Tutorial Skenario 1 Blok 24

66
Anatomi dan Fisiologi pernafasan

Transcript of Tutorial Skenario 1 Blok 24

Page 1: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Anatomi dan Fisiologi pernafasan

Page 2: Tutorial Skenario 1 Blok 24

ANATOMI & FISIOLOGI KARDIOVASKULER

Page 3: Tutorial Skenario 1 Blok 24

3

Fungsi Jantung

Darah, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

Untuk dapat memompa darah, jantung harus berkontraksi yang dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui membran sel – sel otot. Jantung berkontraksi secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, disebut sebagai otoritmisitas.

Page 4: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Sekilas Anatomi Jantung

Page 5: Tutorial Skenario 1 Blok 24

5

Sekilas Anatomi Jantung• Jantung terletak di rongga

dada tepatnya di mediastinum medialis sebelah kiri

• Berat ± 250 – 360 gr• Ukurannya ± sebesar

kepalan tangan• Ditutup oleh lapisan

pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks.

Page 6: Tutorial Skenario 1 Blok 24

6

Ruang Jantung• Jantung mempunyai 4

ruang :– Atrium kanan– Ventrikel kanan– Atrium kiri– Ventrikel kiri

Page 7: Tutorial Skenario 1 Blok 24

7

Aktivitas Kelistrikan Jantung

Merupakan akibat dari perubahan pada permeabilitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relatif.

Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. K adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.

Page 8: Tutorial Skenario 1 Blok 24

8

Aktivitas Kelistrikan JantungMembran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam. selisih potensial ini disebut potensial membran

Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan perubahan potensial membran.

Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi

Page 9: Tutorial Skenario 1 Blok 24

9

Aktivitas Kelistrikan JantungSetelah proses depolarisasi selesai, maka perubahan potensial membran kembali mencapai keadaan semula (proses ini disebut repolarisasi)

Page 10: Tutorial Skenario 1 Blok 24

10

Sistem Konduksi Jantung

Page 11: Tutorial Skenario 1 Blok 24

11

Page 12: Tutorial Skenario 1 Blok 24

catatan

Page 13: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patofisiologi Drowning

Page 14: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Secara normal saat bernafas diafragma berkontraksi dan menyebabkan paru-paru mengembang sehingga menyebabkan udara masuk ke dalam peru-paru

Spasme laringUdara tidak

dapat masuk ke dalam paru-

paru

Hipoksia dan co2 keluarasidosis

Page 15: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Manifestasi klinis

• Sistem respirasiaspirasi sejumlah besar cairan masuk ke dalam paru-paru menyebabkan:

1. obstruksi pada saluran nafas pulmoner ekstrinsik dan intrinsik

2. terbentuk sawar obstruktif berupa busa dalam saluran nafas

3. aspirasi cairan 1-3 ml/kg BB menimbulkan gangguan pertukaran gas di paru dan fungsi surfaktan terganggu

Page 16: Tutorial Skenario 1 Blok 24

4. Kerusakan mekanis paru-paru akibat usaha resusitasi

5. Pneumonitis akibat benda asing )pasir, lumpur,muntahan, atau bahan kimia)

6. Pemberian ventilasi tidak adekuat7. Apneu sekunder akibat kerusakan SSP

• Sistem Saraf Pusat1. Kerusakan SSP secara primer berhubungan

dengan hipoksia jaringan

Page 17: Tutorial Skenario 1 Blok 24

2. Periode hipoksia berlangsung singkat3. Edema serebri merupakan dampak yang

umum dijumpai pada kasus drowning yang berlangsung cukup lama

4. Trauma kepala dan leher5. Infeksi pada SSP diakibatkan oleh jamur atau

virus yang hidup di tanah atau air.

Page 18: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Sistem Kardiovascular1. Air tawar (bersifat hipotonik terhadap plasma

darah) diserap dalam jumlah yang besar

Pe volume darah

Hemodilusi dan

hemolisis

Kalium natrium

Fibrasi ventrikel

Page 19: Tutorial Skenario 1 Blok 24

2. Bradikardia timbul karena refleks fisiologis saat berenang atau karena hipoksia

3. Perubahan tekanan pursial oksigen arterial akan mengganggu keseimbangan asam dan basa

Page 20: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Mekanisme drowning air tawar

Inhalasi air tawar

Alveolus paru-paru

Absorbsi dalam jumlah besar

Hemodilusi dan

hemolisishipervole

miTekanan sistole

Perubahan biokimiawi

Fibrilasi ventrikel menurun

Anoksia cerebri Anoksia

myocardium

mati

Page 21: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patfis tenggelam pada air asin

Page 22: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patfis saat tenggelam

tenggelam

O2 & CO2 Refleks vagus

Bradikardi

Cardiac arrestBrain injury

Brain death

Asidosis respiratory

hiperventilasi Aspirasi >

Laringo spasme

Page 23: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patfis tenggelam pada air asin

Air laut/asin mengisi

paru-paruSirkulasi pulmonal

tergangguTek.

Osmotik

Prinsip tek osmotik

Tekanan yang rendah ke

tekanan yang tinggi

Catatan ;Air laut ; 3%

Plasma darah ; 0,9%

Air laut3%

Membran semipermea

bel

Plasma darah 0,9%

Page 24: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patfis tenggelam pada air asin

terjadi

perembesan cairan plasma

darah

Jaringan sel paru

Oedem paru

hemokonsentrasi

Kerja jantung

Nadi pulselesness

Page 25: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Efek dari tenggelam

pada air laut

O2

Anoksia otak

hemokonsentrasi

Kurang dapat

mengikat O2

hipernatremia

kejang

Page 26: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Patfis tenggelam pada air asin

Konsentrasi elektrolit dalam air asin lebih tinggi dibandingkan dalam darah => air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru => odem pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemi, dan kenaikan kadar magnesium dalam darah => Hemokonsentrasi akan mengakibatkan sirkulasi menjadi lambat dan menyebabkan terjadinya payah jantung => Kematian dapat terjadi dalam waktu 8-12 menit setelah tenggelam.

Page 27: Tutorial Skenario 1 Blok 24

PERTOLONGAN PERTAMA PADA DROWNING

Page 28: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Penanganan korban• Pindahkan penderita secepat

mungkin dari air

• Trauma spinal pertahankan posisi kepala, leher, dan tulang belakang dlm satu garis lurus menggunakan papan spinal

• Buka jalan nafas penderita, periksa jalan nafas bila tdk ada, upayakan utk memberikan bantuan nafas

• Upayakan wajah penderita menghadap ke atas

• Sampai didarat / perahu lakukan penilaian dan RJP bila perlu

• Berikan oksigen bila ada

• Jagalah kehangatan tubuh ganti pakaian dan selimuti

• Segera bawa ke fasilitas kesehatan RS

Page 29: Tutorial Skenario 1 Blok 24
Page 30: Tutorial Skenario 1 Blok 24

BASIC LIFE SUPPORT (BLS)• Tujuan : untuk memberika oksigen ke otak, jantung, dan organ

vital lainnya sampai datangnya suatu pengobatan medik yang definitif dan tepat.

• BLS :– AIRWAY – BREATHING– CIRCULATION

Page 31: Tutorial Skenario 1 Blok 24
Page 32: Tutorial Skenario 1 Blok 24

AIRWAY• Menilai kesadaran dengan cara mengajak bicara pasien. Jika

pasien sadar, dengarkan suara pasien ada obstruksi airway atau tidak.

• Pemeriksaan jalan nafas:– Membuka mulut pasien dengan cross finger– Melihat ada tidaknya sumbatan jalan nafas oleh benda

asing– Membersihkan jalan nafas dari sumbatan

• Membuka jalan nafas : Head Tilt, Chin Lift, atau Jaw Trust

Page 33: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Membuka jalan nafas

Head tilt, chin lift Jaw Trust

Page 34: Tutorial Skenario 1 Blok 24

BREATHING

• LOOK : Melihat pergerakan dinding dada

• FEEL : Merasakan ada tidaknya hembusan nafas

• LISTEN : Mendengar bunyi hembusan nafas

Page 35: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Bantuan nafas buatan

Mulut ke Mulut Mulut ke Hidung

Page 36: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Circulation

• Rabalah pembuluh darah leher a. Carotis

Page 37: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Jika tidak teraba pulsasi a. Carotis

Henti Jantung (Cardiac Arrest)

Kompresi Jantung Luar

Page 38: Tutorial Skenario 1 Blok 24
Page 39: Tutorial Skenario 1 Blok 24

PEMERIKSAAN

Kelompok 16Skenario 1

Blok 24

Page 40: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Identitas pasien • Nama pengantar• Kronologis kejadian• Riwayat penyakit sebelumnya

anamnesis

Page 41: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Nadi, frekuensi napas, suhu, tekanan darah, produksi

urin

• Pemeriksaan fisik menyeluruh untuk memeriksa fungsi

organ jantung, paru, ginjal, abdomen, status neurologis,

dll.

Pemeriksaan jasmani

Page 42: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Page 43: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Blood gas analyzer

Page 44: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Analyte Range

pH 7.35 - 7.45

PaO2 80 - 100 mmHg

HCO3 22 - 26 mEq/L

PaCO2 35 - 45 mmHg

B.E. −2 to +2 mEq/L

SaO2 95% - 100%

Nilai normal

Page 45: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Pulse oximetry

Pulse oximetry is a non-invasive method for monitoring a patient's O2 saturation

Page 46: Tutorial Skenario 1 Blok 24

EKG

Page 47: Tutorial Skenario 1 Blok 24

chest X-ray

Dry drowning Wet drowning

Page 48: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl), kalsium

(Ca), dan magnesium (Mg).

• Metode yang digunakan ISE (Ion Selective

Elektroda)

• Bahan px : serum, plasma heparin, plasma

lithium heparin

Pemeriksaan elektolit darah

Page 49: Tutorial Skenario 1 Blok 24
Page 50: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Natrium : 135-145 mmol/Lkalium : 3,5-5,3 mmol/Lclorida : 95-105 mmol/L

Nilai normal

Page 51: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• BUN (Blood Urea Nitrogen) • Pemeriksaan rontgen servikal bila ada indikasi

fraktur servikal

Pemeriksaan lain

Page 52: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Penatalaksanaan Lanjutan Drowning – Air Tawar

Page 53: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Gambaran Klinik Menurut Conn & Barker

Kategori A( Awaked )

• Sadar, sianosis, apnoe beberapa menit

• Hipotermi ringan• Perubahan radiologis

ringan paru• AGDA : Asidosis

metabolik, hipoksemia, pH < 7,1

Kategori B( Blunted )

• Stupor ( fungsi koteks menurun )

• Respon terhadap rangsangan

• Distress pernafasan, sianosis, tachypnoe, perubahan auskultasi dada

• Perubahan Radiologis dada

• AGDA : Asidosis metabolik, hipercarbia, hipoksemia

Kategori C( Comatase )• Koma ( disfungsi batang

otak)• Laboratorium AGDA

abnormal• Pernafasan sentral

abnormal• Hipotermi berat• Respon abnormal terhadap

rangsangan nyeri• Pembagian :• C 1 ( dekortikasi) : fleksi

rangsangan nyeri, pernafasan cheynene-stokes

• C 2 ( deserebrasi ) : ekstensi rangsang nyeri, hiperventilasi central

• C 3 ( Flaccid ) : tidak ada respon nyeri, apnoe, gagal nafas

• C 4 ( Deceased ) : Flaccid, apnoe, sirkulasi tak teraba

Page 54: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Penatalaksanaan

Juga harus mencari dan menangani trauma yang timbul seperti trauma kepala dan leher !!

Kategori A

Memberikan oksigen

Pemeriksaan Fisik , Pemeriksaan PO2 arteri, PCO2, Ph, Jumlah sel darah, elektrolit, Rontgen thorax

Metabolik asidosis yang belumterkompensasi :1. Pemanasan2. Pemberian BIK-NAT3. Biasanya Perawatan sekitar 12 sampai 24 jam.

Page 55: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Kategori B1.Perlu monitoring ketat terhadap sistem saraf dan pernafasan.2. Pemberian oksigen dan BIK-NAT untuk asidodis metabolik tak terkompensasi.

1. Pemberian furosemid untuk odem paru, Aerosol B simptometik untuk bronchospasme, serta antibiotik untuk terkontaminasi.2. Pemberian Infus untuk peningkatan hemodinamik cairan isotonik ( Nacl fisiologis). Cairan yang dipakai harus 40-43

1. NGT ->> Mengosongkan Lambung dari air yang terhisap.2. Perawatan memakan beberapa hari, sangat ditentukan oleh status paru.

Page 56: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Kategori C1. Intubasi dan Ventilasi Ventilasi mekanis 24-48 jam pertama.2. BIK-NAT, Bronchodilator, diuretik, antibiotik.

1. Cardiovascular dikoreksi dengan cepat untuk menjamin tranfer adekuat k jaringan.2.Resutasi jantung dan paru dilanjutkan pada pasien yang mengalami hipotensi dan syok. bolus cairan kristaloid 20 ml/kgbb.

1. Dopamin atau Dobutamin diberikan saat takikardi2. Epinefrin diberikan saat bradikardi3. Pasien dengan suhu < 30 dipanaskan untuk menjamin fungsi jantung.

Page 57: Tutorial Skenario 1 Blok 24

BANTUAN HIDUP LANJUT

Page 58: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Setelah kesadaran pulih jaga jalan nafas

• Penderita diletakan miring dengan kepala lebih rendah

• Pada tenggelam di air laut, tindakan pernafasan buatan harus

di lanjutkan beberapa saat untuk mencegah edema paru.

Page 59: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Pada penderita tenggelam di air laut kenaikan yang kritis dari Na dan klorida serum diperlukan diuresis yang agresif, koreksi cairan intravena.

• Transfusi darah untuk mengatasi hemolisis akibat tenggelam di air tawar dan pemberian plasma pada hemokonsentrasi akibat tenggelam di air laut .

Page 60: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Koreksi keseimbangan asam basa, elektrolit dan pemberian obat – Na bikarbonat 1-2 mEq /Kg BB scr IV– Antibiotik untuk mencegah atau mengobati infeksi

paru– Kortikosteroid untuk mencegah edema otak dan

memperbaiki surfaktan paru , mis/ kortison 4 x100 mg/hari IM

Page 61: Tutorial Skenario 1 Blok 24

• Monitor bisa saja “secondary drowning” dimana manifestasi klinis akibat tenggelam baru muncul (6-8 jam setelah peristiwa tenggelam) .

• Jika haril pemeriksaan fisik normal, GCS ≥ 13, dan saturasi O₂ > 95% pasien boleh pulang setelah 6/8 jam setelah peristiwa tenggelam.

Page 62: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Drowning Complication & Prognosis

Page 63: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Drowning

Drowning is the process of experiencing respiratory impairment from submersion/immersion in liquid. Drowning outcomes are classified as death, morbidity and no morbidity. Agreed terminology is essential to describe the problem and to allow effective comparisons of drowning trends. Thus, this definition of drowning adopted by the 2002 World Congress on Drowning should be widely used. (WHO)

Page 64: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Complications

• Acute Respiratory Distress Syndrome• Hypoxic• Multiple Organ Failure

Page 65: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Prognosis

• The prognosis for many drowning victims is poor. The brain does not tolerate lack of oxygen well and the amount of potential damage is dependent upon the time the patient spends hypoxemic in the water.

• Even if the brain survives, acute respiratory distress syndrome (ARDS) may cause significant short and long-term problems as the lungs try to recover from their injuries.

• The key to the treatment of drowning is prevention.

Page 66: Tutorial Skenario 1 Blok 24

Thank You