Laporan Kasus Dermatitis Numularis

23
LAPORAN KASUS DERMATITIS NUMULARIS Oleh : Kezia Kartika Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari, Sp. KK PENDAHULUAN Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan kelembapan rendah. Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. 1 1

description

case coass

Transcript of Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Page 1: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

LAPORAN KASUS

DERMATITIS NUMULARIS

Oleh : Kezia Kartika

Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari, Sp. KK

PENDAHULUAN

Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau

agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah

pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga

adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis

dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan

kelembapan rendah.

Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi

akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara

berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang

logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat

mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga

terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.1

Di RSU Kardinah Tegal pada tahun 2013, jumlah pasien rawat jalan poli kulit

dan kelamin dari bulan Januari-September 2013 yang menderita dermatitis sebanyak

112 pasien, dengan dermatitis nipple sebanyak 3 pasien, akrodermatitis 49 pasien,

dermatitis statis 10 pasien, dermatitis infkesi 5 orang, dermatitis numularis sebanyak

228 orang, dermatitis kontak iritan kosmetik 39 pasien, dermatitis kontak iritan 136

pasien, dermatitis kontak alergi 196 pasien, dermatitis kontak alergi cat rambut 20

pasien, dermatiti kontak alergi kosmetik 37 pasien, dermatitis venerata 44 pasien,

dermatitis atopi sebanyak 361 pasien. Total semua pasien dermatitis adalah 1240

pasien.

1

Page 2: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. L

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 9 tahun

Alamat : Dinuk RT 01 RW 04 Kecamatan Kramat Kabupaten

Tegal.

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SD

Status Pernikahan : Belum menikah

Suku Bangsa : Jawa

II. ANAMNESIS

Heteroanamnesis dengan pasien sendiri dan ayah pasien dilakukan

pada hari Selasa, tanggal 21 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB di Poliklinik

Kulit dan Kelamin RSU Kardinah Tegal.

Keluhan Utama

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit

dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul

09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang

terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar yang

tidak juga sembuh kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit

dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul

09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang

terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar

kurang sejak 1 bulan.

Satu bulan yang lalu setelah pasien pulang bermain dari sawah, pasien

merasakan gatal di tungkai bawah kiri sisi luar. Selain gatal pasien juga

merasakan beruntus-beruntus yang berukuran lebih kecil dari ujung jarum

2

Page 3: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

pentul. Awalnya beruntus-beruntus padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk

karena gatal mengeluarkan air. Awalnya beruntus-beruntus di tungkai kiri

ukurannya hanya kecil, tetapi semakin lama semakin banyak dan meluas dan

menyatu menjadi sebuah bentuk bulat agak lonjong. Luka ini tidak sembuh

juga, malahan menjadi basah dan berair. Ayah pasien sudah pernah

memberikan obat salep untuk di oleskan di atas luka tetapi tidak sembuh juga.

Selain itu sejak 1 bulan yang lalu juga terdapat keluhan yang sama di

tungkai bawah kanan sisi luar, yaitu terasa gatal, terdapat beruntus-beruntus

yang berukuran lebih kecil dari ujung jarum pentul. Awalnya beruntus-

beruntus padat, tetapi lama-kelaman saat di garuk karena gatal mengeluarkan

air. Karena gatal pasien sering menggaruk dan berdarah. Beruntus-beruntus

juga meluas menjadi sebuah bentuk bulat, tetapi lebih kering pada bagian

tengah dibandingkan pinggirnya.

Sejak 2 minggu yang lalu, rasa gatal juga dirasakan di kedua lengan

pasien. Pada kedua lengan juga timbul beruntus-beruntus, tidak memerah dan

kulit sekitarnya teraba kasar. Ketika di perhatikan, tempat yang gatal tersebut

menjadi berwarna lebih putih dan membentuk bulatan yang lebih kecil dari

uang logam seratus rupiah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Menurut ayah pasien hal iini baru pertama kali di alami oleh pasien.

Selama ini pasien belum pernah mengalami sakit pada kulit.

Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut ayah pasien, dirumah tidak ada yang mengalami hal yang

sama dengan pasien. Baik ayah pasien, maupun ibu pasien tidak ada riwayat

asma, bersin-bersin di pagi hari, dan alergi lainnya baik makanan maupun

obat-obatan.

Riwaya Kebiasaan

Pasien mandi 2 kali sehari, memakai handuk sendiri, di lap sampai

kering, dan air di rumah menggunakan air sumur. Pasien saat ini sedang

menjalankan minggu ujian di sekolahnya dan tidak mengalami kesulitan.

Riwayat Lingkungan Rumah

Pasien tinggal di rumah dengan ayah, ibu, dan adiknya. Di dalam

rumah cahaya matahari dapat masuk, dan ventilasi udara baik.

3

Page 4: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : -

Nadi : 112 x/menit, regular

Suhu : afebris

Pernafasan : 20x/menit

Berat badan : 21 kg

Kesan gizi : Gizi baik

Kepala : Rambut hitam,tidak ada kelainan kulit kepala

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, alis

mata hitam.

Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit

Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit

Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada kelainan kulit

Thorax

Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris, tidak terdapat

kelainan kulit

Palpasi : Tidak dilakukan

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi

o Paru : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

o Jantung: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar, tidak terdapat kelainan kulit

Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi : Tidak dilakukan

Auskultasi : Tidak dilakukan

4

Page 5: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Genitalia : Tidak diperiksa

Ekstremitas atas : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, tidak

terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologis)

Ekstremitas bawah : Akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis,

terdapat kelainan kulit (sesuai status dermatologikus)

I. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : Tungkai bawah kiri (kruris sinistra)

Lesi : Multipel konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm,

berbatas tegas,

Efloresensi : Papul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta

Gambar 1. Kedua tungkai pasien

5

Page 6: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Gambar 2. Lesi kulit pada tungkai kiri

Gambar 3. Lesi kulit pada tungkai kiri

6

Page 7: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

II. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad regio : Tungkai bawah kanan (kruris dextra)

Lesi :Multipel,konfluens, bentuk bulat berbatas tegas,berukuran

diameter ±1,5 cm ,terdapat central healing (+)

Efloresensi : Makula eritema, papul, eksoriasi, krusta

Gambar 4. Tungkai bawah kanan sisi luar

7

Page 8: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Gambar 5. Lesi kulit pada tungkai bawah kanan sisi luar.

III. Status Dermatologikus

Distribusi : Regional

Ad Regio : Kedua lengan

Lesi : multipel, diskret, bentuk bulat sampai lonjong, ukuran

bervariasi dengan ukuran milier sampai numular.

Efloresensi : Makula,papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering

8

Page 9: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Gambar 6. Kedua Lengan

Gambar 7. Lesi pada kedua lengan

9

Page 10: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pada pasien ini.

V. RESUME

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun datang ke Poliklinik Kulit

dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 21 Oktober 2013 pukul

09.00 WIB dibawa ayahnya dengan keluhan beruntus-beruntus merah yang

terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kiri sisi luar

kurang sejak 1 bulan.

Pada anamnesis di dapatkan lesi kulit pada tungkai kiri sudah

berlangsung satu bulan di mulai dari papul yang eritema dan terasa gatal, yang

menjadi vesikel,kemudian di garuk mengeluarkan cairan. Papul yang tadinya

hanya sedikit menjadi semakin besar dan menjadi basah. Pada lesi kulit di

tungkai kanan berlangsung satu bulan dimulai dari papul yang eritema dan

terasa gatal yang menjadi vesikel di garuk, mengeluarkan cairan, tadinya papul

sedikit tetapi menjadi melebar berbentuk bulat. Lesi kulit ini kering. Pada

10

Page 11: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

kedua lengan lesi kulit dikeluhkan sejak 2 minggu yang lalu, dimana terasa

gatal, serta terdapat papul-papul dan terasa kering.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada tungkai kiri bawah distirbusi regional

Lesi multipel, konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas

tegas, efloresensi berupapapul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta.

Pada tungkai kanan bawah lesi yang konfluens, bentuk bulat berbatas tegas,

Berukuran diameter 1,5cm, terdapat central healing.

Pada kedua lengan, terdapat lesi multipel, diskret berbentuk bulat sampai

lonjong ukuran bervariasi dengan ukuran milier sampai numular, efloresensi

makula, papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering.

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis Numularis

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Atopik

Dermatomifotis

VII. DIAGNOSIS KERJA

Dermatitis Numularis

VIII. USULAN PEMERIKSAAN

Usulan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding :

1. Mikologi kerokan kulit pada tungkai bawah kanan, yaitu kerokan kulit dari

pinggir lesi di tambah larutah KOH 10%, kemudian dilihat di bawah

mikroskop.

2. Pemeriksaan Darah Laboratorium : Hitung jenis leukosit, Eosinofil darah

total, IgE darah.

3. Patch Test atau Prick Test.

IX. PENATALAKSANAAN

1. Non medikamentosa

11

Page 12: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Memberikan penjelasan pada orangtua pasien tentang penyakit yang

diderita dan pengobatannya.

Menyarankan orang tua untuk mandi dengan air dingin, sehingga kulit

pasien tidak terlalu kering

Memberikan edukasi mengenai cara kompres terbuka, yaitu kasa steril

dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%steril, kemudian diperas, sehingga

kasa tidak terlalu basah, kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi luka

di tungkai kiri bawah pasien, selama 10 menit. Diulangi sebanyak 10

kali. Dilakukan 2 kali, saat siang dan malam, dengan tujuan agar

lukanya kering. Hari kedua yaitu besok paginya, luka tidak perlu

dikompres lagi.

Pemakaian obat yang diberikan harus diberikan rutin sesuai aturan

agar mencapai penyembuhan maksimal

2. KHUSUS

Sistemik (oral) :

o Lameson tablet 4 mg ( Metylprednisolone) diminum 2 kali sehari 1

tablet selama 5 hari setelah makan.

Dosis : 0,5-1,7 mg/kgBB/hari dibagi per 12 jam. Pada anak ini dengan

berat badan 20 kg : 10mg-34 mg per hari.

o Chlorpheniramine maleat 4 mg diminum 2 kali sehari ½ tablet selama

5 hari.

Dosis : 2mg/ hari setiap 4-6 jam, dosis harian tidak melebihi 12 mg/

hari.

Topikal :

o Kompres terbuka menggunakan NaCl 0,9% dan kasa steril

sebanyak 2 kali pengulangan yaitu, siang hari dan malam hari

untuk hari ini saja. Besok pagi sudah tidak dikompres lagi. Satu

kompres dilakukan sebanyak 10 kali, dengan durasi 10 menit

setiap kalinya. Kasa steril dibasahi dengan larutan NaCl

0,9%steril, kemudian diperas, sehingga kasa tidak terlalu basah,

12

Page 13: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi luka di tungkai kiri

bawah pasien.

o Saat di poli telah dilakukan kompres 1 kali dan lesi kulit sudah

mulai mengering.

o Antibitoik (Fusidic Acid Krim 10 g) dan kortikosteroid

( Ikaderm(clobetasol propionate 0,05%) Krim 10 g )yang

dicampur menjadi satu tempat, dioleskan tipis-tipis pada kulit

yang gatal ( kedua tungkai bawah dan kedua lengan ) 2 kali

sehari, segera sehabis mandi.

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Ad bonam

Quo ad fungtionam : Ad bonam

Quo ad sanationam : Ad bonam

Quo ad kosmetikum : Ad bonam

13

Page 14: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

PEMBAHASAN

Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau agak

lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah

pecah sehingga basah. Etiologi dari dermatitis numularis belum diketahui, diduga

adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis

dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan

kelembapan rendah.

Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal, Lesi

akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara

berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang

logam, eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat

mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga

terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.

Diagnosis dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan lesi kulit pada tungkai kiri bawah

yang telah berlangsung selama 1 bulan, timbul setelah pasien pulang bermain dari

sawah. Dari sini kita melihat adanya faktor fisis atau kimiawi yang merupakan faktor

berperan pada dermatitis numularis 1,2 dimana mungkin pasien mendapat trauma fisis

atau kimiadengan tumbuhan-tumbuhan disawah atau benda lainnya. Dari awal lesi

yang terasa gatal (keluhan subjektif) berupa papul yang kemudian menjadi vesikel,

dan oleh karena garukan lesi menjadi berdarah dan berair (erosi-eksoriasi) yang

merupakan keluhan subjektif pasien. Lesi awalnya berbentuk bulat berukuran

lentikular, yang kemudian semakin membesar. Lesi kulit ini juga basah. Lesi

berbentuk bulat menggambarkan dermatitis numularis. Ini sesuai dengan perjalanan

dermatitis numularis.

Pada tungkai bawah kanan juga didapatkan keluhan yang serupa, tetapi

perbedaannya adalah lesi kulit tidak basah melainkan kering. Sedangkan pada kedua

lengan keluhan baru dirasakan kurang lebih 2 minggu yang lalu berupa rasa gatal dan

didapatkan bruntus-bruntus serta kulit terasa kering.

14

Page 15: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Pada pemeriksaan fisik pada status generalis semua dalam batas normal. Pada

status dermatologikus didapatkan tungkai kiri bawah distribusi regional. Lesi

multipel, konfluens, berbentuk bulat,ukuran diameter ±3cm, berbatas tegas,

efloresensi berupapapul-eritema, erosi-eksoriasi, basah, krusta. Pada tungkai kanan

bawah lesi yang konfluens, bentuk bulat berbatas tegas, Berukuran diameter 1,5cm,

terdapat central healing. Gambaran pada pemeriksaan sesuai dengan dermatitis

numularis serta terdapatnya karateristik dermatitis numularis yaitu lesi berbentuk

bulat dengan batas tegas.

Pada kedua lengan, terdapat lesi multipel, diskret berbentuk bulat sampai

lonjong ukuran bervariasi dengan ukuran milier sampai numular, efloresensi makula,

papul, hipopigmentasi, skuama halus, kering.

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang dikarenakan gold

standard dari dermatitis numularis adalah berdasarkan gejala klinis. Adapun usulan

pemeriksaan yang diajukan adalah untuk menyingkirkan diagnosis banding.

Tatalaksana yang diberikan dibagi menjadi 2 yaitu sistemik dan topikal. Pada

pengobatan sistemik diberikan kortikosteroid yang bertujuan menekan proses

inflamasi. Pada pasien ini diberikan adalah Lameson 4mg ( Metylprednisolone)

diminum 2 kali sehari 1 tablet selama 5 hari. Dosis : 0,5-1,7 mg/kgBB/hari dibagi per

12 jam. Pada anak ini denga berat badan 20 kg : 10mg-34 mg per hari. Sedangkan

untuk rasa gatal diberikan antihistamin generasi pertama yang memiliki efek sedatif

sehingga selain rasa gatal pasien juga mengantuk sehingga tidak menggaruk saat

tidur,diharapkan penyembuhan lesi lebih cepat. Pada pasien ini diberikan

Chlorpheniramine maleat 4 mg diminum 2 kali sehari ½ tablet selama 5 hari. Dosis :

2mg/ hari setiap 4-6 jam, dosis harian tidak melebihi 12 mg/ hari.

Untuk pengobatan topikal di bagi menjadi dua, yaitu untuk lesi yang basah

dan yang kering. Lesi yang basah pada tungkai kiri bawah diberikan kompres terbuka

dengan tujuang mengeringkan lesi serta mengankat debris-debris serta krusta.

Kompres terbuka menggunakan NaCl 0,9% dan kasa steril sebanyak 2 kali

pengulangan yaitu, siang hari dan malam hari untuk hari ini saja. Besok pagi sudah

tidak dikompres lagi. Satu kompres dilakukan sebanyak 10 kali, dengan durasi 10

menit setiap kalinya. Kasa steril dibasahi dengan larutan NaCl 0,9%steril, kemudian

diperas, sehingga kasa tidak terlalu basah, kemudian kasa 3 lapis di taruh menutupi

luka di tungkai kiri bawah pasien.

15

Page 16: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

Sedangkan untuk lesi yang kering diberikan campuran kortikosteroid dan

antibiotik. Dipilih antibiotik golongan baru yaitu fusidic acid yang bekerja dengan

mencegah translokasi ribosom pada bakteri. Sedangkan untuk kortikosteroid dipilih

golongan superpoten yaitu klobetasol proiponate 0,05%. Kedua krim ini dicampur

dalam satu tube, dioleskan 2 kali sehari tipis-tipis setelah mandi pada tempat yang

gatal, dengan tujuan setelah mandi adalah kulit masih lembap sehingga penyerapan

obat baik.

16

Page 17: Laporan Kasus Dermatitis Numularis

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi

keenam, cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p.148-50.

2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat dalam: Fitzpatrick’s Dermatology

in General Medicine 6th ed [ebook]. New York: McGraw-Hill; 2003. p.46-8.

3. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta:

EGC; 2002..

17