PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1.Test
2.Endoderm
3.Eksoderm
Ventral Samping
No. Sampel : 01
No. Peraga : 1964
Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Nummulitesidae.
Genus : Nummulites
Spesies : Nummulites millecaput BOUBEE
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk : Plate
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Eosen Tengah (50-44 juta
tahun yang lalu)
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor peraga 157
adalah berasal dari family Nummulitesidae, genus
Nummulites, dan dengan nama spesies Nummulites millecaput
BOUBEE.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian
fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang
diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga
ondogen berupa tektonik sehingga fosil yang berada di
cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu
fosil yang memipih seperti piring, dan bagian fosil yang
masih dapat dijumpai seperti, endoderm yaitu lapisan luar
, dan eksoderm, yaitu lapisan bagian dalam fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3).
Adapun umur fosil ini adalah Eosen Tengah yaitu antara
50-44 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) (
MUH. ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA : Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1.Test 2.oral disk 3.oral
opening
Ventral Dorsal
No. Sampel : 02
No. Peraga : 1653
Filum : Bryozoa
Kelas : Gymnolaemata
Ordo : Cryptostomata
Family : Thecosmilianidae
Genus : Thecosmilia
Spesies : Thecosmilia trichotama GOLD
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Branching
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Jura Atas (180-135 juta tahun
lalu )
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor peraga 1653
adalah berasal dari family Thecosmilianidae, genus
Thecosmilia, dan dengan nama spesies Thecosmilia trichotama
GOLD.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
mterial sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh
air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan
bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh yang masih dapat dijumpai
seperti, oral disk yaitu berupa lingkaran besar pada
fosil, dan oral opening yaitu lingkran kecil yang berada
dalam oral disk .
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal.Adapun umur fosil ini adalah Jura Atas
yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH.
ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1. Test 2. Endoderm 3.
Eksoderm
Ventral Samping
No. Sampel : 03
No. Peraga : 503
Filum : Protozoa
Kelas : Sarcodina
Ordo : Foraminifera
Family : Lapidocentrusidae
Genus : Lapidocentrus
Spesies : Lapidocentrus mulleri (SCHULTZE)
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk : Plate
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Devon Tengah (370-369 juta
tahun yang lalu)
Ling. Pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor peraga 530
adalah berasal dari family Lapidocentrusidae, genus
Lapidocentrus, dan dengan nama spesies Lapidocentrus mulleri
(SCHULTZE).
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.Di
daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh
air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan
bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah plate, yaitu
bentuk tubuh fosi yang memipih menyerupai piring. Dan
bagian tubuh fosil ini yang masih dapat dijumpai seperti,
endoderm, yaitu, lapisan bagian dalam fosil, dan
eksoderm, yaitu bagian lapisan luar fosil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Devon
Tengah, yaitu antara 370-369 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/1012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH. ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1. Test
2. Montikula
3.
Zooid
4. Zoorium Ventral
No. Sampel : 04
No. Peraga : (sampel wajib )
Filum : Bryozoa
Kelas : Stenolaemata
Ordo : Cheilostomata
Family : Prasoporanidae
Genus : Prasopora
Spesies : Prasopora simulafrix
Proses Pemfosilan : Petrifikasi ( permineralisasi)
Bentuk : Globular
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Ordovisium (500-436 juta tahun
yang lalu)
Ling. Pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor sampel 04 adalah
berasal dari family Prasoporanidae, genus Prasopora, dan
dengan nama spesies Prasopora simulafrix, .
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (penucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh
air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan
bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Globular, yaitu
bentuk fosil yang membulat. Dan bagian tubuh yang masih
dapat dijumpai seperti montikula, yaitu pori-pori besar
pada fosil, zooid yaitu pori-pori yang lebih kecil dari
montikula, dan zoorium yaitu pori-pori yang paling kecil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah
Ordovisium, yaitu antara 500-436 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH.
ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1. Test 2. Montikula
3. Zooid 4. Zoorium
Ventral
No. Sampel : 05
No. Peraga : ( sampel wajib )
Filum : Bryozoa
Kelas : Phylactolaemata
Ordo : Chellostomata
Family : Halloporanidae
Genus : Hallopora
Spesies : Hallopora ramosa (d’ Orbisny)
Proses Pemfosilan : Petrifikasi ( permineralisasi )
Bentuk : Branching
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Ordovisium (500-435 juta
tahun yang lalu )
Ling. Pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil ini berasal dari family
Halloporanidae, genus Hallopora, dan dengan nama spesies
Hallopora ramosa.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching ( pencucian tubuh
fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang
diendapkan oleh air tanah yang memasukinya, sehingga
terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Brancing, yaitu
bentuk fosil yang bercabang-cabang. Bagian tubuh yang
masih dapat dijumpai seperti montikula, yaitu pori-pori
besar pada fosil, zooid yaitu pori-pori yang lebih kecil
dari montikula, dan zoorium yaitu pori-pori yang paling
kecil..
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah
Ordovisium, yaitu antara 500-436 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI )
( MUH. ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252
Keterangan :
1.Test 2. Calix
3. Oral disk
4. Oral opening
Ventral Samping
No. Sampel : 06
No. Peraga : 792
Filum : Bryozoa
Kelas : Gymnoslaemata
Ordo : Cryptostomata
Family : Coralidae
Genus : Coral
Spesies : Coral limestone
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk : Tabular
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Kapur Atas (100-70 juta tahn
yang lalu)
Ling. Pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor sampel 06 da
nomor peraga 792 adalah berasal dari family Coralidae,
genus Coral, dan dengan nama spesies Coral limestone.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh
air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan
bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalahTabular, yaitu
bentuk fosil yang berbentuk seperti tabung. Bagian tubuh
yang masih dapat dijumpai adalah Calix yaitu garis-garis
luar pada dinding fosi, oral disk lingkaran besar pada
fosil, dan oral opening yaitu lingkaan kecil yang berada
di dalam oral disk
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Kapur
Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH.ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Bryozoa NIM :D611
12 252 Keterangan
:
1.Test
2. Montikula
3.
Zoid
4. Zoorium
Ventral
No. Sampel : 07
No. Peraga : Sampel wajib
Filum : Bryozoa
Kelas : Phylactolaemata
Ordo : Cheilostomata
Family : Cerioporanidae
Genus : Ceriopora
Spesies : Ceriopora agulosa
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk : Branching
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Jura Atas (180-135 juta tahun
yang lalu)
Ling. Pengendapan : Laut dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor sampel
07, berasal dari family Cerioporanidae, genus Ceriopora,
dan dengan nama spesies Ceriopora agulosa.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (pencucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi.
Permineralisasi adalah proses pengawetan dimana rongga
dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh
air tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan
bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Brancing, yaitu
bentuk fosil yang bercabang-cabang. Bagian tubuh yang
masih dapat dijumpai adalah Montikula, merupakan pori-
pori yang ada pada tubuh fosil, Zooid, yaitu pori-pori
yang lebih kecil dari pada Montikula, dan Zooirum yaitu
pori-pori yang paling kecil.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal. Adapun umur fosil ini adalah Jura
Atas, yaitu antara 180-135 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH.
ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Brozoa NIM
:D611 12 252
Keterangan : 1.Test
2.Montikula
3.Zooid
Ventral
No. Sampel : 08
No. Peraga : Sampel wajib
Filum : Bryozoa
Kelas : Stenolaemata
Ordo : Trepostemata
Family : Cupuladrianidae
Genus : Cupuladria
Spesies : Cupuladria cf. Canarensis (Reus)
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Mineralisasi)
Bentuk : Radial
Komposisi Kimia : Kalsium karbonat (CaCO3)
Umur : Miosen (22-5 juta tahun yang
lalu)
Ling. Pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan : Fosil dengan nomor sampel 08 adalah
berasal dari family Cupuladrianidae, genus Cupuladria,
dan dengan nama spesies Cupuladria cf. Canarensis (Reus).
Setelah organisme ini mati, akan mengalami
transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es
ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan.
Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-
pori akan mengecil, air yang terkandung di antara
material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (Pencucian fosil).
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan
material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang
dilakukan oleh fosil ini adalah Mineralisasi.
Mineralisasi adalah proses pergantian unsur kimia dari
fosil hingga selur bagiannya.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga
endogen berupa gaya tektonik sehingga fosil yang berada
di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan,
akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin,
atau es sehingga fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Radial, yaitu
bentuk fosil yang membundar. Bagian tubuh yang masih
dapat dijumpai adalah montikula, yaitu pori-pori besar
pada tubuh fosil, dan zooid, yaitu pori-pori yang lebih
kecil dari pada montikula.
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini
akan beraksi membentuk bui-bui, maka dapat diketahui
bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), hal
ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal.Adapun umur fosil ini adalah Miosen,
yaitu antara 22-5 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk
mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://www.scribd.com/doc/90288475/Kuliah-
Paleontologi-Umum
ASISTEN
PRAKTIKAN
( ADNAN ISWANDI ) ( MUH.
ALI )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL. : Rabu 03 maret 2013
NAMA:MUH. ALI
ACARA :Protozoa dan Brozoa NIM
:D611 12 252
I. MAKSUD DAN TUJUAN
I.1. Maksud
Maksud dilakukan praktikum acara Protozoa dan
Bryozoa adalah untuk mengenal fosil-fosil dari filum
Protozoa dan Bryozoa, memahami proses pemfosilannya,
dan memudahkan dalam mengidentifikasi fosil ini di
lapangan.
I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini
adalah:
a. Untuk mengetahui berbagai jenis fosil dari filum
Protozoa dan Bryozoa yang umum dijumpai.
b. Mengetahui bentuk-bentuk fosil filum Protozoa,
dan Bryozoa
c. Mengetahui proses penfosilan filum ini secara
umum.
II.ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah:
Buku penuntun praktikum paleontologi
Alat tulis menulis
Lap kasar dan halus
Larutan HCl 0,1M
Sampel fosil
Format praktikum sebanyak 8 lembar
III. TEORI RINGKAS
III.1. Protozoa
a. Pengertian
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa
protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu
protos artinya pertama dan zoon artinya hewan.
Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop.
b. Ciri-ciri umum :
1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni
(kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau
flagela
c. Cara hidup protozoa
Protozoa bergerak dengan menggunakan, antara lain:
1. Pseudopodia ( kaki semu)
2. Flagellata (cambuk)
3. Cilliata (rambut)
d. Klasifikasi protozoa
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu
:
1. Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai
epistome; dinding berotot; koloni monomorfik;
terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast;
tidak ada zooid polymorpism; tidak ada proses
pengerasan asam kapur. Dalam kelas
Phylactolaemata hanya terdapat satu ordo yaitu
ordo Plumatellina.
Contoh : Plumatella, lophophus crystallinus.
2. Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak
ada; dinding tubuh tidak berotot, koloni
acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk
silindris; lebih dari 3000 spesies hidup,
kebanyakan laut; banyak spesies fosil.
Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :
a. Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran;
diameter orifice sama dengan diameter
zoecium; koloni berbentuk lapisan tipis pada
batu, cangkang molusca atau ganggang.
Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium
(di air laut).
b. Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk
kotak dan mempunyai avicularia; biasanya
mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-
umbai.
Contoh : Bugula, Membranipora.
3. Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian
ujung; dinding zoecia berkapur dan menyatu satu
sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam
ovicell yang besar; 900 spesies hidup, semua
dilaut.
Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo,yaitu :
a) Ordo Cyclosmata atau tubulipora, contoh : crissia, tubulipora.
b) Ordo Cystoporata
c) Ordo Stomatopora
d) Ordo Cryptostomata
e) Ordo Treopostomata
f) Ordo Fenestrata
Protozoa memiliki 4 kelas yang dibedakanberdasarkan alat geraknya, yaitu:
1. Rhizopoda
2. Flagellata (Mastigopora)
3. Ciliata (Ciliopora)
4. Apicomplexa ( sporozoa )
5. Sarcodina.
III.2. Bryozoa
Briozoa beasal dari bahasa yunani, Bryon :lumut
dan Zoon : hewan. Dahulu Bryozoa dianggap sebagai
tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari Bryozoa
menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian
lebih lanjut Bryozoa merupakan koloni dari hewan kecil-
kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada
batu, benda atau tumbuhan air di perairan dangkal
yang subur dan jernih.
a. Krakteristik Bryozoa:
2. Bilateral simetris
3. Badan memiliki lapisan sel lebih dari dua,
jaringan dan organ.
4. Sisttem saraf adalah ganglion pusat dengan
5. Memiliki lophopore
6. Semua hidup di lingkungan perairan sebagian
besar laut.
7. Badan memiliki usus berbentuk U dengan anus.
b. Pembagian kelas filum Bryozoa berdasarkan :
Letak dari pada lopophoria terhadap mulut dan
lubang anus. Lopophore sendiri sebelumnya
merupakan suatu lingkaran pada beberapa bentuk
melingkari mulut dan lubang anus. Sedangkan
pada bentuk yang lain lopophore hanya
melingkari mulut, sedangkan anus terletak di
luanya.
Pembagian kelas terutam berdasarkan bentuk
dari Lophohore apakah sirkuler atu konsentris
Pembagian ordo-ordo didasarkan atas sifat pada
lubang aperture dari zooccianya.
1. Klas Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda,mempunyai
epistoma, berdinding otot, koloni
monomorfik, di air tawar, menghasilkan
statoblast,tidak ada zooid
polymorpisme,tidak ada proses pengerasan
asam kapur.Hanya ada satu ordo yaitu ordo
plumatellina.
2. Klas Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran,epistoma
tidak ada,dinding tubuh tidak
berotot,koloni acak kali
polymorpik,zooeica kompleks berbentuk
silindris,lebih dari 3000 spesies
hidup,kebanyak laut,banyak spesies fosil.
3. Klas Stenolaemata
Bentuk zooecium seperti tabung,terbuka di
bagian ujung,dinding zoecia berkapur dan
menyatu satu sama lain,orifice
bundar,telur dierami dalam ovicell yang
besar,900 spesies hidup,semua dilaut.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dikerjakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pemfosilan pada umumnya dari filum
protozoa dan bryozoa adalah mineralisasi dan
permineralisasi. Mineralisasi adalah proses
pergantian unsur kimia dari fosil hingga selur
bagiannya, sedangkan permineralisasi hanya
sebagian saja.
Permineralisasi merupakan
2. Bentuk fosil filum Protozoa d Bryozao yang umum
dijumpai, diantaranya seperti plate (bentuk
memipih seperti piring), branching (bentuk
bercabang-cabang), dan globular ( bentuk membulat
seperti bola).
IV.2 Saran
Saran saya untuk laboratorium adalah jumlah
sampel prktikum di tambahkan agar pada saat
praktikum, prktikan tidak saling menunggu sampel yang
akan diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Asisten Paleontologi 2011/2012.2012. Penuntun Praktikum
Paleontologi. Laboratorium Paleontologi. Jurusan
Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.Makassar
Anonim.2013. http://www.slideshare.net/hpebrianti/protozoa.