Tutorial Skenario 1 Blok 8

22
PERIODONTITIS Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva,ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasiberasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akanmenginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradanganberlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang danakhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasigingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gig Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat. Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi. Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi. Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan

Transcript of Tutorial Skenario 1 Blok 8

Page 1: Tutorial Skenario 1 Blok 8

  PERIODONTITIS Merupakan suatupenyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva,ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi.Inflamasiberasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akanmenginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradanganberlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang danakhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasigingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gig

Masalah gusi berdarah bisa jadi pernah dialami sebagian besar orang. Umumnya masalah ini disadari saat menyikat gigi. Namun, mungkin belum semua orang tahu apa sebenarnya penyebab dari gusi berdarah dan bagaimana cara penanganan yang tepat.

Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.

Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.

Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.

Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).

Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi). Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi. Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut. Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.

Page 2: Tutorial Skenario 1 Blok 8

Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit, antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan memberikan vitamin C.

Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas prescription drugs without a prescription online normal maka kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan, berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

http://doktersehat.com/2010/01/10/apa-penyebab-gusi-berdarah/

Gigi tiruan sebagian adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama adalah jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan tambahan dari gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai gigi pilar. Restorasi prostetik ini sering disebut juga Removable Partial Denture (Applegate, 1960). Kehilangan atau tidak adanya gigi baik sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan berbagai gangguan pada orang tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibuatkan gigi tiruan pengganti. Akibat-akibat yang timbul karena hilangnya gigi dalam jangka waktu yang lama dan tidak segera dibuatkan gigi tiruan pengganti adalah :1.Pada gigi asli yang hilang dapat terjadi penurunan efisiensi kunyah, gangguan fungsi bicara, memperburuk penampilan.2.Pada gigi asli yang masih tertinggal dapat terjadi drifting yaitu bergeraknya gigi tetangga ke daerah yang tak bergigi, erupsi gigi antagonis yang berlebihan.3.Gangguan pada sendi temporomandibular 4.Terbentuknya poket gingiva pada gigi miring dan berlanjut menjadi poket periodontal.5.Resesi gingiva akibat kurang stimulasi6.Beban berlebihan pada jaringan pendukung7.Terjadi ketidaksesuaian oklusi dan terbentuk ruang yang memudahkan terjadinya impaksi makanan8.Kebersihan mulut terganggu9.Trauma periodontal akibat gigi yang miring10.Efek terhadap jaringan lunak di dalam mulut11.Bila gigi yang hilang cukup banyak dapat mengakibatkan perubahan TMJ12.Pada kasus kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan rasa malu dan rendah diri karena estetis menjadi berkurang serta kurang sempurnanya pengucapan beberapa huruf.Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian adalah :1.Mengembalikan fungsi pengunyahan2.Mengembalikan fungsi estetis 3.Mengembalikan fungsi bicara4.Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal5.Memperbaiki oklusi 6.Meningkatkan distribusi beban kunyah

Page 3: Tutorial Skenario 1 Blok 8

7.Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTS adalah :1.Gigi tiruan tersebut harus tahan lama 2.Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada serta jaringan yang sekitarnya.3.Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun4.Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.Keberhasilan pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Indikasi Gigi Tiruan Sebagian LepasanIndikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah sebagai berikut :1.Hilangnya satu gigi atau lebih. 2.Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment.3.Keadaan processus alveolaris masih baik.4.Oral hygiene pasien baik.5.Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.B.Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian LepasanGTSL dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa hal, yaitu :1.Berdasarkan jaringan pendukungnya a.GT dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.b.GT dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.c.GT dukungan mukosa dan gigi, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dari gigi asli.2.Berdasarkan saat pemasangannya :a.Immediate prothesa, dipasang segera setelah pencabutanb.Conventional prothesa, dibuat setelah gigi lama dicabut3.Berdasarkan ada tidaknya winga.Open face denture, tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk anterior.b.Close face denture, memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk posterior.4.Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan bahan yang digunakan menurut Soelarko dan Wachijati (1980) adalah :a.Frame dentureFrame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.b.Acrylic dentureAcrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan.c.Vulkanite dentureVulkanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet yang dikeraskan sebagai basis gigi tiruan serta elemen gigi tiruan.Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel dan free end: Klas I Adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisi rahang.Klas II Adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end), mempunyai daerah tanpa gigi di belakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja. Klas III Bila tidak ada ujung bebas (free end), mempunyai gigi yang tertinggal di bagian belakang kedua sisi.Klas IV Adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line. Bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi, kecuali klas IV tidak ada modifikasi.Miller Mengklasifikasikan Berdasarkan Letak Cangkolan

Page 4: Tutorial Skenario 1 Blok 8

Klas I Ada dua cangkolan yang lurus berhadapan dan tegak lurus median lineKlas II Ada dua cangkolan yang letaknya diagonalKlas III Ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.Klas IV Ada empat cangkolan yang membentuk segi empat di tengah prothesa bila dihubungan dengan garis.Cummer Mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolanKlas I Diagonal, yang menggunakan 2 buah cangkolan berhadapan diagonalKlas II Diametric, yang menggunakan 2 cangkolan yang berhadapan tegak lurusKlas III Unilateral, cangkolan terletak pada satu sisi rahangKlas IV Multilateral, cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempatC.Bagian-Bagian Gigi Tiruan Sebagian LepasanMenurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri atas beberapa komponen, yaitu :1.Konektor Utama Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain.Syarat konektor utama adalah rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.2.Konektor minorKonektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.3.Sandaran / restMerupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior (sandaran oklusal) atau pada permukaan lingual gigi anterior (sandaran incisal). Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat.Fungsi sandaran / rest :a.Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi peganganb.Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnyac.Mencegahnya lengan cengkeram mekar/terbuka akibat tekanan oklusal.d.Mencegah ekstrusi gigi pegangane.Mencegah terselipnya sisa makananf.Menyalurkan sebagian gaya lateral ke gigi pegangang.Memperbaiki oklusih.Sebagai retensi tidak langsungi.Dapat sebagai splint dan mencegah kerusakan jaringan periodontal

4.Direct Retainer Merupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari

Page 5: Tutorial Skenario 1 Blok 8

permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif. Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas. Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu : Akers clasp, Roach clasp, kombinasi Akers-Roach, Back Action clasp, Reverse back Action clasp, Ring clasp, T clasp, I clasp, dan Compound clasp / Embrasure clasp.5.Inderect Retainer Inderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.6.Basis landasanBasis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi tiruan.Fungsi basis :a.Sebagai pondasi utama gigi tiruanb.Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukungc.Menunjang kebersihan dan perbaikan estetisd.Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.e.Memberikan retensi dan stimulasi.Keuntungan basis gigi tiruan kerangka akrilik: penghantar termis, ketepatan dimensional, kebersihan terjamin, kekuatan maksimal, dengan ketebalan minimal. 7.Gigi tiruan penggantiMerupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi yaitu : ukuran, bentuk, warna, dan bahan.Faktor- faktor yang juga perlu diperhatikan dalam mendesain GTS :1.RetensiMerupakan kemampuan GTS dalam melawan gaya pemindah yang cenderung melepaskan GTS ke arah oklusal.2.StabilisasiMerupakan kemampuan GTS untuk menahan gaya yang cenderung menggerakkan gigi tiruan dalam arah horizontal. Stabilisasi ini sangat tergantung pada garis retensi yang dibuat pada gigi pegangan, dan dapat berupa aktivitas otot saat berbicara, mastikasi, tertawa, batuk, bersin dan gravitasi untuk rahang atas.3.Estetika Penempatan cangkolan harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi apapun. Selain itu gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap pasien. Hal ini meliputi warna gigi, posisi dan inklinasi tiap gigi, gingival contouring harus sesuai dengan keadaan pasien dan perlekatan gigi di atas ridge.

http://toothman.posterous.com/archive/2/2011?page=2

Hubungan kalkulus dan penyakit periodontal telah sering dibahas. Kalkulus yang melekat pada permukaan gigi akan mengintasi gingiva(1).Dahulu orang beranggapan bahwa kalkulus merupakan penyebab penyakit periodontal. Tetapi ternyata bukan kalkulusnya yang berperan langsung, akan tetapi yang berperan adalah bakteri plak pada plak gigi yang melekat pada permukaan kalkulus(2). Hal ini dimungkinkan oleh struktur permukaan

Page 6: Tutorial Skenario 1 Blok 8

kalkulus yang kasar sehingga memudahkan timbunan plak gigi pada permukaan kalkulus. Dalam praktek sehari-hari, sering dijumpai ketidak sem- purnaan perawatan kalkulus. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan diuraikan mengenai kalkulus, hubungannya dengan penyakit periodontal serta penanganannya. KALKULUS Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya bakteri plak memegang peranan penting dalam me- nentukan pembentukan kalkulus; pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi. Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris(6). Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi(3,4,5). Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan skeling(3,4,5). - Penelitian morfologi kalkulus menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival kasar dan porus serta terdapat retensi dan plak gigi(7,8,9). Permukaan luar kalkulus selalu diliputi oleh organisme-organisme bentuk filamen dan bulat, sedangkan permukaan dalam kalkulus tidak(8). Ada per- bedaan jumlah koloni pada plak gigi dengan atau tanpa kalkulus supragingival(10). Pada plak gigi kelompok kalkulus terdapat lebih banyak spesies Bacteroides intermedius, Bacteroides me-laninogenicus serta Capnocytophaga. Organisme yang terdapat pada plak gigi yang sudah matang juga terdapat pada kalkulus(11); ditemukan ada 22 mikroorganisme di dalamnya. Bakteri plak diperkirakan memegang peranan penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi, meningkatkan ke- jenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabil atau merusak faktor penghambat mineralisasi. Sum-

Page 7: Tutorial Skenario 1 Blok 8

ber mineral untuk kalkulus supragingival diperoleh dan saliva, sedangkan kalkulus subgingival dan serum darah(5). Kalkulus terjadi karena pengendapan ganam kalsium fosfat, kalsium karbonat dan magnesium fosfat(5). Komposisi kalkulus-dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pem- bentukan kalkulus(3). Pada suatu saat kalkulus dapat cepat terben tuk, sedangkan pada saat yang lain lambat atau tidak terbentuk kalkulus(12). Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneliti mengenai proses terbentuknya kalkulus, antara lain: 1) Teori CO2Menurut teori ini; pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan CO2dalam rongga mulut dengan tekanan CO2dari duktus saliva, yang menyebabkan pHDisajikan pada Seminar Perkembangan Pedodontik dan Periodontologi Masa Kini, yang diselenggarakan oleh PDGI Cabang Bekasi pada tanggal 10 Juli 1993. Cermin Dunia Kedokteran No. 113, 1996 17

Page 8: Tutorial Skenario 1 Blok 8
Page 9: Tutorial Skenario 1 Blok 8

saliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh(3,4,13,14). 2) Teori protein Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggung-an dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat(3,4,5,13,14). 3) Teori fosfatase Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva se- hingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat(3,4,5,13,14). 4) Teori esterase Esterase terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat(5). 5) Teori amonia Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi peng- endapan garam kalsium fosfat(3). 6) Teori pembenihan Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh(13). Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terha-dap gingival margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus supragingival terletak di atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih kekuning-kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus saliva mayor. Kalkulus subgingival terletak di bawah margin gingiva, tidak dapat terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman(5). Endapan kalkulus supragingival ter-banyak adalah pada permukaan bukal gigi molar pertama maksila, dan pada permukaan lingual gigi insisivus pertama dan kedua mandibula Endapan kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada gigi insisivus pertama dan kedua mandibula, di- ikuti oleh gigi molar pertama maksila, kemudian gigi-gigi anterior maksila

Page 10: Tutorial Skenario 1 Blok 8

(5,12). Pembentukan kalkulus supragingival pada orang Asia (ten- tara Indonesia) lebih banyak, dan gigi yang terkena juga lebih banyak dibandingkan dengan orang Eropa (Oslo)(10); perbedaan pembentukan tersebut tidak disebabkan oleh umur, jenis kela- min, frekuensi menyikat gigi atau daya abrasif dari pasta gigi. Diperkirakan perbedaan tersebut karena kebiasaan makan dan jenis makanannya; beras mengandung silikon yang daya abrasif-nya rendah sehingga meningkatkan rata-rata pembentukan kalkulus pada orang Asia. Silika yang ditambahkan dalam ma-kanan tikus akan meningkatkan pembentukan kalkulus(10). HUBUNGAN KALKULUS DENGAN PENYAKIT PERIO- DONTAL Kalkulus secara langsung tidak berpengaruh terhadap ter- jadinya penyakit periodontal; akan tetapi karenakalkulus terben-tuk dan plak gigi yang termineralisasi karena pengaruh kom- ponen saliva, maka secara tidak langsung kalkulus juga dianggap sebagai penyebab keradangan gusi (gingivitis). Regio kalkulusyang telah dibersihkan dan plak gigi dan dipoles permukaannya ternyata tidak menimbulkan keradangan gusi dibandingkan dengan regio kalkulus yang tidak dipoles(15). Banyak faktor yang merupakan predisposisi terbentuknya plak gigi. Plak gigi dan kalkulus mempunyai hubungan yang erat dengan keradangan gusi; bila keradangan gusi ini tidak dirawat, akan berkembang menjadi periodontitis atau keradangan tulang penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang atau tanggal. Tetapi akhir-akhir ini dilaporkan bahwa baik pada penelitian kli-nis(16)maupun epidemiologis(11)ternyata tidak semua gingivitis selalu berkembang menjadi periodontitis. Penyakit periodontal bersifat kronis dan destruktif, umumnya penderita tidak menge- tahui adanya kelainan dan datang sudah dalam keadaan lanjut dan sukar disembuhkan. Kalkulus dan gingivitis terdapat lebih banyak pada para perokok daripada bukan perokok(17). Sedangkan Sheiham(17)melaporkan bahwa para perokok mempunyai skor plak, kalkulus dan derajat penyakit periodontal yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok.

Page 11: Tutorial Skenario 1 Blok 8

PENANGANAN KALKULUS Skeling dan penghalusan akar adalah bagian dari terapi awal yang paling sering dilakukan. Terapi awal perawatan non bedah periodontal bertujuan menghilangkan seluruh faktor penyebab lokal, faktor yang memperberat serta pengaruh faktor lokal(17). Perawatan non bedah periodontal dilakukan pada kelainan pe- riodontal dengan poket 4-6 mm. Perawatan ini dapat dilakukan oleh dokter gigi praktek umum dan dokter gigi puskesmas karena tidak memerlukan keahlian khusus dan dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana(18,19). Skeling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,kalkulus dan deposit-deposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan akar dilakukan untuk mencegah akumulasi kembali dari deposit- deposit tersebut(5,19). Tertinggalnya kalkulus supragingival maupun kalkulus subgingival serta ketidak sempurnaan peng- halusan permukaan gigi dan akar gigi mengakibatkan mudah terjadi rekurensi pengendapan kalkulus pada permukaan gigi. Skeling subgingiva lebih sulit dilakukan daripada skeling supragingiva karena sangat diperlukan kepekaan perabaan. Ke- berhasilan tindakan pembersihan di daerah subgingiva me- nyebabkan hilangnya peradangan, terjadi penyembuhan lesi periodontal melalui proses pengerutan gusi serta regenerasi jaringan periodonsium yang rusak(5). Skeling dan peaghalusan akar dapat dilakukan mengguna- kan alat tangan atau alat ultrasonik. Alat-alat tangan yang umum dipakai adalah skeler sickle, alat kuret, skeler hoe, chisel dan file. Skeler sickle dipakai untuk membuang kalkulus supragingival, bila shank nya lurus digunakan untuk gigi anterior dan gigi premolar, sedangkan bila shank nya contra angle untuk gigi posterior. Alat-alat kuret digunakan untuk membuang kalkulus subgingival yang letaknya dalam, penghalusan permukaan sementum akar dan menghilangkan dinding poket jaringan lu- nak. Skeler hoe untuk menghaluskan permukaan akar dengan membuang sisa-sisa kalkulus dari jaringan lunak sementum. Alat-alat ultrasonik digunakan untuk skeling, kuret dan meng-Cermin Dunia Kedokteran No. 113, 1996 18 hilangkan stain. Cara kerja alat ini melalui gerakan vibrasi(5). Alat penghalus permukaan gigi yang umum dipakai adalah rubber dan brush (sikat), digunakan dengan kecepatan rendah. Pemakaian bubuk yang mempunyai daya abrasif harus hati-hati, karena dapat mengiritasi jaringan gigi dan gusi.

Page 12: Tutorial Skenario 1 Blok 8

Skeling dengan menggunakan alat tangan membutuhkan ketrampilan tersendiri. Alat ini sederhana, mudah dibawa dan disiapkan. Skeling dengan cara ini murah dan banyak dilakukan di lapangan,tetapi tanpa ketrampilan operator bagian tepi gingiva akan rusak atau sering masih dijumpai adanya kalkulus. Tepi gingiva rusak oleh bagian tajam dan skeler akibat tekanan serta arah gerakan yang salah dan tanpa tumpuan jan di tempat yang tepat sehingga menimbulkan celah gingiva(22). Keadaan ini mengakibatkan terjadi peradangan dengan rasa perih dan sakit. Skeling menggunakan alat ultrasonik sekarang sudah ba- nyak dilakukan di Indonesia. Pengaruh dan pemakaian alat ultra-sonik serta pemolesan permukaan ggi dengan mesin berkece- patan tinggi (jet) mengakibatkan jaringan gigi turut terambil, se-hingga bakteri dapat masuk ke tubulus dentin yang terbuka(10,20). Jadi penggunaan harus dengan tekanan ringan dan mengenai sedikit mungkin daerah. Pada ujung alat ultrasonik terdapat semprotan air yang bertujuan untuk menghilangkan panas yang umumnya terjadi akibat vibrasi ultrasonik, selain itu juga ber- fungsi sebagai pembersih permukaan gigi(5). Beberapa peneliti membandingkan skeling menggunakan alat tangan dan alat ultrasonik. Mereka menyimpulan bahwa skeler ultrasonik efektif membersihkan deposit bakteri sub- gingival pada permukaan gizi. Pada pemeriksaan mikrobiologi diperlihatkan bahwa pembersihan daerah subgingival dengan alat ultrasonik dapat merubah komposisi mikrobia pada plak gigi(23). Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada per- bedaan data mikroskopik(21), juga antara penggunaan alat ultra- sonik dan alat tangan(10). Cara penanganan yang lain terhadap kalkulus, dan tidak ka-lah pentingnya, adalah pencegahan. Cara pencegahannya yaitu dengan menghambat pembentukan kalkulus pada tingkatan plak gigi serta menghambat proses mineralisasi. Pencegahan pem- bentukan kalkulus dapat dilakukan dengan mengurangi terjadi- nya akumulasi plak gigi yang berperan dalam proses kalsifikasi. Pencegahan bisa dengan penyuluhan kesehatan jaringan perio- dontal, pemakaian obat kumur atau pasta gigi yang bersifat antiseptik. Pembentukan plak gigi dapat dikurangi dengan pemakaian obat kumur

Page 13: Tutorial Skenario 1 Blok 8

(22,23); pemakaian larutan 0,2% chlorhexidine sebagai obat kumur selama satu minggu dapat menghambat pertumbuh- an plak gigi sampai 85%(23). Bila dibandingkan dengan larutan 0,1% hexetidine (Bactidol®), maka larutan 0,2% chlorhexidine (Minosep®) lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan plak dan keradangan gusi(24). Peneliti lain melaporkan bahwa pema- kaian pasta gigi yang mengandung zinc sitrat dapat mengurangi pertumbuhan bakteri plak sampai 30%(10). Dengan demikian diharapkan pembentukan kalkulus juga dapat dihambat

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) adalah suatu protesa yang mengganti satu atau lebih gigi yang hilang, tetapi kurang dari seluruh gigi asli, gigi tiruan ini dapat dipasang dalam mulut dan dikeluarkan oleh pemakai.

Tujuan pembuatan GTSL adalah:1. Mengembalikan dan memperbaiki fungsi mengunyah dan bicara.2. Memperbaiki profil wajah.3. Mempertahankan kesehatan jaringan

Indikasi GTSL:1. Psikologis: penderita tidak mau giginya diasah, atau pernah mengalami kegagalan gigi tiruan tetap.2. Bila sisa gigi yang tersisa tidak bisa menunjang konruksi gigi tiruan tetap.3. Free end edentulous yang panjang.4. Partial edentulous yang luas. Gigi tinggal sedikit tetapi tetap dipertahankan sebagai penyangga.5. Kondisi jaringan periodontal. Pemakaian GTSL dengan disain yang baik disertai perawatan periodontal merupakan perawatan yang menyeluruh.

Kontraindikasi:1. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi tiruan.2. Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya dibuatkan GT temporer.3. penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)4. OH jelek.

Klasifikasi GTSL menurut MC.Cracken:Berdasarkan penyangga:1. The all-tooth supported denture – removable bridgeSeluruhnya tooth supported beban yang diterima diteruskan oleh occlusal rest pada gigi penyangga di

Page 14: Tutorial Skenario 1 Blok 8

kedua sisi.Sadel pada kedua sisi dibatasi gigi penyangga, sehingga tidak terjadi gerakan rotasi (ungkitan)Disain gigi tiruan dapat unilateral atau bilateral2. The tooth tissue supported denture.Sebagian ridge atau tissue supported dan sebagian tooth supported.Gigi penyangga hanya pada stu sisi sadel, sehingga memungkinkan gerakan rotasi atau ungkitan pada waktu gigi tiruan berfungsi, diperlukan indirect retainer.

Klasifikasi GTSL menurut Osborne J dan Lammie GAKlasifikasi berdasarkan distribusi beban1. mukosa borne – gingival denture2. tooth borne – paradental denture3. kombinasi mukosa – tooth borne

Klasifikasi GTSL menurut KennedyKlasifikasi ini berdasarkan disain / konstruksi gigi tiruan yang akan dibuatKlas I: Bilateral free end denture, bilateral edentulous area terletak posterior dari gigi- gigi asliKlas II: Unilateral free end denture, unilateral edentulous area terletak posterior dari gigi-gigi asli, hanya pasa satu sisi.Klas III: The bounded saddle denture, single edentulous area, sebelah anterior dan posterior dibatasi oleh gigi asli.Klas IV: The anterior bounded saddle – anterior single saddle, melibatkan garis median.

Komponen GTSL:1. Saddle: bagian dari GTSL yang mengganti jaringan alveoli yang hilang dan sabagai tempat gigi tiruan. Terbuat dari akrilik atau logam. Terdiri dari bounded saddle (dibatasi gigi asli pada kedua ujungnya), free end saddle (dibatasi gigi asli pada salah satu ujungnya)2. Occlusal rest: bagian dari GTSL yang terletak pada permukaan gigi atau bagian lain dari gigi yang memberikan vertical support. Terdiri dari occlusal rest, insisal rest, cingulum rest, lingual rest, onlay, embrasure hooks. 3. Direct retainer: bagian dari GTSL yang terletak / melingkari gigi penyangga yang memberikan retensi dan bracing atau mencegah terlepasnya GTSL. Macam disain klamer: Klamer kawat tooth borne (3 jari, Jackson, half Jackson, 3/2 jari rest mesial, klamer s), klamer kawat mukosa borne (2 jari, Gillet), Klamer tuang ( circumferential clasp, bar clasp).4. Indirect retainer: bagian dari GTSL yang terletak pada rest seat, sejauh mungkin dari free end saddle pada sisi yang berlawanan dengan garis fulcrum. 5. Connector: bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponennya. Terdiri dari major connector (menghubungkan sadel yang satu dengan yang lainnya), minor connector (menghubungkan major connector dengan bagian lain GTSL)

Page 15: Tutorial Skenario 1 Blok 8

6. Gigi tiruan, dibagi berdasarkan bahan (porselain, logam, dan akrilik) dan bentuk (normal cusp, flat cusp, dengan saluran)

AKRILIK •Akrilik resin atau resin akrilik telah tersedia di beberapa variasi dan bentuk. Selain ituv a r i a s i   d a n b e n t u k n y a   i t u terbagi atas 3 yaitu : 1. Powder-Liquid. Penggunaan powder liquid dalam betuk bubuka t a u c a i r a n .   S a a t i n i t i p e p o w d e r l i q u i d i n i a d a l a h t i p e y a n g p a l i n g p o p u l a r . P e n g g u n a a n n y a i n i j u g a sangat cukup sederhana dalam hal prosedur maupun prosesnya, suatu basis gigi tiruan selesai diproses didalam dental laboratorium dengan menggunakan peralatanyang sederhana. 2. Gels 3. Sheet•Produk-produk ini menunjukkan hanya sebagian kecil saja dari bahan basis gigi tiruan( b a s i s   g i g i t i r u a n )   y a n g tersedia, baru-baru ini The American Dental Association mendaftar bahan basis gigitiruan yang telah mendapat pengakuan yang meliputi ; 54 produk heat-acceleratortheat curing dan 4 produk chemically accelerator (auto curing/ cold curing).•P r o d u k d a r i p a b r i k i n i t e r m a s u k y a n g b e n i n g , b e r p i g m e n / b e r w a r n a , y a n g a t a u k a r a k t e r i s t i k   n a m p a k   b e r s e r a b u t ( s e p e r t i pembuluh darah kapiler). bahan-bahan ini secara luas digunakan sebagai basis gigitiruan baik untuk gigi tiruan penuh (full denture) maupun gigi tiruan sebagian (partialdenture)( 1 )•Komposisi Aklirik   Powder  Liquid  Poly(methyl methacrylat )/ polimer  Methylmathacrylate / monomer  Organicperoxide initiator  Hidroquinoninhibitor 

   Titanium dioxide agent  Dimethacrylate/crosslinked agent  Inorganicpigments ( for color )  Organicamine accelerator     Dyedsynthetic fibers ( for esthetic) •Proses polimerisasi akrilik dapat dilakukan dengan•1. Heat curing akrilik•2. Self curing akrilik

Page 16: Tutorial Skenario 1 Blok 8

•3. Light curing aklirik•Sifat-sifat aklirik :•1. Cukup elastic dan bila terdapat klamer maka cukup rigid atau keras terhadap tekanan kunyah•2. Dapat menyesuaikan diri dengan cairan mulut•3. Tidak mengiritasi jaringan mulut,•4. Tidak beracun•5. Tidak berasa dan tidak barbau•6. Tidak berubah warna•7. Mudah dipolish•Kebaikan aklirik•1. Warna menyerupai warna gusi•2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi•3. Mudah dibersihkan•4. Mudah pengerjaannya dan manipulasinya•5. Kekuatannya cukup dengan BJ yang berisi•6. Harganya cukup mulrah dan cukup awet/tahan lama  •Kejelekan Akrilik :•1. Muatan patah,•2. Menimbulkan macam-macam porositas•3. Suatu termal konduktor yang baik•4. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering•5. Toleransi pasien kurang•6. Dapat menimbulkan alergi( 2 )•Fase-fase perubahan akrilik :

Page 17: Tutorial Skenario 1 Blok 8

•1.Sandy stege / wet sand stage : konsistensi campurannya kasar seperti pasar basah.•2. String  stage  /  sticky  stage  : monomer  akan  melarutkan butir-butir  polimersehingga campuran tersebut melunak, melekat sertaberserabut. Bila dipegang atauditarik-tarik, campuran tadi masih melekat di tangan•3. Dough stage / packing stage : monomer makin banyak merembes ke dalam butir-butir polimer dan ada juga monomer yang menguap sehingga onsistensi makin padat. Pada akhirnya akan menjadi adonan yang plastis dan tidak tidak melekatv lagi padatangan kalau dipegang•4. Rubbery stage : bentuk dan campuran pada tingkatan paling akhir ini sudah agakkeras,menyerupai karet , tetapi masih dapat diputuskan dengan jari tangan•5. Hard stage : sudah tidak dapat diputuskan dengan tangan