Laporan Praktikum Biokimia 1 ( Uji Pengendapan Alkohol)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of Laporan Praktikum Biokimia 1 ( Uji Pengendapan Alkohol)
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM BIOKIMIA 1Reaksi Uji Pengendapan dengan Alkohol
Oleh
Nama : Anggi Febrianti
Nim : 06121010011
Kelompok : 2 (dua)
Dosen Pembimbing:
Drs.Made Sukaryawan, M.Si.
Desi, S.Pd., M.T.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I
I. Nomor Percobaan: 4
II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau
menguji gugus fungsi yang
terdapat dalam suatu protein melalui
reaksi reagen.
IV. Dasar Teori
Sifat protein tidak jauh berbeda dengan sifat asam–asam
amino pembentuknya. Sifat ini ditentukan oleh gugus α-
karboksil, α-amino dan gugus-gugus yang terdapat pada rantai
samping molekulnya. Gugus α-karboksil dan gugus α-amino
bereaksi sebagaimana lazimnya reaksi organik lainnya untuk
membentuk amida, ester dan asil halida lainnya. Asam amino
dan Protein dapat bereaksi dengan beberapa pereaksi tertentu,
seperti pereaksi Biuret, Hopkins-Cole, Millon dan sebagainya.
Protein merupakan blok bangunan bagi kehidupan. Tubuh
membutuhkan protein untuk memperbaiki dan mempertahankan
dirinya dimana struktur dasar dari protein adalah rantai asam
amino. Protein merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain air,
protein adalah jenis yang paling melimpah dari molekul dalam
Page | 1
tubuh. Protein ini dapat ditemukan pada semua sel tubuh dan
merupakan komponen struktural utama dari semua sel dalam
tubuh, terutama otot. Ini juga termasuk organ tubuh, rambut
dan kulit. Protein juga digunakan dalam membran,
seperti glikoprotein . Pada saat dipecah menjadi asam amino,
mereka digunakan sebagai prekursor untuk asam nukleat , co-
enzim, hormon, respon imun, perbaikan sel, dan molekul lain
yang penting bagi kehidupan. Selain itu, protein diperlukan
untuk membentuk sel darah.
Protein dapat ditemukan dalam berbagai
makanan. Kombinasi terbaik dari sumber protein tergantung
pada wilayah di dunia, akses, biaya, jenis asam amino dan
keseimbangan gizi. F aktor-faktor anti-nutrisi hadir dalam
makanan ini membuat mereka nilai terbatas dalam gizi
manusia. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan
kecernaan dan profil gizi sekunder seperti kalori,
kolesterol, vitamin dan kepadatan mineral penting dari sumber
protein.
Ketika protein dicerna, asam amino yang
tersisa. Tubuh manusia membutuhkan sejumlah asam amino untuk
memecah makanan. Asam amino harus dimakan dalam jumlah cukup
besar untuk kesehatan yang optimal. Asam amino yang ditemukan
dalam sumber-sumber hewani seperti daging, susu, ikan, dan
telur, serta sumber tanaman seperti kedelai, kacang-kacangan,
Page | 2
kacang-kacangan, selai kacang, dan beberapa biji-bijian
(seperti gandum
Jika protein dididihkan dengan asam kuat atau basa kuat
yang pekat, molekulnya akan terhidrolisis menjadi asam amino.
Protein terbentuk dengan adanya ikatan peptida antar asam
amino. Asam amino mempunyai 2 jenis muatan , positif dan
negatif yang disebut zwitter ion. Asam amino bersifat
amfoter, karena dapat bersifat sebagai asam dan dapat
jugabersifat sebagai basa. Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-
ion. Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan
karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus
asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh
gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik
isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan
positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya
menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik
Page | 3
isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.
Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan
asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur
tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas
berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH
fisiologis yang dekat netral. Karena mempunyai muatan negatif
dan positif, asam amino dapat mengalami reaksi terhadap asam
maupun basa.
V. Alat dan Bahan
Pipet tetes
Beaker glass
Pengaduk kaca
Labu ukur
Gelas ukur
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Larutan putih
telur 1-5%
Larutan kuning
telur 1-5%
Larutan ikan
giling 1-5%
Larutan HCl 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan buffer
asetat pH 4,7
Larutan etil
alkohol 95%
VI. Prosedur PercobaanTabung 1 2 3
Page | 4
Larutan Albumin
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Bufer asetat, pH
4,7
Etil Alkohol 95 %
5 ml
1 ml
-
-
6 ml
5 ml
-
1 ml
-
6 ml
5 ml
-
-
1 ml
6 ml
VII. Hasil Pengamatan
Uji Pengendapan dengan Alkohol
* HCl 0,1 M
1. Larutan Kuning telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan kuning
telur 1 % + 0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 1% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan kuning
telur 2 % + 0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 2% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan kuning kuning telur 3% (bening) +
Page | 5
telur 3 % + 0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh4. 2,5 ml larutan kuning
telur 4 % + 0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 4% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan kuning
telur 5 % + 0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 5% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh
2. Larutan Putih telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan putih
telur 1% + 0,5 ml HCl 0,1
M + 3 ml etil alkohol
95%
Putih telur 1% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
Page | 6
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan putih
telur 2% + 0,5 ml HCl 0,1
M + 3 ml etil alkohol
95%
Putih telur 2% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan putih
telur 3% + 0,5 ml HCl 0,1
M + 3 ml etil alkohol
95%
Putih telur 3% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh4. 2,5 ml larutan putih
telur 4% + 0,5 ml HCl 0,1
M + 3 ml etil alkohol
95%
Putih telur 4% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan putih
telur 5% + 0,5 ml HCl 0,1
M + 3 ml etil alkohol
95%
Putih telur 5% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
Page | 7
keruh
3. Larutan Ikan
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan ikan 1% +
0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 1% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +
0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 2% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +
0,5 ml HCl
0,1 M + 3 ml etil alkohol 95%
Larutan ikan 3% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh
Page | 8
4. 2,5 ml larutan ikan 4% +
0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 4% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +
0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 5% (bening) +
HCl 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh
*NaOH 0,1 M
1. Larutan Kuning telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan kuning
telur 1 % + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 1% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh
Page | 9
2. 2,5 ml larutan kuning
telur 2 % + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 2% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan kuning
telur 3 % + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 3% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh4. 2,5 ml larutan kuning
telur 4 % + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 4% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan kuning
telur 5 % + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 5% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh2. Larutan Putih telur
Page | 10
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan putih
telur 1% + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 1% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan putih
telur 2% + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 2% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan putih
telur 3% + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 3% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh4. 2,5 ml larutan putih
telur 4% + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 4% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
Page | 11
keruh5. 2,5 ml larutan putih
telur 5% + 0,5 ml NaOH
0,1 M + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 5% (bening) +
NaOH 0,1 M
( bening) + etil alkohol
95% ( bening)
larutan putih
keruh3. Larutan Ikan
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan ikan 1% +
0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 1% (bening)
+NaOH 0,1 M ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +
0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 2% (bening)
+NaOH 0,1 M ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +
0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 mletil alkohol 95%
Larutan ikan 3% (bening)
+NaOH 0,1 M ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh
Page | 12
4. 2,5 ml larutan ikan 4% +
0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 4% (bening)
+NaOH 0,1 M ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +
0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml
etil alkohol 95%
Larutan ikan 5% (bening)
+NaOH 0,1 M ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh
*Buffer asetat pH 4,7
1. Larutan Kuning telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan kuning
telur 1 % + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 1% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh + endapan2. 2,5 ml larutan kuning
telur 2 % + 0,5 ml
buffer asetat + 3 ml
etil alkohol 95%
kuning telur 2% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan
Page | 13
3. 2,5 ml larutan kuning
telur 3 % + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 3% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan4. 2,5 ml larutan kuning
telur 4 % + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 4% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan5. 2,5 ml larutan kuning
telur 5 % + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
kuning telur 5% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan
2. Larutan Putih telur
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan putih
telur 1% + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 1% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh + endapan2. 2,5 ml larutan putih Putih telur 2% (bening) +
Page | 14
telur 2% + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan3. 2,5 ml larutan putih
telur 3% + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 3% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan4. 2,5 ml larutan putih
telur 4% + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 4% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan5. 2,5 ml larutan putih
telur 5% + 0,5 ml buffer
asetat + 3 ml etil
alkohol 95%
Putih telur 5% (bening) +
buffer asetat ( bening) +
etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh+ endapan
3. Larutan Ikan
No
.
Cara Kerja Pengamatan
1. 2,5 ml larutan ikan 1% +
0,5 ml buffer asetat + 3
Larutan ikan 1% (bening) +
buffer asetat ( bening)
Page | 15
ml etil alkohol 95% +etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +
0,5 ml buffer asetat + 3
ml etil alkohol 95%
Larutan ikan 2% (bening)
+buffer asetat ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +
0,5 ml buffer asetat + 3ml etil alkohol 95%
Larutan ikan 3% (bening)
+buffer asetat ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh4. 2,5 ml larutan ikan 4% +
0,5 ml buffer asetat + 3
ml etil alkohol 95%
Larutan ikan 4% (bening)
+buffer asetat ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +
0,5 ml buffer asetat + 3
ml etil alkohol 95%
Larutan ikan 5% (bening)
+buffer asetat ( bening)
+etil alkohol 95% ( bening)
larutan putih
keruh
VIII. Persamaan Reaksi
Page | 16
Pengendapan dengan alkohol
Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan
alkohol
Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan
alkohol
Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan
alkohol
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan untuk
menentukan uji protein dengan menggunakan uji pengendapan
dengan alkohol Pada percobaan uji pengendapan oleh alkohol
Page | 17
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkohol terhadap
larutan protein, serta berfungsi juga untuk menurunkan
konstanta dielektrik pada larutan sehingga gaya tarik-menarik
antar molekul jadi semakin kuat.
Pada percobaan pengendapan dengan alkohol, di tandai
dengan adanya endapan pada sampel larutan yang diujikan, pada
uji pengendapan alcohol ini kami melakukan 3 uji pada tabung
I, II, dan tabung III dimana disetiap tabungnya berisikan
larutan asam HCl, basa NaOH dan larutan buffer dengan pH 4,7
dan pada masing-masing larutan ditambahkan etil alkohol 95%.
Pada reaksi pengendapan dengan penambahan alkohol,
ketika larutan albumin dengan penambahan HCl kemudian
ditambahkan dengan alkohol 95% maka akan terjadi reaksi,
dimana larutan berubah menjadi putih keruh. Ketika albumin
dengan penambahan NaOH kemudian ditambahkan dengan alkohol
95% maka larutan akan terlihat tetap bening namun terdapat
gelembung-gelembung udara. Ketika albumin dengan penambahan
buffer asetat pH 4,7 kemudian ditambahkan dengan alkohol
95%, larutan berubah menjadi putih keruh.
Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan
menurunkan kelarutan protein, karena kelarutaan suatu protein
tergantung dari kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil
polar dan hidrofob polar pada molekul. Mampu mengendapkan
logam dalam suasan asam dan pada pH 4,7 yang merupakan titik
isoelektrik.
Page | 18
Kemudian alkohol akan mengkondisikan gugus positif pada
asam amino untuk bereaksi dengan gugus negatif yang ada dalam
larutan, sehingga pada suasana tertentu mampu membentuk
endapan.
Pada reaksi pengendapan dengan alkohol, larutan albumin
akan membentuk endapan yang disebabkan karena adanya gugus
hidrofobik polar (yang menarik gugus non-polar) didalam
molekul protein dan menghasilkan protein dipol. Menurut
teori, albumin + HCl dan albumin + NaOH membentuk larutan
bening sedangkan albumin + buffer asetat pH 4,7 agak keruh.
Hal ini disebabkan karena pada pH 4,7 merupakan titik
isoelektrik albumin. Titik isoelektrik merupakan pH dimana
kelarutan protein minimum karena jumlah ion positif dan ion
negatif sama sehingga penambahan senyawa organik seperti
aseton dan alkohol yang bersifat nonpolar (muatan = 0)
cenderung menurunkan kelarutan protein.Penambahan asam berupa
HCl menyebabkan larutan albumin kelihatankeruh akibat pH
daripada larutan berada dibawah pH buffer asetat pH
4,7. Sedangkan dengan penambahan basa menyebabkan larutan
albumin kelihatan agak bening, hal ini menandakan naiknya
kelarutan albumin. Hal ini berdasarkan sifat protein yang
amfoter (protein dalam suasana pelarut yang bersifat asam
akan bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang
bersifat basa akan bertindak sebagai asam).
Page | 19
Larutan albumin yang ditambah larutan penyangga (buffer)
pH 4,7 paling banyak menghasilkan endapan, hal ini terjadi
karena pH tersebut merupakan titik isoelektrik protein
sehingga endapan yang terbentuk merupakan jumlah yang paling
maksimal. Larutan albumin dalam percobaan kali ini yaitu
larutan digunakan adalah larutan ikan giling, laurtan kuning
telur dan larutan putih telur yang ditambahkan HCl juga
menghasilkan endapan, namun dengan kuantitas yang lebih
sedikit, ini terjadi karena gugus positif pada protein
berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif yang ada pada
larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam.
Sebaliknya, protein tidak terendapkan oleh alkohol pada
suasana basa (NaOH) karena pH nya terlampau jauh dari titik
isoelektrik protein.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Larutan albumin yang ditambah larutan penyangga (buffer)
pH 4,7 paling banyak menghasilkan endapan, hal ini
terjadi karena pH tersebut merupakan titik isoelektrik
protein sehingga endapan yang terbentuk merupakan jumlah
yang paling maksimal dibanding larutan albumin yang
ditambahkan HCl atau NaOH
Page | 20
2. Pada pengendapan alkohol, terbentuk endapan putih yang di
terjadi dasarkan pada titik isoelektriknya, semaikin
minimum titik isoelektriknya maka kelarutan protein akan
menghasilkan endapan semakin banyak.
3. Pada pengendapan dengan alkohol, gugus hidroksi dari
alkohol lebih mudah terhidrasi sehingga protein
mengendap.
4. Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan
menurunkan kelarutan protein.
LAMPIRAN
Uji pengendapan dengan pada alkohol
1. Apakah kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik
isoelektriknya ?
ya, kelarutan albumin dalam air yang terjadi pada titik
isoelektriknya berada pada titik paling minimum.
DAFTAR PUSTAKA
Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI
Hikmayani, Risky nur. 2014. Reaksi uji protein (online)
http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2014/02/biokimia-
reaksi-uji-protein.html diakses pada 28 Oktober 2014
Page | 21