Laporan Praktikum Biokimia- PROTEIN

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino, dapat melakukan identifikasi asam amino serta protein, dan juga menentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif dan kuantitatif. 1.2. Tinjauan Pustaka Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel hidup, yang merupakan komponen penting dan utama untuk sel hewan dan sel manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini, protein mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat pembenfuk, transport, katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yang lainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi utamanya yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak untuk pertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagai hormone . (Mandle, 2012). Dalam hubungannya dengan asam amino, protein merupakan polimer dari sekitar asam amino yang berlainan disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek. Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam- asam amino tersebut disambung-sambungkan, protein yang berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda dan struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai samping itu dapat bersifat polar atau nonpolar. Kandungan bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang

Transcript of Laporan Praktikum Biokimia- PROTEIN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapatmempelajari sifat-sifat reaksi asam amino, dapatmelakukan identifikasi asam amino serta protein, dan jugamenentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatifdan kuantitatif.

1.2. Tinjauan Pustaka

Protein merupakan makromolekul terbanyak yang dapatditemui dalam sel hidup, yang merupakan komponen pentingdan utama untuk sel hewan dan sel manusia. Protein dapatdiisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini,protein mempunyai peranan penting dalam biologi yangsangat penting, sebagai zat pembenfuk, transport,katalisataor reaksi kimia, hormon, racun, dan yanglainnya. Protein ini mempunyai empat fungsi utamanyayaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak untukpertumbuhan jaringan baru, sebagai enzim, dan sebagaihormone . (Mandle, 2012).

Dalam hubungannya dengan asam amino, protein

merupakan polimer dari sekitar asam amino yang berlainan

disambungkan dengan ikatan peptida, yaitu rantai pendek.

Karena keragaman rantai samping yang terbentuk jika asam-

asam amino tersebut disambung-sambungkan, protein yang

berbeda dapat mempunyai sifat kimia yang berbeda dan

struktur sekunder dan tersier yang sangat berbeda. Rantai

samping itu dapat bersifat polar atau nonpolar. Kandungan

bagian asam amino polar yang tinggi dalam protein

meningkatkan kelarutannya dalam air. Rantai samping yang

paling polar ialah rantai samping amino basa dan asam

amino asam. Asam-asam amino ini terdapat dalam albumin

dan globulin yang larut dalam air dengan aras yang tinggi

(Kuchel, dan Gregory, 2002).

Struktur asam amino yang terdapat dalam protein

ditemukan dalam bentuk ionik. Warna hitam menunjukkan

bagian yang umum pada semua asam α -amino pada protein

(kecuali prolin). Struktur ke-20 asam amino dibagi

menjadi 4 golongan, yaitu: (1) golongan dengan gugus R

nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R

polar, tetapi tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus

R bermuatan negatif, (4) golongan dengan gugus R

bermuatan positif. Gugus R di dalam golongan ini

merupakan hidrokarbon. Lima asam amino dengan gugus R

alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan

lingkaran aromatik (fenilalanin dan triptofan), dan satu yang

mengandung sulfur (metionin) (Sumardjo, 2006).

Golongan Asam Amino Mempunyai Gugus Polar Tidak Bermuatan

Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air,

atau lebih hidrofilik, dibandingkan dengan asam amino

nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus fungsionil

yang membentuk ikatan hidrogen dengan air. Golongan ini

meliputi glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamin

(Sumardjo, 2006).

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R yang Bermuatan

Negatif (Asam)

Golongan asam amino ini mengandung gugus R yang

bermuatan total negatif pada pH 7,0. asam amino ini

meliputi asam aspartat dan asam glutamat, yang masing-masing

memiliki tambahan gugus karboksil (Sumardjo, 2006).

Golongan Asam Amino yang Mempunyai Gugus R Bermuatan

Positif (Basa)

Golongan asam amino ini mempunyai gugus R dengan

muatan total positif pada pH 7,0. asam amino ini meliputi

lisin, arginin, dan histidin (Sumardjo, 2006).

Reaksi kimia asam amino mencirikan gugus fungsionil

yang terkandung. Karena semua asam amino mengandung gugus

amino dan karboksil, senyawa ini akan memberikan reaksi

kimia yang mencirikan gugus – gugus ini. Sebagai contoh,

gugus amino dapat memberikan reaksi asetilasi, dan gugus

karboksil esterifikasi (Sumardjo, 2006).

Reaksi pengujian terhadap asam amino dapat berupa

(Whitford, 2005):

Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-

hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi

endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila

dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti

benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini

positif untuk protein yang mengandung tirosin,

fenilalanin dan triptofan.

Reaksi Hopkins-Cole

Larutan protein yang mengandung triptofan dapat

direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung

asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat

dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur

dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan

perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan di bawah

larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi

cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut

(Whitford, 2005).

Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri

nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini

ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan

endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh

pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-

fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus

hidroksifenil yang berwarna (Whitford, 2005).

Reaksi Natriumnitroprusida

Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan

menghasilkan warna merah dengan protein yang mempunyai

gugus –SH bebas. Jadi protein yang mengandung sistein

dapat memberikan hasil positif (Yuwono, 2010).

Reaksi Ninhidrin

Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuan

kuantitatif asam amino. Dengan memanaskan campuran asam

amino dan ninhidrin, terjadilah larutan berwarna ungu

yang identitasnya dapat ditentukan dengan cara

spektrometri. Semua asam amino dan peptide yang

mengandung gugus α amino bebas memberikan reaksi

ninhidrin yang positif. Prolin dan hidroksiprolin yang

gugus aminonya tersubtitusi, memberikan hasil reaksi lain

yang berwarna kuning (Yuwono, 2010).

1.3. Tinjauan Bahan1.3.1. NaOH

NaOH bersifat tidak mudah terbakar. Bentuknya berupapadatan dan tidak berbau. Berat molekul NaOH adalah 40g/mol. Berwarna putih dan mudah larut dalam air. Memilikititik didih 1380C (Anonim1, 2012).

1.3.2. HClAsam klorida merupakan bahan kimia yang tidak mudahterbakar. Wujudnya berupa cairan berwarna bening. HClbersifat asam dan memiliki titik didih terendah 1000C(Anonim2, 2012).

1.3.3. Asam GlutamatAsam glutamat mempunyai rumus kimia C5H8NO4Na.H2O danberbentuk padat. Asam glutamat mudah larut dalam airdingin dan bersifat stabil. Berbahaya jika terkena mata,pernafasan, dan tertelan (Anonim3, 2012).

1.3.4. GlisinGlisin salah satu asam amino yang berbentuk padat,berwarna putih, tidak mempunyai bau, pH glisin 5,9 -6,4.Glisin adalah oksidator kuat dan bersifat basa. Glisinadalah salah satu asam amino non esensial (Anonim4, 2012).

1.3.5. LisinLisin mempunyai rumus kimia C6H14N2O2.HCl. Produk ini mudahlarut dalam air dingin. Lisin bersifat tidak korosif dantidak akan mengalami polimerisasi. Berat molekul lisinadalah 182,68 g/mol (Anonim5, 2012).

1.3.6. AlaninAlanin mempunyai rumus kimia CH3CH(NH2).COOH. Alaninberbentuk padatan dan baunya tidak menyengat. Produk ini

mempunyai berat molekul 89,09 g/mol. Alanin mudah larutdalam air dan bersifat stabil. Titik leburnya pada suhu2100C (Anonim6, 2012).

1.3.7. Reagen NinhidrinReagen ninhidrin berwujud cairan, stabil dan mudah larutdalam air dingin, air panas, dietil eter, maupun aseton.Tidak bersifat korosif dan reaktif terhadap agenpengoksidasi , agen pereduksi, dan akali maupun asam(Anonim7, 2012).

1.3.8. TirosinTirosin mempunyai rumus kimia C9H11NO3. Tirosin berbentukpadatan dan tidak berbau. Tirosin mudah larut dalam airdan tidak mudah larut dalam dietil eter, aseton danalkohol. Titik leburnya 3440C (Anonim8, 2012).

1.3.9. PeptonPepton berbentuk padatan, bersifat non korosif danmerupakan produk yang stabil. Pepton tidak dapatmengalami polimerisasi (Anonim9, 2012).

1.3.10. KaseinKasein berbentuk padatan dan berwarna kecoklatan. Kaseindapat bereaksi dengan agen pengoksidasi danpolimerisasinya tidak akan terjadi (Anonim10, 2010).

1.3.11. GelatinGelatin berwujud padat dan tidak berbau. Gelatin berwarnaputih dan memiliki titik didih lebih besar dari 1000C.Gelatin mudah terbakar jika diletakkan pada suhu yangtinggi. Gelatin merupakan zat yang sangat stabil, sangatmudah larut dalam air panas namun tidak dapat larut dalamair dingin (Anonim11, 2012).

1.3.12. Reagen BiuretKomposisi dari reagen ini adalah tembaga, sulfatpentahidrat, natrium tartart dihidrat, natriumhidroksida, kalium iodida dan air. Reagen ini biasadigunakan untuk uji makanan. Reagen biuret tidak mudahterbakar dan mudah larut dalam air dingin dan air panas(Anonim12, 2012).

1.3.13. Albumin

Albumin bersifat nonkorosif dan stabil. Albumin tidakdapat mengalami polimerisasi. Zat ini berbentuk padatan,penyimpanannya harus ditempat yang sejuk dan terhindardari panas dengan ventilasi udara yang baik (Anonim13,2012).

1.3.14. EterEter mempunyai rumus kimia (C2H5)O2 dengan nama dietileter. Zat ini mudah terbakar dan mudah menguap. Etermemiliki berat molekul 74,12 g/mol, berwarna bening danlarut dalam aseton dan sebagian larut dalam air dingin(Anonim14, 2012).

1.3.15. FenolFenol mempunyai rumus kimia C6H5OH. Bentuknya berupapadatandan berwarna bening kemerah mudaan. Fenolmempunyai berat molekul 94,41 g/mol. Titik didihnya 1820Cdan titik leburnya 420C. Mudah larut dalam metanol, dietileter, alkohol, gliserol, kloroform dan petroleum(Anonim15, 2012).

1.3.16. Asam NitratAsam nitrat mempunyai rumus kimia HNO3. Bersifat stabil dansangat rekatif terhadap alkali (basa). Bentuknya cair danberwarna putih kekuningan. Mudah larut dalam air panas,air dingin dan dietil eter (Anonim16, 2012).

BAB II

METODOLOGI

2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalahtabung reaksi, pipet, penangas air, pH meter, buret, gelaskimia, labu ukur, termometer 1000C, labu, corong buchner,kertas saring, gelas arloji, timbangan, dan spektronik 20.

2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah HCl0,1 N, NaOH 0,1 N, etanol, kloroform, asam amino (glisin,asam glutamat, lisin, alanin), larutan ninhidrin, asam amino1g/L (glisin, tyrosin, tryptofan, asam glutamat, prolin,kasein), fenol, HNO3 pekat, NaOH 10 M, asam amino 1 g/L

(glisin, tyrosin, triptofan dan fenil alanin), HCl 0,2 N,NaOH 0,2 N, asam amino 0,1 M (glisin, histidin, lisin, asamglutamat), CuSO4.5H2O 10 g/L, NaOH 10 N, protein 5 g/L(albumin, kasein, gelatin dan pepton), HCl 1N, NaOH 1N, HNO3

pekat, logam-logam berat 0,1 M (CuSO4; Pb(CH3COO)2; Hg(NO3)2,

reagen asam ( asam sulfosalisilat 20%, asam pikrat jenuh,asam tannat, asam trikloroasetat 20%), ragen biuret, kaliumnatrium tartart, susu, larutan buffer natrium asetat 0,2 MpH 4,6, etanol 95%, dan eter.

2.3. Skema Kerja

2.3.1 Asam Amino2.3.1.1 Kelarutan Asam Amino

2.3.1.2 Reaksi Ninhidrin

2.3.1.3 Reaksi Xanthoprotein

Asam-asam

- Ditimbang 0,2 gram- Dimasukkan dalam tabung

reaksi- Diperiksa kelarutannya

Hasil

Asam-asam- Diambil 1 mL- Dimasukkan dalam tabung reaksi- Dinetralkan- Ditambah 5 tetes latutan

ninhidrin

HasilAsam-asam

- Diambil 0,5 mL- Dimasukkan dalam tabung reaksi- Ditambah 0,5 asam nitrat pekat- Didinginkan dan diamati perubahannya- Ditambahkan NaOH- Diamati dan dibandingkan dengan uji

2.2 Kurva Titrasi Asam Amino

2.3 Protein2.3.1 Uji Biuret

2.3.2 Denaturasi Protein Oleh Panas Dan pH Ekstrim

Hasil

Asam-asam

- Dipipet 10 mL dimasukkan dalam tabung kimia 100 mL

- Ditentukan pHnya- Ditambahkan HCl 0,1 N- Dicatat pH setiap penambahan HCl- Dilanjutkan penambahan sampai pH 13- Dititrasi 10 Ml asam amino dengan

Hasil

Protein

- Dimasukkan dalam tabung reaksi2 mL

- Ditambahkan 2 tetes latutan kupri sulfat

Hasil

Protein

2.3.3 Pengendapan Protein Dengan Logam Berat

2.3.4 Pengendapan Protein Oleh Asam

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 5 mL- Ditambahkan 0,5 mL HCl pada tabung 1- Ditambahkan 0,5 mL NaOH pada tabung

2- Ditambahkan 0,5 mL HNO3 pekat pada

tabung 3- Diletakkan dalam penangas air 10

menit

Hasil

Protein

- Dimasukkan dalam tabung reaksi2 mL

- Ditambahkan logam berat

Hasil

Protein

- Dimasukkan dalam tabung reaksi1-2 mL

- Ditambahkan 5 tetes asam- Diamati- Ditambah NaOH

Hasil

2.3.5 Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

2.3.6 Isolasi Kasein Dari Susu

Protein

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 1 mL- Ditambahkan 4 mL reagen biuret- Dikocok 3 menit- Dibaca serapan pada panjang

gelombang 540 nm- Dibuat larutan blanko dan

Hasil

Susu

- Dimasukkan dalam gelas kimia 500 mL sebanyak 100 Ml

- Dihangatkan pada suhu 400C- Ditambahkan buffer asetat 100 mL sambil

diaduk- Didinginkan 5 menit- Didekantasi endapannya

- Dicuci endapan dengan 50 mL eter dan dikeringkan

- Dipisahkan tepung kasein pada gelas Hasil

BAB IIIHASIL PENGAMATAN

3.1. Tabel Pengamatan3.1.1. Asam Amino3.1.1.1. Kelarutan Asam Amino

No Perlakuan Pengamatan Gilisin Asam

glutamatAlanin

1. Asam aminodiambil 0,1 g

Serbukkristal,warnaputih,

Serbukkristal,warna putih

Serbukkristal,warna putih

2. Dimasukkan kedalam tabungreaksi

Asam aminoberada padatabung

Asam aminoberada padatabung

Asam aminoberada padatabung

3. Diperiksakelarutannyadengan air,asam encer,basa encer,etanol dankloroform

Tabel KelarutanNo Asam

AminoPelarut

Air Asamencer

Basaencer

Etanol Kloroform

1. Glisin Tidak + + - -

dilakukan

2. Asamglutamat

+

+ + _ -

3. Alanin Tidakdilakukan

+ + - -

3.1.1.2. Reaksi NinhidrinNo Asam Amino Pelarut Hasil

UjiDinetralkan

Ditambah 5tetesninhidrin

Dipanaskanselama2menit

1. Glisin Tidakberubah,larutanbening

Tidakterjadiperubahan

Tidakberwarna

_

2. Tyrosin Tidakberubah,larutanbening

Tidakterjadiperubahan

Kuningbening

+

3. Tryptofan Tidakberubah,larutanbening

Tidakterjadiperubahan

Kuningbening

+

4. AsamGlutamat

Tidakberubah,larutanbening

Tidakterjadiperubahan

Kuningbening

+

5. Kasein Tidakberubah,larutanbening

Tidakterjadiperubahan

Kuningbening

+

3.1.1.3. Reaksi Xantroprotein

No Asam amino PenambahanHNO3

Penambahanfenol

Hasil uji

1. Glisin Larutanbening dan

Larutanmenjadi kuning

+

hangat 2. Tyrosin Larutan

bening danhangat

Larutanmenjadi kuning

+

3. Tryptofan Larutanbening danhangat

Larutanmenjadi kuning

+

No. Asam amino PenambahanHNO3

PenambahanNaOH

Hasil uji

1. Glisin Larutanbening danhangat

Tidak terjadiperubahan

_

2. Tyrosin Larutanbening danhangat

Tidak terjadiperubahan dantimbulgelembung

_

3. Tryptofan Larutanbening danhangat

Tidak terjadiperubahan danpanas

_

3.1.1.4. Kurva titrasi asam amino

Alanin Asam Glutamat

Glisin

HCl0,1N

NaOH0,2N

HCl0,1N

NaOH0,2 N

HCl 0,1 N

NaOH 0,2N

Ml pH ml pH ml pH ml pH ml pH ml pH0 7,45 0 6,65 0 4,41 0 3,50 0 8,13 0 7,611 3,95 1 9,85 1 3,50 1 9,38 1 3,63 1 10,852 3,78 2 9,94 2 3,35 2 10,2

72 3,46 2 11,15

3 3,82 3 10,27

3 3,22 3 10,83

3 3,61 3 11,34

4 3,74 4 10.85

4 3.18 4 11,14

4 3,47 4 11,42

5 3,60 5 10,93

5 3,13 5 11,26

5 3,41 5 11,65

6 3,53 6 11,12

6 3,10 6 11,34

6 3,36 6 11,71

7 3,36 7 11.16

7 3,08 7 11,48

7 3,31 7 11,78

8 3,38 8 11,18

8 3,04 8 11,50

8 3,26 8 11,88

9 3,41 9 11,21

9 3.02 9 11,60

9 3,23 9 11,92

10 3,37 10 11,28

10 3,00 10 11,60

10 3,20 10 11,95

11 3,35 11 11,40

11 2,98 11 11,69

11 3,14 11 12,01

12 3,39 12 11,43

12 2,96 12 11,73

12 3,11 12 12,04

13 3,18 13 11,65

13 2,96 13 11,79

13 3,05 13 12,09

14 3,12 14 11,70

14 2,96 14 11,85

14 3,04 14 12,11

15 3,11 15 11,76

15 2,93 15 11,88

15 3,02 15 12,13

16 3,10 16 11,79

16 2,92 16 11,91

16 3,01 16 12,17

17 3,07 17 11,80

17 2,92 17 11,94

17 3,00 17 12,17

18 3,09 18 11,82

18 2,91 18 11,97

18 2,98 18 12,20

19 3,04 19 11,86

19 2,91 19 11,99

19 2,97 19 12,22

20 3,08 20 11,87

20 2,90 20 12,01

20 2,96 20 12,23

21 3,08 21 11,88

21 2,89 21 12,05

21 2,95 21 12,25

22 3,04 22 11,90

22 2,89 22 12,13

22 2,94 22 12,26

23 3,04 23 11,96

23 2,88 23 12,15

23 2,93 23 12,28

24 3,02 24 11,99

24 2,88 24 12,25

24 2,92 24 12,29

25 3,01 25 12,03

25 2,87 25 12,15

25 2,86 25 12,30

26 3,00 26 12,03

26 2,84 26 12,15

26 2,86 26 12,31

27 2,94 27 12,05

27 2,84 27 12,17

27 2,85 27 12,35

28 2,93 28 12,06

28 2,84 28 12,19

28 2,85 28 12,36

29 2,89 29 12,07

29 12,37

29 2,85 29 12,37

30 2,92 30 12,08

30 12,38

30 12,36

31 2,91 31 12,08

31 12,38

31 12,37

32 2,91 32 12,10

32 12,39

32 12,37

33 2,90 33 12,15

33 12,39

34 2,90 34 12,15

34 12,39

35 12,16

35 12,39

36 12,16

37 12,17

38 12,18

39 12,19

40 12,19

41 12,22

42 12,22

43 12,24

3.1.2. Protein

3.1.2.1. Uji Biuret ( tidak dilakukan)3.1.2.2. Denaturasi protein oleh panas dan Ph ekstrim

No Perlakuan Pengamatan

Kasein Gelatin Pepton 1. Dipipet 5 ml

larutan proteindan dimasukkankedalam 3tabung reaksi

Larutankeruh,tidakberwarna

Larutankeruh,tidakberwarna

Larutankeruh,tidakberwarna

2. Tabung 1ditambah 0,5 mlNaOH 1N

Tidakterjadiperubahan

Menjadibening

Tidakterjadiperubahan

3. Tabung 2ditambah 0,5 mlHCl 0,2N

Tidakterjadiperubahan

Menjadibening

Tidakterjadiperubahan

4. Tabung 3ditambah 0,5 mlHNO3 pekat

Tidakterjadiperubahan

Tidakterjadiperubahan

Tidakterjadiperubahan

5. Tabung 1setelahdipanaskan 10menit

Larutanberwarnakuning

Tidakterjadiperubahan

Larutanberwarnakuning

6. Tabung 2setelahdipanaskan 10menit

Tidakterjadiperubahan

Tidakterjadiperubahan

Larutanberwarnakuningkeruh

7. Tabung 3setelahdipanaskan 10menit

Larutanberwarnakuningkeruh

Larutanberwarnakuning muda

Larutanberwarnajingga

No Perlakuan Pengamatan Kasein Gelatin Pepton

1. Dipipet 2ml larutan proteindan dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi

Larutan keruh, tidak berwarna

Larutan keruh, tidak berwarna

Larutan keruh, tidak berwarna

2. Ditambahkan 2mlHNO3 pekat

Terbentuk 2lapisan. Lapisan atas kuningdan lapisan

Menjadi bening

Tidak terjadi perubahan

bawah bening

3.1.2.3. Pengendapan Protein Dengan Logam Berat

No Perlakuan Pengamatan

Gelatin HasilUji

Pepton HasilUji

Kasein HasilUji

1 Protein dimasukkan dalam tabung reaksi 2 mL

Bening,tidakada

endapan

Keruh,terdapatendapan

Keruh,terdapatendapan

2 Ditambah CuSO4 5 tetes

Birumudabening

Biru muda Birubening

Ditambah CuSO4 10 tetes

Tetapbirumudabening

Tetapbiru mudadan keruh

+ Biru mudakeruh

+

3 Ditambah HgNO3 5 tetes

Keruh,terdapatsedikitendapan

+ Keruh,terdapatendapan

+ Putihkeruh,terdapatendapan

+

Ditambah HgNO3 10 tetes

Semakinkeruh,lebihbanyakendapan

+ Keruh,terdapatendapan

+ Endapanmakinbanyak

+

4 Ditambah Pb asetat5 tetes

Larutantetapbening

Putihkeruh

+ Putihkeruh

+

Ditambah Pb asetat10 tetes

Larutantetapbening

Putihkeruh,terdapat

+ Putihkental

+

endapan

3.1.2.4 Pengendapan Protein oleh Asam

No Perlakuan

Pengamatan

Gelatin HasilUji

Pepton HasilUji

Kasein HasilUji

1 Proteindimasukkan dalam tabung reaksi 2 mL

Bening,tidak adaendapan

Keruh,terdapatendapan

Bening,tidak adaendapan

2 Ditambah asam sulfosalisilat3 tetes

Tidakterjadi

perubahan

Tidakterjadiperubahan

Keruh

Ditambah asam sulfosalisilat6 tetes

Tidakterjadi

perubahan

Tidakterjadiperubahan

+ Semakinkeruh

+

Ditambah NaOH

Tidakterjadi

perubahan

Endapanmenjadisedikit

Terbentukendapan

3 Ditambah asam pikrat 3 tetes

Kuningbening

Kuningbening

Kuningkeruh,

terdapatendapan

Ditambah asam pikrat 6 tetes

Kuningkeruh,terdapatendapan

Kuning,terdapatsedikitendapan

Endapanmakinbanyak

Ditambah NaOH

Endapanhilang

Tidak adaendapan

Kuningjernih,

tidak adaendapan

4 Ditambah asam trikloro asetat 3 tetes

Tidakterjadi

perubahan

Tidakterjadiperubahan

Terbentukendapan

Ditambah asam trikloro asetat 6 tetes

Tidakterjadi

perubahan

+ Tidakterjadiperubahan

+ Makinkeruh

+

Ditambah NaOH

Terbentukendapan

Terbentukendapan

Tetapterdapatendapan

3.1.2.5. Penentuan Kadar Protein secara Biuret

No Perlakuan Pengamatan1 Albumin dari putih

telur, larutan kasein, larutan pepton dan larutan gelatin dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Albumin, kasein, pepton dan gelatin berada di dalam tabung reaksi

Albumin berwarna ku ing bening

Kasein bening dan tidak berwarna

Pepton berwarna kuning keruh Gelatin bening dan tidak berwarna

2 Ditambah dengan 4 ml reagen biuret

Reagen biuret berwarna biru Albumin + biuret menghasilkan larutan berwarna ungu tua

Kasein + biuret menghasilkanlarutan berwarna ungu muda

Pepton + biuret menghasilkanlarutan berwarna ungu sangatmuda

Gelatin + biuret menghasilkan larutan berwarna ungu muda

3 Didiamkan selama 30 menit

Albumin + biuret tetap berwarna ungu tua

Kasein + biuret tetap berwarna ungu muda

Pepton + biuret tetap berwarna ungu sangat muda

Gelatin + biuret tetap berwarna ungu muda

4 Diukur serapannya pada panjang gelombang 540 nm

Larutan blanko : 0,000 A

Larutan albumin : 0,577A

Larutan kasein : 0,206 A

Larutan pepton : 0,291 A

Larutan gelatin :0,378 A

No Sampel

Warna Awal Penambahan CuSO4.5H2O +NaOH

HasilUji

1 Albumin

Kuning bening Ungu tua +++

2 Kasei Tidak berwarna Ungu muda ++

n3 Pepto

nKuning keruh Ungu sangat muda +

4 Gelatin

Tidak berwarna Ungu muda ++

3.1.2.6. Isolasi Kasein dari Susu

No Perlakuan Pengamatan1 100 ml susu murni dituang

dalam gelas kimia 250 mlSusu murni di dalam gelas kimia

2 Susu murni dipanaskan pada suhu 40 °C

Susu murni menjadi panas

3 Ditambah 100 ml buffer asetat secara perlahan sambil diaduk

Susu berbusa, pH susu 4,8

4 Susu didiamkan selama 5 menit

Susu menggumpal, terbentuk 2 lapisan.Lapisan bawah : gumpalan putihLapisan atas : putih keruh

5 Susu didekantasi Endapan dan larutan terpisah6 Disuspensi dengan etanol Susu menggumpal7 Suspensi susu disaring

menggunakan kertas saringEndapan tersaring pada kertassaring

8 Dicuci dengan eter : etanol (1:1)

Residu lebih kering menyerupai tepung

9 Dicuci dengan eter Terdapat cairan kuning dalam endapan

10 Dikeringkan dalam oven Corong dingin, endotermis11 Ditimbang i. 2,0 gram (kasein + kertas)

ii. 3,2 gram (kasein + kertas)Total : 5,2 gram – 1,4 gram

= 3,8 gram

3.2. Perhitungan3.2.1 Kurva Titrasi Asam Amino

0 5 10 15 20 25 30 350

2

4

6

8

f(x) = − 1.835 x + 6.895R² = 0.784663155687088

f(x) = − 0.0480229182582124 x + 4.12678991596639R² = 0.37018460429839

Kurva Titrasi Alanin dengan HCL 0,1 N

volume penambahan

pH

y1 = y2

-1,835x + 6,895 = -0,048x + 4,126-1,787x = -2,769

x = 0,645pKa1 = 0,645

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 500

5

10

15

f(x) = NaN x + NaNR² = 0f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Kurva Titrasi Alanin dengan NaOH

0,2 N

volme penambahan

pH

y1 = y2

0,882x + 7,748 = 0,028x + 11,210,854x = 3,462

x = 4,054pKa2 = 4,054

pI = 12 (pKa1 + pKa2)

= 12 (0,645 + 4,054)

= 2,395

0 5 10 15 20 25 302.6

2.8

3

3.2

3.4

f(x) = − 0.0129675213675214 x + 3.16445811965812R² = 0.88722683971071

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Kurva Titrasi Asam Glutamat dengan HCL

0,1 N

volume penambahan

pH

y1 = y2-0,372x + 4,178 = -0,013x + 3,164

-0,359x = -1,014x = 2,825

0 5 10 15 20 25 30 35 4010111213

f(x) = 0.0372379032258065 x + 11.2304233870968R² = 0.942376070530631

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Kurva Titrasi Asam Glutamat dengan NaOH

0,2 N

volme penambahan

pH

y1 = y21,673x + 5,768 = 0,037x + 11,23

1,636x = 5,462

x = 3,339pKa2 = 3,339

pI = 12 (pKa1 + pKa2)

= 12 (2,825 + 3,339)

= 3,082

0 5 10 15 20 25 30 3502468

1012

f(x) = NaN x + NaNR² = 0f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Kurva Titrasi Glisin dengan HCL 0,1 N

volume penambahan

pH

y1 = y2-1,427x + 6,893 = -0,024x + 3,478

-1,403x = -3,415x = 2,434

pKa1 = 2,434

0 5 10 15 20 25 30 3510.5

11

11.5

12

12.5f(x) = 0.0291612903225806 x + 11.5863440860215R² = 0.836327329155723

f(x) = NaN x + NaNR² = 0 Kurva Titrasi Glisin dengan NaOH 0,2 N

volme penambahan

pH

y1 = y21,149x + 8,514 = 0,029x + 11,58

1,12x = 3,066x = 2,738

pKa1 = 2,738

pI = 12 (pKa1 + pKa2)

= 12 (2,434 + 2,738)

= 2,586

3.2.2 Perhitungan Kadar Protein secara BiuretTabel 1: Hasil Pengukuran Larutan Standar

No C (ppm, X) A (y) x2 x.y1 0 0 0 02 1000 0,251 106 2513 3000 0,279 9x106 8374 5000 0.308 25x106 15405 8000 0,356 64x106 28486 9000 0,412 81x106 3708

Σ (jumlah) 1,8x108 9184

Hasil pengukuran sampel (A)1. Kasein : 0,206 A2. Albumin : 0,557 A3. Gelatin : 0,378 A4. Pepton : 0,291 A

2000 4000 6000 8000 10000 120000

0.2

0.4

0.6

0.80.577

0.3780.291

0.206

Kurva Penentuan Kadar Protein secara Biuret

KaseinPeptonGelatinAlbumin

Konsentrasi (ppm)

Abso

rban

si

0 5000 100000

0.10.20.30.40.5

f(x) = 1.85892857142857E-05 x + 0.224535714285714R² = 0.947508822120177

Kurva Larutan Standar

Kurva Larutan StandarLinear (Kurva Larutan Standar)

Konsentrasi (ppm)

Abso

rban

si

y=ax

a=Σx.yΣx2 =

91841,8×108

=5,1022×10−5

a. Kadar Kasein

Konsentrasi = Aa

=0,206

5,1022×10−5=4037,47ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 4037,47 ppm . 10-3 L

= 4,03747 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 4,03747mg1000mg

×100%

= 0,4%

b. Kadar Albumin

Konsentrasi = Aa

=0,577

5,1022×10−5=11308,85ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 11308,85 ppm . 10-3 L

= 11,309 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 11,309mg1000mg

×100%

= 1,13%

c. Kadar Pepton

Konsentrasi = Aa

=0,291

5,1022×10−5=5703,42ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 5703,42 ppm . 10-3 L

= 5,703 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 5,703mg1000mg

×100%

= 0,57%

d. Kadar Gelatin

Konsentrasi = Aa

=0,378

5,1022×10−5=7408,57ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 7408,57 ppm . 10-3 L

= 7,408 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 7,408mg1000mg

×100%

= 0,74%

3.2.3. Perhitungan isolasi kasein dari susu

Berat kasein = 3,8 gr

Berat susu = 100 x ρsusu= 100 ml x 1,032 g/ml=103,2 g

Randeman = massa kasein x 100% Massa susu= 3,8 g x 100% 103,2 g= 3,7%

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Asam Amino4.1.1. Kelarutan Asam Amino

Untuk mengetahui kelarutan asam amino dengan pelarutmaka hal yang dilakukan adalah menimbang asam amino(glisin, asam glutamat dan alanin) sebanyak 0.1 gramsebagai bahan yang akan diuji, selanjutnya dimasukkandalam tabung reaksi. Masing-masing asam amino seperti:glisin, asam glutamat dan alanin diperiksa kelarutannyadengan menggunakan pelarut-pelarut sebagai berikut : HCl0.1N, NaOH 0.1N, air, etanol dan kloroform.

Uji kelarutan merupakan uji untuk mengetahui ada atautidaknya noda dan larut atau tidaknya suatu sampel untukmngetahui termasuk larutan non polar atau polar. Hasilyang diperoleh dari uji kelarutan tersebut adalah glisin,asam glutamat, dan alanin memberikan reaksi positif(larut) terhadap asam encer, basa encer dan memberikanreaksi negatif (tidak larut) pada etanol dan kloroform.Asam glutamat juga memberikan reaksi positif dengan air.Glisin dapat larut karena glisin merupakan asam amino yangmudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karenastrukturnya sederhana. Asam amino mudah larut dalam asammaupun basa kuat karena asam amino mengandung dua gugusyang berlawanan sifatnya yaitu –COOH yang bersifat asam

(karena dapat melepaskan ion H+) dan gugus -NH2 yangbersifat basa (karena dapat menerima proton). Oleh sebabitu asam amino bersifat amfoter. Selain itu berdasarkanlarut atau tidaknya asam amino, asam amino itu dibedakanmenjadi dua yaitu asam amino polar (larut dalam air) danasam aino non polar (tidak larut dalam air) (Sumardjo,2006). Yang termasuk amino polar adalah asam glutamat danasam amino non polar adalah glisin dan alanin.

4.1.2. Reaksi Ninhidrin

Reaksi ninhidrin dapat dipakai untuk penentuankuantitatif asam amino. Hal yang dilakukan adalahmemasukkan larutan asam amino (glisin, tyrosin,tryptofan, asam glutamat dan kasein) kedalam tabungreaksi sebanyak 1ml. Kemudian dinetralkan dengan NaOH.Selanjutnya ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin sebagaireagen pengoksidasi. Dan dimasukkan dalam penangas airselama 2 menit untuk mempercepat laju reaksi ketikadehidrasi dan kondensasi pembentukan senyawa kompleksberwarna.

Dari hasil percobaan reaksi antara asam amino denganninhidrin menghasilkan uji positif yaitu pada tyrosin,tryptofan, asam glutamat dan kasein dengan menghasilkanwarna kuning. Sedangkan pada glisin menghasilkan ujinegatif (warna larutan bening). Namun pada literatur ujipostif terjadi pada semua asam amino yang bereaksi denganninhidrin karena ninhidrin merupakan senyawa oksidatorkuat sehingga akan bereaksi dengan semua gugus α-aminoyang menghasilkan warna ungu. Kompleks warna ungutersebut dihasilkan dari senyawa ninhidrin dengan atomnitrogen pada asam amino. Sedangkan pada glisin yangmerupakan asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrinmenghasilkan warna biru-ungu. Perbedaan ini terjadikarena alat yang digunakan belum bersih dari kontaminandan ninhidrin yang digunakan sudah tereduksi sehinggasulit bereaksi dengan asam amino.

4.1.3. Reaksi Xantroprotein

Uji xantroprotein merupakan uji kualitatif padaprotein yang digunakan untuk menunjukkan adanya gugusbenzena. Asam amino yang menunjukkan reaksi positifadalah tyrosin,phenilalanin, dan tryptofan. Reaksi postifuji xantroprotein adalah munculnya gumpalan atau cincinwarna kuning. Pada uji ini digunakan larutan HNO3 yangberfungsi memecah protein menjadi gugus benzene. Ujixantroprotein akan menghasilkan warna orange pada reaksiyang menghasilkan turunan benzena dengan penambahan basa(Yuwono, 2010).

Uji xantroprotein dapat dilakukan dengan menambahkan0.5 ml HNO3 pekat kedalam 0.5 ml asam amino. Fungsipenambahan HNO3 pekat untuk memecah protein membentukderivat nitro karena HNO3 bersifat eksoterm. Didinginkandan setelah dingin ditambahkan fenol dan NaOH untukmemberi suasan basa. Dilakukan pengamatan pada setiapuji.

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa asam-asamamino seperti glisin, tryptofan dan tyrosin menghasilkanlarutan bening dan hangat setelah penambahan dengan HNO3

pekat, dan memberikan hasil postif setelah penambahanfenol terjadi perubahan warna menjadi kuning. Sedangkanpada penambahan NaOH tidak terjadi perubahan denganmenghasilkan uji negatif. Berdasarkan (Yuwono, 2010)menyatakan bahwa uji xantroprotein akan memberikan warnakuning ketika asam amino seperti glisin, tryrosin dantryptofan ditambahkan HNO3 pekat karena HNO3 pekatberfungsi memecah protein menjadi gugus benzena. Ketikaditambahkan dengan fenol akan menghasilkan warna orangepekat sedangkan pada NaOH akan menghasilkan warna jinggakarena NaOH merupakan basa kuat.

4.1.4. Kurva Titrasi Asam Amino

Titik Isoelektrik adalah derajat keasamanatau pH ketika suatu makromolekul bermuatan nol akibatbertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksiasam-basa. jika pH larutan penyangga (buffer) lebihbesar daripada titik isoelektriknya, maka molekul proteinakan bermigrasi menuju kutub positif. Sementara jika pHbuffer lebih rendah daripada titik isoelektriknya, makamolekul protein akan bermigrasi menuju kutub negatif. Danjika pH buffer sama dengan titik isoelektrik, makaprotein akan diam di tempat atau tidak bermigrasi samasekali. Pada titik isoelektriknya, suatu proteinmemperlihatkan nilai repulsi elektrostatik (gaya tolak-menolak) yang paling kecil, karena itu protein akanmemiliki kelarutan yang paling rendah dan akhirnya akanmudah mengendap.

Penentuan kurva tirasi asam- asam amino dapatdilakukan dengan memipet larutan asam amino (alanin, asamglutamat, dan glisin). Kemudian dimasukkan dalam gelaskimia 100ml. Ph meter yang digunakan untuk mengukur pHasam distandarkan atau dikalibrasi terlebih dahulu agardata yang diperoleh akurat. Selanjutnya larutan HCl 0.1 Ndimasukkan dalam buret. Kemudian dititrasi dengan larutanasam asam amino hingga Ph asam mencapai 1,3. Ph meteryang telah digunakan kemudian dikalibrasi kembali denganmencuci elektoda dengan akuades. Sebagai perbandinganmaka buret yang tadinya berisi HCl maka diganti denganNaOH untuk mengetahui reaksi kesetimbangan yang terjadiketika suatu asam asam amino dititrasi dengan basa kuat.Titrasi dilakukan hingga mencapai Ph larutan menjadi12,5.

Dari percobaan titrasi alanin dengan HCl 0.1 N,didapatkan kurva titrasi yang memiliki nilai Pka1 sebesar0,645. Sedangkan alanin dengan NaOH menghasilkan pKa2

adalah 4,054. Dari kedua harga pKa tersebut maka

diperoleh titik isoelektrik dengan nilai 2,395. Padatirasi asam glutamat dengan HCl diperoleh pKa1 2,825 danpKa2 3,339 dengan nilai titik isoelektrik sebesar 3,082.Titrasi antara glisin dengan HCl diperoleh pKa1 sebesar2,434 dan pKa2 2,738 dengan nilai titik isoelektriksebesar 2,586.

Berdasarkan data diatas nilai PI atau titikisoelektrik pada alanin adalah 2,395 sedangkan padaliteratur nilai titik isoelektri alanin adalah 6,02. PadapH diatas titik isoelektrik, alanin mempunyai muatannegatif, dan karenanya akan bergerak ke arah elektodepositif (anoda) jika ditempatkan pada suatu medanlistrik. Pada setiap pH di bawah titik isoelektrik,alanin mempunyai muatan positif dan akan bergerak menujuelektroda negatif katoda. Semakin jauh pH larutan alanindari titik isoelektriknya, semakin besar muatan listriktotal populasi molekul alanin. Untuk glisin dan asamglutamat memiliki titik isoelektrik sebesar 6-7. Karenaalanin, glisin, dan asam glutamat merupakan asam-asamamino netral yang bersifat non polar. Asam amino netralnon polar umumnya adalah yang paling sukar larut dalamair dari seluruh 20 asam amino ini. Pada pH 6-7 merekaberada sebagai ion dipolar yang netral. Tak satupun dariasam amino ini yang gugus fungsional rantai cabangnyadapat membentuk ikatan hidrogen dengan air (nitrogenheterosiklik dari triptofan tak membentuk ikatan hidrogendengan air karena pasangan elektronnya adalah sebagiandari awan elektron π. Gugus sulfida dalam metionin takpolar sehingga tak membentuk ikatan hidrogen dengan air.

4.2. Protein 4.2.1. Uji biuret (tidak dilakukan)

4.2.2. Denaturasi Protein Oleh Panas dan pH Ekstrim

Denaturasi protein terjadi bila susunan ruang ataurantai polipeptida suatu molekul protein berubah. Sebagianbesar protein globuer mudah mengalami denaturasi. Jikaikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebutrusak, molekul akan mengembang. Denaturasi protein dapatdilakukan dengan cara yaitu oleh panas dan Ph ekstrim.Pada denaturasi oleh panas dapat dilakukan denganmenggunakan larutan HNO3 pekat karena bersifat eksoterm.Pada Ph ekstrim dilakukan dengan menggunakan larutan HCl,NaOH, dan HNO3 yang ditambahkan pada larutan proteinseperti kasein, gelatin, dan pepton.

Denaturasi protein oleh panas dan ph ekstrim dapatdilakukan dengan memipet 5 ml larutan protein (gelatin,kasein dn pepton) kedalam 3 tabung reaksi. Pada tabungreaksi I ditambahkan larutan 0,5 ml NaOH 1N, tabungreaksi ke II ditambahkan 0,5 ml HCl 0,2N, dan tabungreaksi ke III ditambahkan larutan 0,5 ml HNO3 pekat.Kemudian ketiga tabung reaksi tersebut dimasukkan kedalam penangas air untuk mempercepat laju reaksi ketikadehidrasi dan kondensasi pembentukan senyawa kompleksberwarna. Kemudian dipipet lagi larutan protein dandimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan HNO3

pekat untuk merubah protein menjadi derivat nitro karenaHNO3 bersifat eksoterm. Selanjutnya dilakukan pengamatanpada setiap ujinya.

Dari hasil percobaan denaturasi protein terjadi padakasein ketika ditambahkan HNO3 pekat yaitu terbentuk dualapisan dimana lapisan atas berupa endapan kuning danlapisan bawah bening. Protein yang terdenaturasiberkurang kelarutannya. Lapisan molekul protein bagiandalam yang bersifat hidrofobik berbalik ke luar,sedangakan bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat kedalam. Pelipatan atau pembalikan terjadi khususnya bila

larutan protein telah mendekati pH isoelektrik, danakhirnya protein akan menggumpal dan mengendap.Viskositas akan bertambah karena molekul mengembang danmenjadi asimetrik, demikian jua sudut putaran optiklarutan protein akan meningkat. Enzim-enzim yang gugusprostetiknya terdiri dari protein akan kehilanganaktivitasnya sehingga tidak berfungsi lagi sebagai enzimyang aktif.

4.2.3. Pengendapan Protein dengan Logam Berat

Pengendapan protein oleh logam berat dapat dilakukandengan menambahkan logam berat (CuSO4, Pb(CH3COO)2 danHg(NO3)2 pada protein seperti gelatin, pepton, dan kasein.Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketika gelatin, peptondan kasein ditambahkan larutan Cu menghasilkan warna birumuda bening, dan ketika ditambahkan larutan Hg, gelatinmenjadi keruh dan terdapat endapan, semakin banyakditambah Hg maka endapan yang dihasikan semakin banyak.Selanjutnya pada penambahan Pb asetat gelatin menjadibening, sedangkan pepton dan kasein warna larutan menjadikeruh dan dan terdapat endapan. Hal ini berarti bahwagelatin hanya bereaksi pada Hg sehingga menghasilkan ujipositif, sedangkan kasein dan pepton menghasilkan ujipositif terhadap Hg, dan Pb. Larutan garam yangditambahkan pada larutan sampel tentunya mengandung anion,untuk larutan Pb2+ anionnya adalah CH3COO- sedangkan untuklarutan Hg2+ anionnya adalah NO3

-. Penambahan kedua anionini menyebabkan suasana larutan menjadi sedikit asam,sehingga protein yang terdapat dalam larutan akanbertindak/mengkondisikan diri sebagai basa dan sebagianbesar terdapat sebagai anion. Anion dari protein inilahyang bereaksi dengan ion logam berat membentuk garamproteinat yang tidak larut dalam air. Pada suasana larutanyang basa maka akan terbentuk endapan hidroksida. Endapansringkali larut bila terdapat kelebihan logam dalamlarutan sehingga meningkatkan kestabilan muatan positifpartikel.

4.2.4. Pengendapan Protein Oleh Asam

Pengendapan protein oleh asam dapat dilakukan denganmenambahkan 3-6 tetes reagen asam (asam sulfosalisilat,asam pikrat, dan asam trikloro asetat) kedalam larutanprotein (gelatin, pepton, dan kasein) dalam tabungreaksi. Kemudian ditambahkan NaOH sedikit demi sedikit.Fungsi penambahan NaOH tersebut adalah untuk menetralkanlarutan protein yang bermuatan positif sehingga membentukgaram yang tidak larut.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa gelatin, pepton,dan kasein memberikan hasil negatif ketika ditambahdengan asam sulfosalisilat, asam pikrat dan asam trikloroasetat yaitu larutan yang dihasilkan tetap bening, namunketika asam trikloro asetat pada gelatin ditambahkandengan beberapa tetes larutan NaOH dapat menghasilkan ujipositi yang ditandai dengan adanya endapan. Sedangkanpada pepton dan kasein uji positif terdapat pada asamsulfosalisilat dan asam trikloro asetat. Gelatin, pepton,dan kasein menghasilkan uji negatif pada asam pikratmeskipun sudah ditambah beberapa tetes NaOH, namun tidakmengalami perubahan yaitu larutan tetap berwarna bening.

Protein mengalami kekeruhan terbesar pada saatmencapai pH isoelektrik yaitu pH dimana protein memilikimuatan positif dan negatif yang sama. Pada saat inilahprotein mengalami koagulasi. Penambahan asam ke dalamlarutan menyebabkan ion-ion H+ dari asam akan terikat padagugus-gugus yang bermuatan negatif sehingga terjadiperubahan pengutuban dari molekul protein. Perubahanpengutuban tersebut menyebabkan perubahan konformasi dariprotein atau rusaknya struktur tersier atau kuarternerprotein sehingga protein mengalami koagulasi. Padapengendapan dengan asam kuat akan terbentuk cincin bulat.Hal ini disebabkan karena pada saat penambahan yangdireaksikan dengan larutan protein menyababkan suatudenaturasi irrervisibial protein. Asam dan basa dapatmengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik.

Sebuah tipe reaksi pengganti dobel terjadi sewaktu ionpositif dan negatif di dalam garam berganti pasangandengan ion positif dan negatif yang berasal dari asamatau basa yang ditambahkan

4.2.5. Penentuan Kadar Protein Secara Biuret

Pada percobaan penentuan kadar protein secara biuretini, penentuan kadar protein didasarkan pada pengukuranserapan cahaya oleh ikatan kompleks yang berwarna ungu.Hal ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembagadalam lingkungan alkali. Sampel yang digunakan untukmenetapkan kadar protein secara biuret adalah larutangelatin, pepton, kasein dan albumin dari putih telur.Larutan tersebut dipipet sebanyak 1ml,  ditambahkan 4 mlreagen biuret dan didiamkan selama 30 menit. Inibertujuan agar proses pembentukan senyawa kompleksberwarna dapat berlangsung dengan benar-benarsempurna. Perlakuan yang sama juga di lakukan untuksampel putih telur. Untuk sampel putih telur dibuat 5larutan dengan konsentrasi yang berbeda.

Terjadinya ikatan komleks yang berwarna ungu apabilaprotein bereaksi dengan tembaga dalam suasana alkalidalam hal ini digunakan NaOH sebagai basa kuat yangmemiliki ion OH- yang tinggi dalam larutan sehingga mampumengikat ion H+ pada larutan tersebut. Ion H+ yang lebihreaktif tersebut dapat diikat dan tak akan bereaksidengan gugus amino, sehingga ion Cu2+ dapat bereaksidengan gugus amino dari ikatan peptida dari protein.Senyawa kompleks ini terlihat segera setelah penambahanreagen biuret dengan terbentuknya warna ungu padalarutan. Setelah senyawa kompleks berwarna terbentuk, barudilakukan pengukuran dengan spektrometer UV pada panjanggelombang 540 nm.

Pada percobaan ini digunakan metode spektroskopiyaitu pengidentifikasi suatu objek dengan menggunakan

kriteria warna. Sehingga didapatkan larutan protein yangberwarna ungu pada masing-masing konsentrasi. Larutanblanko memiliki serapan sebesar 0 A, kasein 0,206 A,albumin 0,577 A, pepton 0,291 A, dan gelatin 0,378 A.Kadar kasein yang diperoleh berdasarkan kurva baku adalah0.4%, albumin 1.13%, pepton 0.57%, dan kadar gelatinadalah 0.74%. Kadar kasein lebih kecil dari protein yanglain karena ikatan peptida yang disusun mungkin sudahhancur, ketika sampel berasal dari susu yang kurangsegar. Warna dari larutan protein berbeda-beda dariberbagai konsentrasi. Semakin besar konsentrasi yangdigunakan maka semakin pekat warna yang terbentuk dansebaliknya. Di dalam spektrofotometer, larutan proteinmengadsorbsi cahaya yang diberikan kepadanya. Hal inimerupakan wujud dari interaksi suatu atom dengan cahaya.Dimana energi elektromagnetiknya ditransfer ke atom ataumolekul sehingga partikel dalam protein dipromosikan daritingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yanglebih tinggi, yaitu tingkat tereksitasi. Dari hasilpengidentifikasian pada spektrofotometer, didapatlahharga absorbansi pada masing-masing konsentrasi. Semakinbesar konsentrasi maka semakin banyak protein yang diserapatau diabsorbsi, sehingga harga absorbansi yang didapatsemakin besar juga.

4.2.6. Isolasi Kasein dari Susu

Prinsip percobaan yaitu, untuk mengisolasi kaseindari susu, dalam percobaan ini digunakan susu murni.Isolasi kasein dapat dilakukan dengan pengasaman. Serta,percobaan yang dilakukan dengan cara pegasaman denganmenambahkan buffer asetat pH 4,6.

Hal pertama yang dilakukan, semua peralatan dicucidan dikeringkan. Setelah itu dimasukkan 100 ml susu kedalam gelas kimia (berfungsi sebagai tempat atau wadahuntuk larutan). Lalu dipanaskan hingga suhu 40 oC dalampenangas air. Kemudian ditambahkan buffer asetat sebanyak

100 ml, didiamkan selama 5 menit, kertas saring ditimbanguntuk mengetahui massanya. Kemudian dilakukan dekantasiyang terdapat sisa gumpalan – gumpalan, lalu ditambahkansedikit air di dekantasi kembali. Setelah itu ditambahkan20 ml etanol (digunakan untuk menghilangkan lemak yangtidak diinginkan dalam preparasi). Disaring dengan kertassaring untuk memisahkan endapan dan larutan. Ditambahkanlarutan campuran etanol : eter (1:1) sebanyak 20 mldigunakan untuk memurnikan kasein dari komponen susu yanglain. Kemudian dicuci dengan eter sebanyak 15 ml, gelasarloji ditimbang. Filtratnya tadi dikeringkan dalam ovenpada suhu 50 oC. barulah diperoleh kasein dan ditimbangdengan timbangan analitik (untuk mengetahui massa kasein).Serta, penambahan buffer asetat pada pH 4,6 ini yangmerupakan titik isoelektriknya. Dimana, titik isoelektrikyang dimiliki kasein ini dapat digunaka sebagai prinsipmengisolasi kasein yaitu dengan menurunkan pH larutan yangmengandung kasein menjadi 4,6 sehingga melalui penyaringandan diproleh endapan kasein.

Berat kasein yang didapatkan dalam percobaan iniadalah 3,8 g dan massa jenis kasein 1,032 g/ml, sehinggaberat susu dengan 100ml adalah 1,032 g. Hasil randemenkasein yang didapatkan yaitu sebesar 3,7%. Hasil randemenyang didapat sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwaprotein kasein pada susu berkisar antara 2,0% sampai 4,0%.Dimana protein dalam susu mencapai sekitar 3,25 % strukturprimer dari rantai polipeptida dari asam – asam amino yangdisatukan dengan ikatan – ikatan peptida. Protein jugamemiliki isoelektrik tertentu. Pada pH tersebut proteintidak bermuatan positif atau negatif sehingga dapatmembentuk gumpalan – gumpalan dan mengendap.

BAB VPENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum biokimia ini dapat disimpulkanbahwa asam amino merupakan asam karboksilat yang mempunyaigugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen proteinmempunyai gugus –NH2 pada atom karbon alfa dari posisi gugus –COOH. Sedangkan protein merupakan senyawa organic kompleksmolekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer – monomerasam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatanpeptida. Pengujian asam amino dan protein ada 10 macam yangdilaksanakan pada praktikum ini yaitu kelarutan asam-asamamino, reaksi ninhidrin, reaksi xanthoprotein, kurva titrasiasam amino, uji biuret, denaturasi protein oleh logam berat,pengendapan protein dengan logam berat, pengendapan proteinoleh asam, penentuan kadar secara biuret, dan isolasi kaseindari susu. Serta hasil dari masing – masing uji tersebutberbeda (dilihat dari perubahan warna, dan lain-lain).

5.2. Saran

Bagi praktikan untuk selanjutnya diharapkan lebihbersungguh – sunggu dalam melaksanakan praktikum dan lebihmeningkatkan ketelitian dalam bekerja, serta dapatmeningkatkan kekompakan dalam kelompoknya. Karena, dengandemikian mudah – mudahan praktikum akan berlangsung sesuaidengan apa yang diharapkan dan mendapatkan hasil yangmaksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2012. Material Safety Data Sheet Natrium Hidroxide.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 29 September 2014

Anonim2. 2012. Material Safety Data Sheet Chlorid Acid.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 29 September 2014

Anonim3. 2012. Material Safety Data Sheet Glutamat Acid.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim4. 2012. Material Safety Data Sheet Glysisin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim5. 2012. Material Safety Data Sheet Lysin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim6. 2012. Material Safety Data Sheet Alanin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim7. 2012. Material Safety Data Sheet Ninhidrn.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim8. 2012. Material Safety Data Sheet Tyrosin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim9. 2012. Material Safety Data Sheet Pepton.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim10. 2012. Material Safety Data Sheet Casein.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim11. 2012. Material Safety Data Sheet Gelatin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim12. 2012. Material Safety Data Sheet Biuret Reagent.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim13. 2012. Material Safety Data Sheet Eter.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim14. 2012. Material Safety Data Sheet Phenol.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim15. 2012. Material Safety Data Sheet Albumin.http://www.sciencelab.com/msds.php?msds Id=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Anonim16. 2012. Material Safety Data Sheet Nitrat Acid.http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927543.Diakses tanggal 30 September 2014

Kuchel, Philip dan Gregory B Ralston. 2002. Schaum’s Easy OutlinesBiochemistry. USA : McGraw-Hill Companies.

Mandle, Ari Kumar., Pranita Jain., Shailendra K.S. 2012. Protein Structure Prediction Using Support Vector Machine. International Journal on Soft Computing ( IJSC ) Vol.3, No.1

Sumardjo, Damin. 2006. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran danProgam Srata 1 Bioeksakta. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Whitford, David. 2005. Protein Structure and Function. England : JohnWilley and Sons.

Yuwono, Tribowo. 2010. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga

LAMPIRAN

A. REAKSI1.KELARUTAN ASAM AMINO

a.Glisin

b. Asam Glutamat

2. REAKSI NINHIDRINa. Glisin

b. Tyrosin

c. Asam Glutamat

d. Triptofan

e. Kasein

3. REAKSI XANTHOPROTEINa. Glisin

b. Tirosin

c. Tryptofan

4.Kurva Titrasi Asam Aminoa. Asam pada Asam Glutamat

b. Basa pada Asam Glutamat

c. Asam pada Glisin

d. Basa pada Glisin

5.Pengendapan Protein dengan Logam Berata. Dengan CuSO4

b. Dengan Pb(CH3COO)2

c. Dengan Hg(NO3)2

6.Pengendapan Protein Oleh Asam

1. Denaturasi Protein Oleh Panas dan pH Ekstrim

2. Isolasi Kasein Pada Susu

B. JAWABAN PERTANYAAN

Kurva TitrasiAsam-Asam Amino

1. Asam glutamat: pKa1 = 2,825 dan pKa2 = 3,339. Pada alanindidapatkan pKa1 = 0,645 dan pKa2 = 4,054. Pada glisinnilai pKa1= 2,434 dan pKa2= 2,738. Nilai pKa yangdidapatkan pada percobaan kali ini kurang sesuai denganliteratur hal ini dimungkinkan karena proses pendinginanyang kurang optimal.

2. Titik Elektrik pada alanin = 2,385, pada asam glutamat=3,082 dan pada glisin= 2,586.

Penentuan Kadar Protein Secara Biuret1.

02000

4000

6000

8000

10000

00.050.10.150.20.250.30.350.40.45

f(x) = 1.85892857142857E-05 x + 0.224535714285714R² = 0.947508822120177

Kurva Larutan Standar

Kurva Larutan StandarLinear (Kurva Larutan Standar)

Konsentrasi (ppm)

Abso

rban

si

y=ax

a=Σx.yΣx2 =9184

1,8×108=5,1022×10−5

2. Kadar Kasein

Konsentrasi = Aa

=0,206

5,1022×10−5=4037,47ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 4037,47 ppm . 10-3 L

= 4,03747 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 4,03747mg1000mg

×100%

= 0,4%

3. Kadar Albumin

Konsentrasi = Aa

=0,577

5,1022×10−5=11308,85ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 11308,85 ppm . 10-3 L

= 11,309 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 11,309mg1000mg

×100%

= 1,13%

4. Kadar Pepton

Konsentrasi = Aa

= 0,2915,1022×10−5=5703,42ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 5703,42 ppm . 10-3 L

= 5,703 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 5,703mg1000mg

×100%

= 0,57%

5. Kadar Gelatin

Konsentrasi = Aa

=0,378

5,1022×10−5=7408,57ppm

w asam amino = [(x)] ppm . 10-3 L

= 7408,57 ppm . 10-3 L

= 7,408 mg

w protein = w⋅asam⋅aminow⋅sampel

×100%

= 7,408mg1000mg

×100%

= 0,74%

3. Senyawa yang tidak memiliki ikatan peptida atau asamamino tunggal.

4. Iya, cara menentukan kadar proteinnya dengan menambahkanlarutan pembentuk kompleks dengan asam amino dan pemberisuasana basa pada asam amino.

Isolasi Kasein dari Susu1. Berat kasein= 3,8 gr

Berat susu = 100 x ρsusu= 100 ml x 1,032 g/ml=103,2 g

Randeman = massa kasein x 100% Massa susu= 3,8 g x 100% 103,2 g= 3,7%

2. Hasil randemen yang didapat sesuai denganliteratur yang mengatakan bahwa protein kasein padasusu berkisar antara 2,0% sampai 4,0%. Dimana protein

dalam susu mencapai sekitar 3,25 % struktur primer darirantai polipeptida dari asam – asam amino yangdisatukan dengan ikatan – ikatan peptida. Protein jugamemiliki isoelektrik tertentu. Pada pH tersebut proteintidak bermuatan positif atau negatif sehingga dapatmembentuk gumpalan – gumpalan dan mengendap.