Laporan Praktikum Biokimia 1 ( Uji Pengendapan Alkohol)

23
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 Reaksi Uji Pengendapan dengan Alkohol Oleh Nama : Anggi Febrianti Nim : 06121010011 Kelompok : 2 (dua) Dosen Pembimbing: Drs.Made Sukaryawan, M.Si. Desi, S.Pd., M.T. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Laporan Praktikum Biokimia 1 ( Uji Pengendapan Alkohol)

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA 1Reaksi Uji Pengendapan dengan Alkohol

Oleh

Nama : Anggi Febrianti

Nim : 06121010011

Kelompok : 2 (dua)

Dosen Pembimbing:

Drs.Made Sukaryawan, M.Si.

Desi, S.Pd., M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

I. Nomor Percobaan: 4

II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Protein

III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau

menguji gugus fungsi yang

terdapat dalam suatu protein melalui

reaksi reagen.

IV. Dasar Teori

Sifat protein tidak jauh berbeda dengan sifat asam–asam

amino pembentuknya. Sifat ini ditentukan oleh gugus α-

karboksil, α-amino dan gugus-gugus yang terdapat pada rantai

samping molekulnya. Gugus α-karboksil dan gugus α-amino

bereaksi sebagaimana lazimnya reaksi organik lainnya untuk

membentuk amida, ester dan asil halida lainnya. Asam amino

dan Protein dapat bereaksi dengan beberapa pereaksi tertentu,

seperti pereaksi Biuret, Hopkins-Cole, Millon dan sebagainya.

Protein merupakan blok bangunan bagi kehidupan. Tubuh

membutuhkan protein untuk memperbaiki dan mempertahankan

dirinya dimana struktur dasar dari protein adalah rantai asam

amino. Protein merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh

manusia untuk pertumbuhan dan pemeliharaan. Selain air,

protein adalah jenis yang paling melimpah dari molekul dalam

Page | 1

tubuh. Protein ini dapat ditemukan pada semua sel tubuh dan

merupakan komponen struktural utama dari semua sel dalam

tubuh, terutama otot. Ini juga termasuk organ tubuh, rambut

dan kulit. Protein juga digunakan dalam membran,

seperti glikoprotein . Pada saat dipecah menjadi asam amino,

mereka digunakan sebagai prekursor untuk asam nukleat , co-

enzim, hormon, respon imun, perbaikan sel, dan molekul lain

yang penting bagi kehidupan. Selain itu, protein diperlukan

untuk membentuk sel darah.

Protein dapat ditemukan dalam berbagai

makanan. Kombinasi terbaik dari sumber protein tergantung

pada wilayah di dunia, akses, biaya, jenis asam amino dan

keseimbangan gizi. F aktor-faktor anti-nutrisi hadir dalam

makanan ini membuat mereka nilai terbatas dalam gizi

manusia. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan

kecernaan dan profil gizi sekunder seperti kalori,

kolesterol, vitamin dan kepadatan mineral penting dari sumber

protein. 

Ketika protein dicerna, asam amino yang

tersisa. Tubuh manusia membutuhkan sejumlah asam amino untuk

memecah makanan. Asam amino harus dimakan dalam jumlah cukup

besar untuk kesehatan yang optimal. Asam amino yang ditemukan

dalam sumber-sumber hewani seperti daging, susu, ikan, dan

telur, serta sumber tanaman seperti kedelai, kacang-kacangan,

Page | 2

kacang-kacangan, selai kacang, dan beberapa biji-bijian

(seperti gandum

Jika protein dididihkan dengan asam kuat atau basa kuat

yang pekat, molekulnya akan terhidrolisis menjadi asam amino.

Protein terbentuk dengan adanya ikatan peptida antar asam

amino. Asam amino mempunyai 2 jenis muatan , positif dan

negatif yang disebut zwitter ion. Asam amino bersifat

amfoter, karena dapat bersifat sebagai asam dan dapat

jugabersifat sebagai basa. Gugus karboksil memberikan sifat

asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk

larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi

asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.

Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-

ion. Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan

karboksil sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus

asam dan basa (walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh

gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik

isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan

positif (terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya

menjadi bermuatan negatif (terdeprotonasi, –COO-). Titik

Page | 3

isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.

Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan

berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan

asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur

tinggi karena sifat dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas

berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral maupun pH

fisiologis yang dekat netral. Karena mempunyai muatan negatif

dan positif, asam amino dapat mengalami reaksi terhadap asam

maupun basa.

V. Alat dan Bahan

Pipet tetes

Beaker glass

Pengaduk kaca

Labu ukur

Gelas ukur

Tabung reaksi

Rak tabung reaksi

Larutan putih

telur 1-5%

Larutan kuning

telur 1-5%

Larutan ikan

giling 1-5%

Larutan HCl 0,1 M

Larutan NaOH 0,1 M

Larutan buffer

asetat pH 4,7

Larutan etil

alkohol 95%

VI. Prosedur PercobaanTabung 1 2 3

Page | 4

Larutan Albumin

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

Bufer asetat, pH

4,7

Etil Alkohol 95 %

5 ml

1 ml

-

-

6 ml

5 ml

-

1 ml

-

6 ml

5 ml

-

-

1 ml

6 ml

VII. Hasil Pengamatan

Uji Pengendapan dengan Alkohol

* HCl 0,1 M

1. Larutan Kuning telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan kuning

telur 1 % + 0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 1% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan kuning

telur 2 % + 0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 2% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan kuning kuning telur 3% (bening) +

Page | 5

telur 3 % + 0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh4. 2,5 ml larutan kuning

telur 4 % + 0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 4% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan kuning

telur 5 % + 0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 5% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh

2. Larutan Putih telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan putih

telur 1% + 0,5 ml HCl 0,1

M + 3 ml etil alkohol

95%

Putih telur 1% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

Page | 6

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan putih

telur 2% + 0,5 ml HCl 0,1

M + 3 ml etil alkohol

95%

Putih telur 2% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan putih

telur 3% + 0,5 ml HCl 0,1

M + 3 ml etil alkohol

95%

Putih telur 3% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh4. 2,5 ml larutan putih

telur 4% + 0,5 ml HCl 0,1

M + 3 ml etil alkohol

95%

Putih telur 4% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan putih

telur 5% + 0,5 ml HCl 0,1

M + 3 ml etil alkohol

95%

Putih telur 5% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

Page | 7

keruh

3. Larutan Ikan

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan ikan 1% +

0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 1% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +

0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 2% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +

0,5 ml HCl

0,1 M + 3 ml etil alkohol 95%

Larutan ikan 3% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh

Page | 8

4. 2,5 ml larutan ikan 4% +

0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 4% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +

0,5 ml HCl 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 5% (bening) +

HCl 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh

*NaOH 0,1 M

1. Larutan Kuning telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan kuning

telur 1 % + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 1% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh

Page | 9

2. 2,5 ml larutan kuning

telur 2 % + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 2% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan kuning

telur 3 % + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 3% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh4. 2,5 ml larutan kuning

telur 4 % + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 4% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan kuning

telur 5 % + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 5% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh2. Larutan Putih telur

Page | 10

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan putih

telur 1% + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 1% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan putih

telur 2% + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 2% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan putih

telur 3% + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 3% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh4. 2,5 ml larutan putih

telur 4% + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 4% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

Page | 11

keruh5. 2,5 ml larutan putih

telur 5% + 0,5 ml NaOH

0,1 M + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 5% (bening) +

NaOH 0,1 M

( bening) + etil alkohol

95% ( bening)

larutan putih

keruh3. Larutan Ikan

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan ikan 1% +

0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 1% (bening)

+NaOH 0,1 M ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +

0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 2% (bening)

+NaOH 0,1 M ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +

0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 mletil alkohol 95%

Larutan ikan 3% (bening)

+NaOH 0,1 M ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh

Page | 12

4. 2,5 ml larutan ikan 4% +

0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 4% (bening)

+NaOH 0,1 M ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +

0,5 ml NaOH 0,1 M + 3 ml

etil alkohol 95%

Larutan ikan 5% (bening)

+NaOH 0,1 M ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh

*Buffer asetat pH 4,7

1. Larutan Kuning telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan kuning

telur 1 % + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 1% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh + endapan2. 2,5 ml larutan kuning

telur 2 % + 0,5 ml

buffer asetat + 3 ml

etil alkohol 95%

kuning telur 2% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan

Page | 13

3. 2,5 ml larutan kuning

telur 3 % + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 3% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan4. 2,5 ml larutan kuning

telur 4 % + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 4% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan5. 2,5 ml larutan kuning

telur 5 % + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

kuning telur 5% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan

2. Larutan Putih telur

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan putih

telur 1% + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 1% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh + endapan2. 2,5 ml larutan putih Putih telur 2% (bening) +

Page | 14

telur 2% + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan3. 2,5 ml larutan putih

telur 3% + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 3% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan4. 2,5 ml larutan putih

telur 4% + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 4% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan5. 2,5 ml larutan putih

telur 5% + 0,5 ml buffer

asetat + 3 ml etil

alkohol 95%

Putih telur 5% (bening) +

buffer asetat ( bening) +

etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh+ endapan

3. Larutan Ikan

No

.

Cara Kerja Pengamatan

1. 2,5 ml larutan ikan 1% +

0,5 ml buffer asetat + 3

Larutan ikan 1% (bening) +

buffer asetat ( bening)

Page | 15

ml etil alkohol 95% +etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh2. 2,5 ml larutan ikan 2% +

0,5 ml buffer asetat + 3

ml etil alkohol 95%

Larutan ikan 2% (bening)

+buffer asetat ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh3. 2,5 ml larutan ikan 3% +

0,5 ml buffer asetat + 3ml etil alkohol 95%

Larutan ikan 3% (bening)

+buffer asetat ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh4. 2,5 ml larutan ikan 4% +

0,5 ml buffer asetat + 3

ml etil alkohol 95%

Larutan ikan 4% (bening)

+buffer asetat ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh5. 2,5 ml larutan ikan 5% +

0,5 ml buffer asetat + 3

ml etil alkohol 95%

Larutan ikan 5% (bening)

+buffer asetat ( bening)

+etil alkohol 95% ( bening)

larutan putih

keruh

VIII. Persamaan Reaksi

Page | 16

Pengendapan dengan alkohol

Reaksi dengan HCl 0,1 M dan dilanjutkan dengan

alkohol

Reaksi dengan NaOH 0,1 M dan dilanjutkan dengan

alkohol

Reaksi dengan Buffer Asetat pH 4,7 dan dilanjutkan

alkohol

IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan untuk

menentukan uji protein dengan menggunakan uji pengendapan

dengan alkohol Pada percobaan uji pengendapan oleh alkohol

Page | 17

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh alkohol terhadap

larutan protein, serta berfungsi juga untuk menurunkan

konstanta dielektrik pada larutan sehingga gaya tarik-menarik

antar molekul jadi semakin kuat.

Pada percobaan pengendapan dengan alkohol, di tandai

dengan adanya endapan pada sampel larutan yang diujikan, pada

uji pengendapan alcohol ini kami melakukan 3 uji pada tabung

I, II, dan tabung III dimana disetiap tabungnya berisikan

larutan asam HCl, basa NaOH dan larutan buffer dengan pH 4,7

dan pada masing-masing larutan ditambahkan etil alkohol 95%.

Pada reaksi pengendapan dengan penambahan alkohol,

ketika larutan albumin dengan penambahan HCl kemudian

ditambahkan dengan alkohol 95% maka akan terjadi reaksi,

dimana larutan berubah menjadi putih keruh. Ketika albumin

dengan penambahan NaOH  kemudian ditambahkan dengan alkohol

95% maka larutan akan terlihat tetap bening namun terdapat

gelembung-gelembung udara. Ketika albumin dengan penambahan

buffer asetat pH 4,7  kemudian ditambahkan dengan alkohol

95%, larutan berubah menjadi putih keruh.

Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan

menurunkan kelarutan protein, karena kelarutaan suatu protein

tergantung dari kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil

polar dan hidrofob polar pada molekul. Mampu mengendapkan

logam dalam suasan asam dan pada pH 4,7 yang merupakan titik

isoelektrik.

Page | 18

Kemudian alkohol akan mengkondisikan gugus positif pada

asam amino untuk bereaksi dengan gugus negatif yang ada dalam

larutan, sehingga pada suasana tertentu mampu membentuk

endapan.

Pada reaksi pengendapan dengan alkohol, larutan albumin

akan membentuk endapan yang disebabkan karena adanya gugus

hidrofobik polar (yang menarik gugus non-polar) didalam

molekul protein dan menghasilkan protein dipol. Menurut

teori, albumin + HCl dan albumin + NaOH membentuk larutan

bening sedangkan albumin + buffer asetat pH 4,7 agak keruh.

Hal ini disebabkan karena pada pH 4,7 merupakan titik

isoelektrik albumin. Titik isoelektrik merupakan pH dimana

kelarutan protein minimum karena jumlah ion positif dan ion

negatif sama sehingga penambahan senyawa organik seperti

aseton dan alkohol yang bersifat nonpolar (muatan = 0)

cenderung menurunkan kelarutan protein.Penambahan asam berupa

HCl menyebabkan larutan albumin kelihatankeruh akibat pH

daripada larutan berada dibawah pH buffer asetat pH

4,7. Sedangkan dengan penambahan basa menyebabkan larutan

albumin kelihatan agak bening, hal ini menandakan naiknya

kelarutan albumin. Hal ini berdasarkan sifat protein yang

amfoter (protein dalam suasana pelarut yang bersifat asam

akan bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang

bersifat basa akan bertindak sebagai asam).

Page | 19

Larutan albumin yang ditambah larutan penyangga (buffer)

pH 4,7 paling banyak menghasilkan endapan, hal ini terjadi

karena pH tersebut merupakan titik isoelektrik protein

sehingga endapan yang terbentuk merupakan jumlah yang paling

maksimal. Larutan albumin dalam percobaan kali ini yaitu

larutan digunakan adalah larutan ikan giling, laurtan kuning

telur dan larutan putih telur yang ditambahkan HCl juga

menghasilkan endapan, namun dengan kuantitas yang lebih

sedikit, ini terjadi karena gugus positif pada protein

berikatan dengan gugus Cl- dan gugus negatif yang ada pada

larutan sehingga terbentuk endapan pada suasana asam.

Sebaliknya, protein tidak terendapkan oleh alkohol pada

suasana basa (NaOH) karena pH nya terlampau jauh dari titik

isoelektrik protein.

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Larutan albumin yang ditambah larutan penyangga (buffer)

pH 4,7 paling banyak menghasilkan endapan, hal ini

terjadi karena pH tersebut merupakan titik isoelektrik

protein sehingga endapan yang terbentuk merupakan jumlah

yang paling maksimal dibanding larutan albumin yang

ditambahkan HCl atau NaOH 

Page | 20

2. Pada pengendapan alkohol, terbentuk endapan putih yang di

terjadi dasarkan pada titik isoelektriknya, semaikin

minimum titik isoelektriknya maka kelarutan protein akan

menghasilkan endapan semakin banyak.

3. Pada pengendapan dengan alkohol, gugus hidroksi dari

alkohol lebih mudah terhidrasi sehingga protein

mengendap.

4. Penambahan alkohol yang merupakan pelarut organik akan

menurunkan kelarutan protein.

LAMPIRAN

Uji pengendapan dengan pada alkohol

1. Apakah kelarutan albumin dalam air terjadi pada titik

isoelektriknya ?

ya, kelarutan albumin dalam air yang terjadi pada titik

isoelektriknya berada pada titik paling minimum.

DAFTAR PUSTAKA

Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI

Hikmayani, Risky nur. 2014. Reaksi uji protein (online)

http://riskynurhikmayani.blogspot.com/2014/02/biokimia-

reaksi-uji-protein.html diakses pada 28 Oktober 2014

Page | 21

Wirahadikusumah, Muhammad. 1997. Biokimia Protein, Enzim, dan Asam

Nukleat. Bandung : ITB

Page | 22