PROGRAM K3 DI PERUSAHAAN TAMBANG

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Sehingga dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh perusahaan tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang mengelolah, mengendalikan, dan mendayagunakan sumber-sumber daya non- manusia yang dimiliki. Oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun yang akan datang tentunya tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi. Meningkat atau tidaknya suatu industri Program K3 di Perusahaan Tambang 1

Transcript of PROGRAM K3 DI PERUSAHAAN TAMBANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin ketatnya persaingan di bidang

industri menuntut perusahaan harus mampu

bertahan dan berkompetisi. Sehingga dalam

melakukan aktivitasnya sudah tentu

memerlukan sumber daya manusia yang

mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Bagaimanapun

lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya

non-manusia yang dimiliki oleh perusahaan

tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan

tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan.

Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak

ditentukan oleh sumber daya manusia yang

mengelolah, mengendalikan, dan

mendayagunakan sumber-sumber daya non-

manusia yang dimiliki.

Oleh karena itu masalah karyawan

merupakan masalah besar yang harus mendapat

perhatian bagi perusahaan. Perkembangan dan

pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang

maupun yang akan datang tentunya tidak bisa

lepas dari peranan proses industrialisasi.

Meningkat atau tidaknya suatu industri

Program K3 di Perusahaan Tambang 1

sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja,

yang merupakan faktor produksi utama dalam

suatu industri atau perusahaan. Oleh karena

itu, sumber daya manusia harus mendapat

perhatian yang khusus agar mereka dapat

memberikan kontribusi yang optimum dalam

pekerjaan mereka.

Manusia sebagai salah satu faktor

produksi mempunyai peranan yang penting

dalam usaha mendukung operasi suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa

faktor manusia, suatu operasi perusahaan

tidak mungkin dilakukan. Artinya faktor

manusia merupakan unsur penting dalam suatu

perusahaan. Tanpa tenaga manusia tidak

mungkin berbagai kegiatan dalam suatu

perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Perusahaan perlu memelihara kesehatan

para karyawan, kesehatan ini menyangkut

kesehatan fisik atau mental. Kesehatan para

karyawan yang buruk akan mengakibatkan

kecenderungan tingkat absensi yang tiggi dan

produksi yang rendah. Adanya program

kesehatan kerja yang baik akan menguntungkan

para karyawan secara material, karena mereka

akan lebih jarang absen bekerja dengan

Program K3 di Perusahaan Tambang 2

lingkungan yang menyenangkan, sehingga

secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih

lama berarti lebih produktif. Program

kesehatan kerja dapat dilakukan dengan

penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal

ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan

penglihatan, pendengaran, kelelahan dll.

Penciptaan lingkungan kerja yang sehat

secara tidak langsung akan mempertahankan

bahkan menigkatkan produktivitas. Program

kesehatan kerja tidak terlepas dari program

keselamatan kerja, karena dua program

tersebut tercakup dalam pemeliharan terhadap

karyawan. Keselamatan kerja merupakan

keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan

pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran

segala tempat kerja, baik di darat, di dalam

tanah, di permukaan air, di dalam air,

maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan

sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat,

dan kematian sebagai akibat kecelakaan

kerja. Penyebab kecelakaan kerja ada empat

faktor diantaranya: faktor nasib dari para

Program K3 di Perusahaan Tambang 3

karyawan, faktor lingkungan fisik para

karyawan seperti mesin, gedung, ruangan, dan

peralatan. Faktor kelalaian manusia dan

faktor ketidakserasiaan kombinasi faktor-

faktor produksi yang dikelola perusahaan.

Keselamatan kerja erat

bersangkutan dengan peningkatan produksi dan

produktivitas. Keselamatan kerja dapat

membantu peningkatan produksi dan

produktivitas atas dasar: Dengan tingkat

keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-

kecelakaan yang menjadi sebab akibat, cacat

dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya.

Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan

dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan

kerja dan mesin yang produktif dan efisien

dan bertalian dengan tingkat produksi dan

produktivitas yang tinggi. Kondisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

perusahaan di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun

2005 Indonesia menempati posisi yang buruk

jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina

dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan

kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di

dunia internasional masih sangat rendah.

Program K3 di Perusahaan Tambang 4

Indonesia akan sulit menghadapi pasar global

karena mengalami ketidakefisienan

pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas

kerja yang rendah). Padahal kemajuan

perusahaan sangat ditentukan peranan mutu

tenaga kerjanya. Karena itu disamping

perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

memfasilitasi dengan peraturan atau aturan

perlindungan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi

atau bermartabat.

Terkait dengan hal tersebut, PT. Vale

Indonesia, Tbk yang lebih dikenal sebagai

PT.Vale, merupakan perusahaan pertambangan

kedua terbesar di dunia dan salah satu

perusahaan publik terbesar di dunia dengan

kapitalisasi pasar US $ 120 miliar.

Menghasilkan Nikel dalam matte yaitu dari

biji laterit di fasilitas pertambangan dan

pengolahan yang terpadu yang terletak di

daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur,

Sulawesi Selatan. Kebijakan PT. Vale dalam

masalah kesehatan dan keselamatan kerja

memberikan suatu landasan untuk bekerja

mencapai tujuan akhir, yaitu peniadaan atau

penihilan kesehatan yang buruk dan cedera

Program K3 di Perusahaan Tambang 5

akibat hal-hal yang berkaitan dengan

pekerjaan. Karena itu PT. Vale menganggap

pentingnya variable program keselamatan

kerja dan kesehatan kerja, hal tersebut

dibuktikan dengan adanya penggunaan alat-

alat perlindungan diri seperti sarung tangan

dan masker di tempat kerja, pemakaian helm

kerja, ada pengaturan udara yang cukup, ada

petunjuk dan peringatan di tempat kerja.

Selain itu jika di buka penerimaan karyawan

baru di PT. Vale, calon karyawan harus

memenuhi persyaratan yaitu salah satunya ada

surat keterangan dari dokter bahwa yang

bersangkutan benar-benar tidak mempunyai

penyakit. Jadi, program kesehatan kerja

sudah diperhatikan sejak dini, sebelum

mereka diterima sebagai karyawan di PT.

Vale. Dalam program kesehatan

kerjanya, PT. Vale selalu melakukan

pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan

kerja dalam lingkungan kerja, meningkatkan

kesadaran karyawan terhadap lingkungan kerja

yang yang sehat, meningkatkan investigasi

dan inspeksi audit tentang lingkungan kerja

yang sehat. Selain itu tersedianya pelayanan

rumah sakit yang bisa dipergunakan seluruh

Program K3 di Perusahaan Tambang 6

karyawan untuk melakukan pemeriksaan Hal

tersebut dilakukan untuk mengantisipasi

menurunnya produktivitas yang diakibatkan

sering absen karena sakit ataupun karena

kecelakaan kerja.

Sedangkan dalam program

keselamatan kerjanya, guna menjaga dan

meningkatkan keselamatan kerja PT. Vale,

khususnya yang berada di Departemen Proses

sebelum karyawan melakukan kerjanya

diberikan pengetahuan tentang resiko bahaya

di tempat kerja, memantau penggunaan alat

selama bekerja. Salah satu pencapaian

perusahaan dalam keselamatan kerja adalah

penerapan program Major Hazard Standard

(MHS). Program MHS, yang kini telah berjalan

selama empat tahun, dirancang untuk secara

spesifik menjawab risiko kecelakaan serius

di tempat kerja. Audit yang dilakukan oleh

auditor keselamatan kerja independen yang

dilakukan pada tahun 2008 terhadap standar

yang diterapkan pada program MHS telah

membuktikan bahwa keselamatan kerja dalam

lingkungan kerja PT. Vale terus meningkat.

Program K3 di Perusahaan Tambang 7

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja program K3 di Perusahaan

Tambang?

2. Apa manfaat dan tujuan program K3 di

Perusahaan Tambang?

3. Apa landasan hukum Program K3 di

Perusahaan Tambang?

4. Bagaimana penerapan Program K3 di PT.

Vale?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui program K3 di Perusahaan

Tambang.

2. Mengetahui manfaat dan tujuan program K3

di Perusahaan Tambang.

Program K3 di Perusahaan Tambang 8

3. Mengetahui landasan hukum program K3 di

Perusahaan Tambang.

4. Mengetahui penerapan program K3 di PT.

Vale Tbk.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

a. Pengertian Program Kesehatan Kerja

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal

yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak

Program K3 di Perusahaan Tambang 9

pengusaha. Karena dengan adanya program

kesehatan yang baik akan menguntungkan para

karyawan secara material, karena karyawan akan

lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan

yang lebih menyenangkan, sehingga secara

keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih

lama.

Program kesehatan kerja menunjukkan pada

kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan

faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang

bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan.

Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau

gangguan fisik (A. Anwar Prabu Mangkunegara,

2001:161).

Program kesehatan kerja dapat dilakukan

dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat.

Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-

gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan,

dan sebagainya. Penciptaan lingkungan kerja

yang sehat secara tidak langsung akan

mempertahankan atau bahkan meningkatkan

produktivitas (Tulus Agus, 2002:159).

Upaya kesehatan kerja adalah upaya

penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 10

dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat

bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,

agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal

(UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 dalam

Buchari, 2007. www.google.com)

Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk

meningkatkan kesehatan kerja, adapun usaha-

usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (A.

Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:162) adalah

sebagai berikut:

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara,

penggunaan warna ruangan kerja, penerangan

yang cukup terang dan menyejukkan, dan

mencegah kebisingan.

b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap

timbulnya penyakit.

c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta

keserasian lingkungan kerja.

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya

penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan

lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis

dalam hal cara atau metode kerja, proses kerja

dan kondisi yang bertujuan untuk

(www.google.com):

Program K3 di Perusahaan Tambang 11

a. Memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua

lapangan kerja setinggi-tingginya baik

fisik, mental maupun kesejahteraan

sosialnya.

b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada

masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh

keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi

pekerja di dalam pekerjaannya dari

kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

d. Menempatkan dan memelihra pekerja disuatu

lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

b. Pengertian Program Keselamatan Kerja

Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa

aspek dan salah satunya yaitu perlindungan

keselamatan. Perlindungan tersebut bermaksud

agar tenaga kerja secara aman melakukan

kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan

produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus

memperoleh perlindungan dari

Program K3 di Perusahaan Tambang 12

berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang

dapat menimpa atau mengganggu dirinya serta

pelaksanaan pekerjaannya.

Pengertian program keselamatan

kerja adalah “Keselamatan kerja adalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah

tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

masyarakat adil dan makmur (A. Anwar Prabu

Mangkunegara, 2002:163). Menurut Suma’mur

(2000:01) keselamatan kerja merupakan sarana

untuk pencegahan kecelakaan cacat dan kematian

akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja

merupakan tindakan pencegahan yang mengacu pada

dukungan manajemen puncak dalam pelaksanaan

kebijakan perusahaan, dan menciptakan suasana

kerja yang aman dan damai bagi para karyawan

yang

bekerja di perusahaan.

Penyebab kecelakaan kerja ada 4 faktor

diantaranya:

a. Faktor nasib karyawan;

b. Faktor lingkungan fisik para karyawan,

seperti mesin-mesin, gedung, ruangan,

peralatan;

Program K3 di Perusahaan Tambang 13

c. Faktor kelalaian manusia dan;

d. Faktor ketidakserasian kombinasi faktor-

faktor produktivitas yang dikelola dalam

perusahaan (John Soeprihanto, 2000:47)

Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja,

hal ini termasuk seperti: (Dessler, 2007:278)

a. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.

b. Peralatan yang rusak.

c. Prosedur berbahaya di dalam, pada atau di

sekitar mesin/peralatan.

d. Penyimpann yang tidak aman-kepadatan, kelebihan

beban.

e. Penerangan yang tidak tepat cahaya yang menyorot

/ tidak cukup.

f. Ventilasi yang tidak baik –pertukaran udara yang

tidak cukup, sumber udara yang tidak murni.

Lebih lanjut menurut A. Anwar Prabu

Mangkunegara (2002:170), bahwa indikator

penyebab keselamatan kerja adalah:

a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

b. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang

berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

c. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

d. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada

tempatnya.

e. Pemakaian Peralatan Kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 14

f. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau

rusak.

g. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa

pengaman yang baik,

pengaturan penerangan.

B. Manfaat dan Tujuan Program Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Menurut Randall dan Jackson (1999:224),

peningkatan-peningkatan terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja dalam perusahaan akan menghasilkan:

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya

jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang

lebih berkomitmen.

3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung

lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar

sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan

rasa kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena

meningkatnya citra perusahaan.

Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan

adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:165):

Program K3 di Perusahaan Tambang 15

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan

psikologis.

2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja dignakan

sebaik-baiknya, selektif mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai.

5. Meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan

partisipasi kerja.

6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh lingkungan atau kondisi kerja.

7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam

bekerja.

C. Landasan Hukum Program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja

Secara historis landasan hukum pelaksanaan

program kesehatan dan keselamatan kerja mengalami

perubahan dan penyempurnan.

Beberapa Landasan Hukum yang berkaitan dengan

pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan di

setiap tempat kerja atau perusahaan yaitu (Konradus

Danggur, 2006 : 43)

1. UU No. 001 Tahun 1970

Program K3 di Perusahaan Tambang 16

UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun

1970

No. 01, tambahan Lembaran Negara No. 2918.

Tentang Keselamatan Kerja pada dasarnya merupakan

payung dari semua peraturan perundang-undangan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia.

Tujuan pelaksanaan program keselamatan kerja

menurut UU No. 01 Tahun 1970 adalah:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri

pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang

berbahaya.

e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan kepada para

pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau

menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran,

asap, uap, gas, hembusan angin , cuaca, sinar

atau radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit

akibat kerja, baik fisik maupun psikhis,

peracunan, infeksi, dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

Program K3 di Perusahaan Tambang 17

j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang

baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat

kerja, cara dan

proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang,

binatang, tanaman atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis

bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar

muat,

perlakuan dan penyimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi

bertambah tinggi.

2. UU No. 23 Tahun 1992

Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara

Tahun 1992 No. 100 tentang Kesehatan, pasal 23

ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa kesehatan kerja

diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas

kerja yang optimal. Kesehatan kerja meliputi

pelayanan kesehatan tenaga kerja, pencegahan

penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 18

ayat ( 2 ), karena itu setiap tempat kerja harus

melaksanaan upaya kesehatan kerja ayat ( 3 ),

agar tidak terjai gangguan kesehatan pada

pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan

sekitarnya.

3. UU No. 03 Tahun 1992

UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan

Sosial Tenaga Kerja dan Kepres RI no. 22 Tahun

1993 tentang penyakit yang timbul akibat

hubungan kerja . Dalam pasal 1 UU No. 03 Tahun

1992 dijelasan definisi tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja ( Jamsostek ), tenaga kerja,

pengusaha, perusahaan, kecelakaan kerja dan

sebagainya. Ayat 1, Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja

dalam bentuk santunan berupa uang sebagai

pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang

atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat

peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga

kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Ayat 6,

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi

berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit yang

timbul karena hubungan kerja, demikian pula

kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan

berangkat dari rumah menuju ke tempat kerja dan

Program K3 di Perusahaan Tambang 19

pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau

wajar dilalui. Ayat 9, Pemeliharaan kesehatan

adalah upaya penanggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,

pengobatan termasuk kehamilan dan persalinan.

D. Penerapan Program K3 di PT. Vale, Tbk

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang

terdapat di

PT.Vale, Tbk.

Program Kesehatan Kerja

Pada tahun 2011, PT Vale menginvestasikan

lebih dari AS $5 juta untuk inisiatif-inisiatif

di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan

dan pengembangan masyarakat. Perseroan juga

berinvestasi dalam berbagai program pengurangan

emisi sulfur. Kewajiban diestimasi atas imbalan

kerja, Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja

mencakup imbalan kerja yang terkait dengan

Undang-Undang Ketenagakerjaan dan imbalan

kesehatan pasca kerja. Perseroan memperoleh

persetujuan dari Menteri Keuangan dalam Surat

Keputusan No. Kep 434/KM.17/1997 tanggal 31 Juli

1997, yang diumumkan dalam lembaran negara No.

73/1997 tanggal 12 Septermber 1997, untuk

mendirikan Dana Pensiun International Nickel

Program K3 di Perusahaan Tambang 20

Indonesia, suatu dana pensiun yang dikelola

secara tersendiri, dimana karyawan tertentu yang

diterima sebagai karyawan sebelum 1 Januari 2011

yang telah memiliki persyaratan masa kerja yang

disyaratkan berhak untuk memperoleh imbalan

tertentu, apabila karyawan tersebut pensiun,

cacat, atau meninggal dunia. Perseroan juga

telah menunjuk pihak ketiga untuk mengelola

program kesehatan pasca kerja melalui mekanisme

pembayaran iuran bulanan.

Melakukan pemantuan dan sistem evaluasi

pemantuan kerja dalam lingkungan kerja,

meningkatkan kesadaran karyawan terhadap

lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan

investigasi dan inspeksi audit tentang

lingkungan

kerja yang sehat. Selain itu tersedianya

pelayanan rumah sakit yang bisa dipergunakan

seluruh karyawan untuk melakukan pemeriksaan.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi

menurunnya produktifitas yang diakibatkan sering

absen karena sakit ataupun karena kecelakaan

kerja. Serta biaya pengobatan, dirawat,

dioperasi, dan sebagainya menjadi tanggung jawab

perusahaan.

Program Keselamatan Kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 21

PT. Vale menganggap pentingnya variabel

Program Keselamatan Kerja, hal tersebut

dibuktikan dengan adanya penggunaan alat-alat

perlindungan diri seperti sarung tangan dan

masker di tempat kerja, pemakaian helm kerja,

ada pengaturan udara yang cukup, ada petunjuk

dan peringatan di tempat kerja.

Khususnya yang berada di Departemen Proses

bagian Converter sebelum karyawan melakukan

kerjanya diberikan pengetahuan tentang resiko

bahaya di tempat kerja, memantau penggunaan alat

selama bekerja. Pemimpin-pemimpin operasional di

PT. Vale menerima pelatihan ekstensif untuk

mengidentifikasi potensi bahaya dan mereka

bertanggung jawab untuk menjadi panutan bagi

angota tim mereka. Metodologi yang digunakan

termasuk Audit Keselamatan Tingkat Tinggi, yang

dilakukan secara rutin untuk memastikan area

kami beroperasi sesuai dengan standar

keselamatan secara konsisten, dan hasil dari

audit-audit tersebut menjadi kriteria evaluasi

dari Employee

Performance Scorecards. Selain itu, Perseroan

juga mengintegrasikan Major Hazard Standards

kami dengan standar global Vale, dan dengan

menyediakan pelatihan tambahan bagi para

Program K3 di Perusahaan Tambang 22

pemimpin dan karyawan yang terlibat dalam aspek

operasional yang memiliki risiko tambahan.

Pencapaian di bidang kesehatan lingkungan dan

keselamatan selama 2011 termasuk keberhasilan

PT. Vale mencapai 13 juta jam kerja tanpa Lost

Time Injury. Ini adalah pencapaian kelas dunia,

dan karyawan PT. Vale berhak atas ucapan

selamat. Investasi pada karyawan terlihat jelas

lebih dari 110.000 jam-karyawan yang

didedikasikan untuk aktivitas pelatihan dan

pengembangan karyawan. Ini adalah peningkatan

sebanyak 21.000 jam karyawan atau 24 persen dari

tahun sebelumnya.

Pentingnya Program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja bagi PT. Vale Tbk.

Dari enam nilai-nilai – yang juga

ditegakkan di semua organisasi PT. Vale lainnya

di seluruh dunia, yang pertama dan paling

penting adalah “hidup sangat berharga”. Kami

telah membuat Kesehatan dan Keselamatan para

karyawan kami prioritas nomor satu. Lebih dari

sekedar retorika, kami membuat prosedur dan

proses Kesehatan dan Keselamatan menjadi

instrumental, dan memberdayakan karyawan-

karyawan kami untuk berperan sebagai teladan

dalam mempraktekkan hal tersebut secara efektif

Program K3 di Perusahaan Tambang 23

dan konsisten. Pendekatan kami terhadap

Kesehatan dan Keselamatan dimulai dengan

menimbulkan kesadaran terhadap berbagai macam

risiko dan pentingnya mengurangi risiko

tersebut.

Pada bulan Februari 2011, gempa bumi dan

badai petir di Sorowako mengganggu produksi.

Akibat dari peristiwa alam ini, sambungan

listrik dan beberapa fasilitas kami terganggu

sehingga menyebabkan penghentian produksi

sementara.

PT. Vale tidak akan pernah mengkompromikan

keselamatan karyawannya, sehingga semua kegiatan

operasi dihentikan hingga kami menyelesaikan

seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk

memastikan operasi yang benar dan aman sebelum

dimulai kembali.

Berikut ini adalah beberapa pencapaian PT Vale

selama 2011:

Keselamatan:

1. Implementasi PT. Vale Critical Activity

Requirement (CAR).

94,9% tingkat kepatuhan terhadap CAR, dan 100%

tingkat kepatuhan hukum. Audit ini dilaksanakan

oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh PT. Vale.

Program K3 di Perusahaan Tambang 24

2. Mencatat 1,62 Total Reported Incident Frequency

Rate (TRIFR)

3. 26 kasus Total Reported Incident (TRI).

4. Implementasi Modul Safety - SAP (SAP – Modul

Safety).

Kesehatan:

1. Implementasi SAP – Modul Industrial Hygiene.

2. Penelitian mengenai Asbes di dalam bijih

mineral.

3. Program pemantauan resiko terekspos paparan

kerja terhadap Resiko Kesehatan Kerja kuantatif.

4. Melanjutkan pemantauan ruang kerja dalam rangka

pemantauan kondisi kerja dan kepatuhan peraturan

yang berlaku.

Kebakaran dan Penanganan Kondisi Darurat:

1. Berpartisipasi dalam Pekan National Fire and

Rescue.

2. Mendapat 2 Medali Emas untuk Penyelamatan dari

Sudut Tinggi dan Latihan Kebugaran Pemadam

Kebakaran; dan 1 medali perak untuk kategori

Pemadaman Kebakaran.

Selain keuntungan yang luar biasa bagi PT. Vale

dan tetangga-tetangga kami, kami dengan bangga

melaporkan bahwa proyek ini menghasilkan 9,4 juta jam

kerja tanpa kecelakaan. Ini adalah rekor baru bagi

Perseroan untuk proyek apapun, dan ini adalah bukti

Program K3 di Perusahaan Tambang 25

positif keberhasilan kami dalam menerapkan praktik-

praktik keselamatan di tempat kerja.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor

dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi

periode waktu yang ditentukan. Lingkungan yang

dapatmembuat stress emosi atau gangguan fisik

(A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:161).

Menurut Suma’mur (2000:01) keselamatan kerja

merupakan sarana untukpencegahan kecelakaan

cacat dan kematian akibat kecelakaan

kerja.Keselamatan kerja merupakan tindakan

pencegahan yang mengacu padadukungan manajemen

puncak dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan,

danmenciptakan suasana kerja yang aman dan

damai bagi para karyawan yang

bekerja di perusahaan.

Beberapa Landasan Hukum yang berkaitan

dengan pelaksanaan Program Kesehatan

Program K3 di Perusahaan Tambang 26

danKeselamatan di setiap tempat kerja atau

perusahaan yaitu (Konradus Danggur, 2006 : 43)

1. UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun

1970 No. 01, tambahan Lembaran Negara No.

2918. Tentang Keselamatan Kerja pada dasarnya

merupakan payung dari semua peraturan

perundang-undangan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja di Indonesia.

2. Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara

Tahun 1992 No. 100 tentang Kesehatan, pasal

23 ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa kesehatan

kerja diselenggarakan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal.

3. UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan

Sosial Tenaga Kerja dan Kepres RI no. 22

Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul

akibat hubungan kerja . Dalam pasal 1 UU No.

03 Tahun 1992 dijelasan definisi tentang

Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (Jamsostek), tenaga kerja,

pengusaha, perusahaan, kecelakaan kerja dan

sebagainya. Lalu pada penerapan program K3 di

salah satu industri tambang terbesar di

Indonesia yaitu PT Vale Tbk, dimana pada

penerapanya, melakukan pemantuan dan sistem

evaluasi pemantuan kerja dalam lingkungan kerja,

Program K3 di Perusahaan Tambang 27

meningkatkan kesadaran karyawan terhadap

lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan

investigasi dan inspeksi audit tentang

lingkungan kerja yang sehat. Selain itu

tersedianya pelayanan rumah sakit yang bisa

dipergunakan seluruh karyawan untuk melakukan

pemeriksaan. Khususnya yang berada di Departemen

Proses bagian Converter sebelum karyawan

melakukan kerjanya diberikan pengetahuan tentang

resiko bahaya ditempat kerja, memantau

penggunaan alat selama bekerja.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat

penting dalam pembangunan karena sakit dan

kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian

ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan,

kerugian pada diri pekerja, bahkan kerugian pada

negara. Oleh karena itu kesehatan dan

keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal

bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh

masyarakat khusunya masyarakat pekerja di

pertambangan tersebut guna meminimalisir segala

kerugian yang dapat terjadi.

Program K3 di Perusahaan Tambang 28

DAFTAR PUSTAKA

Mar'ati, S. 2008. Program K3 dan Produktivitas Kerja, [pdf],(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4095/Bab %201-%20Bab%206.pdf?sequence=2, diakses tanggal 21 Desember 2014)

PT. Vale Tbk, 2012. Annual Report, (http://www.indonesia-investments.com/upload/documenten/vale-indonesia-annual-report-2012.pdf, diakses tanggal 21 Desember 2014)

Kampung Miners, 2012. K3 Pertambangan, (http://kampungminers.blogspot.com/2012/11/k3-pertambangan.html, diakses tanggal 21 Desember 2014)

Program K3 di Perusahaan Tambang 29