Draft Referat Herna Print

47
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Definisi Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam- macam sesuai dengan jenis sel yang terkena (Anonim,2006) Epidemiologi Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita (1). Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma sel basal (basalioma), 1

Transcript of Draft Referat Herna Print

Page 1: Draft Referat Herna Print

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Definisi

Tumor ganas kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan

sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu

menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka

kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena

(Anonim,2006)

Epidemiologi

Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya

terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian,

mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal

tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan)

cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit

dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena

selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat

berakibat fatal bagi penderita(1).

Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinoma

sel basal (basalioma), karsinoma sel squamosa, yang tergolong non melanoma dan

melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar

800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kanser sel

basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun.

Melanoma adalah yang paling jarang dijumpai tetapi menyebabkan paling banyak

kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000 orang menghidapi melanoma setiap tahun

dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap tahun(3).

1

Page 2: Draft Referat Herna Print

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Embriologi Kulit (4)

Kulit memiliki asal ganda:

(a) lapisan superfisial (epidermis), terbentuk dari permukaan ektoderm.

(b) lapisan dalam (dermis), berasal dari mesenkim di bawahnya.

A. Epidermis

Pada awalnya, mudigah diilapisi oleh satu lapisan sel ektoderm (Gambar

20.1A). Pada awal bulan kedua, epitel ini membelah dan terbentuk suatu lapisan

Sel gepeng, periderm atau epitrikium, di permukaannya (Gambar 20.1B). Pada

proliferasi sel selanjutnya di lapisan basal, terbentuklah zona ketiga (zona

intermediat) (Gambar 20.1C). Akhirnya, pada akhir bulan keempat, epidermis

memperoleh susunan definitifnya, dan dapat dikenali empat lapisan (Gambar

20.1D)

1. Stratum basale atau stratum germinativum, berperan dalam menghasiikan

sel sel baru. Lapisan ini kemudian membentuk bubungan dan cekungan yang

tercermin di permukaan kulit sebagai sidik jari.

2. Stratum spinosum yang tebal terdiri dari sel-sel polihedral besar yang

mengandung tonofibril halus.

3. Stratum granulosum mengandung granula keratohialin kecil di sel-selnya.

2

Page 3: Draft Referat Herna Print

4. Stratum korneum (lapisan tanduk) yang membentuk permukaan mirip sisik keras

pada epidermis, disusun oleh sel-sel mati yang terkemas rapat dan mengandung

keratin. Sel-sel periderrn biasanya dilepaskan sewaktu paruh kedua kehidupan

intra-uterus dan dapat ditemukan di dalam cairan amnion. Selama 3 bulan pertama

perkembangan, epidermis diinvasi oleh sel-sel yang berasal dari krista neuralis. Sel-

sel ini mensintesis pigmen melanin dalam melanosom. Setelah terkumpul,

melanosom di angkut melalui prosesus dendritik melanosit dan dipindahkan

interseluler ke keratinosit kulit dan tunas rambut. Dengan cara ini, kulit dan

rambut memperoleh pigmentasinya.

B. Dermis

Dermis berasal dari mesoderm lempeng lateral dan dermatom dari somit.

Selama bulan ketiga dan keempat, jaringan ini, korium (Gambar 20. ID), membentuk

banyak struktur papilar ireguler, papila dermis yang menonjol ke atas ke dalam

epidermis Sebagian besar dari papila ini mengandung kapiler halus atau end organ

(ujung) saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam, subkorium, mengandung

banyak jaringan lemak.

Saat lahir, kulit dilapisi oleh pasta keputihan, verniks kaseosa; yang dibentuk

oleh sekresi kelenjar sebasea dan sel epidermis dan rambut yang meng-alami

degenerasi. Lapisan ini melindungi kulit dari efek maserasi cairan ketuban.

C. Rambut

Rambut muncul sebagai suatu proliferasi epidermis solid yang menembus

dermis di bawahnya (Gambar 20.3A). Di ujung terminalnya, tunas rambut

mengalami invaginasi. Invaginasi ini, papila rambut, cepat terisi oleh mesoderm

tempat terbentuknya pembuluh darah dan ujung saraf (Gambar 20.3-B,C).

Sel-sel di bagian tengah

tunas rambut segera berubah

bentuk menjadi seperti

gelendong dan mengalami

keratinisasi, membentuk batang

rambut, sementara sel di perifer

3

Page 4: Draft Referat Herna Print

berubah menjadi kuboid dan menghasilkan epitel selubung rambut (Gambar

20.3B,C).

Selubung akar dermis dibentuk oleh mesenkim sekitar. Di selubung akar

dermis biasanya melekat sebuah otot polos halus, juga berasal dari mesenkim.

Otot ini adalah m. arektor pili. Proliferasi sel epitel yang terus berlangsung di

dasar batang rambut mendorong rambut ke atas, dan pada akhir bulan ketiga rambut

pertama telah muncul di permukaan di sekitar alis dan bibir atas. Rambut pertama

yang muncul, rambut lanugo, rontok pada waktu lahir dan kemudian diganti oleh

rambut yang lebih kasar yang tumbuh dari folikel baru.

Dinding epitel folikel rambut biasanya memperlihatkan suatu tunas kecil yang

menembus mesoderm di sekitarnya (Gambar 20.3C). Sel-sel dari tunas ini

membentuk kelenjar sebasea. Sel-sel dari kelenjar mengalami degenerasi,

membentuk bahan mirip lemak yang disekresikan ke dalam folikel rambut, dan dari

sini bahan tersebut mencapai kulit.

D. Kelenjar mamaria

Tanda-tanda awal adanya kelenjar mamaria di-temukan dalam bentuk

penebalan memanjang epidermis,

garis mamaria atau mammary ridge.

Pada mudigah 7 minggu, garis ini

berjalan di kedua sisi tubuh dari

pangkal lengan hingga ke regio

tungkai (Gambar 20.4C). Meskipun

sebagian besar garis mamaria lenyap

segera setelah terbentuk, sebagian

kecil di daerah toraks menetap dan menembus mesenkim di bawahnya (lihat Gambar

20.4A). Di sinij garis tersebut membentuk 16 sampai 24 tunas yang selanjutnya

menghasilkan tunas-tunas solid kecil. Pada akhir kehidupan pranatal, tunas epitel

tersebut mengalami kanalisasi dan membentuk duktus laktiferus, dan tunas

membentuk duktus kecil dan alveolus kelenjar. Pada awalnya, duktus laktiferus

membuka ke suatu lubang epitel kecil (Gambar 20.4B). Segera setelah lahir, lubang

ini berubah menjadi putting payudara akibat proliferasi mesenkim di bawahnya.

4

Page 5: Draft Referat Herna Print

II.2 Anatomi Kulit

Pembagian kulit secara garus besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu:

1) Lapisan epidermis atau kutikel

2) Lapisan dermis (Korium, kutis vera, true skin)

3) Lapisan subkutis (hipodermis)

Tidak ada garis tengah yang memisahkan dermis dan subkutis, sub kutis ditandai

dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

A. Lapisan Epidermis atau Kutikel

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk (keratinosit), mengandung sel melanosit, Langerhans dan

merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada

telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan

kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu (6).

Lapisan epidermis terdiri atas 5 lapisan ( dari lapisan paling atas sampai yang

terdalam) 2 :

1) Stratum Korneum (Lapisan tanduk)

Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati,

tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).

2) Stratum Lusidum

Terdapat di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti

dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang di sebut eleidin. Lapisan

tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki (tidak tampak pada kulit

tipis).

3) Stratum Granulosum ( Lapisan keratohialin)

Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan

terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar terdiri atas keretohialin (granula

keratohialin). Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini dan tampak jelas di

telapak tangan dan kaki.

4) Stratum Spinosum (Stratum Malphigi / prickle cell layer)

Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-

5

Page 6: Draft Referat Herna Print

beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak

mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel in makin dekat ke

permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosum terdapat

jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril

atau keratin. Perlekatan antara jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat

kecil yang di sebut nodulus bizzozero. Diantara sel-sel spinosum terdapat pula sel

langerhans. Sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.

5) Stratum Basale

Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada

perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti palisade. Lapisan ini merupakan

lapisan epidermis yang paling bawah. Sel basal ini mengadakan mitosis dan

berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel, yaitu:

a. Sel-sel yang berbenuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan

besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.

b. Sel pembentuk melanin (Melanosit) atau clear cell merupakan sel-sel berwarna

muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butir pigmen

(melanosomes).

Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini

tergantung letak, usia dan faktor lain.

catatandiky.blogspot.com

B. Lapisan Dermis

6

Page 7: Draft Referat Herna Print

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai

“True Skin”. Lapisan dermis ini paling tebal dapat dijumpai di punggung dan paling

tipis pada palpebrae. Hubungan antara dermis dan epidermis ini tidaklah sebagai bidang

yang rata, tetapi berbentuk gelombang. Bagian dermis yang menonjol ke dalam

epidermis dinamakan papilla, sedangkan bagian epidermis yang menonjol ke dermis

disebut rete ridge. Papila ini pada telapak tangan dan jari-jari terutama tersusun linier

yang memberi gambaran kulit yang berbeda-beda sebagai dermatoglyphic (sidik jari).

Bagian dermis papiler ini tebalnya sekitar seperlima dari tebal dermis total. Bagian

bawah dari dermis papiler ini dinamakan dermis retikuler yang mengandung vasa darah

dan lymphe, serabut syaraf, adnexa dan lainnya(7).

Dermis ini tersusun dari beberapa unsure atau organ yang meliputi: unsure

seluler, unsure fibrous, substansi dasar, pembuluh darah dan limphe, system saraf.

1. Unsur seluler lebih banyak didapatkan pada stratum papillaris yang terdiri dari:

a) fibroblast: merupakan sel pembentuk unsur untuk fibrous dan substansi

dasarnya

b) Sel mast : merupakan sel pembentuk dan penyimpanan histamine dan

histamine like substance yang berperan dalam anafilaksis.

c) Makrofag : merupakan sel fagosit yang berfungsi memfagosit bahan-bahan

asing fan mikroorganisme.

d) Leukosit : Banyak dijumpai pada proses-proses peradangan yang dapat

berupa mononuclear ataupun granulosit.

2. Unsur fibrous lebih padat pada stratum retikularis dibandingkan pada stratum

papilaris. Unsur fibrous terdiri dari :

a) Kolagen : merupakan 70% dari berat kering seluruh jaringan ikat, serabut

ini terbentuk oleh fibroblast, tersusun atas fibrin dari rantai polypeptide.

Serabut ini bertanggung jawab pada ketegangan kulit merupakan unsure

pembentuk garis langer (cleavage line)

b) Elastin : Hanya 2 % dari berat kering jaringan ikat. Serabut elastin, ini juga

dibentuk oleh fibroblast tetapi susunannya lebih halus disbandingkan

dengan kolagen. Serabut elastin ini bertanggung jawab atas elastisitas kulit.

c) Retikulin : Merupakan serabut kolagen yang masih muda dan hanyalah

dapat dilihat dengan pewarna khusus.

7

Page 8: Draft Referat Herna Print

3. Substansi dasar, tersusun dari bahan mukopolisakaris (asam hialuronat dan

dermatan sulfat), yang juga dibentuk oleh fibroblast. Substansi dasar hanya

merupakan 0,1% dari berat kering jaringan ikat, tetapi substansi dasar ini

mampu menahan sejumlah air, sehingga akan menempati ruang terbesar dari

dermis.

4. Pembuluh darah dan limfe :

Pada kulit yang masih normal, darah yang sampai pada kulit merupakan 10%

dari seluruh peredaran darah dalam tubuh. Pembuluh darah di dalam kulit terdiri

dari 2 plexus yaitu :

a) Plexus superficialis : terdapat pada bagian atas dermis dan tersusun sejajar

dengan epidermis. Plexus superficialis ini terdiri dari atas kepiler-kapiler,

endarteriole dan venulae yang member makan ke papilla.

b) Plexus profunda : Terdapat pada bagian bawah dermis atau dekat subcutis

dan terutama terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang lebih besar dari

pada plexus superficialis.

Sistem saraf

Kulit diinervasi oleh kira-kira 1.000.000 serabut saraf aferen. Sebagian besar

terdapat pada wajah dan ekstremitas, sedangkan pada punggung relative sedikit. Serabut

saraf ini mempunyai akson dengan badan sel yang berada pada dorsal root ganglia .

Serabut saraf ini masuk kulit melalui lapisan lemak subkutan, kemudian masing-masing

terbagi dua yaitu serabut saraf bermyelin dan serabut saraf tidak bermyelin. Serabut

saraf bermyelin berjalan horizontal membentuk anyaman dengan serabut yang sama,

kemudian naik ascenden bersama pembuluh darah dan menginervasi dermis bagian

superficial. Dalam perjalanan selanjutnya serabut ini dibungkus oleh sel Schwann dan

sebagian tidak bermyelin. Sebagian berakhir di dermis, beberapa melakukan penetrasi

membrane basalis tetapi tidak jauh melanjut ke epidermis.

Ada 3 macam serabut saraf yag terdapat pada kulit, yaitu :

1. Serabut adrenergic : berfungsi untuk menginervasi pembuluh darah (untuk

vasokonstriksi pembuluh darah, m erector papilare (untuk kontraksi otot tersebut),

dan kelenjar apokrin (untuk pengatur sekresi kelenjar apokrin.

2. Serabut kolinergik : berfungsi menginervasi kelenjar ekrin.

8

Page 9: Draft Referat Herna Print

3. Serabut sensorik : berfungsi untuk menerima rangsangan dari luar tubuh. Ada

beberapa akhiran serabut saraf sensorik, yaitu :

1) Korpuskulum Meisnerri

Berfungsi menerima rangsangan sentuhan dan tekanan ringan. Terdapat pada papilla

dermis dan paling banyak dapat dijumpai pada telapak tangan dan kaki.

2) Korpuskulum Paccini

Berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam dan terdapat pada dermis bagian

dalam terutama pada bagian-bagian badan yang sering menahan beban berat.

3) Akhiran serabut saraf bebas

Berfungsi untuk menerima rangsangan panas, dingin, nyeri, gatal. Akhiran saraf bebas

ini terdapat terutama pada papilla dermis dan sekitar folikel rambut.

Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis.

Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri dari 4

komponen yaitu : membrane sel dari sel basal dengan hemidesmosom, celah

intermembranous, lamina basalis, komponen fibrous dermis yang dapat dilihat dengan

mikroskop biasa dengan pewarna khusus menggunakan PAS. Zone membrane basalis

ini merupakan filter semipermeable yang memungkinkan pertukaran sel dn cairan antara

dermis dan epidermis2.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi,

menahan shearing forces dan respon inflamasi6.

C. Lapisan Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan

lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar

dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di

tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk

regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,

cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber(6).

Vaskularisasi Kulit

9

Page 10: Draft Referat Herna Print

Arteri yang

memberi

nutrisi pada

kulit

membentuk

pleksus

terletak

antara

lapisan

papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara

dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil

meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla

dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri

asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis

tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat

nutrient dari dermis melalui membran

epidermis(6).

II.3 Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier

infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,

trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.

Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang

raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari.

Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.

Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses

keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal.

Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila

temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan

mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal

10

Page 11: Draft Referat Herna Print

kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun,

pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas(6)

II.4. Klasifikasi Tumor Ganas Kulit

Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan adalah :

1. Karsinoma Sel Basal

2. Karsinoma Sel Skuamosa

3. Tumor Maligna (Melanoma Maligna)

1. KARSINOMA SEL BASAL

Defenisi

Karsinoma Sel Basal (KSB) adalah neoplasma ganas dari sel epitelial yang lebih

mirip set germmatif folikel rambut dibandingkan dengan lapisan sel basal epidermis.

KSB merupakan tumor fibroepitelial yang terdiri alas komponen stroma interdependen

(jaringan fibrosa) dan epitelial. Sel tumornya berasal dari primordial pluropofensial di

lapisan sel basal, dan dapat juga dari selubung akar luar folikel rambut atau kelenjar

sebasea atau adneksa kulit lain.5

Nama lain dari Karsinoma Sel Basal mi adalah Basalioma, Basal Sel l-pitellioma.

ulkus rodens. ulkus Jacob, tumor komprecher, basal sel karsinoma.

Epidemiologi

Pertama sekali yang melaporkan Karsinoma Sel Basal ini adalah Jacob pada tahun

1827 yang meruapakan suatu sel invasi dan metastase yang lambat, serta jarang

menimbulkan kematian.5 Karsinoma Sel Basal ini lebih sering dijumpai pada orang kulit

putih dari pada orang yang kulit berwarna, dan pengaruh sinar matahari sangat berperan

dalam perkembangan Karsinoma Sel Basal. Pria lebih banyak dari pada wanita dan

umumnya di atas 40 tahun. Lebih dari 80% berlokasi di kepala dan leher, 30% di

hidung.

Menurut penelitian Tjarta di Indonesia peringkat kanker kulit adalah :

1. Karsinoma Sel Basal 36,67%

2. Karsinoma Sel Skuamosa 11,4%

11

Page 12: Draft Referat Herna Print

3. Melanoma Maligna 0,59%

4. Tumor ganas adneksa kulit dan tumor ganas kulit lainnya

Faktor predisposisi dari Karsinoma Sel Basal

1. Faktor internal : umur, ras, jenis kelamin, dan genetik

2. Faktor external

1. Sinar UV (UVB 290 -320 um)

2. Trauma pada kulit sepeni bekas vaksinasi , luka bakar

3. Zat-zat kimia hidrokarbon polisiklik

4. Radiasi lonisasi

5. Arsen organic

Patogenesis

Patogenesis Karsinoma sel Basal didahului dengan kolagen yang sering dijumpai

pada kulit yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga

nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu

kelainan kulit.8 Melanin berfungsi sebagai energi amorf yang dapat menyerap energi dan

menghilangkannya dalam bentuk panas Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak

dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjulnya menjadi sel kanker.

Manifestasi klinik

Predileksinya terutama pada wajah (pipi. dahi, hidung, lipat, nasolabial, daerah

periorbital), leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, langan, badan,

tungkai, kaki, dan kulit kelapa. Tumor ini tumbuh lambat dan jarang metastasis jauh,

namun cenderung invasif lokal dan menyebabkan morbiditas yang hebat, rekurrensi

lokal dan destruksi jaringan. Metastasis dapat terjadi pada varian noduler yang disebut

karsinoma sel basal basaloskuamous.

Gambaran klinik KSB bervarisasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk

1. Nodulo-ulseratif, termasuk ulkus rodens

2. Berpigmen

12

Page 13: Draft Referat Herna Print

3. Morfea atau fibrosing atau sklerosing

4. Superficial

5. Fibroepitelioma

Tipe Nodulo Ulseratif

Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi

biasanya tampak sebagai lesi tunggal Paling sering

mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial. dahi,

dan tepi kelopak mata Pada awalnya lampak papul atau

nodul kecil, transparan seperti mutiara. berdiamater

kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Permukaannya

tampak mengkilat. sering dijumpai adanya teleangiektasia. dan kadang-kadang dengan

skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti

kulit normal sampai eritem yang pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat

bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi keras. Jika

terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (disebut ulkus rodem), dengan destruksi

jaringan di sekiranya

Tipe Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo

ulseratif Bedanya, pada jenis ini berwama coklat atau

hitam berbintik-bintik atau homogen yang secara Minis

dapat menyerupai melanoma.

http://courses.washington.edu/hubio567/melanoma/large/mel14.jpg

Tipe Morfea Fibrosing/Sklerosing

Biasanya terjadi pada kepala dan leher lesi tampak

sebagai plak sklerotik yang cekung. berwarna putih

kekuningan dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan perifer

diikuti oleh perluasan sklerosis ditengahnya.

13

Page 14: Draft Referat Herna Print

http://www.skincarephysicians.com/skincancernet/images/basal_13.jpg

Tipe Superfisial

Lesi biasanya multipel, mengenai badan Secara Minis

tampak sebagai plak transparan, eritematousa sampai berpigmen

terang, berbentuk oval sarnpai iregular dengan tepi berbatas legas

sedikit meninggi, seperti benang atau kawat. Biasanya

dihubungkan dengan digesti arsenik kronis.

http://www.skincarephysicians.com/skincancernet/images/basal_13.jpg

Tipe Fibroepitelial

Paling sering terjadi pada punggung bawah Secara klinis, lesi berupa papul kecil

yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek. dengan permukaan halus dengan warm

yang bervariasi.

Histopatologi

Lever membagi KSB dalam beberapa tipe histopalologi yang terdiri atas KSB

yang berdiferensiasi dan KSB tidak berdiferensiasi.

1. KSB berdiferensiasi

a. Jenis keratotik

Disebut juga tipe pilar oleh karena berdiferensiasi ke arah rambut Menunjukkan

sel-sel parakeratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma

agak eosinofilik dan dijumpai horncyst, selain sel-sel undiferentiated dengan

sitoplasma basofilik

b. Jenis kistik

Dijumpai adanya bagian-bagian kistik dibagian tengah massa tumor yang terjadi

akibat degenerasi sel-sel tumor atau defferensiasi sel-sel ke arah kelenjar.

c. Jenis adenoid

Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat Kadang-

kadang ditemukan lumen yang dikeilingi sel-sel bersekresi. Dalam lumen dapat

14

Page 15: Draft Referat Herna Print

ditemukan semacam bahan koloid atau massa amorf.

2. KSB tidak berdifferensiasi/ KSB solid

Merupakan gambaran histopatologik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau

sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid,

dengan inti basofilik yang bulal atau lonjong. sitoplasma sedikit, sel-sel pada tepi

massa tumor tersusun palisade.

Diagnosis

Keluhan umumnya adalah lesi seperti tahi lalat yang membesar, dapat pula

lesi tersebut berupa borok yang tidak sembuh. Gambaan klasik dikenal sebagai ulkus

rodent yaitu ulkus dengan tepi tidak rata, warna kehitaman dengan perifer tampak

hiperplasia (meninggi) dan di sentral ulkus. Bentuk tidak klasik bervariasi

tergantung tipe klinikkopatologinya. Pada awal ditemukan umumnya karsinoma sel

basal kecil, translusen atau seperti mutiara, tampak area yang menonjol dengan

adanya pembuluh darah yang dilatasi (telangiectasia). Pertumbuhannya lambat,

namun bila diabaikan dapat tumbuh ke lapisan kulit lebih dalam dan menyebabkan

kerusakan yang besar, khususnya karsinoma sel basal yang tumbuh pada daerah

sekitar mata, hidung, atau telinga.

Lesi basalioma umumnya berupa papul, nodul, translusen seperti mutiara,

ulkus (sering ditutupi krusta) dengan tepi meninggi, berwarna merah jambu atau

merah, telangiektasis dapat dijumpai (dengan bantuan loupe). Jenis pigmented dapat

berwarna coklat sampai biru atau hitam. Pada palpasi dapat teraba keras, padat dan

kistik. Bentuk biasanya bulat, oval, tengah melekuk (umbilicated). Hampir tidak

pernah didapat metastasis ke kelenjar getah bening regional. Diagnosis pasti

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.13

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan KSB bertujuan untuk mendapatkan kesembuhan dengan hasil

kosmetik yang baik serta hasil fungsional yang maksimal. Dalam menentukan cara

penatalaksanaan KSB, banyak hal yang harus diperhatikan, baik dari faktor tumornya

maupun pasiennya. Faktor tumor yang perlu diperhatikan adalah tipe tumor, ukuran

15

Page 16: Draft Referat Herna Print

lokasi, sifat penumbuhan dan apakah tumor primer atau rekurens. Sedangkan faktor

pasien yang perlu dipertimbangkan adalah usia, riwayat penyakit lain, faktor psikologis

dan riwayat pengobatan.

Secara garis besar penatalaksanaan KSB digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu

dengan pembedahan dan tanpa pembedahan Pembedahan dapat dilakukan dengan cara

eksisi dengan skapel, bedah mikrografik Mote, kuretase dan elektrodesikasi, bedah

beku, serta bedah laser Penatalaksanaan tanpa pembedahan dilakukan dengan cara

radioterapi, interferon intralesi, kemoterapi. pemberian retinoid dan foto dinamik.

Prognosis

Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan sekitar 95%

sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Pengobatan pada KSB rekuren lebih sulit

daripada KSB Primer, dan angka kekambuhan selelah dilakukan prosedur yang kedua

adalah tinggi.

16

Page 17: Draft Referat Herna Print

2. KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Definisi

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratosit epidermis,

yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari

kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor predisposisi karsinoma sel

skuamosa (KSS) antara lain radiasi sinar ultraviolet, bahan karsinogen. arsenic dan lain-

lain.9

Nama lain KSS adalah epitelioma sel skuamosa (Prickle), karsinoma sel prickle,

karsinoma epidermoid, pavement epithelioma, spinalioma, karsinoma Bowen dan

cormfied epithelioma. 2

Epidemiologi

KSS lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit berwarna dan

lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita, terutama pada usia 40-5- tahun.

Insiden KSS meninggi setting dengan bertambahnya usia 9

Etiologi

Seperti pada umumnya kanker yang lain, penyebab kanker kulit ini juga belum

diketahui secara pasti Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan

KSS pada kulit yaitu faktor sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu, radiasi kronis,

parut, virus.8

Peranan UV untuk terjadinya karsinoma sel skuamousa melalui berbagai

mekanisme. UV-B tampaknya mempengaruhi densitas dan kapabilitas sel-sel

Langerhans interleukin-2 (T helper 1 cytokine) dan Interferon. Penelitian telah

membuktikan bahwa sinar ultraviolet meng-introduksi mutasi dari p53 dengan

memproduksi dimer dari pyrimidine DNA oleh karena itu dapat dipertimbangkan

bahwa sinar ultra violet sebagai petanda pemicu mutasi.13

17

Page 18: Draft Referat Herna Print

Manefestasi Kllinik

KSS pada umunya sering terjadi pada usia 40-50 tahun dengan lokasi yang

tersering adalah pada daerah yang terbanyak terpapar sinar matahari seperti wajah,

telinga, bibir bawah, punggung, tangan dan tungkai bawah.

Secara klinis ada 2 bentuk KSS, y aitu

1. KSS in situ

Karsinoma sel skuamosa ini terbatas pada

epidermis dan terjadi pada berbagai lesi kulit

yang telah ada sebelumnya seperti solar

keratosis, kronis radiasi keratosis, hidrokarbon

keratosis, arsenikal keratosis. kornu kutanea.

penyakit bowen, dan entroplasia Queyrat KSS

in situ ini dapat menetap di epidermis dalam

jangka waktu lama dan tak dapat diprediksi. dapat menembus lapisan basal sampai

ke dermis dan selanjutnya bermetastase melalui saluran getah bening regional.

2. KSS invasif

KSS invasiv ini dapat berkembang dari

KSS in situ dan dapat juga dari kulit normal,

walaupun jararang KSS invasif yang dini

baik yang muncul pada karsinorna in situ, lesi

premaligna atau kulit normal, biasanya adalah

berupa nodul kecil dengan batas yang tidak

jelas, berwama sama dengan warna kulit atau

agak sedikit eritema Permukaannya mula-

mula lembut kemudian berkembang menjadi verukosa atau papilomatosa Ulserasi

biasanya timbul didekat pusat dari tumor, dapat terjadi cepat atau lambat, string

sebelum tumor berdiameter 1-2 cm. Permukaan tumor mungkin granular dan

mudah berdarah, sedangkan pinggir ulkus biasanya meninggi dan mengeras. Dapat

dijumpai krusta 8,10

18

Page 19: Draft Referat Herna Print

Stadium Klinik

Stadium klinik untuk karsinoma sel basal (basiloma) dan karsinoma sel

skuamous menggunakan standart TNM-AJCC (American Joint Commission on Cancer)

2002.

Stadium TNM T Tumor Primer

0 Tis.N0.M0 Tx = Tidak dapat dievaluasi

T0 = Tidak ditemukan

I T1.N0.M0 Tis = Kanker in situ

T1 = Tumor terbatas pada kulit, ≤2cm

II T2.N0.M0 T2 = Tumor terbatas pada mammae, 2-5cm.

T3.N0.M0 T3 = Tumor > 5cm

T4 = Invasi tumor dalam ke jaringan

dibawahnya

III T4.N0.M0. N Nodus Regional

TiapT.N1.M0 NX = Tidak dapat diperiksa

N0 = Tidak ada metastasis nodus regional

N1 = Ada nodus regional

IV TiapT.tiapN.M1 M Metastasis jauh

Mx = Tidak dapat diperiksa

M0 = Tidak ada metastasis jauh

M1 = Ada metastasis jauh

Histopatologis

Secara histopatologi KSS terdiri dari massa yang irreguler dari sel-sel epidermis

yang berproliferasi dan menginvasi ke dermis KSS yang berdiferensiasi baik

menunjukkan keratinisasi yang cepat dari lapisan sel skuamosa Sel-sel tumor tersusun

secara fokal dan konsentris disertai massa keratin, sehingga terbentuklah mutiara tanduk

19

Page 20: Draft Referat Herna Print

(hom pearls) yang khas pada KSS berdiferensiasi baik.

Pada KSS diferensiasi buruk menunjukkan keratinisasi yang terbatas atau kurang

sel-sel atipik dengan gambaran mitosis yang abnormal. Tidak dijumpai interseluler

bridge.

Diagnosis

Keluhan utamanya adalah lesi dikulit yang tumbuh menonjol, mudah berdarah,

bagian atasnya terdapat borok seperti bunga kol disertai bau yang khas. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan lesi yang tumbuh eksofitik, tumbuh progresif dan mudah

berdarah terkadang berupa ulkud dengan bau yang khas.

Karsinoma sel skuamous umumnya tumbuh pertama dalam bentuk bercak

keratotik dan selanjutnya menjadi nodul eritematos dengan ulkus yang meninggi,

dengan krusta yang berkeratin, bertanduk dengan tepi yang meninggi, basah, mudah

berdarah dan berbau khas. KSS sering berhubungan dengan ekstensi subkutaneus yang

dapat menyebabkan kerusakan lapisan dalam dermis, yang dapat berhubungan dengan

timbulnya rasa nyeri kerena invasi perineural. Secara klinis dicurigai karsinoma sel

skuamous bila terdapat lesi di kulit terutama pada kulit yang terpapar sinar matahari

atau trauma, betuk plaque, nodul, papula, tumor atau ulkus, mudah berdarah,

konsistensi padat, tumbuh ada yang eksofitik, endofitik, infltrat progresif dengan

cepat.13 Diagnosis pasti dengan pemeriksaan histopatologis. 4,8

Penatalaksanaan

Pengobatan KSS tergantung dan ukuran tumor, bentuk dan lokasi tumor, sifat

dasar dari kulit dimana tumor itu timbul, tipe. kedalaman jaringan yang diinvsi tumor

tersebut.

Pada karsinoma sel skuamous batas sayatan yang diajurkan adalah1-2 cm diluar

indurasi. Bila terdapat metastasis ke kelenjar getah bening regional, harus dilakukan

diseksi kelenjar getah bening yakni diseksi leher modifikasi, diseksi inguinal superfisial

atau diseksi aksila sampai level II. Khusus pada karsinoma sel skuamous yang

mengenai kulit leher dan kepala diseksi yang dianjurkan adalah classic radical neck

dissection oleh karena kanker ini sangat limfogenik dan infiltratif.

Penatalaksanaan menurut stadium, stadium I, II, dan III (dengan T4 N0 M0)

dilakukan eksisi luas dengan batas sayatan 1-2cm. Stadium III (dengan T1,2,3 N1 M0)

dilakukan eksisi luas dan diseksi kelenjar getah bening regional. Stadium IV hanya

20

Page 21: Draft Referat Herna Print

diberi terapi yang paliatif.

Radiasi primer diindikasikan pada kasus inoperable, kasus dengan toleransi operasi

yang buruk dan penderita menolak operasi. Radiasi adjuvant diberikan pada kondisi:

batas sayatan tidak bebas tumor, batas sayatan dekat tumor, terdapat kontaminasi

lapangan operasi oleh sel tumor dan radikalitas sayatan diragukan.

Radiasi untuk adjuvant lokoregional diberikan jika kelenjar getah bening

mengandung metastasis lebih dari satu, diameter kelenjar getah bening >3 cm, ada

pertumbuhan ekstra kapsul atau high grade malignancy. Radioterapi sebaiknya dihindari

pada pasien usia muda oleh karena adanya morbiditas kosmetik jangka panjang dan

beresiko untuk terjadinya karsinoma sel skuamous di area radiasi.

Kemoterapi primer diindikasikan pada kasus dengan metastasis jauh, inoperable

atau penderita yang gagal diterapi dengan pembedahan dan radioterapi. Kemoterapi

yang sering digunakan adalah cisplatin, 5-fluorouracil, bleomycin dan doxorubicin.

70%-80% dari semua KSS kulit rekurrent dalam 2 tahun pertama setelah operasi.

Oleh karena itu follow up ketat pada periode ini sangat krusial.

21

Page 22: Draft Referat Herna Print

3. TUMOR MALIGNA (Melanoma Maligna)

Definisi

Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sd melanosit dengan gambaran berupa

lesi kehitam-hitaman pada kulit Penyebabnya belum diketahui sering terjadi pada usia 30

sampai 60 tahua Frekwensi sama pada pria maupun wanita.8

Berbagai faktor yang diperkirakan sebagai faktor penting dalam mekanisme

karsinogenesis keganasan adalah sebagai berikut.

1. Faktor genetik

Adalah keluarga yang menderita keganasan ini meningkatkan risiko 200 kali

terjangkitnya Melanoma Maligna. Ditemukan Melanoma Maligna familial pada 8%

kasus baru Terjadinya Melanoma Maligna jug didihubungkan dengan teriadinya

keganasan lainnya misalnya retinoblastoma dan beberapa sindroma keganasan dalam

keluarga.

2. Melanocytic nevi

Keadaan ini dapat timbul berhubungan dengan kelainan genetik atau dengan

lingkungan tertentu. Jumlah nevi yang ditemukan berkaitan dengan jumlah paparan

sinar matahari pada masa kanak-kanak dan adanya defek genetik tertentu. Sejumlah

30-90% Melanoma Maligna terjadi dari nevi yang sudah ada sebelumnya.

3. Faktor biologik

Trauma yang berkepanjangan merupakan risiko terjadinya keganasan ini. misalnya

pada iritasi akibat ikat pinggang. Keadaan biologik lainnya yang mempengaruhi

adalah berkurangnya ketahanan imunologik. misalnya pada penderita pengangkatan

ginjal dan juga M. Hodgkin akan memngkatkan kejadian Melanoma Maligna.

Perubahan keadaan hormonal juga meningkatkan kejadian Melanoma Maligna dan

juga meningkalkan kekambuhan setelah pengobatan pada penderita Melanoma

Maligna

4. Faktor lingkungan

Paparan sinar UV dari matahari merupakan faktor penting yang dikaitkan dengan

22

Page 23: Draft Referat Herna Print

peningkatan terjadinya Melanoma Maligna, terutama bila terjadi sun burn yang

berulang pada orang yang berpigmen rendah

Gejala dan tanda-tanda spesifik ditemukan

pada Melanoma Maligna yang telah dikenal

secara luas. adalah sebagai beriku

(ABCDEF dari Melanoma Maligna)

A-Sy merry, yaitu bentuk rumor yang

tidak simetris

Border irregularity, yaitu garis batas

yang tidak teralur

Colour variation, dari yang tidak

berwarna sampai hitam pekat dalam satu

lesi.

Diameter tumor lebih besar dari 6mm

Evolution/change dari lesi dapat diperhatikan sendiri oleh penderita atau keluarga.

Funny looking lesions.http://www.metrohealth.org/images/Patient%20Services/Cancer%20Care%20Center/abcd_melanoma.jpg

Manefestasi Klinik

Terdapat 3 jenis Melanoma Maligna (Clark, 1967,1969 dan Me Govern, 1970)

dengan I jenis lambahan baru (Reed, 1976 dan Seiji, M, dkk . 1977). Keempat jenis

Melanoma Maligna tersebut terdiri atas:

1. Superficial spreading melanoma (SSM)

Merupakan jenis yang terbanyak dari

melanoma (70%) di Indonesia merupakan jenis

kedua terbanyak. Pada umumnya timbul dari

nervus atau pada kulil normal (de novo), Berupa

plak archiformis berukuran 0,5-3 cm dengan lepi

meninggi dan ireguler. Pada permukaamya

terdapat campuran dari bermacam-macam warna.

seperti coklat. abu-abu, biru. hitam dan sering kemerahan. Meluas secara radial Pada

umumnya tesi mempunyai ukuran 2 cm dalam waktu 1 tahun. untuk melanjutkan

tumbuh secara vertikal dan berkembang menjadi nodula biru kehitaman Dapal

23

Page 24: Draft Referat Herna Print

mengalami regresi sponian dengan meninggalkan bercak hipopigmentasi.

Predileksinya pada wanita dijumpai di tungkai bawah, sedangkan pada pria di badan

dan leher.

Epidermis : - Melanosit berbenluk epiteloid, dapat tersusun sendiri-sendiri atau

berkelompok

- Pada umumnya sel-sel tersebut tidak menunjukkan bentuk yang

pleomorfik

Dermis : - Sarang-sarang tumor yang padat dengan melanosit berbentuk

epiteloid yang besar serta berkromatin atipik

- Di dalam sel-sel tersebut terdapat butir-butir melanin

- Kadang-kadang dapat ditemukan melanosit berbentuk kumparan

(spindle) dan sel-sel radang

2. Nodular Melanoma (NM)

Merupakan jeras melanoma kedua terbanyak

(15-30%) sifalnya Icbih agresif Di Indonesia mi

merupakan jenis yang lersering. Timbul pada kulit

normal (de novo) dan jarang dan suatu nevus

Berupa nodul berbentuk setengah bola (dome

shaped), atau polipoid dan eksofitik, berwarra

coklat kemerahana atau biru sampai kehitaman

Pertumbuhannya secara vertikal (invasif) Dapat mengalami ulserasi. perdarahan,

dan timbul lesi salelit Metastasis limfogen dan hemalogen, dapat timbul sejak awal

terutama dijumpai pada pria dengan prediteksi dipunggung. Perbandingan antara pria

dan Wanita 2:1.

Epidermis : - Melanosit berbentuk epiteloid dan kumparan atau campuran kedua

bentuk tersebul. dapat dilemukan pada daerah dermo-epidermal

Dermis : - Sejak semula sel-sel tersebut mempunyai kemampuan untuk

meluas secara vertikal. Menginvasi lapisan retikularisdermis,

pembuluh darah dan subkulis

3. Lentigo Maligna Melanoma (LML)

Merupakan kelaman yang jarang ditemukan (4-

10%).

24

Page 25: Draft Referat Herna Print

Pertumbuhan vertikal. sangat lambal dengan lokasi terbanyak di daerah muka

yang terpapar sinar matahari

Timbul dari hutchinaon’s freckle yang terdapat pada muka (pipi, pelipis) atau pada

bagian lain tubuh terutama daerah yang terkena sinar matahari Berupa makula

coklat sampai kehitaman, berukuran beberapa sentimeter dengan tepi tidak teratur.

Meluas secara lambat pada bagian tepi lesi (radial) Pada permukaan dapal dijumpai

adanya bercak-bercak yang berwama lebih gelap (hitam) atau biru, tersebar secara

tidak teratur Dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif dan

agak hiperkeratotik Terutama terdapat pada wanita usia lanjut Perbandingan antara

pria dan wanita 1: 2-3.

Epidermis : - Melanosit atifik sepanjang membrana basalts, berbentuk

pleomorfik dengan inti yang atipik. - Sel-sel yang sering dijumpai

berbentuk kumparan (spindleshaped melanocyl)

Dermis : - Intilirasi limfosit dan makrofage yang mengandung melanin.

- Kadang-kadang pada tempat tertentu ditemukan sarang-sarang

tumor.

4. Acral LeMiginous Melanoma (ALM)/Palmar-Plantar-Subungual Melanoma

(PPSM)

Pada umumnya timbul pada kulit normal (de novo).

Berupa nodul dengan wama yang bervariasi dan pada

permukaannya dapal timbul papula, nodul serta ulserasi.

Kadang-kadang lesinya tidak mengandung pigmen

(amelanotic melanoma).

Predileksinya : pada telapak kaki, tumit, telapak

tangan, dasar kuku, teruiama ibu jari kaki dan tangan http://homemoleremovalguide.com/wp-content/uploads/2010/06/superficial-spreading-melanoma1.jpg

Merupakan tipe yang banyak dijumpai pada orang negro dan bangsa lain yang

tinggal pada daerah tropik Di Afnka. plantar melanoma dijumpai pada 70% kasus.

Acral Lentinginous Melanoma (ALM) merupakan jenis yang lebih banyak

ditemukan pada penderita kulit berwarna (35-60%). Menyerupai gambaran Melanoma

Maligna, SSM. atau campuran keduanya

25

Page 26: Draft Referat Herna Print

Sistem Klinis

Pada Melanoma Maligna digunakan sistem klasifikasi klinik (stadium klinik) dan

klasifikasi histologik (tingkat invasi Clark & kedalaman Breslow)3,4,5,6,9,

Kegunaan atau kepentingan sistem klasifikasi tersebut, yaitu:

Untuk menentukan iindakan pengobatan.

Untuk menentukan prognosis.

Untuk membandingkan hasil pengobatan antara berbagai klinik

Klasifikasi Klinik

Sampai saat ini digunakan Stadium Klinik (dengan beberapa modifikasi)

sebagai klasifikasi standar Melanoma Maligna, terdiri atas 3 stadium6,8,11,12

Stadium I : Melanoma Maligna lokal tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar

limfe regional.

Termasuk stadium 1:

Melanoma primer yang belum diobati atau tdah dilakukan biopsi

eksisi.

Melanoma rekuren lokal yang berada dalam jarak 4 soitimeter dari

lesi primer

Melanoma primer multipel.

Stadium II : Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe

regional.

Termasuk Stadium II.

Melanomap rimer yang mengadakan metastasis secara simultan.

Melanoma primer yang terkortrol dan kemudian terjadi metastasis.

Melanoma rekuren lokal dengan metastasis.

Metastasis in-transit yang berada di luar jarak 4 sentimeter dari

lesi primer.

Melanoma primer yang tidak diketahui dengan metastasis

Stadium III : Melanomad iseminala, dimana sudah terjadi metastasis jauh.

Termasuk Stadium III

Bila sudah terjadi metastasis ke alat- alat dalam dan atau subkutan.

26

Page 27: Draft Referat Herna Print

Pada kira-kira 25-30% penderita Melanoma Maligna sudah menunjukkan adanya

metastasis ke kelenjar limfe regional, walaupun secara klinik belum teraba pembesaran

kelenjar limfe. Hal ini menerangkan bahwa untuk menentukan prognosis dan tindakan

pengobatannya tidak cukup hanya didasarkan pada klasifikasi Stadium Klinik saja,

tetapi perlu disertai dan ditentukan berdasarkan histologik.

Klasifikasi Histologik

Klasifikasi histologik didasarkan pada perangai biologik Melanoma Maligna.

Dikenal dua klasifikai histologik standar yang digunakan, yaitu .8,11,12

Klasifikasi lingkat invasi menurut Clark

Klasifikasi kedalaman menurut Breslow

Klasifikai Tingkat Invasi Menurut Clark

Clark (1969) membagi Melanoma Maligna menurut invasinya didalam kulit atas

lima tingkat8,11,12

Tingkat : Sel melanoma terletak di atas membrana basalis epidermis (melanoma in

situ : intraepidermal) Sangat jarang dan tidak membahayakan :

Tingkat II : Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan papilaris dermis (dermis

bagian superfisial).

Tingkat III : Invasi sel melanoma sampai dengan perbatasan antara lapisan papilaris

dan lapisan retikularis dermis Sel melanoma mengisi papila dermis.

Tingkat IV : Invasi sel melanoma sampai dengan lapisan retikularis dermis.

Tingkat V : Invasi sel melanoma sampai dengan janngan subkutan

27

Page 28: Draft Referat Herna Print

Klasifikasi kedalaman (ketebalan) tumor menurut Breslow

Breslow (1970) membagi Melanoma Maligna dalam tiga golongan2,4,5,6,9,

Golongan I : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor kurang dari 0,76 mm

Golongan II : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor antara 0,76mm - 1 ,5mm

Golongan III : Dengan kedalaman (ketebalan) tumor lebih dari 1.5 mm

Beberapa penulis mengemukakan vanasi sebagai berikut:

Kedalaman(ketebalan) tumor kurangdari 0,85 mm 4

Kedalaman (ketebalan) tumor antara 0.85 mm - 1,69 mm.

Kedalaman (ketebalan) tumor antara 1,70 mm- 3,64 mm.

Kedalaman (ketebalan) tumor lebih dari 3,65 mm.

Kedalaman (ketebalan) tumor menurut Breslow, diukur secara langsung

menggunakan mikrometer okuler (dinyatakan dalam NM) dan merupakan metode yang

objektif untuk menentukan prognosis. Sedangkan Tingkat Invasi menurut Clark

merupakan arah pengukuran ketebalan tumor secara tidak langsung. Hubungan antara

tingkat menurut Clark dan kedalaman (ketebalan) tumor menurut Breslow: Melanoma

Maligna dengan kedalaman sampai 0.65 mm menurut klasifikasi Breslow, sesuai

dengan Tingkat II menurut klasifikai Clark. Lesi Melanoma Maligna dengan

kedalaman 1,5 mm atau lebih menurut klasifikai Breslow, sesuai dengan tingkal IV dan

V menurut klasifikasi Clark Sedangkan kedalaman antara 0.65 mm dan 1,5 mm

menurut klasifikasi Clark.

Diagnosa ditegakkan dengan Biopsi dengan mengangkat semua pertumbuhan

yang mencurigakan. Apabila jaringan terlalu besar untuk diangkat. maka cukup

diangkat contoh jaringannya saja.

Penatalaksanaan meliputi:

A. Eksist bedah.

Dilakukan pada melanoma stadium I dan II Zitelli dkk Menyarankan untuk

mengambil sampai 1.5 cm diluar tepi lesinva, kecuali bila dilakukan Moh's

microsurgery. Pada melanoma yang terdapat pada kuku dianjurkan untuk

dilakukan amputasi pada seluruh jari yang terkena.

B. Elective Lymph Node Dessection( ELND)

Dilakukan pada melanoma stadium III, dimana telah terdapat metastase ke

28

Page 29: Draft Referat Herna Print

kelenjar lymph. Hal ini dibuktikan dengan terabanya pembesaran kelenjar lymph

ELND masih merupakan terapi yang kontroversial Cara yang lebih dianjurkan

adalah dengan intraoperative lymphatic mapping.

C. Interferon a-2b

Dapat digunakan sebagai terapi adjuvan pada melanoma yang berukuran lebih dari

4 mm (stadium V), tetapi harus dipertimbangkan tingkat toksisitasnya yang masih

tinggi. Tujuannya diharapkan dapat menghambat metastasis yang lebih jauh lagi.

D. Kemoterapi

Dikatakan tidak terlalu bermanfaat pada terapi melanoma Jenis kemoterapi yang

paling efektif adalah dacarbazine (DT1C-Dimethyl Triazone Imidazofe

Carboxamidc Decarb zine).

E. Kemoterapi Perfusi

Cara ini bertujuan untuk menciptakan suasana hipertermis dan oksigenasi pada

pembulun-pembuluh darah pada sel tumor dan membatasi distribusi kemotlerapi

dengan menggunakan torniquet

Cara ini diharapkan dapat menggantikan amputasi sebagai suatu terapi.

F. Terapi Radiasi

Digunakan hanya sebagai terapi simptomatis pada melanoma dengan metastasis ke

tulang dan susunan syaraf pusat (SSP). Meskipun demikian hasilnya tidak begitu

memuaskan.

Tanpa pengobatan, kebanyakan melanoma akan bermetastase dan

mengakibatkan kematian pasien. Saat ini, karena diagnosis klinik yang dim. lebih dari

80% melanoma diterapi dengan bedah eksis sederhana dan dengan edukasi yang lebih

baik mengenai tanda-tanda klinik melanoma, angka kesembuhannya menjadi 95%.

29

Page 30: Draft Referat Herna Print

BAB III

KESIMPULAN

1. Tumor ganas kulit adalah proses keganasan yang timbul dipermukaan kulit dan

berasal dari sel epitel, sel pluripotensial atau dari sel melanin di dalam kulit.

2. Menurut jenis sel yang berdiferensiasi, tumor ganas kulit diklasifikasikan

sebagai berikut: karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan

melanoma maligna (MM).

3. Menurut etiologinya, tumor ganas kulit dapat disebabkan oleh (1) faktor

ekstrinsik berupa paparan sinar ultraviolet, paparan sinar-X, pemakaian bahan

kimia dan adanya jaringan parut yang luas dan lama; (2) faktor intrinsik berupa

genetik, sistem imun yang rendah dan ras.

4. Karsinoma sel basal biasanya terdapat pada wajah dan leher dengan gejala klinis

berupa nodul ulseratif, berpigmen, morfea, superfisial dan fibroepitelioma.

Biasanya ditandai dengan tepi ulkus yang meninggi tanpa adanya metastasis

jauh.

5. Predileksi karsinoma sel skuamosa pada daerah kulit yang terpapar sinar

matahari dan pada membran mukosa dengan gambaran klinis berupa:

(1) nodul berwarna seperti kulit normal dengan permukaan halus tanpa krusta.

(2) nodul kemerahan dengan permukaan papilomatosa/verukosa yang

menyerupai bungan kol.

(3) ulkus dengan krusta pada permukaannya dengan tepi meninggi berwarna

kuning kemerahan.

6. Melanoma maligna paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari

tapi hampir separuhnya tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen, terdapat tanda-

tanda peradangan pada kulit sekitar tahi lalat, terjadi perubahan warna, ukuran,

bentuk/konsistensi serta mudah mengadakan metastase jauh.

7. Diagnosis tumor ganas kulit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan

pemeriksaan penunjang.

30

Page 31: Draft Referat Herna Print

8. Penanganan KSB dan KSS biasanya dengan mengangkat tumor, baik dengan

cara kuretase dan elektrodesikasi maupun memotongnya dengan pisau bedah.

Sedangkan penanganan MM prinsipnya adalah melakukan eksisi yang pada

awalnya dilakukan pengukuran ketebalan invasi terlebih dahulu dengan teknik

Breslow thickness.

9. Prognosa dari KSB adalah baik dengan angka kesembuhan skitar 95%

sedangkan pada KSS tergantung dari lokasi, ukuran, tingkat diferensiasi sel-sel

dan kedalaman perluasannya, dan pada MM prognosa ditentukan oleh sifat

tumor, stadium klinis, lokasi metastase dan faktor penderita.

31

Page 32: Draft Referat Herna Print

32