Laporan percobaan asam basa

36
PERCOBAAN ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM (Selasa 19 November 2013) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Kimia di Sekolah Dasar Oleh Syina Rustilani 1003614 PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Transcript of Laporan percobaan asam basa

PERCOBAAN ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM

(Selasa 19 November 2013)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Konsep Dasar Kimia di Sekolah Dasar

Oleh

Syina Rustilani

1003614

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS CIBIRU

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

A. TUJUAN

1.Membedakan kekuatan asam dan basa senyawa yang ada

dalam kehidupan sehari-hari

2.Membuat indikator asam basa dari bahan alam yang

ada di lingkungan sekitar

3.Mendemonstrasikan reaksi asam basa yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari

B. PENGANTAR

Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali

menggunakan senyawa kimia yang bersifat asam maupun

basa. sifat umum dari senyawa asam adalah selain

rasanya asam, ia mampu menimbulkan korosi pada logam

seperti besi. Asam banyak terdapat dalam makanan dan

zat pembersih rumah tangga. Dalam air, asam akan

melepaskan ion H+, sedangkan basa melepaskan ion OH-.

Senyawa basa dibedakan dari asam menurut rasanya

yang pahit dan bersifat merusak kulit (kaustik). Basa

banyak dimanfaatkan sebagai pembersih tubuh (sabun)

ataupun deterjen. Zat yang digunakan untuk mendeteksi

kandungan asam dan basa suatu bahan disebut indikator

asam basa.

Bila senyawa asam dan basa direaksikan, maka akan

terbentuk senyawa garam. Jenis garam yang terbentuk

bermacam-macam tergantung dari kekuatan asam dan basa

yang direaksikan.

C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Gelas Kimia 250 mL Labu erlenmeyer

300 mL

Lumpang dan alu Pipet tetes

Botol semprot Tabung

reaksi dan rak tabung gelas kimia 1 L

pisau

Gelas kimia 1L corong kaca

penyaring kain botol kaca

berpenutup

pembakar spirtus kassa

kaki tiga spatula

batang pengaduk Neraca Ohauss

2. BAHAN

Aquades Air kapur

Sabun mandi Kubis ungu

Deterjen Asam

sitrat/sitrun

KI (Potassium Iodide) Garam

dapur NaOH

Alumunium nitrat Kopi

Minuman soda soda kue

Alkohol Pasta gigi

Aceted acid

minuman rasa jeruk Kertas lakmus

merah dan biru indikator universal

Obat sakit maag

HCl Pb(NO3)2

3. MSDS (Material Safety Data Sheet)

a.Aquades

Tidak menyebabkan iritasi mata dan kulit

apabila kontak, apabila tertelan tidak berbahaya,

apabila terhisap tidak menyebabkan irtasi paru-

paru.

b.KI (Potassium Iodide)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sedikit berbahaya

dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata

(iritan), menelan, inhalasi. Potensi Efek

Kesehatan kronis: Efek karsinogenik: Tidak

tersedia. Efek mutagenik: mutagenik untuk sel

somatik mamalia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Baris Sistem reproduksi /

toksin / wanita, Pengembangan toksin [MUNGKIN].

Substansi mungkin beracun untuk tiroid. Berulang

atau berkepanjangan paparan substansi dapat

menghasilkan kerusakan organ sasaran.

c. NaOH (Natrium Hidroksida)

NaOH murni berwarna putih solid yang tersedia

di pelet, serpih, butir, dan sebagai 50% larutan

jenuh. Sangat basa, keras dan rapuh menunjukkan

pecahan hablur. Apabila dibiarkan di udara akan

cepat menyerap CO2 dan lembab, mudah larut dalam

air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter.

Putih korosif, menyebabkan mata dan kulit

terbakar. Menyebabkan konjungsivitas kimia

penyebab kerusakan kornea. Menyebabkan ruam kulit,

dan kulit dingin dan lembab dengan sianosis atau

warna pucat. Dapat menyebabkan kerusakan parah dan

permanen dalam saluran pencernaan apabila

tertelan. Menyebabkan luka bakar saluran

pencernaan, perforasi dari saluran pencernaan.

Menyebabkan sakit parah, mual, diare, dan shock.

Dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan korosi

pada kerongkongan dan saluran pencernaan. Apabila

terhirup dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan

edema paru, penyebab parah iritasi saluran

pernapasan bagian atas dengan bentuk luka bakar,

kesulitan bernapas, dan mungkin koma. Menyebabkan

luka bakar pada saluran pernapasan. Menyebabkan

dermatitis apabila kontak kulit

berulang/berkepanjangan.

d.Soda Kue (NaHCO3)

Berwarna orange, reaktivitas sedikit, tidak

mudah terbakar dan tidak menyebabkan gangguan

kesehatan yang serius. Apabila terhirup dalam

konsentrasi/jumlah tinggi dari debu dapat

menyebabkan batuk dan ersin. Apabila tertelan

dalam jumlah banyak dapat menyebabkan gangguan

pencernaan. Tidak ada efek samping apabila kontak

kulit. Apabila kontak dengan mata dapat

menyebabkan iritasi ringan, kemerahan dan nyeri.

e.HCl

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya

dalam kasus kontak kulit (korosif, iritan,

permeator), kontak mata (iritan, korosif), menelan

sedikit berbahaya dalam kasus inhalasi ( paru-paru

sensitizer ). Non - korosif bagi paru-paru. Cairan

atau semprotan kabut dapat menghasilkan kerusakan

jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut

dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat

menghasilkan luka bakar. Menghirup kabut semprotan

dapat menghasilkan iritasi parah dari saluran

pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak,

atau sesak napas. Parah over- eksposur dapat

mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai

dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. Kulit

peradangan ditandai dengan gatal, scaling,

kemerahan, atau kadang-kadang terik.

Potensi Efek Kesehatan kronis: Sedikit

berbahaya dalam kasus kontak kulit (sensitizer).

Efek karsinogenik: Baris 3 (Tidak diklasifikasikan

untuk manusia) oleh IARC [Asam klorida]. Efek

mutagenik: Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak

tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia.

Substansi mungkin beracun untuk ginjal, hati,

selaput lendir, atas saluran pernapasan, kulit,

mata, Sistem Peredaran Darah, gigi. Berulang atau

berkepanjangan paparan substansi dapat

menghasilkan targetp. 2 organ merusak. Berulang

atau berkepanjangan kontak dengan kabut semprotan

dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi

kulit yang parah. Berulang atau kontak yang

terlalu lama untuk menyemprotkan kabut dapat

menghasilkan iritasi saluran pernafasan

menyebabkan serangan sering bronkial infeksi.

Paparan berulang dengan bahan yang sangat beracun

dapat menghasilkan kerusakan umum kesehatan oleh

akumulasi dalam satu atau banyak organ tubuh

manusia .

f.Al(NO3)3.9H2O (Alumunium Nitrat)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya dalam

kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan),

menelan, inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus

kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama

dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan

ulserasi. Over-exposure terhirup dapat menyebabkan

iritasi pernapasan. Potensi Efek Kesehatan kronis:

Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik:

Tidak tersedia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak tersedia. Substansi

adalah racun bagi paru-paru, selaput lendir.

Berulang atau berkepanjangan paparan substansi

dapat menghasilkan kerusakan organ sasaran.

g.Asam Sitrat/sitrun (C6H8O7)

Bentuknya kristal/serbuk putih yang merupakan

senyawa intermedier dari asam organik. Asam sitrat

mudah larut dalam air, spiritus, dan etanol. Tidak

berbau dan berasa asam. Namun dapat menyebabkan

ganguan mata berat, dan mengiritasi.

h.Aceted Acid (C2-H4-O2)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya

dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata

(iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus

kulit kontak (korosif, permeator), kontak mata

(korosif). Cairan atau semprotan kabut dapat

menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada

selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan.

Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar.

Menghirup kabut semprotan mungkin menghasilkan

iritasi parah saluran pernapasan, yang ditandai

dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang

mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-

gatal. Peradangan kulit yang ditandai dengan

gatal, scaling, kemerahan, atau, kadang-kadang,

terik.

Potensi Efek Kesehatan kronis: Berbahaya dalam

kasus kontak kulit (iritan), menelan, inhalasi.

Efek karsinogenik: Tidak tersedia. Efek mutagenik:

mutagenik untuk sel somatik mamalia. Mutagenik

untuk bakteri dan / atau ragi. Teratogenik EFEK:

Tidak tersedia. PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Tidak

tersedia. Substansi mungkin beracun untuk ginjal,

mukosa membran, kulit, gigi. Berulang atau

berkepanjangan paparan substansi dapat

menghasilkan kerusakan organ sasaran. Repeatedp. 2

atau kontak berkepanjangan dengan semprotan kabut

dapat menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi

kulit yang parah. Berulang atau berkepanjangan

paparan kabut semprotan dapat menghasilkan iritasi

saluran pernafasan menyebabkan serangan sering

infeksi bronkus.

i.Pb(NO3)2 (Lead Nitrate)

Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya

dalam kasus menelan. Berbahaya dalam kasus kontak

kulit (iritan), kontak mata (iritan), inhalasi.

Sedikit berbahaya dalam kasus kontak kulit

(permeator). Kontak yang terlalu lama dapat

menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi.

Over-exposure terhirup dapat menyebabkan iritasi

pernapasan.

Potensi Efek Kesehatan kronis: Efek

karsinogenik: Classified A3 (Terbukti untuk

hewan.) Oleh ACGIH, 2B (Mungkin bagi manusia.)

Oleh IARC. Mutagenik EFEK: mutagenik untuk sel

somatik mamalia. Efek teratogenik: Tidak tersedia.

PEMBANGUNAN TOKSISITAS: Baris Sistem reproduksi /

toksin / wanita, sistem reproduksi / toksin /

laki-laki [DIDUGA]. Substansi mungkin menjadi

racun bagi darah, ginjal, sistem reproduksi,

sistem saraf perifer, sistem saraf pusat (SSP).

berulang atau paparan substansi dapat menghasilkan

sasaran organ kerusakan.

D. CARA KERJA

1. MEMBUAT LARUTAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

- Irislah kubis ungu tipis-tipis. Jika belum

cukup halus, dapat dihaluskan menggunakan

lumpang dan alu. Kemudian masukkan ke dalam

gelas kimia 1 L. Masukkan air secukupnya

hingga merendam kubis.

- Didihkan campuran air dan kubis ungu, sambil

diaduk sekali-kali. Setelah mendidih, biarkan

mendingin pada suhu kamar .

- Saringlah ekstrak kubis ungu ke dalam wadah

kaca berpenutup. Bila ingin tahan lama,

setelah digunakan sebagai indikator asam

basa, simpanlah sisa larutan dalam wadah

tertutup di dalam lemari es.

2. UJI KANDUNGAN ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS

- Siapkanlah larutan berikut ini dengan

menggunakan aquades: air kapur, sabun mandi,

deterjen, asam asetat encer, HCl encer, asam

sitrat/sitrun, garam dapur, kopi, alumunium

nitrat, soda kue, alkohol, NaOH, aceted acid,

minuman rasa jeruk, obat sakit maag dan pasta

gigi dalam tabung reaksi yang terpisah.

Siapkan pula aquades dan minuman bersoda

dalam tabung reaksi lain secara terpisah.

Catat warna larutan.

- Tes masing-masing sampel dalam tabung

kandungan asam basanya menggunakan kertas

lakmus merah dan biru. Catatlah perubahan

warna yang terjadi dan penggolongan asam basa

sampel dalam bentuk tabel (catatan: larutan

yang sudah Anda buat jangan dibuang).

3. MENGGUNAKAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI UNTUK

MENGUJI KANDUNGAN ASAM DAN BASA

- Siapkan larutan seperti pada percobaan 2

(sampel dari percobaan 2 jangan dibuang).

Catat warna larutan.

- Masukkanlah ke dalam tiap tabung reaksi tetes

demi tetes larutan indikator kubis ungu

hingga tampak adanya perubahan warna. Catat

pengamatan Anda pada tabel.

- Bereksplorasilah dengan larutan-larutan yang

sudah Anda uji. Anda dapat mencampurkannya

satu sama lain dan membuat beraneka warna

larutan. Catat hasil pengamatannya.

4. MEMBANDINGKAN KEKUATAN ASAM DAN BASA

- Setelah Anda mengelompokkan bahan ke dalam

senyawa asam dan basa, pilihlah dua sampel

senyawa asam atau dua sampel senyawa basa

untuk kemudian Anda bandingkan kekuatan asam

atau basanya. Atau Anda dapat memilih satu

sampel senyawa asam atau satu senyawa basa

dan membuat dua larutan dengan konsentrasi

yang berbeda.

- Bandingkanlah kekuatan asam atau basa dari

larutan yang Anda pilih menggunakan kertas

indikator universal.

5. REAKSI ASAM BASA

- Buatlah 1000 mL larutan Pb(NO3)2 dengan

konsentrasi 2 M (catatan: larutan ini dapat

digunakan oleh seluruh kelompok).

- Encerkan 100 mL larutan KI dengan akuades

hingga volume larutan menjadi 1000 mL

(catatan: larutan ini dapat digunakan oleh

seluruh kelompok)

- Siapkan 25 mL larutan Pb(NO3)2 2 M dalam

gelas kimia 250 mL. Dengan menggunakan pipet,

tambahkan lautan KI tetes demi tetes ke dalam

larutan PB(NO3)2 hingga ada perubahan. Ujilah

keasaman larutan hasil reaksi menggunakan

kertas lakmus merah dan biru, juga

menggunakan indikator kol ungu. Catat hasil

pengamatan Anda.

E. TABEL HASIL PENGAMATAN

1. Uji Kandungan Asam Basa dengan

Kertas Lakmus

Tabel 1.1

NoNama

Larutan

Warna

Awal

Perubahan WarnaAsam Basa

Netra

lLakmus

Merah

Lakmus

Biru1. Sabun

Mandi

Hijau Biru Biru√

2. Detergen Putih Biru Biru √3. Garam

Dapur

Bening Merah Biru√

4. Sitrun Bening Merah Merah √5. Obat

Magh

Hijau Biru Biru√

6. NaOH Bening Biru Biru √7. Asam Orange Merah Merah √

Jeruk8. Soda Kue Putih

keruh

Biru Biru√

9. Alumuniu

m Nitrat

Bening Merah Merah√

10 Acid

Aceted

Bening Merah Merah√

11 Kopi Hitam Merah Merah √12 HCl Bening Merah Merah √13 Alkohol Bening Merah Merah √14 Pasta

Gigi

Putih Biru Biru√

15 Kapur Putih Biru Biru √16 Minuman

Bersoda

Coklat Merah Merah√

2. Uji Kandungan Asam Basa dengan Larutan Indikator

Tabel 2.1

NoNama

Larutan

Warna

Awal

Perubahan Warna

dengan IndikatorAsam Basa Netral

1. Sabun

Mandi

Hijau Hijau√

2. Detergen Putih Hijau Melon √3. Garam

Dapur

Benin

g

Ungu muda√

4. Sitrun Benin

g

Merah√

5. Obat Magh Hijau Hijau Pandan √6. NaOH Benin

g

Orange√

7. Asam

Jeruk

Orang

e

Merah Keorangenan√

8. Soda Kue Putih

keruh

Hijau Toska Tua√

9. Alumunium

Nitrat

Benin

g

Merah√

10 Acid

Aceted

Benin

g

Merah muda√

11 Kopi Hitam Kopi/Coklat √12 HCl Benin

g

Merah√

13 Alkohol Benin

g

Ungu√

14 Pasta

Gigi

Putih Biru Muda√

15 Kapur Putih Hijau Melon √16 Minuman

Bersoda

Cokla

t

Merah bata√

3. Tabel Perbandingan Asam Basa Menggunakan Kertas

Indikator Universal

Tabel 3.1

NoNama

LarutanpH

Asam BasaKuat Lemah Kuat Lemah

1. NaOH 14 √2. Alumunium

Nitrat3 √

4. Membandingkan Kekuatan Asam dan Basa

Tabel 4.1

NoNama

LarutanpH

Asam BasaKuat Lemah Kuat Lemah

1. NaOH 14 √2. Alumunium

Nitrat3 √

3. Sabun Mandi 10 √4. Obat Sakit

Magh9 √

5. Tabel Reaksi Asam Basa

Tabel 5.1

NoNama

larutan

Ciri-ciri

sebelumHasil Pengamatan

1. Pb(NO3)2

Serbuk

berwarna

putih

Setelah diencerkan

dengan menggunakan

aquades, menjadi

larutan yang tak

berwarna(bening).2. KI Cairan

pekat

berwarna

kuning

Setelah diencerkan

dengan aquades cairan

lebih encer dan

berwarrna kuning

Bening bening

3.Pb(NO3)2+K

I-

Setelah kedua senyawa

dicampurkan, terbentuk

endapan warna kuning

pekat dengan reaksi

yang sangat lambat.

Setelah diaduk rata,

endapat menghilang dan

warna larutan menjadi

kuning pekat merata.

FOTO-FOTO PELAKSANAAN PRAKTIKUM

F. PEMBAHASAN

Dalam kegiatan percobaan asam dan basa

langkah pertama dalam percobaan ini yaitu

menyiapkan alat dan bahan. Setelah alat dan bahan

telah siap kami memulai percobaan pertama yaitu

membuat indicator alami yaitu indicator yang

terbuat dari bahan kol ungu. Cara membuatnya yaitu

dengan di iris terlebih dahulu kemudian di tumbuk

dengan lumpang dan alu, sampai menjadi halus.

Setelah itu kol yang telah halus dicampur dengan

aquades untuk sedikit pengenceran dan dididihkan.

Setelah mendidih angkat dan dinginkan hingga

suhunya normal, lalu saring dengan kertas saring,

maka didapatlah sari dari kol ungu yang akan

digunakan sebagai indicator alami.

Pada percobaan kedua yaitu menentukan asam

basa pada sebuah senyawa dengan menggunakan kertas

lakmus merah dan lakmus biru, lakmus merah adalah

kertas lakmus yang dapat menentukan senyawa

tersebut adalah basa sedangkan kertas lakmus biru

dapat menentukan senyawa tersebut adalah asam.

Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa larutan-larutan

seperti sitrun, air jeruk, alumunium nitrat, acid

aceted, kopi, HCl, alkohol, dan minuman bersoda

mengandung senyawa asam. Itu dibuktikan dari

perubahan warna kertas lakmus biru menjadi warna

merah. Sedangkan larutan-larutan seperti sabun

mandi, detergen, obat magh, NaOH, soda kue, pasta

gigi, dan kapur mengandung senyawa basa yang

ditunjukkan oleh perubahan warna kertas lakmus

merah menjadi warna biru. Namun ada juga larutan

yang bersenyawa netral yaitu larutan garam yang

dibuktikan dengan tidak merubah warna kertas

lakmus biru dan lakmus merah. Seperti yang

dikemukakan oleh Atep Sujana (2007:265) “dalam

suasana asam lakmus berwarna merah, sedangkan

dalam keadaan basa lakmus berwarna biru”.

Pada percobaan selanjutnya, kandungan asam

basa dapat dibuktikan dengan menggunakan larutan

indikator kol ungu yang telah di buat sendiri.

Larutan yang mengandung senyawa asam setelah di

beri larutan indikator dapat berubah warna menjadi

merah muda, merah, atau orange (jingga). Untuk

yang bersenyawa netral berubah menjadi warna ungu,

sedangkan larutan yang bersenyawa basa akan

berubah warna menjadi toska, hijau dan biru.

Berdasarkan tabel 2.1 diatas larutan-larutan yang

mengandung senyawa asam adalah sitrun dengan

perubahan warna menjadi merah, NaOH dengan

perubahan warna orange, asam jeruk dengan

perubahan warna merah keorangean, alumunium nitrat

dengan perubahan warna merah, acid aceted dengan

perubahan warna merah muda, kopi dengan perubahan

warna coklat, HCl dengan perubahan warna merah dan

larutan terakhir adalah minuman bersoda dengan

perubahan warna merah bata. Untuk larutan-larutan

yang mengandung senyawa netral berdasarkan

percobaan diatas adalah garam dapur dengan

perubahan warna ungu muda, dan alkohol dengan

perubahan warna ungu. Sedangkan untuk larutan-

larutan yang mengandung senyawa basa adalah sabun

mandi dengan perubahan warna hijau, detergen

dengan perubahan warna hijau melon, obat magh

dengan perubahan warna hijau pandan, soda kue

dengan perubahan warna hijau toska tua, pasta gigi

dengan perubahan warna biru muda dan kapur dengan

perubahan warna hijau melon.

Percobaan selanjutnya adalah membandingkan

asam basa dengan menggunakan kertas indikator

universal dengan menggunakan dua sampel yaitu NaOH

dan Alumuniun Nitrat. Untuk mengetahui asam basa

kedua larutan tersebut, dapat dilihat dari

perubahan warna lalu perubahan warna tersebut di

bandingkan dengan table warna keasaman maka akan

terlihat seberapa kuat keasaman senyawa tersebut.

Seperti senyawa asam menunjukan nilai PH 1-7

semakin kecil suatu nilai PH maka keasamannya

semakin kuat sedangkan 7-14 menunjukan bahwa

senyawa tersebut basa, semakin besar nilai PH maka

semakin kuat sifat kebasaannya. Berdasarkan tabel

3.1 larutan NaOH memiliki pH 14 dengan hasil

perubahan warna kertas sehingga termasuk kedalam

larutan basa kuat. Sedangkan alumunium nitrat

memiliki pH 3 dengan perubahan warna sehingga

termasuk larutan asam lemah.

Percobaan yang keempat adalah membandingkan

kekuatan asam dan basa suatu larutan. Kekuatan

asam dan basa suatu larutan dapat dilihat dari

besar kecilnya pH larutan tersebut. Semakin kecil

pH larutan semakin kuat tingkat keasaman

larutan/asam kuat. Semakin besar pH suatu larutan

semakin rendah tingkat keasaman atau dengan kata

lain larutan itu termasuk basa kuat. Dari tabel

4.1 diatas NaOH memiliki pH 14, alumunium nitrat

memiliki pH 3, sabun mandi memiliki pH 10, dan

obat magh memiliki pH 9. Diantara keempat larutan

sampel diatas, NaOH memiliki pH yang paling besar

diantara larutan sampel yang lain. Sehingga NaOH

termasuk kedalam golongan basa kuat. Sedangkan

untuk larutan sabun mandi dan obat magh dengan pH

10 dan pH 9 termasuk golongan basa lemah. Untuk

larutan alumunium nitrat termasuk asam kuat dengan

pH 3.

Pada percobaan kelima adalah melakukan reaksi

asam basa pada senyawa Pb(NO3)2 dengan senyawa KI.

Berdasarkan tabel 5.1 senyawa Pb(NO3)2 sebelum

diencerkan memiliki ciri fisik, berwujud serbuk

dengan warna putih. Sedangkan senyawa KI berwujud

cair dengan warna kuning bening. Pada saat larutan

KI dimasukkan kedalam larutan Pb(NO3)2, untuk

beberapa waktu terlihat ada endapan dan mengalami

reaksi kimia yang cukup lama. Itu terlihat dari

proses percampuran larutan dan perubahan warna

yang lama, sehingga harus di batu dengan proses

pengadukan. Pada saat reaksi berlangsung terlihat

ada warna kuning pekat yang menggumpal dan

mengendap. Setelah dilakukan proses pengadukan

gumpalan dan endapan pun menghilang dan warna

kuning pekat pun merata keseluruh bagian campuran

larutan tersebut. Pada percobaan tersebut terjadi

reaksi kimia yang dibuktikan dengan adanya

perubahan warna, suhu dan terbentuknya endapan.

Warnanya berubah dari larutan yang bening dan

kuning bening menjadi kuning pekat. Suhu awal

normal menjadi agak hangat dan mengendap.

G. KESIMPULAN

Untuk membedakan kekuatan asam dan basa

senyawa yang ada dalam kehidupan sehari-hari, kita

dapat menggunakan beberapa cara. Yaitu dengan

menggunakan kertas lakmus biru dan lakmus merah,

kertas indikator universal, dan larutan indikator.

Perubahan warna pada kertas lakmus biru

menunjukkan bahwa larutan sampel mengandung

senyawa asam. Sedangkan perubahan warna pada

kertas lakmus merah menunjukkan bahwa larutan

sampel mengandung senyawa basa. Untuk larutan

bersenyawa netral tidak menunjukkan perubahan

warna pada kertas lakmus biru maupun lakmus merah.

Perubahan warna pada kertas indikator universal

menjukkan tingkat keasaman suatu larutan dengan

mengukur pH larutan tersebut. Kita dapat

mengetahui pH larutannya dengan mencocokkan warna

yang dihasilkan dengan patokan warna pada bungkus

kertas indikator universal. Sedangkan untuk

larutan indikator, perubahan warna larutan sampel

yang dihasilkan setelah menuangkan beberapa tetes

larutan indikator kedalamnya juga menunjukkan

senyawa yang dikandung larutan tersebut.

Untuk membedakan kandungan senyawa asam atau

basa suatu larutan, kita dapat menggunakan larutan

indikator yang berasal dari alam. Contoh bahan

yang dapat kita gunakan sebagai larutan indikator

adalah kol ungu, kunyit, bunga sepatu, dan kulit

manggis. Bahan-bahan tersebut mudah kita dapatkan

karena ada dilingkungan sekitar kita. Kita dapat

membuat sendiri larutan indikator tersebut karena

cara membuatnya sangat mudah.

Dalam kehidupan sehari-hari, bahnyak sekali

bahan yang mengandung senyawa asam, basa dan

netral yang kita jumpai dan digunakan. Seperti air

jeruk, pasta gigi, sabun mandi, alkohol, kopi,

garam dan banyak lagi bahan-bahan yang lain. Kita

dapat menguji sendiri kandungan senyawa yang

terdapat dalam bahan-bahan tersebut dengan

menggunakan larutan indikator yang telah kita

buat. Selain itu bahan yang telah kita ketahui

kandungan senyawanya, dapat kita reaksikan satu

sama lain untuk mengetahui perubahan-perubahan apa

saja yang terjadi. Dengan demikian kita mengetahui

hasil dari reaksi asam basa tersebut.

H. SOLUSI ATAU REKOMENDASI

Pada percobaan asam basa ini sangat

berpotensi menimbulkan kesalahan sehingga

memperoleh data yang tidak akurat. Untuk

menghindari kesalahan dalam percobaan tersebut,

kita harus melaksanakan percobaan dengan sangat

teliti dan membaca terlebih dahulu jurnal yang

telah dibuat. Selain itu kita dapat mengkaji hasil

percobaan yang sama yang telah dilakukan oleh

orang lain. Dengan demikian kita mengetahui

penyebab terjadinya kesalahan sehigga kita dapat

meminimalisir kesalahan tersebut.

Dengan demikian cara yang mungkin kita

lakukan untuk menghindari kesalahan tersebut

adalah mengkaji hasil laporan praktikum yang

dilakukan oleh orang lain. Dari hasil laporan

tersebut kita dapat mengetahui langkah kerja yang

benar, kesalahan yang mungkin timbul dan hal apa

saja yang harus diamati dengan teliti agar

mendapatkan data yang akurat. Terlebih pada

percobaan asam basa ini banyak sekali larutan yang

diujicobakan dan memiliki perubahan warna yang

berbeda.

I.JAWABAN PERTANYAAN

1. MEMBUAT LARUTAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI

a. Zat apakah yang menyebabkan warna ungu pada

indikator yang terbuat dari kubis ungu?

Jawaban: Kubis ungu dapat menghasilkan warna ungu

karena mengandung zat antosianin yang mampu mengubah

suatu bahan baku berwarna putih menjadi warna ungu,

selain itu perubahan warna yang terjadi pada cairan kubis

ungu dikarenakan oleh adanya campuran dari asam-basa

yang diteteskan ke cairan kubis ungu tersebut sehingga

menghasilkan cairan reaksi yang memberi sebuah perubahan

dari ungu menjadi warna merah muda dan biru yang

menarik.

b. Adakah bahan alami lain yang dapat digunakan

sebagai indikator asam dan basa? jelaskan cara

pembuatannya dan sebutkan kandungan indikator

yang terdapat di dalamnya.

Jawaban: Ada, yaitu kunyit, bunga sepatu, kulit manggis

dsb. Cara membuat Indikator Alami dari Kulit Manggis

adalah:

1) Kupas Manggis dari Kulitnya.

2) Ambil kulit manggis lalu tumbuk .

3) Beri sedikit air lalu disaring .

4) Teteskan ekstrak kulit manggis ke dalam:

Air suling (netral)

Larutan cuka (asam)

Air kapur (basa)

Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna

ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka

warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan

jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru

kehitaman. Jadi ekstrak kulit manggis yang dapat dijadikan

sebagai larutan indikator, karena mengandung zat

antosianin.

2. UJI KANDUNGAN ASAM BASA DENGAN KERTAS LAKMUS

a. Perubahan yang menyebabkan perubahan warna

pada kertas lakmus biru menunjukkan bahwa

senyawa yang diuji mengandung senyawa.....(1)

Sedangkan perubahan warna pada kertas lakmus

merah menunjukkan bahwa senyawa yang diuji

mengandung senyawa....(2)

Jawaban: (1) Asam, (2) Basa

b. Zat kimia apakah yang terdapat dalam kertas

lakmus merah dan biru?

Jawaban: Zat yang terkandung pada kertas lakmus adalah

ekstrak rumput laut atau orchein.

3. MENGGUNAKAN INDIKATOR ASAM BASA ALAMI UNTUK

MENGUJI KANDUNGAN ASAM DAN BASA

a. Mengapa warna yang dihasilkan dari reaksi

antara setiap larutan sampel dengan indikator

kol ungu berbeda?

Jawaban: karena setiap larutan memilki derajat keasaman

atau senyawa asam atau basa yang berbeda, kekuatan asam

atau basanya pun berbeda.

b. Tuliskanlah perubahan warna yang terjadi pada

larutan golongan asam, basa dan netral setelah

ditambahkan indikator.

Jawaban: Larutan yang bersifat asam apabila ditambahkan

indikator kol ungu akan berubah warna menjadi

orange/merah/pink.

Larutan yang bersifat basa apabila ditambahkan indikator kol

ungu akan berubah warna menjadi biru/hijau.

Larutan yang bersifat netral apabila ditambahkan dengan

indikator kol ungu maka akan berubah warna menjadi ungu.

c. Ketika Anda mencampurkan larutan yang telah

diuji dengan indikator, apakah terjadi

perubahan warna? Mengapa hal ini dapat

terjadi?

Jawaban: Ya. karena senyawa yang berbeda antara

indikator dan larutan yang telah duji mengalami reaksi

sehingga mengakibatkan perubahan warna, sedangkan pada

larutan nertal reaksi warna yang terjadi adalah mengikuti

warna indikator yang ditambahkan.

4. MEMBANDINGKAN KEKUATAN ASAM DAN BASA

a. Zat apakah yang terdapat pada kertas indikator

universal?

Jawaban: ekstrak rumput laut, terdiri dari beberapa zat

diantaranya fenolftalein.

b. Faktor apakah yang menyebabkan perbedaan pH

larutan yang diuji?

Jawaban: Konsentrasi senyawa dan derajat keasaman suatu

larutan.

c. Jika terdapat dua larutan asam sulfat dengan

konsentrasi 1 M dan 0,1 M diuji menggunakan

indikator universal, larutan manakah yang

memiliki pH lebih tinggi? Jelaskan.

Jawaban: asam sulfat dengan konsentrasi 0,1M karena

semakin rendah konsentrasi suatu senyawa asam maka

asamnya semakin lemah atau akan memiliki PH yang lebih

tinggi.

d. Jika larutan diganti dengan larutan KOH dengan

konsentrasi yang sama seperti di atas, larutan

manakah yang memiliki pH lebih tinggi?

Mengapa?

Jawab: larutan yang memiliki pH yang tinggi adalah KOH,

karena semakin tinggi konsentrasi KOH semakin tinggi

pula/kuat kebasaannya dan pH dari larutan KOH pun

semakin tinggi.

5. REAKSI ASAM BASA

a. Untuk membuat larutan Pb(NO3)2 2 M, berapa

gramkah Pb(NO3)2 padat yang diperlukan?

Jawaban: mol=grMr gr = mol x Mr

Gr NaOH = Mol Pb(NO3)2 x Mr Pb(NO3)2

= 2 mol x 331g/mol = 662 g

b. Berapakah konsentrasi KI yang telah

diencerkan?

Jawaban: V1 : V2 = M2 : M1

100 mL : 1000 mL = M2 : 1 M2 ¿1001000

x1

= 0,1 M

c. Tuliskan persamaan reaksi Pb(NO3)2 antara KI!

Jawaban: Contoh reaksinya :Pb(NO3)2 + KI –>

PbI2 + 2KNO3 Garam I + Garam II –> Garam III +

Garam IV (dengan catatan, salah satunya

mengendap).

d. Apakah Anda mengamati terbentuknya endapan?

Jelaskan mengapa hal ini terjadi. Jika tidak

ada endapan, cara apakah yang dapat Anda

lakukan untuk memperoleh endapan dari larutan

tersebut?

Jawaban: Ya, hal itu terjadi karena adanya perbedaan

massa jenis dalam campuran tersebut sehingga terbentuk

endapan yang memiliki massa jenis lebih tinggi. Jika tidak ada

endapan dan ingin membentuk endapan maka bisa dilakukan

derngan cara menambahkan zat yang memiliki masa jenis

lebih tinggi daripada larutan tersebut.

e. Jelaskan pula kandungan asam basa larutan

hasil reaksi.

Jawaban: Kandungan asam basa larutan hasil reaksi

setelah diuji dengan menggunakan indikator kertas lakmus

menunjukan bahwa larutan tersebut merupakan senyawa

basa karena yang direaksikan adalah basa kuat dengan asam

lemah.

J. LITERATUR

Sudjana, Atep. et.al. (2007). Konsep Dasar Kimia untuk

SD. Bandung: UPI Press.

Noname. (2005). Material Safety Data Sheet. [online].

Tersedia: http://scienlab.com/msds.alkohol.

[25 November 2013].

Noname. (2012). Pengertian Asam, Basa, dan Garam.

[online]. Tersedia:

http://ilmupengetahuanalam.com/pengertian-

asam-basa-dan-garam.html [25 November 2013]

Riri. (2012). Materi Asam, Basa, dan Garam kelas VII.

[online]. Tersedia:

http://blogrierie.blogspot.com/2012/10/materi

-asam-basa-dan-garam-kelas-vii.html [25

November 2013]