tutorial blok 19 skenario A.docx

32
NAMA : FRISCHA TRIROSALIA NIM : 04011381320006 PSPD B FK UNSRI 2013 1. Bagaimana fisiologi penglihatan ? sumber cahaya masuk ke mata melalui kornea melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris dibiaskan oleh lensa terbentuknya bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optic otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina obyek terlihat sesuai dengan aslinya. 2. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik cendoxytrol ? Tiap 1 ml Cendo Xitrol Eye Drops mengandung Deksametason 0,1%, Neomisina 3,5 mg, dan Polimiksina 6000 IU. Cara kerja obat : Cendo xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid (deksametason) dan antibiotic (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan. Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek antibacterial.

Transcript of tutorial blok 19 skenario A.docx

Page 1: tutorial blok 19 skenario A.docx

NAMA : FRISCHA TRIROSALIA

NIM : 04011381320006

PSPD B FK UNSRI 2013

1. Bagaimana fisiologi penglihatan ?

sumber cahaya masuk ke mata melalui kornea melewati pupil yang

lebarnya diatur oleh iris dibiaskan oleh lensa terbentuknya bayangan di

retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil sel-sel batang dan sel kerucut

meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optic otak membalikkan lagi

bayangan yang terlihat di retina obyek terlihat sesuai dengan aslinya.

2. Bagaimana farmakodinamik dan farmakokinetik cendoxytrol ?

Tiap 1 ml Cendo Xitrol Eye Drops mengandung Deksametason 0,1%,

Neomisina 3,5 mg, dan Polimiksina 6000 IU.

Cara kerja obat :

Cendo xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat

kortikosteroid (deksametason) dan antibiotic (neomisina dan polimisina).

Kortikosteroid mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan.

Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek antibacterial.

Deksamentosa mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi neutrophil,

mengurangi produksi mediator inflamasi, dan menurunkan permeabilitas

kapiler yang semula tinggi dan menekan respon imun. Neomisin sulfat

biasanya berfungsisebagai pengobatan terhadap infeksi kulit, luka cakar atay

teriris, dan luka bakar. Polymyxin B Sulfate secara aktif melawan kuman yang

bernama Ps. Aeruginosa. Antibiotic ini mengintervensi membrane sitoplasma

kuman yang mengganggu pengaturan cairan pada mata.

a. Deksametason

Pada orang dewasa normal, disekresi 10-20 mg kortisol setiap hari

tanpa adanya stres. Pada plasma, kortisol terikat pada protein dalam

sirkulasi. Dalam kondisi normal sekitar 90% berikatan dengan globulin-α

2 (CBG/ corticosteroid-binding globulin), sedangkan sisanya sekitar 5-

10% terikat lemah atau bebas dan tersedia untuk digunakan efeknya pada

sel target. Jika kadar plasama kortisol melebihi 20-30%, CBG menjadi

Page 2: tutorial blok 19 skenario A.docx

jenuh dan konsentrasi kortisol bebas bertambah dengan cepat.

Kortikosteroid sintetis seperti dexamethasone terikat dengan albumin

dalam jumlah besar dibandingkan CBG. Waktu paruh kortisol dalam

sirkulasi, normalnya sekitar 60-90 menit, waktu paruh dapat meningkat

apabila hydrocortisone (prefarat farmasi kortisol) diberikan dalam jumlah

besar, atau pada saat terjadi stres, hipotiroisme atau penyakit hati. Hanya

1% kortisol diekskresi tanpa perubahan di urin sebagai kortisol bebas,

sekitar 20% kortisol diubah menjadi kortison di ginjal dan jaringan lain

dengan reseptor mineralokortikoid sebelum mencapai hati. Perubahan

struktur kimia sangat mempengaruhi kecepatan absorpsi, mula kerja dan

lama kerja juga mempengaruhi afinitas terhadap reseptor, dan ikatan

protein. Prednisone adalah prodrug yang dengan cepat diubah menjadi

prednisolon bentuk aktifnya dalam tubuh. Glukokortikoid dapat diabsopsi

melalui kulit, sakus konjungtiva, dan ruang synovial. Penggunaan jangka

panjang atau pada daerah kulit yang luas dapat menyebabkan efek

sistemik, antara lain supresi korteks adrenal.

b. Neomisin

ABSORPSI: Secara oral, mencapai kadar puncak dalam darah 1-4 jam

setelah dikonsumsi secara oral.

DISTRIBUSI: Volume distribusi tubuh adalah 0,36l/kg.

METABOLISME: Dimetabolisme di hati.

EKSKRESI: Melalui feses (97% dari yang dikonsumsi secara oral,

diekskresi dalam bentuk utuh), melalui urine (30-50% dari yang

diabsorpsi, diekskresi dalam bentuk utuh).

c. Polimiksina

3. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan oftalmologi ?

AVOD: 1/300

AVOD :1/300, pada orang normal dapat melihat 300 meter, tapi pasien

hanya dapat melihat 1 meter. Mekanisme nya karena adanya sel-sel darah

merah di bilik anterior sehingga mengganggu media refraksi, penglihatan

turun.

TIOD: 35,50 mmHg

Page 3: tutorial blok 19 skenario A.docx

TIOS: 18.5 mmHg

TIO Normal : 10-21 mmHg TIOD : 35,50 mmHg Abnormal (tinggi)

Mekanisme : trauma merobek pembuluh darah di iris dan merusak sudut

bilik mata depan. Darah di dalam aqueous dapat membentuk suatu lapisan

yang dapat terlihat (hifema). Glaukoma akut terjadi bila anyaman

trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan bekuan

darah menimbulkan blokade pupil yang akan mengakibatkan TIO

meningkat.

Pada traumatic hifema, TIO bisa meningkat karena beberapa alasan. Pada

onset yang akut, peningkatan TIO berhubungan dengan 1) oklusi dari

anyaman trabekular oleh bekuan darah, sel sel inflamasi, ataupun debris

aritrosit; atau 2) blok pupil sekunder terhadap bekuan darah berbentuk

tombol yang terdapat pada bilik mata depan dan bilik mata belakang.

Palpebra blefarospasme (+)

Positif, jika ditemukan kedipan mata yang kuat melebihi normal (yaitu 10-

15 kali) dalam satu menit. Mekanisme: Adanya gangguan pada ganglia

basalis yang menyebabkan produksi asetilkholin yang berlebihan.

Konjungtiva subkonjungtiva bleeding (+)

Interpretasi: Tidak normal Normal: tidak ada perdarahan.

Mekanisme: Di konjungtiva banyak terdapat saraf dan pembuluh darah

kecil yang rapuh, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pembuluh

darah yang rapuh ini bisa pecah dan mengakibatkan perdarahan

subkonjungtiva (daerah dibawah konjungtiva) yang tampak sebagai patch

merah terang (paling banyak) atau merah gelap.

Kornea Oedema

Trauma tertutup ( bola bulu tangkis ) robeknya pembuluh darah iris atau

badan siliar darah berpindah ke bilik mata depan blokade trabekular

oleh sel darah merah cairan aquos humor tidak bisa dikeluarkan

(gangguan aliran aquos humor) akumulasi cairan pada bilik mata depan

kornea edema

Bilik mata depan terdapat darah (+) (Black Ball Eye)

Page 4: tutorial blok 19 skenario A.docx

Tidak normal karena ada akumulasi darah di camera occuli anterior yang

disebabkan robeknya pembuluh darah iris/badan siliar yang akan

bercampur dengan aquous humor yang jernih.

Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade (Sheppard) :

1. Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA

2. Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah COA

3. Grade III : darah mengisi hampir total COA

4. Grade IV : darah memenuhi seluruh COA

Iris, pupil, lensa, dan segmen posterior tidak dapat dinilai.

Normalny semua dapat dilihat. Akan tetapi pada kasus ini terjadi

pendarahan di bilik anteriornya sehingga lensa yang seharusnya bening,

menjadi tertutupi dan tidak dapat dinilai. Begitu juga dengan iris, dan pupil.

Sedangkan segmen posterior tidak dapat dinilai karena terjadi edema.

4. SKDI ?

3B. Gawat Darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau

mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien.

Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi

penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

5. Komplikasi ?

- komplikasi trauma :

a. hematoma kelopak

b. edema konjungtiva

c. hematoma subkonjungtiva

d. edema kornea

e. erosi kornea

f. erosi kornea rekuren

g. iridoplegia

h. hifema

Page 5: tutorial blok 19 skenario A.docx

- komplikasi hifema

a. perdarahan sekunder

b. glaucoma sekunder

c. hemosiderosis kornea

d. sinekia posterior

e. atrofi optic

f. uveitis

Page 6: tutorial blok 19 skenario A.docx

Anatomi Mata

Kelopak Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan

sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra

merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap

trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Dapat membuka diri untuk memberi

jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.Pembasahan

dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan

sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan

kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian

belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

- Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar

Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

- Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas

dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra

terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis

berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang

berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian

menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit

tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini

dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka

mata.

Page 7: tutorial blok 19 skenario A.docx

- Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di

dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

- Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan

pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

- Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh

lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan

jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20

pada kelopak bawah).

- Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

- Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang

kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang

menghasilkan musin.

Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian

belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.

Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin

bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa

kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan

kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea

tidak kering.

Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari

tarsus.

- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.

- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan

konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di

bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.

Bola Mata

Bola mata terdiri atas :

Page 8: tutorial blok 19 skenario A.docx

- dinding bola mata

- isi bola mata.

Dinding bola mata terdiri atas :

- sklera

- kornea.

Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian

depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk

dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan,

yaitu :

1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera

disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam

bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.

2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh

ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda

paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan

pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola

mata. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot

siliar di persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar

mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.

Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos

humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di

batas kornea dan sklera.

3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai

susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris

yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke

otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina

dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya

menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di

Page 9: tutorial blok 19 skenario A.docx

dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi

ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada badan

siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau

melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak

di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.

Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan pembungkus

dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.

Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak

kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm.

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai

kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Dibagian

belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian

luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan

oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian

dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-

filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan

suprakoroid.

Kornea

Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput

mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah

depan dan terdiri atas lapis :

1. Epitel

- Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang

tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

- Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini terdorong ke depan

menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal

berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui

desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan

glukosa yang merupakan barrier.

- Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

Page 10: tutorial blok 19 skenario A.docx

- Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

- Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang

tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

- Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. Stroma

- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat

kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama

yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang

merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah

trauma.

4. Membran Descement

- Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea

dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.

- Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40

µm.

5. Endotel

- Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-40 pm. Endotel

melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus,

saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam

stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya.

Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir

saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya

regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di

sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari

50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

Uvea

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua

bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid.

Page 11: tutorial blok 19 skenario A.docx

Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri

siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat

tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap

otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan

posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan

siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior

brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik.

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan

otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian

posterior yaitu :

1. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut

sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.

2. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis

yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk

dilatasi pupil.

3. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan

pupil.

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas

bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid.

Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7

mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar,

dan sirkular.1

Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak sedikit-

nya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan

memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris

warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar

pupil yang disebut kripti.

Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-

otot siliar dan proses siliar. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot

ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam,

mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung.

Page 12: tutorial blok 19 skenario A.docx

Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera

dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya

pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.

Pupil

Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang

masuk.

Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang

dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau

yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.

Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur

sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :

1. Berkurangnya rangsangan simpatis

2. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks

menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan

subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan

menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada

akomodasi dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya

dikecilkan.

Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada

bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan

pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam

bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan dengan

sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe

dan jonjot iris.

Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini

ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan

batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman

trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu

badan siliar dan uvea. Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan

akhir perifer endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang menampung

cairan mata keluar ke salurannya. Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata

Page 13: tutorial blok 19 skenario A.docx

berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen,

dan sinekia posterior perifer.

Retina

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada

serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior

berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu

penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 - 2 mm yang

berperan penting untuk tajam penglihatan. Ditengah makula lutea terdapat bercak

mengkilat yang merupakan reflek fovea.

Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih

kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak melekuk

dinamakan ekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk kedalam bola

mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh darah terminal.

Retina terdiri atas lapisan:

1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang

mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.

2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis

sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller

Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

6. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat sinaps sel

bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion

7. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch saraf

optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah

retina.

Page 14: tutorial blok 19 skenario A.docx

9. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca.

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.1 Batang

lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula, dimana kerucut lebih

banyak. Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan tidak

mempunyai daya penglihatan (bintik buta).

Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara lensa

dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata. Mengandung air

sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sesungguhnya fungsi badan

kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu mempertahankan bola mata agar tetap

bulat. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan

kaca melekat pada bagian tertentu jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada

bagian yang disebut ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan

kaca disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak

terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada

pemeriksaan oftalmoskopi.

Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya cairan

bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima nutrisinya dari

jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.

Lensa mata

Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan berdiameter 9

mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung daripada

bagian anterior. Kedua permukaan tersebut bertemu pada tepi lensa yang dinamakan

ekuator. Lensa mempunyai kapsul yang bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula

Zinn pada badan siliar. Lensa pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan

bagian tepi (korteks). Nukleus lebih keras daripada korteks.

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedang korteks makin

menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk

menjadi cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan,

Page 15: tutorial blok 19 skenario A.docx

- Terletak di tempatnya.

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :

- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,

- Keruh atau spa yang disebut katarak,

- Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan

berat. Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada retina.

Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.

Rongga Orbita

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang

membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita

yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan

zigomatikus.

Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.

Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.

Dinding orbita terdiri atas tulang :

1. Atap atau superior : os.frontal

2. Lateral : os.frontal. os. zigomatik, ala magna os. fenoid

3. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. palatina

4. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid

Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf

optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.

Fisura orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V),

saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar (V),

abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik.

Fisura orbita inferior terletak di dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-

orbita dan zigomatik dan arteri infra orbita.

Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat duduknya kelenjar lakrimal.

Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau kelenjar limfa.

Otot Penggerak Mata

Page 16: tutorial blok 19 skenario A.docx

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot penggerak

mata terdiri atas 6 otot yaitu :

1. Otot Oblik Inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal, berinsersi pada

sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor, bekerja

untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.

2. Otot Oblik Superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di atas foramen

optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian berjalan di atas otot

rektus superior, yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang

bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari

bagian dorsal susunan saraf pusat.

Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama

terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata melihat ke arch nasal.

Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat

ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.

Oblik superior merupakan otot penggerak mata yang terpanjang dan tertipis.

3. Otot Rektus Inferior

Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan

bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada persilangan

dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.

Rektus inferior dipersarafi oleh n. III

Fungsi menggerakkan mata - depresi (gerak primer)

- eksoklotorsi (gerak sekunder)

- aduksi (gerak sekunder)

Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.

4. Otot Rektus Lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optik.

Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan menggerakkan mata terutama

abduksi.

5. Otot Rektus Medius

Page 17: tutorial blok 19 skenario A.docx

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik

yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis

retrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot

mata yang paling tebal dengan tendon terpendek.

Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).

6. Otot Rektus Superior

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior

beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan

bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm di belakang

limbus dan dipersarafi cabang superior N.III.

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral :

- aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral

- insiklotorsi

FisiologiRefraksi ialah tindakan atau proses membiaskan. Media refrakta terdiri atas :

kornea, ,aquous humor, lensa, dan badan kaca. Kornea merupakan tonjolan jernih di

mata depan dan elemen pemfokus yang terfiksasi. Kornea memfokuskan bayangan

dengan membiaskan atau membelokkan berkas cahaya. Apabila kornea terlalu

melengkung maka mata akan berpenglihatan dekat, dan apabila kelengkungan kornea

kurang yang akan terjadi adalah mata akan berpenglihatan jauh.

Lensa memiliki pembungkus yang lentur dan ditopang di bawah tegangan oleh serat –

serat penunjang. Saat otot mata berfungsi memfokuskan bayangan berelaksasi,

tegangan ini menjaga agar lensa tetap gepeng dan berada pada dayanya yang paling

rendah, dan mata berfokus pada benda jauh. Titik ketika benda jauh terfokuskan saat

otot- otot yang memfokuskan berelaksasi disebut titik jauh. Lensa berubah menjadi

bentuk yang lebih bulat, terutama karena bagian depan menjadi lebih lengkung, daya

pemfokusan lensa kemudian menjadi lebih besar, benda yang terletak dekat dengan

mata di bawa ke focus di retina. Titik terdekat ketika benda masih dapat difokuskan

saat lensa berada dalam keadaan paling tebal.  

Page 18: tutorial blok 19 skenario A.docx

Aqueous humor mengisi ruang antara lensa dan kornea. Cairan ini terdiri dari air,

diproduksi terus-menerus, dan jumlah cairan yang berlebih keluar melalui canalis

schlemm. Aqueous humor mengandung banyak komponen darah dan menyalurkan zat

gizi ke lensa dan kornea yang tidak berpembuluh darah. Aqueous humor berfungsi

untuk mempertahankan tekanan internal mata.

Cahaya masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil merupakan lubang bundar anterior di

bagian tengah iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Pupil membesar bila

intensitas cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau

intensitas cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil

tersebut adalah iris. Iris merupakan cincin otot yang berpigmen dan tampak di dalam aqueous

humor, karena iris merupakan cincin otot yang berpigmen, maka iris juga berperan dalam

menentukan warna mata. Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Lensa

ini berada diantara aqueous humor dan vitreous humor, melekat ke otot–otot siliaris melalui

ligamentum suspensorium. Fungsi lensa selain menghasilkan kemampuan refraktif yang

bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina.

Apabila mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot–otot siliaris akan berkontraksi,

sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Dan apabila mata memfokuskan objek

yang jauh, maka otot–otot siliaris akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih

lemah. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel–sel batang dan sel–sel kerucut yang

merupakan sel–sel yang sensitif terhadap cahaya akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya

tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah

Page 19: tutorial blok 19 skenario A.docx

terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap benda tetap tegak, karena otak

sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.

Jaras

Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi dari reseptor pada

retina. Hiperpolarisasi ini akan mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel-sel ganglion,

yang aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu pada kiasma

optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina menyilang ke sisi yang

berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat nervus optikus dari sisi temporal

yang berlawanan, membentuk suatu traktus optikus. Serat dari masing-masing traktus optikus

akan bersinaps pada korpus genikulatum lateralis dari thalamus. Kemudian serat-serat

tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke korteks visual primer pada fisura

calcarina pada lobus oksipital medial. Serat-serat tersebut kemudian juga akan diproyeksikan

ke korteks visual sekunder.

Selain ke korteks visual, serat-serat visual tersebut juga ditujukan ke beberapa area seperti:

(1)nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk mengontrol irama sirkadian dan perubahan

fisiologis lain yang berkaitan dengan siang dan malam, (2) ke nukleus pretektal pada otak

tengah, untuk menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek

Page 20: tutorial blok 19 skenario A.docx

tertentu dan mengaktivasi refleks cahaya pupil, dan (3) kolikulus superior, untuk mengontrol

gerakan cepat dari kedua mata.

Fisiologi aquos Humor

Humor aqueous mengalir ke dalam bilik posterior kemudian masuk diantara

permukaan posterior iris dan selanjutnya masuk ke bilik anterior. HA keluar dari bilik

anterior melalui dua jalur, yaitu jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur

uveosklera (jalur non trabekula). Jalur trabekula pada bilik anterior dibentuk oleh

dasar iris dan kornea perifer, melewati trabekular meshwork (TM) dari sklera, masuk

ke kanal schlemn (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aqueous). Melalui kanal

kolektor, HA dibawa ke pembuluh darah sklera dimana HA bercampur dengan darah.

Pada jalur uveosklera, HA mengalir melalui korpus siliaris ke ruang supra arakhnoid

dan masuk ke dalam sirkulasi pada vena.3

Page 21: tutorial blok 19 skenario A.docx