Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

49
LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 6 KEDOKTERAN KOMUNITAS BLOK XVIII Tutor: dr. Maya, Sp,PD Priselia Febrina RP G1A110043 Septiawan PM G1A110044 Rukiyah Mayastira G1A110045 Yuli Setyaningsih G1A110047 Kurniadi Indra G1A110048 Rozadila Esriana G1A110049 Riri Sandra G1A110050 Wiwik Selviana G1A110052 Silviana Maya Sari G1A110053 Erwin Kamarudin SA G1A108045 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

description

 

Transcript of Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Page 1: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 6

KEDOKTERAN KOMUNITAS

BLOK XVIII

Tutor: dr. Maya, Sp,PD

Priselia Febrina RP G1A110043

Septiawan PM G1A110044

Rukiyah Mayastira G1A110045

Yuli Setyaningsih G1A110047

Kurniadi Indra G1A110048

Rozadila Esriana G1A110049

Riri Sandra G1A110050

Wiwik Selviana G1A110052

Silviana Maya Sari G1A110053

Erwin Kamarudin SA G1A108045

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2012/2013

Page 2: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

SKENARIO 1

Dr.Lala adalah dokter umum yang akan melaksanakan tugas PTT disebuah daerah terpencil

di Kabupaten Muaro Jambi. Walau dokter baru, akibat keterbatasan tenaga kesehatan, ia

ditempatkan sebagai kepala puskesmas. Sebelum dikirim menempati puskesmas didaerah

tersebut, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Kapuskes, dr.Lala

mendapat pembekalan di Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tentang kedokteran

komunitas dan puskesmas seperti visi, misi puskesmas, tujuan, upaya pokok, Abas

penyelanggaraan dan fungsi puskesmas serta upaya promkes dan upaya preventif yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada diwilayah kerja

puskesmas. dr.Lala mendapat gambaran bahwa wilayah kerja puskesmasnya nanti adalah

daerah yang penduduknya masih rendah tingkat pendidikannya, dan daerah tersebut angka

kejadian penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare masih cukup tinggi akibat

masyarakatnya yang sulit merubah perilaku sehari-hari seperti menggunakan sungai sebagai

sumber air minum sekaligus MCK mereka. dr.Lala merasa tertantang untuk menerapkan

pengetahuannya tentang teori perilaku Lawrence Green yang telah didapatnya selama

pembekalan untuk mewujudkan perilaku sehat pada masyarakat didaerahnya. Dengan

mempelajari segala sesuatu hal tentang puskesmas dan mengusahakan mengubah perilaku

masyarakat yang tidak sehat, aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan

oleh dr.Lala?

KLASIFIKASI ISILAH

1. Puskesmas

Unit teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab melakukan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya

2. Kedokteran komunitas

Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit , memperpanjang hidup dan meningkatkan

kesehatan fisik dan mental melalui pengorganisasian masyarakat

3. Promosi kesehatan

Proses penyadaran masyarakat atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan dan upaya-upaya memfasilitasi perubahan-perubahan

4. Preventif

Upaya kesehatan yang berfokus pada upaya pencegahan penyakit

Page 3: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

5. Perilaku sehat

Semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan

mencegah/melindungi diri dari penyakit/masalah kesehatan, peningkatan kesehatan

dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan

DEFINISI MASALAH

1. Apa tujuan dokter puskesmas?

2. Apa ruang lingkup dari kedokteran komunitas?

3. Apa visi misi, tujuan,upaya pokok, azas penyelenggaraan dan fungsi puskesmas?

4. Apa upaya preventif yang dapa dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang ada diwilayah puskesmas?

5. Apa tujuan, visi misi, ruang lingkup dan bagian-bagian promkes?

6. Apa strategi dari promkes?

7. Apa sasaran dari promkes?

8. Apa saja konsep dasar dari kedokteran kominitas dan perbedaannya dengan

kedokteran klinik?

9. Apa metode promkes yang tepat digunakan untuk pendidikan perilaku kesehatan di

tempat dr.Lala PTT?

10. Apa yang harus dilakukan dr.Lala untuk mengatasi masalah MCK?

11. Apasaja etiologi deri penyakit berbasis lingkungan?

12. Bagaimana teori perilaku Lawrence green dan apa saja teori perilaku yang lainnya?

13. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?

14. Apa pengertian dari perilaku hidup sehat?

15. Aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan oleh dr.Lala?

16. Apa saja teori perubahan perilaku?

ANALISIS MASALAH

1. Apa tugas dokter puskesmas?

a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita

b. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai

dengan kondisi pasien

c. Melakukan tindakan medis

d. Memberikan pelayanan rujukan

Page 4: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

e. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien

dan keluarga pasien

f. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungandengan hasil pemeriksaan

kesehatan

g. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait denganpelayanan kesehatan

h. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) diposyandu balita, lansia dan

kelompok masyarakat

2. Apa ruang lingkup dari kedokteran komunitas?

a. Individu dalam Ekosistem

• Bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan &komunitasnya

• Pemahaman manusia seutuhnya(Bio-Psiko-Sosial & Spiritual)

b. Host- Agent-Environment

• Manusia = Host = Penjamu

• Penyebab spesifik = Agent

• Lingkungan = Environment

c. Tingkat Upaya Kesehatan

• Promotif

• Preventif

• Protektif

• Kuratif

• Rehabilitatif

d. Komponen Administrasi/Manajemen

• Pengorganisasian

• Penggerakan/Pelaksanaan

• Evaluasi

e. Ilmu pendukung

• Statistik

• Epidemiologi

• Ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral Sciences)

3. Apa visi, misi, tujuan, upaya pokok, azas penyelenggaraan dan fungsi puskesmas?

Visi

Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat

Page 5: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Indikator kecamatan sehat

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku sehat.

3. Cakupan pelayanan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masrakat di wilayah

kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu , pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan Puskesmas.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

serta lingkungannya.

Tujuan Puskesmas

Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu, meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang gar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Upaya Pokok

1. Upaya Kesehatan Wajib

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu, Anak KB

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

e. Upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Olahraga

c. Upaya Kesehatan Kerja

d. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

Page 6: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Azas Penyelenggaraan

a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah penanggungjawab

wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini

puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

• Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

• Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat diwilayah kerjanya.

• Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

• Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata

dan terjangkau di wilayah kerjanya.

b. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain :

Upaya Kesehatan ibu dan anak :

- Posyandu

- Polindes

- Bina keluarga balita (BKB)

Upaya pengobatan :

- Posyandu

- Pos Obat Desa (POD)

Upaya Perbaikan gizi :

- Posyandu

- Panti pemulihan gizi

- Keluarga sadar gizi (kadarzi)

Upaya kesehatan sekolah :

- Dokter kecil

Page 7: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

- Penyertaan guru dan orangtua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH)

- Pos kesehatan pesantren (poskestren)

Upaya kesehatan lingkungan Kelompok Pemakai Air (Pokmair), desa

percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)

Upaya kesehatan Usia Lanjut :

- Posyandu Usila

- Panti wreda

Upaya kesehatan jiwa :

- Posyandu

- Tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM)

Upaya pembinaan pengobatan tradisional :

- Taman obat keluarga (TOGA),

- Pembinaan pengobatan tradisional (battra).

Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif)

- Dana sehat

- Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)

- Mobilisasi dan keagamaan

c. Azas Rujukan

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit

atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara

vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secar

horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai

dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua

macam rujukan yang dikenal yakni :

Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :

- Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal

operasi) dan lain-lain.

- Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lengkap.

Page 8: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan ataupun

menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan

masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan

bencana. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman, alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.

- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan

kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,

penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.

- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Usaha

Kesehatan sekolah, Usaha kesehatan Kerja, Usaha kesehatan Jiwa,

pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Menurut rujukan upaya kesehatan, rujukan dibagi menjadi:

Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

Cakupannya adalah kasus penyakit.Apabila suatu Puskesmas tidak

mampu menanggulangi satu kasus tertentu maka wajib merujuk ke yang

lebih mampu.

Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

Cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat yang terdiri dari

KLB (Kejadian Luar Biasa), pencemaran lingkungan, dan bencana.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari:

Rujukan Internal

Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi

tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke

puskesmas induk

Page 9: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Rujukan Eksternal

Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan,

baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)

maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari ::

Rujukan Medik

Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan

(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya: merujuk pasien

puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,

diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan

Rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan

promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya:

merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi

puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik

sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Skema sistem perujukan pelayanan kesehatan:

Tata cara perujukan kesehatan perorangan ::

Page 10: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

a) Rujukan diaksanakan secara berjenjang dan terstruktur dengan prinsip

portabilitas

b) Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis

c) Membawa surat rujukan

d) Menunjukkan kartu Jamkesmas

e) Kartu Jamkesmas dan surat rujukan dibawa keloket pusat pelayanan

administrasi RS

f) Mendapatkan YanKes sesuai dengan kebijakan operasional yang telah

ditetapkan.

Syarat rujukan upaya kesehatan perorangan :

Harus sesuai dengan Indikasi medis.

Surat rujukan berasal dari dokter/PKM yang bersangkutan.

Bagi peserta JAMKESMAS harus menunjukkan kartu JAMKESMAS.

Untuk peserta yang tidak dapat menunjukkan SKTM diberikan waktu 2x24 jam

unuk menunjukkan kartu tersebut. Apabila tidak mampu menunjukkan SKTM

tersebut maka kepala RS/PKM dapat menentukan status miskin/tidak kepada

yang bersangkutan.

Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat .

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama .( meliputi upaya kedehatan

perorangan / ukp dan upaya kesehatan masyarakat /ukm

4. Apa upaya preventif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang ada di puskesmas?

Upaya-upaya yang dilakukan dengan menjalankan usaha-usaha kesehatan yang ada

seperti:

1. Posyandu.

2. Polindes.

3. Pos Obat desa.

4. Pos UKK.

5. Dana sehat.

5. Apa tujuan, visi, misi, ruang lingkup dan bagian-bagian promkes?

Page 11: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Tujuan promosi kesehatan

• Perubahan perilaku individu, organisasi masyarakat

• Perubahan sikap,Praktek kesehatan.

• Memperbaiki lingkungan

Visi

Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat baik, fisik, mental dan social sehingga produktif secara

ekonomi dan social.

Misi

1. Advokat (Advocate)

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai

program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan upaya-upaya agar

para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan

meyakini bahwa program kesehatan yang perlu didukung melalui kebijakan-

kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalani kemitraan dengan berbagai program dan sektor

yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program

kesehatan perlu kerja sama dengan program lain dilingkungan kesehatan,

maupun disektor lain yang terkait. Oleh sebab itu dalam mewujudkan kerja sama

atau kemitraan ini, peran pendidikan/promosi kesehatn kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (enable)

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

Hal ini berarti masyarakat diberikan kemampuan-kemampuan atau keterampilan

agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya; pendidikan dan pelatihan dalam

rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak, bertanam obat-

obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan

pendapatan keluarga (income generating). Selanjutnya dengan ekonomi keluarga

yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan

kesehata keluarga juga meningkat.

Page 12: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Ruang Lingkup

1. Aspek promotif pada orang sehat seperti :

Promosi kesehatan pada aspek promotif adalah sekelompok orang sehat. Selama

ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan

masyarakat. Padahal kelompok otang yang sehat disuatu komun itas berkisar

antara 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak bisa dibina kesehatannya

maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada

kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih menigkat

lagi. Derajat kesehatan adalah dinamis, oleh sebab itu meskipun seseorang telah

dalam kondisi sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.

2. Aspek pencegahan/penyembuhan :

a. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)

Sasaran promosi kesehatan aspek ini adalh kelompok masyarakat yang

berisoko tinggi (high risk), misalnya: kelompok ibu hamil dan menyusui, para

perokok, obesitas (orang-orang yang kegemukan), para pekerja seks (wanita

atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok

ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.

b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit

kronis, misalnya: asma, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, tekanan darah

tinggi, dan sebagainya. Tujuannya upaya promosi kesehatan pada kelompok

ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.

c. Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru

sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera

pulih kembali kesehatannya. Dengan perkataan lain menolong para penderita

yang baru sembuh dari penyakit ini agar tidak menjadi cacat atau mengurangi

kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi).

Bentuk Promosi Kesehatan

1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

2. Dinamika kelompok

3. Pengorganisasian masyarakat

4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)

Page 13: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

5. Pendidikan / pelatihan

6. Apa strategi dari promkes?

b. Strategi gelobal (Promosi kesehatan menurutWHO1984)

• Advokasi (Advocacy)

Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau

penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor

lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya

dalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan,

antara lain dalam bentuk: peraturan, undang-undang, instruksi, dan

sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. Bentuk kegiatan advokasi

ini antara lain: lobying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal

atau informal terhadap para pembuat keputusan, penyaji isu-isu atau masalah-

masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat,

seminar-seminar masalah kesehatan, dan sebagainya. Output kegiatan

advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah, instruksi-

instruksi yang mengikat masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan

masalah kesehatan. Oleh sebab itu sasaran advokasi ini adalah para pejabat

eksekutif dan legislatif, para pemimpin dan pengusaha, serta organisasi politik

dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan

maupun desa atau kelurahan.

• Dukungan sosial (Social support)

Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (guru,

lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (tokoh

agama, dan sebagainya) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuan

kegiatan ini adalah agar kegiatan atau programkesehatan tersebut memperoleh

dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga).

Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani antara [ppengelola

program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang masih

paternalistik seperti di Indonesia ini toma dan toga merupakan panutan

perilaku masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu apabila toma dan

toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh anggota

masyarakat yang lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antara

Page 14: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

lain: pelatihan-pelatihan para toma dan toga, seminar, lokakarya, penyuluhan

dan sebagainy.

• Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran

primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat

memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan merka

sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai

kegiatan antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan

pembangunan masyarakat (PPM) dalam bentuk misalnya koperasi dan

pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga

(latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya). Melalui

kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in

health). Oleh karena itu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini lebih

pada kegiatan penggerakan masyarakat untuk kesehatan, misalnya, adanya

dana sehat, adanya pos obat desa, adanya gotong royong kesehatan, dan

sebagainya, maka kegiatan ini disebut “gerakan masyarakat” untuk kesehatan.

Meskipun demikian tidak semua pemberdayaan masyarakat itu berupa

kegiatan gerakan masyarakat.

c. Strategi Berdasarkan Piagam Ottawa(Ottawa Charter)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986

menghasilkan kegiatan Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya rumusan

strategi promosi kesehatan yang dikelompkokkan menjadi 5 (lima) butir.

• Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu

kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan

pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal iniberarti bahwa setiap

kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak

kesehatannya bagi masyarakt. Misalnya apabila ada orang akan mendirikan

pabrik atau industri, maka sebelumnya harus dilakukan analisis dampak

linghkungan, sejauh mana lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik

tersebut, yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

• Lingkungan yang mendukung (supportive environment)

Page 15: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang

mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi

masyarakat serta pengelolaan tempat-tempat umum (public places). Kegiatan

mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang mendukung atau

kondusif terhadap kesehatan masyarakat.

• Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)

Kesehatan masyarakat masyarakat bukan hanyalah masalah pihak pemberian

pelayanan (privider), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga

masalah masyarakat sendiri (konsumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan

pelayanan kesehatan juga merupakan tenggung jawab bersama antara pihak

pemberi pelayanan (privider) dan pihak penerima pelayanan (konsumer).

Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada

pihakpemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai

penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan

berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan mereka ini bervariasi, mulai dari terbentuknya

lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan, baik

dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan teknis (pelatihan-

pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.

• Keterampilan individu (personal skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok,

keluarga, dan individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila

kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatn

individu terwujud. oleh Sebab itu meningkatkan keterampilan setiap anggota

masyarakat agar mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka

sendiri (personal skill) adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-

masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahuan

dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,

mengenal penyakit-penyakit dan penyebanya, mampu mencegah penyakit,

mampu meningkatkan kesehatannya, dan mapu mencari pengubatan yang

layak bila mana mereka atau anat-anak mereka sakit.

• Gerakan masyarakat (community action)

Page 16: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Telah disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan

kesehatan kelompok, keluarga, dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat dan efektif apabila unsur-unsur yang ada di

masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain

meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan

peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat

(community action).

7. Apa sasaran dari promkes?

a. Sasaran Primer (Primary target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan

atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran

ini dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,

ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak

sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan

terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat

(empowerment).

b. Sasaran sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut

sasaran sekundr, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada

kelompok ini diharapkan untuj selanjutnya kelompok ini akan memberikan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Di sampng itu dengan

perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatn yang

diterima, maka para tokoh kesehatan masyarakat ini akan memberikan contoh

atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan

yang ditunjukkan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi

dukungan sosial (social support).

c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun

daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan

atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak

terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder).Dan juga kepada

masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan

kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advicacy).

Page 17: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

8. Apa saja konsep dasar dari kedokteran kominitas dan perbedaannya dengan

kedokteran klinik?

1. Penyakit sbg proses dengan penyebab ganda

• Ked. Klinik: konsep satu penyakit denganpenyebab tunggal

• Ked. Komunitas: konsep penyakit Merupakan proses yang dimulai dari

lingkungan

2. Keaneka Ragaman Biologik

• Tidak ada dua orang yang identik

• Diantara penduduk berbeda dalam, tinggi, bb, besar jantung, jumlah eritrosit,

IQ.

• Ked. Kom. Memandang sehat & sakit dalam konteks komunitas/populasi

dengan keanekaragaman biologiknya

3. Lima Tingkat Pencegahan ( Five Level Prevention)

4. Peran serta Masyarakat

• Upaya Kesehatan Adalah :

• Upaya Dari Oleh Untuk Masy.yang terorganisir (Awam, Profesional,

LSM, dan Pihak Swasta )

5. Prioritas

• Banyak Masalah Kes >< Sumber Daya Terbatas

- Prioritas

- Efisiensi

- Efektifitas

9. Apa metode promkes yang tepat digunakan untuk pendidikan perilaku kesehatan di

tempat dr.Lala PTT?

Macam-macam metode Promkes

Metode P.Individual

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikn yang bersifat individual ini

digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseoran yang mulai tertarik

kepada suatu perubahan parilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu hamil

yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu ham,il yang sedang tertarik

terhadap imunisai TT karena baru saja memperoleh/mendengar penyuluhan

kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau

Page 18: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

ibu hamil tersebut segera minta imunisasi, adalah dengan pendekatan secara

perorangan. Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang

bersangkutan, tetapi juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat

membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini

adalah:

- Bimbingan dan penyuluhan (guidance and couceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.

Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh

pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)

- Interview (wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau

tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

Apabila ia belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus diingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,

metodenya akan lain dengan kelompok yang kecil. Efektifitas suatu metode akan

tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

- Kelompok Besar

Yang dimaksud dengan kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan

itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain

ceramah dan seminar.

a. Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b. Seminar

Page 19: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengn pendidikan

menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli

atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya

dianggap hangat dimasyarakat.

- Kelompok Kecil

Apabila perserta kegiatan kurang dari 15 orang itu biasanya kita sebut kelompok

kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok ini antara lain

a. Diskusi kelompok

b. Curah pendapat (Brain Storming)

c. Bola salju (snow balling)

d. Kelompok-kelompok keci; (buzz group)

e. Memainkan peran (role play)

f. Permainan simulasi (simulation game)

Metode Pendidikan Massa

Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan

kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karen sasaran pendidikan ini

bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-

pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum

begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila

kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang

wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya

dengan menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode

yang cocok untuk pendekatan massa.

a. Ceramah umum (public speaking)

b. Pidato/diskusi umum

c. Simulasi/dialog

d. Tulisan-tulisan dimajalh atau koran

e. Billboard

10. Apa yang harus dilakukan dr.Lala untuk mengatasi masalah MCK?

Page 20: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

- Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan MCK

- Meminta masyarakat membuat MCK sesuai standar kebersihan.

- Memberikan contoh terhadap masyarakat sekitar.

11. Apasaja etiologi dari penyakit berbasis lingkungan?

• Buruknya kondisi sanitasi dasar (terutama air bersih dan jamban)

• Meningkat pencemaran

• Kurang higienisnya cara pengolahan makanan

• Rendahnya prilaku hidup bersih dan sehat/ PHBS masyarakat

• Buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan pestisida di rumah tangga/ kurang

memperhatikan keselamatan kerja

12. Bagaimana teori perilaku Lawrence green dan apa saja teori perilaku yang lainnya?

Lowrence Green (1980)

Perilaku dipengaruhi 3 faktor utama sebagai berikut:

1. Faktor Predisposisi (predisposing factor)

Mencakup : Pengetahun; sikap;Kepercayaan, tingkat pendidikan, tingkat social,

Ekonomi.

2. Faktor pemungkin (Enabling factor)

Mencakup,tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi

masyarakatmisalnya:Air bersih,tempat pembuangan sampah ,

tempatpembuangan tinja. Polindes , pos obat desa,dokter atau bidan.

3. Faktor penguat (Reinforcing factor)

Meliputi faktor sikap dan perilaku tokohMasyarakat,tokoh agama dan petugas

kesehatanUndang – undang, peraturan-peraturan.

Teori Snehandu B.Kar

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku

itu merupakan fungsi dari:

a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan perawatan

kesehatannya (behavior intention)

b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (Social Support)

c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

(accessebility of information)

Page 21: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau

keputusan (personal autonomy)

e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau todak bertindak (acton

situation)

Teori WHO

Tim kerja dari WHO menganalisi bahwa yang menyebabkan seseorang itu

berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok.

Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan,

persepsi, sikap kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap

objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).

a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah

memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena pai atau terasa panas. Seorang

ibu akan mengiminisasikan anaknya setelah anak tetangganya kena penyakit

polio sehingga cacat, karena anak tersebut belum pernah memperoleh imunisasi

polio.

b. Kepercayaan

Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang

menerima kepercaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak

kesulitan waktu melahirkan.

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap

sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.

Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.

Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu

tindakan nyata. Hal ini desebabkan oleh beberapa alasan. Antara lain:

- Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung dari situasi saat itu.

- Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada

pengalaman orang lain.

- Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan kepada

banyak atau sedikitnya pengalamn seseorang.

Page 22: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

- Nilai (value)

d. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh

orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang akan ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

e. Sumber-sumber daya (resouces)

Sumber daya ini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan

sebagainya. Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok

masyarakat. Pengaruh sumber-sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat

positif maupun negatif.

f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam

suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada

umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama

sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu

berubah, baik lambat ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.

Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini merupakan kombinasi dari semua

yang telah yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu

aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang

dalam terhadap perilaku ini.

13. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?

7 pilar kesehatan masyarakat yakni :

1. Manajemen Kesehatan.

Banyak ahli yang mebuat batasan tentang manajemen antara lin :

a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan

menggunakan orang lain. (Robert D.Terry)

b. Manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan

diselenggarakan dan diawasi.(Encylopedia of social sciences)

c. Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang

laindan fungsi-fungsinyadapat dipecah sekurang-kurangnya du tanggung

jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan.

Page 23: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

d. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang yang lebih

untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatn orang lain guna mencapai hasil

tujuan yang tidak dapat dicaapai oleh hanya satu orang saja.(Evancevich,

1989)

Fungsi-fungsi manajemen menurut garis besarnya yaitu :

a. Perencanaan.

Perencanaan merupakan proses dimulai dari identifikasi masalah, penentuan

prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi

(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.

a. Pengorganisasian.

Pengorganisasian adalah mengatur personel atau staf yanga ada dalam suatu

institusi agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat

berjalan dnegan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai.

b. Penyusunan personalia.

c. Penggordinasian.

d. Penyusunan anggaran.

2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.

Secara umum arti statistik dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :

a. Arti sempit:

Merupakam data ringkasan berbentuk angka, misalnya:Jumlah karyawan

BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB yang aktif

didesa/kelurahan, dan lain-lain.

b. Arti luas:

Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan analisa sata termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan

memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas.

Statistik menurut definisi dibagi menjadi dua bagian atau sub kategori yakni :

a. Descriptive Statistic.

Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambarkan sesuatu yang

spesifik saja dan tidak memikirkan mengimplikasi atau kesimpulan yang

Page 24: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

mewakili sesuatu yang besar dan umum.Cara penyajiannya dapat

berbentuk grafik dan tabel-tabel.

b. Inferencial Statistic.

Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data

yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.

Peran statistik adalah :

Statistik sebagai bahan perencanaan.

Statistik sebagai bahan monitoring.

Statistik seabagi bahan evaluasi.

3. Epidemiologi

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagain studi tentang epidemi yang

mencakup tentang penyakit menular,penyakit-penyakit non infeksi,

penyebaran penyakit pada manusia dalam konteks lingkungannya, dan pola-

pola penyakit serta pencarian determina-determinan penyakit tersebut.

Dalam batasan epidemiologi sekurang-kurangnya mencakup tiga elemen

yakni:

a. Mencakup semua penyakit.

b. Populasi.

c. Pendekatan ekologis.

Didalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan

yakni :

a. Siapa (who).Siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit atau

orang yang terkena penyakit.

b. Dimana (where).Dimana penyebaran atau terjadinya penyakit.

c. Kapan (when).Kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Kegunaan epidemiologi , khususnya dalam konteks kesehatan dan keluarga

berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode

pendekatan.Kegunaan lain, khusunya dalam program kesehatan adalah

ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan

sebagainya dapat digunakan perhitungan-perhitungan; prevalensi, kasus baru

case quality rate dan sebagainya.

Page 25: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Di dalam epidemiologi terdapat dua tipe pokok pendekatan yaitu :

a. Epidemiologi deksriptif.

Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari, bagaimana frekuensi

penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi

yang terdiri dari orang (person), tempat(place), dan waktu (time).

b. Epidemiologi analitik.

Pendekatan pada studi ini dipergunakan untuk menguji data dan

informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Ada dua studi epidemiologi ini yaitu :

Studi riwayat kasus.

Studi kohort.

c. Epidemiologi eksperimen.

Studi ini dilakukan dengan mengaakan eksperimen (percobaan) kepada

kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol

(yang tidak dikenakan percobaan).Contoh : untuk menguji keampuhan

suatu vaksin, dapat diambil kelompok anak kemudian diberikan vaksin

tersebut.Sementara diambil pula sebagai kontrol yang hanya diberikan

placebo.

Pengukuran dalam epidemiologi adalah :

a. Incidence rate.

yakni jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama

periode waktu tertentu.Rumusnya :

Jumlahkasus baru suatu penyakit selama periode tertentuPopulasi yang mempunyai risiko

× 1.000

b. Attack rate.

Attack rate ═ Jumlah kasus selama epidemi

Po pulasi yangmempunyai risiko−risiko × 1.000

c. Prevalence rate.

Yakni mengukur jumlah orang di kalangan penduduk tertentu yang

menderita suatu penyakit pada satu titik tertentu.Rumusnya :

Page 26: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Jumlahkasus−kasus penyakit yang ada pada suatutitik waktuJumlah penduduk seluruhnya

× 1.000

d. Period prevalence.

Terbentuk dari prevalence pada suau titik waktu ditambah kasus-kasus

baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selam periode observasi.

Rumusnya :

Jumlahkasus penyakit yangselama periodePenduduk rata−rata dari periode tesebut

(' mid period population' )×1.000

e. Crude Death Rate (CDR).

Rumusnya:

CDR ═

Jumlahkematian di kalangan pendudukdi suatu daerahdalam satutahunJumlah penduduk rata−rata ¿

¿¿

f. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)

Rumusnya :

Jumlahkematian antaraumur ….−... tahundi suatu daerah dalam waktusatu tahun

Jumlah penduduk berumur antara…−... tahunpada daerah dantahun yangsama

× 1.000

g. Cause Disease Spesific Death Rate

Rumusnya :

Jumlahkematiankarena …disatu daerahdalam waktu satutahun

Jumlah penduduk rata−rata ( pertengahan tahun )pada daerahdan tahun yangsama

×1.000

Dalam menentukan timbulnya suatu pemyakit, maka dibuatlah suatu model-

model yang akan menjadi dasar timbunya suatu penyakit.Tiga model epidemiologi

yang sering dipakai yakni :

a. Segitiga epidemiologi.

b. Jaring-jaring sebab-akibat.

c. Roda.

4. Kesehatan Kerja.

Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja

(perusahaan,pabrik,kantor dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dalam kesehatan

kerja adaalah masyarakt pekerjaan dan masyarakat di sekitar perusahaan

Page 27: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

tersebut.Upaya pokok dari kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan akibat

kerja.

Tujuan utama kesehatan kerja adalah :

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan

akibat kerja.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

d. Pemberantassan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan

bekerja.

e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahya-

bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan

oleh produk-produk perusahaan.

Perbandingan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Massyarakt.

Kesehatan kerja Kesehatan masyarakat

Sasaran utama : masyarakat kerja

Pendekatan : pada golongankaryawan

yang mudah didekati

Pemeriksaan kesehatan : sebelum

bekerja dan periodik

Yang dihadapi adalah lingkungan kerja.

Tujuan utama peningkatan

produktivitas.

Biaya : oleh perusahaan dan tenaga

kerja.

Sasaran utama : masyarakat umum

Pendekatan : masyarakat yang kurang

mudah dicapai.

Pemeriksaan kesehatan : sulit secara

periodik.

Yang dihadapi lingkungan umum.

Tujuan utama kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat.

Biaya : pemerintah, dan partisipasi

masyarakat.

Page 28: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Determinan kesehatan kerja mecakup tiga faktor utama yakni :

a. Beban kerja.

b. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja.

c. Kemampuan kerja.

5. Kesehatan lingkungan.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga pengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

optimal pula.Ruang lingkup kesehatan lingkupan tersebut adalah : perumahan,

pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan

sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan

sebagainya.

6. Gizi masyarkat.

Berkaitan dengan gangguan gizi pada masyarakat oleh sebab itu sifat dari gizi

masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan dan peningkatan.

Penyakit-penyakit yang sering menjadi masalah dalam masyarakat yakni :

a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

b. Penyakit Kegemukan (Obesitas)

c. Anemia (Penyakit Kurang Darah)

d. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)

e. Penyakit Gondok Endemik

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang

palingmudah menderita gangguan kesehatan atau rentan kekurangan

gizi.Kelompok-kelompok rentan gizi itu terdiri dari :

a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.

b. Kelompok di bawah lima tahun (balita) 1-5 tahun.

c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.

d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.

e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.

f. Kelompok usia lanjut dan lansia.

Mengacu pada standar Harvard, pengukuran gizi masyarakat dibagi sebagai

berikut :

Page 29: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

a. Berat badan per umur.

b. Tinggi badan menurut umur.

c. Berat badan menurut tinggi.

d. Lingkar lengan atas menurut umur.

e. Indeks Massa Tubuh (IMT)

7. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Lawrence green menyatakan ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi perilaku

yakni faktor presdiposisi, faktor yang mendukung dan faktor yang memperkuat

Oleh sebab itu, pendidikan ksehatan sebagai upaya intervensi perilaku yang

harus dairahkan pada ketiga faktor tersebut.Pendidikan kesehatan adalah

penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehtana.

Pada dasa warsa 1980-an terjadi pergeseran terminologi pendidikan kesehatn ke

promosi kesehatan.Perbedaan pendidikan kesehatn dan promosi kesehatna itu

hanya pada penekanan saja.Jika pendidikan kesehatan dengan faktor presdiposisi

perilaku dengan pemberian informasi, peningkatan pengethuan dan

sikap.Sementara promosi kesehatan tidak hanya pada faktor presdiposisi saja

tetapi juga terhadap faktor pemungkin (enabling) dan penguat (reinforcing).

Dari dimensi sasarannya pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok

besar yakni :

a. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.

Mata ajaran-ajaran dari pendidikan kesehatan yakni :

1. Komunikasi.

2. Dinamika kelompok.

3. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM)

4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)

5. Pemasaran sosial (social marketing)

6. Pengebangan organisasi.

7. Pendidikan dan pelatihan (diklat)

8. Pengembangan media (teknologi pendidikan kesehatan)

9. Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatn.

10. Antropologi kesehatan.

Page 30: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

11. Sosiologi kesehatan.

12. Psikologi.

13. Perilaku kesehatn.

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta

lingkungan.

Perilaku kesehatan itu mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaiamana

seseorang merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan

mempersepsi rasa sakit pada dirinya maupun aktif/tindakan) yang

dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan yaknirespon seseorang

terhadap pelayanan kesehatan baik atau modern maupun tradisional.

c. Perilaku kesehatan dengan makanan adalah respon seseorang terhadap

makanan sebagi kebutuhan vital bagi kehidupan.

d. Perilaku kesehatan terhadap lingkungan.respon seseorang terhadap

lingkungan sebagai determinan kesehatan.

Referensi : Notoadmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni.

Jakarta: Rineka Cipta.2007.

14. Apa pengertian dari perilaku hidup sehat?

Semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan

mencegah/melindungi diri dari penyakit/masalah kesehatan, peningkatan kesehatan

dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan

15. Aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan oleh dr.Lala?

• Kesehatan ligkungan

• Gizi masyarakat

• Promosi kesehatn dan ilmu perilaku

16. Apa saja teori perubahan perilaku?

Teori Perubahan Perilaku

a. Teori Stimulus organisme (S-O-R)

Page 31: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku

tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan

ornisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources), misalnya

kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara, sangat menentukan keberhasilan

perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.

Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa prubahan perilaku pada hakikatnya

adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar pada individu dan stimulus tersebut efektif.

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau

ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus

itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini.

Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari

individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima)

maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan

untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka

stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan

perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila

stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.

Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang

diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini

faktor reinforcement memegang peranan penting.

b. Teori “Dissonance” : Festinger

• Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara

sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil.

• Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang

tersebut akan terjadi ketidakseimbangan (dissonance).

• Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan

melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru, dan akhirnya kembali

terjadi keseimbangan.

Page 32: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

c. Teori Fungsi: Katz

• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu,

stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

• Prinsip teori fungsi:

1) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan

subyek)

2) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan

3) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons

terhadap gejala sosial)

4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi

(marah, senang).

d. Teori “Driving forces”: Kurt Lewin

• Perilaku merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving

forces)dan kekuatan penahan (restraining forces).

• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara kedua

kekuatan tersebut.

• Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:

1) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.

2) Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

3) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

HIPOTESIS

dr. Lala mengerjakan tugas aspek Administrasi Pelayanan Kesehatan serta aspek Promosi

Kesehatan dan Perilaku-Perilaku Kesehatan dalam Kedokteran Komunitas.

Page 33: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

KERANGKA KONSEP

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniar, Tanti. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media

Mulia.

Dr.Lala (dokter PTT)

Tingkatan preventif

Puskesmas:

Visi dan misi Tujuan dan fungsi Azas dan upaya Ruang lingkup Manajemen

Kedokteran Komunitas:

Strategi Ruang lingkup Sasaran Konsep dasar Prinsip pencegahan

penyakit

Promosi Kesehatan:

Tujuan dan strategi Visi dan misi Sasaran dan ruang

lingkup Bentuk dan tempat

Perilaku Kesehatan:

Model/ bentuk Faktor yang

mempengaruhi Strategi perubahan

Page 34: Tutorial 1 kelompok 6 blok 18

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat.

3. Notoadmodjo, Soekijo. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

4. Notoadmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.

5. Muninjaya. A. 2008.Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.