PRAKTIKUM UJI LELAH DAN UJI IMPAK
Transcript of PRAKTIKUM UJI LELAH DAN UJI IMPAK
LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
PERTEMUAN I( UJI LELAH DAN UJI IMPAK )
Oleh :
Nama : M.Iqbal. T 123030008 Zaenal Nur. A 123030018 Suhada A.M 123030037 Septiana N 123030045
Tanggal : 08 Mei 2013
Kelompok : 04
Assisten : Yuda Wibawanto
LABORATORIUM MATERIAL TEKNIKJURUSAN TEKNIK MESIN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1. Untuk menentukan ketahanan/kekuatan material terhadap
beban dinamik.
Beban dinamik = beban yang berubah-ubah.
2. Mengetahui prinsip dasar pengujian impak
3. Mendapatkan harga impak suatu material
4. Mengetahui temperature transisi suatu material dan
patah getas atau ulet
1.2. Prosedur pengujian
Uji lelah
1. Menyiapkan spesimen
2. Mengukur dimensi spesimen’
3. Memeriksa kesiapan mesin, apakah dalam kondisi baik
4. Memasang spesimen pada mesin uji
5. Mencatat angka sebelum pengujian pada counter waktu
6. Kemudian melakukan pengujian
Uji impak
1. Menghaluskan permukaan spesimen
2. Melakukan pengujian tanpa spesimen
3. Mengukur dimensi spesimen
4. Meletakan spesimen pada temperature yang diinginkan
5. Jarum penunjuk energy di atur pada posisi nol
6. Mengangkat bandul pemukul dan kunci pada tempatnya
7. Meletakan spesimen pada dudukan spesimen
8. Melepas bandul pemukul
9. Mencatat besar energy yang di tunjukan oleh mesin
10. Melakukan pengujian untuk temperature yang lain
1.3. Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.2. Prosedur pengujian
1.3. Sistematika penulisan
BAB II DASAR TEORI
2.1. Uji lelah
2.2. Siklus tegangan
2.3. Uji impak
BAB III TUGAS PENDAHULUAN
3.1. Soal
3.2. Jawaban
BAB IV PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengolahan data uji lelah
4.1.1. Pengolahan data
4.1.2. Analisa
4.2. Data hasil pengujianBAB V ANALISA DAN KESIMPULAN
5.1. Analisa
5.2. Kesimpulan
BAB VI SARAN
6.1. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Uji Lelah
Pengujian lelah dapat dipergunakan untuk melihat ketahanan
suatu material terhadap pembebanan dinamik atau berulang
dimana beban yang diberikan dibawah kekuatan luluhnya.
Kekuatan lelah dipengaruhi oleh banyak variable, antara lain :
ukuran spesimen, bentuk spesimen, pengerjaan akhir, jenis
beban/tegangan.
Untuk menentukan batas lelah logam, harus dilakukan pengujian
terhadap beberapa spesimen uji. Spesimen pertama di uji pada
tegangan yang relative tinggi, failure akan terjadi dengan
siklus yang rendah. Spesimen lainnya diuji pada tegangan yang
lebih rendah dari spesimen pertama, dan jumlah siklus yang
menyebabkan failure bertambah. Besarnya beban maksimum adalah
0,8 dari kekuatan luluh untuk logam ferro dan 0,75% dari
kekuatan luluh untuk logam non ferro. Dengan menggunakan
variable beban atau tegangan maka menghasilkan siklus yang
berbeda, sehingga dapat dibuat grafik S-N.
Gambar 2.1. skema kurva s-n
Untuk menentukan batas lelah logam, harus dilakukan
pengujian terhadap beberapa spesimen uji. Spesimen pertama
diuji pada tegangan yang relative tinggi, failure akan terjadi
dengan siklus yang rendah. Spesimen lainnya diuji pada
tegangan yang lebih rendah dari spesimen pertama, dan jumlah
siklus yang menyebabkan faiure bertambah.
Tegangan yang terjadi pada spesimen dibawah batas
lelahnya tidak akan menyebabkan patah. Agar prngaruh kesalahan
sekecil mungkin, maka spesimen yang di uji jumlahnya banyak.
Beberapa spesimen diuji pada tegangan yang sama agar diperoleh
data yang akurat.
Jenis pembebanan seperti patahan lelah akibat beban
torsi. Retak lelah berawal pada permukaan atas spesimen, yang
merupakan bidang terjadinya tegangan tarik maksimum.
Pembebanan bending : bending searah, bending berulang dan
bending rotasi. Retak lelah bermula dari permukaan arau sudut
dan tumbuh pada daerah tegangan tarik maksimum.
Untuk lentur berulang, retak lelah biasanya bermula pada
kedua permukaan atas dan bawah. Karena bagian atas dan bawah
permukaan spesimen uji mengalami tegangan tekan dan tarik.
2.2. Siklus tegangan
Kondisi umum pembebanan fatigue harus memperhatikan
pengaruh tegangan rata-rata akibat tegangan bolak balik.
Siklus tegangan yang mengakibatkan terjadinya kelelahan pada
logam, yaitu tegangan berfluktuasi. Dua pembatas untuk
tegangan fluktuasi adalah :
1. Pembebanan sederhana, seperti beban bending, beban
aksial atau hanya beban torsi
2. Sifat material homogeny dan bebas dari tegangan sisa
awal
Siklus tegangan bolak balik lengkap : grafik ini di dapat dari
putaran poros pada kecepatan konstan tanpa beban berlebih,
dilakukan pada mesin pengujan lelah lentur rotasi. Untuk
siklus jenis ini tegangan maksimum dan minimum adalah sama.
Siklus tegangan berulang : tegangan maksimum dan tegangan
minimum tidak sama
Siklus tegangan komplek : siklus tegangan seperti ini dapat
terjadi pada bagian sayap pesawat yang menerima beban
berlebihan secara periodic, dan tidak dapat dipergunakan.
σm: tegangan rata-rata
…………………………………….Pers.2.1
σa : tegangan bolak-balik
………………………Pers.2.2
σr : total siklus tegangan dari puncak ke puncak
……………………………………..Pers.2.3
2.3. Uji impak
Uji impak sangat di perlukan untuk logam atau komponen
yang menerima beban tiba-tiba terutama pada perubahan
temperature. Akibat pengaruh temperature, logam ulet dapat
berubah menjadi getas, terutama pada temperature rendah.
σm=σmax−σmin
2
σa=σr
2
σr=σmax−σmin
Pangujian impak dibagi menjadi dua metoda yaitu metoda
charpy (yang banyak digunakan di Amerika Serikat) dan metoda
Izod (yang di terapkan di inggris). Perbedaan kedua terletak
pada posisi penempatan spesimen pada dudukan, impak charpy
memposisikan spesimen secara horizontal dan beban impak datang
dari arah belakang takik. Sedangkan pada impak izod, spesimen
diletakan dalam posisi vertical dan beban impak datang dari
arah depan takik.
Gambar 2.2. skematis pengujian impak charpy dan izod
Pada saat pendulum membentur spesimen dan terjadi patahan
, mesin merekam besar energy yang di serap oleh spesimen
(dalam satuan Joule). Makin besar energy yang di serap,
menunjukan tingginya energy impaknya. Energy impak dapat
diturunkan dari persamaan energy potensial, yaitu :
………………………………………………..........Pers.2.4
………………..........Pers.2.5
Dimana :
m : massa bandul (kg)
g : konstan gravitasi (m/s2)
Beban impak Beban
Ep=m.g.∆h=m.g.(h1−h2)
HI=Ep
A
∆h : perbedaan posisi bandul (m)
Untuk dapat melakukan pengujian pada spesimen, pertama
kali pendulum diangkat hingga mencapai awal. Spesimen
ditempatkan pada dudukannya untuk kemudian dibentur oleh
pendulum. Energy potensial sisa pendulum menyebabkan pendulum
terus berayin setelah membentuk spesimen.
Pengujian yang menghasilkan energy/harga impak yang cukup
tinggi maka dapat dikatakan material/logam yang diuji bersifat
ulet sedangkan energy impak rendah menandakan material getas.
Hubungan energy impak dan sifat ulet/getas untuk berbagai
temperature pengujian ditunjukan pada gambar berikut :
Gambar 2.3. kurva energy impak vs temperatur
Cara lain mengukur sifat ulet/getas logam hasil uji impak
adalah dengan melihat permukaan patahan apakah permukaan
patahan tersebut berserat (patahan akibat geseran) atau
granular (cleavage, patahan tampak terang) atau campuran
keduanya. Patahan berserat menunjukan sifat ulet dan patahan
granular berarti logam getas. Setelah salah satu tujuan
pengujian impak adalah mendapatkan teperatur dan diperoleh
BAB III
TUGAS PENDAHULUAN
3.1. Soal
Uji impak
1. Apa tujuan praktikum uji impak
2. Jelaskan uji impak menurut metode izod dan charpy ?
3. Apa yang dimaksud dengan temperature transisi, dan
berikan contoh material yang memiliki dan yang tidak
memiliki temperature transisi
4. Jelaskan prosedur untuk mengetahui temperature transisi
dengan pengujian impak
5. Jelaskan perbedaan antara patah ulet dengan patah getas
6. Apa kegunaan temperature transisi pada perencanaan
suatu elemen mesin
7. Faktor-faktor apa saja yang mengetahui harga impak
Uji lelah
1.Apa tujuan atau manfaat uji lelah
2.Jelaskan prinsip pengujian lelah
3.Sebutkan 5 buah komponen teknik atau mesin yang
menerima beban dinamik atau berfluktuasi
4.Coba anda jelaskan grafik s-n yang diagram teganganterhadap waktu
5.Kapan suatu komponen tidak akan gagal atau patah akibatfatigue
3.2. Jawaban
Uji impak
1. Untuk mengetahui harga impak suatu material
2.
Impak charpy memposisikan spesimen secara horizontal
dari beban. Beban datang dari arah belakang tarik.
impak izod memposisikan spesimen dan vertical dan beban
impak dari arah belakang takik.
3. Temperature transisi adalah yang menunjukan transisi
perubahan jenis patahan suatu bahan bila di uji pada
temperature yang berbeda-beda.
4. a. melakukan penghalusan permukaan spesimen
b. Melakukan pengujian tanpa menggunakan spesimen
c. Mengukur dimensi spesimen
d. Melatakan spesimen pada temperature
Beban impak
Beban impak
e. Jarum penunjuk energy di atur pada posisi nol
f. mengangkat bandul pemukul dan kunci pada tempatnya
g. Meletakan spesimen pada dudukan spesimen
h. Melepaskan bandul pemukul
i. Mencatat besar energy yang di tunjukan oleh mesin
j. Melakukan pengujian temperature lain.
5. a. Patah ulet adalah patah yang patahannya membentuk
sudut-sudut atau berserabut.
b. Patah getas adalah patah yang permukaan patahan yang
permukaan patahannya rata atau licin, mengkilap.
6. Untuk mengetahui apakah material itu layak atau tidak
sebagai elemen mesin
7. a. Temperatur
b. Jenis material benda uji
c. laju pembebanan impak
d. triaxial stress
Uji lelah
1. Untuk menentukan ketahanan/kekuatan material beban
dinamik
2. Suatu benda uji terhadap pembebanan dinamik atau berupa
dimana beban yang diberikan dibaeah kekuatan luluhnya.
3. a. Jembatan
b. Crane
c. Poros engkol
d. Piston
e. Shock absorber
4. Gaya yang dapat dibebankan pada beban selama pembebanan
siklus jauh lebih rendah dari beban static kekuatan,
tarik dapat dijadikan pedoman desain untuk konstruksi
yang mengalami beban static, jumlah siklus n yang dapat
dipukul oleh logam akan turun dengan naiknya tegangan.
5. Saat material mendapatkan suatu reaksi teganagn atau
renggangan.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengolahan Data Uji Lelah
Data hasil pengujian
Hari/tanggal pengujian : 07-05-2013
Material yang digunakan : ST37
Diameter luar yang digunakan : 20 mm
4.1.1 Pengolahan Data
Gambarkan skematis pengujian dilengkapi dengan komponen
penting dan ukuran atau jarak.
10m m 16m m 10m m
Spesim en W eight
M otor
Revolutioncounter
A C DB
10 1010
F1 = 196,2 N F2 = 196,2 N
RAX
RAY RBY
4.1.2 Analisa
DBB
20 kg = 20.9,18 N
20 kg = 196,2 N
↻ ∑+¿MA=0¿
¿
196,2.10+196,2.26−RBY.36=0
1962+5101,2−RBY.36=0
7063,2−RBY.36=0
RBY=7063,236
=196,2N
↻ ∑+¿MB=0¿
¿
−196,2.10−196,2.26+RAY.36=0
−1962−5101,2+RAY.36=0
RAY = 196,2 N
MLX1
VX1
196,2 N
MLX2
VX2
196,2 N
−7063,2+RAY.36=0
RAY=7063,236
=196,2N
∑FX=0(→)+¿¿
RAY=0, karena tidak ada gaya yang bekerja
Segmen AB
(↑)−¿∑FY=0¿
VX1−196,2=0VX1=196,2N
MLX1=0
MLX1=196,2.X1
Segmen BC
X1
196,2 N
VX3MLX3
196,2
+
(↑)−¿∑FY=0¿
VX2−196,2+196.2=0VX2=0
MLX2=0
MLX1−196,2.X2=0MLX1=196,2.X2
Segmen DC
∑FY=0
VX1+196,2=0
VX1=−196,2N
∑MLX3=0
MLX3−196,2.X3=0MLX3=196,2.X3
Diagram Lintang (V)
+
-A B C D
Analisa
Dari perhitungan yang telah dilakukan, kita mendapatkan
diagram lintang, seperti diatas ini, segmen AB adalah positif
dan segmen CD adalah negatif.
Titik D = 10
MLX3=196,2.10¿1962NM
Titik C = 10
MLXC=196,2.0¿0
MLX1=196,2.X1=0
Titik A = 0
MLXA=196,2.0¿0
Titik B = 16
MLXB=196,2.16¿3139,2Nm MLX2=0
MLX2o+196,2.10−196,2 (X2+X1 )=0 VX3=−196,2N MLX3=196,2N
196,2
+
A B C D
53,6
3
8,1 9,9
Diagram momen lentur (Ml)
Analisa
Dari perhitungan yang sudah kita dapat lakuakn, kita
dapat membuat diagram lentur, nilai dari B dan C adalah sama.
4.2 Pengolahan Data Uji Impak
Lembar kerja pelaksanaan praktikum
Hari/tanggal : Selasa, 07-05-2013
Jenis material : Baja
54,95
5.5
6,65 9,6
Jenis material : alumunium
4.2.1. Data hasil Pengujian
Tabel. 4.1. Data pengukuran dimensi awal spesimen
Material
Nouji
Pengukuran Panjangke…(mm)
PengukuranPanjang ke…(mm)
PengukuranPanjang ke…(mm)
1 2 3
Rata-rata
1 2 3
Rata-rata
1 2 3
Rata-rata
Baja
1 53,6
53,5
53,5
53,53 9,9 9,9 9,8 9,8
6 9,8 9,9 9,85
9,85
2 53,6
53,5
53,5
53,53 9,9 9,9 9,8 9,8
6 9,8 9,9 9,85
9,85
3 53,6
53,5
53,5
53,53 9,9 9,9 9,8 9,8
6 9,8 9,9 9,85
9,85
Al 1 54,95
54,9
54,85
54,88 9,6 9,6
5 9,7 9,65 9,6 9,6
5 9,6 9,61
2 54,95
54,9
54,85
54,88
9,6 9,65
9,7 9,65
9,6 9,65
9,6 9,61
3 54,95
54,9
54,85
54,88 9,6 9,6
5 9,7 9,65 9,6 9,6
5 9,6 9,61
Tabel. 4.2. Data pengujian
Material
Nouji
Temperatureuji (℃ )
Dimensi specimen rata-rata
Energy impak(joule)
Panjang Lebar Tebal
Baja1 27 53,53 9,86 9,85 1452 20 53,53 9,86 9,85 1023 400 53,53 9,86 9,85 105
Al1 27 54,88 9,65 9,61 202 20 54,88 9,65 9,61 253 400 54,88 9,65 9,61 53
Tabel. 4.3. Pengolahan data
Material
Nouji
Temperaturuji (°C)
Luaspenampang
bawah takik(mm2)
Luas = L x T
Hargaimpak
( joule/cm2)
Patah
ulet(%)
Patahgetas(%)
Baja1 27 80,19 145 80 202 20 80,19 122 5 953 400 80,19 105 85 15
Al1 27 62,88 20 0 1002 20 62,88 25 0 1003 400 62,88 35 20 80
Kurva harga impak vs temperature
27 20 400020406080100120140160 145
122
105
20 25
53
Kurva harga impak vs temperatur
BajaAlumunium
Temperatur(0c)
Harg
a im
pak
(J/c
m2)
Kurva. 4.1. Kurva harga impak vs temperatur
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisis
Pada pengujian impak temperature mempengaruhi sifat
getas, dan ulet suatu material sehingga harga impaknya pun
berbeda temperature mempengaruhi ketangguhan material, ketika
material mempunyai suhu yang tinggi, maka ketangguhannya pun
bertambah, dan ketika suhu material rendah, maka kegetasannya
yang bertambah. Bentuk dari patahan akan mencirikan apakah
material itu getas atau ulet
4.2 Kesimpulan
Pada pengujian lelah kita akan bias mengetahui ketahanan
suatu materialyang diberi beban dinamik.
Pada pengujian impak kita mengambil kesimpulan bahwa,
temperature dalam pengujian impak sangat berpengaruh untuk
harga impak, semakin tinggi suhu maka keuleutan dari suatu
material akan bertambah, dan ketika suhu sudah rendah, maka
kegetasannya yang akan bertambah.
BAB V
SARAN
5.1 Saran
Untuk mesin uji lelah, kita tidak bisa melakukan
pengujian, karena mesin rusak, jadi hal ini jangan sampai
terjadi pada mesin-mesin yang lainnya, maka dari itu
tingkatkan untuk perawatan mesin-mesin uji yang lainnya.
Tingkatkan terus kinerja asisten dosen.
DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/24849681/Artikel-Uji-Lelah
http://www.scribd.com/doc/29446632/Laporan-Uji-Fatigue-
Matrek
http://teknikmesin2011unila.blogspot.com/2013/02/uji-
impak.html
http://danidwikw.wordpress.com/2010/12/17/pengujian-
impak-dan-fenomena-perpatahan/