Laporan Tutorial Imam Blok 3

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tanpa saluran atau buntu sering disebut sistem endokrin. (Pearce, 2008) Kelenjar kelenjar ini letaknya menyebar di seluruh tubuh tanpa penghubung. Satu dengan yang lain memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang disebut hormon dari kata yunani yang berarti merangsang. (Pearce, 2008) Lalu bagaimana hormon ini bisa tersalurkan dan antar kelenjar memiliki hubungan satu dengan yang lain? Sistem endokrin memiliki fungsi yang sama dengan sistem saraf yaitu sebagai sistem pengontrol tubuh manusia untuk mencapai homeostasis. Pada laporan turorial blok III skenario 2 ini akan diulas tentang defini, dan bagaimana hormon itu bisa tersalurkan ke seluruh tubuh dan hubungannya dengan homeostasis. B. Rumusan Masalah 1.Apa yang dimaksud sistem endokrin? Apa saja organ yang terlibat di dalamnya? 2.Bagaimana struktur makroskopis dan mikroskopis sistem endokrin? 3.Apa saja hormon yang dihasilkan organ endokrin beserta fungsinya? 1

description

laporan

Transcript of Laporan Tutorial Imam Blok 3

Page 1: Laporan Tutorial Imam Blok 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem tanpa saluran atau buntu sering disebut sistem endokrin. (Pearce,

2008) Kelenjar kelenjar ini letaknya menyebar di seluruh tubuh tanpa

penghubung. Satu dengan yang lain memiliki keterkaitan dan saling

mempengaruhi. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang disebut hormon dari

kata yunani yang berarti merangsang. (Pearce, 2008) Lalu bagaimana hormon

ini bisa tersalurkan dan antar kelenjar memiliki hubungan satu dengan yang

lain?

Sistem endokrin memiliki fungsi yang sama dengan sistem saraf yaitu

sebagai sistem pengontrol tubuh manusia untuk mencapai homeostasis.

Pada laporan turorial blok III skenario 2 ini akan diulas tentang defini,

dan bagaimana hormon itu bisa tersalurkan ke seluruh tubuh dan

hubungannya dengan homeostasis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud sistem endokrin? Apa saja organ yang terlibat di

dalamnya?

2. Bagaimana struktur makroskopis dan mikroskopis sistem endokrin?

3. Apa saja hormon yang dihasilkan organ endokrin beserta fungsinya?

4. Apa kaitan sistem endokrin dengan homeostasis?

5. Bagaimana mekanisme kerja hormon?

6. Bagaimana hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis posterior dan

dengan kelenjar lainnya?

C. Tujuan

Laporan ini ditulis sebagai hasil turorial kedua blok III “Uh Gambar Apa

Ini??”, agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya:

1. Mampu memahami yang dimaksud dengan sistem endokrin dan organ

yang terlibat.

2. Mampu memahami struktur makroskopis dan mikroskopis sistem

endokrin.

1

Page 2: Laporan Tutorial Imam Blok 3

3. Mampu memahami hormon yang dihasilkan organ endokrin beserta

fungsinya.

4. Mampu memahami kaitan sistem endokrin dengan homeostasis.

5. Mampu memahami mekanisme kerja hormon.

6. Mampu memahami hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis

posterior dan dengan kelenjar lainnya.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan tutorial kedua pada blok III ini

adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu memahami yang dimaksud dengan sistem endokrin

dan organ yang terlibat.

2. Mahasiswa mampu memahami struktur makroskopis dan mikroskopis

sistem endokrin.

3. Mahasiswa mampu memahami hormon yang dihasilkan organ endokrin

beserta fungsinya.

4. Mahasiswa mampu memahami kaitan sistem endokrin dengan

homeostasis.

5. Mahasiswa mampu memahami mekanisme kerja hormon.

6. Mahasiswa mampu memahami hubungan antara hipotalamus dengan

hipofisis posterior dan dengan kelenjar lainnya.

2

Page 3: Laporan Tutorial Imam Blok 3

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Sistem Endokrin

Salah satu kontrol utama tubuh selain sistem saraf adalah sistem endokrin.

Organnya tersebar di seluruh tubuh tanpa adanya hubungan langsung atau

sering disebut tanpa kabel. Organ yang terlibat dalam sistem ini bermacam-

macam jenisnya.

Organ yang memiliki fungsi ganda baik sebagai organ atau kelenjar yang

menghasilkan secret berupa hormon. (Hipotalamus, pancreas, testis,

ovarium)

Organ yang hanya mengeluarkan hormon atau disebut kelenjar. (glandula

pituitary, glandula pineal, glandula tiroid, glandula paratiroid, glandula

suprarenalis, thymus) (Sherwood, 2001)

1. Struktur Makroskopik Organ Endokrin

3

Page 4: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Hipotalamus bagian dari dienchephalon.

Hipofisis anterior/posterior terletak pada os sphenoidale pada fossa

hipofisa. Terdiri dari pars anterior et posterior.

Glandula pineal terletak pada epithalamus.

Glandula thyroidea terletak pada cartilage thyroidea, terdiri dari lobus

dexter et sinister dihubungkan oleh isthmus thyroidea..

Glandula parathyroidea terletak pada glandula thyroidea sebelah dorsal.

Thymus berada pada mediastinum anterior. Tumbuh pada anak kecil

hingga masa pubertas.

4

Page 5: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Pancreas berfungsi sebagai organ ganda yaitu eksokrin dan endokrin.

Eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan melaui ductus pancreaticus

wirisungi dan ductus pancreaticus asesorius santorini, sedangkan

endokrinnya pulau langerhans yang terdiri dari sel alfa, beta, dan delta.

Glandula suprarenal/adrenal berada pada kutub anterior ren. Terdiri dari

korteks dan medulla. Bagian korteks terdiri atas zona glomerulosa,

fasiculata, dan retikularis.

Gonad

a. Ovarium organa viscera pelvis merupakan tempat terjadinya ovulasi.

Ovarium merupakan organa genitalia feminine.

b. Testis terletak pada viscera pelvis dilindungi oleh skrotum. Berfungsi

menghasilkan sperma untuk reproduksi. Termasuk organa genitalia

masculine.

(Hanif, 2003)

5

Page 6: Laporan Tutorial Imam Blok 3

2. Struktur Mikroskopik Organ Endokrin

a. Suprarenalis (Adrenal)

Korteks :

Zona fasikulata→sel-selnya tersusun berupa deretan lurus, setebal

satu/dua sel yang berjalan tegak lurus terhadap permukaan organ ini

dan memiliki kapiler-kapiler diantaranya.

Zona retikularis→sel-sel terbentuk tidak teratur membentuk anyaman

beranastomosis. Granula pigmen besar-besar dan banyak

Zona glomerulosa→berada di bawah jaringan ikat, sel-sel silindris,

pyramidal berhimpitan, membentuk deretan bundar dikelilingi kapiler.

Medula: mengandung, glukortikoid, mineralkortikoid, dan androgen

b. Pulau Langerhands

Terdiri atas: sel α, β, dan delta

Sel A (penghasil glucagon)→bersifat polipeptida, granul teratur

dengan pusat padat yang dikelilingi daerah bening berbatas membrane

Sel B (penghasil insulin)→granul tidak teratur dengan pusat terdiri

atas Kristal insulin tak beraturan yang tergabung dengan seng

6

Page 7: Laporan Tutorial Imam Blok 3

c. Thiroid

Jaringan thyroid terdiri atas ribuan folikel yang mengandung bilatan

berepitel selapis dengan lumen berisikan suatu substansi gelatinosa

yang disebut koloid.

Sel parafolikuler→agak lebih besar, mengandung sedikit RE kasar,

mitokondria panjang dan kompleks Gaolgi besar. Banyank granula

kecil berisi hormon.

d. Parathiroid

Terdapat 2 jenis sel: sel prinsipal→sel pologonal kecil, inti vesicular

dan sitoplasma pucat agak asidofilik. Granula tidak teratur (d=200-

400nm) dalam sitoplasma. Sekresi hormon parathyroid. Sel oksifil atau

chief sel→berbentuk polygonal, >sel principal, sitoplasma banyak

mengandung banyak mitokondria asidofilik, Krista berlimpah.

e. Hipofisis

Pars distalis deretan sel epitel yang saling beselingan dengan kapiler.

Terdapat sel kromofob dan 2 jenis kromofil.

Pars nervosa/ Tuberalis, daerah berbentuk corong yang mengelilingi

infundibulum neurohipofisis.kebanyakan menyekresikan

gonadotropin(FSH dan LH) tersusun berderet disepanjang

pemb.darah

Pars intermedia, Terdiri atas deretan dan folikel sel-sel basofilik lemah

yan mengandung granula-granula sekretoris kecil.

3. Mekanisme Kerja Hormon

Kerja hormon pada tingakat sel dimulai dengan pengikatan hormon dan

reseptor spesifiknya. Sel target ditentukan berdasarkan kemampuannya

untuk mengikat secara selektif hormon tertentu. (Murray, 2003)

B. Hormon dan Fungsinya

1. Pengertian Hormon

7

Page 8: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Hormon adalah sekret yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang

dibawa ke organ lainnya/ organ target baik berupa kelenjar(tropik) atau

bukan (biasa) melalui aliran darah dan sifatnya merangsang aktivitas

metabolisme. (Agung, 2009)

2. Perbedaan Hormon dan Enzim

Ditinjau dari segi substansi pembentuknya, enzim hanya tersusun atas

protein. Sementara hormon bisa dibentuk oleh protein, asam amino, dan

lipid. Kemudian, dari segi kerjanya, hormon bekerja di organ lain, tdak pada

kelenjar pembentuknya sehingga ia harus melewati darah untuk mencapai

sel target. Sementara, enzim bekerja di sel pembentuknya. Tidak ditemukan

dalam darah. Sebab, jika demikian berarti patologis yang menunjukkan

adanya kelainan pada sel sehingga menyebabkan enzim keluar dari sel

masuk ke serum darah yang bukan tempatnya. (Agung, 2009)

3. Persamaan Hormon dan Enzim

Hormon dan enzim, keduanya bekerja secara spesifik seperti halnya

kunci dan gembok. (Agung, 2009)

4. Klasifikasi Hormon

Susunan kimia hormon dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Hormon peptida : hormon protein, hormon glikoprotein atau peptida

rantai pendek yang mengikat reseptor khusus pada permukaan sel target.

b. Hormon steroid : hormon yang larut dalam lipid dan mudah menembus

plasma sel target dan langsung mempengaruhi fungsi sel.

c. Hormon amina, hormon sederhana yang merupakan susunan dari asam

amino tiroksin. Amina langsung bekerja pada nukleus. (Scanlon, 2006)

Ciri-ciri dari masing-masing tipe, yaitu :

Tipe Steroid Polipeptida

Kelarutan Lipofilik Hidrofilik

Protein pengangkut Ya Tidak

Waktu Lama Singkat

Reseptor Intrasel Membran plasma

8

Page 9: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Mediator Kompleks hormon-reseptor cAMP, cGMP

(Murray, 2003)

Klasifikasi hormon berdasarkan mekanisme kerja ada dua, yaitu :

a. Reseptor intrasel (steroid) Contohnya : androgen, estrogen, kalsitriol,

glukokortikoid.

b. Reseptor di permukaan sel (polipeptida)

- Second massenger berupa cAMP

Contohnya : Kalsitonin, somatotropin.

- Second messenger berupa cGMP

Contohnya : Nitrogen oksida

- Second messenger berupa kalsium

Contohnya : Asetilkolin, angiostensin II.

- Second messenger berupa fosfatase

Contohnya : Insulin, prolaktin.

(Murray, 2003)

5. Hormon dan Fungsinya

Kelenjar Hormon Fungsi Struktur

kimia

Hipotalamus TRH Menstimulasi sekresi hormon TSH

dan prolaktin

Peptida

CRH Pelepasan ACTH Peptida

Somastotasti

n

Menghambat pelepasan hormon

pertumbuhan

Peptida

GnRH Menimbulkan pelepasan LH dan

FSH

Peptida

PIF Menghambat pelepasan prolaktin Amin

GHRH Melepaskan hormon pertumbuhan Peptida

Hipophisis

anterior

Hormon

pertumbuhan

Menstimulasi proteindan

pertumbuhan sel

Peptida

9

Page 10: Laporan Tutorial Imam Blok 3

TSH Menstimulasi sekesi hormon tiroid Peptida

Prolaktin Meningkatkan pembentukan

payudara

Peptida

FSH Menimbulkan pertumbuhan folikel di

ovarium

Peptida

LH Merangsang ovulasi, pembentukan

karpus luteum dan sintesis estrogen

dan progesteron di ovarium

Peptida

Hipophisis

posterior

ADH Meningkatkan tekanan darah Peptida

Oksitosin Merangsang ejeksi air susu dan

kontraksi rahim

Peptida

Kelenjar

tiroid

Tiroksin dan

triodotironin

Meningkatkan kecepatan reaksi

kimia

Amin

Kalsitonin Menambah kadar kalsium pada darah Peptida

Adrenal Kortisol Mengatur metabolisme protein Steroid

Aldosteron Mengurangi kadar kalsium dalam

darah

Steroid

Pancreas Insulin Meningkatkan glukosa Peptida

Glukagon Meningkatkan pelepasan glukosa Peptida

Kelenjar

paratiroid

Paratormon Melepas kalsium dari tulang Steroid

Testis Testosteron Memacu perkembangan sistem

reproduksi pria

Steroid

Ovarium Estrogen Memcu pertumbuhan sistem

reproduksi wanita

Steroid

Progesteron Menstimulasi sekresi getah uterus Steroid

(Sherwood, 2001)

C. Hubungan antar kelenjar

10

Page 11: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem

neurosekretorik yang mengeluarkan hormon ADH dan oksitosin oleh hipofisis

anterior. (Sherwood, 2001)

Melalui umpan balik negative, hormon akan melakukan control produksi

hormon.Umpan balik negative ini dikirimkan menuju hipotalamus kemudian

hipotalamus akan mengirimkan pesan terhadap kelenjar untuk berhenti

memproduksi hormon. (Sherwood, 2001)

D. Fungsi Sistem Digestivus dan Kaitannya dengan Homeostasis

Sejumlah kelenjar endokrin yang terletak di perifer berperan penting

dalam mempertahankan homeostasis, terutama melalui pengaruh regulatorik

mereka pada kecepatan berbagai reaksi metabolic dan pada keseimbangan

elektrolit.

Kelenjar endokrin mengeluarkan hormon sebagai respon terhadap

rangsangan spesifik. Hormon ini nantinya akan menimbulkan efek umpan balik

negative untuk menolak perubahan yang memicu sekresi mereka, sehingga

timbul kestabilan dalam lingkungan internal. (Sherwood, 2001)

E. Gangguan Hormon

Pada prinsipnya gangguan hormon terjadi akibat produksi hormon yang

sedikit (hiposekresi) atau berlebih (hipersekresi).

1. Hiposekresi. Apabila organ endokrin menegeluarkan terlalau sedikit hormon

akibat kelainan di dalam organ tersebut, hal ini disebut hiposekresi primer.

Apabila organ endokrinnya normal tetapi mengeluarkan sedikit hormon

karena defisiensi hormon tropiknya disebut hiposekresi sekunder. Faktor

penyebab defisiensi hormon: Genetik, Makanan, Kimia, Imunologis, Proses

penyakit lain, Pengangkatan tumor, Idiopatik (penyebab tidak diketahui)

Contoh Hiposekresi

a. Hiposekresi hormon pertumbuhan pada anak-anak (cebol), pada orang

dewasa (hanya sedikit gejala seperti mengalami penurunan kekuatan

otot)

b. Hiposekresi ADH menyebabkan diabetes insipidus.

c. Hiposekresi insulin menyebabkan diabetes mellitus

11

Page 12: Laporan Tutorial Imam Blok 3

d. Hiposekresi kortisol dan aldosteron menyebabkan penyakit addison

2. Hipersekresi. Sama halnya seperti hiposekresi. Akibat organ itu sendiri

disebut hipersekresi primer, dan akibat factor dari luar disebut hipersekresi

sekunder.

Faktor penyebab hipersekresi dapat berupa tumor atau imunologik

Contohnya, hipersekresi

a. Hipersekresi hormon pertumbuhan pada anak-anak (gigantisme

pertumbuhan yang mencolok). Pada oraang dewasa (akromegali

pertumbuhan yang tidak seimbang, penebalan tulang)

b. Hiperthyroidisme:

i. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan

penyakit morbus basedowi dengan cirri-ciri : meningkatnya

metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, mudah

berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata

melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung

meningkat.

ii. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan

gigantisme.

c. Hipersekresi insulin menyebabkan hipoglikemia

d. Hipersekresi aldosteron menyebabkan sindrom conn

e. Hipersekresi kortisol menyebabkan sindrom cushing

f. Hipersekresi androgen menyebabkan sindrom adrenogenital

(Sherwood, 2001)

BAB III

12

Page 13: Laporan Tutorial Imam Blok 3

PEMBAHASAN

Berikut merupakan skenario II “Uhhh gambar apa ini?” dan pembahasannya.

Apa yang dimaksud dengan

a. Hipotalamus. Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan

hormon release dan inhibiting dan bekerja sama dengan hipofisis posterior

untuk mempengaruhi kinerja hipofisis anterior.

b. Glandula pineal. Kelenjar yang menghasilkan melatonin diyakini untuk

menghambat gonadotropin.

c. Glandula pituitary. Sering disebut pula sebagai hipofisis. Yang terletak

pada os sphenoidale pada fossa hipofisa. Terdiri dari pars anterior et

posterior. Menghasilkan hormon pertumbuhan dan reproduksi dan

pengaturan reabsorbsi air.

d. Glandula thyroidea. Terletak pada cartilage thyroidea, terdiri dari lobus

dexter et sinister. Menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin untuk

menurunkan kadar kalsium dalam darah.

e. Glandula parathyroidea. Terletak pada glandula thyroidea sebelah

dorsal. Menghasilkan hormon parathormon untuk meningkatkan kadar

kalsium dalam darah.

f. Thymus. Berada pada mediastinum anterior. Tumbuh pada anak kecil

hingga masa pubertas. Pada orang dewasa digantikan oleh jaringan lemak.

Menghasilkan hormon tymosin.

13

Page 14: Laporan Tutorial Imam Blok 3

g. Glandula suprarenal/adrenal. Berada pada kutub anterior ren. Terdiri

dari korteks dan medulla. Bagian korteks terdiri atas zona glomerulosa,

fasiculata, dan retikularis. Berturut-turut menghasilkan hormon aldosteron,

kortisol, dan androgen. Bagian medullanya menghasilkan adrenalin dan

noradrenalin yang berfungsi simpathis pada mekanisme stress.

h. Pancreas. berfungsi sebagai organ ganda yaitu eksokrin dan endokrin.

Eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan, sedangkan endokrinnya pulau

langerhans yang terdiri dari sel alfa, beta, dan delta. Sel alfa menghasilkan

hormon glucagon, dan sel beta menghasilkan hormon insulin. Unutk sel

delta ada beberapa sumber mengatakan penghasil hormon somatostanin.

Namun ada pula yang tidak mencantumkan fungsi sel delta.

i. Ovarium. Selain sebagai organ reproduksi, ovarium juga mengeluarkan

hormon estrogen dan progesterone yang fungsinya juga berhubungan

dengan reproduksi.

j. Testis. Sama halnya dengan ovarium testis juga mengeluarkan hormon

testosterone untuk pembentukan sperma. Selain itu juga mengeluarkan

cairan semen untuk reproduksi.

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar di atas dialirkan melalui darah,

sehingga walau letak antar kelenjar ini berjauhan tetap bisa mempengaruhi satu

sama lain melalui negative mechanism feedback.

Kerja hormon pada tingakat sel dimulai dengan pengikatan hormon dan

reseptor spesifiknya. Sel target ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk

mengikat secara selektif hormon tertentu. (Murray, 2003)

Pada penyampaian hormon pada sel target bisa digolongkan menjadi tiga yaitu

hormon steroid, polipeptida dan amina. Yang secara keseluruhan bertujuan untuk

transkipsi gen. Pada steroid reseptornya ada di sitoplasma yang bekerja ke nukleus

dan langsung di olah oleh retikulum endoplasma dan menuju ke aparatus golgi

kemudian keluar sebagai cairan ekstra sel. Pada mekanisme yang sama terjadi

pada hormon polipeptida yang reseptornya ada di membran sel dan amina ada di

nukleus. Semua hormon bekerja pada target yang spesifik seperti hubungan kunci

dan gembok. Dan pada polipeptida bereaksi pada daerah sitoplasma yang di

14

Page 15: Laporan Tutorial Imam Blok 3

daerah tersebut terdapat second messanger yang akan mengolah untuk di bawa ke

nukleus. (Murray, 2003)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

15

Page 16: Laporan Tutorial Imam Blok 3

A. Kesimpulan

Dari materi yang telah diuraikan pada Studi Pustaka dan dalam

kaitannya dengan kasus skenario, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Sistem endokrin mengeluarkan sekret berupa hormon yang fungsinya

mengatur keseimbangan agar tercipta homeostasis dalam pertumbuhan,

reproduksi, dan metabolisme.

2. Setiap hormon memiliki fungsi dan reseptornya masing-masing dan

bekerja seperti kunci dan gemboknya.

3. Walaupun tanpa kabel hormon tetap bisa tersalurkan melalui darah dengan

mekanisme umpan balik negatif atau positif.

4. Hipotalamus adalah kelenjar yang mempengaruhi kelenjar lain dengan

mengeluarkan hormon yang menstimulus (releasing hormon) atau yang

menghambat (inhibiting hormon).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan ada beberpa hal penting yang perlu

diperhatikan:

1. Kekurangan hormon insulin dapat menyebabkan diabetes melitus. Hal ini

dapat ditangani dengan terapi hormon insulin.

2. Ada 2 tipe diabetes melitus, faktor keturunan dan pola makan. Untuk

faktor pola makan kurangi konsumsi gula secara berlebihan.

3. Olahraga teratur agar metabolisme tubuh lancar.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Laporan Tutorial Imam Blok 3

Agung, Sekilas Tentang Hormon, pada website:

http://kreatifberpikir.blogspot.com, diakses pada 25 November 2009.

Hanif. 2003. Guidance to Anatomy II. Surakarta: UNS Press

Murray, R. K.; Granner, D. K.; Mayes, P. A.; Rodwell, V. W., 2003. Alih Bahasa

Hartono, A.; Biokimia Harper, edisi ke-25, Jakarta : EGC

Pearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:

Gramedia

Scanlon, V. C. & Tina, S., 2006. Buku Ajar Anatoni dan Fisiologi Edisi 3.

Jakarta : EGC

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

17