Referat Solusio Plasenta Print

21
STASE OBGYN RSIJ SUKAPURA SOLUSIO PLASENTA SOLUSIO PLASENTA Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi yang normal sebelum anak lahir. Angka kejadian 1:80 persalinan ; Solusio plasenta berat angka kejadian = 1: 500- 750 persalinan. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang SOLUSIO PLASENTA | 1

Transcript of Referat Solusio Plasenta Print

Page 1: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

SOLUSIO PLASENTA

SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi yang normal sebelum

anak lahir. Angka kejadian 1:80 persalinan ; Solusio plasenta berat angka kejadian = 1: 500-

750 persalinan.

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta

dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum

waktunya yakni sebelum anak lahir.

Terdapat beberapa istilah untuk penyakit ini yaitu solusio placentae, abruption placentae,

ablation placentae, dan accidental hemorrhage. Istilah atau nama lain yang lebih deskriptif

adalah premature separation of the normally implanted placenta (perlepasan dini uri yang

implantasinya normal). Bila terjadi pada kehamilan di bawah 20 minggu gejala kliniknya

S O L U S I O P L A S E N T A | 1

Page 2: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

serupa dengan abortus iminens. Secara definitive diagnosisnya baru bisa ditegakkan setelah

partus jika terdapat hematoma pada permukaan maternal plasenta.

Solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta previa bagi ibu hamil dan

janinnya. Pada perdarahan tersembunyi yang luas dimana perdarahan retroplasenta yang

banyak dapat mengurangi sirkulasi utero-plasenta dan menyebabkan hipoksia janin. Di

samping itu, pembentukan hematoma retroplasenta yang luas bisa menyebabkan

koagulopati konsumsi yang fatal bagi ibu.

Terdapat 2 jenis perdarahan yang terjadi:

1. Jenis perdarahan tersembunyi (concealed) : 20%

2. Jenis perdarahan keluar (revealed) : 80%

Pada jenis tersembunyi, perdarahan terperangkap dalam cavum uteri (hematoma

retroplasenta) dan seluruh bagian plasenta dapat terlepas, komplikasi yang diakibatkan

biasanya sangat berat dan 10% disertai dengan Disseminated Intravascular Coagulation.

Pada jenis terbuka, darah keluar dari ostium uteri, umumnya hanya sebagian dari

plasenta yang terlepas dan komplikasi yang diakibatkan umumnya tidak berat. Kadang-

S O L U S I O P L A S E N T A | 2

Page 3: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

kadang plasenta tidak lepas semua namun darah yang keluar terperangkap dibalik

selaput ketuban (relatively concealed) 30% perdarahan antepartum disebabkan oleh

solusio plasenta.

Klasifikasi

Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (rupture sinus marginalis), dapat

pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis), atau bisa seluruh permukaan maternal

plasenta terlepas (solusio plasenta totalis). Perdarahan yang terjadi dalam banyak kejadian

akan merembes antara plasenta dan myometrium untuk seterusnya menyelinap dibawah

selaput ketuban dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui

vagina (revealed hemorrhage) akan tetapi ada kalanya walaupun jarang, perdarahan

tersebut tidak keluar melalui vagina (concealed hemorrhage) jika:

Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim.

Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim.

Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah

karenanya.

Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempek ketat pada segmen bawah

Rahim.

Dalam klinis solusio plasenta dibagi dalam berat ringannya gambaran klinik sesuai

dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu solusio plasenta ringan, solusio

plasenta sedang, dan solusio plasenta berat. Yang ringan biasanya baru diketahui setelah

plasenta lahir dengan adanya hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau

ada rupture sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini baru definitive bila ditinjau

retrospektif karena solusio plasenta sifatnya berlangsung progresif yang berarti solusio

plasenta yang ringan bisa berkembang menjadi buruk apabila perdarahannya cukup

banyak pada kategori concealed hemorrhage.

Solusio Plasenta Ringan

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25%, atau ada yang menyebutkan kurang dari

1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya kurang dari 250 ml. Tumpahan darah

yang keluar terlihat seperti pada haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi

S O L U S I O P L A S E N T A | 3

Page 4: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

yang banyak. Gejala-gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali

warna darah yang kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.

Solusio Plasenta Sedang

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum mencapai separuhnya

(50%). Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000

ml. Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama. Gejala-

gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus,

denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan takikardi.

Solusio Plasenta Berat

Luas plasenta yang terlepas sudah melebihi 50%, dan jumlah darah yang keluar telah

mencapai 1.000 ml atau lebih. Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dan ke dalam

bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinis jelas, keadaan umum penderita

buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. Komplikasi koagulopati

dan gagal ginjal yang ditandai pada oliguria biasanya telah ada.

INSIDEN

Melihat latar belakang yang sering dianggap sebagai factor risiko diyakini bahwa

insidensi solusio plasenta semakin menurun dengan semakin baiknya perawatan

antenatal sejalan dengan semakin menurunnya jumlah ibu hamil usia dan paritas

tinggi dan membaiknya kesadaran masyarakat berprilaku lebih higienis. Transportasi

yang lebih mudah memberi peluang pasien cepat sampai ke tujuan sehingga

keterlambatan dapat dihindari dan solusio plasenta tidak sampai menjadi berat dan

mematikan bagi janin. Dalam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio plasenta 1

dalam 155 sampai 1 dalam 225 persalinan (yang berarti < 0,5%) di Negara-negara

Eropa untuk solusio plasenta yang tidak sampai mematikan janin. Untuk solusio yang

lebih berat sampai mematikan janin insidennya lebih rendah 1 dalam 830 persalinan

dan turun menjadi 1 dalam 1.550 persalinan. Namun insidensi solusio plasenta

diyakini masih lebih tinggi di tanah air disbanding dengan Negara maju.

S O L U S I O P L A S E N T A | 4

Page 5: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

ETIOLOGI

Penyebab utama tidak jelas. Terdapat beberapa factor resiko antara lain:

Peningkatan usia dan paritas

Preeklampsia

Hipertensi kronis

KPD preterm

Kehamilan kembar

Hidramnion

Merokok

Pencandu alkohol

Trombofilia

Pengguna cocain

Riwayat solusio plasenta

Mioma uteri

Faktor pencetus :

1. Versi luar atau versi dalam

2. Kecelakaan

3. Trauma abdomen

4. Amniotomi ( dekompresi mendadak )

5. Lilitan talipusat - Tali pusat pendek

Faktor risiko :

Factor Risiko Risiko relatif

Pernah solusio plasenta 10 - 25

Ketuban pecah preterm / korioamnionitis 2,4 - 3,0

S O L U S I O P L A S E N T A | 5

Page 6: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Sindroma pre-eklampsia 2,1 - 4,0

Hipertensi kronik 1,8 - 3,0

Merokok / nikotin 1,4 - 1,9

Merokok + hipertensi kronik atau pre-eklampsia 5 - 8

Pecandu kokain 13 %

Mioma di belakang plasenta 8 dari 14

Gangguan system pembekuan darah berupa single-gene

mutation/tombofilia

Meningkat s/d 7 x

meningkat

Acquired antiphospholipid autoantibodies Jarang

Trauma abdomen dalam kehamilan Jarang

Plasenta Sirkumvalata

PATOFISIOLOGI

Solusio plasenta diawali dengan terjadinya perdarahan kedalam desidua basalis.

Desidua terkelupas dan tersisa sebuah lapisan tipis yang melekat pada myometrium.

Hematoma pada desidua akan menyebabkan separasi dan plasenta tertekan oleh

hematoma desidua yang terjadi.

Pada awalnya kejadian ini tak memberi gejala apapun. Namun beberapa saat

kemudian arteri spiralis desidua pecah sehingga menyebabkan terjadinya hematoma

retroplasenta yang menjadi semakin bertambah luas. Daerah plasenta yang terkelupas

menjadi semakin luas sampau mendekati tepi plasenta.

Oleh karena didalam uterus masih terdapat produk konsepsi maka uterus tak

mampu berkontraksi untuk menekan pembuluh yang pecah tersebut. Darah dapat

merembes ke pinggiran membrane dan keluar dari uterus maka terjadilah perdarahan yang

keluar (revealed hemorrhage).

Sesungguhnya solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang

bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis plasenta dari tempat

implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi perdarahan. Oleh karena itu

S O L U S I O P L A S E N T A | 6

Page 7: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

patofisiologinya bergantung pada etiologinya. Pada trauma abdomen etiologinya jelas

karena robeknya pembuluh darah di desidua.

Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel (apoptosis) yang

disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat menyebabkan

pembentukan thrombosis dalam pembuluh darah desidua atau dalam vascular vili dapat

berujung pada iskemia dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel

dan mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan

desidua basalis terlepas kecuali selapisan tipis yang tetap melekat pada myometrium.

Dengan demikian, pada tingkat permulaan sekali dari proses terdiri atas pembentukan

hematom yang bias menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi dan kerusakan pada

bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada awalnya mungkin belum ada gejala

kecuali terdapat hematom pada bagian belakang plasenta yng baru lahir. Dalam beberapa

kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya arteria spiralis

dalam desidua. Hematoma retroplasenta mempengaruhi penyampaian nutrisi dan oksigen

dari sirkulasi maternal/plasenta ke sirkulasi janin. Hematoma yang terbentuk dengan cepat

meluas dan melepaskan plasenta lebih luas/banyak sampai ke pinggirnya sehingga darah

yang keluar merembes antara selaput ketuban dan myometrium untuk selanjutnya keluar

melalui serviks ke vagina. Perdarahan tidak bias berhenti karena uterus yang lagi

mengandung tidak mampu berkontraksi untuk menjepit pembuluh arteria spiralis yang

terputus. Walaupun jarang terdapat perdarahan tinggal terperangkap di dalam uterus

(concealed hemorrhage).

Perdarahan tersembunyi ( concealed hemorrhage)

1. Terjadi efusi darah dibelakang plasenta dengan tepi yang masih utuh.

2. Plasenta dapat terlepas secara keseluruhan sementara selaput ketuban

masih menempel dengan baik pada dinding uterus.

3. Darah dapat mencapai cavum uteri bila terdapat robekan selaput ketuban.

4. Kepala janin umumnya sangat menekan SBR sehingga darah sulit keluar.

5. Bekuan darah dapat masuk kedalam miometrium sehingga menyebabkan

uterus couvellair.

S O L U S I O P L A S E N T A | 7

Page 8: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Hematoma Retroplasenta yang terlihat pasca persalinan

GAMBARAN KLINIK

A. Gejala dan Tanda

Gejala klinik tergantung pada luas plasenta yang terlepas dan jenis perlepasan

plasenta (concealed atau revealed). 30% kasus, daerah yang terlepas tidak terlalu

memberikan gejala dan diagnose ditegakkan secara retrospektif setelah anak lahir

dengan terlihatnya hematoma retroplasenta.

Bila lepasnya plasenta mengenai daerah luas, terjadi nyeri abdomen dan uterus

yang tegang disertai dengan:

Gawat janin (50% penderita)

Janin mati ( 15%)

Tetania uteri

DIC- Disseminated Intravascular Coagulation

Renjatan hipovolemik

Perdarahan pervaginam ( 80% penderita)

Uterus yang tegang (2/3 penderita)

Kontraksi uterus abnormal (1/3 penderita)

Bila separasi plasenta terjadi dibagian tepi, iritabilitas uterus minimal, dan tidak

terdapat tanda-tanda uterus tegang atau gawat janin. Perdarahan yang terjadi

biasanya tidak terlampau banyak ( 50 – 150 cc) dan berwarna kehitaman.

S O L U S I O P L A S E N T A | 8

Page 9: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

B. LABORATORIUM

Kadar haemoglobin [Hb] atau hematokrit [Ht] sangat bervariasi.

Penurunan Hb dan Ht umumnya terjadi setelah terjadi hemodilusi.

Hapusan darah tepi menunjukkan penurunan trombosit, adanya schistosit

menunjukkan sudah terjadinya proses koagulasi intravaskular.

Penurunan kadar fibrinogen dan pelepasan hasil degradasi fibrinogen.

Bila pengukuran fibrinogen tak dapat segera dilakukan, lakukan

pemeriksaan “clott observation test”. Sample darah vena ditempatkan dalam

tabung dan dilihat proses pembentukan bekuan (clot) dan lisis bekuan yang

terjadi. Bila pembentukan clot berlangsung > 5 – 10 menit atau bekuan darah

segera mencair saat tabung dikocok maka hal tersebut menunjukkan adanya

penurunan kadar fibrinogen dan trombosit.

Pemeriksaan laboratorium khusus :

Prothrombine time

Partial thromboplastine time

Jumlah trombosit

Kadar fibrinogen

Kadar fibrinogen degradation product

Pemeriksaan ultrasonografi tak memberikan banyak manfaat oleh karena pada sebagian

besar kasus tak mampu memperlihatkan adanya hematoma retroplasenta

Gambaran klinik penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan berat ringannya atau

luas permukaan maternal plasenta yang terlepas. Belum ada uji coba yang khas untuk

menentukan diagnosisnya. Gejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah

terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina (80% kasus), rasa nyeri

perut dan uterus tegang teru-menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah penderita

bahkan tidak menunjukkan tanda dan gejala klasik, gejala yang lahir mirip tanda persalinan

premature saja. Oleh sebab itu, kewaspadaan atau kecurigaan yang tinggi diperlukan dari

pihak pemeriksa.

S O L U S I O P L A S E N T A | 9

Page 10: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Solusio Plasenta Ringan

Kurang lebih 30% penderita solusio plasenta ringan tidak atau sedikit sekali melahirkan

gejala. Pada keadaan yang sangat ringan tidak ada gejala kecuali hematom yang berukuran

beberapa cm terdapat pada permukaan maternal plasenta. Ini dapat diketahui secara

retrospektif pada inspeksi plasenta setelah partus. Rasa nyeri pada perut masih ringan dan

darah yang keluar masih sedikit sehingga belum keluar melalui vagina. Nyeri yang belum

terasa menyulitkan membedakannya dengan plasenta previa kecuali darah yang keluar

berwarna merah segar pada plasenta previa. Tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu

ataupun janin masih baik. Pada inspeksi dan auskultasi tidak dijumpai kelainan kecuali pada

palpasi sedikit terasa nyeri local pada tempat terbentuk hematom dan perut sedikit tegang

tapi bagian-bagian janin masih dapat dikenal. Pada fibrinogen darah dalam batas-batas

normal yaitu 350 mg%. walaupun belum memerlukan intervensi segera, keadaan yang

ringan ini perlu di monitor terus sebagai upaya mendeteksi keadaan bertambah berat.

Pemeriksaan ultrasonografi berguna untuk menyingkirkan plasenta previa dan mungkin bias

mendeteksi luasnya solusio terutama pada solusio sedang atau berat.

Solusio Plasenta Sedang

Gejal-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti rasa nyeri pada perut yang terus menerus,

denyut jantung janin biasanya telah menunjukkan gawat janin, perdarahan yang tampak

keluar lebih banyak, takikardia, hipotensi, kulit dingin dan keringatan, oliguria mulai ada,

kadar fibrinogen berkurang antara 150 sampai 250n mg/100 ml, dan mungkin kelainan

pembekuan darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada. Rasa nyeri dan tegang perut

jelas sehingga palpasi bagian-bagian anak sukar. Rasa nyeri datangnya akut kemudian

menetap tidak bersifat hilang timbul seperti pada his yang normal. Perdarahan pervaginam

jelas berwarna kehitaman, penderita pucat karena mulai ada syok sehingga keirngat dingin.

Keadaan janin biasanya sudah gawat. Pada stadium ini bias jadi telah timbul his dan

persalinan telah mulai. Pada pemantauan keadaan janin dengan kardiotokografi bias jadi

telah ada deselerasi lambat. Perlu dilakukan tes gangguan pembekuan darah. Bila terminasi

persalinan terlambat atau fasilitas perawatan intensif neonates tidak memadai, kematian

perinatal dapat dipastikan terjadi.

S O L U S I O P L A S E N T A | 10

Page 11: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Solusio Plasenta Berat

Perlu sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan (defance musculaire) disertai

perdarahan yang berwarna hitam. Oleh karena itu dipalpasi bagian-bagian janin tidak

mungkin lagi dilakukan. Fundus uteri lebih tinggi dari pada yang seharusnya oleh karena

telah terjadi penumpukan darah didalam Rahim pada kategori concealed hemorrhage. Jika

dalam masa observasi tinggi fundus ditambah lagi berarti perdarahan baru masih

berlangsung. Pada inspeksi Rahim terlihat bulat dan kulit diatasnya kencang dan berkilat.

Pada auskultasi denyut jantung janin tidfak terdengar lagi akibat gangguan anatomic dari

fungsi plasenta. Keadaan umum menjadi buruk disertai syok. Ada kalanya keadaan umum

ibu menjadi lebih buruk dibandingkan perdarahan yang tidak seberapa keluar dari vagina.

Hipofibrinogenemia dan oliguria boleh jadi bila ada sebagai akibat komplikasi pembekuan

darah intravascular yang luas (disseminated intravascular coagulation), dan gangguan fungsi

ginjal. Adar fibrinogen darah rendah yaitu kurang dari 150 mg% dan telah ada

trombositopenia.

PENATALAKSANAAN

A. Tindakan gawat darurat

Bila keadaan umum pasien menurun secara progresif atau separasi plasenta bertambah luas

yang manifestasinya adalah :

Perdarahan bertambah banyak

Uterus tegang dan atau fundus uteri semakin meninggi

Gawat janin

maka hal tersebut menunjukkan keadaan gawat-darurat dan tindakan yang harus segera

diambil adalah memasang infus dan mempersiapkan tranfusi.

B. TERAPI EKSPEKTATIF

Pada umumnya bila berdasarkan gejala klinis sudah diduga adanya solusio plasenta maka

tidak pada tempatnya untuk melakukan satu tindakan ekspektatif.

C. PERSALINAN PERVAGINAM

Indikasi persalinan pervaginam adalah bila derajat separasi tidak terlampau luas dan atau

kondisi ibu dan atau anak baik dan atau persalinan akan segera berakhir.

S O L U S I O P L A S E N T A | 11

Page 12: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Setelah diagnosa solusio plasenta ditegakkan maka segera lakukan amniotomi dengan

tujuan untuk :

1. Segera menurunkan tekanan intrauterin untuk menghentikan perdarahan dan

mencegah komplikasi lebih lanjut (masuknya thromboplastin kedalam

sirkukasi ibu yang menyebabkan DIC)

2. Merangsang persalinan ( pada janin imature, tindakan ini tak terbukti dapat

merangsang persalinan oleh karena amnion yang utuh lebih efektif dalam

membuka servik)

Induksi persalinan dengan infuse oksitosin dilakukan bila amniotomi tidak segera diikuti

dengan tanda-tanda persalinan.

D. SEKSIO SESAR

Indikasi seksio sesar dapat dilihat dari sisi ibu dan atau anak. Tindakan seksio sesar dipilih

bila persalinan diperkirakan tak akan berakhir dalam waktu singkat, misalnya kejadian

solusio plasenta ditegakkan pada nulipara dengan dilatasi 3 – 4 cm.

Atas indikasi ibu maka janin mati bukan kontraindikasi untuk melakukan tindakan seksio

sesar pada kasus solusio plasenta.

KOMPLIKASI

1. Koagulopati konsumtif

Koagulopati konsumtif dalam bidang obstetri terutama disebabkan oleh solusio

plasenta. Hipofibrinogenemia ( < 150 mg/dL plasma) yang disertai dengan

peningkatan kadar FDP dan penurunan berbagai faktor pembekuan darah terjadi

pada 30% penderita solusioplasenta berat yang disertai dengan kematian janin.

Mekanisme utama dalam kejadian ini adalah terjadinya koagulasi intravaskular

akibat masuknya “tromboplastin”yang berasal dari uterus kedalam darah dan

sebagian kecil merupakan akibat dari pembekuan darah retroplasenta.

Akibat penting dari terjadinya koagulasi intravaskular adalah aktivasi plasminogen

menjadi plasmin yang diperlukan untuk melakukan lisis mikroemboli dalam

mekanisme untuk menjaga keutuhan mikrosirkulasi.

S O L U S I O P L A S E N T A | 12

Page 13: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Hipofibrinogenemia berat tidak selalu bersamaan dengan trombositopenia,

trombositopenia umumnya baru terjadi setelah tranfusi darah yang berulang.

Hipofibrinogenemia jarang terjadi pada keadaan dimana solusio plasenta tidak

disertai dengan kematian janin intra uterin.

2. Gagal ginjal

Gagal ginjal akut sering terlihat pada solusio plasenta berat dan sering disebabkan

oleh penanganan renjatan hipovolemia yang terlambat atau kurang memadai.

Drakeley dkk (2002) menunjukkan bahwa penelitian terhadap 72 orang wanita

dengan gagal ginjal akut, 32 kasus disebabkan oleh solusio plasenta

Gangguan perfusi renal yang berat disebabkan oleh perdarahan masif.

75% kasus gagal ginjal akut akibat nekrosis tubuler akutbersifat tidak permanen

Lindheimer dkk (2000) nekrosis kortikal akut dalam kehamilan selalu disebabkan

oleh solsuio plasenta.

3. Uterus couvelaire

Ekstravasasi darah kedalam miometrium menyebabkan apopleksia uterus yang

disebut sebagai uterus couvelair.

Ekstravasasi dapat terlihat pada pangkal tuba, ligamentum latum atau ovarium.

Jarang menyebabkan gangguan kontraksi uterus, jadi bukan merupakan indikasi

untuk melakukan histerektomi.

Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta yang terus berlangsung

sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu seperti anemia, syok hipovolemik ,

insufisiensi fungsi plasenta, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal mendadak, dan uterus

Couvelaire disamping komplikasi sindroma insufisiensi fungsi plasenta pada janin berupa

angka kematian perinatal yang tinggi. Sindroma Sheehan terdapat pada beberapa penderita

yang terhindar dari kematian setelah menderita syok yang berlangsung lama yang

menyebabkan iskemia dan nekrosis adenohipofisis sebagai akibat solusio plasenta.

S O L U S I O P L A S E N T A | 13

Page 14: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

PROGNOSIS

Mortalitas maternal 0.5 – 5% dan sebagian besar disebabkan gagal ginjal atau gagal

kardiovaskular. Pada solusio plasenta berat, mortalitas janin mencapai 50 – 80%

Janin yang dilahirkan memiliki morbiditas tinggi yang disebabkan oleh hipoksia intra uterin,

trauma persalinan dan akibat prematuritas.

Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi

janin jika dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio plasenta ringan masih mempunyai

prognosis yang baik bagi ibu dan janin karena tidak ada kematian dan merbiditasnya rendah.

Solusio plasenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk terutama terhadap ibu

lebih-lebih terhadap janinnya. Umumnya pada keadaan yang demikian janin telah mati dan

mortalitas maternal meningkat akibat salah satu komplikasi. Pada solusio plasenta sedang

dan berat prognosisnya juga bergantung pada kecepatan dan ketepatan bantuan medic

yang diperoleh pasien. Transfuse darah yang banyak dengan segera dan terminasi

kehamilan tepat waktu sangat menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal dan

perinatal.

S O L U S I O P L A S E N T A | 14

Page 15: Referat Solusio Plasenta Print

S T A S E O B G Y N R S I J S U K A P U R A

Rujukan :

1. Chang YL, Chang SD, Cheng PJ: Perinatal outcome in patiets with abruption plcenta

with and without antepartum hemorrhage. Int J Gynaecol Obstet75;193,2001

2. Clark SL. Placentae previa and abruptio placentae. In: Creasy RK, Resnik R,

eds.Maternal Fetal Medicine. 5th ed. Philadelphia, Pa: WB Saunders; 2004:715.

3. Cunningham FG et al : Obstetrical Hemorrhage in “ Williams Obstetrics” , 22nd ed,

McGraw-Hill, 2005

4. DeCherney AH. Nathan L : Third Trimester Bleeding in Current Obstetrics and

Gynecologic Diagnosis and Treatment , McGraw Hill Companies, 2003

5. Furushashi M, Kuraochi O, Suganuma N: Pregnancy following placental abruption.

Arch Gynecol Obstet 267:11, 2002

6. Oyelese Y, Ananth CV. Placental abruption. Obstet Gynecol. Oct 2006;108(4):1005-

16

7. Shad H Deering, MD, Abruptio

Placentae .http://emedicine.medscape.com/article/252810-overview Dec 22, 2008,

retrieved September 24, 2009

8. Usui R, Matsubara S, Ohkuchi A, et al. (2007). "Fetal heart rate pattern reflecting the

severity of placental abruption". Archives of Gynecology and Obstetrics 277:

249.doi:10.1007/s00404-007-0471-9. PMID 17896112.

S O L U S I O P L A S E N T A | 15