Presentasi Kasus Dermatitis Numularis
description
Transcript of Presentasi Kasus Dermatitis Numularis
PRESENTASI KASUSDERMATITIS NUMULARISReiva Wisdharilla MD
Samuel Raymond RW
Wahyu Permatasari
ILUSTRASI KASUS
•Tn. RP
Nama
•Laki-laki
Jenis kelamin
•Jakarta, 16 November 1994
TTL
•Belum kawin
Status
•Asrama Menteng
Alamat
•Indonesia
Bangsa
•Islam
Agama
•SMK
Pendidikan
•Siswa
Pekerjaan
ANAMNESIS (7 MEI 2013)
Bercak merah yang gatal pada kedua tungkai bawah sejak 1 tahun sebelum datang ke rumah sakit.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
2 tahun lalu bercak serupa
di kedua lengan atas
Kemerahan, kadang +
lenting berair, gatal, keluar
cairan bening digaruk berdarah
Keringat/stress gatal
bertambah
1 tahun lalu berobat ke dokter tablet putih yang disuruh dihabiskan + kompres , 1 bulan• Lengan atassembuh• Bercak di kaki sempat
kering kambuh lagi• Memakai obat Cina
gagal• Tidak ada riwayat
bengkak bila berdiri lama
Kontak bahan/wol
(-)
Mandi 3 x/hari, sabun Lifebuoy + Dettol, air dingin• Sebelumnya dulu
dari air pancuran yang tidak bersih
• Suka memakai ulang baju kotor
RPD
Alergi (+) udang + obat cacing tubuh kemerahan + gatal
Riwayat kaki bengkak jika berdiri lama (-)
Riwayat asma, sakit mata, sering batuk-pilek, sakit gigi(-)
2 tahun lalu (di asrama) skabies berulang
Hipertensi, diabetes mellitus (-)
RPK
Keluhan sama pada anggota keluarga (-)
Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, atopi di keluarga inti (-) keluarga besar (?)
KU: TTS, CM.
BP: 100/70 mmHg
HR: 88x/menit
RR: 16x/menit
Suhu: 360C
Gizi: Atletikus, BB 52 kg, TB 155 cm
Jantung: Kesan normal
Paru: Kesan normal
Abdomen: Kesan normal
Ekstremitas: Akral hangat, kulit kering edema -/-, deformitas -/-Lanjut ke status dermatologikus
KGB: Pembesaran (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gram•Ditemukan bakteri kokus gram positif
DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis nummularis
impetigenisata
DD
1. Dermatitis atopi
2. Psoriasis
3. Tinea korporis
TATALAKSANANon-
medikamentosa (umum):
• Jaga hygiene, mandi air bersih + sabun non-iritan
• Edukasi kekambuhan
• Mencegah kulit kering, trauma (e.g. tidak menggaruk), bahan iritatif
Medikamentosa:
• Kompres permanganas kalikus 1 : 10.000
• Triamsinolon krim 0,1 % pada lesi, 2 kali sehari
• Eritromisin 2 x 500 mg/hari POLoratadin 1 x 10 mg/hari PO
PROGNOSIS
Ad vitam• bonam
Ad sanationam• dubia ad
malam
Ad fungsionam• dubia ad
bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Dermatitis peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.
Dermatitis numularis suatu peradangan dengan lesi yang menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing).
Dermatitis numularis memiliki nama lain yakni, ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis.
DERMATITIS NUMULARIS
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
Dermatitis numularis banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Sering ditemukan pada usia dewasa dengan angka kejadian tertinggi pada usia antara 50 hingga 65 tahun.
Penyakit ini jarang terjadi pada bayi dan anak-anak, frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan umur.
EPIDEMIOLOGI
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
Pada sebagian besar kasus, penyebab dermatitis numularis belum diketahui.
Faktor Predisposisi: angka kejadian atopi dan level IgE Infeksi (Staphylokokkus dan mikrokokus) Tekanan emosional Trauma lokal seperti gigitan serangga Kontak dengan bahan kimia Musim dingin Kulit kering
ETIOLOGI
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2007.Adachi A, Horikawa T, Takashima T, Ichihashi M. Mercury-induced nummular dermatitis. J Am Acad Dermatol. Aug 2000;43(2 Pt 2):383-5.
Kulit yang kering fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal masuknya alergen peradangan pada kulit.
↑ usia ↑ sensitivitas terhadap bahan-bahan pencetus alergi
PATOFISIOLOGI
Miller JL. Nummular Dermatitis. Available at : http://www.emedicine.comAoyama H, Tanaka M, Hara M, Tabata N, Tagami H. Nummular eczema: An addition of senile xerosis and unique cutaneous reactivities to environmental aeroallergens. Dermatology. 1999;199(2):135-9.
Pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya berasal dari mast cell berinteraksi dengan neural C-fibers menimbulkan reaksi gatal.
Substansi P dan kalsitonin yang terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi menstimulasi pelepasan sitokin sehingga memicu timbulnya inflamasi
Mast cell pada dermis ↓ aktivitas enzim chymase ↓ penguraian neuropeptida dan protein ↓ kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.
Horsmanheimo L, Harvima IT, Jarvikallio A, Harvima RJ, Naukkarinen A, Horsmanheimo M. Mast cells are one major source of interleukin-4 in atopic dermatitis. Br J Dermatol. Sep 1994;131(3):348-53. Jarvikallio A, Naukkarinen A, Harvima IT, Aalto ML, Horsmanheimo M. Quantitative analysis of tryptase- and chymase-containing mast cells in atopic dermatitis and nummular eczema. Br J Dermatol. Jun 1997;136(6):871-7. Jarvikallio A, Harvima IT, Naukkarinen A. Mast cells, nerves and neuropeptides in atopic dermatitis and nummular eczema. Arch Dermatol Res. Apr 2003;295(1):2-7.
PATOFISIOLOGI
Timbul rasa sangat gatal Lesi kulit yang antara lain papul, vesikel, atau
plak: Bentuk numular (seperti koin). Terutama pada tangan dan kaki. Umumnya melebar dan menyebar. Lembab dengan permukaan yang keras.
Kulit bersisik atau ekskoriasi. Kulit yang kemerahan atau inflamasi. Lesi cenderung hilang timbul atau menetap
GEJALA KLINIS
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2007.
GEJALA KLINIS
Pemerikaan mikroskopis preparat dari kerokan lesi dengan KOH.
Biopsi kulit patch test
dan prick test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2007.
Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis. Distribusi lesi Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS
Dermatitis atopi Psoriasis Tinea Korporis
DIAGNOSIS BANDING
25
DERMATITIS ATOPI
Merupakan peradangan kulit yang kronis dan residif, disertai gatal, umumnya terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita.
Patch test dan prick test dapat positif
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
PSORIASIS
Psoriasis adalah penyakit autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas, dengan skuama yang kasar, berlapis, dan transparan.
Disertai fenomena tetesan lilin, auspitz, dan koebner.
Djuanda A. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
TINEA KORPORIS
Merupakan penyakit jamur yang menyerang kulit, yakni, pada jaringan yang mengandung zat tanduk, yang disebabkan oleh dermatofita. Dapat terlihat lesi pinggir aktif dan terdapat central healing.
Pada dermatitis numularis bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas dibandingkan tinea.
Dapat dicari hifa dari sediaan langsung untuk menegakkan diagnosis.
Budimulja U. Mikosis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
Menemukan penyebab atau faktor yang memprovokasi terjadinya dermatitis. Melindungi kulit dari trauma. Emollients
Pengobatan topikal: Obat Antiinflamasi (ter, glukokortikoid,
takrolimus, pimekrolimus)
Kompres Pengobatan Sistemik:
Antibiotik Antihistamin oral Steroid sistemik
PENATALAKSANAAN
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah baik dan dapat sembuh dengan pengobatan.
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan atau perjalanan penyakit dari dermatitis numular yang cenderung sering berulang.
Mencegah atau menghindari dari faktor-faktor predisposisi
22% sembuh, 25% pernah sembuh beberapa minggu hingga tahun, dan 53% tidak bebas lesi tanpa pengobatan.
PROGNOSIS
Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
PIODERMA
adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus, streptococcus, atau oleh kedua-duanya. Dapat juga disebabkan oleh kuman gram negatif.
Faktor predisposisi: Higiene yang kurang Menurunnya imunitas Adanya penyakit lain di kulit.
Klasifikasi: Pioderma primer Pioderma sekunder
Penyakit kulit yang disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata.
Djuanda A. Pioderma. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
PIODERMA
Pemeriksaan penunjang: Gram Kultur
Tatalaksana Non medikamentosa:
Menjaga higiene Mengatasi penyakit primer
Medikamentosa: Antibiotik sistemik maupun topikal. (penisilin,
klindamisin, eritromisin, atau sefalosporin.)
Djuanda A. Pioderma. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
AnamnesisKeluhan Utama: : berrcak merah yang terasa gatal
pada kedua tungkai bawah sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit.
Diagnosis banding:1. Dermatitis atopi2. Dermatitis numularis3. Dermatitis kontak iritan4. Dermatitis kontak alergi5. Dermatitis stasis6. Psoriasis7. Tinea Korporis8. Pioderma
STATUS DERMATOLOGIKUS
“Pada sepanjang regio tibialis bilateral tampak lesi sebagian eritematosa dan sebagian hiperpigmentasi, berukuran numular, berbentuk bulat hingga lonjong, dan berbatas tegas;
terdiri atas papul dan vesikel multipel berukuran milier yang berkonfluensi, di atasnya terdapat eksudasi (oozing) serta krusta, yang berwarna kuning kemerahan.”
Psoriasis Ditandai bercak-bercak
eritema, berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan.
Pada pasien, tidak ditemukan skuama tidak sesuai
Tinea Korporis Lesi bulat, lonjong, berbatas
tegas, eritema, dengan bagian tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda-tanda peradangan).
Tidak sesuai dengan lesi pasien
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan yang muncul 2 tahun lalu, di kedua tungkai dan lengan atas pasien. Bercak berwarna kemerahan, disertai lenting berisi air, dan terasa sangat gatal. Lesi juga sempat mengering kemudian timbul kembali.
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik: Polimorfik Gatal Lesi berbentuk koin Berbatas tegas Papulovesikel, mudah pecah,
basah,Hal ini sesuai dengan lesi
dermatitis numularis.
James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
Dermatitis Kontak Alergi dan Iritan
Pada tungkai kanan pasien, tidak didapatkan riwayat kontak: celana longgar, koas kaki (-), sale (-), dll
Riwayat mengoleskan obat cina, setelah lesi muncul, tidak bersesuaian waktu.
Diagnosis dapat disingkirkan.
Dermatitis Stasis Ekstremitas bawah
didapatkan akral hangat, tidak ada edema, dan tidak ditemukan pelebaran vena.
Dari anamnesis, diketahui pasien tidak mengalami kaki bengkak bila berdiri terlalu lama.
Berdasarkan hal tersebut, dermatitis stasis dapat disingkirkan.
Daili ESS, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia Sebuah Panduan Bergambar. Jakarta: Medical Multimedia Indonesia. 2005; 11=20
Dermatitis Atopi
Tidak Sesuaix Tidak ditemukan lesi pada daerah lipatan
kulit, ataupun tempat lain yang merupakan predileksi
x Pasien tidak memiliki riwayat asma ataupun sering batuk pilek (rinitis alergi). Pada keluarga inti tidak ada atopi
Sesuai Keluhan gatal meningkat saat malam hari
atau tidak ada aktivitas, serta saat mengalami stres
Kulit pasien tampak kering
Belum diketahui? Riwayat atopi pada keluarga besar
tidak diketahui
Diagnosis dermatitis atopi belum dapat disingkirkan.
Daili ESS, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia Sebuah Panduan Bergambar. Jakarta: Medical Multimedia Indonesia. 2005; 11=20
PIODERMA Penyakit kulit disebabkan Staphylococcus, dan/ Streptococcus
Riwayat higiene pasien yang kurang Keluhan gatal garuk risiko adanya infeksi sekunder. Terlihat krusta yang berwarna kekuningan
Perjalanan penyakit kronis pada pasien tidak sesuai dengan pioderma primer yang akut.
Pioderma sekunder dengan ada penyakit sebelumnya, pada pasien ini dermatitis numularis, mungkin terjadi.
Pewarnaan gram : bakteri kokus gram positif.Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang dapat ditegakan infeksi pioderma sekunder.
Djuanda A. Pioderma. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.
DIAGNOSIS
Dermatitis Numularis impetigenisata Dd/ Dermatitis Atopi
TERAPI
Nonmedikamentosa : Edukasi pasien mengenai penyakit pasien yang
memang berjalan kronis dan sering kambuh. Melindungi kulit dari trauma, misalnya tidak
menggaruk daerah lesi ataupun daerah sekitarnya yang masih sehat.
Menggunakan pelembab untuk mengurangi kekeringan pada kulit.
Menggunakan sabun yang mengandung pelembab.
TERAPI [2]
Medikamentosa berupa: Topikal: Kompres dengan permanganas kalikus 1 : 10.000. Triamsinolon krim 0,1 % pada lesi, 2 kali sehari
sebagai antiinflamasi.
Sistemik: Eritromisin 2 x 500 mg/hari. Antibiotik sistemik
diberikan berdasarkan pemeriksaan pewarnaan gram tampak bakteri kokus gram positif sehingga menunjang adanya infeksi bakterial sekunder.
Loratadin 1 x 10 mg/hari digunakan sebagai antipruritus.
TERIMA KASIH