Alat Pelindung Diri K3

28
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang. Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita sering tidak menduga akan mendapat resiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik di lingkungan kerja, di jalan raya , maupun di tempat – tempat umum dan lingkungan rumah. Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sector kesehatan tidak terkecuali di maupun perkantoran, akan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskulos keletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram padalengan dan tangan. Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern diSingapura dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepatlelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%,tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 1

Transcript of Alat Pelindung Diri K3

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang.

Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukanaktivitas, kita sering tidak menduga akan mendapatresiko kecelakaan pada diri kita sendiri. Banyak sekalimasyarakat yang belum menyadari akan hal ini. Baik dilingkungan kerja, di jalan raya , maupun di tempat –tempat umum dan lingkungan rumah.

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatandan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerjatermasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlumengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatandalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaandan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, sertameningkatkan produktivitas dan efesiensi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harikaryawan/pekerja di sector kesehatan tidak terkecualidi maupun perkantoran, akan resiko bahaya di tempatkerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang palingringan sampai yang paling berat tergantung jenispekerjaannya.

Dari hasil penelitian di sarana kesehatan RumahSakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah SakitParis mengalami gangguan muskulos keletal (16%) di mana47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerahtulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanangas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lainberupa mual, kelelahan, kesemutan, keram padalengan dantangan.

Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunankantor modern diSingapura dilaporkan bahwa 312responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick BuildingSyndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepatlelah 45%,hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan16%,tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah

1

31%.Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentangKesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkanbahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan padasetiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yangmempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagipekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpamembahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya,untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal,sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja. APDtidak mencegah insiden bahaya, hanya mengurangi akibatdari kecelakaan itu sendiri. Karena itu, alat pelindungharus digunakan dalam kegiatan yang beresiko terjadikecelakaan berdasarkan factor yang mempengaruhinya.

B. Rumusan Masalah1. Apa itu APD?2. Siapa yang harus memberikan APD?3. Apa kekurangan dan kelebihan APD?4. Bagaimana cara merawat APD yang baik dan benar?5. Apakah ada jaminan apabila terjadi kecelakaan

kerja?

C. Tujuan Agar kita tahu bagaimana cara bekerja yang baik

dan benar, Supaya kita bisa lebih berhati-hati dalam bekerja,

dan Mengetahui bagaimana merawat APD supaya tetap

steril, tahan lama.

2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Pelindung Diri.Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan

yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya danrisiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itusendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudahdisepakati oleh pemerintah melalui Departemen TenagaKerja Republik Indonesia. Semua jenis APD harusdigunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yangbenar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja(K3L' Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan').

Hukum yang mendasari adalah :1. Undang-undang No.1 tahun 1970.

a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturanperundangan ditetapkan syarat syarat untukmemberikan APD

3

b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkanmenunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenagakerja baru tentang APD.

c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangandiatur kewajiban dan atau hak tenaga kerjauntuk memakai APD.

d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkanmenyediakan APD secara cuma-cuma

Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus

menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenagakerja untuk menggunakannya untuk pencegahan penyakitakibat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat

mengenai perencanaan 4dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindungdiri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraanmakanan di tempat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/Men/1986Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja yang

mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindungdiri yg berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi,sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung mukadan pelindung pernafasan.

Intisari Permenaker No.08 thn 2010 ttg APDPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASIREPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010TENTANG ALAT PELINDUNG DIRIPasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

a. Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APDadalah suatu alat yangmempunyai kemampuan untukmelindungi seseorang yang fungsinya mengisolasisebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahayadi tempat kerja.

4

b. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalahtenaga teknis berkeahlian khusus dari luarKementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yangditunjuk oleh Menteri.

Pasal 2a. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi

pekerja/buruh di tempat kerja.b. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)atau standar yang berlaku.

c. APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibdiberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma.

Pasal 3a. APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

meliputi:- pelindung kepala;- pelindung mata dan muka;- pelindung telinga;- pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;- pelindung tangan; dan/atau- pelindung kaki.

b. Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),termasuk APD:- pakaian pelindung;- alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau- pelampung.

c. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau AhliKeselamatan danKesehatan Kerja dapat mewajibkanpenggunaan APD di tempat kerja selainsebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara

tertulis dan memasang rambu¬rambu mengenai kewajibanpenggunaan APD di tempat kerja.Pasal 6

1. Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempatkerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuaidengan potensi bahaya dan risiko.

2. Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untukmelakukan pekerjaan apabila APD yang disediakantidak memenuhi ketentuan danpersyaratan.

5

Pasal 71. Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan

manajemen APD ditempat kerja.2. Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi:i) identifikasi kebutuhan dan syarat APD;ii) pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya

dan kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;iii) pelatihan;iv) penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;v) penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;vi) pembinaan;vii) inspeksi; danviii) evaluasi dan pelaporan.

Pasal 81) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi

dengan baik harus dibuang dan atau dimusnahkan.2) APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta

mengandung bahan berbahaya, harus dimusnahkan sesuaidengan peraturan perundang undangan.

3) Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harusdilengkapi dengan berita acara pemusnahan.

B. Kelebihan dan Kekurangan APDKekurangan :

1) Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karenamemakai APD yang kurang tepat dan perawatannyayang tidak baik.

2) Fungsi dari ADP ini hanya untuk mengurangi akibatdari kondisi yang berpotensi menimbulkan bahayabukan untuk menyelamatkan nyawa.

3) Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan karenahanya melindungi bukan mencegah.

4) Cara pemakaian APD yang salah karena kurangnyapengetahuan tentang penggunaan APD yang baik danbenar, APD tak memenuhi persyaratan standar karenaperawatannya tidak baik dan kualitasnya buruk.

5) APD yang sangat sensitive terhadap perubahantertentu.

6) APD yang mempunyai masa kerja tertentu sepertikanister, filter (digunakan untuk menahan

6

frekuensi tertentu pada tahanan yangberubahubahdan lain-lain) dan penyerap(cartridge).

7) APD dapat menularkan penyakit bila dipakaiberganti-ganti.

Kelebihan :1) Mengurangi resiko akibat kecelakan kerja yang

terjadi baik sengajamaupun tidak sengaja2) Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada

kecelakaan3) Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian

teknik dan administrasi tidak berfungsi denganbaik.

4) Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja ditempat kerja agar terlindungi dari bahaya kerja.

C. MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG DIRI1. Safety Helmet

Safety Helmet merupakan alat pelindung kepala yangmelindungi kepala dari benda-benda yang bisa mengenaikepala secara langsung.

2. Tali Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakanalat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa(mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain). Sehinggasaat kita terjatuh, ada tali pengaman yang menyanggatubuh kita.

7

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfugsi sebagai alat pengaman saat bekerja ditempat yang becek ataupunberlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untukmelindungi kaki dari benda tajam atau berat, bendapanas, cairan kimia, dsb.

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulitdilapisi metal dengan soldari karet tebal dan kuat.Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpakaki karena tertimpa benda tajam atau berat, bendapanas, cairan kimia, dsb.

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saatbekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkancedera tangan.Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

8

6. Tali Pengaman (Safety Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja diketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini diketinggian lebih dari 1,8 meter. Berguna untukmelindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanyadigunakan pada pekerjaan konstruksi dan memanjat sertatempat tertutup atau boiler. Harus dapat menahan bebansebesar 80 Kg.Jenis :Penggantung unifilarPenggantung berbentuk UGabungan penggantung unifilar dan bentuk UPenunjang dada (chest harness)Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

7. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saatbekerja di tempat yang bising. Sumbat telinga yang baikadalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkanfrekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) takterganggu. Kelemahan: tidak tepat ukurannya denganlobang telinga pemakai kadang-kadang lobang telingakanan tak sama dengan yang kiri.Bahan sumbat telinga : Karet, plastik keras, plastikyang lunak, lilin, kapas yang disenangi adalah jenis

9

karet dan plastic lunak,karena bisa menyusaikan bentukdengan lobang telinga.Daya atenuasi (daya lindung) : 25-30 dBAda kebocoran dapat mengurangi atenuasi + 15 dB darililin :- bisa lilin murni- dilapisi kertas- kapasKelemahan:

- Kurang nyaman- Lekas kotor.- Dari kapas: daya atenuasi paling kecil antara 2 –

12 dB.Tutup Telinga Ada beberapa jenis:Atenuasinya: pada frekuensi 2800–4000 Hz sampai 42 dB(35–45 dB), untuk frekuensi biasa 25-30 dB.Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutuptelinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yanglebih tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB, karenahantaran suara melalui tulang masih ada.

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja(misalnyamengelas) agar tidak terkena benda-benda.Syarat optis tertentu

Lensa tidak boleh mempunyai efek distorsi/ efekprisma lebih dari 1/16 prisma dioptri; artinyaperbedaan refraksi,harus lebih kecil dari 1/16 dioptri.Prinsipnya kacamata yang hanya tahan terhadap panjanggelombang tertentu.

9. Masker (Respirator)

10

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirupsaat bekerja ditempat dengan kualitas udara buruk(misal berdebu, beracun, dsb).

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikanbenda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda).

11. Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saatbekerja (misal bekerjapada waktu hujan atau sedangmencuci alat).

Kelayakan APD Membeli dan memakai APD harus sesuai dengan

kelayakn SNI atau terjamin mutu dan kualitasnya. APD akan berkembang dengan menstandarisasikan

kemungkinan yang ada dalam berbagai bidang. APD harus sesuai dengan fungsi dan kegunaan tugas

kita. APD dapat menularkan penyakit bila dipakai

bergantian,

D. Ketersediaan APD

11

Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal 14 butir cmenyatakan bahwa”pengurus (pengusaha) diwajibkan untukmenyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungandiri yang diwajibkan pada pekerja yang berada dibawahpimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lainyangmemasuki tempat kerja tersebut, disertai denganpetunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjukpegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatankerja.”

APD harus tersedia sesuai dengan risiko bahayayang ada di tempat kerja.Contohnya di pengelasan risikobahaya yang ada seperti infrared dan radiasi, maka APDyang harus digunakan adalah face shield dan goggles untukperlindungan mata dan wajah (Wentz, 1998).

Goggles face shield

Kenyamanan APDAPD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinyamengisolasi pekerja dari bahayadi tempat kerja.Karenaitu adalah penting APD bisa digunakan oleh pekerjasecara nyamandan tidak menimbulkan bahaya baru(Imamkhasani, 1991).Banyak alasan pekerja engganmenggunakan APD salah satunya adalahkarena faktorkenyamanan. Contohnya safety shoes yang terlalukebesaranatau kekecilan, tidak akan melindungi pekerjasecara efektif namun tidakmenutup kemungkinan untukmuncul kejadian baru karena memakai safetyshoes yang tidaksesuai ukuran.Untuk memberikan perlindungan yang baikmaka pakaian harus pas dansesuai. APD biasanya didisainberdasarkan rata-rata ukuran orang AmerikaUtara atauEropa, dan akan menjadi masalah jika digunakan olehpekerjayang ukurannya berada diatas atau dibawah ukurantersebut (Rosskam,1996).

E. Cara Merawat APD yang Baik dan Benar

12

1. Meletakkan APD pada tempatnya setelah selesaidigunakan,Letakkanlah APD pada tempatnya setelahdigunakan agar tetap terjagakelayakannya dansupaya tetap awet, tahan lama untuk digunakan.

2. Melakukan pembersihan secara berkala,Bersihkan danrawatlah APD agar tetap terjaga kesterilannyakarenapemakaian APD secara bergantian dapatmenyalurkan penyakit atauvirus-virus dari pekerjalain.

3. Memeriksa APD sebelum dipakai untuk mengetahuiadanya kerusakan atau tidak layak pakai,periksalah kelayakan APD sebelum digunakan agarkita tahu apakah alat itu masih layak kita gunakanuntuk bekerja atau tidak. Memastikan APD yangdigunakan aman untuk keselamatan jika tidak sesuaimaka perlu diganti dengan yang baru.

4. Pastikan peralatan APD yang akan kita gunakan amanuntuk keselamatan kita dan para pekerja lain agartidak terkaji sesuatu yang tidak diinginkan. Kalaumemang saat kita memeriksa, APD tersebut tidaklayak untuk digunakan, maka segera gantilah denganyang barudan yang berkualitas baik.

5. Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yangmenyangkut carapenyimpanan, kebersihan sertakondisinya. Jagalah APD dengan cara-cara yangsudah ditentukan. Mulai dari kebersihan, kondisiserta kelayakan pakai.

6. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alathelm kerja yang kualitasnya tidak sesuaipersyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidakdibenarkan untuk dipergunakan saat kitamelaksanakan pemeriksaan kelayakan APD, periksalahdengan seksama. Apabila ada APD yang tidak sesuaidengan standart, maka kembalikan dan jangandipakai.

Secara spesifik sebagai berikut:1. Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

13

Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaanrutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihanserta kondisinya oleh manajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alathelm kerja yang kualitasnya tidak sesuai persyaratanmaka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untukdipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa systemsuspensinya)Topi Pengaman

Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengamandari teganganlistrik yang terbatas.Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.- Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanyaterbuat dari logam- Yang digunakan untuk pemadam kebakaran.

Pengujian Mekanik Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari

ketinggian 1m, topi tidakboleh pecah atau bendatak boleh menyentuh kepala.

Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalamdibagian puncak ; 4-5 cm.

Tidak menyerap air dengan direndam dalam airselama 24 jam. Airyang diserap kurang 5% beratnya

Tahan terhadap apiPengujian Daya Tahan Terhadap Api

Topi dibakar selama 10 detik dengan pembakarBunsen atau propan,dengan nyala api bergaristengah 1 cm. Api harus padam setelah 5detik.

Pengujian listrik: Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji

dengan mengalirkan arusbolak-balik 20.000 voltdengan frekuensi 60 Hz, selama 3menit,kebocoranarus harus lebih kecil dari 9 mA.

Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diujidengan mengalirkan arusbolak-balik 2200 volt

14

dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menitkebocoranarus harus kurang dari 9mA

Manfaat Topi/Tudung:Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia

berbahaya dari Iklimyang berubah-ubah, dari bahaya apidan lain sebagainya.Setiap manajemen lini harusmemiliki catatan jumlah karyawan yangmemiliki helmkerja dan telah mengikuti training.

2. Kacamata Safety (Safety Glasses)

Kacamata safety dijaga keadaannya denganpemeriksaan rutin yangmenyangkut cara penyimpanan,kebersihan serta kondisinya olehmanajemen lini.Apabiladalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamatasafetyyang kualitasnya tidak sesuai persyaratan makaalat tersebut ditarik sertatidak dibenarkan untukdipergunakan.Penyimpanan masker harus terjamin sehinggaterhindar dari debu,kondisi yang ekstrim (terlalu panasatau terlalu dingin), kelembaban ataukemungkinantercemar bahan-bahan kimia berbahaya.Setiap manajemenlini harus memiliki catatan jumlah karyawanyangmemiliki kacamata safety dan telah mengikutitraining.

3. Sepatu Safety (Safety Shoes)

Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungikaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda

15

berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas ataudingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkenabahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir.Jenis pelindung kaki berupa sepatu keselamatan padapekerjaan peleburan, pengecoran logam, industri,kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahayapeledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah ataulicin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahayabinatang dan lain-lain.

Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaanrutin yang menyangkut cara penyimpanan, kebersihanserta kondisinya oleh manajemen ini. Apabila dalampemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yangkualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebutditarik serta tidak dibenarkan untuk dipergunakan.Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlahkaryawan yang memiliki sepatu safety dan telahmengikuti training.

4. Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ RespiratoryProtection)

Pelindung pernafasan dijaga keadaannya denganpemeriksaan rutinyang menyangkut cara penyimpanan,kebersihan serta kondisinya.Apabila dalam pemeriksaantersebut ditemukan alat pelindungpernafasan yangkualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alattersebutditarik serta tidak dibenarkan untukdipergunakan. Kondisi dan kebersihanalat pelindungpernafasan menjadi tanggung jawab karyawanyangbersangkutan, Kontrol terhadap kebersihan alattersebut akanselaludilakukan oleh managemen lini.Memberikan perlindungan terhadapsumber-sumber bahayaseperti:

- kekurangan oksigen

16

- pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap danuap logam)

- pencemaran oleh gas atau uap

5. Sarung tangan

Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaanrutin yangmenyangkut cara penyimpanan, kebersihanserta kondisinya olehmanajemen lini.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukansarung tanganyang kualitasnya tidak sesuaipersyaratan maka alat tersebut ditarik sertatidakdibenarkan untuk dipergunakan.

Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehinggaterhindar daridebu, kondisi yang ekstrim (terlalupanas atau terlalu dingin), kelembabanataukemungkinan tercemar bahan-bahan kimia berbahaya.

Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan dalammengendalikanbahaya di tempat kerja untuk menurunkantingkat kecelakaan akibatkerja,yaitu:a) Engineering control,yaitu dengan menambahkan berbagai

peralatandan mesin yang dapat mengurangi bahaya darisumbernya. Contohnya adalah penggunaan exhaust dansystem ventilasi untuk meminimalisir bahaya debuatau gas. Akan tetapi pengendalian dengan systemengineering control membutuhkan dana yang besar.

b) Administrative control,yaitu dengan membuat berbagaiprosedur kerjatermasuk kebijakan manajemen dalamimplementasi K3. Tujuannya adalah agar pekerjabekerja sesuai dengan instruksi yang sudahditetapkan sehinggan kecelakaan atau kesalahan kerjadapat dihindari. Termasuk didalam adminstarsicontrol yaitu dengan menyediakan alat pelindung diri(APD) atau personnel pertective equipment (PPE) bagisetiappekerja yang terpajan dengan bahaya di tempat kerja.

17

c) Inherently Safer Alternative Method,dimana metodainimemiliki empat strategi pengendalianbahaya,yaitu:

i. Minimize; yaitu dengan cara meminimalkantingkat bahaya darisumbernya dengan caramengurangi jumlah pemakaian atauvolumepenyimpanan dan proses.

ii. Substitue; yaitu dengan cara mengganti bahanyang berbahaya denganyang kurang berbahaya.Contohnya hádala menggunakan metodawaterbasesebagai pengganti solven base. Water base lebihaman dan ramahlingkungan dibandingkan solvenbase.

iii. Moderate; Mengurangi bahaya dengan caramenurunkan konsentrasibahan kimia yangdigunakan. Contohnya adalah menggunakanbahankimia dengan konsentrasi yang lebihrendah sehingga tingkat bahaya pajanannyamenjadi lebih rendah.

iv. Simplify; Mengurangi bahaya dengan caramembuat prosesnya menjadi lebih sederhanasehingga lebih mudah di control.

Semua metoda pengendalian tersebut dapat dilakukansecara bersamaan,karena tidak ada satu metodapun yangbetul-betul bisa menurunkan bahaya dan resiko sampaipada posisi nol,artinya para pekerjamasih besarkemungkinanya terpajan terhadap bahaya ditempatkerja.Untuk itu sebagai pertahanan dan perlindunganterakhir bagi pekerja adalah dengan menggunakan APD.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970bahwa pengurusatau pimpinan tempat kerja berkewajibanmenyediakan alat pelindung diri(APD/PPE) untuk parapekerja dan para pekerja berkewajiban memakaiAPD/PPEdengan tepat dan benar. Tujuan dari penerapan Undang-Undangini adalah untuk melindungikesehatan pekerjatersebut dari risiko bahaya ditempat kerja.Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitaskerja di industri sangat tergantung pada aktifitas yangdilakukan dan jenisbahaya yang terpapar.

Kesadaran para pekerja akan penggunaan alatpelindung diri(APD) dalam bekerja ternyata masih sangat

18

rendah. Berdasarkan temuan dari survei yang penulislakukan sejak tahun 2004 sampai saat ini banyak sekaliditemukan kesalahan dan kekurangan dalam menggunakanAPD diberbagai perusahaan baik lokal maupun yangberskala international (lihatgrafik).Ada dua faktorutama yang melatar belakangi masalah ini yaiturendahnya tanggung jawab management terhadapkeselamatan dan kesehatan pekerja dan rendahnya tingkatkesadaran para pekerja dalam menggunakan APD.

Manajemen sebagai wakil dari pemegang saham ataupemilik perusahaan sepenuhnya bertanggung jawab ataskeselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerjadengan menyediakan tempat kerja yang aman dan alatpelindung diri yang memadai. Namun pada kenyataannyamanajemen perusahaan masih menempatkan keselamatan dankesehatan pekerja diurutan bawah dari skala prioritasdari suatu program perusahaan teruta makalau sudahberhubungan dengan anggaran keuangan. Sebagai dampakdarihal tersebut para pekerja hanya diberikan APDseadanya tanpa mempertimbangkan tingkat bahaya ditempat kerja yang dihadapi setiap hari, tidakmendapatkan pelatihan yang mencukupi mengenaikeselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja danbahkan ada perusahaan yang secara sengaja membodohipara pekerja dengan mengatakan pekerjaan yang merekalakukan tidak berdampak terhadap kesehatan pekerja atautidak berbahaya.

Ada beberapa alasan klasik yang selalu dikemukakanoleh pihak manajemen tehadap para pekerja dalampenyediaan APD yaitu:

a) Anggarannya terlalu besar keuangan perusahaantidak mampu mendanainya.

b) APD yang tersedia sudah mencukupi karena banyakperusahaan lainjuga menggunakan APD yang sama,Meskipun sebenarnya APD tersebut tidak memenuhistandar yang dipersyaratkan.

c) Tingkat paparan masih dibawah nilai ambang batas(NAB).

d) Tidak di rekomendasikan oleh induk perusahaan.e) Kondisi seperti ini sudah berlangsung bertahun-

tahun dan tidak ada masalah.

19

Dengan alasan-alasan tersebut akhirnya parapekerja dipaksa menerima APD seadanya atau bahkan tanpaAPD dalam bekerja (lihatgrafik).

Dalam berbagai survey yang dilakukan juga ditemukan banyak perusahaan yang sudah menyediakan APDyang sangat baik buat parapekerja, bahkan ada beberapaperusahaan yang menyediakan APD secara berlebihan atauover spec bagi para pekerja. Namun masalah yangdihadapioleh pihak manajemen adalah rendahnya tingkatkesadaran para pekerjadalam menggunakan APD secarabenar selama bekerja. Banyak pekerjayang main kucing-kucingan dengan supervisor atau manager dalammenggunakan APD.

Dalam beberapa diskusi dengan para pekerja danberdasarkan observasi penulis ditemukan beberapa alasanakan rendahnya kesadaran para pekerja akan penggunaanAPD,yaitu:i. Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama

bekerja. Ini merupakan alasan yang paling banyakdikemukakan oleh para pekerja. Ketidak nyamanandisini diantaranya adalah panas, berat,berkeringat atau lembab, sakit, pusing, sesak dansebagainya.

ii. Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahayaatau berdampak pada kesehatannya. Terutama bagipara pekerja yang sudah bertahun-tahun melakukanpekerjaan tersebut.

20

iii. Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibatkurangnya pengetahuan akan fungsi dan kegunaanAPD.

iv. APD menggangu kelacaran dan kecepatan pekerjaan.v. Susah menggunakan dan merawat APD.

Hal lain yang juga ditemukan dalam survey iniadalah penggunaanAPD yang tidak tepat atau sesuaidengan paparan bahaya yang dihadapi. Hal ini disebabkankurangnya pengetahuan atau informasi tentang APD danjenis atau kondisi bahaya yang dihadapi. Banyakperusahaan yang menjual APD tidak memberikan informasiatau training yang memadai tentang penggunaan, fungsi,jenis, aplikasi, perawatan APD dan dampak kesehatanpengunaan APD.

Apabila APD digunakan secara benar dan sesuaidengan spesifikasi yang di tetapkan, maka tingkatkecelakaan dan sakit akibat kerja akan dapat dikurangi.Penurunan tingkat kecelakaan dan sakit akibat kerjaakan meningkatkan produktivitas kerja sehinggaperusahaan akan menjadi lebih sehat. Untuk mencapai halini maka kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi:

a. Adanya komitmen dari manajemen untuk melindungipekerja, salah satunya dengan menyediakan APD yangsesuai dengan standar.

b. Adanya kebijakan/prosedur/WI yang mengaturpenggunaan APD bagi pekerja.

c. Adanya training secara regular tentang tata carapengenalanresiko, pengendalian resiko danpenggunaan APD.

21

d. Adanya program komunikasi untuk meningkatkanawareness pekerja dalam menggunakan APD sepertiregular meeting, poster, stiker dan singnage.

e. Pekerja mengetahui dengan baik bahaya-bahaya yangada di tempatkerja.

f. Pekerja mengetahui dengan baik dampak kesehatandari pajanan bahaya-bahaya tersebut.

g. Pekerja mengetahui dengan baik cara-carapengendalian bahaya tersebut.

h. Pekerja mendapatkan APD yang sesuai dengan pajananbahaya yang dihadapi.

i. Pekerja secara konsisten dan benar menggunakan APDpada saat melakukan pekerjaan.

j. Pekerja memakai APD secara tepat dan benar selamabekerja.

F. Perlunya Pemahaman akan Jaminan Sosial sebagaiHak Kesejahteraan KerjaBerbagai pertanyaan mengenai jaminan sosial sering

diajukan oleh pekerja di Indonesia, karena kurangnyasosialisasi dari badan-badan penyelenggara jaminansosial di Indonesia. Bahkan banyak dari pekerja yangtidak terekspos mengenai sistem jaminan sosial yangdiselenggarakan di Indonesia. Untuk bisa mengetahuilebih jauh mengenai hak kesejahteraan sosial andasebagai pekerja, ada baiknya anda mempelajari lebihdahulu dasar mengenai jaminan sosial.

* Apakah jaminan sosial itu?Menurut Undang-undang no. 40 tahun 2004 tentang

Sistem JaminanSosial Nasional, jaminan sosial adalahsalah satu bentuk perlindungansosial untuk menjaminseluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhandasar hidupdan pekerjaan yang layak. Jaminan sosial dalam haliniberhubungan dengan kompensasi dan programkesejahteraan yangdiselenggarakan pemerintah untukrakyatnya.

* Bagaimana penyelenggaraan jaminan sosial diIndonesia?

22

Di Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS) telahmenentukan 4 macam jaminan sosial yangterdiri dari JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja),TASPEN (Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri),ASABRI (Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RepublikIndonesia), dan ASKES (Asuransi Kesehatan Indonesia).

* Apa itu JAMSOSTEK?JAMSOSTEK adalah salah satu badan penyelenggara

jaminan socialyang mengembangkan program jaminan sosialberdasarkan funded socialsecurity, jaminan sosial yangdidanai oleh peserta dan masih terbatas padamasyarakatpekerja di sektor formal. Pekerja sektor formal disinimaksudnya adalah para karyawan perusahaan-perusahaanswasta dan tidaktermasuk pekerja sektor informalseperti pekerja rumah tangga, buruh industri kecil,dll. Dengan kata lain, Jamsostek merupakan asuransisocialbagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial)beserta keluarganya.

Apa saja sih yang ditanggung oleh JAMSOSTEK? SkemaJamsostek meliputi program-program yang terkait denganrisiko, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminankematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan jaminanhari tua.

Cakupan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) meliputi:biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan,perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uangbagi pekerja yang tidak mampu bekerja,dan cacat.

Apabila pekerja meninggal dunia bukan akibatkecelakaan kerja, mereka atau keluarganya berhakatas Jaminan Kematian (JK) berupa biaya pemakamandan santunan berupa uang.

Apabila pekerja telah mencapai usia 55 tahun ataumengalami cacat total/seumur hidup, mereka berhakuntuk memperolah Jaminan Hari Tua (JHT) yangdibayar sekaligus atau secara berkala.

Sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)bagi tenaga kerja termasuk keluarganya, meliputi:biaya rawat jalan, rawat inap, pemeriksaankehamilan dan pertolongan persalinan, diagnostik,serta pelayanan gawat darurat.

23

Kecelakaan KerjaKecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang

terjadi dalambekerja, termasuk penyakit yang timbuldalam bekerja dan kecelakaan yang terjadi dalamperjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja danpulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajardilalui.

KematianKematian adalah peristiwa meninggal dunia yang

bukan disebabkan oleh kecelakaan kerja, seperti sakit,korban kriminilitas dan lain-lain.

Hari TuaHari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan

telah mencapai usia 55 tahun atau mengalami cacat totaltetap setelah ditetapkan oleh dokter atau memenuhipersyaratan tertentu.

Pemeliharaan KesehatanHak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan

jikakaryawan tersebut mengalami gangguan kesehatan.Hakpelayanan kesehatan ini berlaku bukan hanya untukkaryawan, tapi juga untuk tanggungannya, yaitu seorangistri dan maksimal 3 anak kandung.

KEPUTUSAN MENAKERTRANS RI NOMOR : KEP-67/MEN/IV/2004TENTANG PELAKSANAAN PROGRAMJAMINAN SOSIAL TENAGA KERJABAGI TENAGA KERJAASINGPasal 2

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja asing diIndonesia wajib mengikutsertakan tenaga kerja asingyang bersangkutan dalam Program Jaminan Sosial TenagaKerja.

Sanksi Bagi Pengusaha Yang Melanggarhukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulanatau denda setinggi-tingginyaRp 50.000.000,- (limapuluh juta rupiah).

24

Setelah diberikan peringatan tetapi tidakmelaksanakan kewajibannya dikenakan sanksiadministratif berupa pencabutan ijin usaha.

Tujuan dan Manfaat JKDKTujuan

Perlindungan atas pekerja termasuk bagi keluargadan Perusahaan.

Memberi ketenangan dan percaya diri sehinggatercipta disiplin kerja.

Meningkatkan kesejahteraan pekerja sehinggatercipta produktivitas dan meningkatkan keuntunganPerusahaan.

Manfaat Jaminan bagi pekerja dan Perusahaan. Mendorong motivasi untuk lebih tekun bekerja. Menciptakan Sense of Belonging dan kerjasama

antara pekerja dan Perusahaan. Dengan pengalihan resiko kepada Asuransi,

Perusahaan tidak dibebani biaya-biayaunpredictable.

Kesejahteraan pekerja akan menambah motivasi,disiplin dan rasa memiliki sehingga meningkatkanproduktivitas.

Ikut secara riil dalam memberikan kontribusikepada Pembangunan Daerah.

* Apa itu ASKES?

ASKES adalah penyelenggara jaminan pemeliharaanatau asuransi kesehatan bagi Pegawai Negri Sipil,Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, PerintisKemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usahalainnya. Berbeda dengan pelayanan JAMSOSTEK yangmencakup semua elemen, pelayanan yang disediakan olehASKES hanya mencakup mengenai kesehatan seperti :konsultasi medis dan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan

25

dan pengobatan oleh dokter umum dan atau para medis,pemeriksaan dan pengobatan gigi, dan lainnya.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanAlat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang

digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungiseluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanyapotensi bahaya/kecelakaan kerja.

1. APD( alat perlindungan diri) merupakan alat yangdigunakan untukmengurangi resiko akibatkecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itusendiri.

2. APD dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.3. APD harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat

pekerjaan.4. APD harus selalu dirawat agar dapat digunakan

sesuai dengan ketentuan.

B. SARAN

26

1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan APD.2. Penyuluhan tentang APD kepada semua masyarakat

agar dapat mengurangi angka kecelakaan.3. Penggunaan APD sebaiknya sesuai dengan kebutuhan

tenaga kerja.4. Pemantauan terhadap APD harus rutin dilakukan,

agar dalam penggunaan lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/

http://www.depnakertrans.go.id/news.html,707,naker

27

http://lindariski.blogspot.com/2010/04/makalah-apd.html

http://m.gajimu.com/main/pekerjaan - yang - layak/ pekerjaanyanglayak/jaminansosialhttp://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2110400-pengertian-filter/ http:// wishnuap.blogspot.com/2011/07/intisari-permenaker-no08-thn-2010-ttg.htmlhttp://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/

Desni, Elly.2013. “Produksi Bioetanol dari Ampas Sagu Berbahan Pati – lignoselulosa melalui Hidrolisa Enzimatik Ragi Tapai”. Universitas Bung Hatta.

28