Referat Kiki Print 1

37
Referat BREAST DISEASE Oleh: REZKI PERMATA SARI 0608114087 Pembimbing dr. Effif Syofra.T , SpB. SpB(K) Onk KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU BEDAH RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU 1

Transcript of Referat Kiki Print 1

Page 1: Referat Kiki Print 1

Referat

BREAST DISEASE

Oleh:

REZKI PERMATA SARI

0608114087

Pembimbing

dr. Effif Syofra.T , SpB. SpB(K) Onk

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU BEDAH

RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

1

Page 2: Referat Kiki Print 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patologi anatomi atau kelainan anatomi payudara yang paling sering terjadi disebabkan

oleh tumor. Tumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki karakter

sel yang sangat mirip dengan jaringan asalnya dan relatif tidak berbahaya karena umumnya

tumor jinak tetap dilokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain, dan mudah untuk

dilakukan pengangkatan tumor dengan pembedahan lokal. Tumor dikatakan ganas apabila

dapat menembus dan menghancurkan struktur yang berdekatan dan menyebar ke tempat

yang jauh (metastasis) dan umumnya dapat menyebabkan kematian.1

Namun demikian usaha-usaha untuk penemuan dini (early detection) dapat dilakukan

dengan baik  dengan mengikut sertakan masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan (health

education). Apabila ditemukan dalam stadium dini dan mendapat terapi yang tepat dan

adekuat maka bukan tidak mungkin kanker payudara itu dapat disembuhkan. Kemajuan-

kemajuan dalam penemuan dini yang dilengkapi dengan kemajuan terapi pada dekade-

dekade akhir, baik teknik operasi, radiasi, hormonal terapi dan kemoterapi serta imunoterapi

ataupun penatalaksanaan kombinasi terapi dari modalitas terapi diatas yang didasarkan pada

ketepatan penentuan staging dan pengenalan sifat-sifat biologis kanker yang baik semakin

membawa harapan baru untuk penderita kanker payudara ini.2

Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah karsinoma

serviks uterus. Di Amerika Serikat karsinoma  payudara merupakan 28%  kanker pada wanita

kulit hitam. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Angka tertinggi

terdapat pada usia 45-66 tahun.Insiden karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1% dari

kejadian pada perempuan.2

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas mengenai anatomi payudara, macam-macam kelainan pada payudara,

diagnosis, stadium tumor, penatalaksanaan, prognosis dan pencegahan.

2

Page 3: Referat Kiki Print 1

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan referat ini adalah:

1. Untuk memahami dan menambah wawasan mengenai kelainan pada payudara dan

penatalaksanaannya

2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.

Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

1.4 Metode Penulisan

Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu kepada

beberapa literatur.

3

Page 4: Referat Kiki Print 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Payudara

Untuk dapat  mengenal perjalanan penyakit pada payudara dengan baik dan memahami

dasar-dasar tindakan operasi pada penyakit pada payudara maka sangat penting mengetahui

anatomi payudara itu sendiri.2

Payudara terletak pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas sebagai berikut :

Batas-batas payudara yang tampak dari luar:2

Superior  : iga II atau III

Inferior   : iga VI atau VII

Medial    : pinggir sternum

Lateral    : garis aksilaris anterior.

Batas-batas payudara yang sesungguhnya:2

Superior   : hampir sampai ke klavikula

Medial      : garis tengah

Lateral      : M.latissimus dorsi

Struktur Payudara

Payudara terdiri dari berbagai struktur :2

Parenkim epithelial

Lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening

Otot dan fascia

Gambar 1. Anatomi payudara.3

4

Page 5: Referat Kiki Print 1

Parenkim epitelial dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus,yang masing-masing

mempunyai saluran tersendiri untuk mengalirkan produknya,dan bermuara pada putting

susu.Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100

asini grup.Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari glandula mammae.

Payudara dibungkus oleh fascia pektoralis superfisialis dimana permukaan anterior dan

posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper yang berfungsi sebagai penyangga.2

2.2. Kelainan pada payudara

Kebanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari perubahan normal pada

perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan reproduksi. Terdapat 3 siklus

kehidupan yang dapat menggambarkan perbedaan fase reproduksi pada kehidupan wanita

yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :4

1. Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus dan stroma

payudara. Pada periode ini umumnya dapat terjadi benjolan FAM dan juvenil hipertrofi

(perkembangan payudara berlebihan).

2. Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus hormonal mempengaruhi

kelenjar dan stroma payudara.

3. Fase ketiga adalah involusi dari lobulus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55 tahun.

Gambar 2.Kelainan pada payudara berdasarkan anatomi5

5

Page 6: Referat Kiki Print 1

Struktur anatomi payudara secara garis besar tersusun dari jaringan lemak, lobus dan

lobulus (setiap kelenjar terdiri dari 15-25 lobus) yang memproduksi cairan susu. Duktus

berhubungan dengan glandula lobus dan lobulus yang berfungsi mengalirkan cairan susu.

Disamping itu juga terdapat jaringan penghubung (konektif), pembuluh darah dan kelenjar

getah bening. Lobulus dan duktus payudara sangat responsif terhadap hormon estrogen

karena sel epitel lobulus dan duktus mengekspresikan reseptor estrogen (ER) yang

menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi kelenjar payudara.6

Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara merupakan suatu rangkaian peristiwa

yang melibatkan interaksi berbagai macam tipe sel yang berbeda yang dimulai sejak

kelahiran dan terus berlangsung di bawah pengaruh siklus menstruasi. Rangkaian peristiwa

tersebut diatur oleh interaksi yang kompleks antara berbagai hormon steroid dan faktor

pertumbuhan, baik dari sel yang berdekatan dengannya maupun dari komponen dalam

lingkungan sel tersebut (faktor pertumbuhan). Stimulasi tersebut akan mempengaruhi

perubahan morfologi dan metabolisme. Kerentanan kelenjar payudara terhadap

tumorigenesis dipengaruhi oleh perkembangan normal dari kelenjar itu sendiri yang

dikarakterisasi dengan berbagai perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel payudara.1,7

Penelitian menunjukkan bahwa sistem endokrin yang mengontrol perkembangan

payudara mempengaruhi risiko terjadinya kanker payudara. Keseimbangan antara proliferasi,

diferensiasi dan kematian sel-sel kelenjar payudara berperan penting dalam proses

perkembangan tersebut. Gangguan dalam keseimbangan ini akan dapat mengakibatkan

terjadinya kanker.1

2.2.1 Tumor jinak

Tumor jinak memiliki berbagai bentuk, antara lain :

a. Kelainan fibrokistik

Perubahan fibrokistik adalah ragam kelainan dimana terjadi akibat dari

peningkatan dan distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara normal selama

daur haid. Perubahan fibrokistik dibagi menjadi perubahan nonproliferatif dan

perubahan proliferatif. Perubahan nonproliferatif mencakup kista dan fibrosis tanpa

hiperplasia sel epitel (perubahan fibrokistik sderhana). Perubahan proliferatif

6

Page 7: Referat Kiki Print 1

mencakup serangkaian hiperplasia sel epitel duktulus atau duktus banal atau atipikal

serta adenosis sklerotikans.8

Perubahan nonproliferatif ditandai dengan peningkatan stroma fibrosa disertai oleh

dilatasi duktus dan pembentukan kista dengan berbagai ukuran. Stroma mengelilingi

semua bentuk kista biasanya terdiri atas jaringan fibrosa yang kehilangan gambaran

miksomatosa. Infiltrat limfositik stroma sering ditemukan pada lesi ini dan varian lain

perubahan fibrokistik. Perubahan proliferatif meliputi hiperplasia epitel dan adenosis

sklerotikans. Istilah hiperplasia epitel dan perubahan fibrokistik proliferatif mencakup

serangkaian lesi proliferatif di dalam duktulus, duktus terminalis, dan kadang-kadang

lobulus payudara. Sebagian hiperplasia epitel ini bersifat ringan dan teratur serta tidak

membawa resiko karsinoma, tetapi di sisi lain hiperplasia atipikal mamiliki resiko

signifikan. Adenosis sklerotikans memiliki gambaran klinis dan morfologi mirip

dengan karsinoma. Di lesi ini rampak mencolok fibrosis intralobularis serta

proliferasi duktulus kecil dan asinus. Pertumbuhan berlebihan jaringan fibrosa ini

mungkin menekan lumen asinus dan duktus sehingga keduanya tampak sebagai

genjel-genjel sel. Adanya lapisan ganda epitel dan identifikasi elemen mioepitel

menandakan bahwa kelainannya bersifat jinak.8

Gejala-gejalanya berupa pembengkakan dan nyeri tekan pada payudara menjelang

periode menstruasi. Tanda-tandanya adalah teraba massa yang bergerak bebas pada

payudara, terasa granularitas pada jaringan payudara, dan kadang-kadang keluar

cairan yang tidak berdarah dari puting. Banyak perempuan tidak mengeluhkan gejala

dan baru mencari pemeriksaan kesehetan setelah meraba adanya massa.8

b. Fibroadenoma

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang banyak terdapat pada wanita muda. Tumor

ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Benjolan ini

biasanya tidak nyeri, bisa tumbuh banyak (multipel). Tumor ini terdiri dari jaringan

fibrosa yang berbentuk bulat, licin, berkonsistensi padat kenyal, berbatas tegak, dan

mudah digerakkan. Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal,

dan bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Lesi mungkin membesar pada akhir daur haid

dan selama hamil. Pada pascamenopause, lesi mungkin mengecil dan mengalami

7

Page 8: Referat Kiki Print 1

kalsifikasi. Walaupun jarang, tumor mungkin dapat multipel dan bergaris tengah lebih

dari 10 cm (fibroadenoma raksasa). Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen

diperkirakan berperan dalam proses pembentukannya, dan lesi serupa mungkin

muncul bersamaan dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma

biasanya teradi pada perempuan muda dimana insidensi puncak pada usia 30-an.

Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan menyusui atau menjelang

menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis ini

tidak ditemukan lagi.  Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas. Pananganan

fibriadenoma adalah melalui pembedahan pengangkatan tumor. Sistosarkoma filoides

merupakan salah satu tipe dari fibriadenoma yang dapat kambuh jika tidak diangkat

dengan sempurna.8

Gambar 3. Fibroadenoma mammae

c. Tumor filoides

Tumor phylloides adalah fibroadenoma besar di payudara, dengan stroma serupa-

sarkoma yang sangat selular. Tumor ini termasuk neoplasma jinak, namun

kadangkala dapat menjadi ganas. Tumor ini bersifat agresif lokal dan dapat

bermetastasis, dan diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Umumnya, tumor ini

berdiameter 3 hingga 4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar, mungkin

masif sehingga payudara membesar. Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik.

Karena pada potongan memperlihatkan celah yang mirip daun, maka tumor ini

disebut tumor filoides. Perubahan yang paling merugikan adalah terjadinya

peningkatan selularitas stroma disertai anaplasia dan aktivitas mitotik yang tinggi,

8

Page 9: Referat Kiki Print 1

selain itu peningkatan ukuran secara pesat, biasanya dengan invasi jaringan payudara

di sekitarnya oleh stroma maligna. Sebagian besar tumor ini tetap lokalisata dan

disembuhkan dengan eksisi. Lesi maligna mungkin kambuh, tetapi lesi ini juga

cenderung terlokalisasikan.8

d. Papiloma intraduktus

Papiloma intraduktus adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam suatu saluran

air susu (duktus laktiferus) dan 75% tumbuh di bawah areola payudara. Sebagian

besar lesi bersifat soliter, ditemukan di dalam sinus atau duktus laktiferosa utama.

Lesi ini menimbulkan gejala klinis berupa : (1) keluarnya discharge serosa atau

berdarah dari puting payudara; (2) adanya tumor subareola kecil dengan garis tengah

beberapa milimeter sehingga terlalu kecil untuk dipalpasi; atau (3) retraksi puting

payudara (jarang terjadi). Pada beberapa kasus, terbentuk banyak papiloma di

beberapa duktus atau papilometosis intraduktus. Lesi kadang-kadang menjadi ganas,

sedangkan papiloma soliter hampir selalu tetap jinak.8

e. Adenosis sklerosis

Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi secara

histopatologi tampak proliferasi jinak, sehingga ahli patologi sering terkecoh,

mengira suatu karsinoma.8

f. Mastitis sel plasma

Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem saluran di bawah

areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas yaitu

berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu

akibat pembentukan jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa terdapat

pembesaran kelenjar getah bening ketiak.8

g. Nekrosis lemak

Biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi

tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak rata.

Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor ganas., secara histologik terdapat

nekrosis jaringan lemak yang kemudian jadi fibrosis.8

9

Page 10: Referat Kiki Print 1

h. Kelainan lain

Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan kista sebasea

(kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin terdapat di payudara tetapi tidak

bersangkutan dengan jaringan kelenjar payudara.8

2.2.2. Tumor ganas

Sebagian besar tumor payudara adalah adenokarsinoma. Terdapat dua jenis

utama histologis adenokarsinoma payudara, yang berasal dari duktus terminalis

dan unut-unit lobular. Karsinoma payudara in situ noninvasif (misal, karsinoma

duktus in situ [DCIS] atau karsinoma lobular in situ [LCIS]) adalah di dalam

lumen duktus atau asinus. Pemindaian radiologis dapat mengidentifikasikan

sebagian besar karsinoma payudara intraduktus atau intralobular. Arti pentingnya

karsinoma dini yang noninvasif adalah bahwa terdapat risiko tinggi untuk

berkembang menjadi kanker payudara invasif pada waktu yang akan datang.9

Karsinoma invasif atau infiltratif telah menyebar ke dalam stroma payudara

dan ada kemungkinan penyebaran metastasis. Karsinoma duktus invasif adalah

jenis kanker payudara yang paling sering, menyebabkan 80% hingga 85% dari

semua kanker payudara. Karsinoma duktus invasif sekeras batu, seperti yang

dibuktikan pada saat palpasi secara klinis dan ketika potongan spesimen dipotong.

Istilah kuno yang dipakai untuk kanker semacam itu adalah scirrhous, yaitu

bahasa yunani yang berarti keras. Tempat metastasis jauh adalah tulang, paru,

hati, atau otak.9

Karsinoma lobular invasif adalah jenis kanker payudara kedua yang paling

sering (sekitar 10%), yang penting adalah tumor ini sering kali multifocal dalam

payudara, dan jenis ini berkaitan dengan frekuensi tinggi terlibatnya kedua

payudara bila dibandingkan dengan jenis lain. Ciri khasnya sel-sel tumor tertekan

menjadi tali kuat yang dapat terlihat sebagai daerah yang teraba tebal dan nyeri

(bukan sebagai pembengkakan). Pada karsinoma lobular invasif, metastasis jauh

biasanya ke meningeal dan permukaan serosa, walaupun tidak sering (10%)

kanker payudara invasif dengan jenis histologis tertentu (missal, tubular, mukoid,

10

Page 11: Referat Kiki Print 1

moduler ) berkaitan dengan prognosis yang lebih baik daripada jenis duktus dan

lobular.9

Penyakit paget pada papilla mammae adalah keganasan yang tumbuh keluar

sepanjang duktus pada papilla mammae, yang berasal dari duktus yang lebih

dalam atau kanker duktus invasif dengan gejala klinis berupa rasa gatal, panas,

perdarahan atau kombinasi di antaranya.9

Karsinoma inflamasi, tumor yang tumbuh dengan cepat dan menyebar melalui

invasi pada limfatik kulit. Gejala klinisnya mirip dengan infeksi payudara akut.

Kulit menjadi merah, panas, edematosa, berindurasi dan nyeri. Kanker jenis ini

muncul pada sekitar 1% hingga 2% perempuan yang menderita kanker payudara.

Prognosis pasien dengan kanker payudara peradangan adalah buruk, walaupun

dengan diagnosis dini.9

2.3. Prosedur penegakan diagnosis

Tumor (benjolan) pada payudara, terutama jenis yang ganas pada umumnya tidak

memiliki gejala di awal dan hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik secara

teliti atau skrining menggunakan mammografi. Selama fase premenstruasi,

kebanyakan wanita mengalami pembesaran serta benjolan pada payudaranya serta

payudara menjadi mengeras. Hal ini dapat mengaburkan pemeriksaan payudara untuk

mencari benjolan yang dicurigai. Pemeriksaan sebaiknya diulangi lagi 1 bulan

kemudian atau setelah periode menstruasi berikutnya.4

Diagnosis kelainan payudara dengan cara :

a. Anamnesis yang lengkap:2

Mengenai keluhan-keluhan

Perjalanan penyakit

Keluhan tambahan

Faktor-faktor resiko tinggi

Tanda-tanda umum keganasan yang berhubungan dengan berat badan dan

nafsu makan.

Pengaruh siklus menstruasi terhadap keluhan tumor dan perubahan ukuran

tumor dan perubahan ukuran tumor; kawin atau tidak; jumlah anak, disusukan

11

Page 12: Referat Kiki Print 1

atau tidak; riwayat penyakit kanker dalam keluarga; obat-obatan yang pernah

dipakai terutama yang bersifat hormonal; apakah pernah operasi payudara dan

obstetri-ginekologi. Hal berikut ini tergolong dalam faktor resiko tinggi kanker

payudara yaitu keadaan-keadaan dimana kemungkinan seorang wanita mendapat

kanker payudara lebih tinggi dari yang tidak mempunyai faktor tersebut yaitu:2

Umur lebih dari 30 tahun

Anak pertama lahir pada usia ibu>35 tahun (2x)

Tidak kawin (2-4 x)

Menarche <12 tahun (1,7-4x)

Menopause terlambat >55 tahun (2,5-5x)

Pernah operasi tumor jinak payudara (3-5x)

Mendapat terapi hormonal yang lama (2,5x)

Adanya kanker payudara yang kontralateral (3-9x)

Operasi ginekologi (3-4x)

Radiasi dada (2-3x)

Riwayat keluarga (2-3x)

b. Pemeriksaan fisik yang sistematis/legeartis dan etis.

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:4

Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu

mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau

menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna

merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit

kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok

(ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam

sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan

mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

o Pendarahan pada puting susu.

12

Page 13: Referat Kiki Print 1

o Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah

besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-

tulang.

o Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,

bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh

tubuh.

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria

operbilitas Heagensen sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

adanya nodul satelit pada kulit payudara;

kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;

terdapat model parasternal;

terdapat nodul supraklavikula;

adanya edema lengan;

adanya metastase jauh;

serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit,

edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening

aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat

satu sama lain.

c. Pemeriksaan penunjang

Dua jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi dini benjolan pada payudara

adalah mammografi dan ultrasonografi (USG). Teknik yang baru adalah

menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan nuklear skintigrafi.

Mammografi adalah metode terbaik untuk mendeteksi benjolan yang tidak teraba

namun terkadang justru tidak dapat mendeteksi benjolan yang teraba atau kanker

payudara yang dapat dideteksi oleh USG. Mammografi digunakan untuk skrining

rutin pada wanita di usia awal 40 tahun untuk mendeteksi dini kanker payudara.

13

Page 14: Referat Kiki Print 1

Gambar 4. Gambaran mamogram dan MRI.10

2.4 Stadium Klinis

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat

mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat

penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat

jauh Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk

menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan

pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila

memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,

namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim

TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau

World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh

American Cancer Society danAmericanCollegeof Surgeons).11

Pada sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu Tumor size atau ukuran tumor , “N”

yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastasis atau penyebaran

jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi , juga

sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker payudara,

penilaian TNM sebagai berikut :11

T (Tumor size), ukuran tumor :

14

Page 15: Referat Kiki Print 1

o T 0 : tidak ditemukan tumor primer

o T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

o T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

o T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

o T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding

dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit

payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

o N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla

o N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

o N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

o N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb

di mammary interna di dekat tulang sternum

M (Metastasis) , penyebaran jauh :

o M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

o M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

o M 1 : terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktot T,N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung

dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

Stadium 0 : T0 N0 M0

Stadium 1 : T1 N0 M0

Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0

Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

Stadium III C : Tiap T N3 M0

Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1.

15

Page 16: Referat Kiki Print 1

Gambar 5. Gambaran payudara.

2.4. Diagnosis pasti

Dapat pula dilakukan pemeriksaan histopatologi. Bahan pemeriksaan diambil dengan

cara :2

1. Eksisional biopsi, kemudian diperiksa potong beku atau PA.

Ini untuk kasus-kasus yang diperkirakan masih operabel/stadium dini.

2. Insisional biopsi; cara ini untuk kasus-kasus ganas yang sudah inoperabel/lanjut.

Cara lain yaitu dengan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi). Suatu pemeriksaan

sitopatologi. cara ini memerlukan keahlian khusus dalam pembacaan dan ketepatan

didalam mengambil aspiratnya. Ketepatan hasil FNAB cukup tinggi di tangan yang ahli

(ahli sitopatologi) dan tepat cara pengambilannya.2

Gambar 6. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)3

16

Page 17: Referat Kiki Print 1

2.5 . Terapi

Untuk tumor jinak payudara terapi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis tumor itu

sendiri.4

1. Papiloma Intraduktal

Eksisi lokal atau pengambilan benjolan dari payudara merupakan terapi utama. Hal ini

dapat dilakukan dengan bius lokal. Apabila biopsi pada benjolan menunjukkan hasil

atipikal hiperplasia pada papiloma ini, maka risiko kanker payudara meningkat

dibandingkan dengan hasil penyakit proliperatif dengan atipia.

2. Fibroadenoma

Pada saat FAM diketahui, diagnosis ini dikonfirmasi dengan biopsi atau analisis sitologi

(sel). Biopsi tersebut dapat mengkonfirmasi adanya sel keganasan.

3. Tumor Filodes Jinak

Tumor yang besar dan ganas dengan batas infiltratif mungkin membutuhkan mastektomi

(pengambilan jaringan payudara). Mastektomi sebaiknya dihindari apabila

memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi memberikan hasil tumor filodes ganas,

maka re-eksisi komplit dari seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan

yang tersisa.

Gambar 7. Insisi tumor mammae beserta KGB regional.3

17

Page 18: Referat Kiki Print 1

Untuk kanker payudara dapat dilakukan terapi :2

Pada stadium operable I, II, dan III (batasan stadium yang masih operabel/kurabel adalah

stadium IIIa), sifat pengobatannya adalah kuratif. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan

IV tidak lagi mastektomi, melainkan paliatif.

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara.Ada3 jenis mastektomi (Hirshaut

& Pressman, 1992):2

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,

jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di

sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi

bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya

disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel

kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian

radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar

tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Tindakan operatif tergantung stadium kanker, yaitu:2

1. Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi

radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi

regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang

harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB  regional. Pada T2N1 dilakukan

mastektomi radikal dan radiasi lokal didaerah tumor bed dan KGB regional. Untuk

setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral dan medial payudara harus dilakukan

radiasi pada rantai KGB regional.

18

Page 19: Referat Kiki Print 1

Gambar 8. Modifikasi radikal mastektomi.3

Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan teknik Breast Conserving

Therapy, berupa satu paket yang terdiri dari pengangkatan tumor saja [tumorektomi],

ditambah diseksi aksila dan radiasi kuratif [ukuran tumor <3cm] dengan syarat tertentu.

Metode ini dilakukan dengan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial,

kwadranektomi, atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total.3

Syarat teknik ini adalah :4

Tumor primer tidak lebih dari 2cm

N1b kurang dari 2cm

Belum ada metastasis jauh

Tidak ada tumor primer lainnya

Payudara kontralateral bebas kanker

Payudara bersangkutan belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya (kecuali

lumpektomi)

Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu

menonjol

Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu

19

Page 20: Referat Kiki Print 1

2. Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi ajuvan, atau

mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.2

3. Pada stadium yang lebih lanjut, lakukan tindakan paliatif dengan tujuan:2

Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan menganggap bahwa

kematian adalah proses yang normal.

Tidak mempercepat atau menunda kematian.

Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarkan stadium, yaitu:2

o Pada stadium IIIb atau dinamakan locally advanced pengobatan utama adalah

radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu hormonal terapi dan sitostatika

o Pada stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu

hormonal dan kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi pada

daerah-daerah tulang weight bearing yang mengandung metastase atau pada

tumor bed yang berdarah difuse dan berbau yang mengganggu sekitarnya.2

2.6. Prognosis

Untuk kelainan payudara jinak, prognosis nya adalah baik. Sedangkan untuk

prognosis kanker payudara ditentukan oleh:2

1. Staging [TNM}

Semakin dini semakin baik prognosisnya

Stadium I             :   5-10 tahun   90-80%

Stadium II            :            70-50%

Stadium III           :                      20-11%

Stadium IV           :                      0%

Untuk stadium  0  :                       96,2%

2.   Jenis histopatologi keganasan

Karsinoma insitu mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan

karsinoma yang sudah invasif.

20

Page 21: Referat Kiki Print 1

Suatu  kanker payudara yang disertai gambaran peradangan dinamakan

mastitis karsinomatosa, ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan

hidup 2 tahun hanya  ± 5%. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil

berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.2

2.7. Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,

yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap

epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit

tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker

payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:2

Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi

kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya menghindarkan

diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup

sehat.4

Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk

terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal

merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan

dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami

perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari

semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada

mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan

dengan beberapa pertimbangan antara lain:4

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi

setiap tahun.

21

Page 22: Referat Kiki Print 1

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai

usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih

sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara

Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi

kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka

sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.4

Dengan mengetahui adanya faktor resiko pada seseorang diharapkan agar ia lebih

dewasa terhadap kelainan-kelainan yang ada pada payudara, baik dengan rutin

melakukan SADARI maupun secara periodik memeriksakan kelainan payudara atau

tanpa kelainan kepada dokternya. Dan bagi dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik

yang baik dan legeartis dan melakukan mammografi pada penderita dengan faktor

high-risk tersebut.4

Sebaiknya pemeriksaan SADARI dilakukan sehabis mandi selesai masa

menstruasi. Sebelum menstruasi payudara agak membengkak sehingga menyulitkan

pemeriksaan.4

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat

benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan

angka kematian. Meskipun angka kejadian kanker payudara rendah pada wanita

muda, namun sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa

melakukannya di kala tua. Wanita premenopause (belum memasuki masa menopause)

sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya

selesai.

Cara melakukan SADARI adalah :2

1. Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri menghadap

cermin

2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit payudara,

dan puting yang masuk

22

Page 23: Referat Kiki Print 1

3. Angkat lengannya lurus melewati kepala  atau lakukan gerakan bertolak pinggang

untuk mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk memperjelas kerutan

pada kulit payudara

4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya

5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak

6. Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan

Gambar 9. Pemeriksaan sadari.3

Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara

sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang

harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan

pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak

berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh

bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium

tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk

mencari pengobatan alternatif.4

BAB III

23

Page 24: Referat Kiki Print 1

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Kelainan anatomi payudara yang paling sering terjadi disebabkan oleh tumor. Tumor

terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki karakter sel yang sangat mirip

dengan jaringan asalnya dan relatif tidak berbahaya karena umumnya tumor jinak tetap

dilokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain, dan mudah untuk dilakukan pengangkatan

tumor dengan pembedahan lokal. Tumor dikatakan ganas apabila dapat menembus dan

menghancurkan struktur yang berdekatan dan menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) dan

umumnya dapat menyebabkan kematian.

Tumor (benjolan) pada payudara, terutama jenis yang ganas pada umumnya tidak

memiliki gejala di awal dan hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik secara teliti atau

skrining menggunakan mammografi. Selama fase premenstruasi, kebanyakan wanita mengalami

pembesaran serta benjolan pada payudaranya serta payudara menjadi mengeras. Hal ini dapat

mengaburkan pemeriksaan payudara untuk mencari benjolan yang dicurigai. Pemeriksaan

sebaiknya diulangi lagi 1 bulan kemudian atau setelah periode menstruasi berikutnya.

Penatalaksanaan untuk tumor jinak payudara terapi dapat dibedakan berdasarkan jenis-

jenis tumor itu sendiri. Penatalaksanaan ntuk kanker payudara dapat dilakukan terapi sesuai

stadium, dimana pada stadium operable I, II, dan III (batasan stadium yang masih

operabel/kurabel adalah stadium IIIa), sifat pengobatannya adalah kuratif, sedangkan terapi pada

stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan paliatif.

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu

pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiologi sepakat

bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi

kesehatan dan deteksi dini

3.2 Saran

1. Perlunya edukasi pada masyarakat terutama yang berisiko tinggi untuk melakukan

SADARI dalam rangka deteksi dini kelainan yang terjadi pada payudara.

2. Perlunya edukasi pada masyarakat agar tidak menyepelekan perubahan yang terjadi pada

payudara dan tidak merasa tabu untuk melakukan pemeriksaan payudara.

24

Page 25: Referat Kiki Print 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Kumar V. Cotran SR. Robbins LS. Neoplasma. Dalam: Asrorudin M. Hartanto H. Darmaniah

N. editor edisi bahasa Indonesia. Robbins Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC.

2007;199-201.

2. Staf Pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 1995.

342-363.

3. Adam. Breast Cancer. http://health.allrefer.com.

4. Utama HY. Kelainan pada payudara/ breast disease/ disorder.

http://herrysetyayudha.wordpress.com/2011/11/06/kelainan-pada-payudara-breast-disease-

disorder/.

5. Cotran. Robbins. Pathologi Basic of Disease. Eighth edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.

2010.

6. Hondermarck H. Breast Cancer When Proteomics Challenges Biological Complexity. The

American Society for Biochemistry and Molecular Biology. 2003 May 29; 281-291.

7. Guyton Et Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 1997.

8. Syamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. 2005. 388-402.

9. Hillegas BK. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan. Dalam: Price AS. Wilson ML.

editor. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC. 2005;1303-1309.

10. Dongola N. Breast Cancer, Mammography. http://www.emedicine.com.

11. Albar ZA, Tjindarbumi D, Ramli M, Lukitto, Reksoprawiro S, Handojo D, Darwis I,Suardi

DR, Achmad D. Protokol PERABOI. Jakarta: PERABOI. 2003. 2-15.

25