BIOKIMIA PANGAN BAB 4 KARBOHIDRAT STKIP MUHAMMADIYAH SORONG PAPUA BARAT
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BIOKIMIA PANGAN BAB 4 KARBOHIDRAT STKIP MUHAMMADIYAH SORONG PAPUA BARAT
4 BAB 4
KARBOHIDRAT
4.1 Struktur karbohidrat
Pemahaman struktur umum dari
karbohidrat di masa lampau yakni Cn(H2O)n,
namun ternyata saat ini fakta menyatakan
rumus tersebut hanya berlaku untuk gula
sederhana yakni monosakarida, sedangkan
untuk oligosakarida dan polisakarida
memiliki rumus yang berbeda. Perbedaan ini
akibat dari pelepasan molekul air pada saat
penggabungan monosakarida menjadi
oligosakarida atau polisakarida. Karbohidrat
yang banyak dijumpai di alam yakni bentuk
polisakarida, termasuk di dalamnya glikogen.
Karbohidrat dibentuk dari satuan-satuan gula atau disebut sakarida.
Sekumpulan sakarida-sakarida membentuk karbohidrat melalui reaksi pelepasan
molekul air dan membentuk rangkaian polimer. Rangkaian sakarida-sakarida
pembentuk karbohidrat dibagi menjadi beberapa jenis yakni 1). Monosakarida atau
sakarida tunggal, 2). Disakarida yakni karbohidrat yang terdiri dari dua monomer
sakarida, baik jenis yang sama atau tidak sama. 3). Oligosakarida yakni gabungan
dari sakarida dengan sakarida melalui ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik yakni
ikatan yang terjadi antara monosakarida dengan monosakarida yang lain membentuk
molekul oligosakarida atau polisakarida. 3). Polisakarida yakni gabungan dari
banyak molekul sakarida-sakarida.
4.1.1 Monosakarida
Monosakarida dilihat dari jumlah atom karbon sebagai penyususnnya dan letak
gugus OH maka dapat dibagi menjadi; 1). Sakarida dengan jumlah atom karbon
sebanyak 3 atom, 2). Sakarida dengan jumlah atom karbon sebanyak 4 atom, 3)
Sakarida dengan jumlah atom karbon sebanyak 5 atom, dan 4). Sakarida dengan
jumlah atom karbon sebanyak 6 atom. Sakarida yang terbentuk dari 3 atom karbon
merupakan jenis sakarida yang paling sederhana. Satu-satunya jenis sakarida dengan
jumlah atom karbon sebanyak 3 atom yakni gliseraldehida. Struktur molekul
gliseraldehida ditampilkan pada Gambar. 3.1. Gliseraldehida memiliki dua gugus
fungsi alkohol dan satu gugus fungsi aldehida.
C
CH2OH
OHH
CHO
a b c
Gambar. 3.1. Struktur molekul gliseraldehida. a) stuktur kimia b) bentuk ball-stick,
c) bentuk space-filling.
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Sakarida yang memiliki jumlah atom karbon sebanyak 4 atom yakni eritrosa
dan treosa. Struktur eritrosa dan treosa ditampilkan pada Gambar. 3.2. Eritrosa dan
treosa masing-masing memiliki tiga gugus fungsi alkohol dan satu gugus aldehida.
Rumus umum dari dua molekul tersebut adalah C4H8O4. Perbedaan yang ada diantara
eritrosa terhadap treosa yakni pada letak gugus OH. Gugus OH yang berikatan di
atom C nomor 2 dan 3 pada eritrosa berada pada bidang yang sejajar sedangkan pada
eritrosa berada berseberangan.
CHO
C
C
H OH
CH2OH
OHH
CHO
C
C
OH H
CH2OH
OHH
a b c d e f
Eritrosa Treosa
Gambar 3.2. Struktur sakarida yang memiliki empat atom karbon. a). Stuktur
molekul eritrosa, b). Bentuk ball-stick molekul eritrosa, c) Bentuk
space-filling molekul eritrosa, d). Stuktur molekul treosa, e). Bentuk
ball-stick molekul treosa, f) Bentuk space-filling molekul treosa.
Monosakarida yang memiliki lima atom karbon yakni ribosa, arabinosa,
xilosa dan liksosa. Ke empat jenis tersebut masing-masing memiliki empat gugus
OH dan satu gugus aldehida. Struktur molekul ribosa, arabinosa, arabinosa dan
liksosa ditampilkan pada Gambar 3.3.
C
C
C
CH2OH
CHO
OH
H OH
H
OHH
C
C
C
CH2OH
CHO
H
H OH
OH
OHH
a b c d e f
Ribosa Arabinosa
C
C
C
CH2OH
CHO
OH
OH H
H
OHH
C
C
C
CH2OH
CHO
H
OH H
OH
OHH
g h i j k l
Xilosa Liksosa
Gambar. 3.4. Struktur sakarida yang memiliki lima atom karbon. a). Stuktur
molekul Ribosa, b). Bentuk ball-stick molekul Ribosa, c) Bentuk
space-filling molekul Ribosa, d). Stuktur molekul Arabinosa, e).
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Bentuk ball-stick molekul Arabinosa, f) Bentuk space-filling molekul
Arabinosa. g). Stuktur molekul Xilosa, h). Bentuk ball-stick molekul
Xilosa, i) Bentuk space-filling molekul Xilosa, j). Stuktur molekul
Liksosa, k). Bentuk ball-stick molekul Liksosa, l) Bentuk space-
filling molekul Liksosa.
Perbedaan antara ribosa dan arabinosa adalah terletak pada gugus OH. Gugus
OH pada ribosa terletak pada bidang yang sama sedangkan untuk arabinosa salah
satu gugus OH pada bidang yang tidak sama/berseberangan. Sedangkan perbedaan
antara xilosa terhadap liksosa adalah posisi gugus yang OH yang berseberangan
dengan gugus OH lainnya.
C
C
C
CHO
OH
H OH
H
OHH
C
CH2OH
H OH
C
C
C
CHO
H
H OH
OH
OHH
C
CH2OH
H OH
a b c d e f
allosa altrosa
C
C
C
CHO
OH
OH H
H
OHH
C
CH2OH
H OH
C
C
C
CHO
H
OH H
OH
OHH
C
CH2OH
H OH
g h i j k l
glukosa mannosa
C
C
C
CHO
OH
H OH
H
HOH
C
CH2OH
H OH
C
C
C
CHO
H
H OH
OH
HOH
C
CH2OH
H OH
m n o p q r
gulosa idosa
C
C
C
CHO
OH
OH H
H
HOH
C
CH2OH
H OH
C
C
C
CHO
H
OH H
OH
HOH
C
CH2OH
H OH
s t u v w x
galaktosa talosa
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Gambar. 3.4. Struktur sakarida yang memiliki enam atom karbon. a). Stuktur
molekul allosa, b). Bentuk ball-stick molekul allosa, c) Bentuk
space-filling molekul allosa, d). Stuktur molekul altrosa, e). Bentuk
ball-stick molekul altrosa, f) Bentuk space-filling molekul altrosa. g).
Stuktur molekul glukosa, h). Bentuk ball-stick molekul glukosa, i)
Bentuk space-filling molekul glukosa, j). Stuktur molekul mannosa,
k). Bentuk ball-stick molekul mannosa, l) Bentuk space-filling
molekul mannosa, m). Stuktur molekul gulosa, n). Bentuk ball-stick
molekul gulosa, o) Bentuk space-filling molekul gulosa, p). Stuktur
molekul idosa, q). Bentuk ball-stick molekul idosa, r) Bentuk space-
filling molekul idosa, s). Stuktur molekul galaktosa, t). Bentuk ball-
stick molekul galaktosa, u) Bentuk space-filling molekul galaktosa,
v). Stuktur molekul talosa, w). Bentuk ball-stick molekul talosa, x)
Bentuk space-filling molekul talosa.
Monosakarida yang memiliki enam atom karbon yakni allosa, altrosa,
glukosa mannosa gulosa idosa galaktosa dan talosa. Ke delapan jenis tersebut
masing-masing memiliki lima gugus OH dan satu gugus aldehida. Struktur molekul
allosa, altrosa, glukosa mannosa gulosa idosa galaktosa dan talosa ditampilkan pada
Gambar 3.4. Monosakarida memiliki atom kiral sehingga dapat membentuk isomer
optik yakni isomer bayangan antara satu sama yang lainnya. Bentuk isomer
selanjutnya dinamakan bentuk dekstro (d) dan levo (l). Bentuk dektro adalah isomer
bayangan cermin dari bentuk levo. Bentuk dekstro dan levo ditampilkan dalam
Gambar. 3.5.
Gambar 3.5. Bentuk isomer dekstro dan levo
Gula yang memiliki lima atau enam atom karbon biasanya membentuk
rangkaian rantai tertutup (siklis). Pembentukan siklis terjadi akibat dari interaksi
CH2OH
C OHH
C OHH
COH
H
C HOH
CHO
CH2OH
CHO H
CHO H
CHO
H
CH HO
CHO
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
antara gugus fungsi-gugus fungsi yang ada pada molekul gula tersebut (ditampilkan
pada Gambar 3.5 dan 3.6). Gugus fungsi yang berinteraksi yakni gugus fungsi yang
terletak pada atom karbon nomor 1 dan 5 atau antara gugus fungsi yang terletak pada
atom karbon nomor 2 dengan nomor 5. Atom karbon yang memiliki gugus fungsi
untuk berinteraksi dalam pembentukan rantai tertutup menjadi pusat kiral baru yang
disebut karbon anomerik. Pembentukan rangkaian tertutup molekul gula dapat
membentuk dua kemungkinan rangkaian yang berbeda yakni bentuk α dan β. Sebuah
cincin beranggota lima disebut furanose karena kemiripannya dengan furan; cincin
beranggota enam disebut piranosa karena kemiripannya dengan Piran.
Gambar 3.5. Mekanisme pembentukan rangkaian tertutup (siklis) pada molekul gula
(berdasarkan Proyeksi Haworth).
Gambar 3.6. Mekanisme pembentukan rangkaian tertutup (siklis) pada molekul gula
(berdasarkan Proyeksi Fischer).
Bentuk siklik furanosa (mirip dengan furan) dan piranosa (mirip dengan
piran) mendekati bentuk molekul yang sebenarnya. Bentuk cincin furanosa
O
HC
C
C
C O
C
HCH2OH
H
H OH
HOH
OH
OH
C
C
C
C O
C
CH2OH
H
H OH
HOH
OH
H
H
C
C
C
C O
C
CH2OH
H
H OH
HOH
OH
OH
C
C
C
CHO
OH
HO H
H
OHH
C
CH2OH
H OH
Bentuk α
Bentuk β
O
piran
Bentuk α Bentuk β
C OHH
C
C
C
O
C
CH2OH
H
OHH
HOH
H OH
C HOH
C
C
C
O
C
CH2OH
H
OHH
HOH
H OH
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
cenderung planar/datar, sedangkan piranosa membentuk formasi kursi. Formasi
siklik dengan enam atom karbon ada dua kemungkinan yakni berbentuk kusi atau
berbentuk perahu. Kebanyakan bentuk dari monomer sakarida yang memiliki enam
atom karbon di alam pada umumnya berbentuk kursi. Bentuk kursi untuk
monosakarida yang beranggotakan enam karbon ditampilkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Formasi kursi monosakarida enam atom karbon. (a). Stuktur molekul,
(b). Bentuk ball-stick, c) Bentuk space-filling.
4.1.2 Disakarida
Disakarida dibentuk dari dua molekul monosakarida melalui ikatan
glikosidik. Ikatan glikosidik ini yang membentuk rangkaian oligosakarida dan
polisakarida. Ikatan glikosidik terjadi beberapa macam bentuk, karbon anomerik dari
suatu monomer terikat pada salah satu gugus OH di monomer yang lain. Jenis ikatan
glikosidik yang ada di polimer karbohidrat yakni ikatan 1-4 α, 1-4 β dan 1-6 α.
Beberapa contoh jenis ikatan glikosidik ditampilkan pada Gambar 3.8. penamaan
ikatan glikosidik berdasarkan posisi atom karbon yang berikatan dengan oksigen.
Ikatan glikosidik terjadi melalui sintesis dehidrasi dengan cara melepaskan satu atom
hidrogen dari salah satu monomer sakarida dan satu gugus hidroksil (OH) dari
monomer sakarida yang lain. Pelepasan satu atom hidrogen dan gugus hidroksil
(OH) selanjutnya membentuk air. Rekasi hidrolisis pada dua monomer sakarida
dapat terjadi berbalik arah atau yang biasa disebut reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis
terjadi dari pemecahan dua monomer yang telah berikatan dengan ikatan glikosidik
akibat penambahan molekul air. Reaksi hidrolisis dan hidrasi ditampilkan pada
Gambar 3.9. Hasil penggabungan dua monomer sakarida selanjutnya disebut dengan
disakarida. Disakarida yang umum yakni sukrosa, laktosa dan maltosa.
4.1.2.1 Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang paling mudah kita kenal yakni gula tebu. Satu
molekul sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Molekul sukrosa ditampilkan pada Gambar 3.10. Sukrosa memiliki nama
berdasarkan IUPAC adalah (2R,3R,4S,5S,6R)-2-[(2S,3S,4S,5R)-3,4-dihidroksi-2,5-
bis(hidroksimetil)oksolan-2-il]oksi-6-(hidroksimetil)oksane-3,4,5-triol dan nama lain
yakni α-D-glukopiranosil-(1→2)-β-D-fruktofuranosida; β-D-fruktofuranosil-(2→1)-
α-D-glukopiranosida; β-(2S,3S,4S,5R)-fruktofuranosil-α-(1R,2R,3S,4S,5R)-
glukopiranosida; α-(1R,2R,3S,4S,5R)-glukopiranosil-β-(2S,3S,4S,5R)-
fruktofuranosida. Rumus umum dari sukrosa adalah C12H22O11 dengan massa
OH
H
H
H
H
OH
H
O
OH OH
CH2OH
a b c
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
molekul relatif 342.30 g/mol. Sukroda diperoleh dari tanaman dan tidak diperoleh
dari sumber lain. Sukrosa dalam bentuk padatan kristal berwarna putih dan memliki
tingkat kelarutan dalam air sebesar 2000 g/L (25 °C). Pada sukrosa, glukosa dan
fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon pertama (C1) pada subunit glukosa
dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa. Sukrosa akan meleleh pada suhu 186 °C
(367 °F) dan membentuk karamel dan jika terbakar akan menghasilkan karbon
dioksida dan air.
O
CH2OH
H
H
OH
H
OH
OH
H
HO
CH2OH
OH
H
H
OH
CH2OH
H
O
Gambar 3.10. Molekul sukrosa (a) Molekul, (b) Bentuk kristal
4.1.2.2 Laktosa
Laktosa terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul galaktosa yang
membentuk ikatan glikosida 1→4-β. Nama sistematis laktosa adalah β-D-
galaktopiranosil-(1→4)-D-glukosa. Srruktur kimia laktosa ditampilkan pada Gambar
3.11. Laktosa mempunyai rumus kimia C12H22O11. Massa molekul relatif dari laktosa
yakni 342,30 g/mol, dengan densitas 1.525 g/cm3
Titik lebur 202.8 °C, Titik didih
668.9 °C, Laktosa ditemukan pada susu pada tahun 1619 oleh Fabriccio Bartoletti,
dan diidentifikasi sebagai gula pada tahun 1780 oleh Carl Wilhelm Scheele.
O
CH2OH
H
OH
H
H
OH
OH
HH
O
O
CH2OH
H
H
H
OH
OH
HH
OH
Gambar 3.11. Molekul laktosa
4.1.2.3 Maltosa
Maltosa adalah disakarida terbentuk dari dua unit glukosa bergabung dengan
ikatan α (1 → 4), terbentuk dari reaksi kondensasi. Molekul maltosa ditampilkan
pada Gambar 3.12. maltosa memiliki rumus molekul C12H22O11 massa molekul relatif
sebesar 342.30 g/mol. Bentuk maltose adalah bubuk putih atau kristal putih dengan
densitas 1.54 g/cm3
dan kelarutan dalam air sebesar 1.080 g/mL (20 °C). Nama iupac
dari maltosa yakni 2-(hidroksimetil)-6-[4,5,6-trihidroksi-2-(hidroksimetil)oksan-3-
il]oksioksana-3,4,5-triol. Nama lain dari maltosa yakni 4-O-α-D-Glucopiranosil-D-
glukosa. Sedangkan isomer maltosa yakni isomaltose memiliki dua molekul glukosa
dihubungkan melalui ikatan α (1 → 6). Maltosa adalah anggota kedua dari seri
biokimia penting rantai glukosa. Maltosa adalah disakarida dihasilkan dari
pemecahan pati oleh amilase. Maltosa ditemukan oleh Irlandia Cornelius O'Sullivan
pada tahun 1872.
a b
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
O
CH2OH
H
H
H
OH
OH
HH
OHO
CH2OH
H
OH
H
H
OH
OH
H
H
O
Gambar 3.12. Molekul maltosa
4.1.3 Oligosakarida dan polisakarida
Oligosakarida adalah polimer karbohidrat terdiri 3-10 monosakarida, atau,
gula sederhana. Mereka dihubungkan bersama kebanyakan oleh ikatan O-glikosidik
melalui reaksi kondensasi antara karbon anomerik dari monosakarida dan yang
lainnya. Mereka juga dapat membentuk ikatan glikosidik-N di bawah suasana
tertentu. Oligosakarida dapat berbentuk rantai lurus atau bercabang. Oligosakarida
berasal dari kata oligo artinya sedikit. Oligosakarida adalah salah satu komponen dari
serat. Oligosakarida yang sering ditemukan sebagai komponen glikoprotein atau
glikolipid. oligosakarida dapat bereaksi dengan lipid dan bentuk lipopolisakarida
atau saccharolipids. Oligosakarida berikatan-N juga dapat bereaksi dengan rantai
samping dari asam amino terutama Asparagine dari protein untuk membentuk
Glycoprotein. Glikoprotein tidak terbentuk pada bagian acak dari protein.
Beberapa contoh jenis oligosakarida yakni frikto-oligosakarida/Fructo-
oligosakarides (FOS) yang ditemukan di banyak sayuran, terdiri dari rantai pendek
molekul fruktosa, galakto-oligosakarida/Galactooligosaccharides (GOS), yang juga
terjadi secara alami, dan Mannan-oligosakarida (MOS) yang banyak digunakan
dalam pakan ternak untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, tingkat energi dan
kinerja. Senyawa Fructo-oligosakarides (FOS) ini dapat hanya sebagian dicerna
oleh manusia. Galactooligosaccharides (GOS) terdiri dari rantai pendek molekul
galaktosa. Mannan oligosakarida/Mannan Oligosaccharides (MOS) biasanya
diperoleh dari dinding sel ragi Saccharomyces-cerevisiae.
4.1.4 Polisakarida
Polisakarida terbentuk dari rangkaian banyak monosakarida. Rangkaian
polisakarida sama halnya oligosakarida atau pun disakarida terjadi akibat adanya
ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik pada polisakarida karena reaksi kondensasi.
Pembentukan ikatan glikosidik pada polisakarida dapat menimbulkan rantai polimer
lurus atau bercabang yang kompleks. Polisakarida yang terbentuk dari gabungan
O
CH2OH
H
OH
H
OH
H
OH
H
H
O
H
OH
H
H
OH
CH2OH
O
O
CH2OH
H
OH
H
H
OH
CH2OH
O
O
CH2OH
H
H
H
OH
OH
H
OH
HO
CH2OH
H
H
H
OH
OH
HH
O
O
CH2OH
H
H
OH
OH
HH
OHO
H
n
FOS GOS
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
monosakarida yang sejenis disebut homopolisakarida, sedangkan yang terbentuk dari
monosakarida-monosakarida yang tidak sama disebut heteropolisakarida. Ikatan
glikosidik yang ada di polisakarida dapat berupa glikosidik-α atau glikosidik-β.
Ikatan glikosidik α(1→4) membentuk rankaian polimer polisakarida bercabang,
sedangkan ikatan glikosidik α(1→6) dan β(1→6) membentuk rangkaian polisakarida
rantai lurus. Jenis ikatan yang menghasilkan rangkaian polimer polisakarida rantai
lurus dan rantai bercabang ditampilkan pada Gambar 3.14. Rangkain polimer
bercabang antar jenis jenis polimer bervariasi. Suatu misal, polisakarida amilopektin
dari tanaman mengandung cabang setiap 30 unit sedangkan polisakarida glikogen
dari hewan mengandung cabang kira-kira setiap 10 unit.
Gambar. 3.14. Jenis ikatan glikosidik yang terjadi pada polisakarida, (a) ikatan
glikosidik α(1→4), (b) ikatan glikosidik α(1→6), (c) ikatan
glikosidik β(1→6).
Berikut adalah jenis-jenis polisakarida yakni pati, glikogen, agarosa,
dan selulosa. Sealin itu, beberapa polisakarida kompleks yang memiliki atom
tambahan misalnya nitrogen, seperti pektin, kitin, dan lignin.
4.1.4.1 Pati
Pati merupakan polimer dari α-D-glukosa. Pati memiliki ikatan glikosidik-α
dari sambungan rantai cabang. Jenis pati dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan
rantai percabangannya (Gambar 3.15). Salah satu jenis pati yakni amilosa. Amilosa
merupakan polimer linear glukosa, dengan semua residu dihubungkan oleh ikatan α
(1→4). Jenis pati lainnya yakni amilopektin. Amilopektin adalah rantai polimer
bercabang, dengan cabang-cabang mulai α (1 → 6) keterkaitan di sepanjang rantai α
(1 → 4). Konformasi yang paling biasa dari amilosa adalah helix dengan enam residu
per lilitan.
O
CH2OH
OH
OH
H
O
CH2OH
OH
OH
H O
O
CH2OH
OH
OH
H
O
CH2OH
OH
OH
OH
H OO
n
Gambar 3.15. Molekul amilosa
O
H
H
H
OH
OH
HH
OH
O
O
CH2OH
H
H
OH
H
OH
OH
H
H
O
CH2OH
H
H
H
OH
OH
H O
HO
H
H
H
OH
OH
HH
O
O
CH2OH
H
H
OH
H
OH
OH
H
H
O
CH2OH
H
H
OH
H
OH
OH
HO
H
O
a
b
c
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
O
CH2OH
OH
OH
H
O
CH2OH
OH
OH
H O
O
CH2OH
OH
OH
H
O
CH2OH
OH
OH
OH
H O O
O
CH2OH
OH
OH
H
O
OH
OH
H O
O
CH2OH
OH
OH
H
O
CH2OH
OH
OH
OH
H O O
O
Gambar 3.16. Molekul amilopektin
4.1.4.2 Glikogen
Glikogen merupakan polimer bercabang-rantai α-D-glukosa, dan dalam hal
ini mirip dengan fraksi amilopektin pati. Seperti amilopektin, glikogen terdiri dari
rantai berikatan α (1 → 4) dengan yang berikatan α (1 → 6) pada titik-titik cabang
(Gambar 3.16). Cabang di glikogen terdapat setiap 10 satuan dan setiap 25 satuan di
amilopektin. Dalam glikogen, panjang rantai rata-rata adalah 13 satuan glukosa, dan
ada 12 lapisan bercabang. Jumlah titik cabang tidak signifikan karena dua alasan.
O
CH2OH
O
OHOH
O
CH2OH
O
OHOH
O
O
OHOH
O
CH2OH
O
OHOH
O
O
CH2OH
O
OHOH
O
CH2OH
O
OHOH
O
CH2OH
O
OHOH
Gambar 3.16. Molekul glikogen
4.1.4.3 Agarosa
Agarosa atau yang biasa disebut agar-agar oleh orang awam adalah zat yang
biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Jenis rumput laut yang
biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta).
Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilariadan
Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar. Agarosa sebenarnya
adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput
laut. Agarosa merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Gel
terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul Agarosa dan air bergerak
bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agarosa mulai saling merapat, memadat
dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk
sistem koloid padat-cair. Agarosa apabila dilarutkan dalam air panas dan
didinginkan, agar-agar bersifat seperti gelatin: padatan lunak dengan banyak pori-
pori di dalamnya sehingga bertekstur 'kenyal'. Sifat ini menarik secara indrawi
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
sehingga banyak olahan makanan menggunakan baan agarosa: pengental sup, puding
(jelly), dan campuran es krim. Agarosa sebagai makanan sehat karena
mengandung serat (fiber) lunak yang tinggi dan kalori yang rendah. Kandungan serat
lunak yang tinggi membantu melancarkan pembuangan sisa-sisa makanan
di usus (laksatif). Molekul agarosa ditampilkan pada Gambar. 3.17.
O
OH
O
H
O
O OH
OH
OH
n
Gambar. 3.17. Molekul agarosa.
4.1.4.4 Selulosa
Selulosa adalah homopolisakarida lurus dari β-D-glukosa, dan semua
berikatan β (1→4) (Gambar. 3.18). Rantai satuan polisakarida terdapat ikatan
hidrogen bersama. Ikatan hidrogen ini membuat serat tanaman memiliki karakter
yang kuat pada tanaman.
O
OH
OHOH
O
OH
OHOH
*O *
n
Gambar 3.18. Molekul selulosa
4.1.4.5 Pektin
Pektin disusun polimer asam D-galakturonat, yang terikat dengan α-1,4-
glikosidik. Pertama kali diisolasi oleh Henri Braconnot tahun 1825. Asam
galakturonat memiliki gugus karboksil yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+
atau Ca2+
sehingga berkas-berkas polimer "berlekatan" satu sama lain. Ini
menyebabkan rasa "lengket" pada kulit.
O
OH
COOH
O
COOH
O
OH
OH
O
OH
O
OH
COOH
O
COOH
O
OH
OH
O
OH
O
OH
COOH
OO
COOH
O
OH
OH
O
OH
Gambar 3.18. Molekul pektin
4.1.4.6 Kitin
Sebuah polisakarida yang mirip dengan selulosa dalam struktur dan fungsi
itin, yang juga merupakan homopolisakarida lurus dengan semua satuan molekul
berikatan glikosidik β (1 → 4). Kitin berbeda dari selulosa dalam sifat unit
monosakarida dibanding selulosa. Monomer selulosa adalah β-D-glukosa sedangkan
di kitin monomernya adalah N-asetil-β-D-glukosamin. Senyawa yang terakhir
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
berbeda dari glukosa hanya dalam substitusi gugus N-asetilamino (-NH-CO-CH3)
untuk gugus hidroksil (-OH) pada karbon C-2 (Gambar 16,26). Seperti selulosa, kitin
memainkan peran struktural dan memiliki cukup banyak kekuatan mekanik karena
adanya ikatan hidrogen.
O
CH2OH
H
OHO
O
OHO
CH2OH
N
O
O
N
O
*
n
Gambar 3. Molekul kitin
4.2 Reaksi-reaksi karbohidrat
Reaksi sakarida dari pangan yang sangat berperan dalam biokimia yakni reaksi
oksidasi dan reduksi. Reaksi oksidasi sakarida menghasilkan sejumlah energi bagi
manusia untuk melakukan aktivitas dan kelangsungan hidup. Reaksi oksidasi yang
paling banyak menghasilkan energi yakni reaksi sakarida yang teroksidasi sempurna
atau habis bereaksi menjadi karbondioksida (CO2) dan molekul air (H2O). Hal itu
terjadi pada metabolisme sel manusia.
Rekasi lain yang terjadi pada monosakarida yakni reaksi esterifikasi. Reaksi
esterifikasi terjadi gugus-gugus hidroksil bereaksi dengan asam dan turunan asam,
seperti halnya dengan yang terjadi pada semua senyawa alkohol. Reaksi esterifikasi
monosakarida yang terjadi pada manusia yakni pembentukan ester fosfat. Ester fosfat
dibentuk dari transfer gugus fosfat dari ATP (adenosin trifosfat) untuk memberikan
gula terfosforilasi dan ADP (adenosin difosfat), seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.8. Reaksi ini memainkan peran penting dalam metabolisme.
O
C
H
H
OH
H
OH
OH
HH
OH
O H
P O
O
O
OP
O
O
OO P
O
O
ADENOSIN
O
CH2OPO
3
H
H
OH
H
OH
OH
HH
OH
P O
O
O
OP
O
O
O ADENOSIN+ENZIM
+
Gambar 3.8. Reaksi esterifikasi monosakarida.
4.3 Fungsi karbohidrat
Kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup termasuk manusia
disediakan oleh karbohidrat. Salah satu monomer karbohidrat seperti glukosa
merupakan nutrien utama untuk sel. Glukosa pada vertebrata mengalir dalam aliran
darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap
glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul pada proses
respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Karbohidat sebanyak 1 gram yang dikomsumsi sebagai nutrisi untuk manusia
memiliki nilai energi 4 Kalori. Menu makanan orang Asia Tenggara termasuk
Indonesia umumnya mengandung karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%.
Sumber karbohidrat bahan makanan pada umunya berasal dari padi-padian atau
serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), gula dan
sagu.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan
lemak. Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau
cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika
diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan
menumpuk pati sebagai butiran di dalam organel plastida, termasuk kloroplas.
Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa
merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida dalam bentuk glikogen.
Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan
otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan
gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen yang tersimpanan akan terkuras
habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan
mengkonsumsi makanan.
Karbohidrat memainkan sejumlah peran penting dalam biokimia. pertama,
karbohidrat sebagai sumber energi utama. Kedua, oligosakarida memainkan peran
kunci dalam proses yang terjadi pada permukaan sel, khususnya dalam interaksi sel-
sel dan pengakuan kekebalan tubuh. Selain itu, polisakarida penting struktural
komponen beberapa kelas organisme. Selulosa adalah komponen utama dari rumput
dan pohon-pohon, dan merupakan bahan pangan yang menyehatkan.
Daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung
pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%. Daya cerna karbohidrat
menurunkan dapat diturunkan menjadi 85% dengan mengkonsumsi serat selulosa.
Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya
mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan
lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang
sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan
segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian. Manusia tidak dapat mencerna selulosa
sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran
pencernaan dan keluar bersama feses.
Angka kecukupan gizi untuk karbohidrat selama ini belum ada ketentuan yang
jelas. Hal ini, karena banyaknya faktor-faktor penentu, baik dari internal tubuh mau
pun aktivitas sesorang. Namun demikian, dianjurkan 55-57% konsumsi energi total
berasal dari karbohidrat kompleks. Sedangkan, 10% berasal dari gula sederhana.
Konsumsi serat di anjurkan 20-30 gram serat/hari
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Karbohidrat merupakan komponen penting untuk manusia sehingga apabila
kekurangan konsumsi karbohidrat dapat lemah, anemia, berpengaruh terhadap
ketidak normalan metabolisme bahan pangan lainnya, sulit tidur, secara tidak
langsung menurunkan sistem imun, pada balita akan terjadi pembesaran perut tetapi
kurus. Namun sebaliknya, dampak kelebihan konsumsi karbohidrat pada beberapa
kasus menunjukkan gejala obesitas hingga obesitas kronis.
Oligosakarida dapat memiliki banyak fungsi; misalnya, mereka biasanya
ditemukan pada membran plasma sel hewan di mana mereka dapat memainkan peran
dalam pengakuan sel-sel. Oligosakarida yang sering ditemukan sebagai komponen
glikoprotein atau glikolipid sering digunakan untuk identifikasi sel. Contohnya
adalah kekhususan golongan darah ABO. Golongan darah A dan B memiliki dua
glikolipid oligosakarida berbeda yang tertanam dalam membran sel dari sel-sel darah
merah, golongan darah AB memiliki keduanya, sedangkan tipe darah O tidak
memiliki. Oligosakarida mannan (MOS) yang banyak digunakan dalam pakan ternak
untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, tingkat energi dan kinerja.
4.4 Metabolisme karbohidrat
Karbohidrat yang dikonsumsi manusia melalui pencernaan (seperti di telah
dijelaskan pada Bab 2). Secara kimiawi, proses pemutusan mulai polimer karbohidrat
telah terjadi pada awal sistem pencernaan. Proses pengunyahan terjadi pemutusan
beberapa polimer karbohidrat menjadi rantai yang lebih pendek, bahkan ada yang
menjadi monomer. Proses pemutusan rantai polimer karbohidrat dibantu oleh adanya
enzim amilase. Proses selanjutnya dalam saluran pencernaan yakni penghancuran
polimer-polimer menjadi rantai yang lebih pendek lagi dibanding dengan hasil proses
mengunyah di mulut. Alur metabolisme karbohidrat ditampilkan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9. Alur metabolisme karbohidrat dalam tubuh
PANGAN BERKARBOHIDRAT
MULUT
LAMBUNG
USUS HALUS
USUS BESAR
MONOSAKARIDA
GAS FERMENTASI
DARAH
HATI
LEMAK
SEL LEMAK
ASAM LAMBUNG (HCl) ENZIM AMILASE
MEKANIK SUPPORT
BAKTERI
FERMENTASI
RESIDU
PARU-PARU
ANUS
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Glukosa akan dicerna dalam tubuh dalam reaksi respirasi. Tahapan pertama
dalam reaksi respirasi adalah proses glikolisis. Tahapan glikolisis dimulai dari satu
molekul glukosa hingga tahap akhirnya yakni akan dihasilkan 2 molekul piruvat.
Tahap ini juga akan menghasilkan 2 ATP dan menghasilkan dua elektron dan satu
hidrogen pada NAD+ sehingga menjadi NADH. Tahap ini, tidak membutuhkan
oksigen. Jika persediaan oksigen dalam tubuh tidak cukup, maka NADH akan
digunakan untuk mengubah piruvat menjadi asam laktat atau menjadi etanol dan
karbon dioksida.
Setiap reaksi pada jalur glikolisis dikatalisis oleh enzim yang berperan spesifik
hanya untuk reaksi tersebut. Setiap molekul glukosa yang dimetabolisme pada dua
reaksi dalam satu jalur terdapat satu molekul ATP yang dihidrolisis. Dalam proses
ini, energi yang dilepaskan dalam dua molekul ATP terjadi penggabungan reaksi
endergonik. Dua reaksi lain masing-masing memproduksi dua molekul ATP dari
reaksi fosforilasi ADP untuk setiap molekul glukosa, sehingga menghasilkan total
empat molekul ATP. Hasil akhir dari proses glikolisis diperoleh perbandingan
jumlah molekul ATP yang digunakan oleh hidrolisis yakni sebanyak dua molekul
terhadap jumlah yang dihasilkan yakni sebanyak empat molekul maka ada sisa dua
molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses dalam glikolisis.
Gambar 3.10. Jalur glikolisis
GLUKOSA
FRUKTOSA-1,6-BISFOSFAT
2 PIRUVAT
ANAEROBIK OKSIDASI AEROBIK FERMENTASI ANAEROBIK
ALKOHOLIK
SIKLUS ASAM
SITRAT
OKSIDATIF-
FOSFORILASASI
6 CO2 + 6 H2O 2 CO2 + 2 C2H5OH 2 LAKTAT
2 NAD+
2 NADH
2 NAD+
2 NADH
2 NAD+
2 NADH
2 NAD+
2 NADH
6O2
2 ADP
2 ATP
4 ATP
4 ADP + 2P 2 NADH
2 NAD+
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Ketika piruvat telah terbentuk maka ada jalur yang dilewati. (Gambar 3.10).
Molekul piruvat yang melalui jalur metabolisme aerobik (yakni jalur dengan adanya
peran oksigen) maka akan melepas karbon dioksida. Sedangkan dua atom karbon
yang tersisa berikatan dengan koenzim A menjadi molekul bergugus asetil,
selanjutnya membentuk asetil-CoA. Asetil-CoA kemudian memasuki siklus asam
sitrat. Piruvat yang melewati jalur anaerobik ada dua mekanisme yang dilalui.
Mekanisme pertama yakni untuk organisme yang mampu melakukan fermentasi
alkohol maka akan melepaskan karbon dioksida pada saat memproduksi asetaldehida
dan berakhir menghasilkan etanol. Jalu lain anaerobik yakni jalur yang menghasilkan
laktat. Metabolisme anaerobik adalah satu-satunya sumber energi pada manusia.
Pemecahan glukosa menjadi piruvat dapat diringkas sebagai berikut:
(reaksi fosforilasasi) 2 ATP + 4 ADP + 2 P → 2 ADP + 4 ATP
(Hasil reaksi) Glukosa + 2 ADP + 2P → 2 Piruvat + 2 ATP
Reaksi-reaksi yang terjadi di glikolisis yakni:
Tahap 1. Reaksi fosforilisasi, Glukosa menjadi Glukosa-6-fosfat
Langkah pertama dari jalur glikolitik adalah transfer elektron dan reaksi
fosforilasi menghasilkan ADP. Reaksi ini menggunakan energi bebas dari
hidrolisis ATP. Glukosa terfosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat.
Fosforilasi glukosa merupakan reaksi endergonik dan menghasilkan energi
bebas sebesar +3.3 kcal mol–1
. Enzim yang berperan dalam reaksi ini adalah
enzim heksokinase dan Mg2+
sebagai kofaktor reaksi.
Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
Tahap 2. Reaksi isomerisasi, Glukosa-6-fosfat menjadi Fruktosa-6-fosfat.
Enzim yang berperan dalam reaksi isomerisasi Glukosa-6-fosfat menjadi
Fruktosa-6-fosfat adalah Glukosafosfat isomerase. Ugus aldehid yang ada
di C-1 glukosa-6-fosfat direduksi menjadi gugus hidroksil, dan gugus
hidroksil di C-2 teroksidasi menjadi gugus keton di fruktosa-6-fosfat, tanpa
oksidasi bebas atau reduksi.
Glukosa-6-fosfat Fruktosa-6-fosfat.
O
O P
O
OH
OH
OH
OHOH
OH
Glukosa-6-fosfat
Fruktosa-6-fosfat
O
OH
OHO
OH
PO
O-
O-
OOH
OHOH
OH
OH
+ O N
N
N NOHOH
OP
O
O
OH
PO
O
OHP
OH
O
OHNH
2
O
O P
O
OH
OH
OH
OHOH
OH
+ O N
N
N NOHOH
OP
O
O
OH
P
O
OH NH2
OH
Glukosa ATP = Adenin tri fosfat
Glukosa-6-fosfat
ADP = Adenin di fosfat
Mg2+
Heksokinase
Glukosafosfat isomerase
Glukosafosfat isomerase
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Tahap 3. Reaksi fosforilisasi, Fruktosa-6-fosfat menjadi Fruktosa-1,6-bisfosfat.
Fruktosa-6-fosfat selanjutnya terfosforilasi, menghasilkan fruktosa1,6-
bifosfat. Fosforilasi fruktosa-6-fosfat sangat eksergonik dan tidak dapat
diubah. Enzim yang mengkatalisis reaksi itu adalah fosfofruktokinase.
Fosfofruktokinase adalah tetramer yang mengikuti aturan alosterik.
Enzim dalam reaksi ini menyebabkan jika kadar ATP tinggi mka akan
menghambat laju reaksi, dan kadar ATP rendah maka meningkatkan laju
reaksi. Akibatnya, ketika di sel terdapat kadar ATP tinggi maka banyak
energi kimia diperoleh dari hidrolisis ATP. Sel tidak perlu memetabolisme
glukosa untuk energi, sehingga kehadiran ATP menghambat jalur glikolitik.
Fruktosa-6-fosfat + ATP Fruktosa-1,6-bisfosfat + ADP.
Tahap 4. Reaksi pembelahan fruktosa-6-bisfosfat menjadi dua molekul yakni
Gliseraldehida-3-fosfat dan Dihidroksiaseton fosfat. Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini adalah aldolase.
Fruktosa-6-bisfosfat → Gliseraldehida-3-fosfat + Dihidroksiaseton fosfat.
Tahap 5. Reaksi isomerisasi dari Dihroksiaseton fosfat menjadi Gliseraldehida-3-
fosfat. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah Triosafosfat isomerase.
Molekul Gliseraldehida-3-fosfat diproduksi dengan reaksi menggunakan
enzim Aldolase, sedangkan Gliseraldehida-3fosfat dihasilkan dari reaksi
yang menggunakan enzim Triosafosfat isomerase. Molekul awal glukosa
yang berisi enam atom karbon, kini telah diubah menjadi dua molekul
gliseraldehida-3-fosfat, yang masing-masing berisi tiga atom karbon.
Dihroksiaseton fosfat Gliseraldehida-3-fosfat.
OH
O
OP
O
OHOH
OP
O
OHOH
OH
O
O
OH
O
OH
PO
O-
O-O
PO
O-
O-
Fruktosa-1,6-bisfosfat
gliseraldehida-3-fosfat
Dihidroksiaseton fosfat
OP
O
OHOH
OH
O
OP
O
OHOH
OH
O
Dihidroksiaseton fosfat gliseraldehida-3-fosfat
Fosfofructokinase
Mg2+
Fruktosa-6-fosfat +
OHOH
O N
N
N N
NH2
OP
O
O
OH
PO
O
OHP
OH
O
ATP
O
OH
OHO
OH
PO
O-
O-
O
OH
O
OH
PO
O-
O-O
PO
O-
O-
O N
N
N NOHOH
OP
O
O
OH
P
O
OH NH2
OH
+
Fruktosa-1,6-bisfosfat ADP
Aldolase
Triosafosfat isomerase
Triosafosfat isomerase
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Tahap 6. Reaksi oksidasi dan fosforilisai dari Gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3-
bisfofogliserat. Enzim yang mengkatalisis perubahan Gliseraldehida-3-
fosfat menjadi 1,3-bisphosfogliserat adalah Gliseraldehida-3-fosfat
dehidrogenase. Reaksi ini merupakan suatu reaksi berkarakteristik berbeda
dalam glikolisis. Reaksi ini menyertakan penambahan gugus fosfat pada
Gliseraldehid-3-fosfat serta reaksi transfer elektron, dari gliseraldehida-3-
fosfat ke NAD+. Penjelasan reaksi ini secara sederhana dapat di bagi
menjadi dua penjelasan. Satu bagian merupakan reaksi oksidasi dari
aldehida ke gugus asam karboksilat, di mana air dapat dianggap berperan
dalam reaksi.
RCHO + H2O → RCOOH + 2H+ + 2e
–
Satu bagian reaksi lain yakni reaksi reduksi adalah NAD+ menjadi NADH
NAD+ + 2H
+ + 2e
– → NADH + H
+
Reaksi redoks keseluruhan yakni:
RCHO + H2O + NAD+ → RCOOH + H
+ + NADH
dimana R masing-masing menunjukkan bagian-bagian dari molekul selain
aldehida dan gugus asam karboksilat. Reaksi keseluruhan, termasuk transfer
elektron dan fosforilasi, adalah
Gliseraldehida-3-fosfat + NAD+ + P → 1,3-bisfofogliserat + NADH + H
+
Dua tahapan reaksi yang membentuk reaksi ini yakni
Energi yang dihasilkan ∆G°´= - 43.1 kJ mol–1
= –10.3 kcal mol–1
)
Energi yang dihasilkan ∆G°= 49.3 kJ mol–1
= 11.8 kcal mol–1
OP
O
OHOH
OH
O
gliseraldehida-3-fosfat
+ O-P
O
OHO-
N+
OHOH
OP
O
O-
O
N
NN
NOO
PO
O-
NH2
O
OH OH
NH2
+
NAD+ (Nikotinamide
adenine dinukleotide +)
Gugus fosfat
OP
O
OH
OO-
PO
O-
O
O-
O-
1,3-bisfofogliserat
+ N
OHOH
OP
O
O-
O
N
NN
NOO
PO
O-
NH2
O
OH OH
NH2
NADH
H+ +
O
OH
OP
O
O-O-
N+
OHOH
OP
O
O-
O
N
NN
NOO
PO
O-
NH2
O
OH OH
NH2
HO
H
O
OH
OP
O
O-O-
O-
N
OHOH
OP
O
O-
O
N
NN
NOO
PO
O-
NH2
O
OH OH
NH2
2H+ + + + +
Gliseraldehid-3-fosfat
NAD+
3-Fosfogliserat NADH
H2O
O
OH
OP
O
O-O-
O-
3-Fosfogliserat
OHP
O
O-O-
H+
+ + O
OH
OP
O
O-O-
O
PO
O-
O-
HO
H +
Pi
1,3-bisfosfogliserat
H2O
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Tahap 7. Reaksi transfer gugus fosfat dari 1,3-bisfofogliserat menjadi 3-fosfogliserat.
Langkah selanjutnya adalah salah satu dari dua reaksi yang diproduksi ATP
dari reaksi fosforilasi ADP. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah
fosfogliserat-kinase. Dalam langkah ini, gugus fosfat ditransfer dari 1,3-
bisfosfogliserat ke molekul ADP menghasilkan ATP. Transfer ini khas dari
reaksi fosforilasi pada tingkat substrat. Hal ini berbeda dengan fosforilasi
oksidatif. Reaksi ini menghasilkan -49,3 KJ mol-1
.
1,3-bisfofogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP.
Tahap 8. Reaksi isomerisasi dari 3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat. Gugus
fosfat ditransfer dari senyawa berkarbon 3 menjadi senyawa berkarbon 2
dari rantai asam gliserat, persamaan reaksi rantai untuk reaksi tersebut
adalah:
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
Tahap. 9. Reaksi dehidrasi 2-fosfogliserat menjadi Fosfoenolpiruvat.
Molekul 2-fosfogliserat melepaskan satu molekul air, menghasilakan
fosfoenol-piruvat. Reaksi ini tidak melibatkan transfer elektron. Reaksi ini
disebut reaksi dehidrasi. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah
Enolase. Reaksi membutuhkan Mg2+
sebagai kofaktor. Molekul air yang
dilepas mengikat Mg2+
.
2-fosfogliserat Fosfoenolpiruvat + H2O
Tahap 10. Reaksi transfer gugus fungsi fosfat dari Fosfoenolpiruvat menjadi Piruvat.
OP
O
OH
OO-
PO
O-
O
O-
O-
O N
N
N NOHOH
OP
O
O
OH
P
O
OH NH2
OH
+ + OHOH
O N
N
N N
NH2
OP
O
O
OH
PO
O
OHP
OH
O
1,3-bisfofogliserat ADP 3-fosfogliserat
ATP
O-
O
OH
O P
O-O-
O
fosfogliserat-kinase
Mg2+
Mg2+
Fosfogliseromutase
Mg2+
Enolase
O-
O
OH
O P
O-O-
O
O-
O
O
OH
P
O- O
O-
Mg2+
Fosfogliseromutase
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
O-
O
O
OH
P
O- O
O-
O-
O
O P
O- O
O-
HO
H
2-fosfogliserat Fosfoenolpiruvat
H2O +
Mg2+
Enolase
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Reaksi ini melibatkan penggeseran ikatan rangkap ke oksigen pada
karbon 2 dan hidrogen bergeser ke karbon 3. fosfoenolpiruvat adalah
senyawa yang memiliki energi tinggi dengan mentransfer gugus fosfat
potensial tinggi. Reaksi yang terjadi pada langkah ini dapat dianggap
sebagai jumlah dari hidrolisis Fosfoenolpiruvat dan fosforilasi ADP.
Reaksi ini merupakan contoh lain dari fosforilasi tingkat substrat.
Fosfoenolpiruvat + ADP Piruvat + ATP
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah Piruvat kinase. Enzim ini
merupakan alosterik yang terdiri dari empat subunit dari dua jenis yang
berbeda. Piruvat kinase dapat dihambat oleh ATP. Penghambatan Piruvat
kinase oleh ATP merupakan suatu kontrol pembentukan Piruvat berlebih.
Ketika konsentrasi piruvat sudah tinggi maka ATP akan menghambat
kerja dari enzim piruvat kinase sehingga proses reaksi dari
fosfoenolpiruvat menjadi piruvat menjadi malambat. Dengan kata lain,
maka pembentukan ATP dalam proses ini juga akan ikut lambat.
Karbohidrat dalam tubuh manusia pada keadaan berlebih akan disimpan
dalam bentuk senyawa polimer karbohidrat. Senyawa polimer karbohidrat yang
disimpan dalam tubuh disebut glikogen. Senyawa glikogen disimpan dalam hati dan
otot. Senyawa glikogen hampir mirip dengan senyawa polimer karbohidrat yang ada
di tumbuhan yakni senyawa pati. Perbedaan senyawa glikogen dengan senyawa pati
terletak pada percabangannya. Senyawa glikogen memiliki percabangan yakni terikat
dengan ikatan glikosidik 1-6. Degredasi cabang polimer glikogen dapat terjadi secara
bersamaan pada sejumlah ujung cabang polimer. Bentuk percabangan seperti itu
membuat polimer glikogen dapat mudah digunakan pada saat tubuh membutuhkan
untuk metabolisme. Hal ini, dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan energi dalam
waktu yang singkat.
Degredasi glikogen dalam hati diakibatkan karena kadar glukosa rendah
dalam darah. Glikogen yang terdegredasi dengan cara dihidrolisis dari hati akan
membentuk glukosa-6-fosfat. Senyawa Glukosa-6-fosfat selanjutnya menuju darah.
Sedangkan glikogen yang berada dalam otot akan dilepas memasuli jalur
metabolisme glikolitik. Hal ini berbeda dengan glikogen yang berada dalam hati.
Reaksi yang terjadi pada perubahan glikogen menjadi glukosa-6-fosfat yakni
sebanyak 3 reaksi. Reaksi pertama adalah masing-masing glukosa dipecah dari
glikogen dan bereaksi dengan fosfat untuk membentuk senyawa glukosa-6-fosfat.
Enzim yang mengkatalisis pada reaksi pertama ini adalah glikogen fosforilase.
O-
O
O P
O- O
O-
Fosfoenolpiruvat
Mg2+
Firuvat kinase
Mg2+
Piruvat kinase
O-
O
O
Piruvat
+ OHOH
O N
N
N N
NH2
OP
O
O
OH
PO
O
OHP
OH
O
ATP
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T
Dalam reaksi kedua, glukosa-1-fosfat berubah membentuk menjadi isomer
glukosa-6-fosfat. Rincian lengkap glikogen juga memerlukan reaksi untuk
menghidrolisis ikatan glikosidik bukan cabang dari glukosa pada titik-titik cabang
dalam struktur glikogen. Enzim yang mengkatalisis reaksi kedua adalah
fosfoglukomutase.
Glikogen + Pi ↔ Glukosa-1-fosfat + glikogen sisa-fosfoglukomutase
glukosa-1-fosfat ↔ Glukosa-6-fosfat.
Enzim glikogen fosforilase memutuskan ikatan α (1→4) pada glikogen. Penguraian
secara lengkap glikogen membutuhkan enzim yang mampu memutuskan ikatan
bukan cabang yakni dengan cara mendegradasi ikatan α (1→6).
Pembentukan glikogen dari glukosa tidak pembalikan yang tepat dari
pemecahan glikogen menjadi glukosa. Sintesis glikogen membutuhkan energi, yang
disediakan oleh hidrolisis trifosfat nukleosida, UTP. Tahap pertama dari sintesis
glikogen yakni glukosa-1-fosfat (yang diperoleh dari glukosa-6-fosfat pada reaksi
isomerisasi) bereaksi dengan ATP untuk menghasilkan glukosa uridin difosfat (UDP-
glukosa atau UDPG) dan pirofosfat (PPi). Enzim yang mengkatalisis reaksi ini
adalah UDP-glukosa pirofosforilase. Proses itu merupakan pertukaran satu ikatan
fosfat anhidrida dengan senyawa lain. Proses itu juga menimbulkan ikatan fosfat
anhidrida yang memiliki energi bebas tinggi berubah menjadi berenergi mendekati
nol. Pelepasan energi tersebut timbul pada saat enzim anorganik Pirofosfatase
mengkatalisis hidrolisis pirofosfat menjadi dua fosfat. Pasokan UTP diisi kembali
oleh reaksi pertukaran dengan ATP, yang dikatalisasi oleh Nucleoside fosfat kinase.
Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut:
UDP + ATP → UTP + ADP
Reaksi pertukaran ikatan ini membuat hidrolisis setiap trifosfat nukleosida memiliki
energi yang setara dengan hidrolisis ATP.
OH
OH
OH
O O
n
+ P
O
O-
O-OH
OH
OH
OH
O P O-
O
O-OH
Glikogen Ion fosfat Glikosa-1-fosfat
OH
OH
OH
O O
n
+
Glikogen sisa
OH
OH
OH
O P O-
O
O-OH
OH
OH
OH
O P O-
O
O-
OH
Glikosa-1-fosfat
Glikosa-6-fosfat
BIO
KIM
IA P
AN
GA
N D
AS
AR
OLE
H A
UN
G S
UM
BO
NO
ST
KIP
MU
HA
MM
AD
IYA
H S
OR
ON
G P
AP
UA
BA
RA
T