MODEL FISIS NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG DENGAN ...

10
MODEL FISIS NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG DENGAN ALTERNATIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TK2S) DI PT. BUKIT ASAM Tbk, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN Repi Gustian 1) , Rusniviandi Lubis 2) , Ahmad Fauzi Pohan 3) 1) Program Studi Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka No 121 Parupuk Tabing Kota Padang Sumatera Barat 2) Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geologi, Mineral dan Batubara), Jl. Jendaral Sudirman No. 623, Bandung Jawa Barat. 3) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas, Jl. Universitas Andalas, Limau Manis, Kota Padang Sumatera Barat. Email : [email protected]; [email protected]; Ahmadfauzipohan@sci,unand;ac.id ABSTRAK Masalah dengan air asam tambang adalah masalah utama yang sering dihadapi oleh perusahaan tambang batubara. Pengolahan air asam tambang di PT Bukit Asam Tbk, dilakukan secara aktif, dimana pengolahannya menggunakan kapur tohor. Penelitian ini dilakukan untuk mencari alternatif lain untuk menggantikan kapur tohor dalam pengolahan air asam tambang, salah satunya adalah dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TK2S), dimana TK2S yang digunakan berasal dari PT Bumi Sawindo Permai Mill, yang merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk. Pengujian model fisis netralisasi air asam tambang di bedak berdasakan pada berat TK2S 100 gram, TK2S 170 gram dan TK2S 240 gram dengan cara TK2S diuji dengan metode pengulangan tiga kali. Sampel AAT yang digunakan berasal dari inlet KPL 1 Banko Barat Timur dengan kualitas pH 2,94, TSS 5 mg / l, Fe 6,8832 mg / l dan Mn 13,8231 mg/l. Hasil pengujian yang dikeluar dari laboraturium air dan batuan PT Bukit Asam Tbk, ditemukan pengaruh serta jumlah optimum yang baik pada TK2S 240 gram dengan hasil air asam tambang pada P1 pada pH 7,36 sedangkan untuk reduksi logam Fe ditemukan pada P1 pada 3,2156, logam Mn ditemukan dalam P2 pada 2,8632 dan TSS tidak melebihi standar kualitas limbah. Sedangkan pH rata-rata adalah 7.15, TSS 17.1, Fe 4.0904 dan Mn 3.4227. Kata kunci : AAT, Model Fisis, TK2S PENDAHULUAAN Pertambangan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara mengambil dan memafaatkan bahan galian dari muka bumi yang mempunyai nilai ekonomi. Rangkaian kegiatanya dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), penggolahan, pemafaatan dan penjualan bahan galian. Selain itu pertambangan juga dapat diartikan sebagai atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan mineral atau batubara dari penyelidikan umum sampai kegiatan pasca tambang. (Muhamad Hidayanto, dkk 2017) Salah satu jenis pertambangan yang ada di Indonesia adalah tambang batubara, yang dilakukan dengan cara tambang bawah tanah (underground mine), ada juga menggunakan tambang terbuka (open pit). PT. Bukit Asam Tbk, (PTBA) adalah salah satu perusahaan yang menerapkan sistem tambang terbuka dengan metode open pit. PT. Bukit Asam Tbk, yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan merupakan salah satu perusahaan terbesar di indonesia. Kegiatan utama pada tahapan penambangan tersebut terdiri dari pengumpasan lapisan tanah penutup, pembokaran dengan peledakan, pemuatan dan pengakutan dari lokasi penambangan ke lokasi pengumpulan (stockpile). Namun, eksploitasi pertambangan memiliki implikasi yang buruk terhadap lingkungan. Kegiatan pengalian pada metode tambang terbuka dapat menyebabkan tersikapnya batuan dari dalam tanah menuju ke permukaan, apabila batuan tersebut mengandung mineral Sulfida yang kemudian bereaksi dengan air dan udara maka akan dapat menyebabkan perbentukan air asam tambang (AAT). (Dian Burhani, 2011). Pengolahaan air asam tambang di PT. Bukit Asam Tbk, pada umumnya mengunakan secara aktif yakni dengan penambahan kapur tohor dalam rangka peningkatan pH, menurun kadar TSS dan

Transcript of MODEL FISIS NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG DENGAN ...

MODEL FISIS NETRALISASI AIR ASAM TAMBANG DENGAN ALTERNATIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TK2S) DI PT. BUKIT ASAM Tbk, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

Repi Gustian

1), Rusniviandi Lubis

2), Ahmad Fauzi Pohan

3)

1) Program Studi Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, Jl.

Prof. Dr. Hamka No 121 Parupuk Tabing Kota Padang Sumatera Barat 2)

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral dan Batubara (PPSDM Geologi, Mineral dan Batubara), Jl. Jendaral Sudirman No. 623, Bandung – Jawa Barat.

3) Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Andalas, Jl.

Universitas Andalas, Limau Manis, Kota Padang Sumatera Barat. Email : [email protected]; [email protected];

Ahmadfauzipohan@sci,unand;ac.id

ABSTRAK Masalah dengan air asam tambang adalah masalah utama yang sering dihadapi oleh

perusahaan tambang batubara. Pengolahan air asam tambang di PT Bukit Asam Tbk, dilakukan secara aktif, dimana pengolahannya menggunakan kapur tohor. Penelitian ini dilakukan untuk mencari alternatif lain untuk menggantikan kapur tohor dalam pengolahan air asam tambang, salah satunya adalah dengan menggunakan tandan kosong kelapa sawit (TK2S), dimana TK2S yang digunakan berasal dari PT Bumi Sawindo Permai Mill, yang merupakan salah satu dari anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk. Pengujian model fisis netralisasi air asam tambang di bedak berdasakan pada berat TK2S 100 gram, TK2S 170 gram dan TK2S 240 gram dengan cara TK2S diuji dengan metode pengulangan tiga kali. Sampel AAT yang digunakan berasal dari inlet KPL 1 Banko Barat Timur dengan kualitas pH 2,94, TSS 5 mg / l, Fe 6,8832 mg / l dan Mn 13,8231 mg/l. Hasil pengujian yang dikeluar dari laboraturium air dan batuan PT Bukit Asam Tbk, ditemukan pengaruh serta jumlah optimum yang baik pada TK2S 240 gram dengan hasil air asam tambang pada P1 pada pH 7,36 sedangkan untuk reduksi logam Fe ditemukan pada P1 pada 3,2156, logam Mn ditemukan dalam P2 pada 2,8632 dan TSS tidak melebihi standar kualitas limbah. Sedangkan pH rata-rata adalah 7.15, TSS 17.1, Fe 4.0904 dan Mn 3.4227. Kata kunci : AAT, Model Fisis, TK2S

PENDAHULUAAN

Pertambangan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara mengambil dan memafaatkan bahan galian dari muka bumi yang mempunyai nilai ekonomi. Rangkaian kegiatanya dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), penggolahan, pemafaatan dan penjualan bahan galian. Selain itu pertambangan juga dapat diartikan sebagai atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan mineral atau batubara dari penyelidikan umum sampai kegiatan pasca tambang. (Muhamad Hidayanto, dkk 2017)

Salah satu jenis pertambangan yang ada di Indonesia adalah tambang batubara, yang dilakukan dengan cara tambang bawah tanah (underground mine), ada juga menggunakan tambang terbuka (open pit). PT. Bukit Asam Tbk, (PTBA) adalah salah satu perusahaan yang menerapkan sistem tambang terbuka dengan metode open pit. PT. Bukit Asam

Tbk, yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan merupakan salah satu perusahaan terbesar di indonesia. Kegiatan utama pada tahapan penambangan tersebut terdiri dari pengumpasan lapisan tanah penutup, pembokaran dengan peledakan, pemuatan dan pengakutan dari lokasi penambangan ke lokasi pengumpulan (stockpile). Namun, eksploitasi pertambangan memiliki implikasi yang buruk terhadap lingkungan. Kegiatan pengalian pada metode tambang terbuka dapat menyebabkan tersikapnya batuan dari dalam tanah menuju ke permukaan, apabila batuan tersebut mengandung mineral Sulfida yang kemudian bereaksi dengan air dan udara maka akan dapat menyebabkan perbentukan air asam tambang (AAT). (Dian Burhani, 2011).

Pengolahaan air asam tambang di PT. Bukit Asam Tbk, pada umumnya mengunakan secara aktif yakni dengan penambahan kapur tohor dalam rangka peningkatan pH, menurun kadar TSS dan

logam Fe dan Mn. Selain dengan penggolahan aktif, juga diterapkan metode pasif dengan menggunakan tanaman yang bersifat hyperakumulator untuk menyerapkan logam berat Fe dan Mn. (Gautama, dkk 2014).

Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk penetral air asam tambang adalah tandan kosong kelapa sawit (TK2S). Penelitian tentang tandan kosong kelapa sawit sudah ada dilakukan, berdasarkan penelitian tersebut TK2S memiliki perubahan sifat kimia dengan tingkat keasaman yang tertinggi sebesar pH 10,06 dengan lama waktu fermentasi 6 minggu. Lalu diukur dengan persamaan kuadratik maka diketahui nilai pH tertinggi 10,45 dengan masa pemeraman 7,44 minggu.(Abdul Rahman Toiby, dkk 2015).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan pada bulan 14 januari sampai 29 maret 2019. Tempat penelitian PT. Bukit Asam Tbk. Untuk analisa netralisasi air asam tambang dengan tandan kosong kelapa sawit.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tandan kosong kelapa sawit PT Bumi Sawindo Permai Mill dan air asam tambang KPL 1 Timur IUP Banko Barat PT Bukit Asam Tbk. Adapun alat-alat yang digunakan dirijen 30 liter, Kertas pH, Gayung, Karung, Sarung Tanggan, pH meter, gelas piala 500 ml, neraca digital,

tisu, batu bata, plastik hitam, pipet (sedotan), pengaris baja, alat TSS, timbang kenmaster, drijen 5 liter, corong karah, ember hitam, laban bening, plasti ukuran ¼, kertas no sampel,karet tangan, bambu kecila, buku catatan.

Penelitian dilakukan dalam bentuk pengulangan serta perubah yang diamati netralisasi air asam tambang dengan data yang digambarkan atau disajikan dalam bentuk grafik. (Muhamad Hidayanto, dkk 2017).

Penelitian dimulai dari pembuatan KPL mini, pengambilan tandan kosong kelapa sawit dan air asam tambang. Kemudian dilakukan penimbangan atau pengelopokan TK2S yang dibedakan berdasar berat 100 gram, 170 gram dan 240 gram lalu dilakukan pengujian lapangan dengan metode pengulangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisa pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap pH AAT

Pada TK2S 100 gram, 170 gram dan 240 gram dilakukan pengujian pengaruh dan jumlah TK2S terhadap kenaikan dan jumlah Optimum pH air yang mengalir secara gravitasi. Pemberian TK2S di air mengalir secara gravitasi bertujuan untuk menguji kenaikan pH yang terjadi pada kondisi air mengalir, sedangkan untuk pH awal AAT sebesar 2,94.

Gambar 1. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum Kenaikan pH pada TK2S 100

gram

Pada gambar diatas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 100 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir kenaikan pH pada pengujian ini telah

sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam

P1 : y = 1,113x + 3,475 R² = 0,7015

P2 : y = 0,479x + 5,055 R² = 0,8421

P3 : y = 0,809x + 3,935 R² = 0,885 0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

0 1 2 3 4 5

pH

Kolam (Nomor)

Berat TK2S 100 Gram

P1(Pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(Pengujian 3)

kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan nilai pH akhir yang tinggi pada P1dengan pH 7,36 sedangkan pH akhir yang rendah pada P2 sebesar 6,80. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menaikan pH air yang bersifat sangat

asam. Berdasarkan penelitian terdahulu pada junar abdul Rahman toiby dkk, tentang perubahan sifat kimia TK2S. Di dapatkan nilai pH tertinggi sebesar 10,06 sedangkan pH terendah sebesar 7,54. Untuk perlakuan dilakukan dengan cara pemeraman TK2S.

Gambar 2. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum Kenaikan pH pada TK2S 170

gram.

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 170 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir kenaikan pH pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan

nilai pH akhir yang tinggi pada P1dengan pH 7,29 sedangkan pH akhir yang rendah pada P2 sebesar 7,14. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menaikan pH air yang bersifat sangat asam. Berdasarkan penelitian terdahulu pada junar abdul Rahman toiby dkk, tentang perubahan sifat kimia TK2S. Di dapatkan nilai pH tertinggi sebesar 10,06 sedangkan pH terendah sebesar 7,54. Untuk perlakuan dilakukan dengan cara pemeraman TK2S.

P1 : y = 1,052x + 3,605 R² = 0,7181

P2 : y = 0,616x + 4,945 R² = 0,8043

P3 : y = 0,331x + 6 R² = 0,7378 0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

0 1 2 3 4 5

pH

Kolam (Nomor)

Berat TK2S 170 Gram

P1(Pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(pengujian 3)

P1 : y = 0,064x + 7,12 R² = 0,8904

P2 : y = 0,136x + 6,705 R² = 0,9389

P3 : y = 0,236x + 6,265 R² = 0,9342

6,40

6,60

6,80

7,00

7,20

7,40

7,60

0 1 2 3 4 5

pH

Kolam (Nomor)

Berat TK2S 240 Gram

P1(Pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(Pengujian 3)

Gambar 3. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum Kenaikan pH pada TK2S 240 gram.

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 240 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir kenaikan pH pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan nilai pH akhir yang tinggi pada P1dengan pH 7,36 sedangkan pH akhir yang rendah pada P3 sebesar 7,14. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menaikan pH air yang bersifat sangat asam. Berdasarkan penelitian terdahulu

pada junar abdul Rahman toiby dkk, tentang perubahan sifat kimia TK2S. Di dapatkan nilai pH tertinggi sebesar 10,06 sedangkan pH terendah sebesar 7,54. Untuk perlakuan dilakukan dengan cara pemeraman TK2S.

Hasil Analisa pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap TSS AAT

Pada TK2S 100 gram, 170 gram dan 240 gram dilakukan pengujian pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap perubahan TSS air yang mengalir secara gravitasi. Pemberian TK2S di air mengalir secara gravitasi bertujuan untuk menguji perubahan TSS yang terjadi pada kondisi air mengalir, sedangkan untuk TSS awal AAT sebesar 5.0 mg/l.

Gambar 4. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 100 gram terhadap

TSS AAT

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 100 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir perubahan TSS pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam

kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan perubahan nilai TSS akhir yang tinggi pada P2 dengan TSS 10,6 sedangkan perubahan TSS akhir yang rendah pada P1 sebesar 10,0. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa pengaruh dan jumlah TK2S 100 gram baik untuk menangani TSS AAT.

y = 1,14x + 5,6 R² = 0,9404

y = 0,12x + 10 R² = 0,6

y = 0,62x + 8,1 R² = 0,9468

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0 1 2 3 4 5

TSS

(mg/

l)

Kolam (Nomor)

Berat TK2S 100 Gram

P1(Pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(Pengujian 3)

Gambar 5. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 170 gram terhadap

TSS AAT

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 170 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir perubahan TSS pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam

kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan perubahan nilai TSS akhir yang tinggi pada P3 dengan TSS 12,6 sedangkan perubahan TSS akhir yang rendah pada P1 sebesar 10,6. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa pengaruh dan jumlah TK2S 170 gram baik untuk menangani TSS AAT.

Gambar 6. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 240 gram terhadap

TSS AAT Pada gambar di atas dapat dilihat

pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 240 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil

akhir perubahan TSS pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup

y = 1,76x + 3,4 R² = 0,9928

y = 0,52x + 10,1 R² = 0,9941

y = 0,48x + 10,7 R² = 0,8727

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

0 1 2 3 4 5

TSS

(mg/

l)

Kolam(Nomor)

Berat TK2S 170 Gram

P1(pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(Pengujian 3)

P1 : y = 1,22x + 7,3 R² = 0,8913

P2 : y = 3,98x + 5,9 R² = 0,6495

P3 : y = 1,3x + 9,7 R² = 0,9484

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

0 1 2 3 4 5

TSS

(mg/

l)

Kolam(nomor)

Berat TK2S 240 gram

P1(Pengujian 1) P2(Pengujian 2) P3(Pengujian 3)

Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan perubahan nilai TSS akhir yang tinggi pada P2 dengan TSS 25,4 sedangkan perubahan TSS akhir yang rendah pada P1 sebesar 11,8. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa pengaruh dan jumlah TK2S 240 gram baik untuk menangani TSS AAT.

Analisa pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap Logam Fe Pada TK2S 100 gram, 170 gram dan 240 gram dilakukan pengujian pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap penurunan logam Fe air yang mengalir secara gravitasi. Pemberian TK2S di air mengalir secara gravitasi bertujuan untuk menguji penurunan logan Fe yang terjadi pada kondisi air mengalir, sedangkan untuk logam Fe awal AAT sebesar 6,8832 mg/l.

Gambar 7. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 100 gram terhadap

Logam Fe AATPada gambar di atas dapat dilihat

pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 100 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir penurunan logam Fe pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003

tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Fe akhir yang tinggi pada P1 sebesar 3,1707 sedangkan penurunan logam Fe akhir yang rendah pada P3 sebesar 3,7465. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menurunkan logam Fe pada AAT.

Gambar 8. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 170 gram terhadap Logam Fe AAT

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 170 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir penurunan logam Fe pada pengujian ini

telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam

y = 0,2879x + 2,9645 R² = 0,8055 0,0000

2,0000

4,0000

6,0000

0 1 2 3 4

loga

m F

e (

mg/

l)

Pengujian (Nomor)

Berat TK2S 100 Gram

Logam Fe

y = 1,0253x + 2,7555 R² = 1

0,0000

2,0000

4,0000

6,0000

8,0000

0 1 2 3 4Loga

m F

e (

mg/

l)

Pengujian (Nomor)

Berat TK2S 170 Gram

Logam Fe

kegiatan pertambangan batubara.. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Fe akhir yang tinggi pada P1 sebesar 3,7828 sedangkan

penurunan logam Fe akhir yang rendah pada P3 sebesar 5,8334. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menurunkan logam Fe pada AAT.

Gambar 9. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 240 gram terhadap Logam Fe AAT

Pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 240 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir penurunan logam Fe pada pengujian ini telah sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Fe akhir yang tinggi pada P1 sebesar 3,2156 sedangkan penurunan logam Fe akhir yang rendah

pada P2 sebesar 4,6864. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S sangat baik untuk menurunkan logam Fe pada AAT. Analisa pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap Logam Mn

Pada TK2S 100 gram, 170 gram dan 240 gram dilakukan pengujian pengaruh dan jumlah Optimum TK2S terhadap penurunan logam Mn air yang mengalir secara gravitasi. Pemberian TK2S di air mengalir secara gravitasi bertujuan untuk menguji penurunan logan Mn yang terjadi pada kondisi air mengalir, sedangkan untuk logam Mn awal AAT sebesar 13,8231 mg/l.

Gambar 10. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 100 gram terhadap

Logam Mn AAT Pada gambar di atas dapat dilihat

pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 100 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil

akhir penurunan logam Mn pada pengujian ini belum sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup

y = 0,5768x + 2,9369 R² = 0,5553

0,0000

1,0000

2,0000

3,0000

4,0000

5,0000

0 1 2 3 4

Loga

m F

e (

mg/

l)

Pengujian (nomor)

Berat TK2S 240 gram

Logam Fe

y = -0,5216x + 8,0173 R² = 0,9701

6,0000

6,5000

7,0000

7,5000

8,0000

0 1 2 3 4

Loga

m M

n (

mg/

l)

Pengujian (Nomor)

Berat TK2S 100 Gram

Logam Mn

Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Mn akhir yang tinggi pada P3 sebesar 6,5052 sedangkan

penurunan logam Mn akhir yang rendah pada P1 sebesar 7,5485. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S 100 gram bisa menurunkan logam Mn, meski belum bisa di katakan memenuhi standar atau baku mutu lingkungan hidup yang berlaku.

Gambar 11. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 170 gram terhadap

Logam Mn AAT Pada gambar di atas dapat dilihat

pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 170 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir penurunan logam Mn pada pengujian ini belum sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah dalam

kegiatan pertambangan batubara. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Mn akhir yang tinggi pada P2 sebesar 4,7134 sedangkan penurunan logam Mn akhir yang rendah pada P1 sebesar 5,7046. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S 170 gram bisa menurunkan logam Mn, meski belum bisa di katakan memenuhi standar atau baku mutu lingkungan hidup yang berlaku.

Gambar 12. Hasil Analisa Pengaruh dan Jumlah Optimum TK2S 240 gram terhadap

Logam Fe AAT Pada gambar di atas dapat dilihat

pengaruh dan jumlah Optimum TK2S 240 gram dengan tiga kali pengulangan pengujian pada AAT didapatkan untuk hasil akhir penurunan logam Mn pada pengujian

ada satu pengujian yang belum sesuai dengan stadar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku dalam Keputasan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2003 tentang baku mutu

y = -0,4794x + 6,0134 R² = 0,7247

0,0000

1,0000

2,0000

3,0000

4,0000

5,0000

6,0000

0 1 2 3 4

Loga

m M

n (

mg/

l)

Pengujian (Nomor)

Berat TK2S 170 Gram

Logam Mn

y = -0,7027x + 4,8278 R² = 0,6773

0,0000

1,0000

2,0000

3,0000

4,0000

5,0000

0 1 2 3 4

Loga

m M

n (

mg/

l)

Pengujian (Nomor)

Berat TK2S 240 Gram

Logam Mn

air limbah dalam kegiatan pertambangan batubara. Sedangkan dua pengujian yang lain telah sesuai dengan standar bakumutu lingkungan yang berlaku. Dari tiga kali pengulangan pengujian didapat kan penurunan nilai logam Mn akhir yang tinggi pada P2 sebesar 2,8632 sedangkan penurunan logam Mn akhir yang rendah pada P1 sebesar 4,4052. Dari pengujian ini dapat dibuktikan bahwa TK2S 240 gram bisa menurunkan logam Mn, meski ada satu pengujian yang belum bisa di katakan memenuhi standar baku mutu lingkungan hidup yang berlaku.

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Pengaruh a. Pengaruh kenaikan pH pada

media tandan kosong kelapa sawit 240 gram di P1 dengan metode alir paling tinggi sebesar pH 7.36 dengan lama waktu kontak tandan kosong kelapa sawit 39.30 menit. Sedangkan untuk logam Fe sebesar 3.2156, logam Mn sebesar 4.4052 dan TSS tidak melewati BML.

b. Kenaikan pH pada media tandan kosong kelapa sawit 240 gram di P2 dengan metode alir paling tinggi sebesar pH 7.25 dengan lama waktu kontak tandan kosong kelapa sawit 42.26 menit. Sedangkan untuk logam Fe sebesar 4.6864, logam Mn sebesar 2.8632 dan TSS tidak melewati BML.

c. Kenaikan pH pada media tandan kosong kelapa sawit 240 gram di P1 dengan metode alir paling tinggi sebesar pH 7.14 dengan lama waktu kontak tandan kosong kelapa sawit 41.04 menit. Sedangkan untuk logam Fe sebesar 4.3691, logam Mn sebesar 2.9998 dan TSS tidak melewati BML.

2. Jumlah optimum

Jumlah optimum yang baik terdapat pada pengujian P2 dan P3. Kenapa P1 tidak dinyatakan baik, dikarenakan terdapat salah satu prameter logam Mn yang belum

memenuhi stadar BML yang berlaku.

Saran

Bagi perusahaan yang untuk memakai tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan penganti kapur tohor perlu penelitian yang lebih tentang tandan kosong kelapa sawit, di karenakan peneliti menemukan kekurangan referensi tandan kosong kelapa sawit terhadap air asam tambang diantaranya :

1. Diperlukan data pinelitian terhadap perubahan fisika dan kimia tandan kosong kelapa sawit baik itu umur tandan kosong kelapa sawit, perubahan pH, kadar air tandan kosong kelapa sawit dan tempat penempatan tandan kosong kelapa sawit itu sediri.

2. Diperlu data penelitian media tandan kosong kelapa sawit terhadap tingkat kejenuhan pada air asam tambang dan air yang netral (larutan bafer).

3. Dan perlu penelitian lebih lanjut di media tandan kosong kelapa sawit yang dicampurkan ke air asam tambang, yang paling utama warna air sampel dikarenakan penulis menemukan perubahan warna menjadi kecokelatan padahal TSS air telah memenuhi BML.

Tapi tandan kosong kelapa sawit ini bisa juga digunakan untuk menimalisir penurunan pH air asam tambang ketika hari hujan dengan cara tandan kosong kelapa sawit di letakan pada sekitar areal bibir KPL dan sepajang aliran air asam tambang dari pompa menuju KPL.

DAFTAR PUSTAKAAN

Abdul Rahman Toiby, et al. 2015. Perubahan Sifat Kimia Tandan Kosong kelapa Sawit Yang Difermentasi Dengan EM4 Pada Dosis dan lam Pemeraman Yang Berbeda. Jurnal Agroteknologi, 1 (8) : 1-8.

Burhani, Dian. 2011. Acid Mine nautralizer: Penanganan Air Asam Tambang.

Fenny Aulia, Marpongahtun, Saharman. 2013. Studi Penyediaan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Sawit (TKS). Jurnal Saintia Kimia.

Gautama, Rudy Sayoga. 2014. Pembentukan Pengendalian dan

Pengelolaan Air Asam Tambang. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Habsy, Daniel. 2011. Pengelolaan Aspek Lingkungan Penambangan Batubara. Jakarta.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Nomor 113 Tahun 2003. Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara

Muhamad Hidayanto, et al. 2017. Pengembalian Bioaktivator Berbasis Mikroba Berbagai Jenis Mol Untuk Pengomposan Limbah Tandan Kosong Kelapa sawit Dalam Memperbaiki Sifat Tanah Bekas Tambang Batubara. Jurnal Agrifarn, Vol. 6 No. 1, Juli 2017 P- ISSN : 2301 – 9700, E- ISSN : 2540 – 8892.

Rahmalia W, Yulistira F, Ningrum J, Qurbaniah M, Ismadi M. 2006. Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) sebagai bahan dasar Caktif untuk Adsorpsi Logam Perak dalam Larutan. PKM-3-13-1 Universitas Tanjung pura.

Sembiring JV, Nelvia, Yulia AE. 2015. Pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama pada medium sup soil ultisol yang diberi asam umat dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Jurnal Agroteknologi. 6(1): 25-32

Suryani A, Mangunwidjaja D, Hambali E, Anwar K. 2008. Proses optimasi suhu dan konsentrasi sodium bisulfit (NaHSO3) pada pembuatan sodium lignosulfonat berbasis tandan kosong kelapa sawit (TKKS). J. Tek. Ind. Pert. 18(2): 127-137. Ahmad bin Jusoh, et al. 2005 study on the Removal of Iron and Manganese in Groundwater by Granular Activated Carbon. Malaysia : Universiti Siain dan Teknologi.

Warda, Wisnu Arya. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi. Penerbit ANDI : Yogyakarta.