Tutorial Blok Lingkungan
Click here to load reader
-
Upload
imanuel-simanjuntak -
Category
Documents
-
view
223 -
download
1
description
Transcript of Tutorial Blok Lingkungan
Nama :Imanuel
NIM :04121001054
Analisis Masalah
1) Pembuangan sampah tidak terorganisir dengan khusus sehingga penduduk membuang
sampah di rawa.
2) Mata pencaharian utama adalah pertanian (padi sawah dan karet alam) dan
pertukangan.
3) Sebagian penduduk tidak memakai alas kaki.
4) Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan tingkat kecelakaan.
5) Konsumsi minuman keras dan narkoba meningkat sejak tersedianya minuman
beralkohol di minimarket.
6) Jumlah kelahiran dan pelayanan kesehatan yang ditolong dukun masih lebih banyak
dari bidan dan tenaga kesehatan.
1. Menilai risiko kesehatan pada komunitas ini
2. Berikan nasehat yang spesifik untuk setiap resiko yang teridentifikasi.
3. Rekomendasikan langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas.
4. Berikan juga nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat
1. Menilai risiko kesehatan pada komunitas ini
a. Sampah
1) Sampah tidak dikelola dan hanya dibuang di rawa-rawa dimana air rawa
tersebut dipakai untuk air minum tanpa diolah terlebih dahulu sehingga
mengancam kesehatan masyarakat yang telah terbukti adanya keracunan
makanan pada hajatan perkawinan.
2) Air rawa yang terkontaminasi tersbut juga meresap ke aliran sungai tanah atau
air tanah sehingga berisiko terhadap kesehatan masyarakat.
b. Mata pencaharian
1) Risiko kesehatan saat bekerja dapat terjadi karena mayoritas mata pencaharian penduduk adalah pertanian dan pertukangan yang sering berkontak dengan tanah dan debu.
c. Sebagian bertelanjang kaki
Tidak memakai alas kaki berkemungkinan terinfeksi cacing yang berasal
dari tanah. Yaitu resikonya 3x lebih tinggi dibanding yang menggunakan
alas kaki, khususnya pada anak-anak. Penyakit ini dapat mengakibatkan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit dan terhambatnya
tumbuh kembang anak, karena cacing mengambil sari makanan yang
penting bagi tubuh, misalnya protein, karbohidrat dan zat besi yang dapat
menyebabkan anemia.
d. Pelayanan kesehatan
- Puskesmas 15 km, pelayan kesehatan hanya mantri dan bidan, lebih banyak
persalinan dengan dukun. Akibatnya pelayanan kesehatan tidak optimal, angka
kematian ibu dapat meningkat.
- Penanganan masalah dengan dukun atau mantri yang tidak terlatih
meningkatkan risiko terhadap malpraktik dan pengobatan yang tidak sesuai.
- Kurangnya kontrol langsung dari puskesmas terhadap petugas kesehatan
karena jauhnya jarak puskesmas dengan penduduk.
e. Tingkat kecelakaan
Pada skenario, tingkat kecelakaan pada daerah setempat mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan oleh semakin ramainya motor yang berlalu lalang di daerah
setempat seperti yang telah dijelaskan di scenario. Risiko kesehatan yang dapat
terjadi akibat meningkatnya tingkat kecelakaan yaitu meningkatnya tingkat kematian
dari penduduk setempat, mungkin tingkat kecacatan juga dapat meningkat.
f. Meningkatnya peminum minuman keras dan pengguna narkoba
Budaya meminuman minuman keras/ alkohol dan narkoba merupakan kebiasaan
yang tidak baik bagi kesehatan. Salah satu risiko minuman keras terhadap kesehatan
adalah mengganggu fungsi hati, gangguan kognitif, kerusakan jantung, lambung,
kanker, stroke, kematian dll. Adapun dampak buruk penyalahgunaan narkoba adalah
ketergantungan, kanker, impotensi, jantung, HIV/AIDS, hepatitis dll. Selain itu
dapat meningkatkan risiko kriminalitas dan tingkat kecelakaan di desa Mjt.
2. Berikan nasehat yang spesifik untuk setiap resiko yang teridentifikasi.
a. Sampah
Pembersihan rutin lingkungan desa
Himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang
sampah ke rawa atau sumber air bersih
Pembentukan tempat pembuangan akhir sampah khusus desa Mjt
b. Mata pencaharian
1. Dianjurkan pemakaian alas kaki dan masker, hindari kontak langsung dengan tanah, terutama saat bekerja di sawah
c. Sebagian bertelanjang kaki
Gunakanlah sandal atau sepatu untuk menghindari kontak dengan tanah.
Untuk menghindari infeksi cacing tambang yang dapat menyebabkan
anemia Fe, dan infeksi-infeksi lain serta luka yang dapatdisebabkan oleh
benda tajam di sekitar lingkungan.
d. Pelayanan kesehatan
Himbauan kepada masyarakat untuk berkunjung ke puskesmas.
Meminta koordinasi dengan kepala desa untuk mengajukan dibuatnya
puskesmas yang dekat dengan desa meranjat kepada dinas kesehatan.
Pelatihan personal dengan tenaga kesehatan setempat (mantri dan bidan)
sehingga dapat melakukan upaya kesehatan lingkungan, dan meningkatkan
perannya di masyarakat sehingga masyarakat tidak menjadikan dukun sebagai
pilihan pertama.
e. Tingkat kecelakaan
Menghimbau kepada masyarakat setempat untuk tidak banyak beraktivitas di
jalanan atau selalu memperhatikan keadaan jalan jika sedang berada di jalan.
Jangan membiarkan anak-anak untuk bermain di jalan.
Meninggalkan kabiasaan mengkonsumsi alcohol dan juga obat-obat terlarang.
f. Meningkatnya peminum minuman keras dan pengguna narkoba
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai dampak
minuman keras dan narkoba bagi kesehatan.
Penegakan hukum yang tegas
3. Rekomendasikan langkah penting yang harus dilakukan oleh pihak
Puskesmas
a. Sampah
Puskesmas harus mewaspadai adanya lonjakan penyakit infeksi atau
keracunan dengan mempersiapkan sebagai berikut:
- Pengobatan yang memadai untuk penyakit infeksi yang sering terjadi di
desa Mjt
- Penggalakan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Melaporkan kondisi kesehatan desa ke pejabat setempat beserta
rekomendasi yang diajukan
b. Mata pencaharian
c. Sebagian bertelanjang kaki
Menggalakkan budaya beralas kaki.
Promosi obat cacing setiap enam bulan sekali sekaligus identifikasi kecacingan
d. Pelayanan kesehatan
Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan yang telah ada.
Memberikan usulan kepada pemerintah setempat untuk menambah jumlah
tenaga kerja Puskesmas.
Memberikan penyuluhan dan edukasi masyarakat mengenai praktik tenaga
kesehatan dan perizinannya.
Melakukan usaha promotif dan preventif kesehatan.
Menciptakan kader-kader di masyarakat yang bertanggung jawab atas
lingkungan di desanya.
Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan
kesehatan terkait.
Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah.
e. Tingkat kecelakaan
Penyuluhan tentang bagaimana ketertiban dan tata cara di jalan raya (baik
sebagai pejalan kaki maupun pengguna kendaraan)
cara mengoperasikan kendaraan dengan baik dan benar
fungsi operasional peralatan kendali kendaraan
membaca dan menginterpretasikan secara cepat dan tepat situasi kondisi dan
peristiwa di jalan raya, terutama untuk rumah-rumah yang paling berpotensi
terletak di pinggir jalan raya.
f. Meningkatnya peminum minuman keras dan pengguna narkoba
Promosi kesehatan
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai dampak
minuman keras dan narkoba bagi kesehatan.
4. Berikan juga nasehat untuk pertimbangan bagi Dinkes dan Pemda setempat.
Secara umum
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak merugikan
kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan
masyarakat.
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya.
- Penambahan tenaga kesehatan lebih banyak dan kompeten
- Membuat puskesmas dan pustu yang lebih dekat
- Penambahan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
- Penyuluhan tentang ventilasi dapur yang benar
- Penyediaan masker gratis bagi masyarakat sekitar
- Pnenyuluhan tentang kriteria rumah yang sehat dan ideal
- Penyuluhan budaya beralas kaki
- Memantau terjadinya kecacingan pada masyarakat
Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan
petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Melakukan kunjungan untuk pemantauan keadaan daerah tersebut.
Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui kemitraan
dengan pihak-pihak lain.
Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan dalam
mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-pihak lain (sasaran
tersier).
Dinas kesehatan kabupaten/kota harus tersedia tenaga khusus promosi kesehatan.
Tenaga ini berupa pegawai negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/kota yang
ditugasi untuk melaksanakan promosi kesehatan. Petugas ini bertanggung jawab
membantu pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas.
Secara Khusus
a. Sampah
Pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi sumber
pencemar
Tempat pembungan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah
dibersihkan dan mempunyai tutup
b. Rumah penduduk beragam
Membangun rumah yang layak huni bagi warga
c. Pelayanan kesehatan
Menyediakan tenaga kesehatan yang berkompeten lebih banyak seperti dokter,
bidan, dan perawat.
Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna memudahkan
petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
Membentuk organisasi yang bisa membantu kinerja Pemda dan Dinkes.
Membuat puskesmas dan pustu yang lebih dekat.
Memberlakukan kebijakan/ peraturan perundang-undangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya budaya
sehat di masyarakat.
Dinas kesehatan kabupaten/ kota harus menyediakan tenaga khusus promosi
kesehatan. Tenaga ini berupa pegawai negeri sipil dinas kesehatan kabupaten/
kota yang ditugaskan untuk melaksanakan promosi kesehatan. Petugas ini
bertanggung jawab membantu pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas
dan masyarakat.
d. Tingkat kecelakaan
Membuat peraturan rambu-rambu untuk menurunkan laju kendaraan pada
kecepatan tertentu
Memasang rambu-rambu lalu lintas seperti dilarang berhenti, kecepatan
maksimal untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan lalu lintas
Penyuluhan keselamatan berkendara dan dampak tidak menggunakan helm
Penegakan hukum yang tegas
e. Meningkatnya peminum minuman keras dan pengguna narkoba
Pemda dan Dinkes seharusnya memberikan suatu hukuman bagi mereka yang
minum-minuman keras dan pengguna narkoba jadi, itu dapat dijadikan sebagai
efek jera bagi mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kelompok atau badan
pengawas yang mengawasi masyarakat sekitar dan kepala desa sebaiknya
berkoordinasi dengan kelompok pengawas tersebut agar setiap permasalahan
terkait ini bisa segera diselesaikan ke pihak yang berwajib. Dengan begitu
diharapakan penurunan frekuensi narkoba dan peminum-minuman keras
Learning Issue
KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Definisi
—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
1. Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
2. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
B. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan,
yaitu :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
C. Sasaran Kesehatan Lingkungan
—-Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan
adalah sebagai berikut :
1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
D. Masalah-Masalah Kesehtan Lingkungan di Indonesia
—-Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya
dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan
lingkungan antara lain :
1. Air Bersih
—-Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
—-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
Batasan Sumber air bersih dan aman:
a) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit
b) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun
c) Tidak berasa dan berbau
d) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic dan rumah tangga
e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Depkes RI
Penyakit yang ditularkan melalui air: waterborne disease atau water-related disease.
Terjadinya suatu penyakit memerlukan agen, bahkan kadang vector. Berikut beberapa contoh
penyakit yang dapat ditularkan melalui air berdasarkan tipe agen penyebab :
1) Penyakit viral, contoh : hepatitis viral, poliomyelitis
2) Penyakit bacterial, contoh : kolera, disentri, tifoid, diare
3) Penyakit protozoa, contoh : amebiasis
4) Penyakit helmintik, contoh: ascariasis, whip worm
5) Leptospiral, contoh : Weil’s disease
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok berdasarkan
cara penularannya, meliputi :
1) waterborne mechanism : kuman pathogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem
pencernaan, contoh : kolera, tifoid, disentri basiler, hepatitis viral
2) waterwashed mechanism : berkaitan dengan kebersihan umum dan perorangan.
Terdapat 3 cara penularan dengan mekanisme ini :
a. infeksi melalui saluran pencernaan, cth: diare pada anak
b. infeksi melalui kulit dan mata, cth : scabies dan trachoma
c. penularan melalui binatang, cth: leptospirosis
3) water-based mechanism : pada mekanisme ini, penyakit yang ditularkan memiliki
agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau
intermediate host, cth: schistosomiasis
4) water-related insect vector mechanism : agen penyakit ditularkan melalui gigian
serangga yang berkembang biak di dalam air, cth: filariasis, dengue, malaria, dan
yellow fever
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
—-Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat
antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan
dan penghawaan yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor/unsur, berikut:
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan
—-Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan
dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah
ini secara efisien.
5. Serangga dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit
tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff
(rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air
untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan
pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit
penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis
dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
6. Makanan dan Minuman
—-Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
Persyaratan lokasi dan bangunan
Persyaratan fasilitas sanitasi
Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan pengolahan makanan
Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
Persyaratan peralatan yang digunakan
Pencemaran Lingkungan
—-Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran
udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air
pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang
sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di
jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai
Persyaratan Kualitas Air Minum Nomor : 492 / Menkes / Per/ IV/ 2010 tanggal 19
April 2010. Jakarta, Indonesia.
Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007.
Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Jakarta , Indonesia
Kemenkes RI. 2011. Promosi kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.
Jakarta, Indonesia.
Peraturan pemerintah Republik Indonesia. 1999. Baku mutu udara ambien nasional Nomor :
41 tahun 1999, Tanggal : 26 mei 1999. Jakarta, Indonesia.
Rahadin, A.E., E. Kardena. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di
Instalasi Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang. Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
World Health Organization (WHO). Environmental Health. Disitasi dari
http://www.WHO.int.