugus hidroksi fenil (tyrosin)
sehingga tidak terjadi koagulasi dan menghasilkan
endapan merah.
Uji Ninhidrin
1. Warna apa yang terbentuk?
Pada uji ninhidrin, larutan positif akan membentuk
larutan yang berwarna ungu.
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Gugus α-asam amino akan memberikan uji positif
terhadap uji ninhidrin.
GAMBAR ALAT
Pipet tetes
Beaker Gelas