Turunan Asam Karboksilat
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Turunan Asam Karboksilat
4.1. Turunan Asam Karboksilat
Turunan asam karboksilat adalah senyawa yangapabila dihidrolisis akan menghasilkan asamkarboksilat. Beberapa turunan asam karboksilat dapatdiperoleh dengan cara mengganti gugus OH dari asamkarboksilat dengan gugus-gugus lain.
Pada reaksi pembentukan turunan asam karboksilat diatas terjadi reaksi dimana nukleofil (:Nu) menyerangatom karbon karbonil melalui pembentukan zat antaratetrahedral.
Tipe reaksi ini sering menggunakan asam sebagaikatalis. Dengan penambahan proton aatau penambahan H+
pada atom oksigen dari gugus karbonil akanmenyebabkan karbon karbonil menjadi lebih mudahdiserang oleh nukleofil (:Nu-H).
Pada mekanisme reaksi di atas kelihatan orbitalatom karbon karbonil berubah orbital sp2 menjadi sp3,kemudian setelah melepaskan H2O, kembali menjadiorbital sp2. Meknisme seperti ini disebut6 melaluipembentukan zat antara tetrahedral.
4.1.2. Asil Klorida
Asil klorida dapat dibuat dengan mereaksikan asamkarboksilat dengan tionil klorida (SOCL2), fosfortriklorida (PCl3) atau dengan fosfor pentaklorida,dengan mengganti gugus OH pada asam karboksilatdengan gugus klorida (Cl).
Secara umum reaksi-reaksi pembuatan asil kloridadapat dituliskan sebagai berikut:
Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yangpaling reaktuip. Senyawa ini dapat bereaksi denganbermacam-macam nukleofil. Beberapa contoh reaksinyaditunjukkan di bawah ini :
1. Reaksi dengan air membentuk asam karboksilat
Reaksi 1) adalah hidrolis asil halida membentukasam karboksilat kembali, sedangkan reaksi 2) adalahsintesis ester melalui asil halida Metode ini seringdigunakan karena asil halida lebih reaktip dari padaasam karboksilat seperti dalam reaksi Fisher. Adapunreaksi 3) adalah reaksi pembentukan amida.Asil halida bila dihidrolisis akan menghasilkan asam
karboksilat.
Penamaan senyawa asil halida diturunkan dari namaasam karboksilat di mana gugus aslinya berasal;akhiran at pada asam karboksilat diganti denganakhiran il halida.
4.1.3. Anhidrida Asam
Anhidrida asam biasanya tidak dibuat langsung dariasam karboksilat, tetapi dibuat dari turunan asamkarboksilat yang lebih reaktip misalnya asil kloridadireaksikan dengan asam karboksilat.
Anhidrida asam lebih reaktip dari pada asamkarboksilat. Oleh karena itu senyawa ini seringdigunakan untuk mensintesis senyawa lain misalnyaketon, ester, amida. Mekanisme reaksi asam anhidridadengan nukleofil sama seperti pada asil halida,hanya laju reaksinya lebih lambat.
Anhidrida bila dihidrolisis akan menghasilkan asamkarboksilat. Laju reaksi berbanding langsung dengankepekatan larutan anhidrida di dalam air.
Penamaan anhidrida asam diawali oleh kataanhidrida kemudian diakhiri oleh nama asamkarboksilatnya.
4.1.4.Ester
Ester diperoleh jika gugus –OH dari gugus
karboksil diganti dengan –OR. Beberapa senyawa ester
beserta dengan namanya dicantumkan berikut ini:
Pada penamaan, gugus R dari OR disebut terlebih
dahulu nama alkilnya kemudian diikuti dengan nama
asamnya. Senyawa ester umumnya memiliki bau dan rasa
enak.
Beberapa diantaranya adalah:
1) Esterifikasi Fischer
Ester dapat dibuat dengan mereaksikan asam
karboksilat dan alkohol menggunakan katalis asam
(HCl atau H2OSO4). Biasanya reaksi berjalan dengan
disertai pemanasan. Pembuatan ester dengan cara
demikian disebut estefikasi Fischer. Persamaan
umumnya dituliskan:
Reaksi tersebut merupakan reaksi kesetimbangan.
Untuk mendapatkan hasil yang banyak, dapat
dilakukan dengan menggunakan alkohol atau asam
berlebihan. Hasil ester yang banyak bisa juga
diperoleh dengan cara memisahkan ester yang banyak
terbentuk agar kesetimbangan bergeser ke kanan.
Tinjau pembuatan n-butil asetat dengan mereaksikan
asam asetat dan n-butil alkohol dan menggunakan
katalis asam. Persamaan reaksinya adalah:
Mekanisme reaksi esterifikasi yang dapat
difikirkan adalah:
Mekanisme I:
Pertanyaan yang timbul, benarkan mekanisme
tersebut?
Cara untuk menguji kebenaran mekanisme tersebut
adalah dengan menggunakan R-18)-H. Dari mekanisme
tersebut terlihat bahwa oksigen pada gugus –OR
dari ester bukan berasal dari alkohol melainkan
dari asam karboksilat. Konsekuensinya, jika
digunakan R-18)-H maka pada senyawa ester hasilnya
harus tidak ada isotop 18O. Untuk mendeteksi adanya
isotop 18O, dapat dilakukan dengan spektrummassa.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa senyawa ester
yang dihasilkan mengandung isotop 18O. Jadi
mekanisme seperti dituliskan di atas adalah tidak
benar.
Mekanisme II
Dengan mekanisme ini terlihat bahwa atom oksigen -
OR ester berasal dari alkohol, sehingga pada
molekul ester terdapat isotp 18O.
Pembicaraan tersebut di atas menggambarkan
penggunaan metode sain dalam Kimia Organik Modern.
Dalam metode sain ada tiga hal yang harus diikuti,
yaitu fakta, hipotesis dan verifikasi. Pada
analisis di atas faktanya adalah:
Hipotesis adalah mekanisme yang dapat
dipertimbangkan untuk reaksi esterfikasi yaitu
mekanisme I atau mekanisme II.
Verifikasi adalah penggunaan isotop R-18OH untuk
menentukan kebenaran diantara ke dua mekanisme
yang diramalkan secara pasti.
Secara sederhana mekanisme reaksi di atas dapat
dituliskan:
Reaksi seperti ini merupakan umum substitusi
nukleofilik terhadap gugus karboksil. Atom karbon
gugus karbonil pada masa karboksilat dan ester
berada dalam sp2 dihibrid, sedangkan atom karbon
tersebut pada senyawa antara memiliki orbital
hibrida sp3 yang berbentuk tettahedral.
Esterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan.
Oleh karena itu, ester dapat dihidrolisis dengan
adanya air berlebihan. Hidrolisis ester dapat
dikerjakan dengan katalis asam atau basa.
2) Penyabunan (Saponifikasi)
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam atau basa. Hidrolisis ester dengan basa
dise4but penyabunan. Reaksi umumnya adalah sebagai
berikut:
Mekanisme reaksi penyabunan (saponifikasi) dapat
ditulis sebagai berikut:
Dengan memperhatikan mekanisme diatas, basa yang
ditambahkan pada awal reaksi tidak muncul pada
akhir reaksi. Ini menunjukkan bahwa basa bukan
sebagai katalis. Berbeda dengan esterifikasi,
reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi
kesetimbangan. Hal ini terjadi karena pada akhir
reaksi, ion alkoksida yang merupakan basa kuat
mengikat proton asam karboksilat membentuk ion
karboksilat dan alkohol secara irreversibel.
Contoh soal :
Tuliskan persamaan dalam reaksi penyabunan metil
benzoat
Jawab:
3) Trans-esterifikasi
Pertukaran gugus alkohol dari suatu ester
berjalan dalam larutan asam atau basa melalui
reaksi reversibel antara ester dan alkohol. Reaksi
trans-esterfikasi adalah dimana terjadi pertukaran
langsung gugus alkohol (RO) akibat hidrolisis
dengan interefikasi kembali dengan gugus alkohol
yang lain (RO). Reaksi trans-esterfikasi dapat
dijalankan baik dalam larutan asam maupun larutan
basa. Karena reaksi ini adalah reversibel, maka
alkohol pengganti yang ditambahkan dibuat
berlebihan.
Contoh soal
Ramalkan mekanisme trans-esterifikasi metil
butirat dengan etanol menggunakan katalis asam.
Jawab:
Transesterifikasi sering digunakan untuk
identifikasi kandungan asam lemak pada lemak atau
minyak. Dengan melakukan trans-esterifikasi pada
trigliserida (misalnya minyak kelapa), akan
menghasilkan ester-ester asam lemak sehingga
komposisi asam lemak yang terdapat pada minyak
kelapa dapat dianalisis melalui metode
kromatografi gas. Secara umum reaksi trans-
esterifikasi dari trigliserida dapat ditulis
sebagai berikut:
4) Reaksi hidrolisis alkil sianida
Ester dapat juga dibuat dengan mereaksikan
alkohol dengan alkil sianida menggunakan asam
sebagai katalis. Reaksi ini sering juga disebut
alkoholisis nitril, karena alkil sianida (senyawa
nitril) dihidrolisis terlebih dahulu menghasilkan
asam karboksilat kemudian asam karboksilat yang
terjadi bereaksi dengan alkohol menghasilkan
ester.
Reaksi di atas dapat juga langsung menghasilkan
ester tanpa harus melalui reaksi hidrolisis
terlebih dahulu. Mekanisme reaksi alkil sianida
menjadi ester tanpa melalui hidrolisis (bila tidak
ada air) adalah sebagai berikut:
5) Pembuatan ester dari asil klorida dan anhidrida
asam
Selain pereaksi-pereaksi yang telah disebutkan
di atas, pada pembuatan ester dapat digunakan asil
klorida dan anhidrida asam. Masalah ini telah
dibirakan pada sub sebelumnya. Secara umum
esterifikasi antara alkohol dengan asil klorida
adalah sebagai berikut:
Esterifikasi antara alkohol dengan anhidrida asam
adalah sebagai berikut :
4.1.5.Amida
Amida dapat dibuat dari turunan asam karboksilat
sebagai bahan dasar, misalnya ester, asil halida,
anhidrida asam.
4.1.5.1. Reaksi Asam Klorida Dengan Amonium Atau Amina
Amonia dan amina sebagai nukleofil yang baik
dapat bereaksi dengan asil klorida menghasilkan
senyawa amida yang dapat ditulis sebagai berikut:
HCl yang terjadi dapat bereaksi lebih lanjut dengan
amonia atau amina menghasilkan NH4Cl, R’NH3+Cl- .
4.1.5.2. Reaksi anhidrida asam dengan amonia atau amina
Amonia, amina primer dan amina sekunder dapat
bereaksi dengan anhidrida asam menghasilkan amida.
Para reaksi ini yang umum digunakan adalah
anhidrida asam asetat.
Asam asetat yang terjadi dapat bereaksi lebih
lanjut dengan NH3 menghasilkan CH3COO- NH4, CH3 COO-
NH3R+ atau CH3COO- NH3R2+.
Contoh :
Tuliskan mekanisme reaksi pembuatan amida dari
anhidrida asam asetat.
4.1.5.3. Reaksi ester dengan amonia atau amina
Sebagaimana reaksi-reaksi di atas, ester juga
dapat bereaksi dengan amonia atau amida, walaupun
reaksi ini berjalan lebih lambat dibandingkan
dengan reaksi-reaksi di atas. Secara umum reaksi
pembuatan amida dari ester ditulis sebagai berikut:
Contoh :
Tulislah mekanisme reaksi ester dengan amina
Suatu imida adalah suatu senyawa yang mempunyai
gugus –C0-NH- C0- dimana kedudukan atom nitrogen
berada di antara dua gugus karbonil seperti atom
oksigen pada senyawa anhidrida asam. Senyawa imida
dapat dibuat dari reaksi antara ammonia dan
anhidrida asam. Misalnya anhidrida siklik asam
suksinat bereaksi dengan amonia ada pemanasan yang
cukup tinggi akan dihasilkan imida siklik yang
disebut suksinimida dan dengan perlakuan yang sama
anhidrida ftalat akan menghasilkan ftalimida.
Imida tidak seperti amina, tidak bersifat basa
dalam larutan air. Pasangan elektron pada nitrogen
sebagian disebarkan ke gugus karbonil, seperti
ditunjukkan oleh struktur resonansi di bawah ini
sehingga terstabilkan.
Suksinimida dan ftalmida pada hakekatnya agak
bersifat asam dan mudah larut dalam larutan alkali
menghasilkan garam alkali.
4.2. Reaksi Turunan Asam Karboksilat Dengan Pereaksi
Grignard
4.2.2.Reaksi dengan ester
Telah dibicarakan pada sub sebelumnya, bahwa
pereaksi Grignard dapat bereaksi dengan senyawa
karbonil (aldehida dan keton). Demikian juga, ester
dapat bereaksi dengan pereaksi Grignard menghasilkan
alkohol tersier. Secara umum reaksinya dapat
dituliskan sebagai berikut:
Contoh Soal :
Tuliskan struktur alkohol (tertier) yang diperoleh
dari :
Jawab :
Reaksi yang terjadi adalah :
4.2.3.Reaksi asil halida dengan pereaksi Grignard
Asil halida dapat bereaksi dengan pereaksi
Grignard menghasilkan keton. Kondisi percobaan
reaksi ini sangat baik pada temperatur rendah dan
sering digunakan feriklorida (FeCl3) sebagai katalis.
Reaksi lebih lanjut akan terjadi apabila digunakan
pereaksi Grignard berlebihan dan kemudian dihidrolisis
akan menghasilkan alkohol tersier. Reaksi umum dapat
ditulis sebagai berikut:
Asetil klorida apabila direaksikan dengan butil magnesium
klorida dalam pelarut eter dan katalis F2Cl3 dapat
dihasilkan butil metil keton.
Soal:
1. Selesaikanlah persamaan reaksi di bawah ini :
4.2.4.Reaksi nitril dengan pereaksi Grignard
Nitril dapat bereaksi dengan pereaksi Grignard
menghasilkan keton. Mula-mula terjadi reaksi adisi,
dimana MgCl+ terikat pada N dan akilnya menyerang
atom C dari gugus nitril.
Contoh :
Soal :
Tulislah persamaan reaksi apabila sikloheksena
sianida direaksikan dengan C6H5MgBr.
Jawab :
4.3. Reaksi Reduksi Asam Karboksilat dan Turunannya
Asam karboksilat dan turunannya dapat mengalami
reaksi reduksi apabila direaksikan dengan reduktor
yang sesuai. Namun asam karboksilat relatif lambat
bereaksi dengan kebanyakan reduktor walaupun disertai
dengan katalis. Oleh karena itu untuk mempercepat
jalannya reaksi reduksi, asam karboksilat perlu
diubah menjadi turunannya seperti ester, senyawa
asil, senyawa aril, atau senyawa amida terlebih
dahulu sebelum direduksi.
Reduksi asam karboksilat secara langsung
menghasilkan alkohol dapat menggunakan litium hibrida
(LiAIH4). Tetapi reduktor ini dapat mereduksi senyawa
yang mengandung gugus karbonil.
4.3.2.Reduksi ester
Sebagainaba telah dibicarakan dalam sub sebelumnya
bahwa dengan merubah asam karboksilat menjadi
esternya terlebih dahulu dapat mempercepat proses
reduksi dengan cara yang lebih sederhana
dibandingkan apabila reduksi dilakukan langsung
terhadap asam karboksilat. Ester dapat direduksi
melalui reaksi haloge4nasi katalitik yang sering
disebut hidrogenolisis. Reduksi ester akan
menghasilkan alkohol primer.
Meknisme reaksi reduksi ester serupa dengan
mekanisme reduksi aldehida dan keton yaitu sebagai
berikut:
Tahap I pembentuk aldehida :
Tahap II Pembentukanalkohol primer :
Contoh soal :
Tentukanlah alkohol yang terbentuk dari reaksi
berikut:
Soal:
Ramalkan alkohol apa yang terjadi apabila lilin
lebah (C25H51COOC28H57) direduksikan dengan LiAlh4.
Jawab :
4.3.3.Reduksi Asil dan Aril Halida
Asil halida bila direduksi juga akan menghasilkan
alkohol primer. Reduktor yang biasa digunakan adalah
LiAlh4 :
Keuntungan reduksi asil atau aril halida adalah
dapat dengan mudah menjadi aldehida biula digunakan
reduktor yang lebih lemah. Yang bisa digunakan
adalah (Litium-(tri-t-butoksi aluminim)-hidrida)
LiAlH [OC (CH3)3]3. Hal ini tidak mudah dilakukan
terhadap asam karboksilat.
4.3.4.Reduksi amida
Berbeda dengan turunan asam karboksilat yang telah
dibicarakan di atas,