hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas ...
Unggul dalam IPTEK
Kokoh dalam IMTAQ
LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN KEIKHLASAN (PENERIMAAN DIRI) TERHADAP
KUALITAS HIDUP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
DI RS KANKER DHARMAIS – JAKARTA BARAT
DISUSUN OLEH:
SITI KHOIM ARODATIN 2013707236
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2015
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Penelitian dengan Judul :
HUBUNGAN KEIKHLASAN (PENERIMAAN DIRI)
TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS - JAKARTA BARAT
Telah mendapat persetujuan oleh pembimbing untuk di uji sidangkan sebagai persyaratan akhir menjadi sarjana keperawatan
Jakarta, Maret 2015
Pembimbing
(Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep, Sp.KMB)
Mengetahui,
Ka. Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
(Irna Nursanti, SKp, M.Kep, Sp.Mat)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penelitian dengan Judul :
HUBUNGAN KEIKHLASAN (PENERIMAAN DIRI)
TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA
DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS - JAKARTA BARAT
Laporan penelitian ini telah di pertanggung jawabkan di hadapan penguji dan telah
dilakukan perbaikan sesuai dengan saran penguji
Jakarta, Maret 2015
Mengetahui,
Penguji I Penguji II
(Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep, Sp.KMB) (Hj. Misparsih, S.Kp, M.Kes)
Penguji III
(Ns. Fitrian Rayasari, M.Kep, Sp. KMB)
vi
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Penelitian Maret 2015 SITI KHOIM ARODATIN 2013727036 HUBUNGAN KEIKHLASAN : PENERIMAAN DIRI TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN DENGAN KANKER PAYUDARA DI RS KANKER DHARMAIS – JAKARTA BARAT 7 Bab + 72 halaman + 6 Tabel + 12 lampiran + 1 gambar
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita karena terganggunya sistem pertumbuhan sel didalam jaringan payudara. Dalam penetalaksanaan pengobatan kanker payudara membuat penderita mengalami penurunan kondisi fisik maupun psikologi yang berupa koping individu tidak efektif, kecemasan dan ketakutan akan kematian. Keikhlasan (Penerimaan diri) terhadap diagnosis kanker payudara sangat penting guna meningkatkan kualitas hidup klien pada kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualiatas hidup klien dengan kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan prinsip purposive sampling pada 83 responden dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah keikhlasan dan kualitas hidup klien dengan kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat. Hasil analisa bivariat dengan uji Chy squere menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup klien dengan nilai p value 0,000 (p value <0,05). Saran hasil penelitian ini adalah dalam pemberian asuhan keperawatan klien dengan kanker payuadara perlu memperhatikan aspek psikologi dan spiritual selain aspek fisiologis klien guna meningkatkan kualitas hidup. Kata kunci: keikhlasan (penerimaan diri), kualitas hidup, kanker payuadara Daftar pustaka: 20 buku (tahun 2000-2014)
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
saya dalam menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul hubungan
keikhlasan terhadap kualitas hidup klien dengan kanker payudara di RS
kanker Dharmais – Jakarta Barat, sebagai syarat kelulusan studi sarjana
keperawatan agar dapat mencapai gelar sarjana dan profesi keperawatan.
Dasar laporan penelitian saya buat bersumber dari buku-buku islam, buku
keperawatan, dan bersumber pada Al Qur an dan hadits.
• QS Ath Talaq (65) ayat 2-4 menjelaskan bahwa barang siapa yang
bertagwa kepada Allah niscaya Dia akan menyediakan baginya jalan
keluar. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan semua keperluannya dan barang siapa yang
bertagwa kepada Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.
• Allah tidak akan menerima amal perbuatan kecuali yang dilakukan
dengan ikhlas sesuai sabda rosulullah SAW “ sesungguhnya amal –
amal itu tergantung pada niatnya dan setiap orang tergantung apa yang
diniatkannya. ( HR. Bukhori )
iv
Dalam penyusunan laporan penelitian deskriptif ini banyak mengalami
hambatan dan kesulitan namun berkat bimbingan dari berbagai pihak sehingga
saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada YTH:
1. Bpk DR. Mohammad Hadi M.Kes. selaku Dekan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
2. Ibu Irna Nursanti, SKp, M.Kep, Sp.Mat selaku ketua program study Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
3. Ibu Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep, Sp.KMB selaku pembimbing penelitian ini
yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan serta bijaksana
dalam membuat keputusan.
4. Bpk. Direktur Utama RS kanker Dharmais Jakarta Barat yang telah
memberikan izin kepada saya dalam penelitian ini.
5. Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik yang telah membantu saya dalam
memberikan saran sehingga penelitian ini berjalan dengan baik.
6. Kepala Instalasi litbang Rs Kanker Dharmais yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian ini.
7. Kepala Instalasi rawat Inap dan rawat jalan di RS Kanker Dharmais Jakarta
Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
v
8. Seluruh karyawan di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat yang telah
membantu terselesainya penelitian ini dengan baik.
9. Teman-teman seperjuangan di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang telah memberikan semangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini
10. Suamiku tersayang dan ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan
dan meridhoi peneliti dalam menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Saya menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi penelitian lebih lanjut.
Akhirnya dengan keterbatasan saya berharap laporan penelitian berguna bagi
tenaga perawat dan mahasiswa keperawatan khususnya. Semoga Allah SWT
memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kita semua. Amin.
Jakarta , 6 Maret 2015
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang……......…..………………………………………………… II. Rumusan masalah penelitian………………………………………………. III. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. IV. Manfaat penelitian……….………..………………………………………...
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN I. Konsep Dasar Kanker Payudara
A. Pengertian kanker payudara……..…………………………………… B. Etiologi kanker payudar……………………………………………..… C. Jenis-jenis kanker payudara……..………………………………........ D. Penentuan stadium kanker payudara…..…………………………...… E. Tanda dan gejala kanker payudara………..………………………….. F. Pemeriksaan medis……..………………………………………………. G. Diagnosa jaringan………………….…………………………………… H. Pengobatan……………………..……………………………………….. I. Reaksi psikologis pada pasien kanker ..………………………………. J. Pecegahan………………………………………………………………. K. Asuhan keperawatan pada klien kanker payudara…………………..
II. Konsep dasar kualitas hidup A. Pengertian kualitas hidup...................................................................... B. Aspek-aspek kualitas hidup……………...……………………………. C. Factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup..………………….
III. Konsep dasar keikhlasan (penerimaan diri) A. Pengertian ikhlas ……………………………………………………… B. Aspek-aspek ikhlas (penerimaan diri)………………………………. C. Fisiologis ikhlas……………………………………………………….. D. Komponen ikhlas……………………………………………………… E. Kunci ikhlas………………………………………………………… F. Penelitian terkait………………………………………………………
BAB III KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL I. Kerangka konsep ……..……………………………………………...…
i ii iii vi ix ix ix
vii
1 5 5 6 8 8 14 15 18 20 23 24 27 28 29 37 38 38 3940 41 45 48 49 51
viii
II. Hipotesis ……………………………………………………………….. III. Definisi operasional…………………………………………………….
BAB IV METODE PENELITIAN I. Desain dan jenis penelitian…………………..……..……………..…… II. Waktu dan tempat penelitian ……………………………………..………. III. Populasi dan Sampel……………………………………………………… IV. Etika penelitian……….…………………………………………………. V. Uji validitas dan reabilitas………………………………………………… VI. Prosedur Pengumpulan data (alat ukur dan cara)……………..………… VII. Metode pengumpulan data…….……………………………………….. VIII. Metode Pengolahan data…………………………………………………. IX. Analisa Data………………………………………………………….......
BAB V HASIL PENELITIAN I. Analisa Univariat………………….………………………………………
II. Analisa Bivariat…………………..……………………………………… BAB VI PEMBAHASAN
I. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………… II. Pembahasan ………………………………………………………………...
BAB VII KESIMPULAN I. Kesimpulan…………………………………………………………………
II. Saran ……………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
The way brain is Organised……………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar persetujuan responden…………..………………………………….. Kuisioner penelitian ………………………….………………………………
DAFTAR TABEL
Table Tabel 1.1 Penentuan stadium kanker payudara………………………….. Tabel 2.1 Empat Kategori Gelombang Otak………………………………… Table 3.1 Definisi operasional hubungan keikhlasan (Penerimaan diri) terhadap
kualitas hidup………………………………………………………. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Data Demografi Klien ………………………..… Table 5.6 Distribusi frekuensi keikhlasan dan kualitas hidup ………………… Table 5.8 Distribusi frekuensi hubungan keikhlasan terhadap kualitas hidup…..
53 53 55 55 55 58 58 59 60 61 62 63 66 6869 71 72 73
ix x 17 42 54 64 64 67
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kanker payudara merupakan keganasan tersering pada wanita. Kanker payudara karena
terganggunya system pertumbuhan sel didalam jaringan payudara. Payudara tersusun dari
kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Sel abnormal dapat
tumbuh dibagian tersebut, mengakibatkan kerusakan yang lambat dan menyerang.
Penyebab Kanker payudara belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa factor
yang mampu meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Fakto-faktor tersebut
meliputi riwayat pribadi tentang penyakit jinak (profilaksis) payudara, riwayat keluarga
dengan kanker payudara, menstruasi dini, menopause pada usia lanjut, terapi pengganti
hormon, radiasi, masukan alcohol dan stress. (Black and Hokanson, 2014)
Pengobatan kanker payudara membuat klien mengalami penurunan dalam kondisi fisik,
maupun psikologis. Penurunan psikologis berupa koping individu tidak efektif,
kecemasan, ketakutan akan kematian terjadi saat seseorang terdiagnosa kanker payudara.
Jika seseorang yang terganggu psikologisnya akan berpengaruh pula pada kemampuan
fisiknya. Sehingga kualitas hidup juga akan berpengaruh.(Hawari, 2004)
Predy and Watson (2010) mendefinisikan kualitas hidup sebagai kepuasan dalam
berbagai aspek kehidupan. Kualitas hidup sebagai dampak dari penyakit dan aspek
kepuasan yang diukur dengan skala fungsi fisik (didefinisikan sebagai status fungsional
dalam kehidupan sehari-hari), disfungsi psikologis (tingkat distress emosional), fungsi
social (hubungan pribadi dengan kelompok), pengobatan (didefinisikan sebagai
kecemasan atau kekhawatiran tentang penyakit dan program perawatan, fungsi kognitif
(kinerja kognitif dalam pemecahan masalah)
Saxton and Dalay (2010) National Cancer Iinstitute (NCI) menggambarkan Cancer
surveyor meliputi kondisi fisik, psikososial, sejak proses diagnosis hingga akhir hidupnya
berfokus pada kesehatan, kehidupan penderita kanker dan pada saat menjalani
pengobatan. Pengukuran kualitas hidup pasien kanker sangat diperlukan untuk melihat
sejauh mana pengobatan dilakukan mempengaruhi kehidupan pasien.
Nursalam (2014) menjelaskan Aspek- aspek dalam kualitas hidup termasuk komponen
fisik emosional dan funsional mengacu pada kemampuan melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau peran social yang diinginkan oleh klien
pada tahap yang paling dasar dapat melakukan aktivitas sehari- hari. Perry, (2010)
menambahkan kesejahteraan spiritual berpengaruh pada kualitas hidup seorang klien
kanker.
Peningkatan kualitas hidup dengan memiliki pemahaman kesejahteraan spiritual,
merasakan hubungan dengan kekuatan tertinggi dan dapat menemukan arti tujuan hidup
serta dapat menerima penyakit (ikhlas). Ikhlas terhadap penyakit merupakan sikap
menerima ketentuan Allah terhadap penyakit (penerimaan diri), khisusnya penyakit
kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang sulit disembuhkan.
Sehingga pasien yang menderita penyakit tersebut cenderung menolak (denial) saat
pertama kali didiagnosis.
Ikhlas sebagai keterampilan (skill) yang bercirikan silent operasional dari pikiran dan
perasaan yang tak tampak namun sangat powerfull. Ikhlas yang bukan hanya diucapkan
dibibir dan dipikirkan di kepala, melainkan keterampilan untuk menciptakan peristiwa
keikhlasan di dasar hati yang terdalam. Kekuatan keikhlasan yang benar- benar terasa di
hati dan terukur oleh objektif dalam mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan.
Manusia yang benar-benar ikhlas , saat itulah doa dan niatnya berjabat tangan melakukan
kolaborasi dengan Allah, Sehingga melalui mekanisme tak terlihat, kekuatan Allahlah
yang sedang bekerja. Jika sudah demikian siapa yang mampu menghalanginya? Itulah
arti sebenarnya ikhlas. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ja’far dalam kitab Al Binar”
apabila seorang hamba berkata tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah maka Allah
menjawab “hai malaikat-Ku , hambaku ikhlas berpasrah diri maka bantulah dia dan
tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajat keinginannya”. (Santanu, (2014) dalam buku
Quantum ikhlas hal 13)
Kasus klien baru kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat terjadi
peningkatan sebesar terdapat 6 % klien pada tahun 2013-2014 dan merupakan urutan
pertama dari 10 kasus kanker yang ada di RS kanker Dharmais Jakarta Barat. Pada tahun
2013 pasien baru kanker payudara berjumlah 36,8 % dari 2221 jumlah total 10 kasus
klien baru pada penyakit kanker yang ada di RS kanker Dharmais. Dan pada tahun 2014
sebesar 42,8 % (1290 klien) dari 3007 jumlah total 10 kasus klien kanker payudara yang
ada RS kanker Dharmais Jakarta Barat. Kasus pasien kedua adalah kanker cervix sebesar
11,7%, ketiga disusul kanker colon sebesar 7,28%, keempat kanker paru sebesar 6,82%,
kelima kanker nasofaring sebesar 6,62%, ke enam kanker rekti sebesar 6,39%, ketujuh
kanker thyroid sebesar 5,82%, ke delapan kanker ovarium sebesar 4,82, hematoma urutan
ke sembilan dan ke sepuluh LNH sebesar 3,79%. Berdasarkan survey yang dilakukan
peneliti sikap ikhlas atau menerima penyakit kanker payudara pada awalnya sangatlah
sulit, hal ini dikemukakan oleh beberapa klien di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat.
Hasil wawancara dari 18 klien (di ruang poli lantai 2, di rawat inap mawar 2,di ruang
radioterapi dan radiodiagnostik) di dapatkan sikap ikhlas atau menerima penyakit
kanker payudara pada awalnya sangatlah sulit. Selanjutnya klien menerima penyakit
tersebut dengan ikhlas dan sabar, sehingga klien dapat menjalani hidupnya dengan baik
dan melakukan pengobatan sesuai anjuran. klien bersemangat dalam menjalani
kehidupannya dengan tenang dan bahagia.
Sikap ikhlas sangat diperlukan bagi pasien kanker payudara dalam menjalankan
pengobatan. Dengan ikhlas atau berfikir positif fikiran kita akan tenang dan bahagia.
Klien yang akan menjalankan operasi memperhatikan kondisi fisik dan mental
emosionalnya. Kondisi emosional atau psikologis sangat mempengaruhi kondisi fisik
maka dari itu seseorang yang akan menjalankan operasi mempunyai sikap ikhlas dan
pasrah kepada Allah. Sikap tidak ikhlas menerima penyakitnya dapat terjadi dikarenakan
rasa cemas kehilangan bentuk payudara dan ketakutan akan kematian. Berdasarkan
uraian tersebut penulis tertarik membuat penelitian yang berjudul hubungan
keikhlasan : penerimaan diri dengan kualitas hidup klien kanker payudara di RS
Kanker Dharmais Jakarta.
II. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan data rekam medis RS kanker Dharmais didapatkan kasus klien baru kanker
payudara terjadi peningkatan sebesar terdapat 6 % pada tahun 2013-2014 dan
merupakan urutan pertama dari 10 kasus kanker yang ada di RS kanker Dharmais Jakarta
Barat. Klien kanker payudara yang datang ke rumah sakit kanker Dharmais karena
adanya rujukan dari RS lain baik yang ada di DKI Jakarta maupun yang ada di luar
daerah, dengan stadium II,III dan IV. Ada juga yang datang ke deteksi dini karena
menemukan benjolan di payudara sendiri. Pada kanker payudara klien mengalami
penolakan saat di diagnosis berjumlah 18 klien dari hasil wawancara (di ruang poli
lantai 2, di rawat inap mawar 2,di ruang radioterapi dan radio diagnostik) di dapatkan
sikap ikhlas atau menerima penyakit kanker payudara pada awalnya sangatlah sulit.,
dan setelah klien menyadari dengan sikap ikhlas maka klien mampu menjalani
pengobatan sesuai anjuran. Berdasarkan masalah tersebut peneliti membuat penelitian
dengan judul hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup klien
kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat.
III. TUJUAN PENELITIAN
A. Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keikhlasan (penerimaan
diri) terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara di RS Kanker Dharmais
Jakarta.
B. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden : usia, pendidikan ,
pekerjaan, jenis pengobatan, stadium penyakit pada klien kanker payudara di
RS Kanker Dharmais Jakarta Barat
2. Mengidentifikasi gambaran keikhlasan pada klien kanker payudara di RS
Kanker Dharmais Jakarta Barat
3. Mengidentifikasi gambaran kualitas hidup pada klien kanker payudara di RS
Kanker Dharmais Jakarta Barat
4. Mengidentifikasi hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas
hidup pada klien dengan kanker payudara RS Kanker Dharmais Jakarta Barat
IV. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini dapat memberikan dasar bagi mahasiswa profesi keperawatan
dalam memberikan bimbingan dan asuhan keperawatan pada klien kanker
payudara di RS kanker Dharmais dengan memperhatikan aspek bio,psiko sosio
dan spiritual pasien agar meningkatkan kualitas hidupnya.
2. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini dapat memberikan dasar bagi profesi keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara dengan
memperhatikan aspek spiritual pasien agar meningkatkan kualitas hidupnya
3. Manfaat Metedologi
Hasil penelitian diharapkan mampu menambah dan memperkaya khasanah
keilmuan keperawatan serta dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian lebih
lanjut
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
I. KONSEP DASAR KANKER PAYUDARA
A. Pengertian
Kanker payudara adalah penyakit neoplasma spesifik tempat terlazim pada wanita, dan
meripakan sebab utama kematian akibat kanker pada wanita. (Sabiston, 2010) Kanker
payudara adalah tumor payudara yang menyerang dan menyebar ke seluruh payudara
(kelenjar susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara) untuk membentuk
tumor pada organ – organ lainnya.. Kanker payudara di tandai dengan perubahan sel-sel
yang mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkontrol pada payudara.
(Wilensky, 2008).
Menurut Black, (2014) kanker payudara merupakan keganasan yang paling umum pada
wanita di Amerika Serikat dan penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker paru.
Pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah penyakit
neoplasma spesifik yang sering terjadi pada wanita dan menyebabkan kematian dan
ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal, cepat dan tidak terkontrol pada payudara.
B. Etiologi
Wilensky,(2008) Penyebab keganasan kanker payudara masih belum diketahui secara
pasti. Namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang factor-faktor resiko (yang
tidak dapat dikendalikan dan dapat dikendalikan)
1. Factor- factor resiko yang tidak dapat dikendalikan yaitu
a. Umur.
Kejadian kanker payudara meningkat cepat pada umur reproduktif dan setelah itu
meningkat pada laju yang lebih rendah. Wanita umur lebih dari 0 tahun
mempunyai kemungkina lebih besar untuk terkena kanker payudara. Resiko ini
meningkat sampai umur 50 tahun dan setelah menopause. Wanita nulipara dan
infertile mempunyai probabilitas lebih tinggi 30-75 persen timbul kanker payudar
dibanding wanita multipara. Wanita yang hamil cukup bulan pertama pada umur
18 tahun atau lebih akan mempunyai resiko kanker payudara yang sekitar
sepertiga dari wanita hamil 35 tahun atau kurang. Peningkatan ini berhubungan
dengan siklus menstruasi an ovulasi dan berhubungan dengan menetapkan
pemaparan ke estrogen endogen tanpa kosentrasi progesterone serum yang
adekuat.
b. Jenis kelamin
Merupakan factor resiko yang kuat. Wanita lebih memiliki resiko lebih besar
disbanding laki- laki karena sel payudar pada wanita lebih banyak dari pada laki-
laki. Banyaknya kejadian kanker payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen dan
progresteron yang berpengaruh terhadap proises proliferasi sel- sel kelenjar
payudara secara fisiologis lebih berkembang di banding laki-laki. Laki-laki juga
dapat terkena penyakit tersebut tetapi lebih sering terjadi pada wanita.
c. Factor reproduksi
Wanita yang tidak pernah melahirkan atau melahirkan pertama kali diatas umur
30 tahun memiliki resiko lebih besar terkena kanker payudara disbanding wanita
yang melahirkan dibawah 30 tahun. Kehamilan pertama sebelum 18 tahun
memiliki resiko setengah dari wanita yang hamil setelah berumur 30 tahun.
Kehamilan dini akan mencegah epithelium payudara dari carsinogenenesis atau
efek negative dari kehamilan yang terlambat
d. Riwayat keluarga
Kanker payudara dalam keluarga dapat berdampak signifikan resikonya. Kanker
payudara dalam riwayat keluarga di sebabkan karena pewaris mutasi jalur
germinal spesifik dikeluarga maternal maupun paternal. Seseorang akan terkena
resiko kanker payudara lebih besar bila anggota keluarganya ada yang menderita
kanker payudara. Penelitian indrati (2005) menunjukkan bahwa diperkirakan
15%-20% kanker payudara dihubungkan dengan riwayat pada keluarga. Keluarga
yang memiliki gen BRCA1 yang diturunkan memiliki resiko terkena kanker
payudara lebih besar.
e. Pertumbuhan payudara
Sel payudara normal kadang-kadang dapat mengalami abnormal. Perubahan ini
dapat datang sebagai benjolan, penebalan, atau klasifikasi pada mammogram.
Perubahan ini dapat dilihat di mikroskop. Jika biopsy dilakukan. sel pembuluh
payudara yang terlalu aktif dan muncul tidak bisa mungkin menggambarkan suatu
jenis kanker.
f. Riwayat menstruasi
Wanita tidak dapat mengendalikan jumlah estrogen yang di produksi ovarium
setiap waktu. Seorang wanita yang masih muda mendapat periode menstruasi
pertama atau terlambat menopause akan mengakibatkan jumlah estrogen dan
hormon lain yang diproduksi ovarium didapat lebih banyak. wanita yang
mendapat menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun atau menopause setelah
umur 55 tahun, berisiko terkena kanker payudara lebih tinggi dari pada wanita
lebih sedikit mendapat hormon yang diproduksi ovarium
g. Terapi radiasi pada dada sebelum umur 30 tahun
Wanita yang mengalami terapi radiasi pada dadanya sebelum umur 30 tahun dan
khususnya selama masa remaja, mungkin berisiko lebih tinggi berkembangnya
kanker payudara
h. Kepadatan payudara
Wanita dengan payudara yang padat,mengandung lebih banyak kelenjar dan
jaringan penyambung, berisiko terkena kanker payudara. Estrogen membuat
jaringan payudara lebih padat. Hubungan anatara kepadatan payudara dan kanker
payudara dikaitkan dengan tingkat estrogen dalam tubiuh
i. Terpaparnya DES ( Deetylstilbestol)
Merupakan hormon buatan seperti estrogen yang digunakan dimasa lalu untuk
menolong wanita mencegah keguguran. Anak perempuan yang menggunakan
DES berisiko terkena kanker. Obat ini kemungkinan juga meningkatkan resiko
kanker payudara pada wanita yang menggunakannya dan anak perempuan yang
terpaparnya. Terapi penggantian hormon menunjukkan peningkatan yang kecil
namun signifikan resiko kanker payudara pada perempuan yang menggunakan
lebih dari 10 tahun.
j. Kehamilan terlambat atau tidak hamil
Wanita yang mempunyai masa kehamilan pertama penuh setelah umur 30 tahun
dan wanita yang tidak hamil berisiko terkena kanker payudar lebih tinggi dari
pada wanita yang melahirkan lebih dini. Masa kehamilan penuh yang
menghentikan siklus menstruasi selama 9 bulan, menawarkan proteksi melawan
kanker payudara.
2. Factor- factor resiko yang dapat dikendalikan
a. Merokok
Wanita yang merokok memiliki tingkat metabolism estrogen lebih tinggi
disbanding yang tidak merokok. Kebiasaan merokok lebih beresiko kanker
payudara 2,4 kali disbanding yang tidak merokok.
b. Olahraga
Olahraga dapat menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Estrogen berkurang
menyebabkan stimulasi pertumbuhan sel kanker payudara akan berkurang. Olah
raga akan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan lemak
tubuh dan efek tingkat hormon yang semuanya berhubungan dengan kanker
payudara. Wanita yang melakukan aktivitas fisik lebih rendah dibanding yang
tidak melakukan aktivitas fisik
c. Kegemukan
Kegemukan dapat meningkatkan kanker payuadara. Sel lemak ekstra membuat
estrogen ekstra merangsang pertumbuhan sel payudara. Resiko pada kegemukan
akan meningkatkan sintesis estrogen pada timbunan lemaK yang berpengaruh
terhadap proliferasi jaringan payudara.
d. Menyusui
Menyusui dapat menurunkan resiko kanker payudara. Sel payudara tidak dapat
menyebabkan masalah kanker, saat payudara matang dan melakukan tugasnya.
Sabiston, David.C (2010) menjelaskan proses menyusui mempunyai efek
protektif terhadap kanker payudara karena adanya penurunan estrogen dan
sektresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui. Resiko kanker menurun 4,3
% setiap tahunnya pada wanita menyusui.
e. Alcohol
Penggunaan alcohol yang signifikan tidak lebih baik untuk hati yang membantu
tingkat estrogen dalam system tubuh. Pembatasan alcohol membantu menjaga
tingkat estrogen tetap rendah. Korelasi positif asupan alcohol dengan resiko
kanker payudara dengan mengubah metabolism estrogen. (Black,Joyce and
Hawks Jane H, 2014)
f. Stress
Santai dapat memperkuat system imun. System imun yang kuat akan lebih mudah
melawan penyakit.wanita yang bergabung dengan kelompoknya mempunyai
kualitas hidup ebih baik di banding yang tidak bergabung dalam kelompok
sejenisnya. Daya dukung menjadi cara dalam menurunkan stress dan membuat
terhubung, tidak sendiri dalam perjuangan melawan kanker. (Black, and
Hokanson, 2014)
C. Jenis-jenis kanker payudara
Menurut Wilensky,(2008) jenis- jenis kanker payudara:
1. Jenis carcinoma tertentu yang bersifat menyerang mencakup:
a. Tubular carsinoma : sangat lazim pada wanita lanjut umur. Terapi yang
digunakan adalah kemoterapi jarang operasi
b. Musinus carsinoma. / mukoida: tidak menyerang dan tidak lazim. Secara
khas mengandung lender(zat yang berair)
c. Lobular carsinoma. : paling umum kedua setelah duktusyang menyerang dan
muncul dari sel-sel pada lobula payudara. Bersifat multifokus (lebih dari satu
tumor). Dapat dilihat dengan mamografi
d. Medulari carsinoma: memililki batas licin tersendiri dan terlihat sebagai
massa yang dinyatakan dengan jelas pada mamografi.
e. Papilari carsinoma. merupakan bentuk kanker yang tidak lazim dan memiliki
penampilan yang berbeda di bawah mikroskop. Prognosis berubah-ubah.
f. Duktus carcinoma: sebagian besar kanker payudara 85% pada pria adalah
duktus carcinoma yang bersifat menyerang sedangkan pada wanita
diperkirakan mereka mencapai 75 %.
2. Kanker payudara yang bersifat tidak menyerang:
a. Duktus carsinoma. In situ : kanker payudara stadium awal, belum menyebar ke
seluruh pipa saluran payudara / diluar payudara hingga menuju bintil-bintil
getah bening atau menuju ke bagian lain.
b. Lobular carsinoma insitu: pertumbuhan yang tidak bersifat menyerang yang
dibatasi dengan lobular-lobular payudara
c. Penyakit paget: kanker payudara langka yang muncul seperti ruam basah pada
putting dan boleh jadi menyebar sekitar areola 9kulit berpigmensekitar putting)
biasa terjadipada lanjut umur.
Kanker payudara yang tidak lazim:
a. Primer yang tidak dikenal/ Adenocarsinoma : terjadi gumpalan /bintil-bintil
getah bening pada ketiak yang mengandung sel-sel kanker.
b. Peradangan kanker payudara : melibatkan ruang getah bening pada dermis.
Terdapat penampilan yang khas yang terlihat hangat,merah dan bengkak
terjadi radang. Pengobatannya dengan multimodalitas (kemoterapi, opersi dan
radioterapi)
c. Tumor poloida (kistosarkoma philoida) : tumor jaringan lembut dengan
potensi nya sangat kecil namun pasti lagi secara local / metastase.
D. Penentuan stadium kanker payudara
Menurit Black and Hokanson, 2014 Penentuan stadium kanker payudara
Metode standar untuk menentukan stadium yang digunakan di seluruh dunia disebut
system penentuan stadium TNM. TNM menandakan T: tumor,N: nodu atau bintil-bintil
dan M: metastase
T : tumor ( diameternya sangat besar dari tumor primer)
TX : tumor primer tidak dapt ditentukan
TIS : Karsinoma insitu dan penyakit Paget pada papilla tanpa teraba tumor
T0 : tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : tumor < 2 cm
T2 : tumor 2-5 cm
T3 : tumor >5 cm
T4 : tumor dengan penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dengan
tanda udem, tukak, peau d’ orange
N: bintil-bintil/metastase (apakah sifatnya tetap atau pindah)
NX : kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat
N2 : teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada
jaringan sekitarnya
N3 : terdapat kelenjar mamaria internal homolateral
M : metastase
MX : tidak dapat ditentukan metastasis jauh
M0 : tidak ada metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjer supra- klavikula
Tabel 1.1 Penentuan stadium kanker payudara
No Stadium TNM 1 Stadium I T1, N0, M0 2 Stadium II T0, N1, M0
T1, N1, M0 T2, N0, M0 T2, N1, M0
3 Stadium IIIA T0, N0, M0 T1, N2, M0 T2, N2, M0 T3, N0, M0 T3, N1, M0 T3, N2, M0
4 Stadium IIIB Salah satu T, N3, M0 Salah satu T4, salah satu N, M0
5 Stadium IV Salah satu T4, salah satu N, M1
Kanker yang tidak menyerang (insitu) digolongkan stadium 0. Yang menyebar ada
stadium I – IV
Stadium 0: stadium awal
Kanker yang bersifat tidak menyerang pada pipa saluran atau lobular atau penyakit
paget pada putting susu.
Stadium I:
Tumor tidak lebih besar dari 2 cm. bintil getah bening pada axila tidak mengandung
tumor. Tidak ada bukti metastase
Stadium II:
Tumor tidak lebih besar dari 2 cm namun bintil getah bening pada axila mengandung
tumor. Tumor sudah mencapai 2-5 cm, bintil getah bening pada axila tidak mungkin/
mungkin mengandung tumor. Tumor lebih dari 5 cm bintil getah bening pada axila
tidak mengandung tumor . Tidak ada bukti metastase
Stadium III (stadium parah) :
Tumor 5 cm. bintil getah bening pada axial mengandung tumor. Tumor dari setiap
penyebaran ke nodus limfatik axial ipsilateral atau mamae interna, ukuran dengan
perluasannya menuju dinding dada atau kulit, ada status bintil-bintil. Tidak ada bukti
metastase
Stadium IV (kanker payudara inflamasi)
Tumor dari setiap ukuran, terdapat status bintil-bintil. Adanya metastase. Tumor
mengalami perluasan ke dinding dada dan kulit, nodus supraklavikular ipsilateral.
Berdasarkan sumber dari Breast Cancer Factsheet (2004): kurva kemampuan hidup 5
tahunan sesuai stadium kanker payudara adalah. Stadium I : 90-100 % , stadium II:
70-98 %, stadium III : 40-85%, stadium 4: 10-50 %.
E. Tanda dan gejala kanker payudara
Menurut Wilensky, (2008) Tanda dan gejala kanker payudara
1. Gumpalan di payudara
Gumpalan –gumpalan payudara adalah tumor jinak, penyebabnya adanya
kista atau fibroadenoma.
Fibroadenoma adalah gumpalan- gumpalan keras tumor jinak yang muncul
dari lobula payudara, ditemukan wanita berumur antara 15-25 tahun.
Umumnya berbentuk tunggal, diameter≤2 cm.
Pemeriksaannya ada 3 meliputi uji klinis, pencitraan atau mamografi dan
breast ultrasound. Cairan khas kista berwarna hijau, coklat atau kekuningan
2. Asimetris
Asimetris artinya ketidak seimbanagn. Asimetris disebabkan oleh gumpalan
besar (sebagai contoh fibroadenoma). Adanya perbedaan atau perubahan baru
yang terdeteksi dalam ukuran atau bentuk payudara pada wanita
3. Perubahan pada kulit payudara
Adanya rongga-rongga kecil, kerut-kerut, lubang (penampakan kulit oranye),
bintil-bintil kulit. Penampakan kulit oranye disebabkan oleh terhambatnya
aliran getah bening dari kulit.
4. Putting terbalik
Putting terbalik tidak berarti petanda adaya kanker payudara. Banyak wanita
mengalami putting terbalik yang disebabkan karena terdapatnya jaringan
pendukung yang tidak cukup dibelakang putting atau pipa saluran payudara
terlalu pendek sehingga putting tidak menonjol. Jenis putting terbalik yang
dihubungkan dengan kanker payudara biasanya bersifat unifersal (hanya
sebelah dan tetap, boleh jadi berbeda dengan payudara yang sebelahnya,
menjadi lebih nyata sepanjang waktu dan berasal dari wanita yang sudah tua.
5. Putting yang keluar cairan
Putting yang keluar cairan bukan susu tetapi berbentuk darah atau cairan
berwarna coklat disebabkan karena adanya intraduktus papiloma (biasanya
tumor jinak yang tumbuh di pipa saluran), duktus ektasia ( pipa saluran yang
membesar dan penuh cairan dan sel- sel tumor jinak)
6. Payudara nyeri
Rasa sakit pada payudara ( mastalgia atau mastodinia) disebabkan karena
Jaringan payudara terjadi penggumpalan dan berubah disaat siklus menstruasi.
7. Pembengkakan atau peradangan payudara (martitis)
Bentuk kemerahan dan pembengkakan tidak bisa pulih dengan antibiotic
maupun anti peradangan
Contoh obat anti radang (ibuprofen/nurofen, paracetamol)
F. Pemeriksaan Medis
Menurut Wilensky, (2008) pemeriksaan Medis kanker payudara terdiri dari:
1. Mamografi
Merupakan salah satu cara pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar
X. jaringan payudar dipadatkan di pencet hingga kempis pada 2 posisi dan
gambar sinar X diambil pada setiap posisi. Sebagian wanita mendapati cara ini
tidak nyaman dan cenderung terasa sakit sebelum menstruasi tiba.
Melalui mamografi, jaringan payudara terlihat putih, dan jaringan lemak
tampak hitam. Penampakan kanker payudara yang paling lazim pada maografi
yakni adanya bagian yang berbentuk bintang (spikulata) yang boleh jadi
memiliki beberapa kepingan kapur (proses pengerasan menjadi kapur- kapur
kecil) tampak seperti bintik-bintik putih.
2. Breast ultrasound
Penglihatan payudara dengan pemeriksaan ultrasound yang di pegang dengan
tangan setelah digunakan gel paada kulit. Pemeriksaan ini cenderung aman,
sederhana dan cepat dan tidak terasa sakit ketika dimasukkan potongan jarum
ke dalam payudara. Ultrasound sangat berguna untuk membedakan antara
lemak, jaringan kelenjar payudara, kista, dan gumpalan keras. Gumpalan –
gumpalan yang kurang dari 10 mm (1 cm) mungkin tidak terlihat dan sulit
dilihat pada payudara yang berlemak.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pencitraan Resonansi Magnit atau MRI menggunakan medan magnit yang
sangat kuat dan gelombang radio yang di pantulkan atau di gemakan dari
payudara. Tidak sakit dan tidak melibatkan penggunaan radiasi sinar X.
kelemahannya yang petrtama adalah tidak dapat membedakan antara tumor
ganas dengan tumor jinak, kedua: pemborosan waktu dan tidak
mampumendeteksi adanya duktus carcinoma in situ, ketiga: pasien merasa
takut ditempat tertutup karena harus berbaring sangat tenang dengan wajah
kebawah di tempat tertutup, keempat: mesinnya sangat berisik
4. Methoxy Isobutyl Isonitral atau Sesta MIBI Scan
MIBI adalah pemindaian bagi pengobatan nuklir juga disebut
Scintimamografi) dimana penjejak radioaktif (celupan) di suntikkan ke dalam
vena, dan pemindai gamma camera menghasilkan sebuah gambar dimana
radioaktivitas diambil. Alat ini digunakan setelah menjalani mamografi dan
ultrasonografi yang tidak menunjukkan gambar jelas. Kelemahannya adalah
mahal, tidak menunjukkan jelas mengenai lokasi kanker di dalam payudara.
Alat ini belum tersedia secara luas karena bisa didiagnosa dengan tes-tes yang
sudah tersedia. Kelebihannya dapat mendeteksi kanker payudar yang telah
menyebar menjadi bintil- bintil axial.
5. Pemindaian dengan computerized axial Topografi (CT scan)
Prinsipnya sama seperti sinar X tetapi lebih unggul dalam mendeteksi adanya
metastase pada hati, paru-paru, tulang ataupun otak
6. Ultrasound pada hati
Penglihatan payudara dengan pemeriksaan ultrasound yang di pegang dengan
tangan setelah digunakan gel paada kulit. Pemeriksaan ini cenderung aman,
sederhana dan cepat dan tidak terasa sakit ketika dimasukkan potongan jarum
ke dalam payudara. Ultrasound sangat berguna untuk membedakan antara
lemak, jaringan kelenjar payudara, kista, dan gumpalan keras. Gumpalan –
gumpalan yang kurang dari 10 mm (1 cm) mungkin tidak terlihat dan sulit
dilihat pada payudara yang berlemak.
Dilakukan untuk membuktikan adanya metastase ke hati.
7. Sinar X pada dada (Thorax PA)
Dilakukan untuk menunjukkan adanya penyebaran ke paru-paru atau terdapat
cairan selaput daad atau pleura antara sangkar tulang iga dengan paru- paru
dan adanya metastase pada tulang iga
8. Pemindaian dengan alat positron Emision Topography (PET scan)
Menggunakan prinsip bahwa kanker tumbuh dengan cepat karena
menggunakan lebih banyak glukosa sebagai bahan bakar bila dibandingkan
dengan jaringan – jaringan normal. Peralatan sangat mahal hanya pusat
pelayanan tertentu.
G. Diagnosis Jaringan
Menurut Wilensky, (2008) diagnosis Jaringan pada klien klien kanker payudara
adalah sebagai berikut:
1. Fine Needle Aspirate (FNA)
Merupakan pemeriksaan cepat yang hanya memebutuhkan waktu beberapa menit.
Sebuah jarum tajam dimasukkan ke dalam gumpalan atau bagian yang
bersangkutan. Dilakukan pembiusan lokal. Cairan ditarik kembali kedalam
syringe dan diletakkan pada kaca mikroskop yang sudah di tetesi dengan cairan
tertentu.
2. Biopsy inti
Dengan mamagrafi guna memperjelas bagian yang tepat sedang dibiopsi dengan
pasien di bius local sebelum dilakukan sedotan cairan dengan jarum tajam atau
biopsy inti. Potongan jaringan kecil diambil disimpan pada larutan formalin
(pengawet jaringan) dikirim ke Patologi Anatomi. Menegaskan apakah tumor
tersebut bersifat menyerang atau tidak menyerang.
3. Mammatome atau biopsy payudara
Digunakan untuk memperoleh jaringan dari bagian – bagian bersangkutan yang
tidak dapat di raba, yang di deteksi melalui mamografi, seperti mikrokalsifikasi
(kapur yang agak halus), massa kecil, luka lebih dari satu bagian dan luka yang
menyebar. Digunakan bius dan irisan kecil yang dibuat pada kulit. Operator
dokter bedah. Pipa vakum yang dihubungkan ke titik pemeriksaan memberikan
sedotan lembut yang menarik jaringan payudara.
4. Biopsy bedah
Melibatkan operasi dimana dilakukan sayatan untuk mendapatkan akses
gumpalan tersebut. Potongan kecil dari gumpalan diambil untuk pemeriksaan
histologi
H. Pengobatan
Menurut Black and Hokanson 2014 pengobatan pada klien kanker payudara adalah
sebagai berikut:
1. Operasi atau pembedahan
Penghilangan bagian atau seluruh payudara lewat pembedahan yang dikenal
dengan mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) dan penghilangan local
yang luas ( wide local axicition) meliputi lumfektomy, segmentomy.dan
kuadrantektomy.
a. Lumpectomy atau sering disebut juga operasi payudara sparing adalah
pengangkatan tumor dan sedikit jaringan sehat disekitarnya.
b. Biopsy kelenjar betah bening sentinel adalah sebuah getah bening diangkat
tumor menyebar lebih jauh melalui system limfatik ke bagian tubuh.
c. Mastektomi dianjurkan bagi:
1) Tumor - tumor besar
2) Kanker yang menyebar luas
3) Penyakit multivokal (lebih dari satu tumor pada payudara yang sama)
4) Penyakit local yang sudah parah
5) Kanker payudara pada pria
6) Tumor- tomor yang kambuh lagi
7) Payudara yang tidak di radiasi sebelumnya
2. Kemoterapi
Merupakan bentuk terapi sistemik (seluruh tubuh) yang menggunakan obat-
obatan sitotoxin guna membunuh sel kanker. Obat-obat tersebut bekerja pada
pembelahan sel aktif didalam tubuh karena sel kanker membelahnya secara cepat.
Kelemahan dapat merusak sel yang normal tetapi dapat pulih jika tingkat dosis
dan interval waktunya tepat. Obat kemoterapi sering diberikan melalui intra vena,
dibandingkan melaui intratekal dan diberikan dalam selang waktu 3-4 minggu
selang waktu atau interval di sebut siklus.
Kemoterapi digunakan dalam 3 keadaan utama:
a. Terapi lanjutan setalah operasi atau radioterapi
b. Terapi utama atau tambahan baru sebelum operasi
c. Kanker payudara yang sudah metastase
Komnbinasi kemoterapi:
1) FEC ( flurouracil, epirubicin, cyclophosphamid)
2) AC (Adriamycin,(doxorubicin), Cyclophospamid)
3) CMF ( Cyclophospamide, metrotrexate, % Flurouracil)
3. Terapi hormon (terapi pemblokiran hormon) adalah terapi yang digunakan
untuk kanker payudara yang sensitive terhadap hormon sering disebut ER
(estrogen reseptor atau PR (progestron reseptor) positif. Terapi hormon biasanya
berlangsung hingga 5 tahun setelah operasi contoh obat terapi hormon yang lazim
adalah tamoxifen berfunsi untuk mencegah estrogen mengikat sel-sel kanker ER
positif. Efek samping obat tersebut adalah rasa panas, mual, muntah kelelahan dan
sakit sendi.
4. Aromatase inhibitor jenis obat untuk wanita yang mengalami menopause. Contoh
obat tersebut adalah letrozole,exemestane anastrozole. Efek samping sama dengan
tamoxifen.
5. Pengobatan biologis (obat yang di targetkan) adalah transtuzumab (herceptine)
adalah antibody monoclonal ini menargetkan sel-sel kanker yang HERpositif.
Efek sampingnya adalah terjadi ruam kulit, sakit kepala, kerusakan jantung.
6. Radioterapi
mencakup penggunaan radiasi ionisasi untuk menghancurkan sel- sel kanker.
Radiasi ion bisa disebarkan dengan menggunakan sinar yang dihasilkan oleh
linear accelerator (mesin yang menghasilkan sinar X yang tinggi ( photon) atau
sinar – sinar electron atau tidak, tidak begitu lazim, sinar gamma dari sumber
radioaktif). Bagian – bagian tertentu yang dapat di obati:
a. Jaringan payudara yang tersisa ( setelah operasi menyelamatkan payudara)
b. Axila
c. Rantai kelenjar susu dari dalam (kelenjar getah bening disamping tulang dada)
Brasiterapi (radioterapi berongga atau plesioterapi) mencakup penempatan
impalntasi radioaktif didalam payudara. Metode ini bisa digunakan untuk
mengoibati lokasi tumor setelah operasi. Pengobatan utama wanita yang tidak
mau menjalankan operasi. Implantasi radioaktif pada hakekatnya di gunakan
dalam hubungan dengan pengobatan radioterapi sinar eksternal.
Pada saat operasi pembuangan gumpalan, pipa –pipa plastic halus atau cateter
balon diletakkan ke dalam jaringan payudara.
I. Reaksi Psikologis Pada klien Kanker Payudara
Menurut Japariries,( 2011) reaksi psikologis pada kanker payudara
1. Fase Penolakan (denial)
Fase ini timbul relatif dini. Reaksi emosi pasien yang semula sangat kuat mulai
menjadi tenang. Melaui mekanisme penolakan pasien menghadapi derita
goncangan dari diagnosis. Pasien tidak menerima kenyataan bahwa ia menjelang
ajal, meragukan akurat diagnosis,mengharapkan kesimpulan yang menolak
diagnosis , melarang orang lain berbicara hal apaun tentang penyakitnya, apalagi
tentang kematiannya.
2. Fase ketakutan
Timbul pada kanker stadium sedang dan lanjut. Pasien akhirnya memahami
diagnosis nya tidak dapat ditolak lagi. Bahwa ia akan meninggal dan tidak
berdaya. Kondisi jiwanya akan berubah drastic, sangat emosional, marah, bahkan
sepanjang hari mara-marah atau timbul prilaku agresif, hingga mersa putus asa.
Sebagian kecil pasien dibawah dorongan depresi timbul pikiran pesimis atau
bunuh diri.
3. Fase adaptasi (penyesuaian diri) atau keikhlasan (penerimaan diri)
Terlepas dari mau tidak mau , pada akhirnya pasien menerima dan beradaptasi
dengan diagnosis. Ketakutan akan kematian secara bertahap lenyap, dan emnjadi
relative stabil (namun sulit mencapai kondisi psikis sebelum sakit. Pasien dapat
tampil luar biasa tenang, tidak acuh terhadap segala hal atau bereaksi hambar,
sedikit bicara, tudak ingin berhubungan social , tapi sudah memiliki kesiapan
mental tertentu dalam mengahadapi kematian yang menjelang.
Adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan. Adaptasi juga merupakan
suatu usaha untuk mencari keseimbangan kembali kembali kedalam keadaan
normal
J. Pencegahan
Menurut Black and Hokanson, (2014) pencegahan kanker payudara adalah sebagai
berikut
1. Tidak mengkonsumsi alkohol
Penggunaan alcohol yang signifikan tidak lebih baik untuk hati yang membantu
tingkat estrogen dalam system tubuh. Pembatasan alcohol membantu menjaga
tingkat estrogen tetap rendah. .
2. Latihan fisik atau olahraga lima hari seminggu telah terbukti mengurangi resiko
seorang terkena kanker payudara. Penelity dari university of north Carolina
gilling shool global public health di chapel hill melaporkan aktivitas fisik ringan
sebelum dan setelah menopause dapat menurunkan resiko kanker payudara lebih
rendah.
3. Diet sehat dan seimbang dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara
4. Skrining kanker payudara
Pemeriksaan payudara sendiri dan jika ditemukan adanya benjolan yang
berpindah maka lakukan deteksi dini.
5. Menyusui
proses menyusui mempunyai efek protektif terhadap kanker payudara karena
adanya penurunan estrogen dan sektresi bahan-bahan karsinogenik selama
menyusui. Resiko kanker menurun 4,3 % setiap tahunnya pada wanita menyusui.
K. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Kanker Payudara
1. a . Pengkajian fisiologis menurut Dongoes, (2000)
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : - kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan
- pola tidur
2) Sirkulasi:
Tanda : - kongestif lateral pada pada lengan yang terkena (system limfe)
3) Makanan atau cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan
4) Integritas Ego
Gejala : stessor konstan dalam pekerjaan atau pola di rumah
5) Nyeri atau kenyamanan
Gejala: nyeri pada pebyakit luas atau terjadi metastase ( jarang terjadi
pada keganasan dini)
6) Keamanan:
Tanda : masa nodul aksila, edema, eritema pada kulit sekitarnya
7) Seksualitas
Tanda :
- Perubahan pada masa payudara, asimetris
- Kulit cekung atau berkerut, perubahan pada warna / tekstur kulit,
pembengkakan, kemerahan atau panas pada payudara
- Putting retraksi, mengeluarkan cairan (serosa, serosangiosa) dan di
sertai benjolan
Gejala: Riwayat menarke dini ( lebih muda 12 tahun) dan menopause lambat
(setelah 50 tahun) kehamilan pertama lambat (setelah umur35 tahun)
8) Penyuluhan atau pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker payudara dalam keluarga (ibu,saudara wanita, bibi
dari ibu, atau nenek), Kanker unilateral sebelumnya, kanker endometrial atau
ovarium
b. Pengkajian psikologis klien kanker payudara
Menurut Purwakania, Aliah B, (2008) pengkajian psikologis kanker payudara
meliputi:
- Faktor Predisposisi.
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
a) Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls
primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya seseorang. Ego
atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada
bahaya.
b) Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c) Teori Perilaku.
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan
selanjutnya.
- Kajian Keluarga.
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
- Kajian Biologis
- Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain
itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat
nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan
kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
Faktor Presipitasi.
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-
hari.
Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Perilaku.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologi dan
perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme
koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensietas perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Wilkinson, (2012) Buku saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis
NANDA
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, kerusakan jaringan,
intrupsi saraf, diseksi otot atau psikologis
b. Resti gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah.
c. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
d. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
dan tindakan pembedahan
e. Resiko ketidakefektifan koping individu dan resiko terganggunya koping
keluarga berhubungan dengan diagnosis kanker dan perubahan setelah
pembedahan
f. Kesejahteraan spiritual berhubungan dengan harapan,makna dan tujuan
hidup, pasrah Kesejahteraan spiritual berhubungan dengan
harapan,makna dan tujuan hidup, pasrah
3. Rencana keperawatan
Menurut Wilkinson, Judith M. (2012) Buku saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosis NIC-NOC]
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, kerusakan jaringan,
intrupsi saraf, diseksi otot atau psikologis
Tindakan
- Lakukan pengkajian nyeri ( lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi,
kualitas, intensitas
- Observasi isyarat non verbal ketidaknyamanan
- Minta pasien menilai nyeri
- Kolaborasi Pemberian analgesic berikan informasi tentang nyeri seperti
pebyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan
b. Resti gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah.
Tujuan
Ketidak seimbangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil
- Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR)
dalam batas normal, tanda-tanda dehidrasi tidak ada
Intervensi
- Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit
tidak elastis dan peningkatan suhu tubuh
- Pantau intake dan output cairan dalam 24 jam
- Ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama
- Catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi
lambung. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per
hari
- Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui
parenteral sesuai indikasi.
c. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi
Kriteria hasil:
Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai bising
usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal,
konjungtiva dan membran mukosa bibir tidak pucat.
Intervensi
- Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
klien
- Anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut
- Timbang berat badan tiap hari.
- Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, catat laporan atau hal-hal
seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam pemeriksaan
laboratorium seperti Hb, Ht dan Albumin dan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian obat antiemetik seperti (ranitidine).
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
tindakan pembedahan
Tujuan : klien tidak mengalami cemas
Criteria hasil:
- Mengakui dan mendiskusikan masalah
- Menunjukkan rentang perasaan yang tepat
Intervensi
- Yakinkan informasi tentang diagnosis, harapan, intervensi pembedahan
dan terapi yang akan datang
- Kaji tingkat cemas
- Berikan teknik relaksasi atau distraksi
- Kaji pengetahuan klien tentang penyakit
5. Resiko ketidakefektifan koping individu dan resiko terganggunya koping keluarga
berhubungan dengan diagnosis kanker dan perubahan setelah pembedahan
Tujuan : koping individu efektif
Kriteria Hasil
- Klien akan menghadapi dengan diagnosis kanker dan perubahan setelah
pembedahan
- Dibuktikan dengan pernyataan mengenai penerimaan diri dan keputusan
mengenai terapi.
- Anggota keluarga menghadapi masalah dengan efektif dibuktikan dengan
dukungan terhadap pengobatan
Intervensi :
- Kaji kemampuan koping individu dan keluarga
- Identifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan oleh klien dan
keluarga
- Gunakan informasi sebagai dasar dukungan ( ketakutan,nyeri, kematian,
hilangnya control dan lingkungan)
6. Kesejahteraan spiritual berhubungan dengan harapan,makna dan tujuan hidup,
pasrah (ikhlas).
Tujuan : Klien dapat meningkatkan spiritual dan perasaan damai mengungkapkan
kepuasan sosiaocultural dan hubungan personal menunjukkan kebahagiaan
dan kepuasan dengan kehidupan spiritual
Intervensi :
1. Terbuka terhadap perasaan pasien tentang penyakit dan kematian
2. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dengan benar dan meredakan
kemarahan
3. Bersedia mendengarkan perasaan pasien
4. fasilitasi untuk melakukan ibadah
II. KONSEP DASAR KUALITAS HIDUP
A. Pengertian
Nursalam, (2014) Kualitas hidup merupakan konsep analisis kemanpuan individu
untuk mendapatkan hidup normal terkait dengan persepsi individu mengenai tujuan ,
harapan, standard dan perhatian secara spesifik terhadap kehidupan yang dialami
yang di pengaruhi oleh budaya dan lingkungan. Kualitas hidup adalah konsep total
antara factor fisik dan mental Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin
dicapai di bidang pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat
kesejahteraan. Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi.
Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang
seseorang, jika derajat kesehatan tinggi maka kualitas hidup juga semakin tinggi.
Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dengan
adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang
dihadapi. Pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan seseorang adalah
factor prilaku dan factor lingkungan.
B. Aspek-aspek Kualitas Hidup
Menurut Nursalam,(2014) aspek-aspek kualitas hidup adalah
a. Kesehatan fisik yaitu kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, Tenaga atau
energy dan kelelahan, Mobilitas, Ketidaknyamanan, Tidur dan istirahat,
ketergantungan obat dan bantuan medis
b. Psikologis yaitu Penampilan dan gambar jasmani, perasaan positif,
perasaan negative, harga diri, berfikir, belajar , mengingat, kosentrasi,
spiritual agama
c. Aspek social yaitu hubungan pribadi, dukungan social, aktivitas seksual
d. Lingkungan yaitu sumber daya keuangan, keselamatan fisik, rekreasi,
transportasi
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
Menurut Nursalam, (2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
1. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin memilkiperan social yang berbeda.hal ini memungkinkan
untuk mempengaruhi aspek kehidupannya dan mempengaruhi kualitas hidupnya.
2. Pendidikan
Perbedaan pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan pemehaman
seseorangtentang keadaan yang sedang dialami , pengetahuan terhadap penyakit
kanker yang diderita dan pemahaman terhadap cara pengobatan penyakit kanker.
Pengobatan ini mempengaruhi kualitas hidup pasien.
3. Perbedaan budaya
Budaya merupakan salah satu indicator dari aspek persepsi individu yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien (preedy and Watson, 2010)
4. Umur penyakit
Umur penyakit adalah lamanya seseorangmengalami penderitaanakibat suatu
penyakit. Status pengukuran kesehatan menyediakan metode standart penilaian
penyakit pada kehidupan sehari- hari, aktivitas dan kesejahteraan pada penderita
penyakit kanker. Seseorang yang telah lama menderita suatu penyakit pasti akan
berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis dan sosialnya dalam kehidupan
sehari-hari.
III. Konsep Dasar Ikhlas ( penerimaan Diri)
A. Pengertian
Kata Ikhlas dalam bahasa arab diambil dari akar kata khalasa yang berarti bening,
bersih dari noda , putih bersih tidak ada warna lagi, juga murni. Ikhlas juga
mengandung pengertian mengesakan atau menauhidkan Allah SWT sebagai mana
dikatakan kalimat ikhlas adalah kalimat tauhid lailaha illaallah. (Sulaiman,2014)
Adapun pengetian ikhlas dalam syariat islam adalah sucinya niat, bersihnya hati dari
kesyirikan dan sikap riya serta hanya mengharapkan ridha Alllah SWT semata dalam
segala keyakinan , perkataan dan perbuatan. Sikap ikhlas dalam beribadah terwujud
dengan mengorientasikan diri atau menyerahkan diri sepenuhnya karena Allah yang
Maha Mulia, Maha Agung, Maha luhur AsmaNya dan Maha tak terhingga
kekuasaanya. Dengan mengesakan atau mentauhidkan Allah SWT dalam ibadah,
ketaatan, cinta, permintaan , khusuk dalam ibadah kepadanya. Semua itu dikerjakan
dengan tujuan hanya mengharapkan ridhoNya melalui perbuatan, gerakan tubuh,
keinginan hati, bahkan bisikan jiwa. (Sulaiman,2014)
Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menuruti dorongan dan bisikan hawa
nafsunya dan terus berjuang keras untuk melawan serta mengalahkan hawa
nafsunya. Orang yang ikhlas akan berjuang menyucikan dirinya dari dorongan
syahwat mengejar kepentinagn dan keuntungan duniawi yng dapt membinasakn
dirinya baik kehidupan dunia maupun akhirat.
Pengertian lain mengatakan bahwa ikhlas adalah keterampilan untuk berserah diri ,
menyerahkan segala fikiran (keinginan, harapan, cita-cita) dan perasaan (kecemasan,
ketakutan) kembali kepada sumbernya yaitu Allah. [Santanu, (2014)]
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keikhlasan
(penerimaan diri) klien kanker payudara adalah menyerahkan diri sepenuhnya karena
Allah yang Maha tak terhingga kekuasaanya. dengan mengesakan atau
mentauhidkan Allah SWT dalam ibadah, ketaatan, cinta, permintaan , khusuk dalam
ibadah dan bertawakal kepadanya, semua itu dikerjakan dengan tujuan hanya
mengharapkan ridhoNya.
B. Aspek- aspek dalam Ikhlas (penerimaan diri)
Menurut Santanu, (2014) Aspek- aspek dalam Ikhlas
Aspek- aspek dalam penerimaan diri adalah
1. Mempunyai keyakinan akan kemampuan dalam menghadapi kehidupan
2. Sikap atau prilaku lebih berdasarkan nilai-nilai dan standar pada dirinya
3. Menganggap dirinya berharga seperti orang lain
4. Berani bertanggung jawab terhadap prilakunya.
5. Menerima pujian dan celaan secara objektif
6. Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimiliki
C. Fisiologis ikhlas
Ketika otak kita dalam kondisi lateral dan tidak bersatu kerjanya, maka kita akan
menjalani hidup penuh dengan prasangka. Dalam kondisi ini satu sisi otak lah yang
dominan , biasanya otak kiri, reptilian brain dan pikiran sadar. Sementara otak kanan ,
neurocortex dan hati bawah sadar cenderung terabaikan.
Semakin otak kita bekerja sendiri- sendiri semakin tinggi lateralisasi dan tensi atau
ketegangan diantara keduanya. Semakin parah perbedaan yang terlihat oleh kita
sehingga hidup kita akan lebih dominan oleh perasaan terpisah , takut, cemas, terkucil,
dan semakin buruk prasangka kita. Sebaliknya dengan keselarasan / koherensi kedua sisi
otak yang meningkat , perbedaan di dunia akan terlihat lebih menipis / menghilang
sehingga rasa damai dan rasa menyatu serta prasangka baik dapat lebih di rasakan
kehadirannya. (Erbe Santanu,2014)
Prof. DR. Dr. H. M. Nurhalim Shahib, seorang biokimia dan biologi dalam bukunya
mengenal Allah dengan mencerdaskan otak kanan menjelaskan: tingkat kemampuan
berfikir logis dan tingkat kemampuan berperasaan bervariasi antara individu dan
manumur yang mencapai keseimbangan antara keduanya akan berhasil hidup di dunia
dan akhirat. Santanu, Erbe (2014) menjelaskan Bila direkam dengan alat perekam
gelombang otak , EEG (elektoensefalografi), otak memancarkan gelombang sesuai
kondisi jiwa seseorang.
Tabel 2.1.Empat Kategori Gelombang Otak
Beta14-10 Hz
Kognitf, analitis, logika, otak kiri, kosentrasi, pemilahan, prasangka , pikiran alam sadar Aktif, cemas ,was- was , khawatir, stress , flight of flight, cortisol, norepineprin
Alpha 8-13,9 Hz
Khusuk, relaksasi, meditative, focus alertness, superlearning, akses nurani bawah sadar Ikhlas , nyaman , tenang, santai, istirahat, puas, segar, bahagia, endorphin, serotonin.
Theta 4-7,9 Hz
Sangat khusuk, deep meditation, problem solving, mimpi, intuisi, nurani bawah sadar Ikhlas , kreatif, integrative hening, imajinatif, catecholamine, AVP arginine vasopressin
Delta 0,1-3,9 Hz
Tidur lelap tanpa mimpi, non fisikal state, nurani bawah sadar kolektif Tidak ada pikiran perasaan, celulerregeneration, Hormon pertumbuhan.
Beta 14-100 Hz. Dalam kfrekuensi sedang dalam kondisi sadar penuh/ terjaga dan
didominasi oleh logika gelombang otak kiri aktif untuk berfikir, kosentrasi dan
sebagainya sehingga gelombang meninggi yang dapat merangasang hormon kortisol dan
norepineprin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stess. Akibatnya gangguan
penyakit datang.
Alfa 8-13,9 Hz. Inilah tombol ikhlas yang kita cari. Orang yang sedang rileks, melamun
atau berkhayal gelombang otak berada pada kondisi akses ke alam perasaan bawah sadar
sehingga otak bekerja lebih optimal. Otak memproduksi hormon serotonin dan
endorphin yang menyebabkan seorang merasa nyaman, tenang bahagia. Hormon ini
membuat imunitas stabil, kapasitas indra juga meningkat. Tombol ikhlas bakal mudah
menciptakan rasa ikhlas dihati dan membuka akses menuju realita kuantum.
Seseorang yang ikhlas berada pada gelombang Alfa 8-13,9 Hz. Otak memproduksi
hormon serotonin dan endorphin Serotonin (C10H12N2O) adalah neurotransmitter
yang menyampaikan pesan dalam otak. Serotonin berpengaruh pada mood atau
perasaan, hasrat seksual, nafsu makan, tidur, ingatan, sifat-sifat social. Perubahan kadar
serotonin dan endorphin mempengaruhi perasaan atau mood. Endorphin adalah
senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh
diproduksi dikelenjar pituitary. Hormon ini bertindak seperti morphin membuat kita jadi
rilex, mengendalikan perasaan stress, mengendalikan nyeri atau rasa sakit alami.
Penerimaan diri (ikhlas) yang berhasil akan menyebabkan pertumbuhan spiritual. Klien
yang memiliki pemahaman kesejahteraan spiritual, merasakan hubungan dengan
kekuatan tertinggi dan orang lain, dan dapat menemukan arti dan tujuan hidup, akan
dapat beradaptasi lebih baik dengan penyakit dan peningkatan kualitas hidup
Thetha 4-7,9Hz. Pancaran frekuensi seseorang dalam kondisi mimpi. Dalam kondisi ini
pikiran menjadi kreatif dan inspiratif. Seseorang berada dalam gelombang khusuk, rileks
yang dalam, ikhlas, pikiran sangat hening/ intuisi muncul. Hal ini karena otak
mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine, AVP (arginin vasopressin) akses ini
kuantum akan terasa semakin nyata.
Delta 0,1- 3,9 Hz. Frekuensi terendah saat orang tidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar,
tidak merasakan badan, tidak berfikir. Gelombang ini otak mengeluarkan HCG (human
Grouth Hormon) yang bisa membuat orang awet muda. Bila seorang tidur dalam
keadaan delta stabil kualitas tidur sangat tinggi. Meski hanya beberapa menit tidur.ia
akan terbangun dengan kondisi yang segar.
Kesuksesan untuk melakukan perubahan sangat ditentukan oleh kualitas frekuensi
gelombang otak alfa. Semakin pandai masuk ke alfa semakin mudah hidup. Kemudahan
dalam bisnis, karier, percepatan proses belajar, penyembuhan diri sendiri, hubungan baik
dengan semua orang termasuk mengamalkan agama untuk meraih ketenangan. Berdzikir
dan berdoa menjadi lebih mudah dan efektif untuk masuk ke gelombang alfa. Khusuk
dalam berdoa dapat menjadikan relax dan focus penuh kosentrasi ke dalam diri karena
otak terjadi harmonisasi di kedua sisinya.
Ikhlas membuat perasaan tenang dan berfikir positif. Zona ikhlas adalah zona yang
bebas hambatan, terasa lapang di hati sehingga perasaan positif yang berenergi tinggi
seperti syukur,sabar ,focus, tenang, dan happy. Perasaan positif menunjukkan energy
ilahi yang terbuka sehingga selalu merasa dekat dengan Allah SWT. Di zona ikhlas
terjadi pertemuan antara hati dan otak. Alam semesta melalui hukum daya tariknya
memberikan atau mengirimkan pesan dalam bentuk pikiran dan perasaan. Oleh karena
itu keduanya harus seimbang antara doa yang terbuat dari pikiran (baik dan buruk) dan
perasaan kita kepada Allah. Para ilmuwan menemukan pusat spiritual dibagian temporal
lobe manusia yang sering disebut God Spot, yang merupakan kekuatan illahi. Sesuai
firman Allah QS Al mukmin :60 yang artinya berdoalah kepada Ku niscaya akan
kuperkenankan bagimu….dan riwayat ibnu Husain Aku berkata kepada semua
penduduk langit dan bumi: mintalah kepadaku! Aku pun lalu memberian masing-masing
orang, pikiran apa yang terfikir pada semuanya. (dikutip dari Santanu, Erbe.(2014)
dalam buku kuantum ikhlas hal 162)
D. Komponen ikhlas
Komponen ikhlas terdiri dari
1. Syukur adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir dan batin. Kalimat syukur
adalah Alhamdulillahi robbil alamin.(Sulaiman, 2014)
2. Syukur adalah Seluruh proses kekayaan mental, material dan spiritual kutipan dari
buku Quantum ikhlas karya Erbe santanu.
Sikap syukur yaitu memuji ALLAH sang pemberi nikmat atas kebaikan dan
karuniaNya. Dasar QS Ibrahim:7 yang berbunyi lain sakartum laazi danakum
walain kafartum inna adhabi lasadid artinya bahwa sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu
mengingkarinya azabku sangat pedih. QS . al Anbiya :35, tiap –tiap orang yang
berjiwa pasti akan mati. Kami akan menguji kamu dengan kebaikan sebagai cobaan
sebenar- benarnya dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. QS Naml: 40
artinya adalah barang siapa bersyukur sesungguhnya untuk kebaikan diri
sendiri,barang siapa yang ingkar maka sesungguhnya robku maha kaya lagi mulia.
3. Sabar merupakan mekanisme internal yang memiki hasil prilaku tertentu.
Perwujudan sabar sesuai dengan lingkungan. Sabar menurut imam al qhozali
• Sabar dalam menghadapi musibah berlawanan keluh kesah/ gelisah
• Sabar dalam menangung kekayaan berlawanan dengan bather /
penyalahgunaan kekayaan. QS al isro : 29 janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu mengulurkannya karena itu
kamu menjadi tercela dan menyesal
• Sabar dalam peperangan syajadah lawannya takut /jubn
• Sabar dalam seks ( iffah) dan rasa lapar (tidak makan berlebihan/ memakan
makanan yang tidak baik)
• Sabar untuk tidak hidup berlebihan(zuhud) lawan tamak
• Sabar dalam menahan diri tidak berbuat bakhil
• Sabar atas sedikitnya keberuntungan yang ditakdirkan ( qonaah) menerima
apa adanya.
Menurut ibnu qayim al jauziah 1999 menambahkan perwujudan sabar:
• Sabar dalam menyimpan perkataan
• Sabar dalam menahan dorongan emosi/ bersikap lemah lembut
• Sabar tidak membalas dendam disebut pemaaf
• Sabar dari dorongan lemah dan malas disebut sigap.
Gymnasiar, abdulah (2009) menjelaskan Akhlak-akhlak sabar di kala sakit
a. Sabar dalam berprasangka baik kepada Allah. Seperti disebutkan dalam surat al
Baqoroh: 286 laa yukalifullahu nafsan illa wusaha… yang artinya Allah tidak akan
membebani seorang kecuali sesuai dengan kesenggupannya. Sakit yang menimpa
tubuh kita sudah pasti telah diukur Allah. Tidak mungkin allah memberikan kepada
manusia sesuatu yang tidak sanggup manusia pikul.
b. Berusahalah untuk sabar tidak berkeluh kesah. Sebab keluh kesah tanda dari
ketidaksabaran
c. Sabar dalam mengambil hikmah dari sakit. Salah satu hikmah sakit adalah gugurnya
dosa bagaikan bergugurnya daun-daun pepohonan
d. Sabar dalam menyempurnakan ikhtiar untuk sembuh. Waman ridhoya falahu ridha :
barang siapa ridho dengan ketentuan Allah maka Allah akan ridho kepadanya.
e. Sabar untuk berAzam . sabar untuk sembuh adalah motivasi untuk tidak menyerah
kepada sakit. Wallahu a’lam bishowaf
4. Focus dalam arti bahasa artinya pusat. Memfokuskan artinya perhatian. Yang dapat
disimpulkan bahwa semua di serahkan kepada Allah setelah kita berikhtiar
(berobat.).
5. Tenang dalam kamus bahasa Indonesia adalah perasaan hati, keadaan tidak kacau,
aman. QS Ar Rad’:28
6. Bahagia adalah perasaan untuk mencari hidup penuh makna (kamus bahasa
Indonesia). Pengertian lain menurut Santanu, Erbe (2014) bahagia adalah fitrah.
QS. Al Isro:70 yang artinya Dan sungguh kami telah memuliakan anak cucu adam,
dan kami angkut mereka didaratan dan lautan, dan kami telah memberikan rezeki
yang baik kepada mereka, dan kami telah lebihkan mereka dari antara makhluk-
makhluk yang telah kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
E. Kunci Ikhlas
1. Memberi maaf kepada orang lain dan diri sendiri serta memohon ampun atas
ketidaksengajaan atau kesalahan kita kepada Allah SWT.
2. Rasa pengakuan dan kepercayaan diri sendiri dan memberi pujian kepada orang
lain
3. Bergaul dengan orang –orang yang ikhlas (sabar, syukur dan tenang)
4. Hindari membenci dan membesar-besarkan keburukan siapapun
5. Hindari ingin diakui dan di puji oleh orang lain
6. Hindari bergaul dengan orang- orang suka putus asa dan pemarah
IV. Penelitian Terkait
Berdasarkan pengetahuan peneliti, belum pernah dilakukan penelitian yang
berjudul hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup klien
dengan kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat. Tetapi terdapat
penelitian serupa yaitu tentang hubungan kecerdasan spiritual dengn harga diri
rendah pada pasien kaner payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo – Purwokerto. Penelitian yang berkaitan adalah
1. Prihartini (2012) tentang hubungan kecerdasan spiritual dengan kualitas hidup
pasien kanker payudara post mastectomy di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo – Purwokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
kecerdasan spiritual dengan kualitas hidup pasien kanker payuadar post
mastectomy di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo – Purwokerto. Dengan
metode analitik korelasi. Pengambilan sampel accidental sampling sebanyak
34 responde. Data analisis menggunakan uji Range Spearmant. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kecerdasan spiritual
dengan kualitas hidup pasien kanker payudara post mastectomy di RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo – Purwokerto. Persamaannya sama-sama meneliti
tentang kualitas hidup pasien kanker payudara dengan variabel terikat kualitas
hidup tetapi perbedaannya di harga diri pada variabel bebas.
2. Karjono, (2008) tentang hubungan stress dan kesejahteraan psikologis pada
pasien kanker payudara yang menjalani radioterapi di RSUD Moewardi
surakarta (vol-43-2-2008-102-105). Banyak klien kanker payudara
mengalami penurunan kesejahteraan psikologis karena penyakit dan
radioterapi yang dijalani. Untuk memperbaiki kesejahteraan psikologis
dibutuhkan stategi penanganan stess. Untuk mengetahui hubungan strategi
penanganan stress dengan kesejahteraan psikologis pada klien kanker
payudara. subjek penelitian terdiri dari 30 responden kanker payudara di
RSUD Moewardi yang menjalani radioterapi. Data penelitian yang diambil
dengan skala strategi penanganan stress(koefisien reabilitas 0,931) dengan
skala kesejahteraan psikologis (koefisien reabilitas 0,941). Analisis regresi
sederhana digunakan terhadap data yang ada. Ada hubungan antara strategi
penanganan stress dengan kesejahteraan psikologis pada klien kanker
payudara yang menjalani radioterapi.
3. Hakim, (2012) Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien
kanker yang menjani kemoterapi di RSUD Kraton Pekalongan. Penelitian ini
menggunakan diskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional.
Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Pengambilan sampel
menggunakan quota sampling. Jumlah responden sebanyak 32 responden.
Hasil uji chy square di dapatkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien kanker yang menjani kemoterapi di RSUD
Kraton Pekalongan dengan p value 0,014<α (0,05).
4. Rohmayanti (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kulaitas Hidup Pasien
Penyakit Koroner di RS Pelni Jakarta jurnal lontar UI (digital.20282258-T-
Rohmayanti). Variabel independen adalah usia, pendidikan, pekerjaan ,
ansietas, dukungan soasial, depresi, koping, Depresi sangat memepengaruhi
kualitas hidup pasien penyakit koroner.dengan mengunakan analitik korelasi
dengan cross sectional. Pvalue= 0,005.
BAB III
KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep
yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini digunakan untuk
menghubungkan secara lebar topik yang akan dibahas. Kerangka ini dapatkan dari
konsep ilmu / teori yang dipakai sebagai landasan peneliti didapatkan yang di bab
tinjauan kepustakaan yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri atau yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain ( Notoatmojo,2013).
Pada penelitian ini peneliti mengelompokan variabel menjadi 2 variabel yaitu:
1. Variabel independent atau bebas
Variabel independent atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent atau terikat. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah keikhlasan (penerimaan diri)
2. Variabel dependent atau terikat
Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat
dari adanya variabel bebas. Variabel dependen yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kualitas hidup
3. Variabel confounding atau perancu
Variabel confounding atau perancu adalah variabel yang nilainya ikut menentukan
variabel baik secara langsung maupun tidak lansung.
Skema kerangka konsep
Kerangka kerja pada penelitian ini sebagai berikut:
Dari bagan diatas , apakah terdapat hubungan ikhlas (penerimaan diri) terhadap
kualitas hidup pada pasien kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat.
Variabel Independen Variabel Dependent
Variabel confounding
• Umur • Pendidikan • Pekerjaan • Jenis pengobatan • Stadium penyakit
Keterangan:
Variabel yang di teliti dan di hubungkan
-------
------- Variabel yang diteliti tetapi tidak di hubungkan
Ikhlas : penerimaan diri
Kualitas Hidup pasien kanker payudara
B. Hipotesis
Terdapat hubungan antara Ikhlas (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup pasien
kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suaru objek atau fenomena.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur
dan ditentukan karakteristiknya.
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan keikhlasan (Penerimaan diri) terhadap
kualitas hidup
No Variabel Definisi Operasional
Cara & Alat ukur
Hasil ukur Skala Data
1
2
Ikhlas (penerimaan
diri)
Kualitas hidup
Sikap Ikhlas adalah sikap menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan sabar dan bersyukur Kualitas hidup adalah konsep analisis kemampuan individu untuk mendapatkan hidup normal terkait dengan persepsi secara individu mengenai tujuan, harapan, standart dan perhatian secara spesifik terhadap kehidupan yang dialami dengan mempengaruhi oleh nilai dan budaya pad lingkungan individu
Kuisioner (Liker scale) , terdiri 15 pertanyaan
Kuisioner
(Liker scale)
Terdiri dari 26
pertanyaan
Dinyatakan dalam rentang skor 0-75 1. sangat tidak ikhlas (1-15) 2. Tidak ikhlas (16-30), 3. kadang ikhlas (31- 45), 4. sering ikhlas (46-60), 5. selalu ikhlas (61-75) Dinyatakan dalam rentang skor (1-125): Sangat Buruk (1-25), buruk (26-50), cukup baik (51-75), baik (76-100), sangat baik (101-125)
Ordinal Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang: Desain Penelitian, Populasi dan Sampel,
Etika Penelitian, Alat Pengumpulan Data, prosedur Pengumpulan Data, serta Pengolahan
dan Analisis Data.
A. Desain dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan menggunakan desain penelitian
cross sectional, untuk penyelesaian kerangka konsep yaitu mengetahui ada atau tidak
hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup pada klien dengan
kanker payudara.
II. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di RS kanker Dharmais Jakarta pada tanggal 23 Febuari
sampai 3 maret 2015
III. Populasi dan Sampel
A. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manumur: klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Dalam hal ini peneliti menentukan
populasinya adalah seluruh pasien kanker payudara yang menjalani pengobatan
baik operasi, kemoterapi dan radiasi di RS Kanker Dharmais Jakarta sejak bulan 1
- 31 Januari 2015 sebanyak 300 orang.
B. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian populasi yang diambil yaitu pada pasien kanker
payudara yang menjalani pengobatan (operasi, kemoterapi dan radiasi) di RS
kanker Dharmais Jakarta. Dari jumlah populasi di atas maka sampel yang diambil
menggunakan rumus
Keterangan:
d : tingkat signifikansi (p dianggap 50 %)
n : besar sampel
N ; besar populasi
Jika diketahui jumlah populasi 300 pasien dalam satu bulan, sample yang harus
diteliti sebesar : n = N
1+N(d)²
n = 300 = 300
1+ 300 ( 0,5) ² 1+ 300 (0,25)
n = 300 n = 75,25
301(0,25)
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 responden dalam satu bulan.
Cadangan ditambah 10 persen dari sampel yang diambil yaitu 7,5 yaitu
didapatkan 8 responden.
n = N 1+N(d)²
C. Kriteria Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker payudara dengan non
probabilitas dengan teknik Purposive sampling atau judgement sampling. Pada
purposive sampling ini peneiti memilih responden berdasarkan pada
pertimbangan subjektif dan praktis bahwa responden tersebut memberikan
informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.Secara sengaja
dilakukan atas dasar pertimbangan pribadi peneliti. Dengan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi:
a. Beragama islam
b. Usia 20-70 tahun (Perry and Potter, 2010)
c. Dapat berkomunikasi dengan baik
d. Bisa membaca dan menulis
e. Tidak mengalami gangguan jiwa
f. Bersedia menjadi responden dengan persetujuan
2. Kriteria eksklusi :
Criteria ekslusi adalah: menghilangkan / mengeluarkan subjek yang
memenuhi criteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain:
1) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan seperti
subjek tidak mempunyai tempat tinggal
2) Hambatan etis yaitu kondisi klien yang tiba- tiba menghentikan partisipasi
karena kondisi fisik menurun atau merasakan nyeri skala7-10.
3) Subjek menolak partisipasi menjadi responden
D. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang berjumlah 75 responden diambil dengan metode non probability
sampling. Non Probability sampling adalah tiap subjek dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk di pilih / tidak dipilih dalam penelitian.
Pengambilan sampel ini menggunakan prinsip purposive sampling yaitu subjek
yang datang secara berurutan dan memenuhi criteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai subjek yang diperlukan terpenuhi.
IV. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian , peneliti mengajukan permohonan ijin kepada
institusi UMJ, setelah disetujui , peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian
kepada direktur Utama RS kanker Dharmais Jakarta dan pihak- pihak terkait untuk
mendapatkan persetujuan . Selanjutnya kuisioner di berikan kepada responden yang
di teliti dengan menggunakan surat persetujuan menjadi responden dengan
menekankan pada masalah etika sebagai berikut:
1. Memberi penjelasan kepada responden tentang penelitian yang akan dilakukan
jika bersedia untuk ikut serta penelitian, responden harus menandatangani lembar
persetujuan . jika responden menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan
tetap menghormati haknya. Responden dapat mengakhiri keikutsertaan nya dalam
peenlitian setiap saat penelitian ini berjalan.
2. Anonymity: Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data ( kuisioner ) yang
diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya di beri inisial atau kode tertentu.
3. Confidentiallity: Menjamin kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh
responden
V. Metode Pengumpulan Data ( alat Ukur dan cara)
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisioner yang
memuat beberapa pertanyaan yang di rancang oleh peneliti yang mengacu pada
literature, kerangka konsep yang telah di buat dan tujuan penelitian.kuisioner yang
telah dibuat dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pembimbing.
Kuisioner yang digunakan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini, karena
melaui kuisioner dapat diambil data persepsi atau pendapat responden tentang
hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup pasien kanker
payudara di RS kanker Dharmais Jakata barat.
Alat ukur berupa kuisioner yang diambil dari literature atau buku Nursalam, (2014)
yang berjudul metodelogi penelitian ilmu keperawatan edisi 3,Jakarta, Salemba
Medika.
VI. Uji Validitas dan Reabilitas
A. Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
data. Uji validitas dari 18 responden di poli onkologi lantai 2 dan ruang mawar RS
Kanker Dharmais Jakarta Barat pada 1-30 Januari 2015. Untuk mengetahui validitas
kuisioner dilakukan dengan membandingkan nilai r tabel dengan r hitung. Hasil nilai
standart r tabel (df) dengan rumus n-k atau 18-2=16 di peroleh r tabel 0,483
pernyataan dinyatakan valid apabila r hitung lebih besar r tabel. Berdasarkan analisa
data dari 41 pertanyaan diperoleh r hitung > r tabel (rentang nilai (0,532– 0,933).
Dengan demikian pertanyaan dinyatakan valid.
B. Reabilitas merupakan kekonsistenan suatu alat ukur. Kuisioner dikatakan reliabel jika
diperoleh r alpha > r tabel. Dari 41 item pernyataan keikhlasan (penerimaan diri)
setelah di uji reabilitas didapatkan nilai r alpha 0,858 lebih besar r tabel
0,483.Dengan demikian pertanyaan dinyatakan reabel
VII. Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data yang dilakukan di tempat penelitian dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi pasien yang menjalani pengobatan yang sesuai dengan
kriteria inklusi sample
b. Menjelaskan tujuan penelitian , kerahasiaan data serta hak responden untuk
menolak keikutsertaan dalam penelitian bila tidak bersedia partisipasi
c. Bila responden bersedia dan setuju maka responden diminta menandatangani
lembar persetujuan tersebut
d. Menjelaskan cara pengisian kuisioner
e. Member waktu kepada responden untuk mejawab pertanyaan dalam kuisioner
dan mendampingi serta membantu bila ditemukan hal-hal yang tidak
dimengerti
f. Mempersilahkan responden untuk memeriksa kembali kuisioner yang telah
diisi apakah sudah telah diisi semua sesuai petunjuk
g. Setelah semua pertanyaan dalam kuisioner dijawab oleh responden maka
peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi
h. Mengakhiri pertemuan setelah selesai mengumpulkan data
VIII. Metode Pengolahan Data
Setelah kuisioner dibagikan pada responden dan telah diisi oleh responden
akan dilihat kelengkapan pengisiannya, setelah data yang diperlukan
terkumpul, untuk proses selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Editing
Yaitu memeriksa seluruh validitas data yang masuk, kegiatan ini meliputi
pemeriksaan atas kelengkapan pengisian koesioner dan alat ukur yang telah
diisi dengan data meliputi kesesuaian jawaban, kelengkapan jawaban.
2) Coding
Adalah mengklasifikasikan data atau jawaban setiap responden diberi kode
yang berbeda menurut kategorinya masing-masing.
3) Prosesing
Yaitu memproses data agar data sudah di entry dapat dianalisis pemrosesan
data dilakukan dengan cara mengentry data dari kuisioner ke paket program
komputer. Salah satu dengan spss for windows.
4) Cleaning
Adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada
kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat
mengentry ke komputer
IX. Analisa Data
Agar lebih bermakna data yang telah diberi skore dianalisa dengan uji statistic.
Analiasa data dilakukan dengan dua tahap yaitu:
1. Analisa univariat adalah analisa data dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan untuk distribusi frekuensi dari dari data demografi responden dan
masing –masing variable independent dan kemudian diinterpretasikan
2. Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan. Uji statistic yang digunakan adalah chy square atau kai
kuadrat. Uji Kai kuadrat adalah untuk mengetahui ada hubungan variable
kategorik dengan variable kategorik.
63
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil uji coba kuisioner dan hasil penelitian. Hasil penelitian
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.
Pada bagian analisa univariat akan dijelaskan tentang karakteristik responden yang
meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, jenis pengobatan, stadium penyakit,
Sedangkan pada analisa bivariat akan menjelaskan tentang hubungan antara dua
variabelnya (kategorik-kategorik), sehingga Uji bivariat yang digunakan peneliti adalah
uji chi square atau kai kuadrat. Hubungan dua variabel tersebut adalah keihlasan
(penerimaan diri ) dengan kualitas hidup pada klien kanker payudara di RS Kanker
Dharmais Jakarta Barat
64
I. ANALISA UNIVARIAT
Bentuk analisis deskriptif univariat berdasarkan data demografi responden, keikhlasan,
dan kualitas hidup
Table 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden (pendidikan, pekerjaan,
suku bangsa, jenis pengobatan, stadium penyakit) pada klien dengan kanker payuadara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat
Tanggal 23 febuari -3 maret 2015
No Variabel Kategorik Frekuensi Prosentase 1 Umur Dewasa muda
Dewasa tengah Dewasa tua
29 51 3
34,9 61,4 3,6
2 Pendidikan SD SMP SMA
PT
1 2
51 29
1,2 2,4
61,4 34,9
3 Pekerjaan PNS Karyawan swasta
IRT
7 43 33
8,4 51,8 39,8
4 Stadium penyakit \
Stadium II Stadium III Stadium IV
29 33 16
34,9 45,8 19,3
5 Jenis pengobatan Operasi Kemoterapi
Radiasi
18 41 24
21,7 49,4 28,9
Table 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan keikhlasan (penerimaan diri) dan kualitas hidup
pada klien dengan kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat Tanggal 23 febuari -3 maret 2015
No variabel Kategorik Frekuensi Prosentase 1 keikhlasan Sangat Tidak ikhlas
Tidak ikhlas Kadang-kadang ikhlas Sering ikhlas Selalu ikhlas/ ikhlas
0 0 15 25 43
0 0 33,3 32,1 34,6
2 Kualitas hidup Sangat tidak baik Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik
0 0 17 25 41
0 0 33,3 32,1 34,6
65
Dari data diatas diambil kesimpulan
1. Umur
Berdasarkan penelitian dari 83 responden kanker payudara di RS kanker Dharmais
Jakarta Barat 2015 menunjukkan umur dewasa tengah mempunyai prosentasi tertinggi
sebesar 61,4% dengan jumlah 51 responden.
2. Pendidikan
Berdasarkan penelitian dengan 83 responden kanker payudara di RS kanker Dharmais
Jakarta Barat 2015 menunjukkan bahwa pendidikan SMA mempunyai prosentase sebesar
61,4% dengan jumlah 51 responden
3. Pekerjaan
Berdasarkan penelitian dari 83 responden kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta
Barat 2015 menunjukkan bahwa karyawan swasta mempunyai prosentase tertinggi 51,8%
dengan jumlah 43 responden
4. Jenis pengobatan
Berdasarkan penelitian dari 83 responden kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta
Barat 2015 menunjukkan bahwa pengobatan kemoteapi mempunyai presentase tertinggi
49,4% dengan jumlah 41 responden.
5. Stadium penyakit
Berdasarkan penelitian dari 83 responden kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta
Barat 2015 menunjukkan bahwa stadium III mempunyai prosentase tertinggi 45,8%
berjumlah 38 responden
66
6. Keikhlasan
Berdasarkan penelitian dari 83 responden dengan kanker payudara di RS Kanker
Dharmais 2015 Jakarta Barat tingkat keikhlasan responden yang mempunyai nilai
tertinggi adala responden yang selalu ikhlas berjumlah 43 responden (51,8%)
7. Kualitas hidup
Berdasarkan penelitian dari 75 responden dengan kanker payudara di RS Kanker
Dharmais 2015 Jakarta Barat menunjukkan kualitas hidup sangat baik berjumlah 41
responden (49,4%).
II. ANALISA BIVARIAT
Tujuan analisa bivariat adalah untuk mengetahui hubungan keikhlasan (penerimaan diri)
terhadap terhadap kualitas hidup pada klien dengan kanker payuadara di RS Kanker
Dharmais Jakarta Barat 2015. Dengan cara uji hipotesis chy square atau kai kuadran. Adalah
membangkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi). Jika
nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada
perpedaan yang bermakna (signifikan). Sebaliknya jika nilai frekuensi observasi dan niali
frekuensi harapan berbeda maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (significant).
Pembuktian dengan uji kai kuadran denagn menggunakan formula
X² = Ʃ (O-E)²
E
X² = Ʃ (5-5)² = 0² / 5 = 0
5
67
Table 5.3
Distribusi hubungan keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kulaitas hidup pada klien kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat Tanggal 23 febuari -
3 maret 2015
keikhlasan
Kualitas Hidup
Total
OR
P Value
(95%CI)
Cukup Baik Sangat baik
n % n % n % n % Kadang-kadang ikhlas
13 15,66 2 2,409 0 0 15 18,07
Sering Ikhlas 3 3,61 22 26,50 0 0 25 30,12 Ikhlas 1 1,2 1 1,2 41 26,92 43 51,80 Total 25 32,05 26 33,34 27 34,61 83 100 118,256 0,000
Hasil penelitian dari 78 responden klien yang ikhlas mempunyai kualitas hidup sangat
baik berjumlah prosentase sebesar 51,8 % ( 43 responden).
Hasil uji statistic diperoleh nilai pValue=0,000 nilai OR=118,256 maka disimpulkan ada
perbedaan yang bermakna atau signifikan yang berarti ada hubungan antara keikhlasan
(penerimaan diri) terhadap kualitas hidup klien dengan kanker payudara di RS Kanker
Dharmais Jakarta Barat.
68
BAB VI
PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian tentang hubungan
keikhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup pada klien kanker payudara di RS
kanker Dharmais Jakarta Barat Tanggal 23 febuari -3 maret 2015
I. Keterbatasan penelitian
Sebelum membahas penelitian peneliti ingin mengucapkan beberapa keterbatasan
dalam penelitian antara lain: Penelitian ini adalah yang baru pertama kali dilakukan
oleh peneliti sehingga masih banyak kekurangan terutama keterbatasan ilmu dan
pengalaman dalam penelitian:
1. Untuk mendapatkan persetujuan responden cukup tantangan karena perlu
komunikasi terapiutik agar responden mau menjadi sampel dalam penelitian.
Karena responden merasa dirinya digunakan sebagai bahan percobaan penelitian.
Setelah peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian ini, responden baru dengan
suka rela menerima menjadi sampel dalam penelitian
2. Saat kuisioner di isi kadang –kadang ada 3 responden yang mengalami
hambatan etnis dalam pengisian kuisioner karena kuisioner yang diberikan
menggali tentang perasaan atau menyentuh hatinya sehingga responden tidak
bisa lagi melanjutkan pengisian kuisioner.
69
II. Pembahasan Hubungan Keikhlasan dan Kualitas Hidup
Hasil penelitian dari 83 responden klien yang ikhlas mempunyai kualitas hidup sangat
baik berjumlah prosentase sebesar 51,8 % ( 43 responden). Hasil uji statistic diperoleh
nilai pValue=0,000 nilai OR=118,256 maka disimpulkan ada perbedaan yang bermakna
atau signifikan yang berarti ada hubungan antara keikhlasan (penerimaan diri) terhadap
kualitas hidup klien dengan kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat.
Seseorang yang ikhlas berada pada gelombang Alfa 8-13,9 Hz. Otak memproduksi
hormon serotonin dan endorphin yang menyebabkan seorang merasa nyaman, tenang
bahagia. Hormon ini membuat imunitas stabil, kapasitas indra juga meningkat. Serotonin
(C10H12N2O) adalah neurotransmitter yang menyampaikan pesan dalam otak.
Serotonin berpengaruh pada mood atau perasaan, hasrat seksual, nafsu makan, tidur,
ingatan, sifat-sifat social. Perubahan kadar serotonin dan endorphin mempengaruhi
perasaan atau mood. Endorphin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang merasa
senang dan untuk kekebalan tubuh diproduksi dikelenjar pituitary. Hormon ini bertindak
seperti morphin membuat kita jadi rilex, mengendalikan perasaan stress, mengendalikan
nyeri atau rasa sakit alami.
Penerimaan diri (ikhlas) yang berhasil akan menyebabkan pertumbuhan spiritual. Klien
yang memiliki pemahaman kesejahteraan spiritual, merasakan hubungan dengan
kekuatan tertinggi dan orang lain, dan dapat menemukan arti dan tujuan hidup, akan
dapat beradaptasi lebih baik dengan penyakit dan peningkatan kualitas hidup
70
Manusia yang benar-benar ikhlas , saat itulah doa dan niatnya berjabat tangan melakukan
kolaborasi dengan Allah, Sehingga melalui mekanisme tak terlihat, kekuatan Allahlah
yang sedang bekerja. Jika sudah demikian siapa yang mampu menghalanginya? Itulah
arti sebenarnya ikhlas. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ja’far dalam kitab Al Binar”
apabila seorang hamba berkata tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah maka Allah
menjawab “hai malaikat-Ku , hambaku ikhlas berpasrah diri maka bantulah dia dan
tolonglah dia, dan sampaikan (penuhi) hajat keinginannya”. (Erbe Santanu,(2014) dalam
buku Quantum ikhlas hal 13). Dari situlah dapat meningkatkan kualitas hidup atau
harapan hidup. Di perjelas juga dalam firman Allah QS Ath Talaq (65) 2-4 menjelaskan
bahwa yang artinya artinya barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan
menyediakan baginya jalan keluar. Dan barang siapa yang bertawakal kepeda Allah
niscaya Allah akan mencukupkan semua keperluannya dan barang siapa yang bertagwa
kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
Amin ya Robbal Alamin. Maha benar Allah dengan segala firmannya.
71
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan keikhlasan terhadap kulaitas
hidup pada klien dengan kanker payudara yang melakukan pengobtan di RS kanker
Dharmais Jakarta Barat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
A. Karakteristik responden
Berdasarkan penelitian 83 klien kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta
tanggal 23 Febuari sampai 3 Maret ditemukan karakteristik responden Umur
dewasa tengah mempunyai nilai tertinggi sebesar 61,4% (51 responden),
Pendidikan SMA 61,4% (51responden), karyawan swasta sebesar 51,8% (43
responden) Stadium stadium III mempunyai prosentase sebesar 45,8% (38
responden) dan kemoterapi mempunyai persentase tertinggi sebesar 49,4% (41
responden).
B. Tingkat keikhlasan
Klien (wanita) yang menderita penyakit kanker payudara yang selalu ikhlas
mempunyai kualitas hidup sangat baik sebesar 34,61%. Sedangkan kien dengan
sering ikhlas mempunyai kualitas hidup baik sebesar 33,34% dan yang kadang-
kadang ikhlas mempunyai kualitas hidup biasa-biasa saja sebesar 32,05%,
sehingga ada hubungan yang signifikan antara keikhlasan (penerimaan diri
dengan kualitas hidup pada klien dengan kanker payudara di RS kanker Dharmais
Jakarta Barat ( pValue=0,000 nilai OR=98,836).
72
II. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Instansi Rumah sakit
Pihak rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan spiritual klien dengan mengadakan kegiatan rohani seperti
pengajian atau membaca al Quran yang bersifat memotifvasi agar dapat
meningkatkan kualitas hidup di dunia dan ajkhirat.
2. Profesi keperawatan
Petugas kesehatan khususnya profesi keperawatan di harapkan dapat aktif
berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pada klien dengan kanker payudara
dengan memperhatikan aspek spiritual. Dengan cara mencoba melakukan askep
spiritual pada klien dengan kanker, khususnya pada wanita dengan kanker
payudara.
3. Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan menyadari pentingnya deteksi dini kanker payuadara
dan lebih meningkatkan pengetahuan tentang kanker, khususnya pada kanker
payudara.
4. Peneliti selanjutnya
Perlu diadakan uji coba membuat askep spiritual pada kilen dengan kanker
khususnya kanker payudara.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adriiana Ferderika Nggie dan Marina Albar, (2010), “ Fundamental Keperawatan”
Jakarta,Salemba Medika
Aliah B. Purwakania Hasan ( 2008 ) ” Pengantar Psikologi Kesehatan Islami”, Jakarta,
Pajawali pers
Andrianto ,Petrus ,Dr and Timan I.S. dr, (2004 ), “Buku Ajar Bedah”, Jakarta, EGC
Dongoes, Marliynn E (2000) ” Rencana Asuhan Keperawatan “ , Jakarta, EGC
Dadang Hawari,(2004), “Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi”, Jakarta, FKUI
Erbe Santanu (2014) ,” Quantum Ikhlas” Jakarta , PT Alex Media Komputindo
Hodder, patty (2001 ) ” Palliative Care Nursing: Aguide to practice” ausrtalia , edited
by Sanchia Aranda and Margaret o’ connor,
Hidayat, A aziz alimun ( 2008 ) “ Pengantar Konsep Dasar Keperawatan” , Jakarta,
Salemba Medika
Jackie Lincoln Wilansky, alih bahasa Nadjamudin,BBA, (2008) , “ Kanker Payudara
Diagnosis dan Solusinya” , Jakarta, Prestasi Pustaka
Nursalam, (2014),”Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pendekatan Praktis Edisi
3”, Jakarta, Salemba Medika
Rasmun, (2004),” Sress, koping dan Adaptasi”, Jakarta, Sagung Seto
Tasirun Sulaiman,(2014), “Jalan-jalan Menuju Penyucian Jiwa”, Jakarta, Airlangga
Willie Japaroes, (2011), “Buku Ajar Onkologi Klinis” Jakarta,FKUI
Wilkinson, Judith M (2012) Buku saku Diagnosis Keperawatan , Jakarta, EGC
The world Health Organization Quality Life ( WHOQOL ) BREEF
74
Proquest Report Information 11 november 2014 04:31 “ Quality of life and Functional
Outcome Measure for secoundery Lymfedema in Breast Cancer Survivor
Proquest Report Information 11 november 2014 05:02 “ A psychometric Analysis of the
Spiritual Needs in informal caregiver of patient with Cancer in Hospital Home Care
Lontar UI “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kulaitas Hidup Pasien
Penyakit Koroner di RS Pelni Jakarta
ix
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Kepada Yth.
Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Kami bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Hubungan KeIkhlasan (penerimaan diri) terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara di RS kanker Dharmais Jakarta Barat
Peneliti : Siti Khoim Arodatin
NIM : 201340727036
Asal kampus : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammaddiyah Jakarta
Pembimbing : Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep. Sp. KMB
Saya mengerti bahwa catatan / data mengenai penelitian ini di rahasiakan. Kerahasiaan ini di jamin secara legal. Semua berkas yang tercantumkan identitas subjek penelitian hanya dipergunakan untuk pengolahan data dan bila penelitian ini sudah selesai akan dimusnahkan.
Demikianlah surat ini saya setujui secara sukarela tanpa paksaan dari siapapun. Saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Jakarta, Febuari 2015
(………………………)
Responden
x
KUISIONER PENELITIAN
Tanggal pengisian :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan yang di ajukan
2. Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom yang telah disediakan
3. Bila ingin mengganti jawaban, berilah tanda dua garis (=) pada jawaban yang salah kemudian di
cek list jika jawaban benar
4. Bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti anda dapat bertanya langsung pada peneliti
A. Data Demografi
Nama (inisial) :
Umur :
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA 4.PT
Agama : 1. Islam 2. Kristen 3.Budha 4. Hindu
Pekerjaan : 1 PNS 2. Karyawan swasta 3. IRT
Pengobatan : 1. Operasi 2. kemoterapi 3. Radiasi
Stadium penyakit : 1. Stadium I 2. Stadium II
3. Stadium III 4.Sstadium IV
xi
Pertanyaan tentang keikhlasan Acceptance ( penerimaan diri )
Petunjuk pengisian: berilah tanda ( √ ) pada Pertanyan dibawah ini
No RESPON Selalu ikhlas
5
Sering ikhlas
4
Kadang-kadang ikhlas
3
Tidak pernah ikhlas
2
Sangat tidak pernah ikhlas
1 1 Saya saat ini berfikir akan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah tentang penyakit saya
2 Saya telah menyediakan semua keperluan untuk kesembuhan penyakit saya
3 Saya akan menerima penjelasan dari dokter dan perawat tentang penyakit saya dan kemungkinan kesembuhannya
4 Saya sudah pasrah dan akan berusaha semaksimal mumgkin untuk kesembuhan
5 Saya berfikir bahwa penyakit yang saya derita adalah cobaan dan ujian dari Allah
6 Saya percaya tanpa bantuan Allah saya tidak mungkin sembuh
7 Selama dirawat dirumah sakit saya menggunakan waktu lebih banyak untuk mendekatkan diri pada Allah
8 Saya yakin dengan usaha keras , sakit yang saya alami bisa disembuhkan
9 Dengan berdoa saya mendapat semangat untuk tabah menanggung sakit
10 Kalau saya banyak berdoa saya merasa tenang dan damai
11 Saya tetap sabar menghadapi cobaan berupa sakit ini
12 Saya merasa hidup lebih berarti kalau saya tabah menghadapi cobaan
13 Saya merasa sakit yang saya alami merupakan peringatan dari Allah
14 Sakit yang saya alami merupakan cara dari tuhan agar bisa menerima dan memahami diri dan orang lain
15 Saya percaya bahwa dibalik penderitaan ini pasti ada hikmahnya
Harapan: 1-3 (9) tabah/ sabar 4-7 (12) hikmah 8-10 (9)
xii
PERTANYAAN / KUISIONER KUALITAS HIDUP
Pertanyaan berikut ini menyakut perasaan Anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal dalam hidup Anda
Pilihlah jawaban yang menurut Anda paling sesuai. Jika Anda tidak yakin tentang jawaban yang anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak Anda sering kali merupakan jawaban yang terbaik
Fokuskan dalam pikiran Anda standart hidup , harapan, kesenangan dan perhatian Anda. Kami akan bertanya apa yang Anda pikirkan tentang kehidupan Anda pada 4 minggu terakhir.
No Pertanyaan Sangat buruk
Buruk Biasa-biasa saja
Baik Sangat baik
1 Bagaimana menurut Anda kualitas hidup Anda
1 2 3 4 5
No Pertanyaan Sangat tidak
memuaskan
Tidak memuaskan
Biasa-biasa aja
Memuaskan Sangat memuaskan
2 Seberapa puas Anda terhadap kesehatan Anda
1 2 3 4 5
Pertanyaan berikut tentang seberapa sering Anda telah mengalami hal-hal berikut:
Tidak sama sekali
sedikit Dalam jumlah sedang
Sangat sering
Dalam jumlah berlebihan
3 Seberapa jauh rasa sakit fisik Anda mencegah Anda dalam beraktivitas sesuai kebutuhan
5 4 3 2 1
4 Seberapa sering anda membutuhkan terapi medis untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehqari-hari Anda
5 4 3 2 1
5 Seberapa jauh anda menikmati hidup Anda
1 2 3 4 5
6 Seberapa jauh anda merasa hidup Anada berarti
1 2 3 4 5
7 Seberapa jauh Anda mampu berkosentrasi
1 2 3 4 5
8 Secara umum seberapa aman Anda rasakan dalam kehidupan anda sehari-hari
1 2 3 4 5
9 Seberapa sehat lingkungan dimana anda tinggal(berkaitan dengan saran dan prasarana)
1 2 3 4 5
xiii
Pertanyaan berikut tentang seberapa penuh Anda alami dalam 4 minggu terakhir
Tidak sama sekali
sedikit sedang Sering kali
Sepenuhnya dialami
10 Apakah anda memiliki vitalitas yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari
1 2 3 4 5
11 Apakah anda dapat menerima penampilan tubuh anda
1 2 3 4 5
12 Apakah Anda memiliki cukup yang memenuhi kebutuhan Anda
1 2 3 4 5
13 Seberapa jauh ketersediaan informasi bagi kehidupan anda dari hari ke hari
1 2 3 4 5
14 Seberapa sering anda memilki kesempatan untuk bersenang- senang / rekreasi
1 2 3 4 5
No Pertanyaan Sangat buruk
Buruk Biasa-biasa saja
Baik Sangat baik
15 Seberapa baik kemampuan anda dalam bergaul 1 2 3 4 5
No Sangat tidak memuaskan
Tidak memuaskan
Biasa-biasa saja
Memuaskan Sangat memuaskan
16 Seberapa puaskah Anda dengan tidur Anda
1 2 3 4 5
17 Seberapa puaskah Anda dengan kemampuan anda untuk menampilkan aktivitas kehidupan sehari- hari?
1 2 3 4 5
18 Sberapa puaskah anda dengan kemampuan anda untuk bekerja
1 2 3 4 5
19 Seberapa puaskah anad terhadap diri anda
20 Seberapa puaskah anda dengan hubungan personal /social anda
xiv
21 Seberapa puaskah anda dengan kehidupan seksual anda
22 Seberapa puaskah anda dengan dukungan yang anda peroleh dari teman anda
23 Seberapa puaskah anda dengan kondisi tempat anda tinggal saat ini
24 Seberapa puaskah anda dengan akses pada pelayanan kesehatan
25 Seberapa puaskah anda dengan transportasi yang harus anda jalani
Tidak pernah
jarang Cukup sering
Sangat sering
Selalu
26 Seberapa sering anda memiliki perasaa negative seperti kesepian, putus asa , cemas, depresi